Aspek Hukum e-Contract Ketenagakerjaan bagi Tenaga Pendidik Asing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Proses

globalisasi

merupakan

suatu

rangkaian

proses

yang

mengintegrasikan kehidupan global di dalam suatu ruang dan waktu melalui
internasionalisasi perdagangan, internasionalisasi pasar dari produksi dan

keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang ditopang oleh jaringan
sistem telekomunikasi global yang semakin canggih dan cepat. Intinya dari proses
globalisasi

yaitu

terciptanya

suatu

jaringan

kehidupan

yang

semakin

terintegrasi. 1Kaitan antara globalisasi dan pendidikan menurut Giddens terletak di
dalam lahirnya suatu masyarakat baru yaitu “knowledge-based-society” yang

merupakan anak kandung dari proses globalisasi. 2 Lahirnya globalisasi, yang
kemudian

disusul

dengan

penetrasi

teknologi

yang

sanggat

canggih,

menjembatani bangsa-bangsa di dunia ini menjadi global villigae. 3 Pengaruh
globalisasi mempunyai implikasi atau bahkan dampak atas berbagai negara atau
bangsa.

Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang
dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang
ideologi, politik, ekonomi, bidang pendidikan dan lain lain. Teknologi informasi
dan komunikasi adalah faktor pendukung utama globalisasi saat ini. Dewasa ini,
teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat dengan berbagai
1

Globalisasi Pendidikan, http://kompasiana.com (diakses pada tanggal 1 Maret 2016).
Soedjati Djiwandono, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius,
2000). hlm. 103.
3
Ali Idrus, Manajemen Pendidikan Global (Jakarta : GP Press, 2010). hlm 48.
2

1
Universitas Sumatera Utara

2

bentuk dan kepentingan informasi informasi dapat tersebar luas ke seluruh dunia.

Oleh karena itu globalisasi yang terjadi saat ini, tidak dapat dihindari
kehadirannya, terutama sekali dalam bidang pendidikan kita di Indonesia. 4
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin
kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi karakter
pendidikan yang sedang berjalan. Banyak sekolah, jenjang pendidikan tinggi dan
menengah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini harus beradaptasi
dengan perkembanganan teknologi informasi dan melakukan perubahan dan
pembenahan sarana prasarana dalam melakukan proses pendidikan. Hal ini dapat
dilihat pada sekolah-sekolah yang menerapkan bilingual school, menerapkan
bahasa asing, bahasa Inggris, bahasa Mandarin sebagai mata ajar sekolah. Selain
itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas
internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar
akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan
diharapkan nanti, tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi
dengan

diterapkannya

era


perdagangan

bebas,

dilingkup

negara-negara

Association of Southeast Asian Nations (selanjutnya disebut dengan ASEAN),
yang akan berpengaruh besar terhadap bentuk dan karakter lulusan yang harus
dikeluarkan. 5
Bentuk dan rona pendidikan tinggi di era perdagangan bebas semakin perlu
kita pahami karena negara-negara anggota World Trade Organization (selanjutnya
4

Syamsul Hidayat, “Dampak Globalisasi Pendidikan Karakter Bagi Peserta Didik di Era
Otonomi”, bkddiklat.ntbprov.go.id (diakses pada tanggal 14 Maret 2016).
5
Ibid.


Universitas Sumatera Utara

3

disebut dengan WTO) akan ditekan terus untuk menandatangani General
Agreement on Trade in Services (GATS) yang mengatur liberalisasi perdagangan
12 sektor jasa, antara lain layanan kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi,
jasa akuntansi, pendidikan tinggi dan pendidikan selama hayat, serta jasa-jasa
lainnya. WTO telah mengidentifikasi 4 mode penyediaan jasa pendidikan sebagai
berikut:
1. Cross-border supply, institusi pendidikan tinggi luar negeri menawarkan
kuliah-kuliah melalui internet dan online degree programme, atau Mode 1.
2. Consumption abroad, adalah bentuk penyediaan jasa pendidikan tinggi yang
paling dominan, mahasiswa belajar di perguruan tinggi luar negeri atau Mode
2.
3. Commercial presence, atau kehadiran perguruan tinggi luar negeri dengan
membentuk partnership, subsidiary, twinning arrangementdengan perguruan
tinggi lokal atau Mode 3, dan
4. Presence of natural persons, dosen atau pengajar asing mengajar pada lembaga

pendidikan lokan atau Mode 4. 6
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 adalah sebuah integrasi
ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara
ASEAN. Seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA
dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. Dan dalam mengahadapi
persaingan yang teramat ketat selama MEA ini, negara-negara ASEAN haruslah
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, cerdas, dan
6

http://www.sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/Liberalisasi-Pendidikan-Tinggi.pdf (diakses pada
tanggal 14 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara

4

kompetitif. 7 Tujuan integrasi ekonomi ASEAN adalah untuk meningkatkan
volume perdagangan barang dan jasa, meningkatkan mobilitas capital dan tenaga
kerja,


meningkatkan

produksi,

meningkatkan

efisensi

produksi

serta

meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. 8
Pendidikan

merupakan

inti

dari


proses

pembangunan

ASEAN,

menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan sehingga dapat berkontribusi
terhadap peningkatan daya saing ASEAN dalam membangun kehidupan
masyarakat yang produktif dan kohesif. MEA 2015 merupakan suatu konsep
pembentukan pasar tunggal yang bertujuan mewujudkan suatu area perekonomian
yang kompetitif, suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang mampu
terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global. Sebenarnya MEA tidak
hanya berbicara mengenai persaingan di bidang ekonomi, melainkan di bidang
pendidikan sebagai sektor yang akan memproduksi Sumber Daya Manusia (SDM)
yang handal. Pendidikan memainkan peran penting dan menjadi program prioritas
di sepuluh negara anggota ASEAN. 9 Indonesia dan Sembilan negara anggota
ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian MEA atau AEC. 10Pada tahun 2003
Deklarasi ASEAN Concord II, para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk
sebuah komunitas atau masyarakat ASEAN pada tahun 2020 yang terdiri dari 3

pilar, yaitu Masyarakat Politik Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi
ASEAN, dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN. Kemudian pada tahun 2007,
7
8

Masyarakat Ekonomi ASEAN, id.m.wikipedia.org (diakses tanggal 26 Februari 2016).
Integrasi Ekonomi ASEAN 2015, http//www.academia.edu (diakses pada tanggal 1 Maret

2016).
9

Perubahan Kurikulum dan Profesionalisme Guru Di Era MEA 2014, seminar.uny.ac.id
(diakes tanggal 26 Februari 2016).
10
Syabi Keane, Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, http://www.academia.edu (diakses
pada tanggal 1 Maret 2016).

Universitas Sumatera Utara

5


mereka memutuskan untuk mempercepat terciptanya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015.
Dimana untuk para pemimpin ASEAN setuju bahwa proses integrasi ekonomi
regional dipercepat dengan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun
2007 agar dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. 11 ASEAN
bertekad untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan untuk kepentingan
generasi sekarang melalui kerja sama yang lebih erat di bidang pendidikan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan suatu tujuan akhir dari integrasi
ekonomi yang ingin dicapai masyarakat ASEAN sebagaimana tercantum dalam
Visi ASEAN 2020, dimana ini di dalamnya terdapt konvergensi kepentingan dari
negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi
ekonomi. Sebuah perekonomian yang terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan
bertumpu pada kekuatan pasar merupakan prinsip dasar dalam upaya
pembentukan komunitas ini. Berdasarkan Cetak Biru yang telah diadopsi oleh
seluruh negara anggota ASEAN, kawasan Asia Tenggara melalui pembentukan
MEA akan dtransformasikan menjadi sebuah pasar tunggal dan basis produksi.
Sebuah kawasan yang sangat kompetitif; sebuah kawasan dengan pembangunan
ekonomi yang merata; dan sebuah kawasan dengan pembangunan ekonomi yang
merata; dan sebuah kawasan yang berintegrasi penuh dengan perekonomian
global. 12

11

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/43054/5/chapter%20l.pdf(diakes
pada
tanggal 26 Februari 2016).
12
ASEAN Economic Community Blueprint, http://www.aseansec.org/21083.pdf (diakses
pada tanggal 1 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara

6

Cetak Biru MEA memuat empat kerangka kerja atau pilar MEA, yaitu: 13
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen
aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal
yang lebih bebas;
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan
elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan
intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakkan, dan e-commerce;
3. ASEAN sebagai kawasan dengan perkembangan ekonomi yang merata dengan
elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi
ASEAN untuk negara-negara CLMV yang termuat dalam Intiative for ASEAN
Integration;
4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian
global dengan elemen pendekatan koheren dengan ekonomi di luar kawasan
dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Kerangka pasar tunggal ASEAN pada aliran barang dan jasa yang bebas di
kawasan akan mendorong efisensi produksi kawasan dan membuka peluang yang
lebih besar investasi lintas batas di kawasan. Aliran bebas investasi akan
membutuhkan aliran bebas tenaga kerja dan modal. Sebaliknya, aliran bebas
investasi akan meningkatkan arus barang dan jasa. Djaafara menyebutkan

13

Sjamsul Arifin, et.al, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Memperkuat Sinergi
ASEAN di Tengah Kompetisi Global (Jakarta: Kompas Gramedia, 2008), hlm. 15.

Universitas Sumatera Utara

7

terwujudnya pasar tunggal ASEAN akan mentransformasikan berbagai keragaman
karakteristik di kawasan sehingga dapat menjadi peluang bisnis. 14
Tahapan integrasi pasar bersama (common market) ini akan memfasilitasi
terbangunnya jaringan produksi di dalam kawasan serta menjadikan ASEAN
sebagai pusat produksi global karena adanya peningkatan kapasitas. Dengan
demikian, implementasi MEA akan memacu pertumbuhan lapangan kerja,
mobilitas tenaga kerja, hingga ketimpangan upah. Hal ini dikarenakan pada
kondisi yang demikian, tak hanya arus barang dan jasa yang bergerak bebas,
melainkan investasi, aliran modal, dan tenaga kerja terdidik pun terampil juga
lebih bebas antar negara di kawasan. Produksi globalisasi yang tengah dibangun
ASEAN ini pada akhirnya memposisikan tenaga kerja beserta sektor pencetaknya
sebagai sesuatu yang prestisius. Era MEA, semua angkatan kerja memiliki akses
yang sama untuk masuk ke bursa pasar tenaga kerja di kancah ASEAN. Akan
tetapi hanya tenaga kerja terampil yang nantinya dapat bebas berpindah di dalam
kawasan. Pergerakan tenaga kerja terampil ini pun akan difasilitasi dengan
penerbitan visa dan employment pass oleh ASEAN. 15
Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN sekarang ini, arus tenaga kerja asing,
khususnya bagi tenaga kerja pendidik asing sangat dibutuhkan di berbagai negara
kawasan ASEAN. MEA membuka peluang pekerja asing di Indonesia sepanjang
memiliki kompetensi dan sertifikasi sesuai ketentuan internasional. SDM yang
berkualitas idealnya yang dihasilkan oleh institusi pendidikan. Indonesia termasuk
sebagai salah satu negara yang tergabung dalam MEA harus siap menghadapi
14

http://suaramahasiswa.com/pendidikan-sebagai-kunci-pencetak-kualitas-sumber-dayamanusia-di-era-liberalisasi-pasar-tenaga-kerja-asean-2015/ (diakses pada tanggal 2 Maret 2015).
15
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

8

pasar ekonomi ASEAN tersebut. Era perdagangan bebas ASEAN, harus disambut
oleh dunia pendidikan dengan cepat, agar sumber daya manusia Indonesia siap
menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan negara-negara lain. Salah
satunya dengan mempersiapkan tenaga pendidik asing yang dapat bekerja di
Indonesia.
Sejalan dengan Visi ASEAN 2020, para menteri tenaga kerja ASEAN telah
sepakat untuk menjamin bahwa angkatan kerja di seluruh kawasan ASEAN akan
dipersiapkan agar bisa memperoleh manfaat yang optimal dari integrasi ekonomi.
Hal ini antara lain dilakukan melalui peningkatan investasi yang dapat digunakan
untuk memenuhi keperluan pendidikan dasar dan pendidikan yang lebih tinggi,
pelatihan, pengembangan ilmu dan teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan
perlindungan sosial bagi para pekerja. 16Indonesia telah memperoleh kemajuan
dalam memperoleh akses ke pasar tenaga kerja terampil di luar negeri melalui
AFAS, daripada secara multilateral dengan WTO melalui GATS. Oleh karena itu,
dapat dipahami bila ia memfokuskan perhatiannya pada perjanjian regional, dan
bukan dalam konteks multilateral.Dan untuk mendukung hal tersebut dan dalam
rangka AFAS atau ASEAN Framework Agreement on Services. Dalam hal ini,
negara-negara ASEAN sepakat untuk menghilangkan hambatan-hambatan
perdagangan jasa dengan membuka akses pasar (market access) dan menerapkan
perlakuan nasional (national treatment) yang sama kepada para penyedia jasa
yang berasal dari negara-negara ASEAN. Secara umum hambatan-hambatan yang
terkait dengan akses pasar antara lain adalah pembatasan jumlah tenaga kerja,

16

Sjamsul Arifin, et.al, Op.Cit, hlm. 248.

Universitas Sumatera Utara

9

bentuk hukum dan kepemilikan modal asing. Sedangkan hambatan dalam
perlakuan nasional antara lain dalam bentuk peraturan yang diskriminatif dalam
persyaratan

pajak,

kewarganegaraan,

jangka

waktu

menetap,

perizinan,

standardisasi dan kualifikasi, kewajiban pendaftaran serta batasan kepemilikan
properti dan lahan. 17Negosiasi berdasarkan AFAS terdapat 4 (empat) cara
ketersediaan jasa dan penyedia jasa (mode of supply), antara lain: 18
1. Mode 1 (cross border supply) merupakan jasa yang diberikan secara langsung
oleh penyedia jasa luar negeri kepada pengguna di dalam negeri.
2. Mode 2 (consumption abroad) merupakan jasa yang diberikan oleh penyedia
jasa di luar negeri kepada konsumen domestic setelah konsumen tersebut
berpindah secara fisik ke negara penyedia jasa.
3. Mode 3 (commercial presence) merupakan jasa yang disediakan dengan
kehadiran penyedia jasa dari luar negeri kepada konsumen di negara
konsumen.
4. Mode 4 (movement of individual service providers) merupakan penyedia jasa
langsung berupa tenaga kerja asing yang memiliki keahlian tertentu kepada
konsumen di negara konsumen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat
membawa kemajuan pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu
perkembangan teknologi yang dikenal adalah internet, yaitu teknologi yang
memberikan kemudahan komunikasi secara global dan memungkinkan manusia
dapat berkomunikasi memperoleh serta saling bertukar informasi dengan cepat.
17
18

Ibid,hlm. 129.
Ibid, hlm. 128.

Universitas Sumatera Utara

10

Setelah internet terbuka bagi masyarakat luas, internet mulai digunakan juga
untuk kepentingan perdagangan. Setidaknya ada dua hal yang mendorong
kegiatan dalam kaitannya dengan kemajuan teknologi yaitu meningkatkan
permintaan atas produk-produk teknologi itu sendiri dan kemudahan untuk
melakukan transaksi perdagangan. 19Seiring dengan perkembangan teknologi,
kegiatan perdagangan juga mengalami perkembangan dari masa ke masa, baik
terhadap komoditi yang diperdagangkan maupun mekanisme perdagangan itu
sendiri. Perdagangan jenis komoditi yang diperdagangkan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks dan beragam
serta kemajuan teknolologi yang terus berkembang pesat. Dengan adanya
perkembangan teknologi dalam bidang perdagangan, muncul yangdinamakan
dengan perdagangan elektronik. Di mana para pihak antara penjual dengan
pembeli tidak lagi bertatap muka, melainkan hanya melalui medium internet yaitu
world wide web, jaringan umum dengan sistem terbuka. Di sinilah lahirnya
kontrak elektronik atau e-contract. 20
Black’s Law Dictionary kontrak diartikan sebagai “an agreement between
two or more persons which creates an obligation to do or not to do a particular
thing”.21Subtansi yang dimuat dalam suatu kontrak yang bisa bermacam-macam
tergantung dari jenis kontrak apakah di bidang bisnis barang, jasa, wisata, dan lain
sebagainya. Selain tergantung dari objek yang diatur, substansi kontrak juga
tergantung dari kehendak para pihak mengenai hal-hal apa saja yang hendak
19

Agus Raharjo, Cybercrime : Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan
Berteknologi ( Bandung : PT. Citra Aditya, 2002), hlm.1.
20
Fatma Roosdiyana, “Keabsahan Kontrak Elektronik Dalam Penyelenggara Transaksi
Elektronik”, (Skripsi, Program Sarjana Universitas Islam Indonesia, 2010), hlm. 1.
21
Black, Henry C, Black’s Law Dictionary (St. Paul: West Publishing, 1979), hlm.291.

Universitas Sumatera Utara

11

diatur di dalam kontrak yang dibuat. Kebebasan para pihak untuk membuat serta
menentukan isi kontraknya disebut dengan prinsip kebebasan berkontrak.
Perjanjian-perjanjian

yang

terjadi

terkait

dengan

penggunaan

dan

pemanfaatan teknologi, in casu internet, dikenal dengan istilah kontrak elektronik.
Mengenai perjanjian yang terjadi dengan difasilitasi oleh internet, Sergio
Meldonado mengklasifikasikan kontrak online yakni :
1. kontrak yang dilahirkan antara dua orang manusia fisik (physical person),
misalkan kontrak yang lahir melalui e-mail;
2. kontrak yang lahir antara seorang manusia fisik dengan sebuah sistem
komputer, misalkan kontrak-kontrak yang lahir melalui penggunaan formulirformulir elektronik yang ada dalam website;
3. kontrak yang lahir antara dua sistem komputer, misalkan kontrak-kontrak yang
dibentuk antara agen-agen elektronik, sarana-sarana serupaElectronic Data
Intercange (EDI).
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuka peluang pekerja asing di
Indonesia sepanjang memiliki kompetensi dan sertifikasi sesuai ketentuan
internasional. SDM yang berkualitas idealnya yang dihasilkan oleh institusi
pendidikan. Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang tergabung dalam
MEA harus siap menghadapi pasar ekonomi ASEAN tersebut. Era perdagangan
bebas ASEAN, harus disambut oleh dunia pendidikan dengan cepat, agar sumber
daya manusia Indonesia siap menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
negara-negara lain. Salah satunya dengan mempersiapkan tenaga pendidik asing
yang dapat bekerja di Indonesia. Tenaga pendidik asing yang dapat bekerja di

Universitas Sumatera Utara

12

Indonesia yang memenuhi persyaratan ketenagakerjaan di Indonesia dengan
kesepakatan menggunakan kontrak melalui sistem elektronik atau yang dikenal
dengan kontrak elektronik (e-contract). Tulisan ini bermaksud mengkaji lebih
dalam tentang aspek hukum e-contract ketenagakerjaan bagi tenaga pendidik di
era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
B.

Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan hal-hal yang

menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini:
1. Bagaimana kedudukan e-contract di Indonesia?
2. Bagaimana kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mengatur
mengenai bidang ketenagakerjaan berbentuk e-contract?
3. Bagaimana pengaruh Masyarakat Ekonomi ASEAN terhadap pengaturan econtract bagi tenaga pendidik asing di Indonesia?

C.

Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini secara
singkat adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kedudukan e-contract di Indonesia.
b. Untuk mengetahui kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang
mengatur mengenai bidang ketenagakerjaan dan e-contract.

Universitas Sumatera Utara

13

c. Untuk mengetahui tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN dan pengaruhnya
terhadap pengaturan e-contract bagi tenaga pendidik asing di Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
Selanjutnya, penulisan skripsi ini juga diharapkan bermanfaat untuk :
a. Manfaat secara teoritis
Penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan
sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literature dalam dunia
akademis, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan kontrak
ketenagakerjaan melalui media elektronik.
b. Manfaat secara praktis
Secara praktis penulisan skripsi ini dapat memperjelas praktik tentang
kontrak elektronik (e-contract) ketenagakerjaan yang khususnya bagi tenaga
pendidik asing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN melalui media
elektronik.

D.

Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, penelitian

mengenai : “Aspek Hukum E-Contract Ketenagakerjaan Bagi Tenaga
Pendidik Asing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” belum pernah dibahas
oleh mahasiswa lain di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan skripsi
ini disusun sendiri dan bukan merupakan hasil plagiat. Untuk

mengetahui

orisinalitas penulisan, sebelum melakukan penulisan skripsi, penulis terlebih
dahulu melakukan penelurusan terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada

Universitas Sumatera Utara

14

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini dibenarkan oleh Pusat
Dokumentasi dan Informasi Hukum/ Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas
Hukum melalui surat tertanggal 26 Februari 2016 yang menyatakan bahwa “tidak
ada judul yang sama”.

E.

Tinjauan Kepustakaan

1. Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 13

Tahun

2003

tentang Ketenagakerjaan

(selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan) merumusakan pengertian istilah
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Dari pengertian di atas dapat
dipahami bahwa yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berkaitan dengan pekerja/buruh baik itu menyangkut hal-hal yang ada sebelum
masa kerja (pre employment) antara lain menyangkut pemagangan, kewajiban
mengumumkan lowongan kerja, dan lain-lain. Hal-hal yang berkenaan selama
masa kerja (during employment) antara lain menyangkit perlindungan kerja, upah,
jaminan sosial, kesehatan dan keselamatan kerja, pengawasan, dan lain-lain. Halhal sesudah masa kerja antara lain pesangon, dan pensin/jaminan hari tua. 22

2. Pengertian tenaga kerja
Menurut Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan Nomor 14 Tahun 1969,
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
22

http://lengkas.blogspot.co.id/2011/10/ketenagakerjaan.html (diakses pada tanggal 2 Maret

2016).

Universitas Sumatera Utara

15

maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini maka pembinaan tenaga
kerja untuk melakukan pekerjaan.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap oranh
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Berikut ini pengertian tenaga kerja menurut para ahli : 23
a. A. Hamzah, tenaga kerja meliputi tenaga kerja yang bekerja di dalam
maupun di luar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya dalam
proses produksi tenaga kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun
pikiran.
b. Payaman, tenaga kerja adalah (man power) adalah produk yang sudah
atau sedang bekerja. Atau sedang mencari pekerjaan, yang sedang
melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah, ibu rumah tangga.
Secara praktis, tenaga kerja terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja : angkatan kerja (labour force) terdiri atas
golongan yang bekerja dan golongan penggangur atau sedang mencari
kerja; kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang
bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain
atau menerima penghasilan dari pihak lain, seperti pensiunan, dll.

23

http://rinotos.blogspot.co.id/2014/06/9-pengertian-tenaga-kerja-menurut-para-ahli.html
(diakses pada tanggal 2 Maret 2016).

Universitas Sumatera Utara

16

c. Eeng Ahman dan Epi Indriani, tenaga kerja adalah seluruh jumlah
penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada
permintaan.
d. Alam S., tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas
untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di
negara-negara maju, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara
15 hingga 64 tahun.
e. Suparmoko dan Icuk Ranggabawono, tenaga kerja adalah penduduk yang
telah memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang sedang
mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah,
kuliah, dan mengurus rumah tangga.
f. Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph, tenaga kerja
merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara,
namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.
3. Ruang lingkup tenaga kerja
Menurut Payaman Simanjuntak tenaga kerja (manpower) adalah penduduk
yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.
Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurutnya ditentukan oleh
umur/usia. Tenaga kerja (manpower) terdiri dari:
a. kelompok angkatan kerja, yaitu:
1) golongan yang bekerja;
2) golongan yang menganggur atau yang sedang mencari pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

17

b. kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari:
1) golongan yang bersekolah;
2) golongan yang mengurus rumah tangga;
3) golongan lain‐lain atau penerima pendapatan.
Golongan yang bersekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya atau
terutama bersekolah. Golongan yang mengurus rumah tangga adalah mereka yang
mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah. Sedang yang tergolong dalam
lain-lain ini ada 2 macam yaitu:
1. golongan penerima pendapatan, yaitu mereka yang tidak melakukan suatu
kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun,
bunga atas simpanan uang atau sewa atas milik; dan
2. mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain misalnya karena lanjut usia
(jompo), cacat atau sakit kronis.
Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja ini kecuali mereka
yang hidupnya tergantung dari orang lain sewaktu‐waktu dapat menawarkan
jasanya untuk bekerja.Oleh sebab itu kelompok ini sering juga dinamakan
sebagai Potential Labour Force (PLF). Jadi tenaga kerja mencakup siapa saja
yang dikategorikansebagai angkatan kerja dan juga mereka yang bukan angkatan
kerja, sedangkan angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan yang tidak
bekerja (pengangguran).
4. Kontrak elektronik (e-contract)
Menurut Pasal 1 angka 17

Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut dengan UU ITE),

Universitas Sumatera Utara

18

kontrak elektronik (e-contract) adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui
Sistem Elektronik.
Menurut Edmond dan Deliana, mendefinisikan kontrak elektronik sebagai
perikatan ataupun hubungan hukum yang dilakukan secara elektronik dengan
memadukan jaringan (networking) dan sistem informasi yang berbasiskan
komputer (computer based information system) dengan sistem komunikasi yang
berdasarkan atas jaringan dan jasa telekomunikasi (telecommunication based)
yang selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan komputer global internet (network of
network). 24
5. Pendidik
Menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (selanjutnya disebut dengan UU Sisdiknas), pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Pendidik atau di Indonesia dikenal dengan pengajar, adalah tenaga
kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan
tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain secara

24

Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika. Suatu Kompilasi Kajian (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2005). hlm.215.

Universitas Sumatera Utara

19

kekhususannya, yaitu : guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, fasilitator, ustadz, dan sebutan lainnya. 25
6. Tenaga pendidik asing
Asing atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan foreign, dalam
Black’s Law Dictionary diartikan yaitu belonging to another nation or country;
belonging or attached to another jurisdiction; made, done, or rendered in another
state or jurisdiction; subject to another jurisdiction; operating or solvable in
another territory; ex-trinsic; outside; extraordinary; nonresident. 26
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa tenaga pendidik
asing adalah warga negara yang memberikan partisipasi sebagai pengajar di suatu
negara di luar hukum nasionalnya yang mana tunduk pada hukum/juridiksi
dimana ia memberikan jasanya.
7. ASEAN
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau lebih popular
dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan
sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia
Tenggara, yang didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklrasi
Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina Singapura, dan Thailand. Organisasi
ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian

25

https://id.m.wikipedia.orgwiki/Tenaga_kependidikan (diakses pada tanggal 2 Maret

2016).
26

Henry Camphell Black, Black’s Law Dictionary, Abridged fourth edition (St. Paul, Minn,
West Publishing Co, 1968), hlm. 775.

Universitas Sumatera Utara

20

dan stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk
membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai. 27
8. Masyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi
ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.
Seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang
untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. 28

F.

Metode Penulisan
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian dimulai ketika seseorang berusaha

untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara sistematis dengan metode dan
teknik tertentu yang bersifat ilmiah, artinya bahwa metode atau teknik yang
digunakan tersebut bertujuan

satu atau beberapa gejala dengan jalan

menganalisanya dan dengan mengadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap
fakta tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas masalahmasalah yang ditimbulkan faktor tersebut. 29
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian normatif yang merupakan
prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika

27

http://www.berbagaireviews.com/2015/10/afta-abd-eu-efta-pengertian-dan.html?m=1
(diakses 17 Februari 2015).
28
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Ekonomi_ASEAN (diakses 17 Februari
2015).
29
Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, Metode Penelitian Hukum (Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004), hlm.1.

Universitas Sumatera Utara

21

keilmuan hukum dari sisi normatifnya. 30 Logika keilmuan yang juga dalam
penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan displin ilmiah dan cara-cara
kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri.
Dengan demikian penelitian ini meliputi penelitian terhadap sumber-sumber
hukum, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen terkait, dan bahanbahan tulisan, dan beberapa buku tentang Aspek Hukum E-Contract
Ketenagakerjaan Bagi Tenaga Pendidik di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
2. Sumber Data
Adapun data sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah bersumber dari:
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer adalah dokumen peraturan yang mengikat dan
ditetapkan oleh pihak yang berwenang. 31 Dalam penelitian ini bahan hukum
primer diperoleh melalui Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, AFAS (Agreement Framework on Services), MRA (Mutual
Recognition Arrangements), dan peraturan perundang-undangan yang
terkait.
b. Bahan hukum sekunder

30

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Malang : UMM
Press, 2007), hlm.57.
31
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar) (Yogyakarta : Liberty,
1988), hlm.19.

Universitas Sumatera Utara

22

Yaitu semua dokumen yang merupakan informasi atau kajian yang berkaitan
dengan penelitian ini, yaitu seminar-seminar, jurnal-jurnal hukum, majalahmajalah, Koran-koran, karya tulis ilmiah, dan beberapa sumber dari internet.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
(Library Research), yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematis bukubuku, majalah-majalah, surat kabar, peraturan perundang-undangan dan bahanbahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.
4. Teknik analisa data
Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa
dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan
dengan membaca, menafsirkan, dan membandingkan, sedangkan metode induktif
dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan
topik skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
peneltian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar
terciptanya karya ilmiah yang baik. Maka dari itu, penulis membagi skripsi ini
dalam beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi
ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab lainnya.
Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

23

Bab I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan
kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II Kedudukan E-Contract di Indonesia, bab ini menguraikan 4 bagian
yaitu sejarah dan perkembangan e-contract di Indonesia, pengertian dan bentukbentuk e-contract, dasar hukum e-contract, dan keabsahan e-contract di
Indonesia.
Bab III Kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mengatur
mengenai bidang ketenagakerjaan dan e-contract, pada bab ini yang menjadi
pembahasan adalah tentang Kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang
meliputi kesepakatan yang melatarbelakangi terbentuknya Masyarakat Ekonomi
ASEAN, yakni Declaration of ASEAN Concord II 2003, Declaration of Cebu
2007, Blue Print of ASEAN Economic Community 2007; kesepakatan di bidang
ketenagakerjaan, yakni ASEAN Framework on Services (AFAS), Mutual
Recognition Arrangements (MRA); prinsip-prinsip pasar tunggal ASEAN yakni
free flow of goods, free flow of capital, free flow of investment, dan free flow of
natural person; dan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN tentang e-contract
yakni e-ASEAN.
Bab IV Masyarakat Ekonomi ASEAN dan pengaruhnya terhadap
pengaturan e-contract bagi tenaga pendidik asing di Indonesia, bab ini
menguraikan mengenai prosedur penerimaan tenaga pendidik asing dengan econtract di Indonesia, perbedaan penggunaan kontrak bagi tenaga pendidik asing
melalui bentuk kontrak biasa dengan kontrak elektronik (e-contract), dan dampak

Universitas Sumatera Utara

24

Masyarakat Ekonomi ASEAN terhadap pengaturan e-contract tenaga pendidik
asing di Indonesia
Bab V Penutup, bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari
bagian awal hingga bagian akhir penulisan yang merupakan ringkasan dari
substansi penulisan skripsi ini dan saran-saran yang penulis ciptakan dalam
kaitannya dengan masalah yang dibahas.

Universitas Sumatera Utara