Pengaruh Kemampuan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman pada saat ini menuntut sebuah rumah sakit untuk
meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya dalam sebuah
perusahaan. Dimana keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan yang
diharapkan tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut.
Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai usaha bidang jasa, keunggulan
dalam faktor pelayanan menjadi sebuah tuntutan. Pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh sebuah tim
termasuk tim keperawatan.
Rumah Sakit Bangkatan adalah rumah sakit milik PT Perkebunan
Nusantara II yang berada di Jln. Sultan Hasanuddin No. 40 Binjai. Sesuai dengan
perkembangan kota Binjai, Rumah Sakit Bangkatan berusaha untuk menjadi
rumah sakit umum sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pasien yang datang
berobat.
Kinerja perawat mempengaruhi seberapa besar perawat memberikan
kontribusi kepada rumah sakit. Mangkunegara (2012:9), mengemukakan
pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
1
Universitas Sumatera Utara
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Setiap perawat memiliki kemampuan yang berbeda. Perbedaan ini
menggambarkan bahwa setiap perawat memiliki kemampuan yang tidak sama.
Kemampuan dapat menunjang keberhasilan perawat dalam mencapai kesuksesan
bekerja. Dengan kemampuan kerja yangmemadai, perawat diharapkan dapat
menyelesaikan segala permasalahan pekerjaan sehingga tugas pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik. Menurut Robbins dan Judge (2008: 57) kemampuan
merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan.
Selain kemampuan, lingkungan kerja juga merupakan faktor yang penting
dalam suatu organisasi. Menurut Sedarmayanti (2010:1) lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya
dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Jika lingkungan kerja tidak
nyaman maka pekerjaan akan terganggu dan membuat pekerjaan yang dikerjakan
tidak mencapai target. Perawat dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga ada perawat yang bersemangat dan
kurang bersemangat dalam bekerja.Kondisi kerja seperti sarana saat dia bekerja
sangat mendukung perawat untuk meningkatkan kinerjanya. Lingkungan kerja
yang baik dapat meningkatkan kinerja perawat. Berikut ini adalah Tabel 1.1
laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai tahun 2015.
2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Laporan Kinerja Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Tahun 2015
Unsur yang Dinilai
Target (%)
Realisasi (%)
1. Kemampuan Kerja
10
6
2. Kecepatan Kerja
9
5
3. Daya Tangkap
9
5
4. Efisiensi dan efektifitas kerja
9
6
5. Penguasaan Pekerjaan
9
6
6. Kualitas Kerja
8
5
1. Koordinasi Kerja
10
6
2. Kemampuan Berkomunikasi
10
4
1. Hubungan dengan atasan
9
6
2. Hubungan dengan teman sekerja
8
5
3. Hubungan Sosial
9
5
100
59
I. Kemampuan Tehnis
II. Kemampuan Operasional
III. Hubungan Antar Manusia
Jumlah
Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah (2015)
Pada Tabel 1.1 laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
realisasi kinerja perawat tidak sesuai dengan target yang ditetapkan pihak Rumah
Sakit. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki para perawat tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Dapat dilihat dari realisasi kinerja yang hanya
3
Universitas Sumatera Utara
mencapai 59% dari tiga indikator penilaian kinerja yang terdiri dari kemampuan
teknis sebnyak 33%, kemampuan operasional 20% dan hubungan antar manusia
yang hanya mencapai 26%. Pencapaian kinerja perawat di tahun 2015 masuk ke
dalam katagori kurang baik didalam krikteria penilaian kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
Penurunan kinerja yang tidak mencapai target diduga disebabkan oleh
kemampuan yang dimiliki perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Adapun
faktor kemampuan itu sendiri terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik. Berikut ini tabel rekapitulasi nilai AVLOS (Average Length of Stay) atau
rata-rata lamanya pasien dirawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015.
Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai AVLOS (Average Length of Stay) di
Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Standar Nilai
AVLOS
Realisai Nilai
AVLOS
Januari
6-9 hari
3,76
Februari
6-9 hari
3,92
Maret
6-9 hari
3,71
April
6-9 hari
3,86
Mei
6-9 hari
3,78
Juni
6-9 hari
3,88
Juli
6-9 hari
3,78
Agustus
6-9 hari
4,15
September
6-9 hari
3,93
Oktober
6-9 hari
3,98
BULAN
4
Universitas Sumatera Utara
Nopember
6-9 hari
4,18
Desember
6-9 hari
3,89
Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa kemampuan perawat di Rumah Sakit
Bangkatan Binjai dapat dilihat dari nilai AVLOS (Average Length of Stay) ditiap
bulannya. Menurut Depkes RI (2005) untuk nilai AVLOS (Average Length of
Stay) yang ideal antara 6-9 hari, sedangkan nilai AVLOS (Average Length of
Stay)
di Rumah Sakit Bangkatan Binjai dari bulan Januari sampai dengan
Desember tidak ideal yaitu sekitar 3-4 hari. Nilai AVLOS (Average Length of
Stay) ini menggambarkan mutu pelayanan perawat yang diberikan oleh pihak
Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Nilai AVLOS (Average Length of Stay)yang
hanya mencapai 3-4 hari ditiap bulannyamenunjukkan bahwa pelayanan yang
diberikan pihak rumah sakit kepada pasien khususnya pelayanan dari perawat
tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasien. Pada Rumah Sakit Bangkatan
Binjai indikator ini berpengaruh dimana kondisi seperti rendahnya tingkat
pendidikan yang dominan masih berlatar belakang SMA dan pengalaman kerja
yang dimiliki oleh perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai mempengaruhi
kemampuan perawat dalam menjalankan tugasnya contohnya kurangnya
pemahaman perawat dalam memberikan pelayanan sepertikurangnya keramahan
perawat terhadap pasien disaat adanya keluhan dari pasien serta lambatnya
penanganan yang diberikan perawat terhadap pasien saat pasien mengeluh.
Perawat yang masa kerjanya lebih lama dan berpendidikan tinggi akan lebih
menguasai pekerjaanya dari pada perawat baru.
5
Universitas Sumatera Utara
Selain kemampuan, penurunan kinerja yang tidak mencapai target itu
diduga disebabkan oleh lingkungan kerja. Berikut ini Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR
(Bed Occupancy Ratio), TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over)
Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015.
Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR,TOI dan BTO
Rumah SakitBangkatan Binjai Tahun 2015
Standar
BOR
Realisasi
BOR
Standar
TOI
Realisasi
TOI
Standar
BTO
Realisasi
BTO
Januari
60-85%
89,58 %
1-3hari
0,45 hari
40-50kali
73,9 kali
Februari
60-85%
73 %
1-3hari
1,5 hari
40-50kali
52,1 kali
Maret
60-85%
74,83 %
1-3hari
1,3 hari
40-50kali
62,5 kali
April
60-85%
74,31 %
1-3hari
1,4 hari
40-50kali
57,7 kali
Mei
60-85%
74,07 %
1-3hari
1,37 hari
40-50kali
61,9 kali
Juni
60-85%
70,49 %
1-3hari
1,69 hari
40-50kali
54,5 kali
Juli
60-85%
69,96 %
1-3hari
1,7 hari
40-50kali
57,3 kali
Agustus
60-85%
90,96 %
1-3hari
0,43 hari
40-50kali
67,9 kali
September
60-85%
90,2 %
1-3hari
4,51 hari
40-50kali
68,8 kali
Oktober
60-85%
99,18 %
1-3hari
0,03 hari
40-50kali
71,7kali
Nopember
60-85%
93,53 %
1-3hari
0,3 hari
40-50kali
67,2 kali
Desember
60-85%
95,41 %
1-3hari
0,4 hari
40-50kali
69,3 kali
BULAN
Sumber:Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Pada Tabel 1.3terlihat bahwa lingkungan fisik di Rumah Sakit Bangkatan
Binjai dapat dilihat dari nilai parameter BOR (Bed Occupancy Ratio) pada bulan
Januari tidak ideal yaitu 89,58%. Sedangkan nilai parameter BOR (Bed
Occupancy Ratio) yang ideal adalah 60-85%. Untuk bulan Februari sampai
6
Universitas Sumatera Utara
dengan bulan Juli persentase nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami
perubahan menjadi stabil dengan rata-rata nilai 72,78% dan pada bulan Agustus
sampai dengan Desember nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami
ketidakstabilan dengan rata-rata nilai 93,86%. Menurut Depkes RI (2005) nilai
BOR (Bed Occupancy Ratio) yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi. Banyaknya pemanfaatan tempat tidur
menunjukkan jumlah pasien melebihi kapasitas ruang yang tersedia di Rumah
Sakit Bangkatan Binjai. Tetapi dengan banyaknya jumlah pasien menyebabkan
kinerja perawat semakin tidak maksimal. Hal ini disebabkan karena pihak Rumah
sakit kurang memperhatikan jumlah pasien yang masuk dengan ketersediaan
ruang kamar untuk pasienserta tidak adanya pengembangan rumah sakit seperti
penambahan ruang rawat pasien dan penambahan tempat tidur sehingga ada
ruangan yang melebihi kapasitas yang seharusnya kapasitas diisi oleh 4 orang
pasien tetapi kenyataannya diisi oleh 8 orang pasien sehingga menyebabkan
perawat tidak bisa mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.
Nilai TOI (Turn Over Internal) merupakan hasil rata-rata hari dimana
tempat
tidur
tidak
ditempati,indikator
inimenggambarkan
tingkat
efisiensipenggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari. Sedangkan nilai TOI (Turn Over Internal) di Rumah Sakit
Bangkatan di tiap bulannya mengalami perubahan. Untuk bulan Januari niai TOI
(Turn Over Internal)tidak ideal, nilai TOI (Turn Over Internal) hanya mencapai
0,45 sedangkan pada bulan Februari sampai Juli nilai TOI (Turn Over Internal)
masuk ke dalam katagori ideal. Akan tetapi pada bulan Agustus sampai dengan
7
Universitas Sumatera Utara
Desember, nilai TOI (Turn Over Internal) mengalami perubahan lagi menjadi
tidak ideal dengan nilai dibawah 1 dan melebihi 4. Hal ini menggabarkan bahwa
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur tidak stabil yang mana untuk empat
bulan terakhir nilai TOI (Turn Over Internal) tidak sesuai dengan standar
tenggang perputaran yang ditetapkan Depkes RI.
Nilai BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu priode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali dalam satu bulan. Sedangkan pada
Rumah Sakit Bangkatan Binjai satu tempat tidur rata-rata dipakai 63-68 kali
dalam satu bulan. Hal ini tidak sesuai dengan standar penggunaan tempat tidur
yang rata-rata dipakai 40-50 kali. Penggunaan tempat tidur yang melebihi dari
standar dikarenakan kurangnya fasilitas tempat tidur serta ruangan yang tersedia
di Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
Selain lingkungan kerja yang dapat dilihat dari nilai BOR (Bed Occupancy
Ratio),TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over), lingkungan kerja
yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu bangunan yang sudah tua,
tidak banyaknya fentilasi udara serta pencahayaan yang kurang, kurangnya
komunikasi antara perawat dengan perawat lainnya serta jumlah pasien yanng
terlalu melebihi kapasitas yang tersedia di Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
Berikut ini Tabel 1.4 jumlah pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun
2015.
8
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.4
Jumlah Pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Tahun 2015
Pasien Rawat
Jalan
Pasien Rawat
Inap
Jumlah
(%)
Januari
3500
811
4311
71,85
Februari
3058
592
3650
60,83
Maret
3732
711
4443
74,05
April
3690
676
4366
72,77
Mei
3701
692
4393
73,22
Juni
3413
624
4037
67,28
Juli
3148
686
3834
63,9
Agustus
2984
787
3771
62,85
September
3184
795
3982
66,37
Oktober
3273
876
4149
69,15
Nopember
2846
891
3737
62,3
Desember
2751
899
3650
58,45
Bulan
Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah 2015
Pada Tabel 1.4terlihatjumlah pasien rawat inap yang diatas 500 orang
setiap bulannya mengakibatkan menurunnya kinerja perawat, karena jumlah
perawat yang ada di Rumah Sakit Bangkatan Binjai hanya 76 orang sedangkan
sebagian pasien rawat inap membutuhkan perawatan yang intensif dan
membutuhkan setidaknya 3 orang perawat untuk merawat 1 pasien yang
membutuhkan perawatan intensif. Hal tersebut berdampak terhadap kurangnya
perhatian perawat kepada pasien lainnya seperti pasien rawat jalan.Mengingat
9
Universitas Sumatera Utara
pentingnya sumber daya manusia khususnya perawat dalam menunjang
keberhasilan pelayanan terhadap pasien, seorang kepala bagian perawat harus
mengetahui kemampuan yang dimiliki para perawatnya baik kemampuan fisik
maupun non fisik serta memperhatikan bagaimana lingkungan kerja di Rumah
Sakit Bangkatan Binjai karena hal tersebut diduga dapat berpengaruh pada kinerja
perawat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai”
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kemampuan berpengaruh terhadap kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
2. Apakah lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat
Rumah Sakit Bangktan Binjai.
3. Apakah kemampuan dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap
kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan
terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
10
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan
dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan
Binjai
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan pihak
rumah sakit dalam pengambilan keputusan dan untuk pengembangan
dibidang sumber daya manusia yang lebih baik lagi, untuk mencapai
tujuan rumah sakit dengan memahami kemampuan perawat, menciptakan
lingkungan kerja yang baik, dan meningkatkan kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan sebagai pengembangan ilmu manajemen sumber
daya manusia khususnya dalam hal pengaruh variabel individual dan
lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dan wacana untuk
pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia yang lebih baik dan
lebih luas lagi khususnya pengaruh kemampuan dan lingkungan kerja
terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai
11
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman pada saat ini menuntut sebuah rumah sakit untuk
meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya dalam sebuah
perusahaan. Dimana keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan yang
diharapkan tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut.
Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai usaha bidang jasa, keunggulan
dalam faktor pelayanan menjadi sebuah tuntutan. Pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh sebuah tim
termasuk tim keperawatan.
Rumah Sakit Bangkatan adalah rumah sakit milik PT Perkebunan
Nusantara II yang berada di Jln. Sultan Hasanuddin No. 40 Binjai. Sesuai dengan
perkembangan kota Binjai, Rumah Sakit Bangkatan berusaha untuk menjadi
rumah sakit umum sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pasien yang datang
berobat.
Kinerja perawat mempengaruhi seberapa besar perawat memberikan
kontribusi kepada rumah sakit. Mangkunegara (2012:9), mengemukakan
pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
1
Universitas Sumatera Utara
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Setiap perawat memiliki kemampuan yang berbeda. Perbedaan ini
menggambarkan bahwa setiap perawat memiliki kemampuan yang tidak sama.
Kemampuan dapat menunjang keberhasilan perawat dalam mencapai kesuksesan
bekerja. Dengan kemampuan kerja yangmemadai, perawat diharapkan dapat
menyelesaikan segala permasalahan pekerjaan sehingga tugas pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik. Menurut Robbins dan Judge (2008: 57) kemampuan
merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan.
Selain kemampuan, lingkungan kerja juga merupakan faktor yang penting
dalam suatu organisasi. Menurut Sedarmayanti (2010:1) lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya
dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Jika lingkungan kerja tidak
nyaman maka pekerjaan akan terganggu dan membuat pekerjaan yang dikerjakan
tidak mencapai target. Perawat dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga ada perawat yang bersemangat dan
kurang bersemangat dalam bekerja.Kondisi kerja seperti sarana saat dia bekerja
sangat mendukung perawat untuk meningkatkan kinerjanya. Lingkungan kerja
yang baik dapat meningkatkan kinerja perawat. Berikut ini adalah Tabel 1.1
laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai tahun 2015.
2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Laporan Kinerja Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Tahun 2015
Unsur yang Dinilai
Target (%)
Realisasi (%)
1. Kemampuan Kerja
10
6
2. Kecepatan Kerja
9
5
3. Daya Tangkap
9
5
4. Efisiensi dan efektifitas kerja
9
6
5. Penguasaan Pekerjaan
9
6
6. Kualitas Kerja
8
5
1. Koordinasi Kerja
10
6
2. Kemampuan Berkomunikasi
10
4
1. Hubungan dengan atasan
9
6
2. Hubungan dengan teman sekerja
8
5
3. Hubungan Sosial
9
5
100
59
I. Kemampuan Tehnis
II. Kemampuan Operasional
III. Hubungan Antar Manusia
Jumlah
Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah (2015)
Pada Tabel 1.1 laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
realisasi kinerja perawat tidak sesuai dengan target yang ditetapkan pihak Rumah
Sakit. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki para perawat tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Dapat dilihat dari realisasi kinerja yang hanya
3
Universitas Sumatera Utara
mencapai 59% dari tiga indikator penilaian kinerja yang terdiri dari kemampuan
teknis sebnyak 33%, kemampuan operasional 20% dan hubungan antar manusia
yang hanya mencapai 26%. Pencapaian kinerja perawat di tahun 2015 masuk ke
dalam katagori kurang baik didalam krikteria penilaian kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
Penurunan kinerja yang tidak mencapai target diduga disebabkan oleh
kemampuan yang dimiliki perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Adapun
faktor kemampuan itu sendiri terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik. Berikut ini tabel rekapitulasi nilai AVLOS (Average Length of Stay) atau
rata-rata lamanya pasien dirawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015.
Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai AVLOS (Average Length of Stay) di
Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Standar Nilai
AVLOS
Realisai Nilai
AVLOS
Januari
6-9 hari
3,76
Februari
6-9 hari
3,92
Maret
6-9 hari
3,71
April
6-9 hari
3,86
Mei
6-9 hari
3,78
Juni
6-9 hari
3,88
Juli
6-9 hari
3,78
Agustus
6-9 hari
4,15
September
6-9 hari
3,93
Oktober
6-9 hari
3,98
BULAN
4
Universitas Sumatera Utara
Nopember
6-9 hari
4,18
Desember
6-9 hari
3,89
Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa kemampuan perawat di Rumah Sakit
Bangkatan Binjai dapat dilihat dari nilai AVLOS (Average Length of Stay) ditiap
bulannya. Menurut Depkes RI (2005) untuk nilai AVLOS (Average Length of
Stay) yang ideal antara 6-9 hari, sedangkan nilai AVLOS (Average Length of
Stay)
di Rumah Sakit Bangkatan Binjai dari bulan Januari sampai dengan
Desember tidak ideal yaitu sekitar 3-4 hari. Nilai AVLOS (Average Length of
Stay) ini menggambarkan mutu pelayanan perawat yang diberikan oleh pihak
Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Nilai AVLOS (Average Length of Stay)yang
hanya mencapai 3-4 hari ditiap bulannyamenunjukkan bahwa pelayanan yang
diberikan pihak rumah sakit kepada pasien khususnya pelayanan dari perawat
tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasien. Pada Rumah Sakit Bangkatan
Binjai indikator ini berpengaruh dimana kondisi seperti rendahnya tingkat
pendidikan yang dominan masih berlatar belakang SMA dan pengalaman kerja
yang dimiliki oleh perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai mempengaruhi
kemampuan perawat dalam menjalankan tugasnya contohnya kurangnya
pemahaman perawat dalam memberikan pelayanan sepertikurangnya keramahan
perawat terhadap pasien disaat adanya keluhan dari pasien serta lambatnya
penanganan yang diberikan perawat terhadap pasien saat pasien mengeluh.
Perawat yang masa kerjanya lebih lama dan berpendidikan tinggi akan lebih
menguasai pekerjaanya dari pada perawat baru.
5
Universitas Sumatera Utara
Selain kemampuan, penurunan kinerja yang tidak mencapai target itu
diduga disebabkan oleh lingkungan kerja. Berikut ini Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR
(Bed Occupancy Ratio), TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over)
Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015.
Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR,TOI dan BTO
Rumah SakitBangkatan Binjai Tahun 2015
Standar
BOR
Realisasi
BOR
Standar
TOI
Realisasi
TOI
Standar
BTO
Realisasi
BTO
Januari
60-85%
89,58 %
1-3hari
0,45 hari
40-50kali
73,9 kali
Februari
60-85%
73 %
1-3hari
1,5 hari
40-50kali
52,1 kali
Maret
60-85%
74,83 %
1-3hari
1,3 hari
40-50kali
62,5 kali
April
60-85%
74,31 %
1-3hari
1,4 hari
40-50kali
57,7 kali
Mei
60-85%
74,07 %
1-3hari
1,37 hari
40-50kali
61,9 kali
Juni
60-85%
70,49 %
1-3hari
1,69 hari
40-50kali
54,5 kali
Juli
60-85%
69,96 %
1-3hari
1,7 hari
40-50kali
57,3 kali
Agustus
60-85%
90,96 %
1-3hari
0,43 hari
40-50kali
67,9 kali
September
60-85%
90,2 %
1-3hari
4,51 hari
40-50kali
68,8 kali
Oktober
60-85%
99,18 %
1-3hari
0,03 hari
40-50kali
71,7kali
Nopember
60-85%
93,53 %
1-3hari
0,3 hari
40-50kali
67,2 kali
Desember
60-85%
95,41 %
1-3hari
0,4 hari
40-50kali
69,3 kali
BULAN
Sumber:Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2015
Pada Tabel 1.3terlihat bahwa lingkungan fisik di Rumah Sakit Bangkatan
Binjai dapat dilihat dari nilai parameter BOR (Bed Occupancy Ratio) pada bulan
Januari tidak ideal yaitu 89,58%. Sedangkan nilai parameter BOR (Bed
Occupancy Ratio) yang ideal adalah 60-85%. Untuk bulan Februari sampai
6
Universitas Sumatera Utara
dengan bulan Juli persentase nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami
perubahan menjadi stabil dengan rata-rata nilai 72,78% dan pada bulan Agustus
sampai dengan Desember nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami
ketidakstabilan dengan rata-rata nilai 93,86%. Menurut Depkes RI (2005) nilai
BOR (Bed Occupancy Ratio) yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi. Banyaknya pemanfaatan tempat tidur
menunjukkan jumlah pasien melebihi kapasitas ruang yang tersedia di Rumah
Sakit Bangkatan Binjai. Tetapi dengan banyaknya jumlah pasien menyebabkan
kinerja perawat semakin tidak maksimal. Hal ini disebabkan karena pihak Rumah
sakit kurang memperhatikan jumlah pasien yang masuk dengan ketersediaan
ruang kamar untuk pasienserta tidak adanya pengembangan rumah sakit seperti
penambahan ruang rawat pasien dan penambahan tempat tidur sehingga ada
ruangan yang melebihi kapasitas yang seharusnya kapasitas diisi oleh 4 orang
pasien tetapi kenyataannya diisi oleh 8 orang pasien sehingga menyebabkan
perawat tidak bisa mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.
Nilai TOI (Turn Over Internal) merupakan hasil rata-rata hari dimana
tempat
tidur
tidak
ditempati,indikator
inimenggambarkan
tingkat
efisiensipenggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari. Sedangkan nilai TOI (Turn Over Internal) di Rumah Sakit
Bangkatan di tiap bulannya mengalami perubahan. Untuk bulan Januari niai TOI
(Turn Over Internal)tidak ideal, nilai TOI (Turn Over Internal) hanya mencapai
0,45 sedangkan pada bulan Februari sampai Juli nilai TOI (Turn Over Internal)
masuk ke dalam katagori ideal. Akan tetapi pada bulan Agustus sampai dengan
7
Universitas Sumatera Utara
Desember, nilai TOI (Turn Over Internal) mengalami perubahan lagi menjadi
tidak ideal dengan nilai dibawah 1 dan melebihi 4. Hal ini menggabarkan bahwa
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur tidak stabil yang mana untuk empat
bulan terakhir nilai TOI (Turn Over Internal) tidak sesuai dengan standar
tenggang perputaran yang ditetapkan Depkes RI.
Nilai BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu priode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali dalam satu bulan. Sedangkan pada
Rumah Sakit Bangkatan Binjai satu tempat tidur rata-rata dipakai 63-68 kali
dalam satu bulan. Hal ini tidak sesuai dengan standar penggunaan tempat tidur
yang rata-rata dipakai 40-50 kali. Penggunaan tempat tidur yang melebihi dari
standar dikarenakan kurangnya fasilitas tempat tidur serta ruangan yang tersedia
di Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
Selain lingkungan kerja yang dapat dilihat dari nilai BOR (Bed Occupancy
Ratio),TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over), lingkungan kerja
yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu bangunan yang sudah tua,
tidak banyaknya fentilasi udara serta pencahayaan yang kurang, kurangnya
komunikasi antara perawat dengan perawat lainnya serta jumlah pasien yanng
terlalu melebihi kapasitas yang tersedia di Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
Berikut ini Tabel 1.4 jumlah pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun
2015.
8
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.4
Jumlah Pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Tahun 2015
Pasien Rawat
Jalan
Pasien Rawat
Inap
Jumlah
(%)
Januari
3500
811
4311
71,85
Februari
3058
592
3650
60,83
Maret
3732
711
4443
74,05
April
3690
676
4366
72,77
Mei
3701
692
4393
73,22
Juni
3413
624
4037
67,28
Juli
3148
686
3834
63,9
Agustus
2984
787
3771
62,85
September
3184
795
3982
66,37
Oktober
3273
876
4149
69,15
Nopember
2846
891
3737
62,3
Desember
2751
899
3650
58,45
Bulan
Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah 2015
Pada Tabel 1.4terlihatjumlah pasien rawat inap yang diatas 500 orang
setiap bulannya mengakibatkan menurunnya kinerja perawat, karena jumlah
perawat yang ada di Rumah Sakit Bangkatan Binjai hanya 76 orang sedangkan
sebagian pasien rawat inap membutuhkan perawatan yang intensif dan
membutuhkan setidaknya 3 orang perawat untuk merawat 1 pasien yang
membutuhkan perawatan intensif. Hal tersebut berdampak terhadap kurangnya
perhatian perawat kepada pasien lainnya seperti pasien rawat jalan.Mengingat
9
Universitas Sumatera Utara
pentingnya sumber daya manusia khususnya perawat dalam menunjang
keberhasilan pelayanan terhadap pasien, seorang kepala bagian perawat harus
mengetahui kemampuan yang dimiliki para perawatnya baik kemampuan fisik
maupun non fisik serta memperhatikan bagaimana lingkungan kerja di Rumah
Sakit Bangkatan Binjai karena hal tersebut diduga dapat berpengaruh pada kinerja
perawat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai”
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kemampuan berpengaruh terhadap kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
2. Apakah lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat
Rumah Sakit Bangktan Binjai.
3. Apakah kemampuan dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap
kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan
terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
10
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan
dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan
Binjai
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan pihak
rumah sakit dalam pengambilan keputusan dan untuk pengembangan
dibidang sumber daya manusia yang lebih baik lagi, untuk mencapai
tujuan rumah sakit dengan memahami kemampuan perawat, menciptakan
lingkungan kerja yang baik, dan meningkatkan kinerja perawat Rumah
Sakit Bangkatan Binjai.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan sebagai pengembangan ilmu manajemen sumber
daya manusia khususnya dalam hal pengaruh variabel individual dan
lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dan wacana untuk
pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia yang lebih baik dan
lebih luas lagi khususnya pengaruh kemampuan dan lingkungan kerja
terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai
11
Universitas Sumatera Utara