Pengaruh Kemampuan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman pada saat ini menuntut sebuah rumah sakit untuk

meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya dalam sebuah
perusahaan. Dimana keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan yang
diharapkan tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut.
Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai usaha bidang jasa, keunggulan
dalam faktor pelayanan menjadi sebuah tuntutan. Pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh sebuah tim
termasuk tim keperawatan.
Rumah Sakit Bangkatan adalah rumah sakit milik PT Perkebunan
Nusantara II yang berada di Jln. Sultan Hasanuddin No. 40 Binjai. Sesuai dengan
perkembangan kota Binjai, Rumah Sakit Bangkatan berusaha untuk menjadi

rumah sakit umum sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pasien yang datang
berobat.
Kinerja perawat mempengaruhi seberapa besar perawat memberikan
kontribusi kepada rumah sakit. Mangkunegara (2012:9), mengemukakan
pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

1
Universitas Sumatera Utara

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Setiap perawat memiliki kemampuan yang berbeda. Perbedaan ini
menggambarkan bahwa setiap perawat memiliki kemampuan yang tidak sama.
Kemampuan dapat menunjang keberhasilan perawat dalam mencapai kesuksesan
bekerja. Dengan kemampuan kerja yangmemadai, perawat diharapkan dapat
menyelesaikan segala permasalahan pekerjaan sehingga tugas pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik. Menurut Robbins dan Judge (2008: 57) kemampuan
merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan.
Selain kemampuan, lingkungan kerja juga merupakan faktor yang penting

dalam suatu organisasi. Menurut Sedarmayanti (2010:1) lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya
dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Jika lingkungan kerja tidak
nyaman maka pekerjaan akan terganggu dan membuat pekerjaan yang dikerjakan
tidak mencapai target. Perawat dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga ada perawat yang bersemangat dan
kurang bersemangat dalam bekerja.Kondisi kerja seperti sarana saat dia bekerja
sangat mendukung perawat untuk meningkatkan kinerjanya. Lingkungan kerja
yang baik dapat meningkatkan kinerja perawat. Berikut ini adalah Tabel 1.1
laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai tahun 2015.

2
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Laporan Kinerja Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Tahun 2015
Unsur yang Dinilai


Target (%)

Realisasi (%)

1. Kemampuan Kerja

10

6

2. Kecepatan Kerja

9

5

3. Daya Tangkap

9


5

4. Efisiensi dan efektifitas kerja

9

6

5. Penguasaan Pekerjaan

9

6

6. Kualitas Kerja

8

5


1. Koordinasi Kerja

10

6

2. Kemampuan Berkomunikasi

10

4

1. Hubungan dengan atasan

9

6

2. Hubungan dengan teman sekerja


8

5

3. Hubungan Sosial

9

5

100

59

I. Kemampuan Tehnis

II. Kemampuan Operasional

III. Hubungan Antar Manusia


Jumlah

Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah (2015)
Pada Tabel 1.1 laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
realisasi kinerja perawat tidak sesuai dengan target yang ditetapkan pihak Rumah
Sakit. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki para perawat tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Dapat dilihat dari realisasi kinerja yang hanya

3
Universitas Sumatera Utara

mencapai 59% dari tiga indikator penilaian kinerja yang terdiri dari kemampuan
teknis sebnyak 33%, kemampuan operasional 20% dan hubungan antar manusia
yang hanya mencapai 26%. Pencapaian kinerja perawat di tahun 2015 masuk ke
dalam katagori kurang baik didalam krikteria penilaian kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
Penurunan kinerja yang tidak mencapai target diduga disebabkan oleh
kemampuan yang dimiliki perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Adapun
faktor kemampuan itu sendiri terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik. Berikut ini tabel rekapitulasi nilai AVLOS (Average Length of Stay) atau

rata-rata lamanya pasien dirawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015.
Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai AVLOS (Average Length of Stay) di
Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Standar Nilai
AVLOS

Realisai Nilai
AVLOS

Januari

6-9 hari

3,76

Februari

6-9 hari

3,92


Maret

6-9 hari

3,71

April

6-9 hari

3,86

Mei

6-9 hari

3,78

Juni


6-9 hari

3,88

Juli

6-9 hari

3,78

Agustus

6-9 hari

4,15

September

6-9 hari


3,93

Oktober

6-9 hari

3,98

BULAN

4
Universitas Sumatera Utara

Nopember

6-9 hari

4,18

Desember

6-9 hari

3,89

Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa kemampuan perawat di Rumah Sakit
Bangkatan Binjai dapat dilihat dari nilai AVLOS (Average Length of Stay) ditiap
bulannya. Menurut Depkes RI (2005) untuk nilai AVLOS (Average Length of
Stay) yang ideal antara 6-9 hari, sedangkan nilai AVLOS (Average Length of
Stay)

di Rumah Sakit Bangkatan Binjai dari bulan Januari sampai dengan

Desember tidak ideal yaitu sekitar 3-4 hari. Nilai AVLOS (Average Length of
Stay) ini menggambarkan mutu pelayanan perawat yang diberikan oleh pihak
Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Nilai AVLOS (Average Length of Stay)yang
hanya mencapai 3-4 hari ditiap bulannyamenunjukkan bahwa pelayanan yang
diberikan pihak rumah sakit kepada pasien khususnya pelayanan dari perawat
tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasien. Pada Rumah Sakit Bangkatan
Binjai indikator ini berpengaruh dimana kondisi seperti rendahnya tingkat
pendidikan yang dominan masih berlatar belakang SMA dan pengalaman kerja
yang dimiliki oleh perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai mempengaruhi
kemampuan perawat dalam menjalankan tugasnya contohnya kurangnya
pemahaman perawat dalam memberikan pelayanan sepertikurangnya keramahan
perawat terhadap pasien disaat adanya keluhan dari pasien serta lambatnya
penanganan yang diberikan perawat terhadap pasien saat pasien mengeluh.
Perawat yang masa kerjanya lebih lama dan berpendidikan tinggi akan lebih
menguasai pekerjaanya dari pada perawat baru.

5
Universitas Sumatera Utara

Selain kemampuan, penurunan kinerja yang tidak mencapai target itu
diduga disebabkan oleh lingkungan kerja. Berikut ini Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR
(Bed Occupancy Ratio), TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over)
Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015.
Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR,TOI dan BTO
Rumah SakitBangkatan Binjai Tahun 2015
Standar
BOR

Realisasi
BOR

Standar
TOI

Realisasi
TOI

Standar
BTO

Realisasi
BTO

Januari

60-85%

89,58 %

1-3hari

0,45 hari

40-50kali

73,9 kali

Februari

60-85%

73 %

1-3hari

1,5 hari

40-50kali

52,1 kali

Maret

60-85%

74,83 %

1-3hari

1,3 hari

40-50kali

62,5 kali

April

60-85%

74,31 %

1-3hari

1,4 hari

40-50kali

57,7 kali

Mei

60-85%

74,07 %

1-3hari

1,37 hari

40-50kali

61,9 kali

Juni

60-85%

70,49 %

1-3hari

1,69 hari

40-50kali

54,5 kali

Juli

60-85%

69,96 %

1-3hari

1,7 hari

40-50kali

57,3 kali

Agustus

60-85%

90,96 %

1-3hari

0,43 hari

40-50kali

67,9 kali

September

60-85%

90,2 %

1-3hari

4,51 hari

40-50kali

68,8 kali

Oktober

60-85%

99,18 %

1-3hari

0,03 hari

40-50kali

71,7kali

Nopember

60-85%

93,53 %

1-3hari

0,3 hari

40-50kali

67,2 kali

Desember

60-85%

95,41 %

1-3hari

0,4 hari

40-50kali

69,3 kali

BULAN

Sumber:Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015

Pada Tabel 1.3terlihat bahwa lingkungan fisik di Rumah Sakit Bangkatan
Binjai dapat dilihat dari nilai parameter BOR (Bed Occupancy Ratio) pada bulan
Januari tidak ideal yaitu 89,58%. Sedangkan nilai parameter BOR (Bed
Occupancy Ratio) yang ideal adalah 60-85%. Untuk bulan Februari sampai

6
Universitas Sumatera Utara

dengan bulan Juli persentase nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami
perubahan menjadi stabil dengan rata-rata nilai 72,78% dan pada bulan Agustus
sampai dengan Desember nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami
ketidakstabilan dengan rata-rata nilai 93,86%. Menurut Depkes RI (2005) nilai
BOR (Bed Occupancy Ratio) yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi. Banyaknya pemanfaatan tempat tidur
menunjukkan jumlah pasien melebihi kapasitas ruang yang tersedia di Rumah
Sakit Bangkatan Binjai. Tetapi dengan banyaknya jumlah pasien menyebabkan
kinerja perawat semakin tidak maksimal. Hal ini disebabkan karena pihak Rumah
sakit kurang memperhatikan jumlah pasien yang masuk dengan ketersediaan
ruang kamar untuk pasienserta tidak adanya pengembangan rumah sakit seperti
penambahan ruang rawat pasien dan penambahan tempat tidur sehingga ada
ruangan yang melebihi kapasitas yang seharusnya kapasitas diisi oleh 4 orang
pasien tetapi kenyataannya diisi oleh 8 orang pasien sehingga menyebabkan
perawat tidak bisa mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.
Nilai TOI (Turn Over Internal) merupakan hasil rata-rata hari dimana
tempat

tidur

tidak

ditempati,indikator

inimenggambarkan

tingkat

efisiensipenggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari. Sedangkan nilai TOI (Turn Over Internal) di Rumah Sakit
Bangkatan di tiap bulannya mengalami perubahan. Untuk bulan Januari niai TOI
(Turn Over Internal)tidak ideal, nilai TOI (Turn Over Internal) hanya mencapai
0,45 sedangkan pada bulan Februari sampai Juli nilai TOI (Turn Over Internal)
masuk ke dalam katagori ideal. Akan tetapi pada bulan Agustus sampai dengan

7
Universitas Sumatera Utara

Desember, nilai TOI (Turn Over Internal) mengalami perubahan lagi menjadi
tidak ideal dengan nilai dibawah 1 dan melebihi 4. Hal ini menggabarkan bahwa
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur tidak stabil yang mana untuk empat
bulan terakhir nilai TOI (Turn Over Internal) tidak sesuai dengan standar
tenggang perputaran yang ditetapkan Depkes RI.
Nilai BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu priode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali dalam satu bulan. Sedangkan pada
Rumah Sakit Bangkatan Binjai satu tempat tidur rata-rata dipakai 63-68 kali
dalam satu bulan. Hal ini tidak sesuai dengan standar penggunaan tempat tidur
yang rata-rata dipakai 40-50 kali. Penggunaan tempat tidur yang melebihi dari
standar dikarenakan kurangnya fasilitas tempat tidur serta ruangan yang tersedia
di Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
Selain lingkungan kerja yang dapat dilihat dari nilai BOR (Bed Occupancy
Ratio),TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over), lingkungan kerja
yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu bangunan yang sudah tua,
tidak banyaknya fentilasi udara serta pencahayaan yang kurang, kurangnya
komunikasi antara perawat dengan perawat lainnya serta jumlah pasien yanng
terlalu melebihi kapasitas yang tersedia di Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
Berikut ini Tabel 1.4 jumlah pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun
2015.

8
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.4
Jumlah Pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Tahun 2015
Pasien Rawat
Jalan

Pasien Rawat
Inap

Jumlah

(%)

Januari

3500

811

4311

71,85

Februari

3058

592

3650

60,83

Maret

3732

711

4443

74,05

April

3690

676

4366

72,77

Mei

3701

692

4393

73,22

Juni

3413

624

4037

67,28

Juli

3148

686

3834

63,9

Agustus

2984

787

3771

62,85

September

3184

795

3982

66,37

Oktober

3273

876

4149

69,15

Nopember

2846

891

3737

62,3

Desember

2751

899

3650

58,45

Bulan

Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah 2015

Pada Tabel 1.4terlihatjumlah pasien rawat inap yang diatas 500 orang
setiap bulannya mengakibatkan menurunnya kinerja perawat, karena jumlah
perawat yang ada di Rumah Sakit Bangkatan Binjai hanya 76 orang sedangkan
sebagian pasien rawat inap membutuhkan perawatan yang intensif dan
membutuhkan setidaknya 3 orang perawat untuk merawat 1 pasien yang
membutuhkan perawatan intensif. Hal tersebut berdampak terhadap kurangnya
perhatian perawat kepada pasien lainnya seperti pasien rawat jalan.Mengingat

9
Universitas Sumatera Utara

pentingnya sumber daya manusia khususnya perawat dalam menunjang
keberhasilan pelayanan terhadap pasien, seorang kepala bagian perawat harus
mengetahui kemampuan yang dimiliki para perawatnya baik kemampuan fisik
maupun non fisik serta memperhatikan bagaimana lingkungan kerja di Rumah
Sakit Bangkatan Binjai karena hal tersebut diduga dapat berpengaruh pada kinerja
perawat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai”
I.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:
1. Apakah kemampuan berpengaruh terhadap kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
2. Apakah lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat
Rumah Sakit Bangktan Binjai.
3. Apakah kemampuan dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap
kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan
terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.

10
Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan
dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan
Binjai
1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan pihak
rumah sakit dalam pengambilan keputusan dan untuk pengembangan
dibidang sumber daya manusia yang lebih baik lagi, untuk mencapai
tujuan rumah sakit dengan memahami kemampuan perawat, menciptakan
lingkungan kerja yang baik, dan meningkatkan kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan sebagai pengembangan ilmu manajemen sumber
daya manusia khususnya dalam hal pengaruh variabel individual dan
lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dan wacana untuk
pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia yang lebih baik dan
lebih luas lagi khususnya pengaruh kemampuan dan lingkungan kerja
terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai

11
Universitas Sumatera Utara