DOCRPIJM 617bc14bd0 BAB IIBab 2 RPIJM Kota Banjar

BAB 2 PROFIL KOTA BANJAR

  2.1 Gambaran Geografis Dan Administrasi

  Kota Banjar merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No.

  27 Tahun 2002. Secara geografis Kota Banjar terletak pada koordinat 108°26’ - 108°40’

  Bujur Timur dan 07°19’ - 07°26’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

   Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Cisaga Kabupaten

  Ciamis,kecamatan dayeuhluhur kabupaten cilacap dan kecamatan wanareja kabupaten cilacap

   Sebelah Selatan : berbatasan dengan kecamatan cimaragas kabupaten ciamis,kecamatan pamarican,kabupaten ciamis , kecamatan purwodadi kabupaten ciamis dan kecamatan lakbok kabupaten ciamis

   Sebelah Timur : berbatasan dengan kecamatan lakbok kabupaten ciamis dan kecamatan wanareja kabupaten cilacap.

   Sebelah Barat : berbatasan dengan kecamatan cimaragas dan

  kecamatan cijeungjing kabupaten ciamis 2 Secara administratif, Kota Banjar mempunyai luas 131,97 km atau 0,31% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat, yang terbagi dalam 4 kecamatan dan 25 desa/kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Pataruman dengan luas 2

  54,05 km atau 21,83% dari luas Kota Banjar Sedangkan yang memiliki wilayah 2 terkecil adalah Kecamatan Purwaharja dengan luas 18,27 km atau 16,10% dari luas Kota Banjar Selengkapnya wilayah Kota Banjar dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 2.1 Wilayah Administrasi Kota Banjar

  Luas Wilayah Jumlah No Kecamatan Km² Presentase Desa/Kelurahan

  1 Banjar 26,24 23,12

  5

  2 Purwaharja 18,27 16,10

  2

  3 Pataruman 54,05 47,63

  6

  4 Langensari 33,41 29,44

  4 Jumlah 113,49 100

  25

  2 -

  2 Gambar 2.1 Peta Administarsi Kota Banjar

  2.2 Gambaran Demografi

  Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kota Banjar sampai dengan tahun 2015 berjumlah 196.563 jiwa, yang terdiri dari 98.509 jiwa penduduk laki-laki dan 98.054 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kota Banjar berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan 2 penduduk rata-rata di Kota Banjar pada tahun 2015 berkisar 1.490 jiwa/km . 2 Kecamatan Banjar memiliki kepadatan 2.164 jiwa/km dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kota Banjar Sedangkan Kecamatan Patamuran 2 memiliki kepadatan penduduk 1.117 jiwa/km dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kota Banjar dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Banjar Tahun 2015

  Penduduk (Jiwa) Kepadatan Luas No Kecamatan 2 Penduduk (Km ) Laki-Laki Perempuan Jumlah 2 (Jiwa/Km )

  1 Banjar 26,24 28.214 28.564 56.778 2.164

  2 Purwaharja 18,27 11.783 11.631 23.414 1.282

  3 Pataruman 54,05 30.171 30.161 60.332 1.117

  4 Langensari 33,41 28.314 27.689 56.039 1.678

Jumlah 131,97 98.509 98.054 196.563 1.490

Sumber : BPS Kota Banjar

  Pertambahan jumlah penduduk di Kota Tasikmalaya dipengaruhi oleh pertumbuhan alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2012 sampai tahun 2015 sebesar 2,99%. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Pataruman sedangkan untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Purwaharja. Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kota Banjar dapat dilihat pada tabel 2.3 jumlah penduduk dan laju pertumbuhan di Kota Banjar Tahun 2012-2015.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Di Kota Banjar Tahun 2012-2015

  Laju Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan No Kecamatan

  Penduduk 2012 2013 2014 2015 (%)

  1 Banjar 57.865 53.939 55.255 56.778 2,76

  2 Purwaharja 24.199 22.344 22.966 23.414 1,95

  3 Pataruman 62.444 57.410 57.750 60.332 4,47

  4 Langensari 59.064 53.490 53.874 56.039 4,02 Jumlah 203.512 187.183 190.845 196.563 2,99 Sumber : BPS Kota Banjar

  2.3 Gambaran Topografi

  Kondisi topografi, Kota Banjar dapat dibagi ke dalam dua daerah topografi berbukit sampai bergunung. Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri dari lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25 % dan ketinggian rata-rata 300 m diatas permukaan laut (dpl). Daerah ini mencakup Kecamatan Pataruman Daerah topografi wilayah Kota Banjar bervariasi sejak dari puncak perbukitan hingga hamparan dataran. Ketinggian Kota Banjar berkisar antara 0 - 400 m dpl. Posisi tertinggi di atas permukaan laut adalah puncak bukit Gunung Sangkur, dengan ketinggian +356 m dpl, sementara posisi terendah adalah di bagian timur di tepi Sungai Citanduy (Desa Waringinsari Kecamatan Langensari), dengan ketinggian +16 m dpl. Ada 2 kompleks perbukitan yang utama, dan sejumlah perbukitan/bukit minor (yang lebih kecil). Komplek perbukitan utama yang pertama adalah komplek perbukitan Gunung Sangkur, yang terletak di Kecamatan Pataruman, dan terdiri atas beberapa puncak bukit , yaitu : Gunung Sangkur (+356 m), Pasir Huni (+227 m), Pasir Sireum (+226 m), Pasir Cabe (+251 m), Pasir Batukarut (+253 m), dan lainnya. Komplek perbukitan utama yang kedua adalah komplek perbukitan Gunung Babakan, yang terletak di Kecamatan Purwaharja, dengan puncaknya yaitu Gunung Babakan (+243 m). Beberapa bukit/perbukitan minor, terutama terletak di Kecamatan Pataruman dan Kecamatan Banjar, serta sedikit di Kecamatan Langensari bagian barat. Perbukitan minor yang terdapat di Kecamatan Pataruman antara lain adalah:  Pasir Tumpeng (perbatasan Kelurahan Hegarsari – Kelurahan Pataruman),  Pasir Jengkol/Pasir Loklok (Kelurahan Pataruman),  Pasir Leutik (Kelurahan Pataruman),  Bukit-bukit di Kampung Pananjung (Desa Mulyasari),  Bukit-bukit di Kampung Cibuntu (perbatasan Desa Mulyasari – Desa Rejasari dan Kel. Bojongkantong Kecamatan Langensari),  Bukit di sebelah selatan PT Alba (Desa Batulawang). Perbukitan minor di Kecamatan Banjar antara lain adalah :  Pasir Riunggunung (Desa Binangun),  Pasir Batugending/Pasir Semir (Desa Binangun),  Bukit di sebelah selatan Kampung Pamongkoran (Desa Binangun),  Pasir Tugel/Pasir Pugag (Desa Balokang dan Desa Cibeureum). Sementara bukit minor di Kecamatan Langensari bagian barat adalah Bukit-bukit di perbatasan Desa Rejasari dengan Desa Mulyasari, dan Bukit di Kampung Bojongsari (Kel. Bojongkantong). Selain perbukitan tersebut di atas, bentang morfologi/topografi yang cenderung merupakan kelerengan atau kemiringan yang cukup signifikan adalah bentang memanjang dengan kelerengan sampai sekitar 30% yang relatif paralel dengan Sungai Ciseel – Sungai Cikembang, yang terletak di Desa-Desa Binangun, Neglasari, dan Sitbatu. Bentangan morfologi/topografi selanjutnya adalah kompleks lahan bergelombang yang diselingi datar setempat- setempat. Bentang morfologi ini relatif tersebar, yang antara lain terdapat di :

   Desa Situbatu, Neglasari, Cibeureum, dan Balokang Kecamatan Banjar;

   Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja;  Desa Binangun, Desa Batulawang, Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman; Bentangan morfologi datar relatif tersebar di wilayah Kota Banjar, dan yang menonjol terdapat di :  Desa Balokang, Desa Cibeureum, Kelurahan Banjar, Kelurahan Mekarsari di

  Kecamatan Banjar;  Kelurahan Hegarsari, Kelurahan Pataruman, Desa Mulyasari di Kecamatan Pataruman;  Desa Mekarharja, Desa Raharja, Kelurahan Purwaharja di Kecamatan Purwaharja;

   Desa Kujangsari, Kelurahan Bojongkantong, Desa Rejasari, Desa Langensari, Kelurahan Muktisari, Desa Waringinsari di Kecamatan Langensari. Secara morfologis Kota Banjar di dominasi oleh daerah pegunungan dan perbukitan di bagian barat yang membentang dari selatan ke utara kemudian dataran di bagian timur kabupaten yang merupakan daerah pesisir pantai. Dengan bentang alam yang berupa pegunungan tersebut sehingga Kota Banjar di dominasi oleh daerah dengan kemiringan lereng < 2 % seluas 7.246,54 Ha atau 54,91% dari total luas wilayah kabupaten, kemudian daerah dengan kemiringan 25-40 % seluas 2.309,07 Ha atau 17,50 % dari total wilayah. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran topgrafi di Kota Banjar dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Tabel 2.4 Data Sebarn Ketinggian Kota Banjar

  Ketinggian (mdpl) (Ha) No Kecamatan Jumlah 0 - 25 25 - 100 100 - 500 500 - 1000 >1000

  

1 Banjar 0 2.141,33 482,51 2.623,84

  

2 Purwaharja 0 1.790,26 36,48 1.826,74

  

3 Pataruman 1.637,66 2.584,87 1.183,13 5.405,66

  4 Langensari 3.340,99 3.340,99 Jumlah 4.978,65 6.516,46 1.702,12 0 13.197,23

  Sumber : Kota Banjar Dalam Angka

Tabel 2.5 Kemiringan Lereng Kota Banjar

  Kecamatan Kemiringan No

  Kota Banjar % Lereng Pataruman Banjar Purwaharja Langensari

1 <2% 1.462,57 1.505,07 1.138,56 3.140,35 7.246,54 54,91%

2 2-5% 506,15 171,87 169,62 1,05 848,69 6,43%

3 5-15% 219,02 70,26 23,12 0,00 312,40 2,37%

4 15-25% 1.433,71 476,19 129,12 0,00 2.039,01 15,45%

5 25-40% 1.461,23 375,80 272,45 199,59 2.309,07 17,50%

6 >40% 323,00 24,65 93,87 0,00 441,52 3,35%

  Jumlah 5.405,66 2.623,84 1.826,74 3.340,99 13.197,23 100,00% Sumber : Kota Banjar Dalam Angka

  2 -

  6 Gambar 2.2 Peta Kemiringan Lereng Kota Banjar

  2.4 Gambaran Geohidrologi

  Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kota Banjar terdapat 2 sungai dan 4 DAS. Beberapa sungai besar yang terdapat di Kota Banjar cukup potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi, air baku dan pembangkit listrik seperti Sungai Citanduy. Untuk lebih jelasnya mengenai Peta Daerah Aliran Sungai Di Kota banjar dapat dilihat pada Gambar 2. Dibawah ini.

  2.5 Gambaran Geologi

  Struktur geologi penyusun lapisan batuan di Kota Banjar didominasi olehendapan permukaan (Aluvium) Berdasarkan struktur geologinya Kota Banjar dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:

  A. Endapan permukaan (aluvium) Stratigrafi daerah Kota Banjar terbagi dalam beberapa formasi dan satuan batuan dengan litologinya sebagai berikut:

   Alluvium, yang tersebar di wilayah Kota Banjar, yaitu pada bagian wilayah dengan morfologi datar;

   Batuan beku bersusunan andesit berupa lava, breksi aliran, sumbat gunung api, yaitu pada bagian wilayah yang merupakan perbukitan utama (komplek Gunung Sangkur dan komplek Gunung Babakan) dan sebagian perbukitan minor (Pasir Tumpeng, Pasir Jengkol, Pasir Leutik, Pasir Gembok, dan perbukitan Mandalareh-Cadasgantung);  Endapan lahar, yaitu di sebelah barat komplek Gunung Babakan, pada morfologi bergelombang di Kecamatan Purwaharja bagian barat;  Formasi Tapak, terdiri dari batupasir kehijauan kasar (bawah), batupasir dengan sisipan napal (atas), yaitu di bagian barat dan selatan wilayah Kota Banjar di Kecamatan Banjar dan Kecamatan Pataruman pada morfologi perbukitan minor dan bergelombang.

  Dari struktur geologi penting dikemukakan bahwa di wilayah Kota Banjar diidentifikasikan adanya kelurusan diperkirakan dan sesar geser dengan arah relatif tenggara – barat laut yang melintasi sisi timur komplek Gunung Sangkur dan sisi timur komplek Gunung Babakan

  • -7.19` 108.28` LAUT JAWA

  108.30` 108.32` 108.34` 108.36` 108.38` 108.40` -7.19` RENCANA PROGRAM INVESTASI KECAMATAN DAYEUHLUHUR KABUPATEN CIAMIS RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) JANGKA MENENGAH (RPIJM) KOTA BANJAR -7.20`

  PROPINSI JAWA TENGAH KOTA BANJAR KECAMATAN WANAREJA

  • -7.20` PROVINSI JAWA BARAT

  KECAMATAN CISAGA KECAMATAN CIJEUNGJING DESA PURWAHARJA DESA MEKARHARJA DESA RAHARJA KABUPATEN CILACAP DESA REJASARI DESA LANGENSARI LEGENDA : Batas Propinsi PETA HIDROLOGI KECAMATAN PURWAHARJA : Batas Kota -7.22` DESA CIBEUREUM DESA BANJAR DESA KARANGPANIMBUN DESA MULYASARI KECAMATAN LANGENSARI DESA MUKTISARI : Sungai Musiman DESA WARINGINSARI -7.22` : Sungai : Batas Kelurahan/Desa : Batas Kecamatan DESA SITUBATU KECAMATAN BANJAR DESA NEGLASARI KECAMATAN PATARUMAN DESA BINANGUN DESA MEKARSARI DESA HEGARSARI DESA PATARUMAN DESA BOJONGKANTONG DESA KUJANGSARI : Rel Kereta Api : Jalan Setapak : Jalan Lokal : Jalan Utama : Danau/Situ : Jalan Lain -7.24` DESA BATULAWANG DESA KARYAMUKTI -7.24` : Sistem Cijolang : Sistem Citanduy : Batas Perencanaan KECAMATAN CIMARAGAS : Sistem Ciseel - : Sistem Cilingsung - Ciseel -7.26` KECAMATAN LAKBOK

  • -7.26` : Arah Drainase Ke Sungai : Batas Relatif Cikembang - Cimaragas Cathment Drainage KECAMATAN PAMARICAN -7.27` 108.28`

  KABUPATEN CIAMIS 108.40` -7.27` KOTA KOTA BANJAR BANJAR U U 0.6 0.6 PEMERINTAH KOTA BANJAR PEMERINTAH KOTA BANJAR DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM Skala 1 : 60.000 Skala 1 : 60.000 0.6 0.6 1.2 1.2 2.4 Km 2.4 Km O O A M A M NA NA S S N H H N A B A B G A G A JA JA D D BU I I BU A A K O T A B A N J A R

Gambar 2.3 Peta Daerah Aliran Sungai

  8 2 - Tingkat kesuburan tanah Kota Banjar pada umumnya tergolong sedang (baik) dengan tekstur tanah sebagian besar halus dengan jenis tanah alufial kecuali Kecamatan Langensari selain memiliki jenis tanah alufial juga berjenis tanah podsonik merah kuning meski tidak mempengaruhi tingkat kesuburannya.

  B. Batuan Sebaran batuan secara geologis di Kota Banjar yang menonjol adalah :  Alluvium, yang tersebar di wilayah Kota Banjar, yaitu pada bagian wilayah dengan morfologi datar;  Batuan beku bersusunan andesit berupa lava, breksi aliran, sumbat gunung api, yaitu pada bagian wilayah yang merupakan perbukitan utama (komplek Gunung Sangkur dan komplek Gunung Babakan) dan sebagian perbukitan minor (Pasir Tumpeng, Pasir Jengkol, Pasir Leutik, Pasir Gembok, dan perbukitan Mandalareh-Cadasgantung);  Endapan lahar, yaitu di sebelah barat komplek Gunung Babakan, pada morfologi bergelombang di Kecamatan Purwaharja bagian barat;  Formasi Tapak, terdiri dari batupasir kehijauan kasar (bawah), batupasir dengan sisipan napal (atas), yaitu di bagian barat dan selatan wilayah Kota Banjar di Kecamatan Banjar dan Kecamatan Pataruman pada morfologi perbukitan minor dan bergelombang.

  Dari struktur geologi penting dikemukakan bahwa di wilayah Kota Banjar diidentifikasikan adanya kelurusan diperkirakan dan sesar geser dengan arah relatif tenggara – barat laut yang melintasi sisi timur komplek Gunung Sangkur dan sisi timur komplek Gunung Babakan. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran Geologi di Kota Banjar dapat dilihat pada Gambar 2. dibawah ini.

  2.6 Gambaran Klimatologi

  Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari. Iklim Kota Banjar berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori curah hujan cukup tinggi, yang dicirikan oleh bulan basah selama enam

  • – April. bulan yaitu pada bulan November

  1. Curah Hujan Rerata curah hujan di Kota Banjar sepanjang tahun 2014 mencapai 310,4 mm/tahun. Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Banjar terjadi pada bulan Juni- Desember dengan rerata curah hujan bulanan berada pada 449 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan Februari – Mei dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 287,1 mm.

  2 -

  10 Gambar 2.4 Peta Geologi Kota Banjar

  2. Hari Hujan Pada tahun 2015 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 11 hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober, hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan Januasi sampai dengan bulan April, karena jumlah hari hujan tiap bulannya melebihi rata- rata.

  8

8 -

82 133 -

  07 Juli

  17 17 - 305 369 -

  08 Agustus

  3

3 -

36 242 -

  09 September 11 - - 30 - -

  10 Oktober

  11 Nopember

  9

  13

  13 17 283 379 338,5

  12 Desember

  18

  18 19 319 600 225 Rata-Rata 14,16 13,25 10,17 229,58 276,08 190,96

  Sumber : BPS Kota Banjar

  Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah.

  9 4 193 145 52,5

  06 Juni

Tabel 2.6 Jumlah Hari Hujan dan Curah huna Di Kota Banjar Tahun 2013-2015

  18 18 177 296 360

  Bulan Hari Hujan Curah Hujan (MM) 2013 2014 2015 2013 2014 2015 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

  01 Januari

  20

  20 19 385 211 302,5

  02 Pebruari

  18

  03 Maret

  15 10 548 170 228,5

  19

  19 20 356 386 491.5

  04 April

  19

  19 15 360 382 293

  05 Mei

  15

2.7 Potensi Ekonomi

  Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kota Banjar dari tahun 2011 - 2015 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian Kota Banjar didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan distribusi sebesar 28,52 % pada tahun 2015 PDRB Kota Banjar menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7 Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Harga Konstan

  

Di Kota Banjar Tahun 2011-2015

No Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

1 15,70 13,86 13,54 12,82 12,63

  Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

  

2 Pertambangan dan 0,33 0,31 0,30 0,29 0,28

Penggalian

3 11,78 11,42 11,41 11,15 10,74

Industri Pengolahan

4 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10

Pengadaan Listrik dan Gas

5 0,19 0,18 0,18 0,17 0,17

Pengadaan Air, Pengelolaan

  Sampah, Limbah dan Daur Ulang

6 9,34 9,54 9,86 9,72 9,76

Konstruksi

  

7 Perdagangan Besar dan 27,58 29,10 29,43 29,09 28,52

Eceran

  

8 Transportasi dan 4,44 4,47 4,47 4,52 4,57

Pergudangan

  

9 Penyediaan Akomodasi dan 2,53 2,50 2,51 2,52 2,55

Makan Minum 3,83 4,02 4,14 4,73 5,36

  10 Informasi dan Komunikasi 3,39 3,56 3,74 3,66 3,72

  11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2,76 2,76 2,73 2,69 2,69

  12 Real Estate 0,72 0,71 0,70 0,72 0,73

  13 Jasa Perusahaan 10,03 9,66 8,92 9,10 9,08

  14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosual Wajib 4,94 5,47 5,69 6,21 6,44

  15 Jasa Pendidikan 1,78 1,77 1,74 1,92 2,08

  16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,57 0,56 0,56 0,57 0,59

  17 Jasa Lainnya P D R B 100 100 100 100 100 Sumber : PDRB Kota Banjar

  Untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu wilayah, dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan suatu ukuran kuantitatif dari hasil-hasil pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pada suatu saat tertentu untuk memberikan gambaran mengenai keadaan perekonomian pada masa-masa lalu dan masa sekarang. Pertumbuhan nilai PRDB Kota Banjar pada tahun 2015 mencapai 5,32% mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun yang sama, pertumbuhan nilai PRDB Provinsi Jawa Barat sebesar 4,81 % lebih rendah.

  Pertumbuhan ekonomi di wilayah Kota Banjar didukung dari berbagai bidang diantaranya pertanian, pertambangan, industri pengolahan, pengadaan listrik, pengadaan air, kontruksi, perdagangan besar, transportasi, penyediaan akomodasi, dst. Sektor perdagangan besar dan eceran memberikan sumbangan yang paling besar terhadap total PDRB Kota Banjar dengan rata-rata sumbangan yang diberikan sebesar 28,74 % (tanpa minyak). Sektor lainnya yang memiliki kontribusi relatif besar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu 13,71 % sedangkan PDRB yang disumbangkan dari sektor pengadaan listrik dan gas relatif kecil yaitu hanya 0,10%, masih jauh lebih rendah terhadap total PDRB Kota Banjar.

2.8 Potensi Tenaga Kerja Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja.

  Pertambahan angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai pekerjaan sektor informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat tertampung pada lapangan kerja yang tersedia. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori bukan angkatan kerja.

  Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan idikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.

Tabel 2.8 Jumlah dan Persentase Penduduk Pencari Kerja

  Menurut Ijasah Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2014-2015 2014 2015 Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki

  Jumlah % Jumlah %

  • - - - - Tidak Tamat SD

    100 3,75 125 4,22 Tamat SD

    Tamat SLTP sederajat 438 16,42 503 16,99

    1.686 63,19 1.956 66,08 Tamat SLTA sederajat 93 3,49

  75 2,53 Diploma I/II/III 347 13,01 237 8,01 Sarjana/S1

  4 0,15 62 2,09 Pasca Sarjana/S2

Jumlah 2.668 100 2.960 100

  Sumber : BPS Kota Banjar