Tanggap Pembungaan dan Pembentukan Biji Bawang Merah Terhadap Konsentrasi GA3 dan Perendaman di Dataran Rendah

DAFTAR PUSTAKA
Annisah. 2009. Pengaruh Induksi Giberelin Terhadap Pembentukan Buah
Partenokarpi
Pada
Beberapa
Varietas
Tanaman
Semangka
(Citrullus vulgaris Schard). Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan
Baswarsiati., F. Kasijadi dan Abu. 2000. Pengaruh Pupuk “Ammophos” Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah. Bul. Teknologi dan Informasi
Pertanian: 4(1) : 16-23.
Budiono, D. P. 2004. Multiplikasi In Vitro Tunas Bawang Merah
(Allium ascalonicum L.) Pada Berbagai Taraf Konsentrasi Air Kelapa.
Jurnal Agronomi 8(2): 75-80.
Dewi, A. I. R. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon Bagi Pertumbuhan
Tanaman. Universitas Padjajaran, Bandung.
Fahrianty, D. 2012. Peran Vernalisasi dan Zat Pengatur Tumbuh Dalam
Peningkatan Pembungaan dan Produksi Biji Bawang Merah di Dataran
Rendah dan Dataran Tinggi. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ginting, J. 2011. Perlakuan Perendaman Bibit Dengan Menggunakan Larutan

Giberelin Pada Dua Varietas Kentang (Solanum tuberosum L.) Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi.
Handayani, D. P. 2004. Pengaruh Jenis Sitokinin dan Air Kelapa Terhadap
Multiplikasi Tunas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) cv. Sumenep
Secara In Vitro. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuhan. CV. Rajawali, Jakarta.
Jasmi. 2012. Pengaruh Vernalisasi Umbi Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan
Pembungaan Bawang Merah (Allium cepa L. Aggregatum group) di
Dataran Rendah. Tesis. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Kusumo, S. 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. CV Yasaguna, Jakarta.
Lovelees, A. R. 1991. Prinsip – Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik
I. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Putrasamedja, S. dan A. H. Permadi. 1994. Pembungaan Beberapa Kultivar
Bawang Merah di Dataran Tinggi. Bul. Penelitian Hortikultura. XXVI. (2):
128-133.
Putrasamedja, S. 1995. Pengaruh Jarak Tanam Pada Bawang Merah
(Allium ascalonicum Bacher) Berasal Dari Biji Terhadap Produksi.
J. Hort. 5(1) : 76-80

Universitas Sumatera Utara


Putrasamedja, S. dan Suwandi. 1996. Bawang Merah di Indonesia. Balai
Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Lembang.
Rukmana, E. 2005. Teknik Pelaksanaan Kegiatan Efikasi Zat Perangsang Tumbuh
Pada Bawang Merah. Buletin Teknik Pertanian Vol. 9. No 2, 2005.
Satjadipura, S. 1990. Pengaruh Vernalisai Terhadap Pembungaan Bawang Merah.
Bul. Penelitian Hortikultura XVIII (EK. No 2) : 61-70
Sinartani. 2012. Teknologi Pengembangan Bawang Merah di Kawasan Danau
Toba. Agroinovasi Edisi 11 -17 No. 3439, Tahun XLII.
Sisworo. 2000. Biodekomposisi Beberapa Bahan Lignoselulosa dan Efektifitas
Produknya Dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanam Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.). Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Steel, R. G. D., dan J. H. Torrie., 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika
Penterjemah Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Sumarni, N. dan Hidayat, A. 2005. Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran, Lembang.
Sumarni, N.,Setiawati, W., Wulandari, A dan Ahsol, H., 2012. Perbaikan
Teknologi Produksi Benih Bawang Merah (TSS) Untuk Meningkatkan
Seed Set. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.

Soemarni, N dan Soetiarso, T. A. 1998. Pengaruh Waktu Tanam dan Ukuran
Umbi Bibit Terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Biaya Produksi Biji
Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Vol. 8. No. 2,
Lembang.

Universitas Sumatera Utara