Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Terhadap Program Uang Kuliah Tunggal (UKT)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar

rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak Istilah ini
dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau
melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak
penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh
hasil yang diinginkan. Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses
pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif
seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya.
Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau
administratif

untuk

mencapai


suatu

tujuan

eksplisit.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan,Diakses pada tanggal 03 Mei 2014).
kebijakan (policy) juga memiliki arti yang bermacam-macam. Harold D.Lasswell dan
Abraham Kaplan memberi arti kebijakan sebagai a projected program of goals, values and
practises, yang bermakna suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek
yang terarah. Carl J. Friedrick mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang
diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan
menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan
kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendapat ahli lainnya seperti
James E.Anderson mengatakan bahwa kebijakan itu adalah serangkaian tindakan yang
mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau

Universitas Sumatera Utara


sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu. Kemudian menurut Amara
Raksasataya mengemukakan bahwa kebijakan adalah sebagai suatu taktik dan strategi yang
diarahkan untuk mencapai tujuan. Menurut beliau kebijakan memuat tiga elemen yaitu :
1. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai
2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diiginkan
3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata dari
taktik atau strategi (islamy,2004: 17).
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kebijakan diartikan sebagai pedoman untuk
bertindak. Pedoman itu boleh jadi amat sederhana atau kompleks, bersifat umum atau khusus,
luas atau sempit, kabur atau jelas, longgar atau terperinci bersifat kualitataif atau kuantitatif,
publik maupun privat. Kebijakan dalam makna seperti ini mungin berupa suatu deklarasi
mengenai dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai
aktivitas-aktivitas ataupun suatu rencana (Wahab,2005:2).
Oleh karena itu bisa kita pahami secara sederhana bahwa implementasi kebijakan
adalah suatu tahapan kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensikonsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat
atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka
kebijakan itu dapat mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu telah diimplementasikan
dengan sangat baik, sementara itu suatu kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat
baik, dapat mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang diimplementasikan dengan
baik oleh para pelaksana kebijakan.

Dengan demikian bisa kita ketahui bahwa implementasi dan kebijakan adalah dua
kata yang tidak bisa dipisahkan dalam satu kosa kata. Implementasi sebagai kata kerja dan
kebijakan sebagai objek untuk yang diimplementasikan. Sebagai pangkal tolak berpikir kita,

Universitas Sumatera Utara

hendaknya selalu diingat bahwa implementasi adalah sebagian besar kebijakan dari
pemerintah dan pasti akan melibatkan sejumlah pembuat kebijakan baik publik maupun
swasta berusaha keras untuk memberikan pelayanan atau jasa kepada masyarakat guna untuk
mencapai tujuan tertentu. Sehingga untuk melaksanakan implementasi kebijakan ini perlu
mendapatkan perhatian yang seksama dari berbagai kalangan.
2.2.

Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi tercapainya suatu kegiatan. Di

dalam program di buat beberapa aspek, di sebutkan bahwa di dalam setiap program di
jelaskan mengenai:
1. Tujuan kegiatan yang akan di capai.
2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3. Aturan yang harus di pegang dan prosedur yang harus dilalui.
4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
5. Strategi pelaksanaan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah
untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.
“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize and
integrated various action an activities for achieving averral policy abjectives”
(suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan telah dirancang untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integraf untuk mencapai sasaran
kebijakan tersebut secara keseluruhan).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk
mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk
mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program yaitu:
1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai
pelaku program.
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga
diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat dilakui oleh
publik.
Program terbaik di dunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang
jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin di atasi dan memulai
intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana
dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik (Jones,
1996:295).
2.3.

Uang Kuliah Tunggal (UKT)
Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah

berdasarkan amanah kebijakan UU No.12 Tentang Pendidikan Tinggi, yang akhirnya di
berlakukan pada tahun 2013 sesuai dengan peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan
(PERMENDIKBUD) no. 55 tahun 2013 dengan di keluarkannya surat edaran Dirjen Dikti
Nomor 97/E/KU/2013 tertanggal 5 Februari 2013. Uang Kuliah Tunggal (UKT) merupakan
sebagian Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang ditanggungkan kepada setiap mahasiswa
berdasarkan kemampuan ekonominya. Biaya kuliah Tunggal merupakan seluruh biaya
operasional per mahasiswa per semester pada program studi di perguruan tinggi negeri dan


Universitas Sumatera Utara

UKT itu ditetapkan berdasarkan BKT dikurangi dengan biaya yang ditanggung oleh
pemerintah. Secara ringkas UKT itu merupakan beban biaya yang harus dibayarkan oleh
mahasiswa yang akan dibayarkan per semester selama masa kuliah dikampus. Dimana
kalkulasi dana UKT berasal dari kebutuhan mahasiswa per individu selama ia kuliah.
2.3.1. Sejarah Singkat Penerapan UKT di USU
Lahirnya PP No. 56 tahun 2003 tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa
Pemerintah Indonesia sepertinya ingin lepas tangan dari tanggung jawab pendidikan,
khususnya pada persoalan dana. Hal ini jelas tercantum dalam Pasal 10 Ayat 1 bahwa
“Pembiayaan penyelenggaraan dan pengembangan Universitas berasal dari Pemerintah,
masyarakat, pihak luar negeri yang tidak mengikat dan usaha dan tabungan Universitas.
Sehingga dari pasal tersebut memberikan kesempatan kepada petinggi-petinggi USU untuk
menghimpun dana sebesar-besarnya dari pihak swasta untuk membiayai jalannya proses
pendidikan di USU. Padahal sesungguhnya pendanaan untuk pendidikan di negeri ini
merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Indonesia seperti yang telah dijelaskan dalam
UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4 “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.
Akibat dari lepasnya tanggung jawab pemerintah dalam hal pendanaan pendidikan

maka terjadilah proses pendidikan dengan biaya yang mahal serta komersialisasi pendidikan
di negara ini. Namun perubahan status USU menjadi BHMN tentunya tidak selalu membawa
dampak yang negatif terhadap proses pendidikan di USU, perubahanstatus ini tentunya juga
memiliki dampak positif yang dapat dirasakan secara langsung. Salah satunya adalah
kebijakan yang dihasilkan terkait dengan permasalahan kegiatan akademik tidak lagi hanya

Universitas Sumatera Utara

menunggu instruksi yang dikeluarkan oleh pihak pusat. Semenjak diterapkannya bentuk
BHMN, USU memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijakan terkait dengan kegiatan
akademik seperti penyediaan fasilitas, penambahan gaji pengajar dan lain sebagainya. Inilah
cikal bakal awal pemerintah menyusun Undang-Undang No 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (UU PT). UU PT adalah reinkarnasi dari UU BHP, semangat
neoliberalisasi pendidikan menjelma dalam UU tersebut. Dalam pasal 62, diatur bahwa
perguruan tinggi memiliki otonomi untuk menyelenggarakan sendiri kampusnya. Masih sama
dengan konsep UU BHP.
Pada tahun 2013 pemerintah kembali membuat rumusan program pendidikan untuk
perguruan tinggi yang merupakan buah hasil dari perubahan status PTN, seluruh bentuk
rumusan mengenai PTN termaktub dalam program UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)
sesuai dengan peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan (PERMENDIKBUD) no. 55

tahun 2013. Kebijakan UKT ini pada dasarnya merupakan implementasi dari UndangUndang No. 12 Tahun 2012 tentang Undang – Undang Perguruan Tinggi (UU PT) yang terbit
pada Agustus 2012. Salah satu bukti kuat bahwa UKT merupakan implementasi dari UU PT
adalah tentang perumusan penentuan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang dipengaruhi oleh
indeks yang tertuang pada Pasal 88 ayat 1yang menyatakan “BKT merupakan nominal biaya
kuliah (sebenarnya) yang diperoleh dari rata-rata unit cost Perguruan TinggiNegeri (PTN)
dikalikan dengan K1, K2, dan K3yang masing-masing merupakan indeks dari capaian
Standar Nasional Pendidikan Tinggi, jenis program studi (prodi), dan tingkat kemahalan
wilayah”.
Diberlakukannya UKT di maksudkan untuk ditetapkannya standart satuan biaya
operasional pendidikan tinggi dengan mempertimbangkan capaian standart nasional
pendidikan tinggi, jenis program studi dan indeks kemahalan wilayah. Dalam program ini
juga menerapkan subsidi silang, prinsip subsidi silang UKT adalah pada jenjang UKT yang

Universitas Sumatera Utara

didasarkan atas kondisi sosial ekonomi orang tua/wali mahasiswa. Sedangkan pada sistem
lama, subsidi silang didasarkan pada jalur masuk, yang niatan nya orang tua wali dapat
memprediksikan berapa besaran pembiayaan pendidikan tinggi dari awal hingga jenjang
wisuda.
Selang 10 tahun berjalannya USU sebagai BHMN dan di terapkannya UU PT hingga

program UKT, maka tentu saja sudah banyak dampak yang terjadi sebagai akibat dirubahnya
status USU menjadi BHMN. Baik dampak secara struktural maupun non struktural, pola fikir
mahasiswa sendiri juga memiliki perubahan sedikit banyaknya. Hal ini dikarenakan
berubahnya orientasi dalam mengenyam pendidikan, sebab didalam BHMN mahasiswa
diharuskan memiliki pola fikir study oriented, tidak berorganisasi, cepat tamat dan lain
sebagainya. Kaitan antara pendidikan dan manusia sangat erat sekali, tidak bisa dipisahkan.
pendidikan adalah “humanisasi”, yaitu sebagai media dan proses pembimbingan manusia
muda menjadi dewasa, menjadi lebih manusiawi (“humanior”). Jalan yang ditempuh tentu
menggunakan massifikasi jalur kultural. Tidak boleh ada model “kapitalisasi pendidikan”
atau “politisasi pendidikan”. Karena, pendidikan secara murni berupaya membentuk insan
akademis yang berwawasan dan berkepribadian kemanusiaan.
2.4.

Pengertian Respon
Respon berasal dari kata “response” yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan

(reaction). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan definisi respon adalah berupa
tanggapan, reaksi, dan jawaban. Dalam pembahasan teori respon tidak terlepas dari
pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbale balik dari apa yang
di komunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Berdasarkan teori

yang dikemukakan oleh Steven M Caffe respon dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan
informasi seseorang mengenai sesuatu. respon ini timbul apabika adanya perubahan
terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.
2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang
terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh
khalayak terhadap sesuatu.
3. Psikomotorik, yaitu respon yang berhubungan dengan prilaku nyata yang meliputi
tindakan atau perbuatan.
2.4.1. Pengertian Kognisi (Pengetahuan)
Istilah kognisi berasal dari kata “cognoscare” yang artinya mengetahui. Aspek
kognisi banyak mempermasalahkan bagaimana cara memperoleh pemahaman tentang dirinya
dan lingkungannya, serta bagaimana dengan kesadaran itu ia berinteraksi dengan
lingkungannya. Setiap perilaku sadar manusia didahului oleh proses kognisi yang memberi
arah terhadap perilaku dan setiap lahiriahnya baik dirasakan maupun tidak dirasakan.

2.4.2. Pengertian Afeksi (Sikap)


Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa
sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi dan
bersifat evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Objek
sikap dirasakan adanya motivasi, tujuan, nilai dan kebutuhan. Sikap merupakan
kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan suatu pola
tertentu terhadap suatu objek berupa manusia, hewan atau benda akibat pendirian atau
persamaannya terhadap objek tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Pengertian Psikomotorik (Tindakan)

Jones dan Davies dalam Sarlito (1995), memberi definisi tindakan yaitu keseluruhan
respon (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai akibat (efek)
terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan
diarahkan pada pencapaian sesuatu agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Tindakan yang
ditujukan oleh aspek psikomotorik merupakan bentuk keterampilan motorik yang diperoleh
peternak dari suatu proses belajar (Samsudin, 1977). Psikomotorik yang berhubungan dengan
kebiasaan bertindak yang merupakan aspek perilaku yang menetap (Rahmat, 1989).

2.5.

Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang-orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi
di universitas ataupun perguruan tinggi lainnya. Sepanjang sejarah mahasiswa di berbagai
bagian dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu Negara, adapun peranan
mahasiswa dalam suatu Negara selain memperoleh pendidikan adalah sebagai “agen of
change” (agen perubahan), “agen of social control” (agen kendali sosial). Misalnya di
Indonesia pada Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil memaksa presiden Soeharto untuk
mundur dari jabatannya.

Di negara-negara maju, pendidikan selain sebagai aspek konsumtif juga diyakini
sebagai investasi modal manusia (human capital investement) dan menjadi leading sector
atau salah satu sektor utama. Oleh karena itu pendidikan di negara maju merupakan perhatian
utama bagi pemerintahnya. seperti anggaran sektor pendidikan yang ada tidak kalah dengan
sektor lainnya, sehingga keberhasilan investasi pendidikan berkorelasi dengan kemajuan
pembangunan makronya. Oleh karena itu mahasiswa sebagai investasi pendidikan dianggap
memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang

Universitas Sumatera Utara

lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus
dan memasuki dunia kerja.

2.6.

Kerangka Pemikiran

Bagan Alir Pikir
Program Uang Kuliah Tunggal
(UKT)

PERMENDIKBUD no. 55 2013
Dirjen Dikti Nomor 97/E/KU/2013

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

Respon

Persepsi

1.Pengetahuan mahasiswa

tentang program.

Sikap

1. Penilaian mahasiswa
terhadap program.

2.Pengertian mahasiswa
tentang tujuan dan sasaran
dari program.

2. Penolakan atau penerimaaan
dari mahasiswa terhadap
program.

3. Pemahaman mahasiswa
terhadap manfaat dari
program.

3. Mengharapkan atau
menghindari kehadiran
program bagi mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

2.7.

Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.7.1. Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar
generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok, atau individu tertentu
(Singarimbun,1981:32). Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan
mengidentifikasikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tidak terjadi
kesalahpahaman pengertian dan perbedaan persepsi yang dapat mengaburkan penelitian ini.
Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Yang dimaksud dengan kebijakan adalam penelitin ini adalah suatu rangkaian konsep
yang dibuat berdasarkan kondisi sosial dan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
kegiatan.
2. Yang dimaksud dengan program Uang Kuliah Tunggal (UKT) dalam penelitian ini
adalah suatu bentuk kegiatan yang guna memprediksi pengeluaran biaya perkuliahan
secara rigit sesuai dengan kemampuan ekonomi masing-masing keluarga mahasiswa
berdasarkan indeks kemahalan wilayah tempat tinggal mereka, dimana kalkulasi dana
yang harus dibayarkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa per semester di
kampusnya.
3. Yang dimaksud mahasiswa dalam penelitian ini adalah suatu kumpulan orang-orang
yang belajar di perguruan tinggi. Dalam hal ini adalah mahasiswa stambuk 2013
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)
4. Yang dimaksud respon dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan, reaksi dan
jawaban terhadap kondisi yang diterapkan pada individu atau kelompok tertentu.

Universitas Sumatera Utara

2.7.2. Definisi Operasional
Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep.
Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi
dinamis. Perumusan definisi operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia
nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi. (Siagian, 2011:141)
Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasional adalah:
1. Persepsi mahasiswa mengenai program UKT yang diukur :
a. Pengetahuan mahasiswa tentang program UKT.
b. Pengertian mahasiswa tentang tujuan dan sasaran dari program UKT tersebut
c. Pemahaman mahasiswa terhadap manfaat dari program UKT tersebut.
2. Sikap mahasiswa terhadap program UKT yang indikatornya diukur melalui:
a. Penilaian mahasiswa terhadap program UKT.
b. Penolakan atau penerimaaan dari mahasiswa terhadap program UKT
c. Mengharapkan atau menghindari kehadiran program UTK bagi mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara