ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH RESIKO INFEKSI PADA DIABETES MELITUS DIWILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH RESIKO
INFEKSI PADA DIABETES MELITUS DIWILAYAH
PUSKESMAS GOMBONG II

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelsaikan
Program Pendidikan Dipolma Keperawatan

NAMA : NITA MUNDRIANA
NIM : A01401933

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016/2017

i

ii

iii

iv


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senatiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahnya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelsaikan penyusunan
karya tulis ilmiah dengan judul

“ Asuhan Keperawatan dengan masalah

keperawatan resiko infeksi pada Pasien Diabetes Mellitus” .
Penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh derajat diploma Keperawatan pada Program Studi
Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong. Penyusunan karya tulis ini
dilakukan dengan suatu prosedur terstruktur dan terencana. Proses penulisan
karya tulis ilmiah sedikit menemui beberapa kesulitan dan hambatan, namun
kesulitan dan hambatan itu Alhamdulillah dapat diatasi berkat adanya
bimbingan, niat dan kemauan dari penyusun sendiri. Penulis menyadari akan
keterbatasan karya tulis ilmiah, namun berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya proses penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Herniatun M. Kep, Sp. Mat


selaku Ketua STIKes Muhammadiyah

Gombong yang memberikan kesempatan penulis dapat menempuh studi di
STIKes Muhammadiyah Gombong.
2. Nurlaila, S. Kep. Ns, M. Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong
3. Putra Agina WS, S. Kep. Ns , M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf karyawan dilingkungan STIKes
Muhammadiyah Gombong
5. Seluruh teman – teman seperjuangan yang saling memberikan semangat
dan dukungan.
6. Kepada kedua orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan
baik moril maupun materil.

v

Penulis menyadai sepeunhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih kurang

dari kata sempurna, karena memang kesempurnan hanya milik Allah SWT.
Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak,
demi mengejar kesempurnan yang tidak ada batasnya. Penulis berharap dalam
hati, lisan dan pikiran agar karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca dan masyarakat.

Gombong,

Juni 2017

Penulis

vi

Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017

Nita Mundriana 1, Putra Agina WS. 2


ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DIWILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II

Latar belakang masalah karya tulis ilimiah pada luka diabetes mudah sekali terjadi infeksi. Jika
tidak segera diatasi dan juga dirawat akan membuat luka semakin parah. Jika terjadi infeksi dan
menyebar ke anggota tubuh lainnya maka upaya untuk bisa mencegahnya dengan cara
mengamputasi. Jika hal tersebut terjadi, maka bagian tubuh yang terinfeksi tersebut akan hilang
sehingga akan kehilangan anggota tubuh tersebut.
Tujuan Umum Penulisan Karya Tulis Ilmiahyaitu untuk memberikan gambaran tentang asuhan
keperawatan dengan masalah keperawatan resiko infeksi pada pasien diabetes melitus dengan
menerapkan prosedur perawatan luka menggunakan madu.
Metode karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Data yang
diperoleh dari wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik.
Pembahasan Masalah Keperawatan yang muncul adalah resiko infeksi, kerusakan integritas kulit,
ketidakefektifan pemeliharan kesehatan.
Intervensi dan Implementasi yang sudah dilakukan berupa melakukan perwatan luka dengan
menerapkan madu, mengukur kondisi luka, memajarkan senam kaki diabeteik.
Evaluasi yang dilakukan selama lima hari terjadi penurunan skala DESIGN yang dari skore 9
menjadi 6 yang menunjukan luka dalam kondisi baik tidak terjadi keparahan pada luka, kondisi

luka tampak kemerahan, luka tampak bersih.

Kata Kunci : Resiko Infeksi, Asuhan Keperawatan, Perawatan Luka

1.
2.

Mahasiswa
Dosen

vii

DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017

Nita Mundriana 1, Putra Agina WS 2

ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR DIABETUS MELITUS PATIENT WITH INFECTION RISK

IN COMMUNITY HEALTH CENTRE II OF GOMBONG

Background: The wound of diabetes is easy to get infections. Unless treated immediately, it will
eventually make the wound more severe. The only effort to prevent the virus from infecting and
spreading to other limbs is by amputation. Consequently, the infected part of the body will be lost,
and so will the limbs.
Objective: Providing nursing care for diabetes mellitus patients with infection risk by applying the
procedure of wound care using honey.
Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. Data were
collected from interview, direct observation, and physical examination. The subject was a diabetes
mellitus patient with infection risk.
Discussion: The arising nursing problems are the risk of infection, the skin integrity damage,
ineffectiveness of health care.
Intervention: Implementation had been done in the form of wound treatment by applying honey,
examining the wound conditions, and teaching diabeteic foot exercise.
Evaluation: After the nursing care had been conducted for five days, there was a decrease of
design scale from score 9 to be 6. This showed the wound was in good condition, no severity of
wound, cuts condition was reddish, and the wound was clean.

Keywords: Infection risk, nursing care, wound care


1.
2.

Student
Lecturer

viii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iv
KATAPENGANTAR ......................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan ......................................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8
1. Asuhan Keperawatan dalam Resiko Infeksi ................................................ 8
1) Pengkajian ................................................................................................. 8
2) Diagnosa ................................................................................................... 13
3) Perencanaan .............................................................................................. 15
4) Pelaksanaan ............................................................................................... 15

ix

5) Evaluasi ..................................................................................................... 16
2. Resiko Infeksi pada Pasien Diabetes Mellitus ............................................ 16
a. Pengertian Diabetes .................................................................................. 16
b. Klasifikasi Diabetes .................................................................................. 16

c. Etiologi Diabetes ...................................................................................... 18
d. Manifestasi Klinis ..................................................................................... 20
e. Pengertian Luka ........................................................................................ 21
f. Pengertian Ulkus ....................................................................................... 21
g. Klasifikasi Ulkus ...................................................................................... 22
h. Tanda dan gejala ulkus diabetikum ........................................................... 23
i. Patofisiologi Diabetes Melitus................................................................... 23
j. Pengkajian luka ulkus Diabetes Melitus .................................................... 24
k. Skala pengukuran luka Diabetes ................................................................ 26
l. Jenis – jenis dressing ................................................................................ 34
m. Pengaruh madu sebagai modren dressing dalam proses penyembuhan
Luka ........................................................................................................... 37
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis dan Desain Karya Tulis Ilmiah ........................................................ 41
B. Subyek studi kasus .................................................................................... 41
C. Fokus studi kasus ...................................................................................... 42
D. Definis Operasional ................................................................................... 43
E. Instrumen studi kasus ............................................................................... 46
F. Metode pengumpulan data ........................................................................ 49
G. Lokasi & Waktu studi kasus ..................................................................... 50

H. Analisa data da penyajian data ................................................................. 51
I.

Etika studi kasus ....................................................................................... 51

BAB IV HASIL STUDI KASUS
A. Hasil Studi Kasus ......................................................................................54
B. Pembahasan ..............................................................................................70
C. Keterbatasan Studi Kasus .........................................................................77

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................78
B. Saran .........................................................................................................79
Daftar Pustaka

xi

DAFTAR TABEL


2.1 Tabel Intervensi ......................................................................................... 15
2.2 Tabel Penilaian Instrumen BWAT ............................................................. 27
2.3 Tabel Pengkajian Luka DESIGN .............................................................. 31
2.4 Format Pengkajian Luka DESIGN............................................................. 32
2.5 Skala Pengkajian DESIGN ........................................................................ 73

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Informed Consent
2. Laporan Asuhan Keperawatan
3. Lembar Hasil Pengkajian Luka
4. Lampiran Foto Perbandigan Luka
5. Lampiran Jurnal
6. Lembar Konsultasi

xiii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit diabetes melitus saat ini telah menjadi penyakit epidemik.
Dalam 10 tahun terakhir terjadi peningkatan 2-3 kali lipat yang disebabkan oleh
pertambahan umur, kelebihan berat badan dan gaya hidup. Hasil laporan dari
World Health Organization ( WHO ) menunjukkan bahwa Indonesia menempati
urutan ke-4 angka kesakitan diabetes melitus di dunia setelah India, Cina dan
Amerika

Serikat.

Meningkatnya

jumlah

penderita

diabetes

mellitus

menyebabkan peningkatan kejadian komplikasi diabetes, diantaranya luka pada
kaki. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, terakhir tahun 2013 sudah mencapai angka 9,1 juta jiwa dan jumlah
ini bertambah diprediksi pada tahun 2030 akan mencapai 21,3 juta jiwa. Rumah
Sakit Internasional Bintaro (RSIB) melaporkan bahwa komplikasi yang paling
sering dialami oleh penderita diabetes mellitus adalah komplikasi pada kaki
sekitar 15 % yang disebut luka kaki diabetes.
Manifestasi komplikasi luka diabetes dapat dijumpai dalam berbagai
stadium yang masing-masing membutuhkan perawatan tersendiri, mulai dari
stadium ringan yang cukup menggunakan alat-alat sederhana sampai stadium
lebih berat yang harus mengunakan sarana prasarana dan seorang perawat
khusus diabetes. Perawat mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
merawat pasien diabetes mellitus dengan cara membuat perencanaan untuk
mencegah timbulnya luka kaki diabetes dengan cara melakukan perawatan kaki;
mengendalikan beban pada kaki, memotong kuku, inspeksi kaki setiap hari,
menjaga kelembaban, menggunakan alas kaki yang sesuai, melakukan olah raga
kaki. Pencegahan terhadap timbulnya luka memberikan pengaruh positif
terhadap pencegahan amputasi pada kaki diabetik, sehingga diperlukan program
penanganan pasien diabetes mellitus yang komprehensif.
Setiap tahun ratusan juta pasien di seluruh dunia terjangkit infeksi terkait
perawatan kesehatan. Hal ini signifikan mengarah pada fisik dan psikologis dan

2

kadang-kadang mengakibatkan kematian pada pasien dan kerugian keuangan
bagi sistem kesehatan. Lebih dari setengah infeksi ini dapat dicegah dengan
perawat benar - benar membersihkan tangan mereka pada saat-saat penting
dalam perawatan pasien. Infeksi terkait perawatan kesehatan biasanya terjadi
ketika kuman yang di transfer oleh tangan penyedia layanan kesehatan
menyentuh pasien (WHO, 2013)
Infeksi rumah sakit adalah infeksi yang diperoleh ketika seseorang
dirawat di rumah sakit, tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya dan
minimal terjadi 3×24 jam sesudah masuk kuman (Darmadi, 2008).Infeksi rumah
sakit dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh Samwelweis dan hingga saat ini
merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan
angka kematian (mortality) di rumah sakit, sehingga dapat menjadi masalah
kesehatan baru, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju (WHO,
2009). Presentase infeksi rumah sakit di rumah sakit dunia mencapai 9% (variasi
3 –21%) atau lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia
mendapatkan infeksi rumah sakit. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO
menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang
berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan pasifik menunjukkan
adanya infeksi rumah sakit dan untuk Asia Tenggara sebanyak 10,0%.
Faktor kejadian infeksi luka antara lain dari pasien misalnya diabetes
mellitus, obesitas, malnutrsi berat serta faktor lokasi luka yang meliputi
pencukuran daerah operasi, suplai darah yang buruk ke daerah operasi, dan
lokasi luka yang mudah tercemar sedangkan, nanah atau pus dan kemungkinan
terinfeksi apabila luka tersebut mengalami tanda-tanda inflamasi. Infeksi luka
merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan dan infeksi
menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka
morbiditas dan mortalitas bertambah besar yang menyebabkan lama hari
perawatan. Lama perawatan yang memanjang disebabkan karena beberapa
faktor, yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dari
pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat, teknik operasi, obat - obatan, dan
perawatan luka sedangkan faktor intrinsik terdiri dari usia, gangguan sirkulasi,

3

nyeri, dan penyakit penyerta serta faktor lainnya adalah mobilisasi. Tingginya
kejadian Infeksi

pada pasien paska pembedahan dan perawatan luka maka

perawat dituntut bertanggung jawab menjaga keselamatan klien di rumah sakit,
salah satunya mengurangi angka kejadian Infeksi. Menurunkan kejadian infeksi
terkait dengan pencegahan infeksi bisa dilakukan oleh pelayanan kesehatan pada
pasien, petugas kesehatan, pengunjung serta fasilitas pelayanan kesehatan.
Faktor kejadian Infeksi pada pasien dari penyakit penyerta yang dialami pasien
seperti diabetes atau pada pasien yang memiliki kelebihan gula darah yang tidak
terkontrol saat operasi diketahui dapat meningkatkan risiko terhadap infeksi.
Menurunkan kejadian infeksi bisa dilakukan oleh perawat terhadap perawatan
luka yang baik dan benar sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kejadian Infeksi dapat diidentifikasi dengan adanya tanda infeksi secara
klinis seperti peningkatan suhu tubuh dan jumlah hitungan leukosit yang
meningkat seperti psedumonas aeruginase dan staphilococous aureus. Luka
yang terinfeksi seringkali ditandai dengan adanya eritema yang makin meluas,
edema, cairan berubah purulent, nyeri, peningkatan temperature tubuh dan bau
yang khas serta jumlah leukosit yang meningkat. (Giatarja, 2008)
Luka diabetes (diabetic ulcers) sering kali disebut diabetics foot ulcers,
luka neuropati, luka diabetik neuropath (Maryunani, 2013). Luka diabetes atau
neuropati adalah luka yang terjadi pada pasien yang diabetik melibatkan
gangguan pada saraf perifer dan otonomik. Luka diabetes adalah luka yang
terjadi pada kaki penderita diabetes, dimana terdapat kelainan tungkai kaki
bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes
melitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan
persyarafan dan adanya infeksi ( Tambunan, 2007 dalam Maryunani, 2013).
Luka diabetes dengan gangren didefinisikan sebagai jaringan nekrosis
atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar
arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai
akibat proses inflamasi yang memanjang , perlukaan (digigit serangga,
kecelakaan kerja atau terbakar), proses degenerative (arteriosklorosis) atau
gangguan metabolik (diabetes melitus). BWAT

( Bates – Jensen Wound

4

Assement Tool ) atau pada asalnya dikenal dengan nama PSST ( Pressure Sore
Status Tool ) merupakan skala yang dikembangkan dan digunakan untuk
mengkaji kondisi luka ulkus diabetik. Skala ini sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya, sehingga alat ini sudah biasa digunakan dirumah sakit atau klinik
kesehatan. Nilai yang dihasilkan dari skala ini menggambarkan status keparahan
luka. Semakin tinggi nilai yang dihasilakan maka menggambarkan pula status
luka pasien yang semakin parah. BWAT terdiri dari 13 item pengkajian
didalamnya yaitu : size, Depth, Edges, Undermining, Necrotic Tissue Type,
Necrotic Tissue Amount, Exudate Type, Exudate Amount, Skin Color
Surrounding, Peripheral Tissue Edema, Peripheral Tissue Induration,
Granulation Tissue, dan Epithelialisation. Pengkajian Ke 13 item tersebut
digunakan sebagai pengkajian luka ulkus diabetik pada pasien. Setiap item
diatas mempunyai nilai yang menggambarkan status luka tekan pasien.
Luka diabetik sangat mudah menimbulkan komplikasi berupa infeksi
akibat invasi bakteri serta adanya hiperglikemia menjadi tempat yang optimal
untuk pertumbuhan bakteri. Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada luka
diabetik adalah bakteri yang menghasilkan biofilm. Biofilm ini dihasilkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeuroginosa.Penanganan luka
pada pasien diabetes melitus dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan
non farmakologis. Penanganan Luka Diabetes Melitus salah satunya yaitu
pengunaan dressing.Dressing adalah bahan yang digunakan secara topikal atau
menempel pada permukaan kulit atau tubuh dan tidak digunakan secara sistemik
(masuk kedalam tubuh melalui pencernaan dan pembuluh darah). (Arisanty,
2014). Berdasarkan perkembangan modernisasi, tehnik dressing di indonesia
dibagi menjadi 2, yaitu : Konvensional Dressing adalah balutan luka yang
menggunakan kasa sebagai balutan utama. Balutan ini termasuk material pasif
dengan fungsi utamanya sebagai pelindung, menjaga kehangatan dan menutupi
penampilan yang tidak menyenangkan. Modern Dressing teknik perawatan luka
dengan menciptakan kondisi lembab pada luka sehingga dapat membantu proses
epitelisasi dan pemyembuhan luka, menggunakan balutan semo occlusive, full

5

occlusive dan impermeable dressing berdasarkan pertimbangan biaya (cost),
kenyaman (comfort), keamanan (safety).
Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep
diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai pendekatan
problem solving yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan interpersonal
dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarga. Proses keperawatan
sendiri terdiri dari lima tahap yang sepenuhnya dan berhubungan diantaranya
yaitu : pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
Strategi penatalaksanaan pada pasien diabetes melitus adalah salah
satunya dengan memberikan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi
tersebut bertujuan untuk mencegah infeksi pada pasien diabetes melitus salah
satunya menerapkan prosedur perawatan luka pada luka gangren dengan modern
Dressing.Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian oleh (Maryuyani,
2013) menunjukkan bahwa tingkat kelembaban luka lebih dapat dipertahankan
dan balutan jarangdibuka pada kelompok modern dibandingkanpada kelompok
konvensional. Pada balutan konvensional cenderung memberikan dampakyang
buruk karena pemakaian kompres kasa sebagai upaya mempertahankan
kelembabankurang dapat dipertahankan lebih lamasehingga luka lebih sering
diganti balutannya.Fenomena ini akan membawa dampaktimbulnya cidera ulang
pada dasar luka yangakan menstimulasi terjadinya infl amasi ulangpada dasar
luka. Penggunaan antiseptik,seperti iodine 1% pada kelompok konvensional
dapat memicu rusaknya calon – calonkapiler darah. Berdasarkan pengamatan di
klinik menunjukkan bahwa penggantianbalutan pada kelompok konvensional
lebihsering dilakukan dibandingkan kelompok modern. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kondisi stress jaringan yang sedang regenerasi sehingga
secara psikologis pasien akan lebih sering mengeluh kesakitan sebagai dampak
terjadinya cidera ulang pada dasar luka. Perawatan luka yang tertutup dengan
modern dressing memiliki tingkat penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan
dengan

yang

ditutup

dengan

kasa.

Modern

dressing

mampu

untuk

mempertahankan lingkungan lembab yang seimbang dengan permukaan luka,
pemilihan dressing yang tepat dapat menjaga kelembapan seperti films,

6

hydrogels, hydrocolloids, foams, alginates, and hydrofibers. Yapucu et al (2007)
menyebutkan bahwa madu dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
Waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan madu lebih cepat sekitar empat
kali dari pada waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan obat lain.
Tindakan penanganan luka yang tidak tepat sering menghambat proses
penyembuhan luka secara cepat. Salah satu cara untuk penanganan luka adalah
dengan perawatan luka dengan metode modern dressing menggunakan madu.
Dengan kandungan madu yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka
dan di dukung menggunakan metode modern dressing diharapkan dengan
kolaborasi kedua bahan tersebut proses penyembuhan luka diabetik bisa lebih
cepat dan optimal. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas
perawatan luka diabetic dengan metode modern dressing menggunakan madu
terhadap proses penyembuhan luka. Berdasarkan penjabaran diatas penulis
tertarik melakukan asuhan keperawatan luka diabetes melitus menggunakan
dressing modern yang dikombinasikan dengan madu.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus dalam
proses perawatan luka gangren.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan proposal adalah untuk mendeskripsikan Asuhan
Keperawatan dengan Resiko Infeksi.

2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian pasien dengan resiko infeksi.
b. Mendeskripsikan diganosa keperawatan pasien dengan resiko infeksi.
c. Mendeskripsikan tindakan/ impementasi keperawatan pada pasien resiko
infeksi.

7

d. Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus
dalam perawatan luka menggunakan Dressing Modern.
e. Mengevaluasi perawatan luka untuk mengetahui efektivitas Dressing
Modern.

D. Manfaat
Karya Tulis ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat DressingModern
dalam proses penyembuhan luka Diabetes Melitus.
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien Diabetes Melitus menggunakan
Dressing Modern.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan asuhan Keperawatan pada
pasien Diabetes Melitus menggunakan Dressing Modern dalam perawatan
luka gangren.

DAFTAR PUSTAKA
Adji Suranto. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 26-40.
Arisanty, I. (2014). Konsep Dasar : Manajemen Perawatan Luka. Jakarta:
EGC.
American Diabetes Association (2010). Diagnosis and Clasification of

Diabetes, Diabetes Care 1 Januari 2014 vol : 27

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.
Darmadi. (2008). Infeksi Nososkomial dan Pengendalianya. Jakarta :
Salemba Medika.
Dinarti, dkk (2009). Dokumentasi. Jakarta : Trans Info Media
Ekaputra, E. (2013). Evolusi Manajemen Luka. Jakarta : Trans Infor Media.
Giatarja, W. (2008). Perawatan Luka Diabetes. Edisi 2. Bogor: Wocare
Publisihing.
Guyton, & Hall. (2011). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hutahaean, (2010) Konsep dan dokumentasi keperawatan, Jakarta : Trans
Info Media.

Januarsih dan Atik. (2008). Perbandingan penyembuhan luka terbuka
menggunakan balutan madu atau balutan normal saline-povidone

iodine. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12. No 1. Jakarta :
FKUI.

Kristanto, H. (2010). Perbandingan perawatan luka teknik moderen dan
konvensional terhadap Transforming Growth FactorBeta (TGF 8) dan
respons nyeri. Depok: Makara UI.

Maryuyani, A. (2013). Perawatan Luka Modern (Modern Wound care )
Terkini dan Terlengkap. Jakarta: IN MEDIA.
Maulana, Mirza. 2008. Mengenal Diabetes Melitus. Yogyakarta: Kata hati

Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya Offset, Bandung

Nably, RA. (2009). Cara mudah mencegah dan mengatasi diabetes mellitus.
Yogyakarta : Aulia Publisihing
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pilen et al., 2009. Assement of wound healing: validity, reliability and
sensitivity of available instrumens. Journal of Wound Practice and
Research,

volume

17

Number

4

-

November

2009

(http://www.awma.com.au/journal/1704_05.pdf, diakses pada tanggal 1
juni 2017

Poerwanto, A. (2012). Mekanisme Terjadinya Gangren Pada Penderita
Diabetes Mellitus. Surabaya: FK-UWK.

PERKENI.2011. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta PERKENI
Situmorang, L. L. (2009). Efektivitas Madu terhadap Penyembuhan Luka
Gangren Diabetes Mellitus di RSUP H. Adam Malik Medan. Tidak
diterbitkan. Skripsi. Sumatera Utara : PSIK FK Universitas Sumatera
Utara .
Subekti, I. (2009). Neuropati Diabetik, dalam Sudoyo,Aru 2009. Buku Ajar
Penyakit Dalam Ed.V Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Susan, Y. 2008. Hand Out Ekologi Tumbuhan. Universitas Islam Madura

Pamekasan.
Tandra, Hans. (2008). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sutedi, dedi. (2009). Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang.
Bandung : Program Pendidikan Bahasa Jepang UPI Bandung.

Waspadji, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. V Jilid III. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
WHO. (2013). Prevention of Hospital-Acquired. Inggris: WHO.
Yapucu 2007. Effectiveness of a honey dressing for healing preassure ulcers.
Journal of Wound. 34(2).Hlm. 145

INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai studi kasus yang dilakukan oleh NITA
MUNDRIANA dengan judul Asuhan Keperawatan dengan Resiko Infeksi pada Pasien
Diabetes Melitusdi wilayah kerja Puskesmas Gombong II.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada studi kasus ini secara suka rela
tanpa paksaan. Bila selama studi kasus ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan sewaktu – waktu tanpa sanksi apapun.
Gombong ..................2017
Yang memberikan persetujuan
Saksi

--------------------- ---

--------------------------------

Gombong ....................2017
Peneliti

Nita Mundriana

Pengkajian untuk keparahan luka tekan ( Country of Japanese Pressure Ulcer Society )

Nama Pasien : Ny. R
11/07/2017
D : Depth
(Kedalaman
Luka)
d : hilangnya
sebagian
lapisan kulit (
sampai
ke
dermis )
Exudate
:
frekuensi dari
pergantian
balutan.
e : paling
sedikit satu
kali sehari.
Size : ukuran
luka
s : kurang
dari 100 cm2
Infection
i : tidak ada
tanda
dari
infeksi lokal
Jaringan
granulasi:
presentasi
jaringan yang
sehat.
g : 50 % atau
lebih
Jaringan
nekrotik :
n : tidak ada
Pocket : ada
tidaknya
pocket/
undermining
(kantong
luka)
Region
:
eksterimtas
bawah
(telapak kaki
kiri)

D
:
hilangnya
seluruh
lapisan
kulit ( dari
lapisan
subkutan
kebawah )

Tanggal
12/07/2017
13/07/2017

1

1

1

E : lebih
dari
dua
kali sehari

2

1

1

S :
100
cm2
atau
lebih.

2

2

2

I : ada
tanda dari
infeksi
lokal

1

1

1

G : kurang
dari 50 %

2

2

1

N : jaringan
nekrotik
ada

1

1

1

0

0

0

9

8

7

P : adanya
pocket
(kantong
luka)
Total :

Pengkajian untuk keparahan luka tekan ( Country of Japanese Pressure Ulcer Society )

Nama Pasien : Ny. R
14/07/2017
D
:
Depth
(Kedalaman
Luka)
d : hilangnya
sebagian lapisan
kulit ( sampai ke
dermis )
Exudate
:
frekuensi
dari
pergantian
balutan.
e : paling sedikit
satu kali sehari.
Size : ukuran luka
s : kurang dari
100 cm2
Infection
i : tidak ada tanda
dari infeksi lokal
Jaringan
granulasi:
presentasi
jaringan
yang
sehat.
g : 50 % atau
lebih
Jaringan nekrotik
:
n : tidak ada
Pocket : ada
tidaknya pocket/
undermining
(kantong luka)
Region
:
eksterimtas
bawah (telapak
kaki kiri)

D : hilangnya
seluruh lapisan
kulit ( dari
lapisan
subkutan
kebawah )

Tanggal
15/07/2017

1

1

1

0

S : 100 cm2
atau lebih.

2

2

I : ada tanda
dari
infeksi
lokal

1

1

1

1

N : jaringan
nekrotik ada

1

1

P : adanya
pocket
(kantong luka)
Total :

0

0

7

6

E : lebih dari
dua kali sehari

G : kurang dari
50 %

LAMPIRAN
FOTO PERBANDINGAN LUKA SELAMA 5 HARI PERAWATAN
Selasa, 11 Juli 2017
Kondisi Luka

Kondisi luka pada awal pengkajian yaitu
didapatkan skor pada luka yaitu 9 yang menunjukan
tidak terjadi keparahan pada luka dan kondisi luka
cukup baik.

Rabu , 12 Juli 2017

Hari kedua perawatan luka menggunakan
madu didapatkan peningkatan kondisi luka dan skor
luka 8 yang menunjukan bahwa kondisi luka tidak
terjadi keparahan dan luka dalam kondisi cukup baik.

Kamis, 13 Juli 2017

Kondisi luka pada hari ketiga perawatan
yaitu terjadi peningkatan skor luka yang
tadinya 8 menjadi 7 yang menunjukan
bahwa luka tidak terjadi keparahan dan luka
dalam kondisi baik.

Jumat, 14 Juli 2017

Hari keempat proses perwatan luka
didapatkan

kondisi

luka

yang

mulai

membaik dengan score 7 yaitu sama
dengan skor hari kamis dan tidak terjadi
keparahan luka dan kondisi luka baik.

Sabtu, 15 Juli 2017

Kondisi

luka

hari

terakhir

perawatan

luka

menggunakan madu yaitu didapatkan skor 6
dengan kondisi luka baik dan tidak terjadi
keparahan pada luka.

Anshori, et al, Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi
Bakteri.....

Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap
Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureus pada Luka Diabetik
Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji
Kabupaten Jember
(The Effect of Wound Care Using Honey on Staphylococcus
Aureus Bacterial Colonization in Diabetic Wound of Patients
with Diabetes Mellitus in Work Area of Public Health
Center of Rambipuji Jember)
Nuril Hudha Al Anshori, Nur Widayati, Anisah Ardiana
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember Jl.
Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331)
323450 e-mail korespondensi: nuril.shory@yahoo.co.id
Abstract
Diabetic wound very easily causes complications in the form of infection caused
by bacterial invasion, and hyperglycemia condition boosts the growth of bacteria. One
of the bacteria that can cause infection in diabetic wound is Staphylococcus aureus.
Diabetic wound care can be done with honey. Honey contains antibacterial, antioxidant
and hydrogen peroxide that can kill harmful germs. The purpose of this research was to
identify the effect of wound care with honey on Staphylococcus aureus colonization in
diabetic wound. The research design used was a pre-experiment with one group
pretest and posttest design. Sample was taken using consecutive sampling with 7
respondents. Data analysis applied dependent t-test and obtained p value of 0.000 (p
value

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DIET DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KEMRANJEN I - Elib Repository

0 0 42

KEPATUHAN DIET DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS ROWOKELE - Elib Repository

0 1 48

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR PADA KELUARGA Tn. R DENGAN DIABETES MELITUS DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG - Elib Repository

1 4 109

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN THYPOID DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTERMI BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT THYPOID DI RUANG BAROKAH RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

0 0 140

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

0 0 50

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA DENGAN MASALAH KETIDAKMAMPUAN MENJADI ORANG TUA DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 0 120

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DENGAN MASALAH PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERISIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 6 110

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN USIA ANAK PRASEKOLAH DENGAN MASALAH KETIDAKMAMPUAN MENJADI ORANG TUA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 0 126

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 1 59

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 1 52