Evaluasi ketaatan antara pasien yang diberii informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 (kajian penggunaan obat saluran cerna) - USD Repository
EVALUASI KETAATAN ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI
VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA DAMPAK
TERAPINYA PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI
RINI YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2009
(Kajian Penggunaan Obat Saluran Cerna)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Mayland Yee Sewa
NIM : 068114087
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
EVALUASI KETAATAN ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI
VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA DAMPAK
TERAPINYA PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI
RINI YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2009
(Kajian Penggunaan Obat Saluran Cerna)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Mayland Yee Sewa
NIM : 068114087
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
Persetujuan Skripsi
EVALUASI KETAATAN ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI
VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA DAMPAK
TERAPINYA PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI
RINI YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2009
(Kajian Penggunaan Obat Saluran Cerna)
Oleh:
Mayland Yee Sewa
NIM : 068114087
Skripsi ini telah disetujui oleh :
Pembimbing ( Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt.) Tanggal 09 November 2009
Segal a perkasa dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4: 13)
Disaat ku tak berdaya, kuasaMu yang sempurna Ketika ku percaya mukjizat itu nyata Bukan karena kekuatan namun rohMu ya Tuhan Ketika ku berdoa mukjizat itu nyata.
Kupersembahkan karya ini bagi:
Tuhan Yesus Penebusku, sebab kasih dan perlindunganNya
sepanjang hidupku Kedua orang tuaku tercinta atas doa dan kasih sayang selama ini & Almamaterku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Mayland Yee Sewa Nomor Mahasiswa : 068114087
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ Evaluasi Ketaatan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Antara Pasien Yang Diberi Informasi versus Informasi Plus Alat Bantu
Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Terhadap
Penggunaan Obat Saluran Cerna)”Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Februari 2010 Yang menyatakan (Mayland Yee Sewa)
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Ketaatan Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs
Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Pada Pasien
Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
(Kajian Penggunaan Obat Saluran Cerna)” dengan baik.Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada program studi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak dibantu dan didukung oleh berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam penyusunan skripsi ini.
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi.
4. Ipang Djunarko S.Si., Apt. Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Betty selaku kepala instalansi farmasi Rumah Sakit Panti Rini yang telah memberikan bimbingan selama penulis melakukan pengambilan data untuk penelitian ini.
6. Bapak Harry selaku Kepala Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Panti Rini beserta staf karyawan yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam pengambilan data.
7. Ayahanda Apolos Sewa dan Ibunda Marike Jitmau yang telah melahirkan, merawat, menjaga, mengasihi, serta mendukung penulis dalam setiap langkah di kehidupan penulis.
8. Adikku yang terkasih Samri Sewa dan Mariado Sewa atas perhatian, kasih sayang, serta dukungannya kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
9. Kakak Simon yang telah memberikan perhatian, dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini.
10. Dewi, Olin, Vero, Mbak Rian, Sheila, Tiara, dan Arum atas kekompakkan dan kebersamaan selama proses penyusunan skripsi ini.
11. Manik dan Anna atas dukungan, semangat, canda tawa selama penyusunan skripsi dan atas persahabatan selama ini.
12. Anak-anak Farmasi angkatan 2006 khususnya FSM kelas B dan FKK kelas C atas semua dukungan dan canda tawa selama kuliah S1 di Universitas Sanata Dharma.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada yang tidak sempurna didunia ini. Segala keterbatasan baik tenaga, pikiran dan waktu yang membuat penulisan skripsi ini kurang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
Semoga skripsi ini berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 09 November 2009 Penulis
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian daftar dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 09 November 2009 Penulis Mayland Yee Sewa
INTISARI
Ketaatan penggunaan obat golongan saluran cerna erat kaitannya dengan dampak terapi yang akan dicapai pasien. Ketidaktaatan dalam menggunakan obat saluran cerna dapat berdampak negatif bagi pasien. Farmasis berperan penting dalam memberikan informasi tentang penggunaan obat. Pemberian informasi perlu diinovasi dengan memberikan alat bantu ketaatan untuk meningkatkan ketaatan pasien. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui ketaatan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi versus informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat golongan saluran cerna).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu dengan rancangan analitik deskriptif. Data dianalisis dengan statistik parametrik menggunakan uji T dan bila non parametrik menggunakan Mann Whitney. Jika data variabel kategorik menggunakan uji Chi Square. Seluruh pasien yang menggunakan obat golongan saluran cerna berjumlah 43 pasien. Sembilan belas pasien kelompok perlakuan dan 24 pasien kelompok kontrol. Perlakuan ialah pasien yang menerima informasi obat plus alat bantu sedangkan kontrol ialah pasien yang hanya menerima informasi obat.
Ketaatan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dihitung berdasarkan jumlah unit obat golongan saluran cerna non infeksi yang diminum berbeda tidak bermakna (p=0,447), berdasarkan cara pakai obat berbeda tidak bermakna (p=1,000) dan aturan pakai pada kelompok taat dan kelompok tidak taat berbeda tidak bermakna (p= 0,997 dan 0,998).
Kata kunci (keyword) : ketaatan, alat bantu, obat golongan saluran cerna
ABSTRACT
Compliance in the use of gastrointestinal drug closely related to the impact of therapy the patient will be achieved. Non compliance in the use of gastrointestinal drugs can negatively affect the patient’s. Information providing necessarily innovated by giving extra information of medical equipment that will further enhance the use of gastrointestinal drugs. The main purpose of this research is to know the compliance of outpatient of Yogyakarta Panti Rini Hospital among patients who given information versus extra information of medical equipment and effect of therapy during june to july 2009 (for the using of gastrointestinal drugs).
This research is a kind of quasi-experimental research with a desccriptive analytic design. Data analyzed if parametric statistic using T test and if the non parametric use mann whitney. If variable of data is categoric using Chi Square test. All the patients who use gastrointestinal drug amounted to 43 patients. Nineteen patients the treatment group and 24 patient control group. Treatment group are patients who given extra information of medical equipments innovation while control are patient who given information
Compliance between the treatment group and control group calculated based on the number of drug classess non–infectious gastrointestinal tract taken did not differ significantly (p=0,447) , compliance based on how to use drug did not differ significantly (p=1,000) and the rule of use gastrointestinal drug resulted for the compliance patients and non-compliance patients did not differ significantly (p=0,997 and 0,998).
Keywords: compliance, extra information of medical equipment, gastrointestinal drug.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... iii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi PRAKATA......................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... x
INTISARI........................................................................................................... xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL.............................................................................................. xviii DAFTAR GAMBAR........................................................................................ . xxi DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xxii
BAB I PENGANTAR....................................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................................. 1
1. Permasalahan.......................................................................................... 3
2. Keaslian penelitian.................................................................................. 3
3. Manfaat penelitian................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
1. Tujuan umum........................................................................................... 4
2. Tujuan khusus.......................................................................................... 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA................................................................ 6 A. Saluran Cerna................................................................................................. 6
1. Pengertian................................................................................................
6
2. Anatomi dan fisiologi saluran cerna........................................................ 7
3. Gangguan saluran cerna........................................................................... 9
B. Pharmaceutical Care.................................................................................... 10
C. Ulkus Peptikum............................................................................................. 12
1. Definisi.................................................................................................... 12
2. Epidemiologi........................................................................................... 13
3. Etiologi.................................................................................................... 13
4. Patofisiologi............................................................................................ 13
5. Manifestasi klinik.................................................................................... 13
6. Penatalaksanaan terapi............................................................................. 14
D. Refluks Gastroesofagus................................................................................. 15
1. Definisi.................................................................................................. .. 15
2. Epidemiologi........................................................................................... 16
3. Etiologi.................................................................................................... 16
4. Patofisiologi............................................................................................ 16
5. Manifestasi klinik................................................................................... 17
6. Penatalaksanaan terapi........................................................................... 17
E. Diare............................................................................................................. 18
1. Definisi................................................................................................... 18
2. Epidemiologi.......................................................................................... 18
3. Etiologi................................................................................................... 18
4. Patofisiologi............................................................................................ 18
5. Manifestasi klinik.................................................................................... 19
D. Bahan Penelitian............................................................................................ 30
5. Tahap penyelesaian data......................................................................... 33
4. Wawancara.............................................................................................. 32
3. Pengumpulan data................................................................................... 32
2. Pembuatan alat bantu ketaatan............................................................... 31
1. Analisis situasi........................................................................................ 31
G. Tata Cara Pengumpulan Data....................................................................... 31
F. Lokasi Penelitian........................................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian...................................................................................... 30
C. Subyek Penelitian.......................................................................................... 28
6. Penatalaksanaan terapi............................................................................ 20
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................................ 26
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................... 25
24 BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 25
G. Landasan Teori.............................................................................................. 23 H. Hipotesis........................................................................................................
4. Penatalaksanaan terapi............................................................................. 23
3. Patofisiologi............................................................................................. 22
2. Etiologi.................................................................................................... 21
1. Definisi.................................................................................................... 21
F. Mual dan Muntah.......................................................................................... 21
H. Tata Cara Analisis Hasil................................................................................ 34
I. Kesulitan Penelitian....................................................................................... 37
2. Berdasakan aturan pakai obat................................................................. 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 63 A. Kesimpulan.................................................................................................... 63 B. Saran..............................................................................................................
E. Rangkuman Pembahasan............................................................................... 59
2. Kelompok kontrol................................................................................... 59
1. Kelompok perlakuan............................................................................... 58
E. Evaluasi Peresepan...................................................................................... . 57
D. Dampak Terapi............................................................................................. 56
3. Berdasarkan cara pakai obat................................................................... 55
1. Berdasarkan jumlah obat yang digunakan pasien................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 39 A. Profil Pasien.................................................................................................. 39
C. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Antara Pasien yang Diberi Informasi versus Informasi plus Alat Bantu Ketaatan............................................................. 52
2. Profil terapi pasien secara khusus........................................................... 47
1. Profil terapi pasien secara umum............................................................ 42
B. Profil Terapi Pasien...................................................................................... 42
3. Berdasarkan tingkat pendidikan............................................................. 41
2. Berdasarkan umur................................................................................... 40
1. Berdasarkan jenis kelamin...................................................................... 39
64 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 65
LAMPIRAN....................................................................................................... 67 BIOGRAFI PENULIS....................................................................................... 111
DAFTAR TABEL
Tabel
I Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs)...................... 10 Tabel
II Menggambarkan nilai signifikansi dari interaksi obat yang terjadi............................................................................................... 12 Tabel
III Gambaran profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 berdasarkan jenis kelamin........ 40
Tabel
IV Gambaran profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Juni-Juli 2009 berdasarkan umur................................... 40
Tabel
V Gambaran profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 berdasarkan tingkat pendidikan.........................................................................................
41 Tabel VI Profil jumlah unit obat yang diterima pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.................................. 43
Tabel VII Gambaran profil terapi pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 berdasarkan jumlah unit obat.................................................................................................. 43
Tabel VIII Golongan dan jenis obat yang diterima pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta selain obat golongan saluran cerna periode Juni-Juli 2009........................................................................ 44
Tabel IX Profil jumlah unit obat gangguan saluran cerna non-infeksi yang diterima pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009..................................................................... 47
Tabel X Gambaran profil terapi pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 berdasarkan jumlah unit obat saluran cerna ………….................................................................. 48
Tabel
XI Pengelompokan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang menerima obat gangguan saluran cerna periode Juni-Juli 2009 berdasarkan jumlah unit obat.................................. 48
Tabel XII Golongan dan jenis obat gangguan saluran cerna yang digunakan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni- Juli 2009…………………………………….................................. 50
Tabel XIII Penggolongan obat saluran cerna yang diterima pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 menurut Bentuk Sediaannya......................................................................... 51
Tabel XIV Perbandingan ketaatan penggunaan obat golongan saluran cerna pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni- Juli 2009.......................................................................................... 53
Tabel XV Pengelompokkan ketaatan penggunaan obat saluran cerna pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini periode Juni-Juli 2009 berdasarkan aturan pakai obat .......................................................... 55
Tabel XVI Pengelompokkan ketaatan penggunaan obat saluran cerna pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini periode Juni-Juli 2009 berdasarkan cara pakai obat…………………………………..................................... 56
Tabel XVII Dampak terapi pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 setelah Menjalani Terapi.............................. 57
Tabel XVIII Pengelompokan Evaluasi Peresepan pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang Menerima Obat Golongan Saluran Cerna Periode Juni-Juli 2009 …………………………................... 58
Tabel XIX Evaluasi Interaksi Obat pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini yang Menerima Obat Golongan Saluran Cerna Periode Juni-Juli 2009………………………………………………………………. 58
Tabel XX Evaluasi interaksi obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Riniyang menerima obat golongan saluran cerna periode Juni-Juli 2009.................................................................................................. 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi saluran pencernaan manusia............................................... 7 Gambar 2. Bagan Ruang Lingkup Penelitian Kajian Terhadap Penggunaan Obat
Golongan Saluran Cerna dalam Penelitian Payung........................... 29
Gambar 3. Alat Bantu Ketaatan Penggunaan Obat……………………………. 30
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Informed Consent……………………………………………….... 68
Lampiran 2: Panduan Wawancara……………………………………………... 71
Lampiran 3: Data Pasien Perlakuan…………………………………………..... 73
Lampiran 4: Data Pasien Kontrol…………………………………………........ 82
Lampiran 5: Uji Jenis Kelamin……………………………………………….... 94 Lampiran 6: Uji Umur………………………………………………………..... 95 Lampiran 7: Uji Tingkat Pendidikan………………………………………….. 97 Lampiran 8: Uji Jumlah Unit Obat yang Diterima……………………………. 98 Lampiran 9: Uji Jumlah Unit Obat Saluran cerna ...................……………….. 101 Lampiran 10: Uji Ketaatan Berdasarkan Jumlah Obat Golongan Saluran Cerna yang Diminum…....................…………………………...…..... 105 Lampiran 11: Uji Ketaatan Berdasarkan Aturan Pakai Obat…………..…… .. 105 Lampiran 12: Uji Ketaatan Berdasarkan Cara Pakai Obat……………….….... 108 Lampiran 13: Nama Generik Obat……………………………………………. 110
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorbsi makanan dan mengeluarkan sisa-sisa pencernan tersebut (Mara dan Sunito, 1993). Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, penyakit yang berhubungan dengan saluran cerna termasuk dalam 10 peringkat penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit selama tahun 2007. Diare dan gastroenteritis menduduki peringkat ke-2 diikuti dispepsia dan faringitis akut yang menduduki peringkat 4 dan 5 (Dinkes, 2008).
Data tahun 2005 di Rumah Sakit Panti Rini menunjukkan bahwa dalam 10 peringkat penyakit terbesar, penyakit yang berhubungan dengan saluran cerna seperti gastroenteritis dan dispepsia menduduki peringkat 2 dan 8.
Ketidaktaatan pada pasien dengan umur < 65 tahun mencapai 265 kasus (14,3%) dari keseluruhan kasus DTP yang terjadi 1853 kasus sedangkan pada pasien dengan umur 65 tahun, ketidaktaatan pasien mencapai 383 kasus (17,9%) dari keseluruhan kasus DTP yang terjadi yaitu 2142 kasus. Ketidaktaatan disini dimaksudkan apabila pasien mendapatkan obat yang sesuai indikasi, efektif, dan aman tetapi pasien tidak mengkonsumsi obat sebagaimana seharusnya. Pada pasien dengan umur < 65 tahun, kejadian DTP ketidaktaatan ini menduduki peringkat 4 dalam 7 ketagori DTP, sedangkan pada pasien dengan umur 65 tahun, kejadian DTP ketidaktaatan menduduki peringkat ke 3 (Cipolle, 2004).
Melihat kejadian di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan suatu penelitian yang dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam menggunakan obat golongan saluran cerna sehingga kejadian DTP yang berkaitan dengan ketaatan dapat berkurang dan outcome terapi dapat tercapai. Salah satu hal yang dapat dilakukan farmasis untuk meningkatkan ketaatan penggunaan obat pada pasien adalah dengan memberikan edukasi atau informasi obat yang jelas dan lengkap tentang terapi pasien. Pemberian informasi ini perlu diinovasi dengan menggunakan suatu alat bantu yang dapat meningkatkan ketaatan penggunaan obat golongan saluran cerna.
Berdasarkan uraian di atas, dirasakan perlu untuk melakukan penelitian mengenai peranan pemberian informasi obat yang efektif oleh farmasis terhadap ketaatan penggunaan obat dan akhirnya diusulkan suatu judul Evaluasi Ketaatan
Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang
Diberi Informasi versus Informasi Plus Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak
Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat
Saluran Cerna) . Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk kerjasama antara
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan pihak Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Rumah Sakit Panti Rini merupakan rumah sakit swasta tipe D dan merupakan rumah sakit yang berada di wilayah Kalasan yang lokasinya strategis.
1. Permasalahan
Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ”Seperti apakah ketaatan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogjakarta antara
pasien yang diberi informasi versus informasi plus alat bantu ketaatan serta
dampak terapinya periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat
saluran cerna) ?” serta beberapa sub permasalahan tambahan, yaitu :a. Apakah ada perbedaan profil pasien yang menggunakan obat golongan saluran cerna antara pasien yang diberikan informasi dengan pasien yang diberikan informasi plus alat bantu ketaatan?
b. Apakah ada perbedaan profil terapi yang digunakan antara pasien yang diberikan informasi dengan pasien yang diberikan informasi plus alat bantu ketaatan?
c. Apakah terjadi masalah dalam evaluasi peresepan pada pasien yang menggunakan obat golongan saluran cerna antara pasien yang diberikan informasi dengan pasien yang diberikan informasi plus alat bantu ketaatan?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai evaluasi perbedaan ketaatan pasien rawat jalan
Rumah Sakit Panti Rini Yogjakarta antara pasien yang diberi informasi versus
informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009
(kajian terhadap penggunaan obat saluran cerna) belum pernah dilakukan. Sampai
saat ini, peneliti belum menemukan penelitian terkait ketaatan pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu dengan kajian penggunaan obat saluran cerna oleh peneliti lain.
3. Manfaat penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk mendeskripsikan ketaatan penggunaan obat golongan saluran cerna serta dampak terapinya pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta serta dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti lainnya. Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care, secara khusus di Rumah Sakit Panti Rini dan secara umum Rumah Sakit di Indonesia agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
a. Menggambarkan profil pasien (jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan) yang menerima obat golongan saluran cerna di Rumah Sakit Panti Rini periode Juni-Juli 2009.
b. Menggambarkan profil terapi pasien umum dan khusus (jumlah dan jenis obat, aturan pakai obat, bentuk sediaan) yang menerima obat golongan saluran cerna di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.
c. Mengevaluasi peresepan pada pasien pengguna golongan obat saluran cerna di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.
2. Tujuan khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketaatan penggunaan obat antara pasien yang memperoleh informasi versus yang memperoleh informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya pada penggunaan obat golongan saluran cerna pada pasien di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Saluran Cerna
1. Pengertian
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorbsi makanan dan mengeluarkan sisa-sisa pencernan tersebut. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan (esogafus), lambung, usus halus, usus besar dan anus (Mara dan Sunito, 1993).
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorbsi zat-zat gizi, dan mengekskresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Manifestasi yang terjadi pada pasien gangguan saluran cerna dapat berupa disfagia, dispepsia, diare, konstipasi, hematemesis, melena, dan hematokesia (Sunito, 1987).
Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar tubuh, mempersiapkannya untuk diasimilasi di dalam dan oleh tubuh.
Proses pencernaan meliputi pengunyahan, penelanan, dan pencampuran dengan enzim serta zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai ke rectum dan anus (Priyanto dan Lestari, 2008).
2. Anatomi dan fisiologi saluran cerna
Gambar 1. anatomi saluran pencernaan manusia
Struktur sistem pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut, yaitu oris (mulut), faring (tekak), esofagus (kerongkongan), ventrikulum/gaster/maag (lambung), intestinum minor (usus halus), intestinum mayor (usus besar), rectum dan anus. Intestinum minor terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejenum, dan ileum. Intestinum mayor terdiri atas sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid ( Priyanto dan Lestari, 2008).
1. Mulut Proses pencernaan makanan berawal di mulut di mana semua makanan harus dikunyah terlebih dahulu sampai halus. Jenis makanan yang masuk menentukan kuantitas produk air liur dan naik turunnya pH mulut. Kelenjar liur mengandung enzim secara khusus pencerna zat pati akan merangsang lebih banyak produksi air liur sehingga enzim pencerna lebih aktif. Dengan demikian proses penguraian zat pati sudah mulai efektif disini. Sebaliknya pencernaan protein belum efektif karena protein memerlukan keasaman yang tinggi.
(Gunawan, 2006)
2. Faring Organ ini merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan esofagus. Di bagian organ ini terletak persimpangan antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan napas dan pada saat yang bersamaan jalan napas ditutup sementara ( Priyanto dan Lestari, 2008).
3. Esofagus Esofagus merupakan saluran yang panjangnya kira-kira 25 cm, memanjang mulai dari faring sampai ke lambung. Kontraksi otot-otot dinding faring menyebabkan kontraksi otot yang bergelombang berirama, kuat pada dinding esofagus yang disebut peristalsis. Gerakan ini mendorong makanan turun ke lambung. Saluran dari esofagus menuju ke lambung dikendalikan oleh sebuah otot polos berbentuk cincin, disebut sphincter. Secara normal, lubang ini tertutup, ia membuka secara refleks hanya bila ada gelombang kontraksi dalam esofagus yang menekan gumpalan makanan untuk mendorongnya (Basoeki, 1988).
4. Lambung Lambung merupakan saluran pencernaan yang paling dapat mengembang lebih besar terutama epigastrum. Fungsi lambung antara lain, tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan, dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung; mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida; mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin; membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin (Priyanto dan Lestari, 2008).
5. Usus halus Usus halus berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan yang berfungsi untuk tubuh (Priyanto dan Lestari, 2008).
6. Usus besar Usus besar dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu caecaum atau usus buntu, kolon, dan rektum. Antara 5 sampai 7,5cm pertama adalah bagian usus besar yang disebut usus buntu. Usus buntu ini terletak dikuadran kanan bawah abdomen ( Basoeki, 1988).
3. Gangguan saluran cerna
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, absorpsi zat gizi, pengosongan lambung, dan proses defekasi ( buang air besar).
Manifestasi klinis yang dapat terjadi pada pasien penderita gangguan pencernaan adalah disfagia, dispepsia, diare, konstipasi, hematemetis, melena, dan hematokesia (Mara dan Sunito, 1993).
Berbagai macam gejala dapat timbul dengan adanya disfungsi saluran cerna. Pada umumnya gejala yang termasuk dalam gangguan saluran cerna meliputi mulas, nyeri perut, dispepsia, mual, muntah, diare, sembelit, dan perdarahan gastrointestinal (DiPiro, 2009).
Seorang penderita dapat digolongkan terjangkit infeksi saluran pencernaan apabila ditemukan gejala-gejala sebagai berikut, adanya nyeri perut secara mendadak, kadang-kadang disertai nyeri kepala; nausea dan muntah-muntah yang diikuti diare; dapat disertai atau tanpa demam (Darmadi, 2008).
Manifestasi klinis ini dapat muncul setelah beberapa penderita mengonsumsi makanan/minuman yang disajikan. Sebagai sindrom gastroenteritis, penyebabnya dapat berupa virus, protozoa, bakteri, jamur atau parasit. Namun sebagai penyebab tersering adalah bakteri atau tokinnya seperti
Salmonella, Escherichia coli, sedangkan toksin berasal dari Staphylococcus
aureus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum (Damadi, 2008).B. Pharmaceutical Care
Program pharmaceutical care dapat menurunkan kejadian merugikan pada penggunaan obat, terutama obat untuk penyakit jangka panjang. Dilaporkan meningkatkan kesadaran pasien akan efek merugikan dari
Pharmaceutical care
obat (Fischer et.al., 2002) dan pencegahan serta pengatasan DTPs adalah langkah penting dalam pharmaceutical care.
Tabel I. Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs)
(Strand et.al., 2004)
No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP- Timbulnya kondisi medis baru memerlukan tambahan obat Ada indikasi baru tanpa obat
- Kondisi kronis memerlukan terapi lanjutan terus-menerus 1 (need for
- Kondisi yang memerlukan terapi kombinasi
additional
- Pasien potensial timbul kondisi medis baru yang perlu terapi )
drug therapy profilaksi.
- Terapi yang diperoleh sudah tidak valid saat itu
- Terapi dengan dosis toksik Ada obat
- Penyalah-gunaan obat, merokok, dan alkohol tanpa indikasi
- 2 Terapi sebaiknya non-farmakologi (unnecessary
- Polifarmasi yang sebaiknya terapi tunggal
therapy )
- Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat
digantikans dengan yang lebih aman
Lanjutan Tabel I No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP
- Obat yang digunakan bukan yang efektif /paling efektif
- Pasien alergi atau kontraindikasi
- Obat efektif tetapi relatif mahal atau bukan yang paling aman
3 Pemilihan obat salah (wrong drug )
Obat sudah resisten terhadap infeksi
- Kondisi sukar sembuh dengan obat yang sudah pernah diperoleh perlu mengganti obat
- Kombinasi obat yang salah.
- Dosis terlalu rendah
- Waktu pemberian yang tidak tepat, misalnya profilaksis antibiotika untuk operasi
- Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai untuk pasien
- Obat diberikan terlalu cepat
- Risiko yang sudah teridentifikasi karena obat tertentu
Pasien alergi atau reaksi indiosinkrasi
- Bioavalibilitas atau efek obat diubah oleh obat lain atau makanan.
- Interaksi obat karena induksi atau inhibisi enzim, penggeseran dari tempat ikatan, atau dengan hasil laboratorium
- Dosis terlalu besar, kadar obat dalam plasma melebihi rentang terapi yang diharapkan
- Dosis dinaikkan terlalu cepat
- Obat akumulasi karena terapi jangka panjang
4 Dosis terlalu rendah (dose too low
)
5 Efek obat merugikan (adverse drug reaction) dan interaksi obat
6 Dosis terlalu tinggi (dose too high)
- Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai untuk pasien
- Dosis dan interval pemberian misalnya analgesik bila perlu diberikan terus
- Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena medication
7 Ketaatan pasien (compliance)/ gagal menerima obat
error
- Pasien tidak menuruti aturan yang ditetapkan secara sengaja maupun karena tidak mengerti maksudnya
- Pasien tidak sanggup menebus obat karena biaya
Ketika mengevaluasi potensial adanya interaksi obat, perhatian utama ialah pada relevansi klinis atau signifikansi dari pada interaksi itu sendiri.
Signifikansi berhubungan dengan tipe dan keseriusan efek dan kemudian kepada keperluan memonitoring pasien atau mengubah terapi untuk mencegah potensial akibat yang merugikan. Faktor utama yang menunjukkan signifikansi klinis yaitu: penilaian signifikansi (significance rating); waktu onset efek interaksi. Potensial kekuatan interaksi; dan dokumentasi yang menggambarkan kejadian interaksi secara klinis.Tatro, 2006).
Tabel II Nilai signifikansi dari interaksi obat yang terjadi (Tatro, 2006) Penilaian Kekuatan Dokumentasi signifikansi
1 Besar Diduga atau >
2 Sedang Diduga atau >
3 Kecil Diduga atau >
4 Besar/Sedang Mungkin Kecil Mungkin
5 Sedikit Tidak mungkin
Besar: efeknya potensial terjadi atau dapat menyebabkan kerusakan permanen. Sedang: efeknya mungkin dapat menyebabkan keburukan pada status klinis pasien. Terapi tambahan, masuk rumah sakit atau perpanjangan tinggal di rumah sakit mungkin diperlukan. Kecil : efek biasanya ringan; akibatnya menyusahkan atau tidak diperhatikan tetapi tidak signifikan mempengaruhi outcome terapi. Terapi tambahan biasanya tidak dibutuhkan.