Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

15

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan penigkatan tekanan darah yang memberi gejala
yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung
koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan/left ventricle
hypertrophy (untuk otot jantung) (Bustan, 2007). Peningkatan tekanan darah yang
dianggap sebagai indikasi dari hipertensi adalah tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih (Kaplan, 2006).
Menurut Smelttzer dan Bare (2000:896) mengemukakan bahwa hipertensi
merupakan tekanan darah persisten atau terus-menerus sehingga melebihi batas
normal dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg (Smelttzer dan Bare, 2000 dalam La Ode Sarif, 2012).
Isolated Systolic Hypertension (ISH) termasuk salah satu sub tipe hipertensi.
Hipertensi sistolik terisolasi (ISH) didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan diastolik 90 mmHg atau kurang, semakin meningkat dengan
pertambahan usia. ISH ini lebih banyak terjadi pada lansia karena disebabkan oleh
berkurangnya elastisitas arteri dari atherosclerosis (Kaplan, 2006).Hipertensi pada

usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan diastolik
≥ 90 mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau lebih pemeriksaan yang
berbeda (JNC VI, 1997 dalam La Ode Sarif, 2012).

15

16

2.2 Lansia
2.2.1

Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada kehidupan

manusia (Budi Anna Keliat,1999). Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang
mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa
dekade.Menurut UU No.13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia (lansia)
adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke

atas (Notoatmodjo, 2011).
Batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-aspek biologi, ekonomi,
sosial, dan usia atau batasan usia, yaitu (Notoatmodjo,2011) :
a. Aspek Biologi
Aspek biologi menjelaskan bahwa penduduk lansia adalah penduduk yang
telah menjalani proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang
ditandai semakin rentan tubuh terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan seiring meningkatnya usia,
sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta
sistem organ.
b. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi menjelaskan bahwa penduduk lansia dipandang lebihsebagai
beban daripada potensi sumber daya bagi pembangunan. Bagi penduduk

17

lansia yang masih berada lapangan pekerjaan, produktivitasnya sudah
menurun dan pendapatanya lebih rendah dibandingkan pekerja usia produktif.
Akan tetapi, tidak semua penduduk yang termasuk dalam kelompok umur
lansia ini tidak memiliki kualitas dan produktivitas rendah.

c. Aspek Sosial
Dari sudut pandang sosial, penduduk lansia merupakan kelompok sosial
tersendiri. Di negara Barat, penduduk lansia menduduki strata sosial di bawah
kaum muda. Di masyarakat tradisional di Asia seperti Indonesia, penduduk
lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh
masyarakat yang usianya lebih muda.
d. Aspek Umur
Dari ketiga aspek di atas, pendekatan umur atau usia adalah yang paling
memungkinkan untuk mendefinisikan penduduk usia lanjut.
Departemen Kesehatan RImembagi batasan usia lanjut yaitu :
a. Kelompok Pertengahan umur :
Kelompok usia dalam masa viritas, yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-54 tahun).
b. Kelompok Usia Lanjut Dini :
Kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang mulai memasuki
usia lanjut (55-64).
c. Kelompok Usia Lanjut :
Kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas).

18


d. Kelompok Usia Lanjut dengan Risiko Tinggi :
Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut
yang hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat atau cacat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia antara 45-59 tahun.
b. Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60-70 tahun
c. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia di atas 90 tahun.
2.2.2

Masalah Kesehatan Lansia
Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan
pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, terutama kesehatannya. Proses menua akan
berkaitan dengan proses degeneratif tubuh dengan segala penyakit terkait. Golongan
lansia akan memberikan masalah kesehatan yang khusus yang memerlukan bentuk
pelayanan kesehatan tersendiri. Kehidupan lansia terisi dengan 40% masalah
kesehatan (Fatimah, 2010).

Usia lanjut mempunyai keterbatasan fisik dan kerentanan terhadap penyakit.
Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif
dengan manifestasi beberapa penyakit seperti penyakit hipertensi, kelainan jantung,
penyakit diabetes mellitus, kanker rahim/prostat, osteoporosis,dan lain-lain (Depkes,
2004).

19

Ada empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua atau
lansia (Stieglitz,1954 dalam Nugroho, 2008), yakni :
1. Gangguan sirkulasi darah, misalnya hipertensi, kelainan pembuluh darah,
gangguan pembuluh darah di otak , ginjal, dan lain-lain.
2. Gangguan metabolisme hormonal, misalnya diabetes melitus, klimakterim,
dan ketidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan pada persendian, misalnya osteoartritis, gout artritis, ataupun
penyakit kolagen lainnya.
4. Berbagai macam neoplasma.
Timbulnya penyakit tersebut dapat dipercepat atau diperberat oleh faktor luar,
misalnya makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi, dan trauma. Sifat penyakit
dapat mulai secara perlahan, sering kali tanpa tanda-tanda atau keluhannya ringan,

dan baru diketahui sesudah keadaannya parah.
Lanjut usia dapat mengalami beberapa penyaklit secara bersamaan
(multipatoligis), mengenai multi-organ/multisistem. Sifat penyakit lanjut usia
biasanya progresif dan menimbulkan kecacatan sampai penderitanya mengalami
kematian. Lanjut usia juga biasanya rentan penyakit lain karena daya tahan tubuh
menurun.
Perjalanan dan penampilan serta sifat penyakit pada lanjut usia berbeda
dengan yang terdapat pada populasi lain. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
penyakit pada lanjut usia sebagai berikut (Nugroho, 2008):

20

1. Penyakit bersifat multipatologis/penyakit lebih dari satu
2. Bersifat degeneratif, saling terkait, dan silent
3. Mengenai multi-organ/multisistem
4. Gejala penyakit muncul tidak jelas/tidak khas
5. Penyakit bersifat kronis dan cenderung menimbulkan kecacatan lama sebelum
meninggal
6. Sering terdapat polifarmasi dan iatrogenik
7. Biasanya juga mengandung komponen psikologis dan sosial

8. Lanjut usia lebih sensitif terhadap penyakit akut.

2.3 Patofisiologi Hipertensi pada Lansia
Hipertensi pada usia lanjut adalah hipertensi sistolik terisolasi (isolated
systolic hypertension) dimana terdapat kenaikan tekanan tekanan darah sistolik
disertai penurunan tekanan darah diastolik, yang disebabkan adanya perubahan di
dalam struktur pembuluh darah utama, yang menjadi kurang elastis dan kaku. Pada
kondisi ini penigkatan TDS disebabkan oleh kekakuan dinding arteri dan elastisitas
aorta yang berkurang. Kekakuan dinding pembuluh darah menyebabkan penyempitan
pembuluh darah, sehingga aliran darah yang dialirkan ke jaringan dan organ-organ
tubuh menjadi berkurang. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik agar
aliran darah ke jaringan dan organ-organ tubuh tetap mencukupi (Kaplan, 2006).

21

2.4 Klasifikasi Hipertensi
WHO menetapakan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu (La Ode
Sarif, 2012) :
1. Tingkat I : tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau
kerusakan sistem kardiovaskuler.

2. Tingkat II : tekanan darah meningkat dengan gejala hipertropi kardiovaskuler,
tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan atau gangguan alat atau organ
lain.
3. Tingkat III : tekanan darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari
kerusakan dan gangguan faal dari target organ.
Menurut kausa atau penyebabnya pengelompokan hipertensi terbagi menjadi
2 jenis yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)
Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi, sekitar
95%. Penyebabnya tidak diketahui, walaupun dikaitkan dengan kombinasi
faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan.
b. Hipertensi Sekunder
Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan
darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh kondisi medis
lain (misalnya penyalit ginjal) atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu
(misalnya pil KB).
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun)
berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih
kunjungan klinis.


22

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah oleh JNC 7 untuk Pasien Dewasa
(Umur≥ 18 Tahun)
Klasifikasi Tekanan Darah

TDS (mmHg)

TDD (mmHg)

Optimal