BAB Arahan strategis nasional Bidang cipta karya KABUPATEN TANA TIDUNG

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015 BAB

  Book Arahan strategis nasional

  Sale

  3 Bidang cipta karya KABUPATEN TANA TIDUNG encana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.

  Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

  R

  ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

  3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2 - JM Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

  3.1.1. RTRW Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No.

  26 Tahun 2008 . RTRWN ini dijadikan sebagai pedoman untuk:

  a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,

  d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor, e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

  f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

  3.1.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional RTRW KSN ditetapkan melalui Perpres. Dan sampai saat ini RTRW KSN yang sudah ditetapkan ada 7 wilayah yakni : a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor,

  Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

  b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

  c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

  d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

  e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

  f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun. Sampai saat ini Provinsi Kalimantan Utara memiliki RTRW KSN .

  belum

  3.1.3. RTRW Pulau RTR Pulau ditetapkan melalui Perpres. Ada 4 RTR Pulau yang telah di tetapkan yakni : Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  3.1.4. RTRW Provinsi Kalimantan Utara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Utara untuk saat ini belum ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Adapun arahan RTRW Provinsi meliputi pengembangan pola ruang, struktur ruang dan Strategi operasionalisasi pola ruang dan struktur ruang yang diuraikan sebagai berikut :

A. Kawasan Lindung

  Rencana pola ruang wilayah provinsi merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah provinsi yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Kawasan lindung terdiri atas :

  a. kawasan hutan lindung;

  b. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat;

  d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;

  e. kawasan rawan bencana;

  f. kawasan lindung geologi; dan g. kawasan lindung lainnya.

i) Kawasan Hutan Lindung

  Kawasan hutan lindung yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya ditetapkan dalam rangka: a) mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi;

  b) menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan; dan c) memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan hutan lindung terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

TABEL 3.1. KAWASAN HUTAN LINDUNG PROVINSI KALIMANTAN UTARA

  

KABUPATEN/ KOTA % LUASAN (HA)

Kab. Bulungan 15.90 224.769,60 Kab. Nunukan

  11.45 158.014,95 Kab. Malinau 17.04 675.398,51

  • - - Kab. Tana Tidung

    Kota Tarakan

  27.83 224.769,60 Sumber: Draf RTRWP 2014 Total 72.22 1.282.952,66 ii) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

  Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi:

  a. Kawasan bergambut Kawasan bergambut ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan. Kawasan bergambut, terdapat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung.

  b. Kawasan Resapan Air Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan. Kawasan resapan air, terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.

  iii) Kawasan Perlindungan Setempat

  Kawasan perlindungan setempat di Provinsi Kalimantan Utara, meliputi:

  a. Kawasan sempadan pantai Kawasan sempadan pantai terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung disesuaikan dengan lekukan garis pantai dan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan eksistensi kawasan permukiman penduduk lokal, kawasan pelabuhan, kawasan parawisata dan olahraga pantai dan kawasan pertahanan dan keamanan.

  b. Kawasan sempadan sungai.

  Kawasan sempadan sungai dikembangkan bagi seluruh aliran sungai baik yang mengalir di kawasan perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan dengan

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  memperhatikan dan mempertimbangkan kawasan permukiman penduduk lokal pada sepanjang sempadan sungai, dermaga sungai dan dermaga penyeberangan, kawasan pariwisata dan kawasan pertahanan dan keamanan.

  c. Kawasan sekitar danau atau waduk Kawasan sekitar danau atau waduk terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, dan Kabupaten Nunukan.

  d. Kawasan sempadan mata air Kawasan sempadan mata air menyebar di seluruh wilayah provinsi.

  e. Kawasan ruang terbuka hijau Kawasan terbuka hijau kota menyebar di kawasan permukiman perkotaan. Adapun arahan Kawasan Perlindungan Setempat Provinsi Kalimantan Utara disajikan pada tabel dibawah ini :

TABEL 3.2. ARAHAN KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT PROVINSI KALIMANTAN UTARA

  INDIKASI PERATURAN ZONASI N JENIS NORMA O NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA

  1 Hutan Hutan Lindung adalah kawasan hutan

  

a. Pemanfaatan ruang untuk wisata

  a. Pemanfaatan ruang untuk pemanfaatan (budidaya jamur, Lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai alam tanpa merubah bentang penangkaran satwa, budidaya tanaman obat dan perlindungan sistem penyangga alam; tanaman hias, budidaya perlebahan dan budidaya sarang kehidupan untuk mengatur tata air, b. Ketentuan pelarangan seluruh burung walet), pemanfaatan jasa lingkungan (wisata mencegah banjir, mengendalikan erosi, kegiatan yang berpotensi alam, pemanfaatan air, keindahan dan kenyamanan, mencegah intrusi air laut, dan mengurangi luas kawasan hutan usaha olahraga tantangan), dan pemungutan hasil hutan memelihara kesuburan tanah. dan tutupan vegetasi; dan non kayu (rotan, madu, buah

  • –buahan dan perburuan

  c. Pemanfaatan ruang kawasan satwa

untuk kegiatan budidaya hanya

b. liar yang tidak dilindungi dan dilaksanakan secara Kawasan Hutan Lindung adalah diizinkan bagi penduduk asli tradisional) serta pendidikan dan penelitian; kawasan hutan yang memiliki sifat khas

dengan luasan tetap, tidak

  c. Ketentuan pembatasan dalam kawasan hutan lindung yang mampu memberikan perlindungan mengurangi fungsi lindung hanya untuk pembangunan sarana dan prasarana kepada kawasn sekitar maupun kawasan, dan di bawah pengelolaan, penelitian dan wisata alam secara terbatas; bawahannya, sebagai pengatur tata air, pengawasan ketat

  d. Pemanfaatan dalam kawasan hutan lindung untuk pencegah banjir dan erosi serta rehabilitasi lahan, pembinaan habitat dan pembinaan memelihara kesuburan tanah. kawasan serta pengurangan dan penambahan jumlah populasi suatu jenis, baik asli atau bukan asli ke dalam kawasan; dan

  e. Ketentuan pelarangan dalam kawasan hutan lindung untuk kegiatan yang bersifat merubah bentang alam

  2 Kawasan Kawasan Bergambut adalah kawasan

  

a. Pemanfaatan ruang untuk wisata

  a. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bergamb yang unsur pembentuk tanahnya alam tanpa merubah bentang bentang alam; ut sebagian besar berupa sisa-sisa bahan alam;

  b. Ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi organik yang tertimbun dalam waktu b. Ketentuan pelarangan seluruh mengubah tata air dan ekosistem unik; yang lama. kegiatan yang berpotensi c. Pengendalian material sedimen yang masuk ke kawasan merubah tata air dan ekosistem bergambut melalui badan air unik; dan

  

c. Pengendalian material sedimen

yang masuk ke kawasan

bergambut melalui badan air.

  3 Kawasan Kawasan Resapan Air adalah kawasan a. Pemanfaatan ruang secara BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  a. Pemanfaatan ruang untuk ruang sekitar mata air;

  c. Ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat mengubah mengurangi luas dan/atau mencemari ekosistem bakau

  a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata alam; b. Ketentuan pelarangan pemanfaatan kayu bakau; dan

  b. Ketentuan pelarangan

pemanfaatan kayu bakau; dan

c. Ketentuan pelarangan kegiatan

  a. Pemanfaatan ruang untuk

kegiatan pendidikan, penelitian,

dan wisata alam;

  Kawasan Pantai Berhutan Bakau diidentifikasikan sebagai kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan.

  8 Kawasan Pantai Berhutan Bakau

  c. Ketentuan pelarangan pemanfaatan biota yang dilindungi peraturan perundang-undangan; d. Ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat mengurangi daya dukung dan daya tampung lingkungan; dan e.Ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat mengubah bentang alam dan ekosistem

  b. Pembatasan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam;

  a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan wisata alam;

  

a. Pemanfaatan ruang untuk

kegiatan wisata alam;

b.Pembatasan kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam;

c.Ketentuan pelarangan

pemanfaatan biota yang

dilindungi peraturan perundang-

undangan;

d. Ketentuan pelarangan kegiatan

yang dapat mengurangi daya

dukung dan daya tampung

lingkungan; dan e. Ketentuan pelarangan kegiatan

yang dapat merubah bentang

alam dan ekosistem

  7 Kawasan Suaka Alam Laut Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. o

  c. Penetapan lebar kawasan sekitar mata air sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

  b. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air; dan

  

a. Pemanfaatan ruang untuk ruang

terbuka hijau; dan

b. Pelarangan kegiatan yang dapat

menimbulkan pencemaran

terhadap mata air

  Resapan Air yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresap air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air Kawasan Resapan Air adalah daerah bercurah hujan tinggi, berstruktur tanah yang mudah meresapkan air dan mempnyai geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar- besaran.

terbatas untuk kegiatan budi daya

tidak terbangun yang memiliki

kemampuan tinggi dalam

menahan limpasan air hujan;

b. Penyediaan sumur resapan

dan/atau waduk pada lahan

terbangun yang sudah ada; dan

  6 Kawasan Sekitar Mata Air Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.

  c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi; dan d. Penetapan lebar sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

  b. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;

  a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;

  

d. Penetapan lebar sempadan

sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

  

c. Pendirian bangunan dibatasi

hanya untuk menunjang fungsi

taman rekreasi; dan

  5 Sempada n Sungai Dan Kawasan Sekitar Danau/W aduk Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai Kawasan Sekitar Danau/Waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling danau/ waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk/situ

a. Pemanfaatan ruang untuk ruang

terbuka hijau

b. Ketentuan pelarangan pendirian

bangunan kecuali bangunan yang

dimaksudkan untuk pengelolaan

badan air dan/atau pemanfaatan

air,

  b. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi; c. Pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai; d. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c; dan e. Ketentuan pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan.

  

e. Ketentuan pelarangan semua

jenis kegiatan yang dapat

menurunkan luas, nilai ekologis,

dan estetika kawasan a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;

  

d. Ketentuan pelarangan pendirian

bangunan selain yang dimaksud

pada huruf c; dan

  

c. Pendirian bangunan yang dibatasi

hanya untuk menunjang kegiatan

rekreasi pantai;

  

a. Pemanfaatan ruang untuk ruang

terbuka hijau;

b. Pengembangan struktur alami

dan struktur buatan untuk

mencegah abrasi;

  4 Sempada n Pantai Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai.

  

c. Penerapan prinsip zero delta Q

policy terhadap setiap kegiatan

budi daya terbangun yang

diajukan izinnya

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  c. Ketentuan pembatasan didalam zona pemanfaatan taman hutan raya, untuk pembangunan sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan; dan

  b. Ketentuan pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan

  a. Pemanfaatan untuk penelitian,

pendidikan, dan pariwisata; dan

b. Ketentuan pelarangan kegiatan

dan pendirian bangunan yang

tidak sesuai dengan fungsi kawasan a. Pemanfaatan untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata;

  Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Kawasan Cagar budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya

  12 Cagar Cagar Budaya Dan Ilmu Pengetah uan

  a. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bentang alam; b. Ketentuan pelarangan kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a; c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan d. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf a

  c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana

dimaksud pada huruf a; dan

d. Ketentuan pelarangan pendirian

bangunan selain yang dimaksud

pada huruf c.

  

b. Ketentuan pelarangan kegiatan

selain yang dimaksud pada

huruf a;

  

a. Pemanfaatan ruang untuk wisata

alam tanpa mengubah bentang

alam;

  11 Taman Wisata Alam Kawasan Taman Wisata Alam adalah kawasn pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi.

  d. Pemanfaatan untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, dengan memberikan hak pengusahan atas zona pemanfaatan taman hutan raya serta mengikutsertakan masyarakat

  a. Pemanfaatan ruang hanya untuk kepentingan dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya kawasan cagar alam, budaya dan wisata alam; b. Ketentuan pelarangan melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain taman hutan raya;

  yang dapat mengubah mengurangi luas dan/atau mencemari ekosistem bakau

  c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana

dimaksud pada huruf a; dan

d. Ketentuan pelarangan pendirian

bangunan selain yang dimaksud

pada huruf c.

  

b. Ketentuan pelarangan kegiatan

selain yang dimaksud pada

huruf a;

  a. Pemanfaatan ruang untuk

penelitian, pendidikan, dan

wisata alam;

  Kawasan Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuj tujuan koleksi tumuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan jenis asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.

  10 Kawasan Taman Hutan Raya

  f. Pemanfaatan untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, dengan memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan taman nasional serta mengikutsertakan masyarakat

  e. Pemanfaatan didalam zona pemanfaatan taman nasional, untuk pembangunan sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan; dan

  c. Ketentuan pelarangan kegiatan

budi daya di zona inti; dan

d. Ketentuan pelarangan kegiatan

budi daya yang berpotensi a. Pemanfaatan ruang hanya untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang budidaya kawasan cagar alam, budaya dan wisata alam; b. Ketentuan pelarangan untuk melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti, meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan zona inti; c. Ketentuan pelarangan memasukan/menambah jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli setempat; d. Ketentuan pelarangan melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain taman nasional;

  b. Pemanfaatan ruang kawasan

untuk kegiatan budidaya hanya

diizinkan bagi penduduk asli di

zona penyangga dengan luasan

tetap, tidak mengurangi fungsi

lindung kawasan, dan di bawah

pengawasan ketat;

  a. Pemanfaatan ruang untuk

wisata alam tanpa merubah

bentang alam;

  9 Kawasan Taman Nasional Kawasan Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  berdekatan Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernialai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas

  13 Kawasan Rawan Tanah Longsor

  Kawasan Rawan Tanah Longsor adalah kawasn berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran.

  a. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan

karakteristik, jenis, dan ancaman

bencana; b. Penentuan lokasi dan jalur

evakuasi dari permukiman

penduduk; dan

  

c. Pembatasan pendirian bangunan

kecuali untuk kepentingan

pemantauan ancaman bencana

dan kepentingan umum.

  a. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana; b. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan c. Pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum

  14 Kawasan Rawan Banjir Kawasan Banjir adalah kawasan yang tergenang atau banjir bandang bersifat merusak, aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak (turbulent) dapat menghanyutkan manusia dan binatang. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu menyeret material berupa batuan yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan semakin tinggi.

a. Penetapan batas dataran banjir;

  b. Pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah; dan

  c. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman dan fasilitas umum penting lainnya

  a. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana; b. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan c. Pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum

  

c. Pembatasan pendirian bangunan

kecuali untuk kepentingan

pemantauan ancaman bencana

  a. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana; b. Penentuan lokasi dan jalur

evakuasi dari permukiman

penduduk; dan

  19 Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi mencakup kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah, kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan tsunami, kawasan rawan abrasi, kawasan rawan bahaya gas beracun

  Pemanfaatannya bagi pelindungan kawasan yang memiki ciri langka berupa proses geologi tertentu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau pariwisata

  

Pemanfaatannya bagi pelindungan

kawasan yang memiki ciri langka berupa proses geologi tertentu untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan/atau pariwisata.

  18 Kawasan Keunikan Proses Geologi

  Pemanfaatannya bagi pelindungan bentang alam yang memiliki ciri langka dan/atau bersifat indah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan/atau pariwisata

  

Pemanfaatannya bagi pelindungan

bentang alam yang memiliki ciri

langka dan/atau bersifat indah untuk

pengembangan ilmu pengetahuan,

budaya, dan/atau pariwisata.

  17 Kawasan Keunikan Bentang Alam

  c. Kegiatan penggalian dibatasi hanya untuk penelitian arkeologi dan geologi

  

b. Pemanfaatan dataran banjir bagi

ruang terbuka hijau dan

pembangunan fasilitas umum

dengan kepadatan rendah; dan

c. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman dan

fasilitas umum penting lainnya

a. Penetapan batas dataran banjir;

  16 Kawasan Keunikan Batuan Dan Fosil a. Pemanfaatan untuk pariwisata

tanpa mengubah bentang alam;

b. Ketentuan pelarangan kegiatan

pemanfaatan batuan; dan

c. Kegiatan penggalian dibatasi

hanya untuk penelitian arkeologi

dan geologi.

  15 Kawasan yang Terkena Dampak Perubaha n Iklim a. Penetapan batas kawasan yang terkena dampak peruahan iklim; b. Pemanfaatan kawasan yang terkena dampak perubahan iklim dan pembatasan pembangunan fasilitas umum; dan c. Kete ntuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman dan fasilitas umum penting lainnya

  a. Pemanfaatan untuk pariwisata tanpa mengubah bentang alam; b. Ketentuan pelarangan kegiatan pemanfaatan batuan; dan

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  b. Penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada; dan c. Penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan budi daya terbangun yang diajukan izinnya

  20 Kawasan Imbuhan Air Tanah Kawasan Imbuhan Air Tanah yaitu wilayah resapan air yang mampu menambah air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah.

  a. Pemanfaatan ruang secara

terbatas untuk kegiatan budi

daya tidak terbangun yang

memiliki kemampuan tinggi

dalam menahan limpasan air

hujan b. Penyediaan sumur resapan

dan/atau waduk pada lahan

terbangun yang sudah ada; dan

  dan kepentingan umum

c. Penerapan prinsip zero delta Q

  21 Kawasan Lindung Lainnya a. Ketentuan pelarangan penangkapan biota laut yang dilindungi peraturan perundang-undangan; dan b. Pembatasan kegiatan pemanfaatan sumber daya kelautan untuk mempertahankan makanan bagi biota yang bermigrasi

  22 Kawasan Keanekar agaman Hayati a. Penetapan batas kawasan untuk kawasan keanekaragaman hayati; b. Ketentuan pelarangan kegiatan penangkapan ikan dan pengambilan keanekaragaman hayati; dan c. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman dan fasilitas umum penting lainnya

  Kawasan Budidaya

  1 Kawasan Hutan Produksi Kawasan Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan peruntukan hutan prosuksi dimaksudkan untuk menyediakan komoditas hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan untuk keperluan industri, sekaligus untuk melindungi kawasan hutan yang ditetapkan sebagai hutan lindung dan hutan konservasi dari kerusakan akibat pengambilan hasil hutan yang tidak terkendali

  

a. Pembatasan pemanfaatan hasil

hutan untuk menjaga kestabilan

neraca sumber daya kehutanan;

  

policy terhadap setiap kegiatan

budi daya terbangun yang

diajukan izinnya a. Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;

  a. Pemanfaatan ruang untuk Ijin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK), Ijin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL), Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK), Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK), Ijin Pemungutan Hasil Hutan Kayu (IPHHK) dan Ijin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK);

  b. Ketentuan pembatasan/pengendalian pemanfaatan dan pemungutan hasil hutan untuk menjaga kelestarian dan kestabilan neraca sumber daya hutan; dan

  c. Ketentuan pembangunan sarana dan prasarana dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan pemanfaatan kawasan dan pemungutan hasil hutan 2 kawasan

  Pertanian

  a. Pemanfaatan ruang untuk

permukiman petani dengan

kepadatan rendah; dan

  

b. Ketentuan pelarangan alih fungsi

lahan menjadi lahan budi daya

non pertanian kecuali untuk

pembangunan sistem jaringan

prasarana utama

  a. Pemanfaatan ruang untuk lahan pertanian tanaman pangan dan permukiman perdesaan dengan kepadataan rendah;

  b. Ketentuan pelarangan alih fungsi lahan menjadi lahan budidaya non pertanian kecuali untuk pembangunan sistem jaringan prasarana yang mendukung pertaniandan pembangunan sistem jaringan prasarana utama; c. Pemanfaatan ruang untuk budidaya tanamanperkebunan, industri pengolahan hasil perkebunan serta sarana dan prasarana pendukungnya, dan permukiman perdesaan berkepadatan rendah; d. Ketentuan pelarangan alih fungsi lahan penghasil produk perkebunan spesifik lokasi ( ciri khas dan kulaitas tertentu pada komoditas perkebunan yang dihasilkan dan tidak dapat diperoleh pada wilayah lainnya); dan e. Ketentuan pelarangan pengembangan lahan budidaya perkebunan dengan cara yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan

  b. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang

kegiatan pemanfaatan hasil

hutan; dan

c. Ketentuan pelarangan pendirian

bangunan selain yang dimaksud

pada huruf b

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

  

c. Pembatasan pendirian bangunan

hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata; dan

  a. Pemanfaatan potensi alam dan

budaya masyarakat sesuai daya

dukung dan daya tampung lingkungan; b. Perlindungan terhadap situs

peninggalan kebudayaan masa

lampau;

  

a. Pengaturan pendirian bangunan

agar tidak mengganggu fungsi

alur pelayaran yang ditetapkan

peraturan perundangundangan;

b. Pengaturan kawasan tambang dengan memperhatikan

keseimbangan antara biaya dan

manfaat serta keseimbangan

antara risiko dan manfaat; dan

  7 Kawasan Pertamba ngan Tambang adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksporasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang Wilayah Pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian rencana tata ruang

  a. Pemanfaatan untuk kegiatan industri baik yang sesuai dengan kemampuan penggunaan teknologi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di wilayah sekitarnya; b. Ketentuan pembatasan pembangunan perumahan baru disekitar kawasan peruntukan industri; dan c. Pengelolaan Kawasan Industri melalui pencegahan dan larangan untuk melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan

  b. Pembatasan pembangunan perumahan baru sekitar

kawasan peruntukan industri

  a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri baik yang

sesuai dengan kemampuan

penggunaan teknologi, potensi

sumber daya alam dan sumber

daya manusia di wilayah sekitarnya; dan

  6 Kawasan Industri Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri

  a. Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan; b. Ketentuan perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau; dan c. Pendirian bangunan dan sarana prasarana penunjang kegiatan pariwisata

  

d. Ketentuan pelarangan pendirian

bangunan selain yang dimaksud pada huruf c.

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  5 Kawasan Pariwisat a Kawasan Pariwisata adalah kawasan didominasi oleh fungsi kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasn budidaya lainnya dimana terdapat konsentrasidaya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata.

  d. Pengaturan bangunan lain di sekitar instalasi dan peralatan kegiatan pertambangan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan memperhatikan kepentingan daerah; e. Pengelolaan kawasan pertambangan dengan memperhatikan aspek

  e. Ketersediaan infrastruktur perikanan

  b. Pemanfaatan ruang untuk kawasan pemijahan dan/atau kawasan konservasi; c. Pemanfaatan ruang untuk kawasan agroindustri perikanan; d. Kelestarian sumber daya perikanan; dan

  a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budi daya perikanan;

  c. Pemanfaatan sumber daya

perikanan agar tidak melebihi

potensi lestari.

  a. Pemanfaatan ruang untuk

permukiman petani dan/atau

nelayan dengan kepadatan

rendah b. Pemanfaatan ruang untuk

kawasan pemijahan dan/atau

kawasan sabuk hijau; dan

  4 Kawasan Perikana n Kawasan Perikanan adalah wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan, budidaya, dan industri pengolahan hasil perikanan mencakup pula pelabuhan perikanan yang pengembangannya dilakukan denganmempertimbangkan skala ekonomi wilayah yang dilayaninya.

  e. Perijinan kawasan perkebunan khusus untuk kawasan perkebunan yang batas arealnya berimpir dengan batas negara, tidak diperbolehkan atau dipindah-tangankan untuk Penanaman Modal Asing

  d. Permukiman untuk agroindustri hasil perkebunan; dan

  b. Ketentuan jumlah dan jenis komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan keunggulan komparatif; c. Pengembangan sistem jaringan infrastruktur utama;

  3 kawasan Perkebun an a. Pemanfaatan ruang untuk areal perkebunan;

  c. Pengaturan bangunan lain

disekitar instalasi dan peralatan

kegiatan pertambangan yang

berpotensi menimbulkan

bahaya dengan memperhatikan

kepentingan daerah a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan usaha pertambangan umum dan migas; b. Ketentuan pengaturan pendirian bangunan tambang lepas pantai agar tidak mengganggu fungsi alur pelayaran; c. Ketentuan pengaturan kawasan tambang dengan memperhatikan keterdapatan dan potensi sumber daya mineral dan energi;

  • –aspek lingkungan hidup melalui penerapan praktek pertambangan yang ramah lingkungan; dan f. Pemulihan kualitas lingkungan paska tambang.

  g. Seluruh kegiatan budidaya dapat dilakukan pada kawasan peruntukan pertambangan yang di dalamnya baru terdapa izin usaha pertambangan eksplorasi;

  h. Wilayah dalam kawasan peruntukan pertambangan yang sudah diberikan izin usaha pertambangan operasi produksi/eksploitasi, masih dimungkinkan adanya

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015 kegiatan budidaya lain dengan ketentuan menyesuaikan dengan rencana penambangan dan reklamasi, tidak mendirikan bangunan permanen, tidak menjadi kendala bagi aktivitas penambangan, serta memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam lingkungan kegiatan eksploitasi; i. Boleh pengembangan industri terkait dengan pengolahan bahan tambang di luar

8 Kawasan Kawasan Permukiman adalah bagian

a. Penetapan amplop bangunan;

  a. Penetapan amplop bangunan; meliputi garis sempadan Permuki dari lingkungan hidup di luar kawasn b. Penetapan tema arsitektur bangunan, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai man linung, baik berupa kawasn perkotaan bangunan; bangunan, koefisien dasar hijau, dan ketinggian maupun perdesaan yang berfungsi

  c. Penetapan kelengkapan bangunan; sebagai lingkungan tempat tinggal atau bangunan dan lingkungan; dan b. Penetapan tema arsitektur bangunan; meliputi peryaratan lingkungan hunian dan tempat kegiatan d. Penetapan jenis dan syarat penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, yang mendukung perikehidupan dan penggunaan bangunan yang keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan penghidupan. diizinkan gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa; c. Penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; antara lain lahan parkir, jalan, kelengkapan pemadam kebakaran, dan jalur evakuasi bencana; dan

  d. Penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinka Sumber: R TRWP 2014 iv). Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

  Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya ditetapkan dalam rangka:

  a. mengawetkan keanekaragaman tumbuhan dan satwa dalam rangka mencegah kepunahan spesies, melindungi sistem penyangga kehidupan, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari; dan

  b. melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeologi dan monumen, yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Kawasan suaka alam, pelestarianalam, dan cagar budaya terdiri atas:

a. Kawasan suaka alam laut

  Kawasan suaka alam laut ditetapkan di:  Kawasan suaka alam Pulau Burung, Kawasan suaka alam Pulau Keris, dan Kawasan suaka alam Peso di Kabupaten Bulungan; dan  Kawasan suaka alam Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan

  b. Kawasan pantai berhutan bakau Kawasan pantai berhutan bakau meliputi Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN/ KOTA LUASAN (HA) CAGAR ALAM SUAKA MARGASATWA TAMAN NASIONAL TAMAN WISATA ALAM PANTAI HUTAN BAKAU

  • 2,248.48 -

  71.63 Kabupaten Nunukan 10,887.43 - 46,378.51 - 722.72 Kabupaten Malinau

  b. kawasan peruntukan hutan produksi tetap Kawasan peruntukan hutan produksi tetap terdapat di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.

  a. kawasan peruntukan hutan produksi terbatas Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas terdapat di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.

  Kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri atas:

  Rencana kawasan budidaya di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas: 1) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

  Total 47,252.75 12,321.82 151,482.58 55,536.94 10,072.76 Sumber: Draf RTRWP 2014

  2.74 668.26 Kabupaten Tana Tidung 3,149.82 - - - 128.94

  Kabupaten Bulungan

  CAGAR BUDAYA PROVINSI KALIMANTAN UTARA

TABEL 3.3. LUASAN KAWASAN SUAKA ALAM, PELESTARIAN ALAM,

  Adapun luasan kawasan ini dimasing-masing Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:

  f. Cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditetapkan di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.

  e. Taman wisata alam Taman wisata alam ditetapkan di Kabupaten Bulungan.

  d. Taman hutan raya Taman hutan raya ditetapkan di Taman Hutan Raya Gunung Rian, Kecamatan Sesayap, di Kabupaten Tana Tidung.

  c. Taman nasional ditetapkan di Taman Nasional Kayan Mentarang di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau.

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  • 1,253.11 - 7,927.12 660.24 Kota Tarakan 8,892.48 5,827.13 -

B. KAWASAN BUDIDAYA

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  c. kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Nunukan.

  2) Kawasan Peruntukkan Hutan Rakyat Kawasan peruntukan hutan rakyat, ditetapkan dengan kriteria kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik. Kawasan peruntukan hutan rakyat terdapat di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Nunukan. Distribusi kawasan hutan rakyat diatur lebih lanjut secara rinci dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota bersangkutan.

  3) Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan peruntukan pertanian, ditetapkan dengan kriteria:

  a. memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian;

  b. ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;

  c. mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau d. dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi;

  a. kawasan pertanian tanaman pangan Kawasan pertanian tanaman pangan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.

  b. kawasan hortikultura Kawasan hortikultura terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.

  c. kawasan perternakan Kawasan perternakan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.

  4) Kawasan Peruntukan Perkebunan Kawasan peruntukan perkebunan, ditetapkan dengan kriteria:

  a. memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan perkebunan;

  b. ditetapkan sebagai lahan perkebunan bernilai ekonomi tinggi; dan/atau

  c. mendukung kawasan perbatasan untuk fungsi kesejahteraan masyarakat dan fungsi pertahanan keamanan.

BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

   Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015

  Kawasan perkebunan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung. 5) Kawasan Peruntukan Perikanan