Pengaruh informasi keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI - USD Repository

  PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di BEI Pada Tahun 2005-

  2008 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Manajemen Disusun Oleh:

  CHRISTIN APRI SHINTA ANITA PAULINAWATI 062214022

  PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di BEI Pada Tahun 2005-

  2008 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Manajemen Disusun Oleh:

  CHRISTIN APRI SHINTA ANITA PAULINAWATI 062214022

  PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

HALAMAN MOTTO

  “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan” (Yeremia17:7)

  “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9)

  “Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihiNya, dan persembahkanlah syukur kepada namaNya yang kudus. Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati, sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai”

  (Mazmur 30:5-6) “Tiga dasar penting untuk mencapai segala sesuatu yang berharga adalah kerja keras, tetap berpegang pada kepastian dan pikiran sehat”

  (Thomas Edison)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk:

  1. Tuhan Jesus Christus

  

2. Ayahku Sumarlan dan Ibuku Inung Ester

  

3. Saudara kembarku Christin Lita Agustiani

  4. Adikku Nungky Windasari

  5. Nenekku Adi Rejo

  6. My Lovely Leo Satrio Nuraribowo

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI MANAJEMEN

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

  

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG

MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

  Studi Kasus pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di BEI Tahun 2005-2008 Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 31 Agustus 2010 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dengan bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah - olah saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya. Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima saksi yaitu skripsi ini digugurkan, ijasah dikembalikan kepada pimpinan Universitas Sanata Dharma dan gelar akdemik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta bila diperlukan bersedia diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

  Yogyakarta, September 2010 Yang membuat pernyataan,

  Christin Apri Shinta Anita Paulinawati NIM:062214022 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christin Apri Shinta Anita Paulinawati Nomor Mahasiswa : 062214022 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan pada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkajian data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan loyalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya tulis dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 14 September 2010 Yang menyatakan Christin Apri Shinta Anita Paulinawati

  KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

  1. Drs. Yohanes Pembabtis Supardiyono, M.Si., Akt, QIA,. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  2. V. Mardi Widyadmono, S.E., MBA selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

  3. Ike Janita Dewi, S.E., MBA., Ph.D, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing I atas bantuan dan kesabarannya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. T. Handono Eko Prabowo, S.E., MBA., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II atas bantuan dan kesabarannya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berguna bagi penulis selama

  6. Ayahanda Sumarlan dan Ibuku Inung Eli Ester yang peduli pada pendidikan anaknya serta banyak mendorong dan mendoakan anaknya hingga skripsi ini selesai.

  7. Saudara kembarku Christin Lita Agustiani dan adikku Nungky Windasari yang selalu memberiku semangat dan doa agar dapat menyelesaikan skripsi ini secepatnya.

  8. Buat kekasihku Leo Satrio Nuraribowo “ Thanks for love me”.

  9. Buat Sahabat-sahabatku: (Tata “Meong”, Vita, Dewi, Yanti, Emma, Dwi, Sumanti, Eka, Wulan, Layung, Topick, Nino, Akim, Mas Hendro dan Mas Aries) yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa agar cepat lulus. Terima kasih atas persahabatan yang indah ini. “You are the best my Friends”.

  10. Buat temen-temen Manajamen USD angkatan 2006 .

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya. God bless you all!! Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, Agustus 2010 Christin Apri Shinta Anita Paulinawati

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii HALAMAN MOTTO ............................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS............... vi HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI........................ vii HALAMAN KATA PENGANTAR ....................................................... viii HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................... x HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................... xiii HALAMAN DAFTAR GAMBAR.......................................................... xiv HALAMAN LAMPIRAN........................................................................ xv ABSTRAK ................................................................................................ xvi ABSTRACK............................................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................. 6 C. Batasan Masalah .................................................................. 7 D. Tujuan Penelitian ................................................................. 8 E. Manfaat Penelitian ............................................................... 8 BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

  A. Teori .................................................................................... 9

  1. Pasar Modal ................................................................... 9

  2. Initial Public Offering (IPO) ......................................... 12

  3. Peranan Informasi Prospektus ....................................... 19

  4. Fenomena Underpricing ............................................... 21

  5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing….. 22

  B. Penelitian Terdahulu ........................................................... 35

  C. Hipotesis Penelitian ............................................................. 49

  D. Kerangka Konseptual .......................................................... 55

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................... 56 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................... 56 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 57 D. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 59 E. Definisi dan Operasionalisasi Variabel ............................... 59 F. Teknik Analisis Data ........................................................... 64 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ............................. 73 B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ................................ 77 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data ...................................................................... 81 B. Penghitungan Variabel ........................................................ 82 C. Analisis Data ....................................................................... 89

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................... 116 B. Saran .................................................................................. 118 C. Implikasi Riset Yang Akan Datang................................... 120 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 121 LAMPIRAN …………………………………………………………… 125

  

DAFTAR TABEL

  Tabel IV.I Perusahaan Sampel Yang Melakukan IPO ........................................ 78 Tabel V.I Jumlah Sampel Penelitian .................................................................. 82 Tabel V.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 90 Tabel V.3 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 92 Tabel V.4 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 93 Tabel V.5 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 95 Tabel V.6 Hasil Perhitungan Besarnya Pengaruh Koefisien Regresi ................. 96 Tabel V.7 Hasil Analisis Pengujian Secara Terpisah (Parsial) ........................... 99 Tabel V.8 Hasil Analisis Pengujian Secara Serentak (Simultan) ...................... 109

  2 Tabel V.9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R ) ........................................ 111

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar II.1 Proses Penawaran Umum di Pasar Perdana…………………… 15 Gambar II.2 Kerangka Konseptual……………………………………………55 Grafik IV.I Grafik Uji Heteroskedastisitas…………………………………. 95

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1: Tabel Daftar Perusahaan dan Tingkat Underpricing Saham- Saham IPO Tahun 2005-2008

  Lampiran 2: Tabel Perhitungan Earning Pershare (EPS), Price Earning

  Ratio (ROI), Return on Invesment (ROI) dan Nilai Emisi

  Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Tahun 2005-2008

  Lampiran 3: Tabel Umur Perusahaan IPO Tahun 2005-2008 Lampiran 4: Tabel Nama dan Peringkat Auditor Berdasarkan Big Four

  Auditors Perusahaan Yang Melakukan IPO Tahun 2005-

  2008 Lampiran 5: Tabel Peringkat Underwriter Berdasarkan Nilai Emisi

  Saham-Saham IPO Tahun 2005-2008 Lampiran 6: Hasil Uji Statistik Deskriptif Lampiran 7: Hasil Uji Normalitas Lampiran 8: Hasil Uji Autokorelasi Lampiran 9: Hasil Uji Multikolinearitas Lampiran10: Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran11: Hasil Uji Regresi Lampiran12: Data Yang diolah

  

ABSTRAK

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG

MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

  Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Tahun 2005-2008

  

CHRISTIN APRI SHINTA ANITA PAULINAWATI

NIM: 062214022

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh informasi keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan go

  

public yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2008.

  Variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing sedangkan variabel independen adalah informasi keuangan yang terdiri dari Earning pershare (EPS),

  

Price Earning Rasio (PER) dan Return on investment (ROI) dan informasi non

  keuangan yang terdiri dari umur perusahaan, reputasi auditor dan reputasi

  

underwriter . Dalam penelitian ini digunakan data perusahaan yang melakukan

  penawaran umum perdana atau IPO yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah sampel adalah 40 perusahaan.

  Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t. Dari hasil uji F ada enam variabel independen yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing adalah PER, ROI dan Reputasi Underwriter. Sedangkan ketiga variabel lainnya yaitu earning pershare (EPS), umur perusahaan dan reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat underpricing.

  Kata Kunci: Underpricing, EPS, PER, ROI.

  

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FINANCIAL AND NON FINANCIAL

  

INFORMATION ON UNDERPRICING OF INITIAL PUBLIC OFFERING

AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE

  Empirical Study on Companies the which issued Initial Public Offering (IPO) in 2005 - 2008

CHRISTIN APRI SHINTA ANITA PAULINAWATI

  Student Number: 062214022 Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2010

  The purpose of this research was to identity the influence of financial and non financial information on underpricing level of stock prices of companies which conducted IPO at Indonesian Stock Exchange from 2005-2008. The dependent variable was underpricing and independent variable were financial information which were earning pershare (EPS), price earning ratio (PER) and return on

  

invesment (ROI) and non financial information which were company’s age,

  auditor’s reputation and underwriter’s reputation. The samples of this research were companies data which conducted IPO. The sample were 40 companies. The analysis used in this research was Multiple Regression using F-test and t-test. The Results showed that the six independent variables simultanously affected

  

underpricing level. Results also showed that variables which influence

  underpricing level were PER, ROI, and underwriter’s reputation. The other variables, that is EPS, company’s age and auditor’s reputation, did not influence

  underpricing levels.

  Keywoard: Underpricing, EPS, PER dan ROI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal adalah salah satu sarana untuk menghimpun sumber dana ekonomi jangka panjang yang tersedia di perbankan dan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan

  fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang berkelebihan dana

  (investor

  ) kepada pihak yang memerlukan dana (emiten). Perusahaan yang membutuhkan dana di pasar modal untuk melakukan ekspansi dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga tersebut dapat berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak, investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivative dari efek. Surat berharga tersebut dijual ke publik melalui pasar primer (primary market) sehingga perusahaan berubah dari perusahaan privat menjadi perusahaan publik atau disebut dengan go public dan menjadi perusahaan yang tidak hanya dimiliki oleh investor lama tetapi juga dimiliki dan dikenal oleh masyarakat. Setelah Surat berharga yang berupa saham dijual di pasar primer kemudian saham dapat diperjualbelikan di Bursa Efek, disebut juga sebagai pasar sekunder (secondary market). Surat berharga yang pertama kali dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik (Initial Public IPO merupakan penawaran saham perusahaan untuk pertama kalinya (Jogiyanto, 2003). Sebelum melakukan penawaran perdana atau go

  public perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan

dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go public atau penawaran

umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM-

LK sebagai Badan Pengawas Pasar Modal. Perusahaan yang melakukan

  IPO atau go public harus membuat prospektus. Prospektus adalah dokumen yang berisi informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang ditawarkan (Jogiyanto, 2003). Prospektus disebarluaskan kepada masyarakat sebelum penawaran perdana dimulai. Prospektus ini berisi informasi keuangan dan non keuangan. Informasi keuangan seperti laporan keuangan emiten dan informasi non keuangan seperti kebijakan deviden, kegiatan dan prospek usaha, umur emiten, presentase saham yang ditawarkan, kantor akuntan publik, underwriter (penjamin emisi), konsultan hukum, notaris publik dan perusahaan penilai yang akan menilai kembali aktiva-aktiva tetap yang akan dimiliki oleh perusahaan. Informasi yang tersaji menjadi pertimbangan sendiri untuk menentukan harga saham perdana.

  Setelah sahamnya dijual ke pasar primer maka sahamnya diteruskan ke pasar sekunder sebagai tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar. Dalam menentukan harga saham di pasar perdana, emiten membutuhkan penjamin emisi (underwriter) untuk menjamin saham yang tidak laku terjual karena emiten membutuhkan harga yang tinggi.

  Harga saham yang dijual di pasar perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan penjamin emisi (underwriter) sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (permintaan dan penawaran). Dalam dua mekanisme penentuan harga tersebut sering terjadi perbedaan harga terhadap saham yang sama antara di pasar perdana dan di pasar sekunder. Ini disebabkan karena antara pihak emiten dengan pihak penjamin emisi (underwriter) memiliki kepentingan yang berbeda, emiten menginginkan menjual saham dengan harga yang tinggi untuk memaksimumkan modal sedangkan penjamin emisi (underwriter) menginginkan harga yang rendah untuk menarik investor agar membeli saham sehingga dapat mengurangi risiko saham yang tidak laku terjual di pasar perdana. Dalam hal ini, pihak penjamin emisi (underwriter) memiliki informasi yang lebih luas karena lebih dekat dengan pasar dibandingkan dengan pihak emiten. Informasi ini dimanfaatkan oleh underwriter untuk menentukan harga saham di pasar perdana.

  Apabila penentuan harga saham saat IPO lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama maka akan terjadi underpricing dan sebaliknya apabila penentuan harga saham saat IPO lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama, maka terjadi overpricing. Bagi emiten

  underpricing

  merupakan hal yang merugikan, karena modal yang diinginkan tidak maksimal dan bagi investor sebagai pihak pembeli,

  underpricing

  juga merupakan hal yang tidak diinginkan karena akan mengurangi return yang diperolehnya di pasar sekunder.

  Untuk mengatasi kondisi underpricing yang terjadi pada penawaran perdana diperlukan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi investor agar lebih selektif dalam memutuskan untuk membeli saham- saham perdana di Bursa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

  underpricing bisa berupa informasi keuangan dan non keuangan.

  Informasi non keuangan dari penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati dan Indriantoro (1998) pada periode 1995- 1996 menunjukkan dari semua faktor yang diduga berpengaruh, yaitu reputasi akuntan publik, reputasi underwriter, persentase saham yang ditahan oleh pemegang saham lama, umur perusahaan dan ukuran perusahaan ternyata semuanya tidak berpengaruh terhadap tingkat

  

underpricing yang terjadi. Ini menunjukkan bahwa para investor di Bursa

  Efek Indonesia (BEI) tidak menggunakan informasi non akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi.

  Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rosyati dan Sabeni (2002) pada periode 1997-2000 menyebutkan bahwa variabel reputasi

  

underwriter dan umur perusahaan berpengaruh terhadap tingkat

  underpricing

  . Variabel reputasi auditor dan kondisi pasar mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap tingkat underpricing.

  Penelitian juga dilakukan oleh Ghozali dan Mansur (2002) pada periode 1997-2000 yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing meliputi informasi keuangan berupa ROA (Return on

  Invesment

  ) dan financial laverage perusahaan dan informasi non keuangan berupa reputasi underwriter, jumlah saham yang masih di tahan pemegang saham lama, skala/ukuran perusahaan dan umur perusahaan menunjukkan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing dengan tingkat signifikansi 10%. Kalau dilihat secara parsial ada 3 variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu reputasi underwriter, ROA dan financial leverage. Ini menunjukkan bahwa para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan informasi akuntansi dan non akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi tetapi tingkat signifikasinya hanya 10%.

  Hasil dari ketidakkonsistenan yang ditunjukkan oleh penelitian- penelitian sebelumnya, menjadi salah satu pertimbangan penulis untuk dilakukannya penelitian kembali untuk pembuktian secara empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing.

  Pertimbangan lainnya, penulis ingin menguji seberapa besar pengaruh informasi keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing saham-saham perdana.

  Dari semua faktor tersebut, penulis akan meneliti pengaruh variabel keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing dengan variabel penelitian yaitu informasi keuangan dan non keuangan yang dibatasi oleh penulis dan dengan periode penelitian yang berbeda.

  Variabel informasi keuangan yang digunakan adalah EPS (Earnings Per

  Share

  ), PER (Price Earnings Ratio) dan ROI (Return on Investment) sedangkan variabel informasi non keuangan yang digunakan adalah umur perusahaan, reputasi auditor dan reputasi underwriter dengan periode penelitian selama 4 tahun yaitu dari tahun 2005-2008. Dengan judul penelitian “PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON

  KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BEI”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

  1. Apakah informasi keuangan yang terdiri dari EPS (Earning Per Share), PER (Price Earning Ratio) dan ROI (Return on Invesment) berpengaruh secara parsial terhadap tingkat underpricing pada saat perusahaan melakukan IPO?

  2. Apakah informasi non keuangan yang terdiri dari umur perusahaan, reputasi auditor dan reputasi underwriter berpengaruh secara parsial terhadap tingkat underpricing pada saat perusahaan melakukan IPO?

  3. Apakah informasi keuangan dan non keuangan berpengaruh secara simultan terhadap tingkat underpricing pada saat perusahaan melakukan IPO? C.

   Batasan Masalah

  Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

  1. Sampel merupakan perusahaan yang telah melakukan IPO dan mengalami saham-saham perdana dalam kurun waktu tahun 2005-2008.

  Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rasio 2. keuangan yang bernilai positif karena yang bernilai negatif dianggap perusahaan tidak memiliki kinerja perusahaan yang baik.

  Variabel informasi keuangan yang digunakan dalam penelitian ini 3. adalah EPS (Earning Per Share), PER (Price Earning Ratio) dan ROI (Return on Invesment) sedangkan variabel informasi non keuangan yang digunakan adalah umur perusahaan, reputasi auditor dan reputasi

  underwriter .

  D. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah informasi keuangan dan non keuangan berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham perdana.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi perusahaan yang akan melakukan IPO dapat dijadikan referensi dalam menentukan harga yang tepat saat penawaran saham perdana.

  2. Bagi investor dan calon investor yang tertarik menanamkan modalnya di pasar modalm hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

  underpricing

  saham perdana, sehingga dapat dipergunakan sebagai tambahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi.

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. TEORI Untuk memberiakn dasar bagi hipótesis dan análisis dalam penelitian,

  dibawah ini diuraikan teori dan hasil penelitian terdahulu yang akan menjadi dasar penelitian.

  1. Pasar Modal Pengertian Pasar Modal a.

  Pasar Modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2001).

  Pasar modal juga merupakan pasar untuk instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang, ekuitas (saham), instrument derivative, maupun instrument lainnya (Tjiptono dan Hendy, 2006).

  Pengertian lain dari pasar modal adalah sebagai wadah dan monopoli pemilikan perusahaan karena setelah perusahaan go public dan memanfaatkan pasar modal kemudian pemegang surat berharga juga menjadi pemilik perusahaan sehingga menjadi milik public (Indriyo dan Basri, 2002).

  b. Jenis-Jenis Pasar Modal Penjualan saham kepada investor umumnya dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal di mana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jogiyanto (2003) mengemukakan jenis-jenis pasar modal ada empat macam, yaitu: 1) Pasar Perdana (Primary Market)

  Pasar perdana adalah pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. 2)

  Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder merupakan pasar di mana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melewati masa penjualan di pasar perdana. 3) Pasar Ketiga (Third Market)

  Pasar ketiga merupakan tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market).

  4) Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar investor atau dengan kata lain pengalihan saham dari pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perdagangan efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale).

  c. Manfaat Keberadaan Pasar Modal Pasar Modal memberikan banyak manfaat, di antaranya (Tjiptono dan Hendy, 2006) : 1) Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus upaya diversifikasi.

  3) Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi Negara.

  4) Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

  5) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik. 6) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik.

  7) Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi investasi. 8) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial

  9) Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen professional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.

  2. Initial Public Offering (IPO)

  a. Pengertian IPO Perusahaan memiliki sumber alternatif pendanaan dalam memperoleh modal yaitu salah satunya dengan melakukan penyertaan modal dalam bentuk sekuritas. Penyertaan dalam bentuk sekuritas ini dilakukan dengan menjual sahamnya ke masyarakat yang disebut dengan go public. Go public sering pula disebut dengan

  IPO adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya (Basir dan Hendy, 2005). Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang dan kontrak berjangka atas efek. Ketika perusahaan melakukan IPO, emiten menjual sahamnya kepada underwriter dan agen-agen penjual. Harga di pasar perdana ditentukan oleh emiten dan underwriter dan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran (demand dan

  supply ). Harga yang terjadi di pasar perdana ini cenderung mengalami underpricing akibat adanya ketidaktauan informasi antara pihak emiten maupun underwriter.

  Kegiatan-kegiatan utama di penawaran umum meliputi periode pasar perdana yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, penjatahan saham yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia, pencatatan efek di bursa yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.

  b. Alasan Perusahaan Melakukan IPO Terdapat alasan-alasan perusahaan melakukan IPO. Husnan (1998) mengemukakan adanya dua alasan perusahaan melakukan IPO.

  Pertama, perusahaan bertujuan untuk melakukan ekspansi dengan tidak menambah hutang baru. Kedua, untuk mengganti sebagian hutang dengan ekuitas yang diperoleh dari IPO. Menurut Tjiptono dan Hendy (2006) perusahaan melakukan IPO karena perusahaan memiliki berbagai alternatif pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan umumnya menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditor berupa utang, pembiayaan bentuk lain, penerbitan surat-surat utang, atau pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan istilah go

  public .

  c. Manfaat dan Konsekuensi Perusahaan Melakukan IPO Menurut (Basir dan Hendy, 2005: 29) suatu perusahaan yang melakukan penawaran umum saham dapat memperoleh manfaat yaitu: 1) Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak dengan termin-termin).

  2) Biaya go public relatif murah.

  Proses relatif mudah. 3)

  Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat ( go public 4) merupakan media promosi).

  Disamping adanya banyak manfaat yang diperoleh, terdapat beberapa konsekuensi yang harus dihadapi oleh perusahaan yang melakukan IPO. Konsekuensi tersebut antara lain: 1) Keharusan untuk melakukan keterbukaan (disclosure).

  2) Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal. 3) Menepati dan memenuhi hak-hak pemegang saham. d. Proses Penawaran Umum di Pasar Perdana Profesional E

  [1] BAPEPAM dan lembaga M pendukung

  I [3] pasar modal T

  E N Pasar Perdana

  [4]

  Gambar II.1. Proses Penawaran Umum di Pasar Perdana

  1) Professional dan lembaga pendukung pasar modal membantu emiten menyiapkan penawaran umum.

  Emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada 2) BAPEPAM.

  Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPEM. 3)

  Emiten beserta professional dan lembaga pendukung melakukan penawaran umum di pasar perdana.

  Prosedur IPO di Bursa Efek Indonesia e.

  Menurut (Basir dan Hendy, 2005) secara umum prosedur IPO dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu persiapan untuk IPO, pendaftaran ke BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal), penawaran saham dan pencatatan di Bursa Efek.

  1) Tahap Persiapan untuk IPO.

  Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Sebuah perusahaan yang akan melakukan IPO harus melakukan persiapan sebagai berikut: a) Manajemen perusahaan menetapkan rencana mancari dana melalui go public.

  b) Memintakan persetujuan rencana go public tersebut kepada para pemegang saham termasuk persetujuan perubahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

  c) Menunjuk Profesi Penunjang dan Lembaga Penunjang untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen emisi.

  Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.

  d) Menandatangani Kontrak Pendahuluan dengan bursa efek di

  e) mana efeknya akan dicatatkan.

  Menandatangani perjanjian-perjanjian emisi.

  f) Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-

  g) dokumennya kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM. 2) Tahap Pendaftaran dengan BAPEPAM.

  Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga BAPEPAM menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif. Tahap Pendaftaran dengan BAPEPAM sebagai berikut: a) BAPEPAM menerima pernyataan pendaftaran dari calon emiten dan underwriter.

  b) Limited Expose di BAPEPAM.

  c) BAPEPAM mempelajari dokumen-dokumen yang diserahkan dari 3 aspek, yaitu:

  • Kelengkapan Dokumen • Ketepatan dan kejelasan informasi
  • Pengungkapan dari segi hokum, akuntansi, keuangan, dan manajemen.

  Apabila lebih dari 45 hari sejak tanggal penyampaian pendaftaran tanpa ada jawaban dari BAPEPAM, maka pernyataan pendaftaran otomatis menjadi efektif. 3) Tahap Penawaran Saham

  Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang ditunjuk. Masa penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja.

  Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di bursa efek.

  Penjamin emisi utama (lead underwriter) akan mengadakan kerjasama dengan para penjamin emisi lainnya dengan dibantu oleh para perantara pedagang efek dan atau para agen penjualan untuk melakukan penjualan saham kepada masyarakat. Proses penjualan ini disebut dengan pasar perdana. Hasil penjualan saham perdana masuk ke dalam emiten yang bersangkutan.

  Sebelum melakukan IPO, calon emiten diwajibkan untuk mengumumkan prospektus ringkas kepada masyarakat lewat surat kabar. Calon investor juga diwajibkan untuk menyebarluaskan prospektus ringkas kepada calon investor melalui underwriter dan agen-agen penjual. Tahap Pencatatan Saham Di Bursa Efek

  4) Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam melakukan pencatatan di Bursa, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon emiten.

  Persyaratan Pencatatan Saham di BEI:

  a) Calon perusahaan terbuka (emiten) mengajukan permohonan pencatatan ke Bursa dan kemudian BEI akan mengevaluasi permohonan tersebut apakah sesuai dengan ketentuan pencatatan di Bursa. Selanjutnya calon emiten tersebut melakukan presentasi seputar kinerja perusahaannya.

  b) Jika memenuhi syarat, BEI akan memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah Perjanjian Pendahuluan.

  c) Calon emiten mengajukan Pernyataan Pendaftaran ke BAPEPAM.

  d) Apabila telah mendapat Pernyataan Efektif dari BAPEPAM, maka calon emiten melakukan proses penawaran umum.

  Emiten membayar biaya pencatatan.

  e) BEI

  f) mengumumkan dan melakukan pencatatan efek tersebut di Bursa.

  Peranan Informasi Prospectus 3.

  Sebelum perusahaan menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan akan menerbitkan prospektus (informasi mengenai perusahaan secara detail) ringkas yang diumumkan di media massa. Prospektus adalah setiap informasi tertulis yang berkaitan dengan Penawaran Umum dan bertujuan agar pihak lain membeli efek. Pada umumnya, prospectus dibagikan oleh emiten melalui underwriter dan agen penjual yang ditunjuk oleh underwriter menjelang Penawaran Umum dilaksanakan. Calon investor harus berupaya mendapatkan prospektus itu dan mempelajarinya sebelum melakukan pesanan saham (Samsul, 2006).

  Menurut (Basir dan Hendy, 2005) Penyusunan Prospektus mengacu kepada hal-hal berikut : a. Prospektus harus memuat semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten.

  b. Prospektus haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif.

  c. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasnya dan diungkapkan pada bagian awal prospektus. Emiten, Penjamin Pelaksana Emisi, Lembaga Penunjang, serta d.

  Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menentukan dan mengungkapkan fakta secara jelas dan mudah dibaca. Prospektus berisikan antara lain (Tandelilin, 2001) :

  Penawaran Umum a.

  b. Tujuan Penawaran Umum.

  c. Penggunaan Dana Hasil Emisi.

  d. Informasi tentang perusahaan seperti sejarah, organisasi, dan personalia.

  e. Kegiatan Usaha dan Prospeknya.

  f. Ikhtisar Keuangan Perusahaan Menurut Nasirwan (2002), Informasi prospektus dapat dibagi dua informasi, yaitu informasi akuntansi/keuangan dan informasi non akuntansi/keuangan. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri atas neraca, perhitungan rugi/laba, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan. Informasi non akuntansi adalah informasi selain laporan keuangan seperti: underwriter (penjamin emisi), auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, presentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan informasi lainnya.

  4. Fenomena Underpricing

  Underpricing

  adalah adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga perdana. Bagi emiten, underpricing ini tentunya merugikan karena perusahaan tidak dapat memperoleh dana secara maksimal. Underpricing terjadi karena perusahaan dinilai lebih rendah dari kondisi yang sesungguhnya oleh underwriter dalam rangka untuk mengurangi tingkat resiko yang harus ia hadapi karena fungsi penjaminannya. Emiten di lain pihak tidak mengetahui keadaan pasar modal yang sesungguhnya. Dalam hal ini underwriter sebagai pihak yang lebih sering berhubungan dengan pasar modal mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai pasar modal dibandingkan dengan calon emiten. Adanya informasi yang asimetri inilah maka harga saham pada penawaran perdana lebih rendah dari pada harga saham di pasar sekunder. Jadi underwriter menggunakan ketidaktahuan emiten mengenai pasar modal untuk mengurangi resiko yang harus ditanggungnya apabila saham yang dia jamin di pasar perdana tidak laku maka underwriter harus membeli sisa saham tersebut sebesar harga penawaran dikalikan dengan sisa saham yang tidak laku terjual (Kusumawati, 2005).

  Penentuan harga (pricing) dalam IPO merupakan bagian yang sulit, sekaligus penting karena tidak ada harga sebelumnya di pasar dan sejarah mengenai operasi perusahaan sangat sedikit atau hampir tidak ada. Jika harga ditentukan terlalu rendah, perusahaan penerbit tidak dapat memperoleh dana maksimal dari potensi yang ada untuk menaikkan modalnya dan jika harga terlalu rendah, investor juga akan memperoleh return yang sangat kecil sehingga berakibat pada penolakan investor untuk membeli saham tersebut. Dengan demikian, tanpa pricing yang akurat pasar dapat menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya (Kusumawati, 2005).

  Dalam menentukan besarnya underpricing diukur dengan return saham di pasar perdana (Initial Return). Initial return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana (saat IPO) dengan harga jual saham yang bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder (Daljono, 2002).

  5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing meliputi informasi keuangan dan non keuangan.

  a. Informasi Keuangan Informasi keuangan adalah informasi yang berasal dari laporan keuangan, antara lain:

  1) Return on Invesment (ROI) ROI merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan (asset yang dimilikinya) untuk mendapatkan laba. ROI menjadi salah satu pertimbangan investor di dalam melakukan investasi terhadap saham di bursa saham (Ghozali dan Mansur, 2002). Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai atau informasi mengenai efektifitas operasional. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat

  underpricing (Sri Trisnaningsih, 2005) .

  Menurut Sartono (2001) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta laba yang meningkat merupakan satu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian calon investor dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan. Investor melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dari investasi yang ditanamnya apabila menginvestasikan sahamnya pada perusahaan tersebut.

  2) Financial Laverage

  Financial Laverage

Dokumen yang terkait

Pengaruh variabel keuangan dan non keuangan Terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering (ipo) Di bursa efek indonesia

0 5 120

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011.

0 0 84

perbandingan kinerja keuangan terhadap nilaiperusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh analisis informasi keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan ipo di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

Pengaruh analisis informasi keuangan dan non keuangan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan ipo di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 1 31

Pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham : studi pustaka pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ - USD Repository

0 2 130

Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi dan setelah melakukan akuisisi : sebuah kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [BEJ] - USD Repository

0 0 102

Evaluasi pengungkapan informasi keuangan dan informasi non keuangan perusahaan melalui internet : studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 0 115

Pengaruh variabel keuangan terhadap underpricing pada penawaran umum perdana [Initial Public Offering] di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering [IPO] tahun - USD Repository

0 0 103

Pengaruh penilaian kinerja keuangan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI : studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 - USD Repository

0 0 161