Angka Kejadian Mukositis Oral pada Anak Menderita Leukemia Limfoblastik Akut yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering pada anak dengan
insiden sebanyak 31,5% dari semua kanker pada anak di bawah usia 15 tahun di
negara industri dan sebanyak 15,7% di negara berkembang (WHO, 2009). Pada
tahun 2012, dilaporkan sekitar 4.100 anak-anak yang kurang dari 15 tahun di
Amerika Serikat menderita leukemia (Leukemia and Lymphoma Society, 2013).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, dalam Profil Kesehatan
Indonesia 2006, leukemia berada pada peringkat kelima penyakit neoplasma
ganas dengan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia sebanyak
2.513 (5,913%) dari seluruh pasien dan pasien rawat jalan pada peringkat 7
dengan jumlah pasien 4.075 (4,42%) dari jumlah seluruh pasien 92.233.
Tipe leukemia yang paling sering pada anak-anak adalah Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA), yang terjadi sekitar 80% dari kasus leukemia dan
diikuti hampir 20% dari Leukemia Mieloid Akut (LMA) (WHO, 2009).
Infeksi merupakan salah satu masalah dalam pengelolaan pasien leukemia,
sehingga dapat menyebabkan tingginya angka kematian. Di negara berkembang
seperti Pakistan, kejadian infeksi adalah sebanyak 85% dari kasus kematian pada
anak yang menderita LLA. Di India dilaporkan sebanyak 76,5% kematian anak

dengan LLA disebabkan oleh infeksi (Asim et al., 2011).
Infeksi yang terjadi pada pasien LLA disebabkan oleh adanya gangguan
mekanisme pertahanan yang disebabkan oleh neutropenia. Pada pasien dengan
leukemia akut, neutropenia dapat diakibatkan oleh penyakit itu sendiri atau terapi
yang diberikan (Whittaker, 1998).
Kerusakan pada membran mukosa merupakan salah satu faktor port de entry
untuk terjadinya infeksi (Whittaker, 1998). Inflamasi mukosa atau mukositis yang
terjadi akibat penggunaan obat sitotoksik selama kemoterapi pada LLA dapat

meninggalkan jaringan mukosa terbuka untuk ulserasi dan infeksi (Oral Cancer
Foundation, 2012). Jenis mukositis yang paling sering adalah pada mukosa oral
yaitu mukositis oral. Mukositis oral dapat menyebabkan rasa sakit, masalah gizi
sebagai akibat dari ketidakmampuan untuk makan, mengganggu pengobatan
(misalnya, memerlukan pengurangan dosis kemoterapi berikutnya) dan akhirnya
berpotensi mempengaruhi survival pasien dan kualitas hidup pasien (National
Cancer Institute, 2013).
Berdasarkan penguraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui angka
kejadian mukositis oral pada anak menderita LLA yang menjalani kemoterapi di
RSUP Haji Adam Malik Medan.


1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Berapakah angka kejadian mukositis oral pada anak menderita leukemia
limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan bagi penilitian ini adalah untuk meneliti angka kejadian mukositis
oral pada anak menderita leukemia limfoblastik akut (LLA) yang menjalani
kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan,
Sumatera Utara, Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik (umur, jenis kelamin, dan status gizi )
pada anak dengan LLA yang menjalani kemoterapi yang menderita
mukositis oral di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Untuk mengenal pasti kejadian mukositis oral pada fase- fase
pengobatan kemoterapi anak dengan leukemia limfoblastik akut tertentu
di RSUP Haji Adam Malik Medan.


1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Bagi peneliti dapat memberikan pengalaman di bidang penelitian serta
informasi yang berguna dan dapat dijadikan acuan bagi penelitian
selanjutnya.
2. Menjadi masukan data kepada rumah sakit (RS) tentang angka kejadian
mukositis oral pada anak yang menderita LLA di RS tersebut.
3. Menjadi saran kepada RS tentang keharusan meningkatkan tatalaksana
kejadian mukositis sehingga pengobatan LLA dan kualitas hidup pasien
menjadi lebih baik.