PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  • - B A B

  8 - B A B

  8 PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM

8.1 LEMBAGA PENYELENGGARA

  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Maluku Tenggara Barat didirikan berdasarkan Keputusan Bupati Maluku Tenggara Barat Nomor 06 tanggal 2 Juli tahun 2012. Perusahaan Daerah ini telah memulai operasionalnya sejak tanggal 19 Januari 2002 seiring dengan serah terima asset dari PDAM Maluku Tenggara ke Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

  Tugas pokok PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat mempunyai fungsi:

  1) Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat konsumen dalam penyediaan air sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah Maluku Tenggara

  Barat.

  P e n g e m b a n g a n K e l e m b a g a a n P e l a y a n a n A i r M i n u m | 8 - 1

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  2) Menyelenggarakan pemanfaatan umum yang didapat dirasakan oleh masyarakat.

  3) Memupuk pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup perusahaan dan pengembangan daerah.

  PP 16/2005, menyebutkan bentuk alternatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik Daerah/PDAM), BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUS (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM (kelompok Swadaya Masyarakat). Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No. 01/SE/DJCK/2008, bagi SPAM IKK yang dibangun di kabupaten yang mempunyai PDAM sehat, maka pengelolaannya diarahkan ke PDAM. Namun bagi SPAM IKK yang dibangun di kabupaten dengan PDAM kurang sehat/sakit maka diperlukan alternatif lembaga penyelenggara.

  Mempertimbangkan rencana sistem penyediaan air minum dan kontrak kerjasama merupakan suatu yang kompleks (legal, target pelayanan, finansial, dan lingkungan), dinamis dan jangka panjang, maka untuk menjaga agar kontrak dan kemitraan selalu dalam jalur yang benar maka diperlukan pengaturan yang profesional.

  Pengaturan dan aspek legal yang menunjang dan kondisi bisnis membaik merupakan syarat utama peluang kemitraan dibidang air minum. Pengaturan yang profesional diperlukan baik oleh pelanggan (masyarakat), penentu kebijakan (pemerintah) dan lembaga keuangan. Tugas utama pengaturan adalah antara lain melindungi hak-hak pelanggan, memberi masukan revisi kebijakan kepada pemerintah dan menumbuhkan kepercayaan dan kemantapan bagi investor air minum.

  Tujuan dari pengaturan yang efektif mencakup: a.

  Mewujudkan penyedia jasa memenuhi tingkat pelayanan yang diharapkan kepada konsumen (kuantitas, kualitas dan pelayanan) b.

  Menetapkan tarif pada tingkat yang mencerminkan biaya pelayanan yang efisien, pemeliharaan yang memadai dan penggantian aset, memungkinkan investasi serta memastikan keterjangkauan konsumen (terutama konsumen berpendapatan rendah) c.

  Mewujudkan penyedia jasa melakukan pemeliharaan dan penggantian aset yang benar d.

  Memberitahukan akuntabilitas, keterbukaan dan memberikan kepastian hukum yang diperlukan untuk mendorong investasi.

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  Tujuan dari pengaturan tersebut dapat dicapai bila adanya pemisahan yang jelas antara Badan Pengatur, Pemerintah sebagai penentu kebijakan dan operator atau lembaga pengelola layanan air minum tingkat kabupaten/kota sebagai penyedia layanan untuk mendukung pelayanan air minum yang responsif, sebagaimana terlihat dalam Gambar 8.1

  

Gambar 8-1 Pola Pelayanan Air Minum Responsif Dengan Pengaturan Kelembagaan

  Kelembagaan pengelola sistem penyediaan air minum di suatu daerah/wilayah, seyogyanya dikelola lembaga khusus yang menangani air minum di wilayah tersebut, artinya untuk sistem penyediaan air minum di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, sebaiknya dikelola oleh Badan/Dinas/Lembaga yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Sarana prasarana air minum yang akan dikelola harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a.

  Fisik sarana dan prasarana telah selesai dan telah dapat berfungsi, yaitu pencapaian atas semua persyaratan teknis dan administrasi yang telah ditetapkan, sehingga secara teknis telah siap operasional untuk memenuhi fungsi utama dan secara administratif dapat dipertanggungjawabkan; b.

  Tidak terdapat cacat konstruksi, sehingga dapat dioperasikan dengan lancar; c. Sarana dan prasarana telah dan akan diserahterimakan dari proyek ke Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  Sarana prasarana air minum yang akan dikelola harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a.

  Fisik sarana dan prasarana telah selesai dan telah dapat berfungsi, yaitu pencapaian atas semua persyaratan teknis dan administrasi yang telah ditetapkan, sehingga secara teknis telah siap operasional untuk memenuhi fungsi utama dan secara administratif dapat dipertanggungjawabkan; b.

  Tidak terdapat cacat konstruksi, sehingga dapat dioperasikan dengan lancar; c. Sarana dan prasarana telah dan akan diserahterimakan dari proyek ke Pemerintah Kabupaten/Kota.

  9.1.1 Persyaratan Calon Pengurus 1.

  Prasarana dan sarana penyediaan air minum yang pengelolaannya diserahkan pada Lembaga Pengelola Pelayanan Air minum, calon pengurus harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

   Memiliki kemampuan dalam pengelolaan sarana dan prasarana air minum sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Direktur Utama badan pengelola dipilih dari pejabat teknis yang

   berpengalaman dibidangnya atau dari kalangan umum/akademisi yang disaring dan ditentukan dengan berbagai macam proses ”recruitment” yang berlaku dan ditetapkan;

   Daerah yang bersangkutan atau sesuai dengan mekanisme proses peraturan yang berlaku;

  Pengurus dalam lingkungan pengelola ditunjuk dengan Surat Keputusan Kepala

   Mempunyai kemampuan berorganisasi sesuai penilaian dari Kepala Daerah/Kepala Dinas yang bersangkutan.

  2. Prasarana dan sarana penyediaan air minum yang pengelolaannya diserahkan pada masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan, calon pengurus harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

   Warga kelurahan setempat atau kelompok pemakai air yang mengambil air dari sarana dan prasarana air minum yang ada; Dapat menulis dan membaca;

  

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

   Seorang penanggungjawab sarana dan prasarana air minum yang ada;

   Staf Teknik;

   Seorang kepala bagian keuangan;

   Seorang kepala bagian administrasi;

   Seorang kepala bagian teknik;

   Seorang kepala bagian pengelolaan;

  dan Kran Umum, struktur pengelolanya minimal terdiri dari:

  

Untuk Sistem Perpipaan skala besar, dengan Sambungan Rumah, Hidran Umum

  c.

   Seorang penanggungjawab administrasi pemakaian.

   Seorang ketua pengelola;

   Telah mendapatkan pelatihan pengelolaan dari Dinas PU atau instansi lain yang berwenang di Kabupaten Maluku Tenggara Barat/Proyek yang melaksanakan pembangunan baik pelatihan teknis maupun administrasi;

  dan Kran Umum, struktur pengelolanya minimal terdiri dari:

  

Untuk Sistem Perpipaan skala kecil, dengan Sambungan Rumah, Hidran Umum

  b.

   Seorang penanggungjawab administrasi pemakaian.

   Seorang penanggungjawab sarana dan prasarana air minum yang ada;

   Seorang ketua pengelola;

   Sistem Non Perpipaan, struktur pengelolanya minimal terdiri dari:

  9.1.2 Struktur Pengelola Struktur pengelolaan sarana dan prasarana air minum, disesuaikan dengan sistem yang ada, sebagaimana berikut: a.

   Dipilih atas kesepakatan warga.

   Memiliki kemampuan dalam pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana;

   Staf Administrasi;

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) Staf Keuangan.

   9.1.3 Persiapan Pembentukan Badan Pengelola Persiapan pembentukan badan pengelola sistem air minum yang diserahkan pengelolaannya pada masyarakat atau pada Perusahaan Daerah, diatur sebagai berikut: Unit kerja yang akan menerima pengelolaan sesuai dengan Berita Acara

   penyerahan pengelolaan tersebut diatas, menentukan pendelegasian pengelolaan, yaitu dikelola oleh Perusahaan Daerah atau dikelola oleh Lembaga Masyarakat atau kepada Koperasi; Apabila pengelolaan diserahkan kepada masyarakat, maka Camat atas dasar

   pendelegasian tersebut, melaksanakan musyawarah desa bersama-sama dengan Kepala Desa dan masyarakat setempat atau warga pemakai sarana dan prasarana yang ada; Pengelolaan yang diserahkan pada Lembaga Pengelola Air minum , maka Kepala

   Dinas/Kepala Lembaga atas dasar pendelegasian tersebut menunjuk staf lembaga pengelola untuk melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana yang telah diserahkan.

  Pengelolaan yang diserahkan pada masyarakat pemakai, diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

   Camat atas dasar Surat Keputusan Walikota, bersama-sama dan Kepala desa/lurah serta Tokoh Masyarakat setempat mengadakan musyawarah desa dengan mengundang instansi pembina teknis di bidang air minum , yaitu Dinas Pekerjaan Umum Maluku Tenggara Barat atau instansi lainnya;

   Musyawarah tersebut adalah untuk menentukan bentuk pengelolaan yang dikehendaki serta pelaksana pengelola dari Ketua Pengelola, Penanggungjawab Teknik, serta penanggungjawab administrasi/keuangan, yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai seorang calon pengurus; Dalam musyawarah tersebut juga dibicarakan tentang pembiayaan untuk operasi

   dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah dibangun, apakah disubsidi dari Pemerintah Kabupaten atau pembiayaan tersebut akan ditanggung oleh masyarakat;

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

   Musyawarah juga harus menentukan perkiraan biaya untuk operasi dan pemeliharaan per bulan, serta tatacara pengumpulan biaya tersebut;

   Berdasarkan hasil musyawarah tersebut, maka Kepala Desa/lurah setempat mengajukan surat kepada Kepala Kecamatan setempat, perihal personil pengelola sistem penyediaan air minum yang baru dibangun serta struktur organisasinya;

   Kepala Kecamatan berdasarkan surat usulan Kepala Desa tersebut menerbitkan Surat Keputusan tentang Struktur Organisasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Penyediaan Air minum serta penunjukkan personil yang duduk dalam Struktur Organisasi tersebut.

  Persiapan pembentukan badan pengelola sistem air minum yang diserahkan pengelolaannya pada Perusahaan Daerah, diatur sebagai berikut: a.

  Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah (Walikota), bahwa pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air minum yang telah dibangun diserahkan pada perusahaan, maka Direktur Utama (yang telah terpilih dengan proses recruitment), maka Direktur Utama bersama-sama dengan Direksi lainnya serta Kepala Bagian mengadakan rapat dengan mengundang anggota Badan Pengawas (ditunjuk berdasarkan SK. Kepala Daerah); b. Rapat tersebut membicarakan masalah bentuk pengelolaan yang akan diterapkan, apakah akan dijadikan cabang tersendiri ataukah akan dijadikan satu dengan pengelolaan sistem yang telah ada; c. Berdasarkan point (b) di atas, maka rapat juga membicarakan kualifikasi para pengelola yang sesuai dengan beban tugas yang ada.

  Kepala Daerah berdasarkan hasil rapat tersebut menunjuk para pelaksana pengelola sistem penyediaan air minum yang baru dengan suatu Surat Keputusan.

8.2 STRUKTUR ORGANISASI

  Susunan direksi PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Maluku Tenggara Barat Nomor 821.29.377 Tahun 2012 tanggal 05 Mei 2012. Surat keputusan tersebut menunjuk dan menetapkan bahwa Adam A.

  Lewier, SE sebagai Direktur PDAM Maluku Tenggara Barat. Selanjutnya Direktur PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat melalui SK nomor 11/KPTS/PDAM-MTB/2012 tanggal 30 Mei 2012 telah mengangkat Kepala Bagian

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  Umum atas nama Agustinus Yempormase, S.Sos dan Kepala Bagian Teknik atas nama Dominggus E.E. Thenu. Selanjutnya pada tahun 2013, telah ditetapkan lagi Kabag Umum dan Kabag Teknik menjadi seperti berikut ini:  : Adam A. Lewier, SE.

  Direktur  : Dominggus E.E Thenu. S.AP

  Kabag Umum  : Hilarius Rangkore Kabag Teknik Sampai dengan tenggal 31 Desember 2013 Dewan Pengawas PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat belum terbentuk. Direktur PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah mengajukan usulan pembentukan Dewan Pengawas kepada Bupati Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan Surat Nomor 74/PDAMMTB/IX/2012 tanggal 20 September 2012 dan telah dibentuk Tim Penjaringan Dewan Pengawas PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Berikut ini ada contoh-contoh bentuk lembaga pengelola sistem pengelolaan air minum:

   Bentuk Kelembagaan untuk Sistem Perpipaan dengan Hidran Umum dan Kran  Umum;

  Prasarana dan sarana yang pengelolaan yang diserahkan pada masyarakat;

   Bentuk Kelembagaan untuk Sistem Perpipaan dengan Sambungan Rumah, Hidran Umum dan Kran Umum; Bentuk Kelembagaan pengelolaan air minum oleh Pengelola. 

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Gambar 8-2 Contoh Bentuk Kelembagaan Sistem Non Perpipaan di Masyarakat

  

Gambar 8-3 Contoh Bentuk Kelembagaan Untuk Sistem Perpipaan dengan HU dan KU

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Gambar 8-4 Contoh Bentuk Kelembagaan Untuk Sistem Perpipaan dengan SR, HU dan KU

  

Gambar 8-5 Contoh Bentuk Kelembagaan Untuk Pengelola Pelayanan Air minum

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  8.3 KEBUTUHAN SDM

  Seiring dengan banyaknya program yang harus dilaksanakan dan direncanakan guna peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat, maka perlu adanya peningkatan kapabilitas personil pada semua bagian. Jumlah karyawan per jumlah pelanggan adalah sebagai indikator yaitu 1 berbanding 125 (1 : 125) bukan merupakan suatu acuan harga mati. Manajemen yang baik adalah dengan memanfaatkan jumlah personil yang relatif sedikit dan bermutu akan memberikan output yang optimal.

  Jumlah karyawan yang relatif besar jumlahnya merupakan sumber daya yang perlu diberdayakan dengan baik. Permasalahan umum yang biasa dihadapi adalah tingkat kemampuan dasar yang dimiliki. Oleh karena itu salah satu tugas manajemen PDAM adalah bagaimana meningkatkan kemampuan personil yang ada sehingga masing-masing personil dapat berperan aktif dalam menjalankan operasional perusahaan, baik pada bidang teknis maupun non teknis. Kepala Bagian Personalia dan Direktur, secara hirarkis harus lebih sensetif terhadap masalah ini. Program training untuk semua lini sudah saatnya dicanangkan agar PDAM lebih respresentatif sebagai institusi yang membidangi pelayanan air bersih kepada masyarakat.

  8.4 RENCANA PENGEMBANGAN SDM

  Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang mendukung keberhasilan organisasi dimasa depan. Rencana pengembangan sumber daya manusia yang dirumuskan diharapkan akan mendukung strategi pengembangan pelayanan pelanggan di beberapa wilayah operasional. Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan-pelatihan di bidang teknis, kelembagaan dan keuangan yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan/pelatihan.

  Sebagai referensi rencana pengembangan SDM penyeleggara SPAM (PDAM) adalah sebagai berikut:

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) P e n g e m b a n g a n K e l e m b a g a a n P e l a y a n a n A i r M i n u m | 8 - 1 2

  Menjamin tercukupinya pengetahuan karyawan dari waktu ke waktu dan meningkatkan motivasi bekerja dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

  35.000 35.000 35.000 PDAM

  Kerjasama pelatihan

dengan institusi

terkait dengan materi teknis & operasional.

  Menjamin terisinya posisi operator dengan kualifikasi yang disyaratkan.

  Menghambat pekerjaan yang ada.

  3. Tenaga operator dengan kualifikasi yang disyaratkan berkurang jumlahnya dari waktu ke waktu.

  Pelaksanaan program Pendidikan & latihan

untuk pegawai

& calon pegawai

dengan materi

pelayanan & pemasaran. 25.000 25.000 25.000 PDAM

  Terbatasnya pengetahuan pemecahan masalah di dalam perusahaan berkaitan dengn peningkatan kepuasan pelanggan.

  

Tabel 8-1 Rencana Pelaksanaan Program Pelatihan Pegawai PDAM

No Isu/kondisi eksisting Permasalahan Sasaran Program Anggaran (Rp.000) Sumber

  2. Pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan di bagian pelayanan.

  25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 PDAM

  Menjamin tercukupinya pengetahuan karyawan dari waktu ke waktu dan meningkatkan motivasi bekerja Pelaksanaan program pelatihan

pegawai dengan

lembaga pendidikan

khusus (in-house

training).

  Pemecahan masalah hanya diselesaikan berdasarkan pengalaman sendiri yang ada.

  1. Pengetahuan karyawan bagian teknik dan operasional yang relatif kurang dari waktu ke waktu.

  Biaya Tahun ke 2017 2018 2019 2020 2021 dst

4. Kurangnya Fasilitas Kemampuan SDM Meningkatkan Pelaksanaan Program

  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) Anggaran (Rp.000) Sumber

  No Isu/kondisi eksisting Permasalahan Sasaran Program Tahun ke Biaya 2017 2018 2019 2020 2021 dst

  Pendukung (hadware Rendah dan kepuasan pelanggan pelatihan pegawai dan software) kurangnya fasilitas dengan lembaga 35.000 35.000 35.000 PDAM pendukung pendidikan khusus (kendaraan (in-house trainning) operasional, komputer, software dan lain- lain)

  5. Tingkat rentabilizas Pendapatan Meningkatkan Pelaksanaan program rendah (PDAM sulit rendah, Biaya likuiditas dan pendidikan dan berkembang meskipun operasional tinggi, kesejahteraan latihan untuk potensi cukup tinggi) Tarif tidak sesuai pegawai. pegawai dengan dan angka materi manajemen 25.000 25.000 25.000 PDAM kehilangan air teknis, pelayanan dan tinggi, keterbatasan pemasaran sumber air terutama pada saat musim kemarau

  P e n g e m b a n g a n K e l e m b a g a a n P e l a y a n a n A i r M i n u m | 8 - 1 3