Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Profitabilitas
2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2001 : 89) adalah
“hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan”. Profitabilitas
menurut Sartono (2001 : 122) adalah “kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri”.

Perkembangan profitabilitas perusahaan

merupakan hal yang harus diperhatikan para manajer keuangan
sehubungan dengan tujuan perusahaan yaitu mengalami pertumbuhan
yang berkelanjutan (going concern).

Oleh karena itu, perusahaan

diharuskan untuk selalu meningkatkan kinerja perusahaannya menjadi
semakin baik agar dapat bersaing dan bertahan dalam dunia

persaingan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, maka
semakin baik perusahaan tersebut dari waktu ke waktu.
2.1.1.2 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dalam upayanya memperoleh laba.

Rasio profitabilitas

menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva
dan hutang terhadap hasil operasi perusahaan (Brigham dan Houston).
Menurut Sadalia (2010 : 63), “rasio profitabilitas terbagi atas dua jenis,

11
Universitas Sumatera Utara

yaitu margin laba (profit margin) yang mengukur kinerja dalam
hubungannya dengan penjualan dan rasio hasil (return ratio) yang
mengukur kinerja relatif terhadap beberapa ukuran skala investasi”.
Rasio profitabilitas yang digunakan antara lain:
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor).

Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi dari kegiatan
operasi perusahaan.

Rasio ini memberikan informasi laba yang

diperoleh dari kegiatan penjualan setelah dikurangi biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan barang yang dijual
tersebut. Rumus Gross Profit Margin adalah sebagai berikut :
����� ������ ������ =

���� �����
���������

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih).

Rasio ini merupakan pengukuran yang lebih spesifik untuk
profitabilitas penjualan dibandingkan dengan gross profit margin
karena rasio ini memasukkan pajak ke dalam perhitungan laba
perusahaan. Rumus Net Profit Margin adalah sebagai berikut :
��� ������ ������ =


3. Return on Investment (ROI).

���� �����ℎ
���������

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Rumus Return on
Investment adalah sebagai berikut :
��� =

���� �����ℎ
����� ������

12
Universitas Sumatera Utara

4. Return on Equity (ROE).
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.

Rasio ini sering digunakan para investor dalam membandingkan
perusahaan-perusahaan dalam sebuah industri yang sama. Rasio
ini dipengaruhi oleh besar-kecilnya utang perusahaan.

Apabila

proporsi utang semakin besar, maka rasio ini juga akan semakin
besar. Rumus Return on Equity adalah sebagai berikut :
��� =

���� �����ℎ
����� �������

2.1.2 Struktur Modal
2.1.2.1 Pengertian Struktur Modal
Sartono (2001 : 224) mendefinisikan “struktur modal adalah
merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat
permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa”.
Menurut Warsono (2003 : 236), struktur modal merupakan
perimbangan jumlah utang jangka panjang (long term debt), saham

preferen (preferred stock) dan ekuitas saham biasa (stockholders’
equity). Utang jangka panjang adalah utang dengan masa jatuh tempo
pelunasannya lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang meliputi
utang hipotek (mortgage), obligasi (bond) dan bentuk utang jangka
panjang lainnya, seperti pinjaman jangka panjang dari bank. Saham
preferen adalah kombinasi antara modal sendiri (saham biasa) dan

13
Universitas Sumatera Utara

utang jangka panjang.

Ekuitas saham biasa adalah modal jangka

panjang yang ditanamkan investor, yang memiliki klaim residual atas
laba dan kekayaan perusahaan.
2.1.2.2 Teori Struktur Modal
Kebijakan mengenai struktur modal merupakan salah satu
bentuk keputusan keuangan yang penting.


Perusahaan selalu

mengupayakan untuk menciptakan kombinasi atau perimbangan
sumber pembelanjaan perusahaan yang tepat untuk mencapai struktur
modal optimal (optimal capital structure).

Brigham dan Houston

(2001 : 12), menyatakan bahwa
kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off)
antara risiko dan tingkat pengembalian :
1. Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar
risiko yang ditanggung pemegang saham.
2. Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan.

2.1.2.3 Indikator Struktur Modal
Struktur modal dapat dinyatakan dalam dua indikator
(Warsono, 2003), yaitu :
1. Rasio Utang-Aktiva (Debt to Assets Ratio)

Rasio utang-aktiva (debt to assets ratio) yang sering
disingkat dengan DAR adalah perbandingan antara total utang
dengan total aktiva. Rumus DAR adalah sebagai berikut :
��� =

����� �����
����� ������

14
Universitas Sumatera Utara

Semakin besar DAR suatu perusahaan mengindikasikan
bahwa risiko keuangan yang akan ditanggung para pemegang
saham semakin besar. Di sisi lain, semakin besar DAR perusahaan
juga mengindikasikan bahwa kemungkinan tingkat pengembalian
akan semakin besar pula.
2. Rasio Utang-Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Rasio utang-ekuitas (debt to equity ratio) yang sering
disingkat dengan DER adalah perbandingan antara total utang
dengan total ekuitas. Rumus DER adalah sebagai berikut :

��� =

����� �����
����� �������

2.1.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat dihitung
berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan atau besarnya tingkat
penjualan bersih suatu perusahaan. Perusahaan besar memiliki akses yang
lebih mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini
mendorong perusahaan besar cenderung menggunakan pendanaan eksternal
karena adanya kemudahan melakukan pinjaman dengan tingkat bunga yang
rendah. Ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai indikator dari
kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana
perusahaan besar cenderung memiliki arus kas yang lebih stabil dan
dipandang lebih mampu menghadapi kesulitan keuangan.

Hal ini

dikarenakan perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi usaha yang


15
Universitas Sumatera Utara

lebih banyak yang memungkinkan perusahaan meminimalkan risiko
kebangkrutan.
Total aktiva lebih sering digunakan sebagai indikator ukuran
perusahaan karena mencerminkan waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan penjualan.

Perusahaan yang memiliki banyak aktiva akan dapat

meningkatkan kapasitas produksinya sehingga laba yang diperoleh akan
semakin besar.
Menurut Kusuma (2005), ada tiga teori yang secara implisit
menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan,
antara lain :
1. Teori teknologi, yang menekankan pada modal fisik, economies of scale
dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran
perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas.

2. Teori organisasi, menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran
perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi dan rentang
biaya-biaya pengendalian.
3. Teori institusional mengaitkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor
seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust, perlindungan
patent, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan.
Teori teknologi mengindikasikan bahwa perkembangan teknologi akan
meningkatkan kapasitas produksi (jumlah output yang dihasilkan) sehingga
memungkinkan perusahaan menghasilkan laba yang lebih besar.

Teori

organisasi mengindikasikan bahwa semakin besar skala perusahaan maka

16
Universitas Sumatera Utara

profitabilitas juga akan meningkat, akan tetapi pada titik tertentu ukuran
perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan.


Hal ini

mengindikasikan perusahaan untuk memiliki total aktiva dalam jumlah yang
optimal.

2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan

perusahaan

mencakup

pertumbuhan

penjualan,

pertumbuhan aktiva dan pertumbuhan laba. Kallapur dan Trombley (2001)
mengungkapkan

bahwa

pertumbuhan

perusahaan

mengarah

pada

kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran perusahaan melalui
peningkatan aktiva. Salah satu pengukuran pertumbuhan perusahaan adalah
perubahan tahunan total aktiva. Semakin banyak aktiva yang dimiliki
perusahaan, semakin banyak kuantitas produk yang dapat dihasilkan
perusahaan.

Hal ini memungkinkan perusahaan memperoleh laba yang

semakin besar.

2.1.5 Struktur Aktiva
Aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Struktur aktiva adalah merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar
(current assets) dan aktiva tetap (fixed assets).

Aktiva lancar menurut

Kasmir (2008) adalah “harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan
(ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun”. Aktiva tetap
menurut Harahap (1999 : 20) adalah “aktiva yang menjadi hak milik

17
Universitas Sumatera Utara

perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan
menghasilkan barang dan jasa perusahaan”.
Dalam rangka pemerolehan atau

pemenuhan struktur aktiva,

perusahaan dapat menggunakan modal sendiri atau menggunakan dana
eksternal (utang). Penggunaan dana eksternal akan menimbulkan trade-off
antara

tingkat

pengembalian

dan

risiko.

Untuk

meningkatkan

profitabilitasnya, perusahaan akan membutuhkan ketersediaan dari aktiva
lancar sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar. Akan
tetapi, pengalokasian aktiva lancar dalam jumlah yang besar untuk penjualan
dapat akan mengakibatkan menurunnya jumlah aktiva lancar yang tersedia
untuk melakukan pembayaran utang yang telah jatuh tempo.
Penggunaan dana eksternal untuk membiayai aktiva tetap seperti tanah,
bangunan dan mesin-mesin merupakan keputusan investasi yang dilakukan
dengan harapan dapat meningkatkan laba yang akan diperoleh perusahaan.
Semakin besar penggunaan utang maka semakin besar tingkat pengembalian
yang diharapkan, akan tetapi juga memperbesar risiko yang ditanggung
pemegang saham.

Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berbanding

lurus dengan risiko.
Tidak selamanya pertambahan jumlah aktiva tetap akan meningkatkan
laba yang dihasilkan perusahaan. Pada titik tertentu, jumlah aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan justru dapat menurunkan profitabilitasnya. Penelitian
yang dilakukan Kusuma (2005) mengungkapkan adanya ukuran perusahaan
optimal.

Pertambahan aktiva tetap dimaksudkan agar meningkatkan

18
Universitas Sumatera Utara

kuantitas produk yang dihasilkan sehingga memunginkan laba yang diperoleh
akan semakin meningkat. Akan tetapi, pertambahan aktiva tetap yang tidak
tepat atau kelebihan total aktiva tetap akan mengakibatkan adanya aktiva
tetap yang menganggur. Keberadaan aktiva tetap yang menganggur ini akan
mengakibatkan penurunan laba perusahaan karena aktiva tetap ini
menimbulkan beban tetap terhadap perusahaan seperti biaya penyusutan,
biaya pemeliharaan dan adanya kemungkinan kerugian akibat rusaknya
aktiva tetap tersebut.

2.2 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas telah
dilakukan sebelumnya, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya
(2011), Nugroho (2011), Martina (2012) dan Sari (2012).
Penelitian yang dilakukan Kusumajaya (2011) menggunakan variabel
independen yang terdiri dari struktur modal dan pertumbuhan perusahaan.
Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER).
perusahaan diukur dengan perubahan total aktiva.

Pertumbuhan

Variabel dependen yang

digunakan adalah profitabilitas yang diukur dengan return on equity (ROE).
Penelitian yang dilakukan Nugroho (2011) menggunakan variabel
independen yang terdiri dari likuiditas, pertumbuhan penjualan, perputaran modal
kerja, ukuran perusahaan dan leverage. Likuiditas diukur dengan current ratio.
Pertumbuhan penjualan diukur dengan perubahan penjualan. Perputaran modal
kerja diukur dengan perbandingan antara penjualan dengan aktiva lancar bersih.

19
Universitas Sumatera Utara

Ukuran perusahaan diukur dengan rumus log natural total aktiva.

Leverage

diukur dengan perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Variabel
dependen yang digunakan adalah profitabilias yang diukur dengan return on
assets (ROA).
Penelitian yang dilakukan Martina (2012) menggunakan variabel
independen yang terdiri dari leverage keuangan, perputaran total aktiva, ukuran
perusahaan dan suku bunga Bank Indonesia.
menggunakan debt to equity ratio (DER).

Leverage keuangan dihitung

Perputaran total aktiva dihitung

menggunakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva.

Ukuran

perusahaan dihitung menggunakan log natural total aktiva. Suku bunga Bank
Indonesia dihitung menggunakan rata-rata suku bunga tahunan.

Variabel

dependen yang digunakan adalah profitabilitas yang dihitung menggunakan return
on equity (ROE).
Penelitian yang dilakukan Sari (2012) menggunakan variabel independen
yang terdiri dari perputaran modal kerja, perputaran piutang dan aktiva tetap.
Perputaran modal kerja dihitung menggunakan perbandingan antara penjualan
bersih dengan aktiva lancar bersih.

Perputaran piutang dihitung dengan

perbandingan antara penjualan bersih dengan rata-rata piutang.

Aktiva tetap

diukur dengan menggunakan nilai buku (harga perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan). Variabel dependen yang digunakan adalah profitabilitas yang diukur
dengan return on investment (ROI).

20
Universitas Sumatera Utara

Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No.
1.

Peneliti
Kusumajaya
(2011)

2.

Nugroho
(2011)

3.

Martina
(2012)

4.

Sari (2012)

Judul Penelitian
Pengaruh Struktur Modal
dan Pertumbuhan
Perusahaan
terhadap
Profitabilitas dan
Nilai Perusahaan pada
Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia
Analisis
Pengaruh
Likuiditas,
Pertumbuhan
Penjualan,
Perputaran
Modal
Kerja,
Ukuran
Perusahaan dan
Leverage
terhadap
Profitabilitas
Perusahaan

Pengaruh
Leverage
Keuangan
terhadap
Profitabilitas
pada
Perusahaan Logam dan
Sejenisnya yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia

Hasil Penelitian
Struktur
modal
dan
pertumbuhan
perusahaan
secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.

Secara
parsial
likuiditas
berpengaruh positif tidak
signifikan
terhadap
profitabilitas,
pertumbuhan
penjualan berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
profitabilitas,
perputaran
modal kerja dan ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif signifikan terhadap
profitabilitas, serta leverage
berpengaruh negatif signifikan
terhadap profitabilitas.
Baik secara parsial maupun
secara simultan, leverage
keuangan, perputaran total
aktiva, ukuran perusahaan dan
suku bunga bank Indonesia
tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
Perputaran
modal
kerja,
perputaran piutang dan aktiva
tetap secara parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap profitabilitas.

Pengaruh
Perputaran
Modal Kerja, Piutang dan
Aktiva Tetap terhadap
Profitabilitas
PT.
Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Cabang Belawan
International
Container Perputaran
modal
kerja,
Terminal (BICT)
piutang dan aktiva tetap secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas.
Sumber : Penelitian Kusumajaya (2011), Nugroho (2011), Martina (2012) dan
Sari (2012)

21
Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel independen
(variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan dan struktur aktiva. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
profitabilitas. Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

Struktur Modal
(X1)

H1

Ukuran Perusahaan

H2
Profitabilitas

(X )
Pertumbuhan Perusahaan
(X3)

H3

Struktur Aktiva

H4

(Y)

(X )

H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber : Hasil olahan penulis, 2013

Menurut Bringham dan Houston (2001), proporsi utang dalam struktur
modal

melibatkan

perimbangan

(trade-off)

antara

risiko

dan

tingkat

pengembalian. Semakin besar penggunaan utang, membuat perusahaan memiliki

22
Universitas Sumatera Utara

banyak dana untuk menjalankan kegiatan produksinya sehingga dapat
meningkatkan tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat penjualan perusahaan,
maka kemungkinan laba yang akan diperoleh semakin tinggi.

Akan tetapi,

penggunaan utang yang semakin besar juga akan meningkatkan risiko perusahaan
karena semakin besar beban yang harus dibayarkan kepada pihak luar. Adanya
pembayaran kepada pihak luar ini dapat mengakibatkan penurunan laba
perusahaan.
Ukuran perusahaan dapat dihitung berdasarkan banyaknya aktiva yang
dimiliki perusahaan.

Perusahaan yang memiliki banyak aktiva akan dapat

meningkatkan kapasitas produksinya sehingga laba yang diperoleh akan semakin
besar.
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari peningkatan jumlah aktiva
yang dimiliki perusahaan.

Semakin banyak jumlah aktiva yang dimiliki

perusahaan, semakin banyak kuantitas produk yang dapat dihasilkan perusahaan.
Hal ini mengindikasikan kemungkinan tingkat penjualan yang lebih tinggi,
sehingga laba yang diperoleh akan semakin tinggi pula.
Kusuma (2005) dalam penelitiannya mengungkapkan adanya ukuran
perusahaan optimal.

Perubahan struktur aktiva pada titik tertentu dapat

menurunkan profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva
tetap yang tidak tepat atau kelebihan aktiva tetap mengakibatkan adanya aktiva
tetap yang menganggur. Keberadaan aktiva tetap yang menganggur ini
menimbulkan beban tetap yang akan mengakibatkan menurunnya laba perusahaan.

23
Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang dirumuskan dengan maksud
untuk diuji secara empiris (Erlina, 2011). Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan
masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan, hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
H1 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
H2 : Ukuran

perusahaan

berpengaruh

positif

dan

signifikan

terhadap

profitabilitas.
H3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
H4 : Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
H5 : Struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan struktur
aktiva secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

24
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 49 102

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

1 6 82

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate.

0 1 20

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 11

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 4

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 22

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 10