Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi dan setelah melakukan akuisisi : sebuah kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [BEJ] - USD Repository

  

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM

MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI

Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh :

Yohanes Rezky T. Sendra L. Toruan

NIM: 031334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  PERSEMBAHAN Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada : 1. Tuhanku Yesus Kristus.

  2. Papa dan Mama ku yang tersayang.

  3. Sahabat-sahabatku yang kukasihi.

  4. Kekasihku Yuni.

  MOTTO

  

1. Gagasan tidak turun dari langit yang abstrak, tetapi muncul dari

tanah dan pekerjaan -- Alain

2. Jangan buang hari ini dengan mengkuatirkan hari esok. Gunung

  pun terasa datar ketika kita sampai ke puncaknya. --Phi Delta Kappan.

  

3. Universitas ada hanya untuk menemukan dan menyampaikan

kebenaran -- Robert Maynard Hutchins

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Bapa di Surga atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

  Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Bursa Efek

Indonesia terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi pada tahun

2000, dengan mengambil judul "ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH

MELAKUKAN AKUISISI ".

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka

penulisan skripsi ini tidal( akan selesai. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  

2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma.

  

3. L. Saptono, S.Pd., M.Si., Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

  

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

  

5. B. Indah Nugraheni,S.Pd.,S.I.P.,M.Pd. dan Rita Eny Purwanti, S.Pd.,M.Si.,

selaku dosen penguji yang telah menguji hasil karya saya.

  

6. Bapak, i bu dan kel uarga yan g t erci nt a yang selal u memberi kan

dukun gan dan kepercayaan, serta atas doa dan dorongan semangat yang selalu menyertai saya selama menimba ilmu.

  

7. Kekasihku Yuni, terima kasih untuk segala cintanya, doa dan dorongan

semangat yang selalu menyertaiku.

  

8. Sahabat-sahabatku: Ricky, Waone, Santy, Meti dan anak-anak PAK (Lala,

Wulan, Cwi, Nining, Ana, Ari, Yiska, Yudho, Agus dan lainnya), terima kasih untuk persahabatan yang telah kalian berikan, semoga tetap abadi. Buat Waone cepat kelar.

  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis telah berusaha dengan segala pengetahuan dan kemampuan yang penulis

miliki semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini akan diterima dengan senang hati.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

  Penulis

  

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM

MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN AKUISISI

Studi Kasus pada Perusahaan yang Listed di BEI dan Melakukan Akuisisi Pada

Tahun 2000

  

Yohanes Rezky T.S.L.T

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

kinerja keuangan perusahaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan

akuisisi. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan 5 rasio. Rasio

yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price

Earning Ratio (PER), Market to Book Ratio (M/B Value), dan Net Profit Margin.

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif untuk menguji beda dengan uji peringkat tanda wilcoxon. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah

akuisisi.

  Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon,

diketahui bahwa sebagian besar rasio tidak mengalami perbedaan yang signifikan

antara sebelum dan sesudah akuisisi. Hanya ada dua rasio yang memperlihatkan

perbedaan yang signifikan adalah Dividend Per Share (DPS) dan Price Earning Ratio

(PER). Sedangkan rasio lainnya tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan

yaitu Earning per share (EPS), M/B Value, Net Profit Margin. Kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan tidak mengalami

perbedaan yang signifikan.

  

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE

BEFORE AND AFTER CONDUCTING ACQUISITION

A Case Study on Companies Listed in BEI Which Made the Acquisition in 2000

Yohanes Rezky T.S.L.T

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  The objective of the research is to find out whether there was a significant

difference between a company financial performance before and after conducting

acquisition. The company financial performance will be evaluated by using five

ratios. The five ratios are Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price

Earning Ratio (PER), Market to Book Ratio (M/B Value), and Net Profit Margin.

  Technique of analysing used in the research is quantitative analysis to test the

difference by using t wilcoxon sign test. The hypothesis developed in this study is :

the difference of company’s financial performance before acquisition and after

acquisition.

  Based on the Wilcoxon sign test, it is found that the most of the ratio before

and after acquisition is not different significantly. There are only Dividend Per Share

(DPS) and Price Earning Ratio (PER) that are different before and after acquisition.

The other ratio are not different significantly namely Earning per share (EPS), M/B

Value

  , and Net Profit Margin. The conclusion of the study is the company financial performance is not different significantly before and after acquisition.

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

Pertanyaan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ..................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

ABSTRACT .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

  BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6 C. Batasan Masalah..................................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian.................................................................................. 7 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9 A. Akuisisi................................................................................................... 9 B. Kinerja Perusahaan ................................................................................ 19 C. Laporan Keuangan ................................................................................. 23 D. Analisis Laporan Keuangan ................................................................... 27 E. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 36 F. Kerangka Berfikir................................................................................... 37 G. Hipotesis................................................................................................. 39

  A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 42

  B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 42

  C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 43

  D. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 43

  E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 43

  F. Data yang Diperlukan............................................................................. 44

  G. Variabel Penelitian ................................................................................. 44

  H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 45

  

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................... 53

A. Gambaran Umum Perusahaan yang Diteliti........................................... 53 B. Data Penelitian ....................................................................................... 60

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 64

A. Pengambilan Sampel .............................................................................. 64 B. Analisis Data .......................................................................................... 66 C. Pembahasan ............................................................................................ 74

BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 79

A. Kesimpulan............................................................................................. 79 B. Saran....................................................................................................... 80 C. Keterbatasan ........................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82

LAMPIRAN........................................................................................................... 84

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Organisasi Perusahaan PT BAT Indonesia Tbk ................................... 54

  

Tabel IV.2 Organisasi Perusahaan PT Gudang Garam Tbk ................................... 55

Tabel IV.3 Organisasi Perusahaan PT Eterindo Wahanatama Tbk ........................ 56

Tabel IV.4 Organisasi Perusahaan PT Dharma Samudera Fishing......................... 57

Tabel IV.5 Organisasi Perusahaan Sinar Mas Resources and Technology Tbk ..... 58

Tabel IV.6 Data Rasio PT Dynaplast ...................................................................... 60

Tabel IV.7 Data Rasio PT. BAT Indonesia Tbk ..................................................... 61

Tabel IV.8 Data Rasio PT. Gudang Garam Tbk ..................................................... 61

Tabel IV.9 Data Rasio PT.Eterindo Wahanatama Tbk ........................................... 61

Tabel IV.10 Data Rasio PT. AQUA Golden Mississipi Tbk .................................. 62

Tabel IV.11 Data Rasio PT. Dharma Samudera Fishing ........................................ 62

Tabel IV.12 Data Rasio PT. SMART Tbk.............................................................. 62

Tabel IV.13 Data Rasio PT. Telkom Tbk ............................................................... 63

Tabel V.1 Data Perusahaan yang Melakukan Akuisisi Tahun 2000....................... 64

Tabel V.2 Data Perusahaan yang Melakukan Akuisisi Tahun 2000....................... 65

Tabel V.3 EPS Hasil Uji Wilcoxon......................................................................... 68

Tabel V.4 DPS Hasil Uji Wilcoxon ........................................................................ 69

Tabel V.5 PER Hasil Uji Wilcoxon ........................................................................ 70

Tabel V.6 NPM Hasil Uji Wilcoxon....................................................................... 71

Tabel V.7 M/B Value Hasil Uji Wilcoxon ............................................................. 73

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Berfikir EPS ....................................................................... 37

  

Gambar II.2 Kerangka Berfikir DPS....................................................................... 37

Gambar II.3 Kerangka Berfikir PER....................................................................... 38

Gambar II.4 Kerangka Berfikir NPM ..................................................................... 38

Gambar II.5 Kerangka Berfikir M/B Value ............................................................ 39

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Data Penelitian........................................................................................ 84

  

Lampiran Tabel Wilcoxon ...................................................................................... 85

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pada masa globalisasi perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan

  perusahaan lainnya yang sejenis. Persaingan tidak hanya bertaraf nasional tetapi juga persaingan bertaraf internasional. Sangat perlu keputusan-keputusan yang handal dalam menjalankan perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajemen harus dapat menjawab tantangan dan dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan. Keputusan yang efektif dan efisien akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan.

  Dalam mempercepat pertumbuhan perusahaan, manajemen dapat melakukannya dengan cara perluasan perusahaan. Ada dua jenis cara perluasan perusahaan yaitu internal dan eksternal. Perluasan perusahaan secara internal adalah perluasan harta perusahaan, seperti pembelian aktiva tetap perusahaan.

  Perluasan perusahaan eksternal adalah perluasan perusahaan dengan cara penggabungan perusahaan. Ada 3 (tiga) bentuk penggabungan perusahaan yaitu merger, akuisisi, dan konsolidasi.

  Dari ketiga penggabungan perusahaan di atas memiliki ciri masing-masing. Ciri-ciri tersebut menjadi pembeda dari ketiga bentuk penggabungan perusahaan. Perbedaan terletak pada cara dan mekanisme dalam mengambil alih perusahaan

  1. Pada akuisisi, setelah transaksi penggabungan perusahaan, perusahaan yang diakuisisi maupun yang mengakuisisi tidak kehilangan identitas dan usahanya.

  2. Pada merger, setelah transaksi penggabungan perusahaan, perusahaan pengambil alih tetap mempertahankan identitasnya dan melanjutkan usaha sebagai satu kesatuan ekonomi yang lebih besar, sedangkan perusahaan yang diambil alih dibubarkan dan kehilangan identitas menurut hukum.

  3. Pada konsolidasi, setelah terjadi transaksi penggabungan perusahaan, badan usaha yang melakukan penggabungan akan sama-sama kehilangan identitasnya dan membentuk perusahaan baru untuk melanjutkan usaha dari perusahaan yang sudah ada.

  Selain memiliki perbedaan, penggabungan perusahaan ini memiliki persamaan yaitu sama-sama melakukan pengambilalihan kontrol atas perusahaan lain.

  Dari berbagai bentuk penggabungan perusahaan ini, alternatif yang lebih banyak digunakan manajemen perusahaan saat ini adalah akuisisi. Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atas saham suatu perusahaan lain. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara langsung dan melalui pasar modal. Cara langsung yaitu dengan cara melakukan penawaran pembelian langsung pada perusahaan target. Penawaran yang dilakukan secara langsung biasanya akan mengakibatkan melalui pasar modal pembelian dilakukan tanpa melalui penawaran kepada perusahaan target.

  Tujuan kegiatan akuisisi ini harus sejalan dengan tujuan dari perusahaan dibentuk. Menurut Sudarsanaman ( 1995:13) “acquisition motives may be defined

  

in term of the acquirer’s corporate and business strategy objectives” . Pada

  dasarnya tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pemegang saham atau bisa dikatakan memaksimumkan harga pasar sahamnya.

  Oleh karena itu agar kegiatan akuisisi ini dapat memberikan peningkatan kesejahteraan pemegang saham ada dua hal penting yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Hal-hal tersebut antara lain due diligence dan sinergi. Dua hal ini akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan akuisisi.

  Apa kontribusi dari due diligence dan sinergi terhadap keberhasilan akuisisi?

  

Due diligence adalah proses yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk melakukan

  uji tuntas atas perusahaan target. Memang disadari bahwa kegiatan ini tentunya akan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar. Kegiatan ini melibatkan konsultan keuangan, perusahaan jasa penilai (apraisal), pihak akuntan publik, konsultan hukum, dan perusahaan sekuritas. Jika kegiatan akuisisi dilakukan secara langsung maka kegiatan due diligence ini dilakukan oleh pengakuisisi kepada perusahaan target. Untuk perusahaan yang melakukan lewat pasar modal biasanya tidak melakukan kegiatan due diligence. diperhatikan oleh pengakuisisi dikarenakan adanya perbedaan seperti kultur perusahaan. Jika sinergi tidak dapat dicapai manajemen perusahaan kedua belah pihak, maka akuisisi tersebut akan sia-sia.

  Lalu mengapa perusahaan tersebut memilih akuisisi sebagai alternatif untuk percepatan pertumbuhan perusahaan jika tidak bisa menjamin keberhasilan? Ada beberapa alasan yang mendasari perusahaan memilih melakukan akuisisi sebagai alternatif diantaranya :

  1. Penghematan dalam hal waktu.

  Dengan melakukan akuisisi perusahaan tersebut tidak perlu menghabiskan waktu lama dalam mengembangkan perusahaan.

  Penghematan waktu dapat diperoleh seperti perusahaan tidak perlu membangunan perusahaan baru, pencarian pangsa pasar atas produk perusahaan bersangkutan.

  2. Karyawan yang telah berpengalaman.

  Dengan kegiatan akuisisi perusahaan pengakuisisi telah mendapatkan karyawan yang telah berpengalaman dalam kemampuan manajemen.

  3. Transfer teknologi.

  Transfer teknologi dari perusahaan yang mengakuisisi atau dari perusahaan target.

  Dalam penilaian keberhasilan akuisisi tentunya perlu pengukuran. Pengukuran yang menyangkut kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi. Kinerja mengandung tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi, sehingga menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan perusahaan.

  Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui dua hal yaitu keuangan maupun non-keuangan. Penilaian melalui non-keuangan dapat dilakukan dengan cara penilaian tentang kepuasan customer dan produktivitas. Penilaian melalui ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi diluar non- keuangan. Media yang menjadi dasar penilaian kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dijadikan sebagai media dikarenakan laporan keuangan merupakan ringkasan dari kejadian-kejadian keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi.

  Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal. Untuk menjelaskan isi dari laporan keuangan yang dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan maka manajemen perusahaan menggunakan rasio. Ada 5 jenis rasio laporan keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio pasar dan rasio keuntungan.

  Dari hasil pengukuran rasio ini kita dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan untuk setiap periode.

  Telah banyak penelitian yang membahas tentang kinerja keuangan perusahaan baik itu yang melakukan penggabungan perusahaan maupun tidak.

  Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas penilaian kinerja

  

SEBELUM MELAKUKAN AKUISISI DAN SETELAH MELAKUKAN

AKUISISI”. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang terdaftar di

  Bursa Efek Indonesia.

B. Rumusan Masalah.

  Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka yang menjadi permasalahan adalah apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi dan setelah melakukan akuisisi berdasarkan pada rasio-rasio berikut ini:

  1. Earnings Per Share ( EPS ).

  2. Dividend Per Share ( DPS ).

  3. Price Earnings Ratio ( PER ).

  4. Net Profit Margin.

  5. Market to Book Value C. Batasan Masalah.

  Untuk mempermudah penelitian maka penelitian ini akan dibatasi pada :

  1. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan media yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan periode akuntansi perusahaan.

  2. Rasio-rasio yang akan digunakan adalah rasio Net Profit Margin,

  Market to Book Value, Earnings Per Share , Price Earnings Ratio,

  3. Untuk menilai perbedaan kinerja keuangan perusahaan ini maka laporan keuangan yang digunakan merupakan laporan keuangan periode tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah perusahaan tersebut melakukan akuisisi.

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi.

  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi yang signifikan.

  E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini akan memberikan mafaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya :

  1. Bagi Perusahaan.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan akuisisi atau tidak.

  2. Bagi Universitas.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan,

  3. Bagi Penulis.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wahana yang efektif di dalam usaha untuk menerapkan secara langsung teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

BAB II LANDASAN TEORI A. Akuisisi A.1 Pengertian Akuisisi Tumbuh dan berkembangnya perusahaan tergantung bagaimana manajemen perusahaan mengambil keputusan-keputusan atas strategi-strategi yang ada. Semua itu dilakukan agar perusahaan tetap eksis di dalam persaingan yang

  semakin ketat ini. Oleh karena itu manajemen dituntut untuk dapat memanfaatkan dana yang ada untuk memilih keputusan atas alternatif strategi yang ada.

  Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan dapat melakukan perluasan perusahaan. Perluasan perusahaan dapat dilakukan dalam dua cara yaitu secara internal dan eksternal. Perluasan perusahaan secara internal dilakukan dengan cara penambahan aktiva perusahaan. Perluasan perusahaan secara eksternal dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu: 1. Merger.

  Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar (Abdul Moin,2004:5).

  2. Akuisisi. perusahaan pengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Abdul Moin,2004:6).

  3. Konsolidasi.

  Konsolidasi adalah peleburan yang dilakukan dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar (Abdul Moin,2004:10).

  Pada saat ini yang merupakan pilihan yang sering digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memperluas perusahaan adalah akuisisi. Beberapa pengertian akuisisi antara lain :

  1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 (Munir Fuady,2004:234) tentang penggabungan usaha mendefinisikan akuisisi sebagai berikut :

  “Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian saham perseorangan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut”.

  2. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22 (SAI,2004:22.3) mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi sebagai berikut :

  “Akuisisi adalah suatu penggabungan perusahaan dimana salah satu neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

  A.2 Manfaat Akuisisi

  Keputusan melakukan akuisisi oleh sebuah perusahaan masih dianggap sebagai keputusan yang kontroversial karena memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Ada beberapa alasan mengapa manajemen melakukan akuisisi menurut Floyd A. Beams (2000:2) adalah sebagai berikut :

  1. Manfaat biaya (Cost Advantage).

  Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui akuisisi dibandingkan melalui pengembangan.

  2. Risiko lebih rendah (Lower Risk).

  Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya.

  3. Berkurangnya penundaan operasi (Fewer Operating Delay).

  Fasilitas fasilitas pabrik yang diperoleh melalui akuisisi dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan lainnya.

  4. Mencegah pengambilalihan (Avoidance of takeovers).

  Beberapa perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain, karena yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk

  5. Akusisi harta tidak berwujud (Acquisition of Intangible Assets).

  Penggabungan perusahaan melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan perusahaan.

  A.3 Klasifikasi Akuisisi.

  Dalam prakteknya aktivitas akuisisi dapat berbeda-beda jenisnya. Klasifikasi akuisisi berdasarkan objek yang diakuisisi dibedakan atas (Abdul Moin, 2004:42):

  1. Akuisisi saham.

  Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan tersebut dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan terdiri dari saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual saham-saham mereka kepada pengakuisisi.

  2. Akusisi aktiva.

  Apabila perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka perusahaan tersebut dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva perusahaan lain. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi aktiva dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin terbebani oleh hutang perusahaan. Menurut Pasal 103 ayat(2) Undang Undang tentang Perseroan Terbatas, maka besar saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut (Munir Fuady 2004:90).

  Menurut Munir Fuady (2004:90) untuk dapat dikatakan transaksi akuisisi (akuisisi saham), maka saham yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51% (lima puluh satu persen). Sebab jika kurang dari persentase tersebut, perusahaan tidak bisa mengontrol perusahaan target.

  Dalam hal pembayaran dari dua jenis akuisisi di atas dapat dilakukan dengan cara :

  1. Kas.

  Perusahaan yang akan membeli melakukan pembayaran pada saat transaksi dengan kas perusahaan yang dimiliki.

  2. Saham perusahaan pengakuisisi atau perusahaan lain.

  Pembayaran dengan cara memberikan jumlah saham perusahaan atau saham perusahaan lain yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan pembeli atau pengakuisisi.

  3. LBO (Leverage Buy Out).

  Perusahaan melakukan pembayaran dengan cara meminjam sejumlah dana dari kreditor untuk melakukan transaksi akuisisi.

  Proses akuisisi merupakan faktor penting dalam terlaksananya akuisisi. Untuk itu manajemen perusahaan terlebih dahulu berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang ikut terlibat

  1. Konsultan keuangan, diperlukan untuk memberikan pertimbangan dari aspek finansial.

  2. Perusahaan jasa penilai ( Apraisal ), diperlukan untuk menentukan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan target..

  3. Pihak akuntan publik, diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan target.

  4. Konsultan hukum, diperlukan terkait dengan keabsahan dokumen yang dimiliki perusahaan target, dokumen yang terkait dengan surat perjanjian dan status hukum perusahaan target.

  5. Perusahaan sekuritas, diperlukan untuk memberikan informasi tentang harga pasar perusahaan target.

  Sebelum perusahaan melakukan akuisisi, penting bagi perusahaan pengakuisisi untuk menggali semua informasi tentang perusahaan target. Kegiatan yang menyangkut penggalian informasi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi dikenal dengan istilah due diligence atau disebut juga dengan uji tuntas. Menurut Michael A. Hitt (2002:22) tujuan dari due diligence adalah terukurnya kelangsungan hidup pasca dari transaksi merger dan akuisisi. Ada 4 proses due diligence yaitu: 1. Menganalisa sumber-sumber finansial perusahaan.

  Analisa mencakup persentase pendapatan dan laba dari bisnis baru.

  2. Menganalisa konsumen secara cermat dan menyeluruh dan informasi

  Analisa ini mencoba mengevaluasi dan dirinci menyeluruh tentang indeks kepuasan konsumen dan pembagian pasar dengan konsumen.

  3. Menganalisa proses-proses utama.

  Analisa ini mencakup pengukuran waktu siklus dan peningkatan setelah jangka waktu tertentu, pencapaian tujuan-tujuan kualitas, pengukuran keefektifan sistem informasi manajemen, dan pengeluaran administratif.

  4. Menganalisa sumber-sumber daya manusia di dalam perusahaan.

  Analisa ini lebih bersifat kualitatif. Tercakup didalamnya adalah evaluasi kapabilitas manajemen, investasi untuk sumber daya manusia misalnya jumlah pelatihan per-karyawan dan indeks-indeks kepemimpinan, motivasi dan pemberdayaan karyawan.

  Dalam melakukan akuisisi perusahaan perlu melakukan persiapan. Menurut Marcel Go (1992:15) tahap dalam persiapan akuisisi: 1. Penentuan sasaran akuisisi.

  2. Identifikasi calon badan usaha yang dianggap potensial untuk diakuisisi melalui prosedur pelacakan.

  3. Membatasi jumlah calon badan usaha yang akan diambil-alih.

  4. Menghubungi pihak manajemen badan usaha bersangkutan untuk mewujudkan keinginan memberikan penawaran dan kemungkinan memperoleh informasi tambahan.

  6. Mendapatkan laporan keuangan untuk periode 5 tahun terakhir dan informasi lain yang relevan.

  7. Menetapkan suatu harga tawaran dengan berbagai syarat serta bentuk pembayaran.

  8. Mengungkapkan sumber-sumber keuangan.

  9. Menyiapkan penandatanganan kontrak atas persetujuan akuisisi.

  10. Realisasi pengalihan saham dan realisasi pembayaran.

  A.4 Motif Akuisisi.

  Dalam proses akuisisi diharapkan akan menciptakan “nilai tambah”. Nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya pertumbuhan dari peristiwa akuisisi.

  Ada banyak hal yang melatarbelakangi sebuah perusahaan untuk melakukan akuisisi. Menurut Abdul Moin (2004:48) pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu: 1. Motif ekonomi.

  Motif ekonomi berkaitan dengan tujuan perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

  2. Motif non-ekonomi.

  Motif non-ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada tujuan perusahaan tersebut melainkan berdasarkan pada keinginan subjektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. Menurut Bengtsson (Munir Fuady, 2004:18) pada prinsipnya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi akuisisi diantaranya:

  1. Akuisisi untuk mengeksploitasi sinergi.

  Pada latar belakang telah disampaikan pengertian sinergi. Sinergi berasal dari kata synergos (bahasa Latin) yang artinya bekerja bersama.

  Menurut Abdul Moin (2004:55) sinergi dikaitkan dengan reaksi dari percampuran dua atau lebih unsur. Ada lima jenis sinergi diantaranya: a. Sinergi operasi.

  Sinergi biaya dapat terjadi jika perusahaan yang merupakan hasil kombinasi mampu mencapai efisiensi biaya.

  b. Sinergi finansial.

  Sinergi finansial terjadi ketika perusahaan hasil akuisisi memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun.

  c. Sinergi manajerial.

  Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan ke perusahaan lain atau ketika secara bersama-sama mampu memanfaatkan kapasitas know-how yang mereka miliki.

  d. Sinergi teknologi. e. Sinergi pemasaran Perusahaan yang memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya pemasaran produk, bertambahnya lini produk yang dipasarkan dan semakin banyaknya konsumen yang dapat dijangkau.

  2. Akuisisi untuk meningkatkan bagian pasar Akuisisi dapat memperluas pasar dari produk yang dihasilkan, karena masing-masing perusahaan yang digabungkan dengan akuisisi tersebut mempunyai pasarnya sendiri-sendiri.

  3. Akuisisi untuk melindungi pasar.

  Akuisisi dapat melindungi pasar jika dengan akuisisi tersebut dapat menyisihkan para pesaing bisnis (jika perusahaan yang diakuisisi adalah perusahaan pesaing bisnis sendiri).

  4. Akuisisi untuk mengakuisisi produk.

  Akuisisi atas perusahaan lain tentunya diharapkan akan memperoleh produk yang tentu saja jika perusahaan yang diakuisisi akan mengembangkan produk yang ada.

  5. Akuisisi untuk mempertahankan bisnis inti.

  Untuk memperkuat bisnis inti, adakalanya perusahaan perlu melakukan akusisi perusahaan lain. Tentunya yang diakuisisi tersebut adalah perusahaan yang bergerak di bisnis inti.

  6. Akuisisi untuk mendapatkan dasar berpijak di luar negeri.

  Untuk sebuah perusahaan yang berambisi untuk cepat berkembang menjadi besar, seringkali diperlukan pengembangan usaha keluar negeri dengan cara akuisisi.

  7. Akuisisi untuk meningkatkan Critical Mase Competitive.

  Suatu perusahaan dituntut menjadi besar untuk menjalankan bisnisnya. Misalnya, jika perusahaan tersebut ingin mengikuti tender proyek besar. Agar dapat mencapai ukuran yang besar secara cepat, akuisisi perusahaan adalah jalan baik, termasuk akuisisi perusahaan di luar negeri.

B. Kinerja Perusahaan B.1 Pengertian Kinerja Perusahaan.

  Terdapat definisi kinerja diantaranya :

  1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:570) kinerja adalah merupakan kata benda (n) yang artinya: 1. Sesuatu yang dicapai, 2. Prestasi yang diperlihatkan, 3. Kemampuan kerja (tt peralatan):

  2. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,2004: 5) dikemukakan bahwa: “Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin dikendalikan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.”

  Kinerja adalah tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam suatu tahun buku tertentu. Kinerja juga mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif. Dalam suatu perusahaan, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan.

  Untuk menghasilkan laba yang maksimal, diperlukan kemampuan melihat celah-celah keuntungan dan memprediksi masa yang akan datang. Di samping itu, manajemen harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan kreativitas sumber daya manusia yang ada agar dapat bekerja sama secara efektif dan efisien.

  Pada akhirnya, kemampuan manajemen menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada akan dapat dinilai dari laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui laporan keuangan tersebut dapat dievaluasi dan pada akhirnya diperbaiki hal-hal yang menjadi penghalang maksimalisasi kinerja perusahaan. Di samping itu, juga dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan peningkatan kinerja di masa yang akan datang. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.

  Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar tertentu.

  B.2 Unsur Kinerja Perusahaan

  Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personil mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

  Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan. Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen personil yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang. Ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi diluar non-keuangan.

  Ukuran keuangan dapat tercermin dalam laba perusahaan. Penghasilan bersih atau laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar ukuran

  

(income) dan beban (expences). Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan

  beban, dan karenanya juga penghasilan bersih, tergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya (Prastowo, 2002: 11).

  Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanaman modal (Prastowo, 2002:11). Penghasilan meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan muncul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang normal, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividend royalty, dan sewa. Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar dan keuntungan yang belum direalisasi, misalnya kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.

  Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (Prastowo, 2002: 11). Beban mencakup kerugian (loss) maupun beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas biasa. Beban ini meliputi antara lain beban pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang

  Prinsip-prinsip pengukuran kinerja perusahaan menurut R.A Supriyono (Andra,2006:33) yaitu : 1. Konsisten dengan tujuan perusahaan.

  Ukuran-ukuran kinerja harus konsisten dengan tujuan stakeholders. Ukuran-ukuran kinerja perusahaan harus menyediakan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas bisnis dengan rencana strategi bisnis. Oleh karena itu rencana strategi bisnis harus dinyatakan untuk berbagai hierarki manajemen organisasi.

  2. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan bisnis.

  Ukuran-ukuran kinerja harus dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis maupun dengan berbagai macam tujuan. Jika kebutuhan-kebutuhan bisnis berubah maka ukuran-ukuran kinerja juga harus diubah. Ukuran-ukuran kinerja harus dikaji ulang dan diurutkan seperlunya agar mencerminkan faktor-faktor sukses yang relevan. Ukuran-ukuran kinerja yang ada harus dikaji ulang, dimodifikasi, dikurangi atau jika perlu dihapuskan. Ukuran kinerja diubah hanya jika kebutuhan-kebutuhan bisnis berubah dan bukan karena perubahan gaya manajemen.

  3. Dapat mengukur aktivitas-aktivitas signifikan.

Dokumen yang terkait

Analisis rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dengan metode regresi logistik

15 196 146

Analisis laporan keuangan perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi selama krisis moneter

0 5 70

Pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan sebelum merger dan akuisisi (studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013).

1 14 108

Manajemen laba dan profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi : studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011.

0 0 113

Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi dan setelah melakukan akuisisi : sebuah kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [BEJ].

0 8 104

Manajemen laba dan profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011

0 1 111

makalah kasus akuisisi perusahaan dan

0 0 12

Pengaruh leverage keuangan dan investasi terhadap dividen : studi kasus perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [BEJ] periode tahun 2001-2005 - USD Repository

0 0 127

Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap earning per share : studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta - USD Repository

0 0 107

Analisis perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi : studi kasus pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ dan melakukan akuisisi pada periode 1998-2002 - USD Repository

0 0 124