Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(1)

86

1 1 1 0 0 -1 0 0 1 -1 1 0 1 -1 -1

2 -1 -1 -1 1 1 0 -1 -1 1 0 0 -1 -1 -1

3 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1

4 -1 1 1 -1 1 1 0 -1 1 0 -1 -1 -1 -1

5 1 1 1 0 -1 0 0 1 1 1 1 0 1 -1

6 -1 -1 0 0 1 0 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1

7 -1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 1 0 0 -1 -1

8 -1 -1 -1 -1 1 0 -1 -1 1 1 1 -1 0 -1

9 -1 -1 0 1 1 1 -1 -1 0 -1 1 -1 -1 -1

10 1 1 0 0 1 -1 -1 0 0 1 0 0 -1 -1

11 1 1 -1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 -1 1

12 1 1 1 0 1 1 -1 0 1 1 -1 -1 1 1

13 1 -1 -1 1 -1 -1 0 1 -1 1 1 -1 -1 -1

14 -1 -1 1 1 1 0 -1 1 1 1 1 -1 1 -1

15 -1 -1 1 1 1 1 1 -1 1 1 -1 -1 1 -1

16 -1 1 1 1 -1 1 -1 -1 1 0 -1 -1 1 1

17 1 1 1 0 1 1 0 -1 -1 0 -1 -1 1 1

18 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 1

19 1 -1 1 1 1 1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1

20 1 -1 1 1 -1 1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1

21 1 1 0 0 -1 1 0 -1 1 1 -1 0 1 1

22 1 1 1 1 1 0 -1 -1 0 1 -1 -1 -1 -1

23 1 1 0 0 1 0 -1 0 1 1 -1 -1 1 -1

24 -1 1 1 0 1 0 -1 -1 1 -1 1 0 1 1

25 1 -1 1 1 1 0 1 0 0 0 -1 -1 -1 -1

26 1 -1 -1 1 1 0 -1 -1 1 0 0 -1 -1 -1

27 -1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1

28 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 0 1 -1 -1 -1 1

29 1 1 0 0 1 1 -1 0 1 1 -1 -1 1 1

30 -1 -1 0 1 -1 0 0 -1 0 1 -1 0 -1 1

31 -1 -1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 -1 1 -1

32 1 1 1 1 -1 0 -1 -1 1 1 1 -1 1 1

33 -1 -1 1 1 1 1 0 -1 0 0 -1 -1 -1 -1

34 -1 1 1 -1 -1 1 1 -1 1 1 -1 0 -1 1

35 1 -1 1 -1 1 1 -1 -1 0 1 -1 -1 1 1

36 -1 -1 0 1 -1 1 -1 0 1 1 -1 0 -1 1

37 -1 1 0 -1 1 1 -1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1

38 1 -1 1 1 1 1 0 0 1 0 -1 0 -1 -1

39 -1 1 1 -1 -1 0 0 -1 1 1 -1 -1 -1 1

40 -1 -1 -1 1 -1 1 -1 -1 0 1 -1 -1 0 1

41 1 -1 1 1 1 0 0 -1 0 -1 1 -1 -1 1

42 -1 1 -1 0 -1 1 -1 -1 0 1 -1 -1 0 1

43 1 -1 1 0 1 1 0 0 1 -1 -1 -1 -1 -1

44 1 1 1 -1 -1 1 -1 -1 1 1 -1 0 -1 -1

45 1 -1 -1 1 1 0 -1 1 1 0 0 0 -1 1

46 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 0 -1

6 7 3

7 1 2 3 4 5

6 No Responden 2 3 4 5


(2)

47 1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 1 0 -1 -1 -1

48 1 1 1 1 -1 0 -1 0 0 1 -1 -1 -1 1

49 -1 -1 1 0 -1 1 0 0 1 0 -1 -1 -1 1

50 -1 1 0 0 1 0 -1 -1 1 1 -1 0 -1 1

51 1 -1 1 1 1 0 0 -1 0 1 -1 -1 -1 1

52 -1 1 0 0 1 1 -1 -1 1 0 -1 -1 0 1

53 1 -1 1 1 1 1 -1 0 1 -1 -1 -1 -1 -1

54 -1 1 1 -1 1 0 0 -1 1 1 -1 -1 -1 1

55 1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 -1 -1 0 1

56 1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1

57 1 -1 1 1 1 0 0 -1 1 1 -1 -1 -1 -1

58 1 -1 0 -1 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 1

59 1 1 1 1 1 0 -1 -1 1 0 -1 0 0 -1

60 1 1 1 1 1 1 0 -1 0 0 -1 -1 0 1

61 -1 -1 1 0 1 1 0 -1 1 1 -1 -1 0 1

62 1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 1 -1 0 -1 1

63 1 1 0 0 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 1

64 1 -1 1 1 1 0 -1 0 1 1 0 0 -1 -1

65 -1 1 1 0 -1 1 -1 -1 1 0 -1 -1 0 -1

66 1 -1 1 1 1 0 0 -1 1 1 -1 -1 -1 1

67 -1 1 1 1 -1 1 0 -1 1 1 0 0 -1 1

68 1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 0 -1

69 -1 -1 -1 0 -1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1

70 -1 1 0 1 1 1 -1 -1 1 -1 0 -1 -1 1

71 1 -1 1 1 1 0 0 -1 1 1 -1 -1 0 1

72 1 -1 -1 1 -1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 1

73 1 -1 1 0 1 1 -1 -1 1 1 -1 1 0 1

74 -1 -1 0 1 1 0 0 -1 1 0 -1 1 -1 1

75 1 -1 1 1 1 0 -1 -1 1 0 0 -1 -1 1

76 1 -1 0 1 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 0 1

77 -1 -1 1 1 1 0 0 -1 1 1 0 0 -1 1

78 -1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 0 -1 -1 -1 -1

79 1 -1 1 0 1 1 -1 -1 1 -1 -1 -1 0 1

80 -1 -1 0 0 1 0 0 -1 1 1 -1 -1 0 1

81 -1 -1 1 -1 -1 0 -1 -1 0 1 0 -1 0 -1

82 1 -1 0 -1 1 1 -1 -1 1 1 -1 1 -1 -1

83 1 -1 0 1 -1 1 0 -1 1 1 -1 -1 0 1

84 -1 -1 1 1 1 1 -1 -1 0 1 0 -1 -1 1

85 1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 -1 1 0 -1

86 1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 1 -1 -1 1

87 -1 -1 1 -1 1 0 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 1

88 1 -1 1 -1 -1 1 0 -1 1 1 -1 0 0 -1

89 -1 -1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 0 -1 -1 1

90 -1 -1 1 0 1 0 0 -1 1 1 -1 1 -1 -1

91 -1 -1 1 0 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1

92 1 -1 1 1 1 0 -1 -1 1 1 0 -1 -1 1


(3)

88 No. Responden:

Dengan hormat.

Dalam rangka melengkapi data yang diperlukan untuk memenuhi tugas akhir. Bersama ini saya menyampaikan kuesioner penelitian mengenai “RESPON MAHASISWA TERHADAP KEBIJAKAN UANG KULIAH TUNGGAL DI FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”. Adapun hasil penelitian ini saya gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Saya mohon maaf atas terganggunya waktu teman-teman dalam pengisian kuesioner ini, namun saya juga mengharapkan kesediaan teman-teman untuk membantu penelitian ini dengan mengisi secara lengkap dan jujur kuesioner yang terlampir.

Untuk mempermudah pekerjaan Saya, maka Saya akan mempersempit ruang lingkup subjek penelitian. Oleh karena itu, hanya teman-teman yang memenuhi kriteria berikut yang diperkenankan untuk mengisi kuesioner:

1. Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2013.

2. Sedang aktif kuliah ;tidak sedang menjalani cuti atau PKA. 3. Membayar UKT Penuh atau UKT berkeadilan; bukan

mahasiswa Bidik Misi.

4. Bukan mahasiswa yang diterima melalui jalur UMB Mandiri

Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini.

Hormat Saya Rival Hakkif


(4)

Petunjuk Pengisian:

1. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan kondisi Anda yang sebenarnya.

2. Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda (X) atau centang () pada salah

satu jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda. 3. Ikutilah setiap petunjuk pengisian dengan benar.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. NIM :

3. Departemen :

4. Jenis Kelamin :

1) Pria 2) Wanita

5. Agama :

1) Islam 2) Protestan 3) Katholik 4) Hindu 5) Budha 6) Konghucu

6. Suku Bangsa :

1) Jawa 2) Batak 3) Minang 4) Melayu

5) Lainnya (sebutkan)... 7. Status tempat tinggal selama kuliah

1) Tinggal dengan Orang Tua 2) Tinggal dengan Saudara


(5)

90 3) Kost atau asrama

4) Lainnya (sebutkan)...

8. Asal daerah

1) Provinsi Sumatera Utara, Kab/Kota...

2) Di luar provinsi Sumatera Utara (sebutkan)... 9. Sumber pembiayaan kuliah (boleh pilih lebih dari satu)

1) Orang Tua

2) Penghasilan Sendiri 3) Beasiswa

4) Lain-lain (sebutkan)...

10.Pekerjaan Orang Tua : Laki-Laki Perempuan

1) Pegawai Negeri 1) Pegawai Negeri 2) Pegawai swasta 2) Pegawai Swasta

3) Wiraswasta 3) Ibu Rumah Tangga

4) Sudah Meninggal dunia 4)Sudah meninggal dunia 5) Lainnya (sebutkan)...

11.Penghasilan Orang Tua/Bulan:

1) Kurang dari Rp. 2.000.000,- 2) Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000,- 3) Lebih dari Rp.3.000.000,-

12. Besaran Uang Kuliah Tunggal yang dibayarkan per semester 1) Rp. 500.000,-

2) Rp. 1.000.000,- 3) Rp. 1.800.000,- 4) Rp. 2.100.000,- 5) Rp. 2.400.000,- 6) Rp. 2.700.000,- 7) Rp. 2.800.000,- 8) Rp. 3.000.000,- 9) Rp. 3.100.000,- 10) Rp. 3.400.000,- 11) Rp. 3.700.000,-


(6)

13.Jumlah biaya hidup selama kuliah tiap bulannya 1) Kurang dari Rp. 500.000,- 2) Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000,- 3) Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000,- 4) Lebih dari Rp. 1.500.000,-

B. Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

B. 1 Persepsi

1) Sejak kapan Anda mengetahui adanya kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Universitas?

a. Setelah lulus seleksi masuk universitas b. Sebelum lulus seleksi masuk universitas 2) Apakah Anda mengetahui manfaat Uang Kuliah Tunggal?

a. Tahu b. Tidak tahu

Sebutkan jika tahu... 3) Apakah Anda mengetahui tujuan Uang Kuliah Tunggal?

a. Tahu b. Tidak tahu

Sebutkan jika tahu... 4) Apakah Anda mengetahui adanya pengelompokan besaran Uang Kuliah

Tunggal?

a. Tahu b. Kurang tahu c. Tidak tahu

5) Apakah Anda mengetahui adanya sanksi bagi mahasiswa yang memalsukan data dalam menentukan kriteria Uang Kuliah Tunggal?

a. Tahu b. Kurang tahu c. Tidak tahu

6) Apakah Anda membaca dengan seksama pedoman pengisian form Uang Kuliah Tunggal ketika akan mengisi form Uang Kuliah Tunggal?


(7)

92 7) Apakah informasi mengenai pedoman pengisian form Uang Kuliah tunggal

yang ada dapat Anda Pahami?

a. paham b. Kurang paham c. Tidak paham

B. 2 Sikap

1) Bagaimana penilaian Anda terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal? a. Baik b. Kurang baik c. Tidak baik

Alasan...

2) Bagaimana tanggapan Anda mengenai kebijakan Uang Kuliah Tunggal?

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju

Alasan... 3) Bagaimana tanggapan Anda mengenai sanksi yang diberikan bagi

mahasiswa yang memalsukan data dalam menentukan kriteria Uang Kuliah Tunggal?

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju Alasan...

4) Bagaimana tanggapan Anda mengenai pengelompokan kriteria Uang Kuliah Tunggal berdasarkan kemampuan ekonomi?

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju Alasan...

5) Bagaimana tanggapan Anda mengenai besaran Uang Kuliah Tunggal yang Anda bayarkan tiap semesternya?

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju Alasan...


(8)

6) Bagaimana tanggapan Anda dengan pernyataan bahwa kebijakan Uang Kuliah Tunggal dapat meringankan biaya kuliah?

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju Alasan... 7) Bagaimana tanggapan Anda jika kebijakan Uang Kuliah tunggal ini

dilanjutkan keberlangsungannya?

a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak setuju Alasan...

B. 3 Partisipasi

1) Bagaimana Anda memasukkan/mengisi data ketika mendaftar untuk menentukan kriteria Uang Kuliah Tunggal?

a. Mengisi sendiri b. Diisikan Orang lain... c. ...

2) Pernah meminta peninjauan kembali ke pihak Universitas atas besaran Uang Kuliah Tunggal yang Anda bayarkan?

a. Pernah b. Tidak pernah

3) Ketika melakukan daftar ulang di Universitas, adakah Anda mencari Informasi mengenai Uang Kuliah Tunggal?

a. Ada b. Tidak ada


(9)

84

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bawono, Muhammad. 2006. Persepsi dan Perilaku Pemilih Terhadap Partisipasi

Pemilihan Umum Tahun 2004 di Kabupaten Nganjuk. Tesis

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2014 Tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sarlito W. Sarwono, Eko A. Meinarno (Ed). 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Sarwono, Sarlito Wirawan (Ed). 2006. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: PT Grasindo Monoratama Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi

Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik Teori Proses dan Studi Kasus. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service

Laman Internet

id.svhoong.com diakses pada tanggal 28 Februari 2016 Pukul 17.42 WIB dtm.usu.ac.id diakses pada tanggal 29 Februari 2016 Pukul 17.20 WIB kbbi.web.id diakses pada tanggal 28 Februari 2016 Pukul 17.42 WIB news.okezone.com diakses pada tanggal 26 Februari Pukul 23.09 WIB

http://news.detik.com diakses pada tanggal 25 Februari 2016 Pukul 20.59 WIB beritasore.com diakses pada tanggal 25 Februari 2016 Pukul 22.54 WIB usu.ac.id diakses pada tanggal 25 Februari 2016 Pukul 23.07 WIB

dirmahasiswa.usu.ac.id diakses pada tanggal 25 Februari 2016 Pukul 23.42 WIB https://id-id.facebook.com/notes/zaki-arrobi/dilema-kebijakan-uang-kuliah-tunggal-ukt-merangkai-fakta-usulan-ukt-di-fisipol-u/10151485903822302/ diakses pada tanggal 27 Februari 2016 Pukul 00.06 WIB


(10)

www.berdikarionline.com diakses pada tanggal 27 Februari 2016 Pukul 00.42 suarausu.co diakses pada tanggal 27 Februari 2016 Pukul 01.45 WIB


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011:52). Melalui penelitian ini penulis ingin menggambarkan respon mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. 2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara di Jalan Prof. A. Sofyan Nomor 1 Kampus USU Medan. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini karena peneliti ingin terfokus kepada subjek penelitian, yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Selain itu, lokasi penelitian ini adalah lokasi kampus peneliti sendiri, sehingga peneliti dapat lebih mudah melakukan penelitian dan meminimalisir biaya, tenaga, dan waktu yang dibutuhkan selama penelitian.

3. 3 Populasi dan Sampel

3. 3. 1 Populasi

Secara sederhana, populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan obyek, benda, peristiwa atau individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian (Siagian 2011:155).


(12)

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 dan D-III Angkatan 2013 Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera.

Tabel 3. 1

Jumlah Mahasiswa S-1 dan D-III Angkatan 2013 FISIP USU

Departemen Jumlah

Antropologi Sosial 104 Orang

Ilmu Politik 111 Orang

Sosiologi 116 Orang

Ilmu Kesejahteraan Sosial 117 Orang Ilmu Administrasi Negara 186 Orang

Ilmu Komunikasi 162 Orang

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis 199 Orang Administrasi Perpajakan 168 Orang

Jumlah 1163 Orang

(Sumber data: dirmahasiswa.usu.ac.id)

3. 3. 2 Sampel

Sampel adalah bagian yang bersifat representatif dari populasi yang datanya diambil secara langsung (Siagian, 2011: 156). Hal ini berarti bahwa sampel bukan sekedar bagian dari populasi, melainkan bagian yang benar-benar mewakili populasi.


(13)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Taro Yamane. Teknik penentuan ini hanya berlaku bagi populasi dengan jumlah sangat besar, dengan rumus sebagai berikut:

� = �

�.�2+ 1 Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

d :Presisi (Tingkat kesalahan yang ditoleransi, yaitu antara 5% sampai 10%)

Diketahui, jumlah populasi adalah 1163 orang dan tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah sebesar 10%, 10% didesimalkan menjadi 0,1, maka

�= 1163

1163. 0,12+ 1

= 1163

1163. 0,12+ 1

= 1163

11,63 + 1

= 1163 12,63

= 92 Orang

Maka, sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 92 orang.

Dalam rangka menarik sampel dalam penelitian, diketahui subjek penelitian terdiri dari beberapa sub populasi, maka dari itu peneliti menggunakan teknik penarikan sampel


(14)

acak proporsional (proportional random sampling technique). Teknik ini digunakan jika populasi terdiri dari beberapa sub populasi yang tidak homogen dan tiap-tiap sub populasi akan diwakili dalam penelitian (Siagian, 2011: 161). Teknik ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Pertama, mengambil sampel dari tiap-tiap populasi tanpa memperhitungkan besar kecilnya sub populasi. Kedua, mengambil sampel dari tiap-tiap populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi. Dalam penelitian ini, peneliti mempertimbangkan sub populasi yang tidak homogen sehingga peneliti menarik sampel dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dengan rumus:

n =�1.� � Keterangan

n = Jumlah sampel dari sub populasi

n1= Jumlah sub populasi

n = Jumlah sampel


(15)

Tabel 3. 2

Distribusi Sampel

Departemen Jumlah Penarikan Sampel Sampel

Antropologi Sosial 104 Orang 104x92

1163 = 9568

1163= 8,22 8 Orang

Ilmu Politik 111 Orang 111x92

1163 =

10212

1163 = 8,78 9 Orang

Sosiologi 116 Orang 116x92

1163 =

10672

1163 = 9,17 9 Orang Ilmu Kesejahteraan Sosial 117 Orang 117x92

1163 =

10764

1163 = 9,25 9 Orang Ilmu Administrasi Negara 186 Orang 186x92

1163 =

17112

1163 = 14,71 15 Orang

Ilmu Komunikasi 162 Orang 162x92

1163 =

14904

1163 = 12,81 13 Orang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis 199 Orang 199x92

1163 =

18308

1163 = 15,74 16 Orang Administrasi Perpajakan 168 Orang 168x92

1163 =

15456

1163 = 13,28 13 Orang

Jumlah 1163 Orang 92 Orang

3. 5 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a) Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal dan karya tulis lainnya.


(16)

b) Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan ini, yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek atau fenomena yang berkaitan dengan penelitian.

b. Wawancara, yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan pengumpul data dengan responden yaitu untuk memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.

c. Penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan responden melalui pemberian daftar pertanyaan sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian (Siagian, 2011: 206-207).

3. 5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap atau tingkah laku manusia (Siagian, 2011: 113)

Pemberian skor data dilakukan mulai respon negatif menuju respon positif, yaitu : a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1

b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. Skor setuju (positif) adalah 1

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan yaitu:


(17)

b. Memberi kategori untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban sehingga mudah di analisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian.

c. Tabulasi, yaitu menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban dan skor dari masalah yang diteliti.

Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap, dan partisipasi, maka ditentukan interval kelas sebagai berikut:

Interval Kelas (I) = Nilai Tertinggi (H) – Nilai Terendah (L) Banyak Kelas

= 1-(-1) 3 = 0,66

Menentukan kategori respon positif, netral maupun negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut :

a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. 0,33 sampai dengan 1,00 = respon positif


(18)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4. 1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara

Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi: (1) mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat bermoral dengan kemampuan akademik dan/atau profesional dan/atau vokasional untuk menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan seni terutama pada kerjasama berbasis industri, dan pengembangan aplikasinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional; dan (3) mendukung pengembangan masyarakat sipil yang demokratis melalui peran USU sebagai suatu kekuatan moral yang otonom untuk mencapai kemampuan yang kuat dalam lingkungan kompetisi global melalui pengelolaan secara profesional sumber daya manusia, memperluas partisipasi dalam pembelajaran, memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran, dan memodernisasi cara pembelajaran.

Kampus USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan rindang seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. zona akademik seluas 90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum


(19)

mahasiswa. Sistem pembelajaran didukung oleh fasilitas perpustakaan dan lebih dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber belajar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan dosen. Selain itu di dalam kampus juga terdapat berbagai sarana seperti asrama, arena olah raga, wisma, kafetaria, toko, bank, dan kantor pos. Wisuda dan berbagai acara akademik lainnya diadakan di Auditorium dan Gelanggang Mahasiswa. Sebuah rumah sakit pendidikan yang berlokasi dikampus Padang bulan telah dimulai pembangunannya sejak Agustus 2009.

Sebuah kampus baru seluas 300 ha yang berlokasi di Kwala Bekala, berjarak 15 km dari Kampus Padang Bulan sedang dikembangkan, yang saat ini digunakan untuk mendukung berbagai penelitian dan percobaan di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan peternakan. Dalam upaya mengembangkan diri sebagai universitas berjangkauan luas, USU mengelola Kebun Percobaan seluas sekitar 550 ha di Langkat. USU juga telah memperoleh izin pengembangan hutan percontohan seluas 10.000 ha di Mandailing Natal.

4. 1. 1 Keunggulan Kompetitif

Diawali dengan membuka sekolah kedokteran, USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.632 orang dosen, 81% di antaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini USU memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh


(20)

pelosok tanah air. Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik pemerintahan maupun swasta.

Program studi bidang kesehatan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing terutama yang berasal dari Malaysia. Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Program Studi Etnomusikologi memiliki kekhasan tentang musik-musik etnik di Sumatera. Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan hukum dan penataan administrasi pemerintahan. Sebuah produk penjernihan air - Ferro Filter - hasil penemuan dosen Fakultas Teknik sedang dalam proses pengurusan hak paten, telah banyak digunakan di berbagai wilayah Sumatera. Penataan dan pengembangan sistem penjaminan mutu, yang didukung dengan komitmen tinggi para manajer di semua lini, dilakukan secara terus-menerus dan menjadi agenda utama USU dalam upaya menghasilkan lulusan dan produk terbaik.

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).


(21)

Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Tanggal 20 Agustus 1952 telah ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956). Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.


(22)

Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I. Kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh. Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007), Fakultas Psikologi (2008), Fakultas Keperawatan (2009), Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informas (2011), . Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).

4. 1. 3 Pimpinan Universitas

1957-1958 1958-1962 1962-1964 1964-1965 1965-1966 1966 (Mei-Nov) 1966-1970 1970-1978

Z.A. Soetan Koemala Pontas, Ketua Presidium Prof.Dr.Ahmad Sofian,Presidium

Prof.Mr. Mahadi,Ketua Presidium Ulung Sitepu, Presidium

Drg. Nazir Alwi, Rektor

Prof. Dr. S. Hadibroto, M.A., Pejabat Rektor Dr. S. Harnopidjati, Rektor


(23)

1978 (Mei-Juli) 1978-1986 1986-1994 1994-2010 2010-2015

O. K. Harmaini, S.E, Ketua Rektorium Dr. A. P. Parlindungan, SH, Rektor Prof. M. Jusuf Hanafiah, Rektor

Prof. Chairuddin P. Lubis, D.T.M.&H., Sp.A.(K), Rektor Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A.(K), Rektor

2015-2016 Prof. Subhilhar, MA (Penjabat Rektor)

2016-2021 Prof. Runtung Sitepu, S.H, M. Hum

4. 2 Profil Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. 2. 1 Sejarah

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Kelahiran Fakultas ini tidak jauh berbeda dengan fakultas lainnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya (1980), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS).

Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara. Alamat Fakultas ISIP USU: Jl.Dr.A.Sofyan No.1Kampus USU Medan – 20155.

Adapun visi dan misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yaitu


(24)

1. Visi

1.2 Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah: “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial

dan Politik di Wilayah Barat.”

2. Misi

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.


(25)

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) resmi menjadi Fakultas pada tahun 1982 berdasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahhun 1982.SK Presiden R.I tersebut menetapkan FISIP merupakan fakultas ke 9 (Sembilan) pada Universitas Sumatera Utara.Walaupun FISIP USU baru resmi terbantuk pada tahun 1982, tetapi cikal bakal FISIP USU itu sudah muncul pada tahun 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80, pada tanggal 1 Juli 1980. Perkuliahan pertamakali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.

Lebih kurang dalam waktu satu tahun, keluar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan SK Mendikbut R.I itu, disebutkan FISIP USU mempunyai 6 (enam) jurusan.

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi

4. Jurusan ilmu politik 5. Jurusan Ilmu Administrasi 6. Jurusan Ilmu Komunikasi


(26)

Dewasa ini FISIP USU mempunyai 6 (enam) Departemen, satu Program Diploma III, dan dua Program Pasca Sarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Ilmu Administrasi yang dibagi ke dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi Sosial, dan Departemen Ilmu politik. Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, dan Program Studi S2 Magister Studi Pembangunan dan Magister Ilmu Komunikasi.

Dekanat

Dekan : Dr. Muryanto Amin, M.Si. Wakil Dekan I : Husni Thamrin, S. Sos., M. SP

Wakil Dekan II : Muhammad Arifin Nasution, S. Sos., M. SP. Wakil Dekan III : Dra. Rosmiani, M. A.

4. 2. 2 Departemen / Program Studi

A. Ilmu Administrasi Negara

Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si Sekretaris : Dra.Elita Dewi, MSP

B. Ilmu Komunikasi

Ketua : Dra.Fatma Wardy Lubis, MA Sekretaris : Dra. Dayana, M.Si

C. Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ketua : Hairani Siregar, S.Sos, MSP Sekretaris : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si


(27)

D. Sosiologi

Ketua : Dra.Lina Sudarwaty, M.Si Sekretaris : Drs. T. Ilham Saladin, MSP

E. Antropologi Sosial

Ketua : Dr. Fikarwin Zuska Sekretaris : Drs.Agustrisno, M.SP

F. Ilmu Politik

Ketua : Dra. T. Irmayani, M.Si Sekretaris : Drs.P.Antonius Sitepu, M.Si

G. Administrasi Perpajakan

Ketua : Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si Sekretaris : Arlina, SH, M.Hum

H. Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Ketua : Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA Sekretaris : M.Arifin Nasution, S.Sos, MSP

I. Magister Studi Pembangunan

Ketua : Prof. Dr. M. Arif Nasution Sekretaris : Dr. R.Hamdani Harahap, M.Si

J. Magister Ilmu Komunikasi

Ketua : Prof. Lusiana, S.Sos, Msi Sekretaris : Hendra Harahap, S.Sos. M.Si


(28)

1.3 4. 2. 3 Akreditasi Departemen

TABEL 4. 1

Akreditasi Departemen di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

Progam Studi Peringkat

Akreditasi

SK BAN PT TAHUN

Masa Kedaluarsa

Antropologi Sosial A 2012 2017

Ilmu Administrasi

Negara B 2010 2015

Ilmu Kesejahteraan

Sosial A 2015 2020

Ilmu Komunikasi B 2011 2016

Sosiologi B 2011 2016

Ilmu Politik B 2012 2017

Perpajakan C 2013 2018

Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

C 2013 2018


(29)

46

BAB V

ANALISIS DATA

5. 1 Pengantar

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan melalui teknik pengumpulan data penyebaran kuesioner kepada responden, peneliti berhasil menyebarkan kuesioner kepada 92 orang responden dari 8 Departemen yang ada Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Setelah penyebaran kuesioner selesai, maka tibalah saatnya bagi peneliti untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah interpretasi langsung berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan. Adapun data-data yang dianalisis pada bab ini adalah sebagai berikut:


(30)

5. 2 Karakteristik Umum Responden

Tabel 5. 1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Pria Wanita

44 48

48 52

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 1 dapat diketahui jenis kelamin responden. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin wanita, yaitu 48 responden (52%).


(31)

48

Tabel 5. 2

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Buddha Konghucu Lainnya 51 35 6 0 0 0 0 55 38 7 0 0 0 0

Jumlah 92 100

Sumber : Data Primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 2 dapat diketahui agama yang dianut responden. Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara memiliki agama yang berbeda-beda. Adapun agama yang dianut mahasiswa adalah Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Meskipun para mahasiswa tersebut memiliki agama yang berbeda-beda, mereka memiliki hubungan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan tidak pernah adanya konflik antar mahasiswa yang mengatasnamakan agama tertentu di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(32)

Tabel 5. 3

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5

Jawa Batak Minang Melayu Lainnya

17 46 9 6 14

18 50 10 7 15

Jumlah 92 100

Sumber: Data Primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5. 3, dapat diketahui suku bangsa dari para responden. Mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik memiliki suku bangsa yang beragam, seperti Jawa, Batak, Minang, Melayu, dan lainnya. Tabel yang disajikan diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah suku batak, yakni 46 orang (50%).


(33)

50

Tabel 5. 4

Status Tempat Tinggal Selama Kuliah

No Status Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Tinggal dengan Orang Tua Tinggal dengan Saudara

Kost atau Asrama

34 9 49

37 10 53

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 49 responden (53%) tinggal di kost atau asrama selama masa perkuliahan, sedangkan sisanya tinggal dengan Orang Tua atau Saudara.

Diketahui bahwa responden yang tinggal di kost atau asrama serta yang tinggal dengan saudara mayoritas bukan penduduk kota Medan dan sekitarnya, sedangkan responden yang tinggal dengan orang tua diketahui merupakan penduduk kota Medan dan daerah sekitarnya yang relatif tidak terlalu jauh dengan lokasi kampus seperti kabupaten Deli Serdang, kota Binjai, dan lain-lain.


(34)

Tabel 5. 5

Distribusi Responden Berdasarkan Asal Daerah

No Asal Daerah Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Provinsi Sumatera Utara Di Luar Provinsi Sumatera Utara

74 18

80 20

Jumlah 92 100

Sumber Data Primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 5 dapat diketahui asal daerah para responden. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden, yakni 74 responden (80%) merupakan penduduk dari 33 kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Utara sedangkan responden lainnya, yaitu 18 responden (20%) merupakan penduduk daerah lain seperti Pulau Jawa, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Sumatera Barat, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara masih menjadi primadona bagi tamatan sekolah menengah atas yang ada di provinsi Sumatera Utara dan provinsi lain untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Nama besar Universitas Sumatera Utara di kalangan masyarakat tentu saja memiliki andil dalam hal mengharumkan nama universitas ini sebagai salah satu kampus bergengsi yang ada di Indonesia.


(35)

52

Tabel 5. 6

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Pembiayaan Uang Kuliah

No Sumber Pembiayaan Uang Kuliah Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Orang Tua Penghasilan Sendiri

Beasiswa

86 3 3

94 3 3

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Dari data yang dipaparkan pada tabel 5. 6 dapat diketahui bahwa ada tiga macam sumber pembiayaan uang kuliah responden. Berdasarkan data yang dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden belum bisa memenuhi kewajiban pembiayaaan uang kuliahnya secara mandiri.


(36)

Tabel 5. 7

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Laki-laki

No Pekerjaan Orang Tua Laki-Laki Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta

Wiraswasta Sudah Meninggal Dunia

Lainnya

20 14 45 6 7

22 15 49 7 7

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Dari tabel 5. 7 dapat dilihat bahwa mayoritas orang tua laki-laki responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, yaitu sebanyak 45 responden (49%). Orang tua laki-laki memiliki peran vital dalam pemenuhan kebutuhan keluarga karena salah satu tugas utama adalah mencari nafkah bagi keluarganya. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa orang tua laki-laki mayoritas responden memenuhi kebutuhan keluarganya dengan usaha-usaha mandiri, tanpa terikat perjanjian kerja.


(37)

54

Tabel 5. 8

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Perempuan

No Pekerjaan Orang Tua Perempuan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Mengurus Rumah Tangga

Sudah Meninggal Dunia

13 8 68

3

14 9 74

3

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 dapat diketahui berbagai pekerjaan orang tua perempuan dari responden. Dapat diketahui pula bahwa 68 responden (74%) orang tua perempuannya mengurus rumah tangga. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas orang tua perempuan responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga, dengan kata lain mereka tidak perlu bekerja di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena sudah ada yang menanggung kebutuhan tersebut, misalnya suami atau anaknya yang sudah berpenghasilan.


(38)

Tabel 5. 9

Distribusi Responden Berdasarkan Besaran Penghasilan Orang Tua Per Bulan

No Besaran Penghasilan Orang Tua Per

Bulan

Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Kurang Dari Rp. 2.000.000,- 15 16

2 Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 3.000.000,- 44 48

3 Lebih dari Rp. 3.000.000,- 33 36

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan tabel 5. 9 dapat diketahui besaran penghasilan orang tua responden per bulannya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas orang tua responden, yaitu 44 responden (48%) berpenghasilan antara Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 3.000.000,-. Dapat disimpulkan pula bahwa mayoritas orang tua responden memiliki penghasilan yang layak dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari.


(39)

56

Tabel 5. 10

Distribusi Responden Berdasarkan Besaran Uang Kuliah Tunggal Yang dibayarkan Setiap Semester

No Besaran Uang Kuliah Tunggal

Per Semester

Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000,- Rp. 1.800.000,- Rp. 2.100.000,- Rp. 2.400.000,- Rp. 2.700.000,- Rp. 2.800.000,- Rp. 3.000.000,- Rp. 3.100.000,- Rp. 3.400.000,- Rp. 3.700.000,- 8 6 23 8 7 3 0 34 1 1 1 9 7 25 9 8 2 0 37 1 1 1

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 10 dapat diketahui distribusi responden berdasarkan besaran Uang Kuliah Tunggal yang dibayarkan responden tiap semesternya. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berasal dari kalangan mampu karena kebanyakan responden membayar uang kuliah diatas besaran uang kuliah paling kecil, yaitu di atas Rp. 500.000,-.


(40)

Tabel 5. 11

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Biaya Hidup Per Bulannya Selama Kuliah

No Biaya Hidup Per Bulan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

Kurang dari Rp. 500.000,- Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,-

Lebih dari Rp. 1.500.000,-

11 44 29 8

12 48 31 9

Jumlah 92 100

Sumber: Data Primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 11 dapat diketahui jumlah biaya hidup responden per bulannya. Berdasarkan data tersebut pula dapat diketahui bahwa mayoritas responden, yaitu 44 responden (48%) menghabiskan biaya antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,- per bulannya selama masa kuliah. Diketahui responden yang menghabiskan biaya lebih dari Rp. 500.000,- mayoritas adalah mahasiswa perantauan yang tentunya memiliki pengeluaran ekstra untuk kehidupan sehari-harinya seperti uang sewa kost dan makan minum, walaupun tidak tertutup kemungkinan ada beberapa mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan sekitarnya dikarenakan oleh gaya hidupnya termasuk dalam kategori ini.


(41)

58

5. 3 Respon Mahasiswa

5. 3. 1 Persepsi

Tabel 5. 12

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Perolehan Informasi Mengenai Adanya Kebijakan Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

Setelah Lulus Seleksi Masuk Universitas

Sebelum Lulus Seleksi Masuk Universitas

83

9

90

10

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui sejak kapan responden mengetahui adanya kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai Uang Kuliah Tunggal masih sangat minim diketahui oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan mayoritas responden baru mengetahui adanya kebijakan Uang Kuliah Tunggal setelah lulus seleksi masuk universitas.


(42)

Tabel 5. 13

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Manfaat Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Tahu Tidak Tahu

50 42

54 46

Jumlah 92 100

Sumber : Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat diketahui jumlah responden yang mengetahui manfaat dari Uang Kuliah Tunggal. Berdasarkan data pada tabel, sebanyak 50 responden (54%) mengaku mengetahui manfaat dari Uang Kuliah Tunggal, umumnya responden mengetahui manfaat uang kuliah tunggal ini karena responden merasakan langsung apa yang didapatkan dari uang kuliah tunggal ini seperti tidak membayar pungutan-pungutan diluar uang kuliah yang telah dibayarkan. Kemudian 42 responden (46%) menyatakan tidak mengetahui manfaat Uang Kuliah Tunggal tersebut, hal ini dikarenakan oleh minimnya informasi yang diberikan oleh pihak universitas mengenai uang kuliah tunggal sehingga masih ada yang tidak mengetahui manfaat dari uang kuliah tunggal ini.


(43)

60

Tabel 5. 14

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Tujuan Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Tahu Tidak Tahu

35 57

38 62

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden, yaitu 57 responden (62%) tidak mengetahui mengenai tujuan uang kuliah tunggal. Lagi-lagi penyebab responden tidak mengetahui tujuan uang kuliah tunggal adalah minimnya informasi yang didapat dari pihak universitas juga ada beberapa responden yang tidak mau tahu mengenai tujuan uang kuliah tunggal.


(44)

Tabel 5. 15

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Adanya Pengelompokan Besaran Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Tahu Kurang Tahu

Tidak Tahu

62 20 10

67 22 11

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Di Universitas Sumatera Utara umumnya dan di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya, uang kuliah tunggal dibagi menjadi 7 kelompok atau kriteria. Berdasarkan tabel 5. 15 dapat diketahui jika 62 responden (67%) mengetahui adanya pengelompokan uang kuliah tunggal. Umumnya responden mengetahui adanya pengelompokan ini melalui informasi yang diberikan pihak universitas dan sumber informasi lainnya. Kemudian 20 responden (22%) menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya pengelompokan besaran uang kuliah tunggal. Responden yang menyatakan tidak mengetahui ini beralasan karena mereka tidak terlalu memperhatikan informasi yang didapat mengenai uang kuliah tunggal. Sementara itu 10 responden (11%) menyatakan kurang tahu mengenai adanya pengelompokan besaran uang kuliah tunggal karena mereka ragu-ragu ketika menjawab pertanyaan dari kuesioner yang dibagikan peneliti.


(45)

62

Tabel 5. 16

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Adanya Sanksi Bagi Mahasiswa yang Memalsukan Data dalam Penentuan Kriteria Uang Kuliah

Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Tahu Kurang Tahu

Tidak Tahu

54 24 14

59 26 15

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 16 dapat diketahui apakah responden mengetahui adanya sanksi bagi mahasiswa yang memalsukan data dalam penentuan kriteria uang kuliah tunggal. Sebanyak 54 responden (59%) mengetahui adanya sanksi bagi mahasiswa yang memalsukan data dalam penentuan kriteria uang kuliah tunggal. Hal ini dikarenakan ancaman sanksi ini tertulis jelas di dalam pedoman pengisian form uang kuliah tunggal. Sementara itu 14 responden (15%) tidak mengetahui adanya sanksi bagi mahasiswa yang memalsukan data dalam penentuan kriteria uang kuliah tunggal dan 24 responden (26%) menjawab kurang tahu.


(46)

Tabel 5. 17

Distribusi Responden Berdasarkan Keseksamaan Membaca Pedoman Pengisian Form Uang Kuliah Tunggal Ketika Akan Mengisi Form Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Ya Tidak

69 23

75 25

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 17 dapat diketahui apakah responden membaca dengan seksama atau tidak pedoman pengisian form uang kuliah tunggal. Dapat diketahui bahwa mayoritas responden, yakni 69 responden (75%) membaca dengan seksama pedoman pengisian form uang kuliah tunggal dan sisanya tidak membaca dengan seksama pedoman pengisian form uang kuliah tunggal. Pengisian form uang kuliah tunggal ini sangat krusial karena menentukan besaran uang kuliah tunggal yang harus dibayar mahasiswa selama masa perkuliahannya, tentu saja jangan sampai terjadi kesalahan yang mengakibatkan kerugian bagi mahasiswa akibat tidak membaca dengan seksama pedoman yang ada.


(47)

64

Tabel 5. 18

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Informasi yang didapat Dari Pedoman Pengisian Form Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Paham Kurang Paham

Tidak Paham

54 35 3

59 38 3

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 18 dapat diketahui sejauh mana pemahaman responden terhadap informasi yang didapat dari pedoman pengisian form uang kuliah tunggal. Dari data yang disajikan di atas, dapat terlihat bahwa masih ada yang tidak paham dengan pedoman yang ada. Seharusnya, tidak ada lagi alasan mahasiswa kurang paham atau tidak paham dengan pedoman pengisian form uang kuliah tunggal dikarenakan adanya nomor kontak yang disediakan oleh pihak universitas untuk memberikan informasi yang dibutuhkan mahasiswa ketika mengisi form uang kuliah tunggal. Selain itu, pedoman yang diberikan pihak universitas juga cukup jelas dan kalau pun ada yang kurang dimengerti tentu saja bisa ditanyakan ke pihak terkait.


(48)

5. 3. 2 Sikap

Tabel 5. 19

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Baik Kurang Baik

Tidak Baik

4 11 77

4 12 84

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 19 dapat diketahui bagaimana penilaian responden terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Mayoritas responden menilai bahwa kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini dirasa kurang memberi dampak positif kepada mereka dikarenakan fasilitas yang didapat antara mahasiswa yang membayar lebih tinggi dan membayar lebih rendah sama saja, dengan kata lain tidak ada keistimewaan bagi mahasiswa yang membayar lebih tinggi.


(49)

66

Tabel 5. 20

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Kebijakan Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

9 13 70

10 14 76

Jumlah 92 100

Sumber: Data Primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 20 dapat diketahui bagaimana tanggapan responden mengenai kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju dengan kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara responden yang menyatakan bahwa kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini dirasa cukup memberatkan, apalagi ditengah masa-masa seperti ini dimana harga-harga kebutuhan hidup semakin naik.


(50)

Tabel 5. 21

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Atas Sanksi yang Diberikan Bagi Mahasiswa yang Memalsukan Data dalam Menentukan Kriteria Uang

Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

71 16 5

77 17 6

Jumlah 92 100

Sumber: Data Primer, Juni 2016

Berdasarkan tabel 5. 21 dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadapa sanksi yang diberikan bagi mahasiswa yang memalsukan data dalam menentukan kriteria Uang Kuliah Tunggal. Sebanyak 71 responden (77%) menyatakan setuju dengan adanya sanksi bagi mahasiswa yang memalsukan data dalam menentukan kriteria Uang Kuliah Tunggal. hal ini diperkuat dengan hasil wawancara responden yang menyatakan mahasiswa sebagai kaum terpelajar sudah seharusnya memberikan contoh kepada masyarakat luas akan nilai-nilai kejujuran. Sementara itu, 16 responden (17%) menyatakan kurang setuju dengan adanya sanksi ini dan 5 responden (6%) menyatakan tidak setuju. Alasan yang dapat peneliti rangkum dari yang menyatakan kurang setuju adalah bisa jadi mahasiswa yang dikatakan memalsukan data ini sebenarnya tidak memalsukan data, namun hanya salah memasukkan data sehingga ia mendapat kriteria uang kuliah yang lebih rendah dari yang seharusnya, tentunya ini tidak perlu disanksi.


(51)

68

Tabel 5. 22

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Pengelompokan Kriteria Uang Kuliah Tunggal Berdasarkan Kemampuan Ekonomi

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

58 16 18

63 17 20

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 22 dapat diketahui bagaimana tanggapan responden mengenai pengelompokan Kriteria Uang Kuliah Tunggal. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan adanya pengelompokan kriteria Uang Kuliah Tunggal. Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada responden yang menyatakan bahwa adanya pengelompokan kriteria Uang Kuliah Tunggal ini sangat membantu mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi, karena kemampuan ekonomi mahasiswa tidak semuanya sama.


(52)

Tabel 5. 23

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Besaran Uang Kuliah Tunggal yang Dibayarkan Responden Setiap Semesternya

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

12 17 64

13 18 69

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 23 dapat diketahui tanggapan responden mengenai besaran Uang Kuliah Tunggal yang dibayarkan responden setiap semester. Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya mayoritas responden tidak setuju dengan besaran Uang Kuliah Tunggal yang dibayarkannya setiap semester. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan responden yang menyatakan bahwa besaran uang kuliah yang dibayarkan tidak sesuai dengan fasilitas yang didapatkan mahasiswa, fasilitas yang didapat mahasiswa masih jauh dari yang diharapkan, tetntunya ini jadi catatan penting bagi pihak universitas.


(53)

70

Tabel 5. 24

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Pernyataan Bahwa Kebijakan Uang Kuliah Tunggal Dapat Meringankan Biaya Kuliah

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

6 16 70

7 17 76

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 24 dapat diketahui tanggapan responden terhadapa pernyataan bahwa kebijakan uang kuliah Tunggal dapat meringankan biaya kuliah. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dipertegas oleh hasil wawancara dengan responden yang menyatakan bahwa kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini justru memberatkan mahasiswa. Responden menyatakan hanya Uang Kuliah Tunggal kelompok 1 saja yang murah, selebihnya Uang Kuliah Tunggal kelompok lainnya dirasa mahal oleh responden.


(54)

Tabel 5. 25

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Kelanjutan Kebijakan Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

5 6 81

5 7 88

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 25 dapat diketahui tanggapan responden mengenai kelanjutan kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju jika kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini dilanjutkan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan responden yang menyatakan bahwa kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini sebaiknya ditinjau ulang karena lebih banyak merugikan mahasiswa. Mahasiswa di satu sisi masih saja mendapatkan fasilitas yang kurang memadai sementara itu di sisi lain harus membayar lebih mahal.


(55)

72

5. 3. 3 Partisipasi

Tabel 5. 26

Distribusi Responden Berdasarkan Bagaimana Mengisi/Memasukkan Data Ketika Mendaftar Untuk Menentukan Kriteria Uang Kuliah Tunggal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Mengisi Sendiri Dibantu/Diisikan Orang Lain

89 3

97 3

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 26 dapat diketahui bagaimana responden memasukkan data ketika mendaftara untuk menentukan kriteria Uang Kuliah Tunggal. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden, yaitu 89 responden (97%) mengaku melakukan pengisian data secara mandiri. Adapun 3 responden (3%) menyatakan bahwa ketika pengisian data tersebut dibantu atau diisikan orang lain.


(56)

Tabel 5. 27

Distribusi Responden Berdasarkan Permintaan Peninjauan Kembali ke Pihak Universitas Atas Besaran Uang Kuliah Tunggal yang Dibayarkan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Pernah Tidak Pernah

2 90

2 98

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada 5. 27 dapat diketahui apakah responden pernah meminta peninjauan kembali ke pihak universitas atas besaran uang kuliah tunggal yang dibayarkan. Diketahui mayoritas responden, yaitu 90 responden (98%) tidak pernah meminta peninjauan kembali atas besaran Uang Kuliah Tunggal yang dibayarkan. Sementara itu hanya 2 responden (2%) yang pernah meminta peninjauan kembali ke pihak universitas atas besaran uang kuliah tunggal yang dibayarkan. Permintaan peninjauan kembali biasanya dilakukan mahasiswa jika besaran uang kuliah yang dibayarkan dirasa memberatkan.


(57)

74

Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Pencarian Informasi Mengenai Kebijakan Uang Kuliah Tunggal Ketika Melakukan Daftar Ulang

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Ada Tidak Ada

52 40

57 43

Jumlah 92 100

Sumber: Data primer, Juni 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5. 28 dapat diketahui ada tidaknya responden mencari informasi mengenai kebijakan Uang Kuliah Tunggal ketika melakukan daftar ulang. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden, yaitu 52 responden (57%) mengaku mencari informasi mengenai kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Sementara itu sebagian lagi, yaitu 40 responden (43%) menyatakan tidak mencari informasi mengenai kebijakan Uang Kuliah Tunggal.

5. 4 Analisis Respon Mahasiswa

5. 4. 1 Analisis Data Kuantitatif

Setelah hasil kuesioner dianalisis dari kuesioner yang telah dibagikan, maka pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala likert. Pemberian skor data dilakukan mulai dari respon negatif, respon netral, dan respon positif dengan ketentuan:


(58)

2. Skor kurang tahu / kurang setuju (netral) adalah 0. 3. Skor tahu / setuju adalah 1.

Dari data yang telah dianalisis kemudian dapat diklasifikasikan apakah persepsi, sikap, dan partisipasi bernilai positif, netral, atau negatif dengan menentukan interval kelas seperti yang terlihat pada uraian berikut ini:

Interval Kelas (I) = Nilai Tertinggi (H) – Nilai Terendah (L) Banyak Kelas

= 1-(-1) 3 = 0,66

Maka, untuk menentukan kategori respon positif, netral, maupun negatif ditentukanlah nilai batasan sebagai berikut:

a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. 0,33 sampai dengan 1,00 = respon positif

A. Persepsi Mahasiswa

Pemberian skor variabel persepsi terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal merupakan variabel awal dalam mengukur respon. Hasil skor variabel persepsi (V1) merupakan hasil rata-rata  skor variabel persepsi dibagi dengan hasil perkalian jumlah sub variabel atau item dengan jumlah responden. Jumlah sub variabel / item persepsi ada 6 sub variabel / item (tercantum di lampiran) sehingga rata-rata V1 =  skor variabel : (6 x 92).


(59)

76 Untuk mengetahui apakah persepsi mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal termasuk respon positif, netral, ataupun negatif, maka dilakukan analisa dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 pada respon netral, dan nilai -1 pada respon negatif lalu dibagi dengan jumlah total responden.

Pada uraian dibawah dapat dilihat hasil akhir dari persepsi, apakah persepsi positif, netral, ataupun negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert:

Diketahui :  skor variabel = 175 Sub variabel persepsi = 6 Total responden = 92 Ditanya : V1 = ?

Jawab:

V1 =  skor variabel : (sub variabel persepsi x total responden) = 175 : (6 x 92)

= 175 : 552 = 0, 31

(Persepsi Netral yaitu 0, 31 karena berada di antara -0,33 sampai dengan 0,33)

Berdasarkan hasil skala likert di atas dapat diketahui bahwa responden memiliki persepsi netral karena responden kurang mengerti dan kurang memahami kebijakan Uang Kuliah Tunggal yang telah diterapkan.

B. Sikap Mahasiswa

Pemberian skor variabel sikap terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal merupakan variabel kedua dalam mengukur respon. Hasil skor variabel sikap (V2) merupakan hasil rata-rata  skor variabel sikap dibagi dengan hasil perkalian jumlah sub variabel atau item dengan jumlah responden. Jumlah sub variabel / item sikap


(60)

ada 7 sub variabel / item (tercantum di lampiran) sehingga rata-rata V1 =  skor variabel : (7 x 92).

Untuk mengetahui apakah sikap mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal termasuk respon positif, netral, ataupun negatif, maka dilakukan analisa dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 pada respon netral, dan nilai -1 pada respon negatif lalu dibagi dengan jumlah total responden.

Pada uraian dibawah dapat dilihat hasil akhir dari sikap, apakah sikap positif, netral, ataupun negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert:

Diketahui :  skor variabel = -223 Sub variabel sikap = 7 Total responden = 92 Ditanya : V2 = ?

Jawab:

V2 =  skor variabel : (sub variabel sikap x total responden) = -223 : (7 x 92)

= -223 : 644 = -0,36

(Sikap Negatif yaitu -0,36 karena berada di antara -0,33 sampai dengan 0,33)

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui bahwa kebijakan Uang Kuliah Tunggal mendapatkan sikap negatif dikarenakan menurut sebagian besar responden kebijakan ini justru semakin memberatkan. Hal ini dibuktikan dengan pendapat mayoritas responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa kebijakan Uang Kuliah Tunggal dapat meringankan biaya kuliah. Selain itu, adapula responden yang membayar uang kuliah yang besarannya tidak sesuai dengan


(61)

78 kemampuan ekonominya. Mayoritas responden berharap agar kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini di tinjau ulang untuk dapat diperbaiki.

C. Partisipasi Mahasiswa

Pemberian skor variabel partisipasi terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal merupakan variabel ketiga dalam mengukur respon. Hasil skor variabel partisipasi (V3) merupakan hasil rata-rata  skor variabel partisipasi dibagi dengan hasil perkalian jumlah sub variabel atau item dengan jumlah responden. Jumlah sub variabel / item partisipasi ada 1 sub variabel / item (tercantum di lampiran) sehingga rata-rata V3 =  skor variabel : (1 x 92).

Untuk mengetahui apakah partisipasi mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal termasuk respon positif, netral, ataupun negatif, maka dilakukan analisa dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 pada respon netral, dan nilai -1 pada respon negatif lalu dibagi dengan jumlah total responden.

Pada uraian dibawah dapat dilihat hasil akhir dari partisipasi, apakah partisipasi positif, netral, ataupun negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert:

Diketahui :  skor variabel = 0 Sub variabel persepsi = 1 Total responden = 92 Ditanya : V3 = ?

Jawab:

V3 =  skor variabel : (sub variabel partisipasi x total responden) = 12 : (1 x 92)


(62)

= 0,13

(Partisipasi Netral yaitu 0,13 karena berada di antara -0,33 sampai dengan 0,33)

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui partisipasi responden terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi responden terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal adalah netral. Hal ini dikarenakan disatu sisi informasi yang diberikan pihak universitas minim dan disisi lain responden terkesan apatis dengan kebijakan Uang Kuliah Tunggal.

5. 4. 2 Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal

Jika kuantitaif data dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan skala likert, maka dapat dilihat rata-rata respon secara keseluruhan dari penelitian ini. Jadi, hasil persepsi + hasil sikap + hasil partisipasi di bagi dengan banyak kelas. Hasil kuantitatif secara menyeluruh tersebut yaitu:

= (0,31(-0,36) + 0,13) : 3 = 0,08 : 3

= 0,02

Maka hasil keseluruhan antara persepsi, sikap, dan partisipasi adalah 0,02. Karena berada diantara -0,33 sampai 0,33 maka respon mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah netral.

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui respon mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah netral. Hal ini diperkuat dengan partisipasi mahasiswa yang netral,


(63)

80 dengan kata lain mahasiswa terkesan apatis dengan kebijakan tersebut. Mahasiswa hanya bisa pasrah dengan adanya kebijakan ini. Konsekuensi lain dari sikap apatis tersebut adalah minimnya informasi yang diketahui mahasiswa. Hal ini diperparah pula oleh minimnya informasi yang diberikan pihak universitas, mahasiswa hanya mendapat informasi mengenai kebijakan tersebut ketika awal mula melakukan daftar ulang masuk universitas, itupun hanya dalam bentuk lembaran-lembaran kertas. Selain itu, muncul pula pernyataan negatif terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal. mayoritas mahasiswa menganggap kebijakan tersebut justru semakin memberatkan mereka. Salah satu alasan yang mengemuka adalah besaran Uang kuliah Tunggal yang mereka bayarkan tidak sesuai dengan kemampuan ekonominya. Untuk itu, para mahasiswa berharap agar kebijakan Uang Kuliah Tunggal diperbarui.

(Respon mahasiswa terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu politik adalah netral karena berada diantara -0,33 sampai 0,33.)


(64)

BAB VI PENUTUP

6. 1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti melalui proses kuantitatif, maka dapat dirumuskan hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari aspek persepsi, berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa responden memiliki persepsi netral terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap kebijakan tersebut. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman responden ini disebabkan karena minimnya informasi yang diberikan pihak universitas. Universitas hanya memberikan informasi melalui media seperti lembaran kertas dan laman internet, itu pun hanya sedikit dan sekedarnya saja.

2. Dari aspek sikap, berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa sikap responden terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah negatif. Hal ini dipertegas dengan pernyataan responden bahwa masih ada yang membayar uang kuliah yang besarannya tidak sesuai dengan kemampuan ekonominya. Selain itu, kebijakan tersebut belum dirasa meringankan biaya kuliah oleh responden. 3. Dari aspek partisipasi, berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa

partisipasi responden terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu-Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah netral. Hal ini dapat dilihat dengan masih adanya sebagian responden yang kurang peduli dengan informasi Uang Kuliah Tunggal ketika melakukan pendaftaran ulang.


(65)

82 Disisi lain, informasi yang diberikan oleh pihak universitas masih minim dan kurang komprehensif.

6. 2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disajikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Penyampaian informasi dan hal-hal penting menyangkut kebijakan Uang Kuliah Tunggal kedepannya harus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Penyampaian informasi melalui selebaran dan laman internet masih dirasa kurang efektif untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa. Pihak universitas harusnya lebih pro-aktif terhadap kebutuhan mahasiswa menyangkut informasi mengenai kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Peneliti menyarankan kepada pihak Universitas untuk membuat pertemuan tatap muka dengan mahasiswa baru nantinya dalam memberikan pengarahan dan penginformasian mengenai kebijakan Uang kuliah Tunggal. Selain itu, penyampaian informasi melalui media harus lebih komprehensif, masif dan jelas sejelas-jelasnya.

2. Berbagai catatan negatif ternyata masih mewarnai kebijakan Uang Kuliah Tunggal. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya mahasiwa yang membayar uang kuliah yang besarannya tidak sesuai dengan kemampuan ekonominya. Tentu hal ini tidak seharusnya terjadi. Diharapkan, ada perbaikan terhadap sistem penentuan kriteria Uang Kuliah Tunggal agar tidak ada lagi mahasiswa yang membayar uang kuliah yang besarannya tidak sesuai dengan kemampuan ekonominya. Kemudian, adanya pemberlakuan kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini membuat besaran Uang Kuliah Tunggal sebagian besar lebih tinggi dari besaran uang kuliah sebelumnya. Konsekuensinya adalah banyak mahasiswa


(66)

yang membayar lebih tinggi. Tentu ini berimbas pada peningkatan pemasukan universitas. Hal ini harusnya menjadi perhatian pihak terkait untuk memanfaatkan dana Uang Kuliah Tunggal dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas kampus untuk kenyamanan bersama. Selain itu, dengan adanya kebijakan Uang Kuliah Tunggal ini tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di universitas dengan meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan meningkatkan akreditasi departemen serta fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara.


(67)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Respon berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, respon adalah tanggapan, reaksi, dan jawaban (kbbi.we.id).

Scheerer (dalam Sarwono, 2006: 87) mengemukakan respon (balas) adalah proses pengorganisasian rangsang. Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu. Proses itulah yang dimaksud respon.

Orang Dewasa, menurut Hunt (1962), mempunyai sejumlah besar unit untuk memproses informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan di luar yang ada dalam diri seorang individu (internal environment). Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan respon (Sarwono, 2006: 87).

Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat di lihat dari tiga tingkatan yaitu persepsi, sikap dan tindakan. Konsep respon manusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang –bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok dan masyarakat. Simon dalam Wijaya membagi respon seseorang kedalam tiga hal, yaitu:

a) Persepsi b) Sikap


(68)

c) Partisipasi (id.svhoong.com diakses pada tanggal 28 Februari 2016 pukul 17.42)

2.1.1 Persepsi

Persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi. Apa yang diperoleh, ditafsirkan, dipilih, dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain (Sarwono & Meinarno, 2009: 24).

Scheerer (1954) menyatakan bahwa persepsi adalah representasi fenomenal tentang objek distal sebagai hasil pengorganisasian objek distal itu sendiri, medium, dan ransang proksimal (Sarwono, 2006: 88).

Empat aspek dari persepsi yang menurut Berlyne (dalam Sarwono, 2006: 88) dapat membedakan persepsi dari berpikir adalah:

a) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi, tergantung pola dari keseluruhan dimana rangsang tersebut menjadi bagiannya.

b) Persepsi bervariasi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu. c) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) alat-alat indra.

d) Persepsi cenderung berkembang ke arah tertentu dan sekali terbentuk kecenderungan itu biasanya akan menetap.

Tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi, Krech & Crutchfield (dalam Sarwono, 2006: 88) menyatakan bahwa ada dua golongan variabel yang mempengaruhi persepsi, yaitu:

a) Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsang fisik dan


(69)

b) Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat,

seperti kebutuhan (needs), suasana hati (moods), pengalaman masa lampau, dan sifat-sifat individual lainnya.

Persepsi oleh Bruner (dalam Sarwono, 2006: 88) diuraikan secara lebih rinci. Bruner mengatakan bahwa persepsi merupakan proses kategorisasi. Organisme dirangsang oleh suatu masukan tertentu (objek-objek di luar, peristiwa, dan lain-lain) dan organisme itu merespon dengan menghubungkan masukan itu dengan salah satu kategori objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Proses menghubungkan ini adalah proses yang aktif di mana individu yang bersangkutan dengan sengaja mencari kategori yang tepat sehingga ia dapat mengenali atau memberi arti kepada masukan tersebut. Dengan demikian, persepsi juga bersifat inferensial (menarik kesimpulan).

2.1.2 Sikap

Menurut Allport (dalam Sarwono & Meinarno, 2009: 81), sikap adalah kesiapan mental dan saraf, diatur melalui pengalaman, menggunakan pengaruh petunjuk atau dinamis atas respon individual terhadap semua objek dan situasi terkait. Dengan kata lain, sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi.

Sikap adalah konsep yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang berkenaan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal yang diketahuinya disekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian tentang objek sikap tadi. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang terhadap


(1)

5. Seluruh dosen beserta pegawai di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk

segala ilmu pengetahuan dan jasa-jasa yang telah diberikan kepada penulis dalam

rangka penyelesaian studi penulis.

6. Terkhusus buat kedua Orangtua penulis tercinta, Ayah Kasmeizel Tanjung dan Ibu

Yenni Sikumbang yang telah melahirkan, mengasuh, membesarkan penulis serta

jasa-jasa lain yang tidak sanggup penulis ungkapkan satu persatu, kemudian adik-adik

penulis Silvani Lestari, Faradila Putri, dan Syafa Humaira Izzaty yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis hingga saat ini.

7. Seluruh saudara-saudara di UKMI As-Siyasah FISIP: Abangda Alzikri Fakhrurraji,

Abangda Alimul Hadi, Abangda Syahid Ismail, kemudian Syahrin, Rafyq Al Kandy

Ahmad Panjaitan, Suci Ramadhani, Auliah Namirah Harahap, Poetri Azela Aisyah,

Muhammad Ilmi, Kustriawan, Citra Restu Lestari, Saridayanti Siagian, Muhammad

Zubeir Sipahutar, Alvin Liasta, Yusuf Anggrian beserta seluruh senior, teman

seangkatan dan junior yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, terimakasih

karena telah menyesatkan penulis ke jalan yang benar, yaitu jalan Dakwah.

8. Buat sahabat-sahabat di Rumah Kepemimpinan As-Siyasah dengan 3 program

unggulannya: Bogi, Boci dan Bore. Diantaranya ada abangda Jeffri Wanda sebagai

pemimpin besar, kemudian para junior: M Afif Hendrawan, Imam Ardhy, Heri Ariandi,

Nugra Ferdino, Sujarno, dll.


(2)

vi 11.Seluruh teman-teman di KAMMI, KAM Rabbani se-USU, dan FSLDK ISIP Indonesia.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan

dalam skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

tentunya guna perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi

kita semua, terutama bagi perkembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial dan menjadi catatan

amal kebaikan bagi penulis.

Medan, Oktober 2016

Penulis,


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah ...8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian ...8

1.3.2 Manfaat Penelitian ...9

1.4 Sistematika Penulisan ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...11

2.1 Respon ...11

2.1.1 Persepsi ...12

2.1.2 Sikap ...13

2.1.3 Partisipasi ...14

2.2 Mahasiswa ...15

2.2.1 Mahasiswa Sebagai Sivitas Akademika ...15

2.3 Kebijakan Publik ...16

2.3.1 Tahap-Tahap Kebijakan ...17

2.4 Uang Kuliah Tunggal ...19


(4)

viii

3.3 Populasi dan Sampel ...29

3.3.1 Populasi ...29

3.3.2 Sampel ...20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...33

3.5 Teknik Analisa Data ...34

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ...36

4.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara ...36

4.1.1 Keunggulan Kompetitif ...37

4.2 Profil Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ...39

4.2.1 Sejarah ...39

4.2.2 Departemen / Program Studi...44

4.2.3 Akreditasi Departemen ...46

BAB V ANALISIS DATA ...47

5.1 Pengantar ...47

5.2 Karakteristik Umum Responden ...48

5.3 Respon Mahasiswa ...59

5.3.1 Persepsi ...59

5.3.2 Sikap ...66

5.3.3 Partisipasi ...73

5.4 Analisis Respon Mahasiswa ...75

5.4.1 Analisis Data Kuantitatif ...75

5.4.2 Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal ...80

BAB VI PENUTUP ...82

6.1 Kesimpulan ...82

6.2 Saran ...83


(5)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1Tahap-Tahap Kebijakan ...16 Bagan 2. 2 Bagan Alur Pikir ...24


(6)

x DAFTAR LAMPIRAN

1. Berita acara seminar proposal penelitian.

2. Surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Lampiran I hasil skala Likert karakteristik jawaban responden. 4. Lampiran II kuesioner penelitian.