Pengaruh Kemampuan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1

Kinerja
Menurut Rivai dan Basri (dalam Riani, 2011 : 97) kinerja adalah hasil

seseorang secara keselurhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau krikteria yang telah ditentukan
terlebih dahuulu dan telah disepakati bersama.
Anwar Prabu Mangkunegara (2012 : 9) mengemukakan pengertian kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Dari penegertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

yang dihasilkan oleh karyawa sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja
karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting, yaitu: tujuan,
ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan
strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberi arah dan
memengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi
terhadap setiap personel. Walaupun demikian, penentuan tujuan saja tidaklah

12
Universitas Sumatera Utara

cukup, sebab itu dibutuhkan ukuran, apakah seseorang telah mencapai kinerja
yang diharapkan. Untuk kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap
tugas dan jabatan memegang peranan penting
2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk
mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi (Mangkunegara,
2012:10). Evaluasi kinerja atau penilaian kinerja merupakan saran untuk
memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik didalam

organisasi.
Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009 : 549) penilaian kinerja
mengaju kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang diguakan untuk
mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.
2.1.1.2 Tujuan Penilaian Kineja
Menurut Rivai dan Sagala (2009:552) tujuan penilaian kinerja dan prestasi
kerja karyawan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.

Tujuan penilaian karyawan berorientasi pada masa lalu
Praktiknya masih banyak perusahaan yang menerapkan penilaian kinerja
yang berorientasi pada masa lampau, hal ini disebabkan kurangnya
pengertian tentang manfaat penilaian kinerja sebagai sarana untuk
mengetahui potensi karyawan. Tujuan penilaian kinerja yang berorientasi
pada masa lalu ini adalah:

13
Universitas Sumatera Utara


a. Mengendalikan perilaku karyawan dengan menggunakannya sebagai
instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman dan ancaman.
b. Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.
c. Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan tertentu.
2.

Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan apabila dirancang
secara tepat sistem penilaian ini dapat:
a. Membantu tiap karyawan untuk semakin banyak mengerti tentang
perannya dan mengetahui secara jelas fungsi-fungsinya.
b. Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawan mengerti
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan sendiri yang dikaitkan
dengan peran dan fungsi dalam perusahaan.
c. Menambah adanya kebersamaan antara masing-masing karyawan
dengan penyelia sehingga tiap karyawan memiliki motivasi kerja dan
merasa senang bekerja dan sekaligus mau memberkan kontribusi
sebanyak-banyaknya pada perusahaan.
d. Merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi karyawan untuk
mawas diri dan evaluasi diri serta menetapkan sasaran pribadi sehingga
terjadi pengembangan yang direncanakan dan dimonitor sendiri.

e. Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang pekerjaan pada
jenjang yang lebih tinggi dengan cara terus menerus meningkatkan
perilaku dan kualitas bagi posisi-posisi yang tingkatnya lebih tinggi.
f. Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan data
tiap karyawan secara berkala.

14
Universitas Sumatera Utara

2.1.1.3 Fakrot-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Beberapa teori menjelaskan tentang faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja seorang baik sebagai individu atau sebagai individu yang ada dan bekerja
dalam suatu lingkungan. Sebagai individu setiap orang mempunyai ciri dan
karakteristik berbeda-beda yang bersifat fisik maupun non fisik. Manusia yang
berada dalam lingkungan keberadaan serta perilakunya tidak dapat dilepaskan dari
lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjanya.
Menurut Mangkunegara (2012 : 15), “kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu 1. Faktor Individual (kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi);
2. Faktor Psikologis (persepsi, sikap (Attitude), kepribadian (personality),
pembelajaran, motivasi); 3. Faktor Organisasi (sumber daya kepemimpinan,

penghargaan,

struktur,

Job

Design)”.

Berikut

ini

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kinerja karyawan yaitu:
1. Faktor Individual, terdiri dari:
a. Kemampuan dan Keterampilan
Kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau

pekerjaan.
b. Latar belakang
Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental
seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta pengalaman
dimasa lalu.

15
Universitas Sumatera Utara

c. Demografis
Kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan, dimana
lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku individu
tersebut berdasarkan adat atau norma sosial yang berlaku.
2. Faktor Organisasional, terdiri dari:
a. Sumber Daya
Sekumpulan potensi atau kemampuan organisasi yang dapat diukur dan
dinilai, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia.
b. Kepemimpinan
Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam
memotivasi pihak lain untuk meraih tujuan yang diinginkan oleh

organisasi.
c. Imbalan
Balas jasa yang diterima oleh karyawan atau usaha yang telah dilakukan di
dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu tertentu secara
intrinsik maupun ekstrinsik.
d. Struktur
Hubungan wewenang dan tanggungjawab antar individu di dalam
organisasi, dengan karakteristik tertentu dan kebutuhan organisasi.
e. Desain Pekerjaan
Job Description yang diberikan kepada karyawan, apakah karyawan dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan job description.

16
Universitas Sumatera Utara

3. Faktor Psikologis, terdiri dari:
a. Persepsi
Suatu proses kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan
dan memahami dunia sekitarnya.
b. Sikap

Kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman
dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap
orang lain.
c. Kepribadian
Pola perilaku dan proses mental yang unik, mencirikan seseorang.
d. Belajar
Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan
memahami akan sesuatu terutama yang berhubungan dengan organisasi
dan pekerjaan.
2.1.1.4 Dimensi Kinerja Karyawan
Dimensi kinerja karyawan menurut Miner (dalam Sutrisno, 2010 : 172) terdiri
dari:
1.

Kualitas
Kualitas yang dihasilkan menerangkan tentang jumlah kesalahan,
waktu dan ketepatan dalam mmelakukan tugas

2.


Kuantitas
Kuantitas yang dihasilkan berkenaan dengan berapa jumlah produk
atau jasa yang dapat dihasilkan.

17
Universitas Sumatera Utara

3.

Keandalan
Merupakan pengukuran dari segi kemampuan atau keandalan
karyawan dalam melakukan tugas, meliputi instruktur, inisiatif,
kehati-hatian, seperti dalam hal keandalan pelaksanaan prosedur,
peraturan kerja dan disiplin.

4.

Sikap
Merupakan sikap karyawan terhadap perusahaan, terhadap rekan
sekerja, pekerjaan, serta kerjasama dengan karyawan lain

(Heijrachman dan Husman, 2003 : 43)

2.1.2 Kemampuan
2.1.2.1 Pengertian Kemampuan
Menurut Robbins dan Judge (2012 : 57 ) kemampuan adalah suatu
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seseorang.
Menurut Amini (2004 : 48) bahwa kemampuan adalah “satu keadaan di
mana seseorang siap dalam menghadapi segala situasi dengan bekerja dan resiko
yang harus diterima”.
Selanjutnya pengertian Kemampuan didefenisikan oleh Winardi (2004 :
201) yakni “kompetensi yang berkaitan dengan tugas, seperti satu keterampilan
untuk menangani sebuah mesin sebuah komputer”.

18
Universitas Sumatera Utara

2.1.2.2 Jenis-jenis Kemampuan
Dari sudut pandang manajemen, masalahnya bukanlah pada apakah setiap

individu memiliki kemampuan yang berbeda. Mereka berbeda, masalahnya adalah
mengetahui bagaimana setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dan
memanfaatkan kemampuan tersebut untuk meningkatkan kemungkinan seorang
karyawan melakukan pekerjaan dengan baik. Kemampuan merujuk ke suatu
kapasitas individu untuk megerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Itulah
penilaian akan apa yang dapat dilakukan seseorang.
Menurut Robbins dan Judge (2012 : 57) ada 2 jenis kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang, yaitu:
1.

Kemampuan Intelektual (intellectual ability)

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
atau menjalankan kegiatan mental. Misalnya berpikir, menganalisis, memahami,
dan memecahkan masalah.
Menurut Robbins dan Judge ( 2012 : 58 ) ada 7 dimensi yang membentuk
kemampuan intelektual seseorang yaitu kecerdasan angka, pemahaman verbal,
kecepatan persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi spasial, dan
daya ingat, dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

19
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Dimensi Kemampuan Intelektual
Dimensi

Pengertian

Kecerdasan angka

Kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat
dan akurat.

Pemahaman verbal

Kemampuan memahami apa yang dibaca atau di
dengar dan hubungan antara kata-kata.

Kecepatan persepsi

Kemampuan mengidentifikasi kemiripan
perbedaan visual secara cepat dan akurat.

Penalaran induktif

Kemampuan mengidentifikasi urutan logis dalam
sebuah masalah dan kemudian memecahkan
masalah tersebut.

Penalaran deduktif

Kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasi dari sebuah argument.

Visualisasi spasial

Kemampuan membayangkan bagaimana sebuah
objek akan terlihat bila posisinya dalam ruang
diubah.

Daya ingat

menyimpan
Kemampuan
pengalaman masa lalu.

dan

dan

mengingat

Sumber : Robbins dan Judge ( 2012)

Kemampuan intelektual dimiliki oleh seorang karyawan diharapkan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian kemampuan intelektual yang
tinggi juga akan berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan.
2.

Kemampuan fisik (physical ability)

Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
menuntut stamina, kecekatan, dan kekuatan. Jika kemampuan intelektual berperan
besar dalam pekerjaan yang rumit, kemampuan fisik hanya mengandalkan
kapabilitas fisik.

20
Universitas Sumatera Utara

Menurut Robbins dan Judge ( 2012 : 62 ) ada 9 dimensi yang membentuk
kemampuan fisik seseorang yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan
statis, kekuatan eksplosif, fleksibilitas luas, fleksibilitas dinamis, koordinasi
tubuh, keseimbangan dan stamina, dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2
Dimensi Kemampuan Fisik
Dimensi

Pengertian

Kekuatan dinamis

Kemampuan untuk menggunakan kekuatan otot
secara berulang-ulang atau terus menerus.
Kemampuan memanfaatkan kekuatan otot,
menggunakan otot tubuh.

Kekuatan tubuh
Kekuatan statis

Kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek
eksternal.

Kekuatan eksplosif

Kemampuan mengeluarkan energi maksimum dalam
satu atau serangkaian tindakan eksplosif.

Fleksibilitas luas

Kemampuan menggeerakkan tubuh dan ototo
punggung sejauh mungkin.

Fleksibilitas dinamis

Kemampuan membuat gerakan-gerakan lentur yang
cepat dan berulang-ulang.

Koordinasi tubuh

Kemampuan mengoordinasikan tindakan secara
bersamaan dari bagian-bagian tubuh yang berbedabeda.

Keseimbangan

Kemampuan
mempertahankan
keseimbangan
meskipun terdapat gaya yang mengganggu
keseimbangan.

Stamina

Kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang
membutuhkan usaha berkelanjutan.

Sumber : Robbins dan Judge ( 2012)

Menurut Colquitt, Le Pine dan Wesson ( dalam Wibowo, 2013 : 98 ) ada
2 jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, yaitu:

21
Universitas Sumatera Utara

1.

Kemampuan Kognitif

Kemampuan ini menunjukkan kapabilitas berkaitan dengan aplikasipengetahuan
dalam pemecahan masalah. Kemampuan kognitif sangatrelevan dengan pekerjaan,
karena menyangkut pekerjaan yangmelibatkan penggunaan informasi untuk
membuat keputusan dan pemecahan masalah. Terdapat 5dimensi yang
membentuk kemampuan kognitif seseorang yaituverbal ability, quantitative
ability, reasoning ability, spatial ability,dan perceptual ability, dapat dilihat pada
Tabel 2.3 berikut ini :
Tabel 2.3
Dimensi Kemampuan Kognitif

Dimensi

Pengertian

Verbal ability

Kemampuan
mengkomunikasikan
gagasanbaik
dengan berbicara maupun dengan tertulis.

Quantitative ability

Kemampuan memilih dan mengaplikasikanformula
untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut
angka

Reasoning ability

Kemampuan yang berkaitan denganpengertian dan
menyelesaikan
masalah
dengan
menggunakanwawasan, aturan dan logika

Spatial ability

Kemampuan ini berkaitan kemampuan visual,
sepertimampu melakukan imajinasi bagaimana
sesuatu yang terpisah akan terlihat apabila
ditempatkan bersama dengan cara tertentu

Perceptual ability

berkenaan
dengan
Kemampuan
ini
mampumengambil pola informasi dengan cepat
meskipun terdapatinformasi yang mengganggu, atau
bahkan tanpa cukup infomasi

Sumber : Wibowo (2013)

22
Universitas Sumatera Utara

2.

Kemampuan Emosional
Kemampuan ini lebih pada kemampuan seseorang dalam mengendalikandiri,

sehingga ketika terjadi masalah tidak akan menggangu kinerjanyamaupun orang
lain yang ada disekitanya, dengan demikian orangtersebut dapat mengendalikan
emosinya. Terdapat empat terminologi yang menyangkut kemampuan emosional,
yaitu:
a. Self-Awareness, merupakan penilaian dan ekspresi emosi dalam diri
sendiri.
b. Other awareness, merupakan penilaian dan pengakuan emosi orang lain.
c. Emotion Regulation, menunjukkan menjadi mampu menemukan kembali
dengan cepat dari pengalaman emosional.
d. Use of Emotions, merupakan kapabilitas yang mencerminkan tingkatan
dimana orang dapat menggunakan emosi dan menggunakannya untuk
memperbaiki kesempatan mereka untuk berhasil apapun yang mereka
lakukan.
2.1.3

Lingkungan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja
. Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam
perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya,
antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal
ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan
lingkungan sekitarnya.

23
Universitas Sumatera Utara

Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai
manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka
bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap pegawai
akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja.
Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2010 : 1) lingkungan kerja
adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya
dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Sedangkan menurut Komarudin
(2005 : 87) mengemukakan bahwa lingkungan kerja merupakan kehidupan sosial
psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan
karyawan dalam melakukan tugasnya.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2010:21) mengemukakan bahwa secara garis besar
lingkungan kerja terbagi atas 2 (dua) yaitu :
1. Lingkungsn Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah “semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik
secara langsung maupun tidak langsung”. Lingkungan kerja fisik dapat
dibagi menjadi 2 (dua) katagori, yaitu :
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan, seperti
ruangan, pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya.
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya

24
Universitas Sumatera Utara

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah “semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan rekan
kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”. Lingkungan kerja non
fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa
diabaikan.
2.1.3.3 Faktor-Faktor Lingkungan Kerja
Ada beberapa hal disekitar para pekerja yang dianggap tidak berpengaruh
terhadap pelaksanaan pekerjaan, tetepai kenyataannya berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Menurut Sedarmayanti (2010:21) ada beberapa faktor yang
dapat mempenggaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja yang
dikaitkan dengan kemampuan karyawan, antara lain yaitu :
1. Penerangan atau Cahaya di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan besar manfaatnya terhadap keselamatan
dan kelancaran kerja. Diperlukan cahaya yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Cahaya yang kurang atau terlalu menyilaukan akan
menghambat pekerjaan sehingga akan menjadi lamba, mengalami
kesalahan atau tidak efisien dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Temperatur di Tempat Kerja
Tubuh manusia mempertahankan keadaan normal, dengan suatu
sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

25
Universitas Sumatera Utara

perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tingkat temperatur yang berbeda
akan memberikan pengaruh yang berbeda

sehingga dimana daerah

karyawan berada akan mempengaruhi dirinya untuk dapat hidup dan
beradaptasi
3. Kelembaban di Tempat Kerja
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,
biasanya digunakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sam antara
temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari
udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat
menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.
4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di
sekitar kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang
dan tercampur dengan gas dan bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar
tampat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan
manusia. Selain itu disetiap ruangan juga diperlukan fentilasi ruangan agar
udara didalam ruangan dapat berputar dengan baik
5. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh

26
Universitas Sumatera Utara

telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi
tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran,
dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian,
kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar
pelaksanaan

pekerjaan

dapat

dilakukan

dengan

efisien

sehingga

produktivitas kerja meningkat.Ada tiga aspek yang menentukan kualitas
suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia.
6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat
mekanis, yang sebagian getaran ini sampai ketubuh karyawan dan dapat
menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada
umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya, baik
tidak teratur dalam intesitas maupun frekuensinya. Gangguan terbesar
terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekuensi ala mini
beresonasi dengan frekuensi dari getaran mekanis.
7. Bau-Bauan di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, karena dapat menggangu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan
yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman
karyawan.

27
Universitas Sumatera Utara

8. Tata Warna Ditempat Kerja
Pemilihan warna perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya
karena warna dapat berpengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan
pengaruh warna terkadang menimbulkan rasa senang, sedih ataupun
perasaan lainnya karena warna dapat merangsang perasaan manusia.
9. Dekorasi di Tempat Kerja
Dekorasi berhubungan dengan tata ruangan dan warna ruangan. Maka
dari itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruangan saja,
melainkan juga berkaitan dengan cara mengatur tata letak, tata warna,
perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
10. Musik di Tempat Kerja
Musik dapat berpengaruh terhadap rasa emosional manusia. Seseorang
yang sedih jika mendengarkan lagu yang sedih akan menjadi lebih sedih.
Jika seseorang yang sedang sedih mendengarkan lagu yang lebi easylistening (lebih tenang) akan mempengaruhi emosinya menjadi lebih
tenang. Untuk itu musik dapat mempengaruhi mood karyawan dalam
bekerja.
11. Keamanan di Tempat Kerja
Menurut Teori Motivasi Kebutuhan Maslow, manusia membutuhkan
rasa aman. Lingkungan kerja yang aman akan membuat karyawan merasa
nyaman dan tidak takut terhadap ancaman

28
Universitas Sumatera Utara

2.2

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.4
Daftar Penelitian Terdahulu

No

Nama
Peneliti

Judul Penelitian

Metode
Analisis

Hasil Peneliti

1.

Friska
Handayani
Maruhawa,
2016

Pengaruh
Kemampuan,
Disiplin dan
Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja
Karyawan PT.
Fasastra Buana
(Kapal Api Group)
Medan

Metode
Analisis
Regresi Linier
Berganda

2.

Astri Nadira,
(2015)

3

Thushel
Jayaweera
(2014)

Metode
deskriptif dan
metode
kuantitatif
yaitu Analisis
Regresi
Logistik
dengan
tingkat
signifikan
Analysis for
Independent
and
Dependent
Analysis

4

Diana
Khairani
Sofian
(2013)

Pengaruh
Karakteristik
Individu dan
Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja
Karyawan Divisi
SDM pada
PT.Perkebunan
Nusantara III
(Persero) Medan
Impact of Work
Environmental
factor on Job
Performance,
Mediating role of
Work Motivation,
A Study of Hotel
Sector in England
Pengaruh
Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja
Pegawai
BAPPEDA

Kemampuan,
Disiplin dan
Pemberian Insentif
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan PT.
Fasastra Buana
(Kapal Api Group)
Medan
Karakteristik
Individu dan
Lingkungan Kerja
secara bersamasama memiliki
pengaruh yang
positif dan
signifikan terhadap
variabel terkait
(kinerja karyawan)
Environmental
condition
significantly
affected job
performance

Analisis
Regresi Linier
Sederhana

Lingkungan Kerja
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadan kinerja
pegawau
BAPPEDA

5

Annie F.
Farunnisa,
(2013)

Pengaruh
Kemampuan dan
Motivasi Kerja
Terhadapp Kinerja

Analisis
Regresi Linier
Berganda

Adanya hubungan
yang signifikan
anatara

29
Universitas Sumatera Utara

Pegawai Pada
Sekretariat DPRD
Kota Jayapura

kemampuan dan
motivasi kerja
berpengaruh
terhadap kinerja
pegawai sekretariat

DPRD Kota
Jayapura
6

Sari Kusuma
Dewi dan
Agus Frianto
(2013)

Pengaruh Lingkungan
Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Melalui Motivasi

Analisis
statistik
inferensial
parametrik
analisis
kausalitas

Lingkungan kerja
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan, lingkungan
kerja memberikan
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
motivasi karyawan,
motivasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan

7

Sevvy Yossa

Analisis Pengaruh
Kemampuan
Karyawan,
Pembagian Tugas,
dan Motivasi
Terhadap Kinerja
Karyawan PT.
Pelabuhan Indonesia
II (Persero) Cabang
Palembang

Aanalisis
Regresi Linier
Berganda

Kemampuan
karyawan,
pembagian tugas,
dan motivasi secara
bersama-sama

Zunaidah
(2013)

mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kinerja karyawan PT.
Pelabuhan Indonesia
II (Persero) Cabang
Palembang.

8

Nunung
Ristiana
(2012)

Pengaruh
Kompensasi,
Lingkungan Kerja
dan Motivasi
Terhadap Kinerja
Guru Tidak Tetap

Aanalisis
Regresi
Sederhana

Kompensasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja,
Lingkungan kerja
berpengaruh positif

30
Universitas Sumatera Utara

9

Eni Herlina
(2009)

(GTT) Studi pada
SD/MI Kabupaten
Kudus
Pengaruh
Kemampuan dan
Motivasi Kerja
terhadap Kinerja
Karyawan

dan signifikan
terhadap kinerja
Analisis
Regresi Linier
Sederhana

Variabel
Kemampuan dan
Motivasi Kerja
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja karyawan
pada bagian teknisi
di CV.Mitra Setia
Jaya Siduarjo

Sumber: Friska Handayani Maruhawa (2016), Astri Nadira (2015), Thushel Jayaweera
(2014), Diana Khairani Sofyan (2013), Annie F. Farunnisa (2013), Sari Kusuma Dewi dan
Agus Frianto (2013),Sevvy Yossa Zunaidah (2013), Nunung Ristiana (2012), Eni Herlina
(2009)

2.3

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dan kerangka berfikir merupakan gambaran tentang

hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang akan disusun dari berbagai teori
yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2006 : 47). Di dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yang dianggap paling mempengaruhi kinerja perawat pada Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
Keberhasilan suatu rumah sakit dalam mencapai tujuannya tergantung pada
kinerja karyawan tak terkecuali kinerja para perawat yang terlibat didalam
organisasi. Untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan kemampuan dari setiap
perawat dalam melaksanakan tugasnya dan didukung dengan lingkungan kerja
yang baik di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Karena tanpa didukung oleh
lingkungan kerja yang baik akan mengganggu kelancaran tugas yang dijalankan
perawat yang berdampak pada kinerja perawat tersebut.

31
Universitas Sumatera Utara

Kerangka konseptual ini dudukung oleh penelitian yang berjudul Pengaruh
Kemampuan, Disiplin dan Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan
PT.Fasastra Buana (Kapal Api Group Medan) menunjukkan bahwa kemampuan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Fasastra Buana
(Kapal Api Group) Medan (2016). Selain itu juga didukung oleh penelitian yang
berjudul Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai BAPPEDA
yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja (2013).
Mangkunegara (2012:9) kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.
Menurut Mangkunegara (2005 : 67) salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah kemampuan. Kemampuan perawat merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya.
Dengan adanya kemampuan yang dimiliki perawat sesuai dengan tugas yang
diberikan kepadanya, pihak rumah sakit berharap para perawat mampu
menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien sehingga kinerja perawat dengan
sendirinya akan meningkat.
Menurut Robbins dan Judge (2008 : 57) kemampuan merupakan kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
.Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2010 : 1) adalah keseluruhan alat
perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang
bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan

32
Universitas Sumatera Utara

maupun sebagai kelompok.Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi,
dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam
melaksanakan tugasnya
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka hubungan antara variabel-variabel
bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka
konseptual sebagai berikut :

Kemampuan
(X1)

Kinerja
(Y)

Lingkungan Kerja
(X2)

Sumber : Mangkunegara (2012), Robbins dan Judge (2009),Sedarmayanti (2010)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4

Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah “Kemampuan dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja
Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.

33
Universitas Sumatera Utara