2.1. WILAYAH ADMINISTRASI - DOCRPIJM 81ea29bd0d BAB IIBab 2 PROFIL RPIJM PSP Rev02

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Bab

2.

PROFIL KOTA
PADANGSIDIMPUAN
2.1.

WILAYAH ADMINISTRASI

Kota Padangsidimpuan terletak pada garis 01o 08’ 07’’ - 01o 28’ 19’’ Lintang
Utara dan 99o 13’ 53’’ - 99o 21’ 31’’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 260
sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut. Dengan jarak + 432 Km
dari Kota Medan - Ibukota Propinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu kota
terluas di bagian barat Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kota
Padangsidimpuan mencapai 159,31 km2 atau setara dengan 0.2 % dari luas
wilayah daratan Provinsi Sumatera Utara, yang dikelilingi oleh beberapa bukit
serta dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai. Posisi Kota

Padangsidimpuan memiliki akses darat yang memadai dan cukup strategis,
karena berada pada jalur utama yang merupakan penghubung antara berbagai
pusat pertumbuhan, yaitu:




Jalur Barat : menuju Medan - Ibukota Propinsi Sumatera Utara, terdapat dua
jalur yaitu melalui Sibolga dan Sipirok.
Jalur Selatan : menuju Panyabungan Ibukota Mandailing Natal, dan ke
Propinsi Sumatera Barat.
Jalur Timur: menuju Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara, ke Kota
Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan yang terhubung dengan Trans
Sumatera Highway yang dapat menghubungkan semua Ibukota Propinsi di
pulau Sumatera dan ke pulau Jawa.

Batas-batas wilayah administrasi kota Padangsidimpuan dapat diuraikan
sebagai berikut:
- Sebelah
Tapanuli

- Sebelah
Tapanuli
- Sebelah
Tapanuli
- Sebelah
Tapanuli

Utara berbatas dengan Kecamatan Angkola Barat
Selatan
Timur berbatas dengan Kecamatan Angkola Timur
Selatan
Selatan berbatas dengan Kecamatan Batang Angkola
Selatan
Barat berbatas dengan Kecamatan Angkola Selatan
Selatan

Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten


Page | II - 1

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Gambar 2.1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Kota Padangsidimpuan

Page | II - 2

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Administrasi Pemerintahan Kota Padangsidimpuan terdiri atas 6 kecamatan,
yaitu:
1. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
2. Kecamatan Padangsidimpuan Utara
3. Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
4. Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
5. Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu

6. Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Serta 37 kelurahan dan 42 desa. Selanjutnya wilayah administrasi paling rendah
adalah lingkungan dan dusun. Secara keseluruhan, jumlah lingkungan/dusun
di Kota Padangsidimpuan mencapai 265 lingkungan/dusun.
Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Padangsidimpuan terdiri dari 32 (tiga
puluh dua) SKPD yaitu :
1. Inspektorat Daerah
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Kepegawaian Daerah
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah
5. Badan KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
6. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian
7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
8. Badan Lingkungan Hidup Daerah
9. Rumah Sakit Umum Daerah
10. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
11. Dinas Pekerjaan Umum Daerah
12. Dinas Pendidikan Daerah
13. Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan Pasar
14. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pencegahan Kebakaran

15. Dinas Kesehatan Daerah
16. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
17. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
18. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
19. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
20. Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
21. Sekretariat Daerah Kota Padangsidimpuan
22. Sekretariat DPRD Kota Padangsidimpuan
23. Sekretariat Korpri
24. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
25. Kantor Kesbang, Politik
26. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
27. Kantor Camat Padangsidimpuan Selatan
28. Kantor Camat Padangsidimpuan Utara
29. Kantor Camat Padangsidimpuan Batunadua
30. Kantor Camat Padangsidimpuan Tenggara
31. Kantor Camat Padangsidimpuan Hutaimbaru
32. Kantor Camat Padangsidimpuan Angkola Julu
Page | II - 3


LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Pembagian wilayah kecamatan Kota Padangsidimpuan terdiri dari 6 kecamatan
yaitu :
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Kecamatan Kota Padangsidimpuan
No.

Kecamatan

1.
2.
3.

Kec. Padangsidimpuan Selatan
Kec. Padangsidimpuan Utara
Kec. Padangsidimpuan
Hutaimbaru
Kec. Padangsidimpuan Angkola
Julu

Kec. Padangsidimpuan
Batunadua
Kec. Padangsidimpuan
Tenggara
Jumlah/ Total

4.
5.
6.

Luas
Wilayah
(km2)
19,27
14,98
22,64

12,10
9,40
14,21


Jumlah
Desa/
Kelurahan
12
16
10

22,90

14.37

8

41,82

26,25

15


37,70

23,67

18

159,31

100,00

7

RasioTerhadap
Total (%)

Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2033

2.2. POTENSI WILAYAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
2.2.1. SEJARAH PADANGSIDIMPUAN
Sekitar tahun 1700, Padangsidimpuan merupakan lokasi dusun kecil yang

sering disinggahi oleh para pedagang sebagai tempat peristirahatan yang disebut
“Padang Na Dimpu”. “Padang Na Dimpu” berarti suatu daratan di ketinggian
yang ditumbuhi ilalang yang terletak di Kampung Bukit Kelurahan Wek II, di
pinggiran Sungai Sangkumpal Bonang. Pada tahun 1825 oleh Tuanku Lelo,
salah
seorang
pengirim
pasukan
kaum
Padri,
dibangun
benteng
Padangsidimpuan yang lokasinya ditentukan oleh Tuanku Tambusai, yang
dipilih karena cukup strategis ditinjau dari sisi pertahanan karena dikelilingi
oleh sungai yang berjurang. Sejalan dengan perkembangan benteng
Padangsidimpuan, maka aktivitas perdagangan berkembang di Sitamiang
(sekarang), termasuk perdagangan budak yang disebut Hatoban. Untuk setiap
transaksi perdagangan, Tuanku Lelo mengutip bea 10 persen dari nilai harga
barang. Melalui Traktat Hamdan tanggal 17 Maret 1824, kekuasaan Inggris di
Sumatera diserahkan kepada Belanda, termasuk Recidency Tappanooli yang

dibentuk Inggris tahun 1771. Setelah menumpas gerakan kaum Padri tahun
1830, Belanda membentuk District (setingkat kewedanaan) Mandailing, District
Angkola dan District Teluk Tapanuli dibawah kekuasaan Government Sumatras
West Kust berkedudukan di Padang. Antara tahun 1885 sampai dengan 1906,
Padangsidimpuan pernah menjadi Ibukota Residen Tapanuli. Pada masa awal
kemerdekaan, Kota Padangsidimpuan adalah merupakan pusat pemerintahan,
dari lembah besar Tapanuli Selatan dan pernah menjadi Ibukota Kabupaten
Angkola Sipirok sampai digabung kembali Kabupaten Mandailing Natal,
Kabupaten Angkola Sipirok dan Kabupaten Padang Lawas melalui UndangUndang Darurat Nomor 70/DRT/1956. Dalam ringkasan sejarah tahun 1879 di
Padangsidimpuan didirikan Kweek School (Sekolah Guru) yang dipimpim oleh
Ch Van Phvysen yang dikenal sebagai penggagas ejaan Bahasa Indonesia.
Lulusan sekolah ini banyak dikirim untuk menjadi guru ke Aceh. Salah seorang
Page | II - 4

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

lulusan ini ialah RAJIUN HARAHAP Gelar Sutan Hasayangan, penggagas
berdirinya INDISCHE VEERIGINING sebagai cikal bakal berdirinya Perhimpunan
Indonesia di Negeri Belanda dan merupakan Organisasi pertama yang
berwawasan SEJARAH SINGKAT KOTA PADANGSIDIMPUAN. RAJIUN HARAHAP
yang lahir di Batunadua tanggal 30 Oktober 1879. Juga menggagas
pengumpulan dana studi bagi guru-guru yang akan disekolahkan ke Negeri
Belanda. Dari sejarah Kota Padangsidimpuan ini dapat disimpulkan, bahwa
peranan dan fungsi kota ini sejak dahulu adalah sebagai pusat pemerintahan,
pusat aktivitas perdagangan dan jasa, serta pusat pendidikan. Kronologis
Pembentukan Kota Padangsidimpuan Melalui aspirasi masyarakat serta
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1982 dan melalui Rekomendasi DPRD
Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 15/KPTS/1992 dan Nomor 16/KPTS/1992
Kota Administratif Padangsidimpun diusulkan menjadi Kota Madya Daerah
Tingkat II, bersamaan dengan pengusulan pembentukan Kabupaten Daerah
Tingkat II Mandailaing Natal, Angkola Sipirok dan Kabupaten Padang Lawas.
Setelah dibentuknya Kabupaten Mandailing Natal, maka melalui :
1.

Surat Bupati Tapanuli Selatan Nomor 135/1078/2000 tanggal 30 Nopember
2000,

2.

Keputusan DPRD Tapanuli Selatan Nomor 01/PIMP/2001 tanggal 25
Januari 2001, serta

3.

Surat Gubernur Sumatera Utara Nomor 135/1595/2001 tanggal 5 Pebruari
2001 Maka, diusulkan pembentukan Kota Padangsidimpuan yang
menghasilkan diterbitkannya Undang Undang Nomor 4 tahun 2001 tentang
pembentukan Kota Padangsidimpuan tanggal 17 Oktober tahun 2001 oleh
Menteri Dalam Negeri, atas nama Presiden Republik Indonesia. Kemudian
pada tanggal 9 Nopember 2001 diresmikan Padangsidimpuan menjadi kota
oleh Gubernur Sumatera Utara dan Drs. Zulkarnain Nasution dilantik
sebagai pejabat Walikota Padangsidimpuan.

Pada awal pembentukan, Kota Padangsidimpuan memiliki luas wilayah sebesar
11.465,66 Ha dengan jumlah kecamatan sebanyak 5 kecamatan yang terdiri dari
58 desa dan 20 kelurahan. Kelima kecamatan tersebut adalah:
1.

Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara

2.

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

3.

Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua

4.

Kecamatan Padangsidimpuan Utara

5.

Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru

Berdasarkan Keputusan Pimpinan DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan melalui
Undang-Undang Nomor 06/PIMP/2005 tanggal 27 April 2005, luas wilayah Kota
Padangsidimpuan bertambah sebanyak 3.219,02 Ha sehingga luas wilayah Kota
Padangsidimpuan menjadi 14.684,68 Ha. Melalui Peraturan Daerah Kota
Padangsidimpuan Nomor 45 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan
Angkola Julu serta Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 46 Tahun
2003 tentang Pemekaran Kelurahan dan Perubahan Status Desa menjadi
Kelurahan dalam Daerah Kota Padangsidimpuan maka Kota Padangsidimpuan
dimekarkan menjadi 6 kecamatan yang terdiri dari 42 desa dan 37 kelurahan.
Page | II - 5

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Realisasi pembentukan Kecamatan Angkola Julu tertuang dalam Berita Acara
Nomor 136/2785/2005 tanggal 19 Mei 2005 tentang Penyerahan Sebagian
Wilayah
Kecamatan
Padangsidimpuan
Hutaimbaru
dan
Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua kepada Padangsidimpuan Angkola Julu. Sehingga
jumlah kecamatan di Kota Padangsidimpuan menjadi 6 kecamatan, dengan
nama kecamatan sebagai berikut:
1.

Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara

2.

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

3.

Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua

4.

Kecamatan Padangsidimpuan Utara

5.

Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru

6.

Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu.

2.2.2. TRANSPORTASI
Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar dan
mendorong roda perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan
mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke
daerah lain. Panjang jalan di seluruh Kota Padangsidimpuan pada tahun 2015
mencapai 536,96 km yang terbagi atas jalan Nasional (26,26 km), jalan Propinsi
(35,70 km) dan jalan Kota (475 km).
Table 2.2. Panjang Jalan Menurut Status dan Kondisi, 2015 (Km)
Kondisi
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Tidak Dirinci
Jumlah
2014
2013
2012
2011

Negara
20,26
2,00
4,00
26,26
26,26
26,26
26,26
26,26

Provinsi
10,00
5,00
5,00
15,70
35,70
35,70
35,70
35,70
35,70

Kab/Kota
323,00
29,00
30,66
92,35
475,00
475,00
475,00
475,00
475,00

Desa
78,00
120,00

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

Tabel 2.3. Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Jenis
Permukaan dan Kecamatan, 2015 (Km)
Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara
Padangsidimpuan Selatan
Padangsidimpuan Batunadua
Padangsidimpuan Utara
Padangsidimpuan Hutaimbaru
Padangsidimpuan Angkola Julu
Jumlah
2014
2013
2012
2011
Sumber:

Aspal
62,00
60,00
45,00
105,00
50,00
30,00
352,00
216,398
210,13
241,00
241,00

Kerikil
2,00
4,00
5,00
2,00
3,66
14,00
30,66
160,257
175,26
45,00
45,00

Tanah
4,01
8,32
25,26
30,71
5,11
18,94
92,35
98,345
98,35
189,01
189,01

Tidak Dirinci
-

Jumlah
68,01
72,32
75,26
137,71
58,77
62,94
475,00
475,00
475,09
475,01
475,00

Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

Page | II - 6

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

2.2.3. PARIWISATA
Seiring perkembangan Jaman fungsi hotel tidak hanya sebagai tempat menginap
saja, tetapi juga berfungsi sebagai tempat melakukan pertemuan bisnis,
seminar, pesta pernikahan (resepsi), lokakarya, musyawarah nasional dan
kegiatan lainnya. Jumlah Hotel dan akomodasi lainnya di Kota
Padangsidimpuan sebanyak 26 buah, yang terdiri dari 2 hotel kelas berbintang,
22 kelas melati, dan 2 buah jasa penginapan lainnya. Hotel dan akomodasi
lainnya ini tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Utara
sebanyak 15, Padangsidimpuan Selatan sebanyak 10 dan Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua sebanyak 1 hotel melati.

Gambar 2.2. Data Kunjungan Wisata ke Kota Padangsidimpuan
Pariwisata unggulan di Kota Padangsidimpuan :


Tor Simarsayang

Tor Simarsayang, merupakan kawasan objek wisata alam favorit di Kota
Padangsidimpuan, terletak di Kelurahan Batang Ayumi Julu, dan Kelurahan
Bonan Dolok Kecamatan Padangsidimpuan Utara, atau sekitar 5 km dari pusat
Kota Padangsidimpuan. Objek wisata ini berada di lokasi perbukitan yang
dipenuhi pepohonan rindang, melewati jalan berliku dan penuh tanjakan
sepanjang 1 km lebih untuk mencapai puncak bukit. Dari puncak bukit kita
bisa menyaksikan pemandangan dan keindahan Kota Padangsidimpuan,
khususnya pada malam hari kita bisa melihat kerlipan lampu-lampu kota dan
cahaya lampu kendaraan.

Gambar 2.3. Tor Simarsayang

Page | II - 7

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Selain tempat rekreasi, jalan menuju objek wisata ini dijadikan masyarakat
Padangsidimpuan sebagai sarana olah raga, khususnya hari minggu yang
dipenuhi banyak orang untuk melaksanakan aktivitas olahraga dan makan
minuman ringan tersaji di kawasan ini.


Agrowisata

Pengembangan Agrowisata sebagai satu bagian dari sektor pariwisata dengan
memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata perlu diperhatikan
dalam mencapai potensi wisata. Kota Padangsidimpuan identik dengan sebutan
Kota Salak karena tidak sedikit kebun salak di daerah ini. Berkat komoditas
salak pula, popularitas daerah yang memisahkan diri dari Kabupaten Tapanuli
Selatan sejak 21 Juni 2001 semakin dikenal di masyarakat luas. Minat
masyarakat maupun wisatawan terhadap buah yang berduri ini semakin
meningkat, bahkan dari tahun ke tahun terus bertambah dan telah merambah
pasar luar negeri.
Perkembangan pengolahan buah salak di kota Padangsidimpuan tidak terlepas
dari pembinaan Dinas Perindag melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan
petani untuk mengolah buah salak menjadi asinan, dodol, sirup, keripik hingga
souvenir. Pengolahan dari buah salak ini dikembangkan untuk tetap menjaga
nilai jual dan memberi nilai tambah bagi petani dan pengrajin sehingga tetap
berminat mengembangkan tanamannya sekaligus menambah pendapatan
warga.

Gambar 2.4. Kebun Salak sebagai potensi Agrowisata
2.3. DEMOGRAFI dan URBANISASI
Jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan pada tahun 2015 diperkirakan
mencapai 209.796 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 159,31 km2 maka
kepadatan
penduduknya
mencapai
1.317
jiwa/km2.
Kecamatan
Padangsidimpuan Utara merupakan kecamatan yang paling tinggi kepadatan
penduduknya yang mencapai 4.297 jiwa/km2 disusul oleh Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan yang mencapai 3.443 jiwa/km2.
Jumlah rumah tangga di Kota Padangsidimpuan adalah 47.015 rumah tangga
dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,46 orang. Jumlah rumah
tangga paling banyak berada di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yaitu
sebanyak 14.816 rumah tangga sedangkan jumlah rumah tangga paling sedikit
berada di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu yaitu 1.832 rumah tangga.

Page | II - 8

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk perempuan, yaitu sebesar 94,96 persen. Hal tersebut
berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk
laki-laki sekitar 5,14 persen. Jumlah kepadatan penduduk per kecamatan dapat
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per
Kecamatan di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
NO

KECAMATAN

1

PADANGSIDIMPUAN
TENGGARA
PADANGSIDIMPUAN S ELATAN
PADANGSIDIMPUAN
BATUNADUA
PADANGSIDIMPUAN U TARA
PADANGSIDIMPUAN
HUTAIMBARU
PADANGSIDIMPUAN ANGKOLA
JULU
JUMLAH/TOTAL

2
3
4
5
6

LUAS
WILAYAH
(KM2)

JUMLAH
PENDUDUK
(JIWA)

KEPADATAN
PENDUDUK
(JIWA /KM2 )

37,70

33.495

888

19,27

66.345

3.443

41,82

20.997

502

14,98

64.375

4.297

22,64

16.431

726

22,90

8.153

356

159,31

209.796

1.317

Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2013-2033 dan BPS Kota Padangsidimpuan, 2016

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Per Kecamatan dan Jenis Kelamin
Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara
Padangsidimpuan Selatan
Padangsidimpuan Batunadua
Padangsidimpuan Utara
Padangsidimpuan Hutaimbaru
Padangsidimpuan Angkola Julu
Jumlah
2014
2013
2012
2011

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

16.150
32.620
10.452
30.895
8.053
4.014
102.184
100.642
99.725
96.841
94.347

17.345
33.725
10.545
33.480
8.378
4.139
107.612
105.854
104.890
101.968
98.975

33.495
66.345
20.997
64.375
16.431
8.153
209.796
206.496
204.615
198.809
193.322

Rasio Jenis
Kelamin
93,11
96,72
99,12
92.28
96.12
96,98
94,96
95,08
95,08
94.97
95,32

Sumber: BPS Kota Padangsidimpuan, 2016

2.4.

ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Kota Padangsidimpuan merupakan kota di Provinsi Sumatera Utara yang
dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan bagi kota-kota di sekitarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, sektor perdagangan merupakan kontributor
terbesar bagi PDRB daerah ini dibanding sektor lainnya.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas
nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktifitas
ekonomi dalam suatu wilayah/daerah. Data PDRB tersebut menggambarkan
kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besarnya PDRB yang mampu dihasilkan
sangat tergantung pada faktor tersebut. Adanya keterbatasan tersebut
Page | II - 9

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah. Dari sini dapat dilihat besaran
nilai tambah dari masing-masing sektor ekonomi. Selain itu juga dapat dilihat
sektor-sektor yang berperan dalam pembentukan perekonomian daerah.
PDRB kota Padangsidimpuan atas dasar harga berlaku tahun 2014 sebesar 4,42
trilyun rupiah, meningkat 10,68 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan atas harga konstan 2010 PDRB kota Padangsidimpuan tahun 2015
sebesar 3,45 trilyun rupiah atau mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04
persen dibanding tahun sebelumnya.
Sektor perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor
merupakan sektor yang memberi peranan atau konstribusi yang terbesar
terhadap PDRB tahun 2015 yaitu sebesar 20,87 persen, peranan sektor tersebut
mengalami sedikit kenaikan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yang
sebesar 0,57 persen.

Gambar 2.5. Struktur Ekonomi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

2.4.2. Sosial Masyarakat
 Pendidikan
Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan
penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Di
tingkat pendidikan dasar, jumlah sekolah pada tahun ajaran 2015/2016 ada
sebanyak 95 buah dengan jumlah guru 1.579 orang dan murid sebanyak
26.401 orang. Sementara jumlah sekolah menengah pertama (SMP) ada
sebanyak 25 sekolah dengan jumlah guru 736 orang dan jumlah murid ada
sebanyak 14.427 orang. Jumlah sekolah tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) ada sebanyak 18 sekolah dengan jumlah guru dan
murid masing-masing 588 orang dan 7.509 orang. Sedangkan jumlah
sekolah, guru dan murid pada Sekolah menengah Kejuruan (SMK) masingmasing sebanyak 17 sekolah, 526 orang dan 6.663 orang. Pada tahun yang
sama jumlah sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dikelola oleh
Page | II - 10

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Kementerian Agama di Kota Padangsidimpuan ada sebanyak 7 sekolah
dengan jumlah murid 2.052 dan jumlah guru sebanyak 130 guru.
Tsanawiyah (MTs) ada sebanyak 16 sekolah dengan jumlah guru 303 orang
dan jumlah murid sebanyak 3.055 orang. Pada tingkat Madrasah Aliyah (MA)
jumlah sekolah ada sebanyak 8 sekolah dengan jumlah guru 252 orang dan
jumlah murid sebanyak 1.911 orang.
Rasio murid SD terhadap sekolah yang berarti bahwa setiap sekolah yang ada
di Kota Padangsidimpuan secara rata-rata pada tahun 2015/2016 terdapat
sebanyak 280,86 murid. Sedangkan untuk sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI)
memiliki rasio sebesar 293,14 murid per sekolah. Pada tingkat pendidikan
SMP, rasio murid terhadap sekolah adalah sebesar 434,46 murid per sekolah.
Sedangkan untuk sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) memiliki rasio sebesar
253,44 murid per sekolah. Sementara itu rasio murid sekolah menengah SMA
terhadap sekolah sebesar 417.17 murid per sekolah. Sedangkan untuk
sekolah Madrasah Aliyah (MA) memiliki rasio sebesar 238,88 murid per
sekolah.
 Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama
dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Jumlah rumah sakit yang ada di
Kota Padangsidimpuan tahun 2015 terdiri dari 3 rumah sakit umum, 9
puskesmas, 28 puskesmas pembantu, 14 BPU/rumah bersalin swasta, 22
Poskesdes, 137 Posyandu, 28 Apotek dan 31 toko obat. Jumlah tenaga medis
di Kota Padangsidimpuan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut, jumlah
dokter umum ada sebanyak 31 orang, dokter gigi sebanyak 7 orang, dokter
spesialis sebanyak 12 orang, bidan sebanyak 257 orang, serta perawat
sebanyak 249 orang.
 Agama
Mayoritas penduduk Kota Padangsidimpuan beragama Islam yaitu sebesar
184.604 orang. Kemudian
penduduk yang beragama Kristen Protestan
sebanyak 17.600 orang, yang beragama Katolik sebanyak 9.412 orang, yang
beragama Budha sebanyak 7.162 orang, sedangkan penduduk yang beragama
Hindu, Konghucu dan Lainnya tidak ada. Sarana ibadah Masjid sebanyak 207
buah, Gereja Kristen sebanyak 64 buah, Gereja Katolik sebanyak 2 buah dan
Vihara sebanyak 1 buah.
Tabel 2.6. Jumlah Pemeluk Agama Dan Sarana Ibadah
di Kota Padangsidimpuan
No
1

2

Uraian
Jumlah Pemeluk Agama
a. Islam
b. Kristen
c. Katolik
d. Hindu
e. Budha
f. Konghucu
g. Lainnya
Sarana Ibadah
a. Masjid

Tahun

Satuan

2014

2015

184.604
17.600
9.412
7.162
-

184.604
17.600
9.412
7.162
-

Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang

207

207

Buah

Page | II - 11

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

No

Uraian
b.
c.
d.
e.
f.

Langgar/Mushola
Gereja Kristen
Gereja Katolik/Kapel
Pura/Kuil/Sanggah
Vihara/Cetya/Klenteng

Tahun
2014
113
64
2
1

2015
113
64
2
1

Satuan
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah

Sumber : Kantor Kementerian Agama Kota Padangsidimpuan

2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis
Topografi
Kondisi fisik topografi Kota Padangsidimpuan sangat beragam mulai dari
datar bergelombang hingga curam. Secara garis besar dapat diuraikan
sebagai berikut :
1.

2.

3.

4.

5.

Wilayah yang relatif dasar hingga landai dengan kemiringan lereng
berkisar 0-8 % terdapat seluas ± 4.666,70 Ha atau 34,72 % dari luas total
wilayah Kota. Wilayah ini pada umumnya terdapat pada bagian tengah
Kota,
seperti
Kecamatan
Padangsidimpuan
Utara
dan
Padangsidimpuan Selatan serta pada areal persawahan yang terdapat di
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.
Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 8 –15
% terdapat 2.457,56 Ha atau 18,29 % dari luas total Wilayah Kota, yang
terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.
Wilayah yang curam dengan kemiringan lereng berkisar antara 15 –25 %
terdapat 2 .925 Ha atau 21.76 % dari luas total wilayah Kota, yang terdapat
pada bagian Utara Kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
dan Padangsidimpuan Angkola Julu.
Wilayah yang sangat curam dengan kemiringan 25 –40 % terdapat
seluas 2.175 Ha atau 16,18 % dari luas total Kota. Daerah ini
umumnya terdapat pada bagian Timur dan Selatan Kota, seperti
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan Padangsidimpuan Tenggara.
Wilayah yang terjal dengan kemiringan di atas 40 % terdapat seluas
1.215,66 Ha atau
9,05 % dari luas total wilayah Kota. Daerah ini
merupakan gunung –gunung yang terdapat pada pinggiran dan tengah
Kota.

Geologi
Berdasarkan kondisi
fisiknya, Kota Padangsidimpuan merupakan tanah
berbukit. Ketinggian wilayah cukup beragam yang berkisar antara 260 m
sampai dengan 1.100 m dpl dengan kemiringan antara 0 sampai dengan
40 derajat.
Kondisi geologi Kota Padangsidimpuan terdiri dari beberapa
jenis batuan yang sebagian besar terdiri dari batuan sedimen dengan
lapisan horizontal, yang luasnya 3.671,17 Ha dan tersebar merata di
beberapa kecamatan di wilayah Kota Padangsidimpuan. Jenis batuan yang
ada di Kota Padangsidimpuan terdiri atas antara lain :
- Batuan endapan baru dan endapan jaman quarterseluas 917,79 Ha yang
penyebarannya hampir di semua kecamatan di Kota Padangsidimpuan,

Page | II - 12

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

kecuali
di
Kecamatan
Padangsidimpuan
Utara
dan
Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan.
- Batuan resen seluas 1.835,59 Ha hanya terdapat di Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua.
- Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam seluas
458,90 Ha terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.
- Batuan sedimen terlipat seluas 458,90 Ha terdapat di Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu.
Di Kota Padangsidimpuan terdapat 5 jenis tanah yang struktur kimianya
berbeda-beda. Jenis tanah aluvium/organosol dan gley humus terdapat
pada bagian wilayah perencanaan yang relatif rendah (datar) merupakan
jenis tanah yang dominan, yaitu seluas 8.927 Ha. Jenis tanah di Kota
Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :
1.

2.

3.

4.

5.

Podsolik Merah Kuning. Jenis tanah ini terbentuk pada tipe iklim basah
dengan curah hujan 2.500-3.500 mm/thn, terletak pada topografi
bergelombang sampai berbukit-bukit pada elevasi 10-100 m dpl, solumnya
agak tebal (1-2 m) dengan warna merah hingga kuning. Jenis tanah
terdapat hampir di semua kecamatan.
Mediteran. Tanah ini terbentuk pada iklim dengan curah hujan 800-2.500
mm/thn. Tersebar pada elevasi 0-400 m dpl. Solumnya agak tebal (1-2 m),
erosi sedang hingga besar. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan,
rerumputan, tegalan, kebun buah-buahan.
Organosol/Alluvial. Terbentuknya tanah ini tidak dipengaruhi iklim. Terletak
pada topografi datar sampai sedikit bergelombang di dataran rendah.
Warna tanah kelabu tua atau hitam dan cocok untuk persawahan,
ladang, tambak, palawija dan kebun kelapa. Jenis tanah ini
tersebar
di semua kecamatan dalam Kota Padangsidimpuan.
Latosol. Tanah ini terletak pada iklim basah dengan curah hujan
2.000-7.000 mm/thn, dengan bulan kering kurang dari 3 bulan.
Terletak pada topografi bergelombang. Solumnya dalam (1,5 -10 m)
dengan warna merah coklat hingga kuning. Jenis tanah ini cocok
untuk persawahan, tanaman palawija, sayur-mayur dan buah-buahan,
kebun karet, lada dan tegalan. Tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.
Podsolik Coklat Kelabu. Tanah ini berkembang pada iklim dengan curah
hujan di atas 1.500 mm/thn. Tanpa bulan kering tersebar pada topografi
datar, bergelombang, landai dan berbukit pada elevasi 10 - 2.000 m dpl,
berwarna kelabu, kehitaman, coklat tua hingga kekuningan. Jenis tanah ini
tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

Klimatologi
Menurut klasifikasi iklim Schmidt Fergusson (1952) Kota Padangsidimpuan
mempunyai type iklim A dan B seperti daerah tropis lainnya, iklim ini
sangat dipengaruhi oleh angin yang senantiasa bertukar setiap tahunnya,
sehingga terdapat dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musin
kemarau. Seperti umumnya daerah-daerah lain yang berada di kawasan
Sumatera Utara, Kota Padangsidimpuan termasuk daerah yang beriklim
tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan
Page | II - 13

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

musim hujan. Suhu udara rata-rata 23,450C dengan jumlah curah hujan
pertahun 2.125 mm dan 129 hari hujan dalam setahun.

2.4.4. Resiko Bencana Alam
Berdasarkan pada potensi bencana Kota Padangsidimpuan, maka ditetapkan
kawasan rawan bencana sebagai berikut.
Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, dengan luas kurang lebih 1.816,39
ha yang meliputi:
Sebelah barat Kota melalui Desa Simasom, Desa Mompang, Desa Rimba
Soping, Kelurahan Batang Ayumi Julu, Kelurahan Batang Ayumi Jae,
Kelurahan Sitamiang, Kelurahan Losung, Kelurahan Wek V, Kelurahan
Aek Tampang, Kelurahan Sihitang, Desa Pal IV Pijorkoling, Desa Purba
Tua, Desa Salambue, Desa Sigulang, Kelurahan Pijorkoling, Desa
Manunggang Julu, Desa Goti dan Desa Manegen;
sebelah timur Kota melalui Desa Pintu Langit Jae, Desa Simasom, Desa
Mompang, Desa Simatohir, Desa Rimba Soping, Desa Gunung
Hasahatan, Desa Ujung Gurap, Desa Baruas, Desa Siloting, Desa Batang
Bahal, Desa Labuhan Labo, Desa PK Pijorkoling, Desa Labuhan Rasoki
dan Desa Tarutung Baru.
b. Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api dengan luas kurang lebih
435,20 Ha. Kawasan rawan bencana ini meliputi wilayah :
sebagian Desa Pintu Langit Jae, Desa Joring Natobang, Desa Joring
Lombang, Desa Huta Padang dan Desa Lembah Lubuk Raya, dengan
tingkat kerawanan tinggi dan dengan tingkat kawasan rawan sedang
sekitar 5 – 10 Km meliputi sebagian Desa Pintu Langit Jae, Desa Joring
Natobang, Desa Joring Lombang, Desa Huta Padang, Desa Lembah
Lubuk Raya, Desa Simasom, Desa Mompang, Desa Batu Layan, Desa
Lubuk Manik, Desa Singali, Desa Sabungan Jae dan Kelurahan Pal IV
Maria;
Kecamatan
Padangsidimpuan
Angkola
Julu
dan
Kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru dengan luas total ± 435,20 Ha.
c. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor dengan tingkat kerawanan tinggi
dengan luas kurang lebih 546, 87 Ha, meliputi:
Desa Pintu Langit, Desa Simasom, Desa Joring Natobang dan Desa
Mompang di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu;
Desa Partihaman Saroha, Kelurahan
Hutaimbaru dan Kelurahan
Panyanggar di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru;
Kelurahan Wek VI dan Kelurahan Sidangkal di Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan;
Desa Manunggang Jae, Desa PK Pijorkoling dan Desa Labuhan Labo di
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara; dan
Desa Baruas, Desa Ujung Gurap, dan Desa di Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua.
a.

Untuk mengurangi dampak resiko bencana alam maka dibuat Ruang Evakuasi
dan jalur penyelamatan. Ruang Evakuasi dan jalur penyelamatan (escape road)
adalah jalan-jalan kota yang dikembangkan/direncanakan sebagai jalur pelarian
ke sarana penyelamatan dan wilayah yang aman apabila terjadi bencana alam
Page | II - 14

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

terutama Gempa, Letusan Gunung api, Kota Padangsidimpuan tidak terlepas
dari bahaya letusan gunung api yang bersumber dari Gunung api Sibual-buali
dan Gunung api Lubuk Raya, kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi
terhadap letusan gunung api tersebut adalah pada bagian utara kota yakni pada
beberapa desa yang berada di Kecamatan Angkola Julu dan Kecamatan Huta
Imbaru dengan pola sebaran melingkar dengan jari-jari sekitar 3 - 4 km dari
pusat erupsi.
Sedangkan kawasan rawan bencana gempa bumi yang termasuk dalam kategori
tingkat kerawanan tinggi adalah kawasan di sepanjang jalur struktur patahan
yang merupakan sumber terjadinya gempa bumi (radius < 100 m) dan atau
merupakan bidang-bidang lemah yang sangat rentan terhadap goncangan bila
terjadi gempa bumi. Serta menyebar pada batuan yang bersifat lebih lepas,
dimana bila terjadi gempa goncangan akan lebih terasa kuat dibanding dibatuan
yang lebih kompak sehingga tingkat bahaya yang berpotensi bencananya juga
lebih tinggi. Kawasan rawan bencana gempa bumi yang tergolong memiliki
tingkat kerawanan tinggi dan harus dilindungi adalah menyebar di tiap
kecamatan.
Dengan demikian dalam rangka mengantisipasi jika sewaktu-waktu bencana
terjadi bencana sebagaimana disebutkan diatas, maka diperlukan beberapa
strategi penanganan seperti diuraikan berikut:


Mengembangkan jalan eksisting dan menambah jalan baru sebagai jalur
penyelamatan;



Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan
baru sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan
sistem kota secara umum; jalur evakuasi bencana tersbut terdiri dari
Koridor Jalan Ompu Sarudak, Koridor Jalan Syeh Mahmud Salim, Koridor
Jalan Tano Hudon (Batunadua-Pokenjior), Koridor Jalan Tor-Simarsayang,
Koridor Jalan Ompu Togalangit, Koridor Jalan Tengku Rizal Nurdin, dan
Koridor Jalan Pijor Koling – Tarutung Baru.



Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi dengan cara:
pelebaran jalan, perbaikan alignment jalan eksisting, peningkatan kualitas
badan jalan penambahan jalan-jalan baru untuk meningkatkan
aksesibilitas, efektivitas dan efisiensi kota;



Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting tersebut dengan rencana
jalur penyelamatan sehingga menjadi suatu sistem kota yang terpadu dan
dapat memitigasi bencana alam;



Pembangunan jalur penyelamatan harus disertai dengan: penyadaran publik
(pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, demo evakuasi dan sebagainya).



Penampungan tempat korban bencana di SD Sabungan Jae, SMK Taruna,
Perguruan Sari Putra, SMK Negeri 1 dan 2, Terminal Batu Nadua, Kawasan
Perkebunan PTPN III Pijor Koling, Terminal Pal IV Pijor Koling, Stadion H.M
Nurdin, Sarana peribadatan dan Kantor Pemerintah .

Jalur Evakuasi dan Tempat Berkumpul Tanggap Bencana Letusan Gunung api).
Meliputi :

Page | II - 15

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

a.

Jalur evakuasi I, melalui jalur evakuasi Jalan di Desa Tinjoman – Jalan di
Desa Sabungan julu – Jalan ke kelurahan Losung Batu;

b. Jalur evakuasi II, melalui jalur evakuasi Jalan Desa Hutapadang – Jalan
Lembah Lubuk Manik – Jalan Simarsayang – Jalan Pangkal Dolok;
c.

Jalur evakuasi III, melalui jalur evakuasi Jalan Pintu Langit – Jalan
Simasom, Jalan Mompang – Jalan Desa Rimba Soping - Batunadua; dan

d. Jalur evakuasi I dengan jalur evakuasi II dapat dihubungkan dari Jalan
Desa Lubuk Raya - Jalan Desa Huta Padang, Jalur evakuasi II dan Jalur
evakuasi III dapat dihubungkan dengan Jalan Desa Huta Padang – Jalan
Desa Joring Natopbang.

2.4.5 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta
Karya
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga
diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian penting /keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting,
mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian
dan menentukan tujuan di masa yang akan datang.
a. Bidang Air Minum
 Pelayanan
Pelayanan air minum di Kota Padangsidimpuan disediakan oleh :
1. KSO PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Tapanuli Selatan,
dengan daerah pelayanan meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan
Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
2. PDAM Tirta Ayumi, direncanakan dengan daerah pelayanan meliputi 4
Kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua,
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru dan Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu. Namun
kondisi eksisting sampai Tahun 2016, baru melayani 6 Kelurahan/Desa
yaitu Desa Palopat Pijorkoling, Desa Salambue, Kelurahan Pijorkoling,
Desa Labuhan Rasoki, di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara serta;
Kelurahan Batunadua Jae dan Kelurahan Batunadua Julu di Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua.
 Tingkat Cakupan Pelayanan
Jumlah konsumen di kota Padangsidimpuan yang dilayani KSO PDAM
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Tapanuli Selatan hingga
pertengahan tahun 2016 adalah 11.075 sambungan. Sementara itu jumlah
konsumen di Kota Padangsidimpuan yang dilayani PDAM Tirta Ayumi hingga
Page | II - 16

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

pertengahan tahun 2016 adalah 1.318 sambungan.
Dilihat dari tingkat
cakupan pelayanan air minum, Kota Padangsidimpuan baru mencapai
kisaran 26,4% (Rispam Kota Padangsidimpuan, 2016).
 Kontinuitas pelayanan
Kontinuitas pendistribusian air minum ke pelanggan baik PDAM Tirta Ayumi
dan KSO Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Tapanuli Selatan sering
mengalami gangguan sehingga tidak dapat didistribusikan selama 24 jam /
hari.
 Tingkat Kehilangan Air
Tingkat Kehilangan air KSO Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang
Tapanuli Selatan yang melayani Padangsidempuan – Kabupaten Tapanuli
Selatan sebanyak 23 %. Tingkat Kebocoran air PDAM Tirta Ayumi sampai
pada akhir Tahun 2015 diperkirakan mencapai 25%.
b. Bidang Sanitasi
Risiko Sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup kesehatan,
bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor
sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Penentuan area berisiko, ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi yang
dilakukan dengan berdasarkan data sekunder, hasil penilaian oleh SKPD dan
hasil studi EHRA (Data Primer).
Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder yaitu kegiatan menilai dan
memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa), berdasarkan data yang
tersedia di SKPD terkait sanitasi tentang ketersediaan layanan fasilitas Sanitasi
seperti sumber air bersih, ketersedian dan pengelolaan air ,imbah domestik,
pengelolaan persampahan dan penanganan genangan (drainase), juga meliputi
jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun, jumlah KK miskin; serta
luas genangan.
Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD yaitu berdasarkan
pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu
SKPD/anggota Pokja Sanitasi Kota Padangsidimpuan.
Penentuan area berisiko berdasarkan hasil kajian /studi EHRA meliputi: kondisi
sumber air; pencemaran air limbah domestik; pengelolaan persampahan di
tingkat rumah tangga; kondisi drainase; aspek perilaku hidup bersih dan sehat
(cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar
sembarangan).
Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis data sekunder,
penilaian SKPD dan analisis hasil studi EHRA bersasarkan instrumen profil
sanitasi. Berdasarkan survei lapangan, pengamatan, pengetahuan praktis dan
keahlian dari anggota Pokja Sanitasi Kota Padangsidimpuan dilakukan
penyesuaian area berisiko sebagai hasil akhir area beriko sanitasi di Kota
Padangsisimpuan.
Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama dan kesepakatan seluruh
anggota Pokja Sanitasi berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut.
Page | II - 17

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Proses penentuan area beresiko dilakukan dengan pengumpulan data pada
setiap kelurahan/desa di Kota Padangsidimpuan. Berdasarkan elaborasi data
sekunder, persepsi SKPD dan data hasil studi EHRA di Kota Padangsidimpuan
diperoleh area berisiko sanitasi sebagai berikut:
Tabel 2.7. Area Berisiko Sanitasi Kota Padangsidimpuan
Tabel Penentuan Area Berisiko

2,0

1,0

3,0

Kelurahan Wek IV

2,0

2,0

3,0

Desa Palopat Pijor Koling

3,0

1,0

2,0

Kelurahan Wek III

2,0

2,0

3,0

Desa Salambue

2,0

2,0

2,0

Kelurahan Wek II

3,0

3,0

2,0

Desa Sigulang

1,0

1,0

1,0

4,0

3,0

2,0

Desa Huta Koje

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Desa Huta Limbong

1,0

1,0

1,0

2,0

2,0

2,0

Desa Huta Padang

2,0

1,0

2,0

Kelurahan
Kelurahan
Julu
Kelurahan
Jae
Kelurahan

1,0

2,0

1,0

Kelurahan Pijor Koling

4,0

4,0

4,0

Kelurahan Tanobato

2,0

2,0

2,0

Desa Goti

2,0

2,0

2,0

Kelurahan Bonan Dolok

1,0

2,0

1,0

Desa Manegen

2,0

2,0

2,0

Kelurahan Sadabuan

2,0

2,0

2,0

Desa Manunggang Jae

1,0

1,0

1,0

Kelurahan Panyanggar

2,0

2,0

2,0

Desa Labuhan Rasoki

3,0

2,0

3,0

Kelurahan Losung batu

2,0

2,0

3,0

Desa Purbatua Pijor Koling

2,0

2,0

2,0

Kelurahan Kantin

3,0

2,0

2,0

Desa Manunggang Julu

2,0

2,0

2,0

Kelurahan Bincar

3,0

2,0

3,0

Desa Tarutung Baru

1,0

1,0

1,0

Kelurahan Timbangan

4,0

3,0

3,0

Desa Huta Lombang

1,0

1,0

1,0

Kelurahan Kayu Ombun

2,0

2,0

2,0

Desa Perkebunan Pijorkoling

1,0

1,0

1,0

Desa Labuhan Labo

2,0

2,0

2,0

Padangsidimpuan
Hutaimbaru
Desa Partihaman Saroha

2,0

1,0

1,0

Kelurahan Hutaimbaru

2,0

1,0

2,0

Drainase

Kelurahan Sihitang

Kelrahan / Desa

Air Limbah

Drainase

Skor Risiko
Sanitasi
(Penyesuaian)
Persampahan

Kecamatan

Air Limbah

Skor Risiko
Sanitasi
(Penyesuaian)
Persampahan

Kecamatan

Tabel Penentuan Area Berisiko

Padangsidimpuan Tenggara

Kelurahan / Desa

Padangsidimpuan Utara

Wek I
Batang Ayumi
Batang Ayumi
Tobat

Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan
Kelurahan Hanopan

2,0

1,0

2,0

Kelurahan Palopat Maria

2,0

2,0

2,0

Kelurahan Sidangkal

2,0

1,0

3,0

2,0

1,0

1,0

Kelurahan Wek VI

4,0

3,0

4,0

2,0

1,0

2,0

Kelurahan Ujung Padang

1,0

1,0

2,0

2,0

1,0

1,0

Kelurahan Aek Tampang

4,0

3,0

4,0

Kelurahan Sabungan Jae
Kelurahan Lembah Lubuk
Manik
Desa Sabungan
Sipabangun
Desa Singali

2,0

1,0

1,0

Kelurahan Padang Matinggi

2,0

2,0

3,0

Desa Huta Padang

2,0

1,0

1,0

Kelurahan Silandit

3,0

2,0

3,0

Kelurahan Lubuk Raya

2,0

1,0

1,0

Kelurahan Wek V

2,0

2,0

2,0

Desa Tinjoman

Page | II - 18

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019
Tabel Penentuan Area Berisiko

Air Limbah

Persampahan

Drainase

Skor Risiko
Sanitasi
(Penyesuaian)

Drainase

Kecamatan

Persampahan

Skor Risiko
Sanitasi
(Penyesuaian)
Air Limbah

Kecamatan

Tabel Penentuan Area Berisiko

Kelurahan Sitamiang

2,0

2,0

3,0

Kelurahan Losung
Kelurahan Padang Matinggi
Lestari
Kelurahan Sitamiang Baru

2,0

2,0

3,0

Angkola Julu

1,0

1,0

2,0

Desa Simatohir

2,0

1,0

2,0

3,0

1,0

3,0

Desa Rimba Soping

2,0

1,0

2,0

Desa Mompang

2,0

1,0

2,0

Desa Batu Layan

2,0

1,0

2,0

Kelrahan / Desa

Kelurahan / Desa

Padangsidimpuan
Batunadua
Desa Purwodadi

1,0

1,0

1,0

Desa Joring Lombang

2,0

1,0

2,0

Desa Gunung Hasahatan

1,0

1,0

1,0

Desa Joring Natobang

2,0

1,0

2,0

Desa Ujung Gurap

2,0

1,0

2,0

Desa Simasom

2,0

1,0

2,0

Desa Baruas

1,0

1,0

1,0

Desa Pintu Langit Jae

2,0

1,0

2,0

Desa Aek Bayur

1,0

1,0

1,0

Desa Aek Tuhul

1,0

1,0

1,0

Desa Pudun Jae

1,0

1,0

1,0

Desa Pudun Julu

1,0

1,0

1,0

Desa Siloting

2,0

2,0

2,0

Desa Batang Bahal

1,0

1,0

1,0

Desa Aek Najaji

1,0

1,0

1,0

Desa Bargot Topong

1,0

1,0

1,0

Desa Simirik

1,0

1,0

1,0

Kelurahan Batunadua Jae

2,0

2,0

2,0

2,0
2,0
2,0
Kelurahan Batunadua Julu
Sumber : Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kota Padangsidimpuan 2015-2019

Berdasarkan tabel diatas, untuk sektor air limbah, kelurahan / desa yang
termasuk beresiko sangat tinggi sebanyak 5 (lima) Kelurahan / desa yaitu
Kelurahan Pijar Koling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kelurahan Wek
VI dan Kelurahan Aek Tampang Kecamatan Padangsidimpuan Selatan,
Kelurahan Wek I dan Kelurahan Timbangan Kecamatan Padangsidimpuan
Utara. Sedangkan 74 (Tujuh Puluh Empat) kelurahan/desa lainnya merupakan
area beresiko tinggi, rendah dan sangat rendah. Hal ini disebabkan prasarana
air limbah domestik belum memadai.
Untuk sektor persampahan, jumlah kelurahan/desa yang termasuk wilayah
area beresiko sangat tinggi terdapat 1 (Satu) kelurahan yaitu Kelurahan Pijar
Koling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara. Permasalahan yang ditemukan
yakni belum teraturnya pengelolaan sampah rumah tangga dan masih ada
masyarakat membuang sampah rumah tangga di lahan kosong, sungai, dibakar
dan dibuang ke drainase.

Page | II - 19

LAPORAN AKHIR
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Untuk sektor drainase kelurahan/desa yang termasuk wilayah area beresiko
sangat tinggi terdapat 3 (Tiga) kelurahan/desa yaitu Kelurahan Pijar Koling
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kelurahan Wek VI dan Kelurahan Aek
Tampang Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Sedangkan 76 (Tujuh Puluh
Enam) kelurahan/desa beresiko tinggi, resiko rendah dan berisiko sngat rendah.
Permasalahan dalam sektor drainase di Kota Padangsidimpuan terlihat belum
adanya data base untuk jaringan drainase di tingkat kota dan juga rendahnya
anggaran dalam pembangunan drainase sekunder dan tersier (lingkungan), dan
juga masih minimnya biaya pemeliharaan drainase. Dan belum adanya
keterlibatan pihak swasta dalam pembangunan dan pemeliharaan drainase di
Kota Padangsidimpuan.

Page | II - 20