Daya Saing Produk Unggulan Dalam Pembangunan Ekonomi di Kutacane Aceh Tenggara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat multidimensional

yang melibatkan kepada perubahan besar baik

terhadap perubahan struktur

ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan,
menurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi
(Todaro, 2003: dalam Sirojuzilam, 2015).
Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanan
kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang
bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber
daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi
ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari
daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja

baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi (Purwati: 2001:9)
Salah satu pembahasan ini mengenai produk unggulan daerah yang
merupakan ciri khas daerah tersebut. Dalam arti yang lebih dalam suatu produk
yang merupakan pendorong angka PDRB yang nantinya merupakan indikator
kesejahteraan masyarakat daerah. Produk unggulan adalah produk yang potensial
dikembangkan pada suatu wilayah dengan memanfaatkan SDA dan SDM lokal
yang berorientasi pasar dan ramah lingkungan sehingga memiliki keunggulan
kompetitif dan siap menghadapi persaingan global (Kementerian Koperasi &
UKM), sedangkan menurut Soemarno (2011:38) dalam bahan kajian strategi

1

Universitas Sumatera Utara

pengembangan wilayah berbasis agribisnis memaparkan produk unggulan atau
komoditi unggulan itu merupakan hasil usaha masyarakat pedesaan dengan
kriteria:
1. Mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran (keunikan/ciri spesifik,
kualitas bagus, harga murah);
2. Memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang potensial dapat

dikembangkan;
3. Mempunyai nilai tambah tinggi bagi masyarakat perdesaan;
4. Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan
pendapatan dan kemampuan sumber daya manusia;
5. Layak didukung oleh modal bantuan atau kredit.
Setiap daerah menginginkan perekonomian yang maju untuk meningkatkan
pendapatan serta kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu sangat penting
dilakukan pembangunan ekonomi guna mencapai tujuan ter sebut. Pembangunan
ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, kesejahteraan
masyarakat serta sebagai landasan yang kuat untuk pembangunan selanjutnya.
Kegiatan stabilisasi perlu dilakukan agar pembangunan perekonomian suatu
daerah akan lebih meningkat (maju).
Pertumbuhan ekonomi memiliki peran penting, sehingga perlu adanya
perencanaan yang matang dalam meningkatkan kinerja dan otoritas pembangunan
serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan sehingga dapat tercapainya pembangunan yang
efisien dan efektif.

2


Universitas Sumatera Utara

Pembangunan

merupakan

proses

berkesinambungan

dengan

tujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan selalu menimbulkan
dampak positif dan negatif, oleh karena diperlukan suatu acuan untuk menilai
keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Pembangunan suatu wilayah dikatakan
berhasil bila pertumbuhan ekonomi suatu wilayah relatif tinggi, pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah akan berdampak terhadap wilayah lainnya yang memiliki
keterkaitan ekonomi wilayah tersebut.

Dalam hal ini pemerintah harus berperan aktif untuk melihat apa saja yang
dibutuhkan dalam menyusun kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut, serta
pemerintah juga dapat menjadi motivator bagi masyarakat agar mampu
memahami keuntungan dalam melaksanakan pembangunan karena akan
memberikan dampak positif baik untuk daerah mapun masyarakat setempat.
Provinsi Aceh memiliki sektor pertanian yang berperan penting dalam
pembangunan daerah, antara lain dalam meningkatkan pendapatan daerah, serta
berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi Aceh berdasarkan indikator
ketenagakerjaan. Hal ini dapat dijelaskan dari persentase penduduk yang berusia
15 tahun ke atas yang bekerja disektor pertanian mencapai 47,15% pada tahun
2014 (Kompasiana, 21 November 2014). Maka dari itu pemerintah harus lebih
memperhatikan sektor pertanian untuk kedepannya, menurut BPS tahun 2015
sektor pertanian dapat menyerap tenaga kerja paling besar di Aceh yaitu sebesar
44,09% dari jumlah angkatan kerja sebanyak 2.123.120 orang

3

Universitas Sumatera Utara


Peran sektor pertanian berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun
2013 yaitu sebesar 27,22% dari total PDRB dimana subsektor tanaman bahan
makanan merupakan kontributor utama di sektor tersebut. Dengan demikian
sektor pertanian begitu dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi Aceh. Laju
pertumbuhan sektor pertanian dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan tahun
2013 meningkat 3,26% dibandingkan tahun 2012 yang melambat dari laju
pertumbuhan pada tahun yang lalu.
Kutacane Aceh Tenggara ini yang masyarakatnya masih menggangtungkan
kehidupannya pada sektor pertanian yaitu sekitar 87,72%. Kegiatan pertanian
yang diusahakan masyarakat Aceh Tenggara meliputi bercocok tanam padi,
jagung, budidaya kakao, karet, perikanan, pertenakan, dan masih banyak usaha
tani yang lainnya. Pertumbuhan ekonomi kabupaten Aceh Tenggara semakin
tahun semakin membaik di tahun 2014, membaiknya pertumbuhan ekonomi
dinilai dari berbagai subsektor mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan,
perternakan, serta UKM.
Kabupaten Aceh Tenggara memiliki sektor pertanian yang mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pembangunan daerah antara lain dalam
meningkatkan pendapatan daerah, penyediaan lapangan kerja serta dalam
pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat . Hal tersebut dilihat dari rata–rata
kontribusi yang diberikan sektor pertanian terhadap PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) sangat besar yang sesuai dengan tabel 1.1 dibawah ini.

4

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Rata-Rata Kontribusi PDRB Tahun 2010-2014 (%)

No
1
2
3
4
5
6
7

8
9

10
11
12
13
14
13
14

15
16
17

Lapangan Usaha
Pertanian, Peternakan,
Perburuan, dan Jasa Pertanian
Kehutanan dan Penebangan
Kayu
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air dan Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Kontruksi
Perdagangan Besar dan Eceran
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodaasi dan
Makanan Minuman
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Tranportasi
Real Estant
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan,, dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
Jasa Lainnya

Total

Rata-Rata Kontribusi PDRB Tahun
2010-2014 (%)
Kabupaten Aceh
Provinsi Aceh
Tenggara
19,55%

37,03%

1,52%

1,56%

4.50%
13,52%
8,22%
0,11%


5,28%
1,14%
1,17%
0,10%

0,03%

0,02%

8,56%
14,29%
7,50%

5,60%
13,40%
5,03%

0,97%

0,59%


3,38%
1,92%
3,12%
0,55%

2,06%
3,20%
3,89%
0,50%

7,17%

11,71%

1,97%

2,62%

2,29%

3,26%

1,15
100%

1,86%
100%

Sumber: BPS Aceh Tenggara,2010-2014

Pada tabel 1.1 diatas, sektor pertanian cukup dominan dalam
menggerakkan roda perekonomian atau leading sector serta memberikan
kontribusi baik untuk Provinsi Aceh

yaitu 19,55% dan khususnya pada

5

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Aceh Tenggara sebesar 37,03%. Maka perlu adanya perhatian khusus
dalam upaya mengoptimakan pembangunan ekonomi untuk sektor pertanian.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyusun penelitian yang berjudul
“Daya Saing Produk Unggulan Dalam Pembangunan Ekonomi di Kutacane
Aceh Tenggara”
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah “ Bagaimana daya saing produk unggulan dalam
pembangunan ekonomi di Kutacane Aceh Tenggara?”
1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab rumusan masalah yaitu untuk

mengedentifikasi daya saing produk unggulan dalam pembangunan ekonomi di
Kutacane Aceh Tenggara.
1.4

Manfaat Penelitian
Penelitian dapat memberikan manfaat antara lain
1. Bagi penulis untuk dapat memberikan tambahan masukan terhadap
pemerintah Kutacane dengan melihat komoditas apa saja yang dapat
diprioritaskan dalam meningkatkan perekonomian daerah.
2. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang mempunyai keterkaitan
untuk mengembangkan penelitiannya.

6

Universitas Sumatera Utara