Berkah Silahturahim | Yatimmandiri.org : Lembaga Pengendalian Sosial - Yayasan Yatim Mandiri Surabaya berkah silahturahim

Lembaga Amil Zakat Nasional

Certificate No: 10071
ISO 9001:2008

Pemberi Beasiswa Yatim
Terbanyak 2011

Berkah
Silaturahim
Edisi Februari 2015 / Rabi’ul akhir - Jumadil Awal 1436 H

Majalah Donatur Yatim Mandiri Juli 2016 / Ramadhan - Syawal 1437 H

ü Melanjutkan Amalan Bulan Ramadhan
ü Dzikir Santri Suburkan Tanaman
ü Problem Obesitas Pada Anak

Donatur:

144.836


Harta Kita yang Hakiki, Milik Kita yang Abadi

F

Pintu
Gerbang

A. Masjid
Ulul Albab
D1. ASRAMA SISWA
D1.
Asrama Siswa

D1

C1
D4

D2. Asrama Siswa


F

D2
D3

C2

C1. Sekolah Icmbs

Kampus Kemandirian

Info lebih lanjut hubungi Kantor Layanan Yatim Mandiri terdekat

Mata Hati

“Barangsiapa yang ingin dipanjangkan
usianya dan dibanyakkan rezekinya,
hendaklah ia menyambungkan tali
persaudaraan”

(HR. Bukhari - Muslim)

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

1

Yayasan Yatim Mandiri
VISI
Menjadi Lembaga Terpercaya dalam
Membangun Kemandirian Ya m
MISI

Fajar Anugra Tama

1. Membangun nilai-nilai kemandirian ya m dhuafa
2. Meningkatkan per sipasi masyarakat dan dukungan
sumberdaya untuk kemandirian ya m dan dhuafa
3. Meningkatkan Capacity Building Organisasi.

YATIM MANDIRI Lembaga yang luar biasa


Puput Silviana Dewi

Alhamdulillah bersyukur bisa ketemu lembaga yatim
mandiri dan ikut serta melakukan kewajiban berbagi
dengan anak yatim.

Pembina

.

Andi Salfa Nasyifa

Yusuf Zain, S.Pd, MM
Bendahara Ir. Bimo Wahyu
Dewan Pengawas Syariah Prof. Dr. H.Imam Bawani, MA
Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA
Drs. Agustianto, MA
KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI
Direktur Fundraising Zaini Faisol

Direktur Operasional Drs. Sodikin, M.Pd
Direktur Pendistribusian Hendy Nurrohmansyah
dan Pendayagunaan
Direktur ICMBS Dr. Margono
Direktur MEC Muklis, ST
H. Mutrofin, SE
Imam Solikin
GM Regional Office III Andriyas Eko V, SP
.
.
,
.
Penasehat Hukum H. Mahfud, SH

Yatim mandiri membuat hati anak-anakku tenang dan
senang..amin

Meriana Meriana

Yatim Mandiri Membangun Sinergi Meraih Kemenangan.


Via SMS
ya m mandiri
Hj. Susiama - 08133181XXXX

Alhamdulillah saya bersyukur bisa menjadi bagian dari
yatim mandiri, majalahnya memberi tambahan ilmu,
wawasan dan semangat dalam beribadah.

HEAD OFFICE

Graha Yatim Mandiri
Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya 60232
Telp.(031) 8283488 (Hunting) Fax.(031) 8291757
Website: www.yatimmandiri.org
Email: info@yatimmandiri.org

Dewan Redaksi : Sumarno, Yusuf Zain, Bimo
Wahyu, Sodikin, Andriyas Eko V, Zaini Faisol,
Imam Solikin Pemimpin Umum : Zaini Faisol

Wakil Pemimpin Umum : Shiddiq Baihaqi
Pemimpin Redaksi : Bambang Prianggodo
Reporter : M. Irsyad Layout : Hilya,dan Asfol.
Fotografer : Wirawan Sirkulasi : Naura
Diterbitkan oleh : Yayasan Yatim Mandiri
Alamat Redaksi : Graha Yatim Mandiri, Jl
Raya Jambangan 135 - 137 Surabaya Telp.
(031) 8283488, Fax. (031) 8291757
E-Mail : redaksi@yatimmandiri.org
ISSN : 1410-542X

Saksikan Liputan Berita dan Tausyiah di
Yatim Mandiri TV Channel dengan subcribe di:

atau ketik : www.youtube.com/yatimmandiritv

8

Permata Syariah
BNI


02901445144

-

-

2244900000
-

BALI Jl. Merpati X No 9A, Monangmaning ,Denpasar bali 081 333241248,BALIKPAPAN Jl. Pattimura
RT104 No.38 B, Batu Ampar , Balikpapan Telp.(0542) 860 609,081 25344932. BANDUNG Jl. Rusa
No.12 Buah Batu Bandung. Telp (022) 7309138, 0877 8164 3543, BANTEN Jl. Ayip Usman No.11
Cikepuh Kebaharan Serang Banten Telp. (0254) 219375,081287448444. BATAM Perumahan Kurnia
Djaya Alam Parkit 01, no.02 Batam Center - Batam Telp. (085) 109050200,081372601112. BEKASI Jl.
Laskar Perum Griya Metropolitan Blok DI-4 Pekayon Jaya Bekasi (021) 82401706, 085 108056400
BLITAR Jl. Cemara No.286 Blitar Telp. (0342) 4559117, 085103761333, BOGOR Jl.Sempur Kaler No 2
Bogor Tengah - Kota Bogor Telp (0351) 8409054, 0813 3177 1830. BOJONEGORO Perumda Blok A No.
11 Bojonegoro Telp. (0353) 893314, 0851 0461 1158 DEPOK Jl. Tanjung No. 208C, Blok B cinere estate
Kota Depok Telp. 082140742135, (021) 7533982, 0852 407 421 35 GRESIK Ruko Multi Sarana Plaza Blok

B-11 Jl. Gubernur Suryo Gresik Telp. (031) 399 0727, 0835 4774 2008, Fax. (031) 399 0727 JAKARTA Jl.
Utan Kayu Raya No.64 matraman Jakarta Timur. Telp. (021) 29821197, (081) 316313700 JEMBER Jl.
Nusantara Komplek Ruko, GOR Kaliwates No.4, Jember Telp. (0331) 427062, 0851-0264-0333 JOMBANG
Perum Widya Graha Permai 14B RT 31/RW 06 Jl. Pattimura Gang III, Jombang Telp.(O321) 865879, 0851
0015 0808 KEDIRI Jl. Dr. Saharjo No. 119 Campurejo Mojoroto Kediri Telp. (0354) 3782141, 0812 3389
7975 KUDUS Jl. Kiai Telingsing Gang 02 Purwosari Wijilan No.419 Telp. (0291) 4250151,0851 027 542 79
KEPANJEN Jl. Panglima Sudirman 209 A Kepanjen Telp.

2424Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, serta shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW.
Silaturahim adalah kunci terbukanya rahmat dan
pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahim,
maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik.
Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif,
sama sekali tidak ada artinya bila didalamnya tidak ada
persatuan dan kerjasama untuk taat kepada Allah.

“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah
pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan
tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat
mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang
berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan.”
(HR. Ibnu Majah).
Silaturahim tidak sekedar bersentuhan tangan atau
memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki
dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati.
Rasulullah SAW bersabda, “Yang disebut
bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas
kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahim itu
ialah menyambungkan apa yang telah putus.” (HR.
Bukhari).
Kalau kita bersilaturahim kepada orang yang
membenci kita, seseorang yang sangat menghindari
pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri
untuk bertemu dengannya. Inilah silaturahim
sebenarnya.
Itulah tema bahasan utama pada Rubrik Bekal Hidup

Majalah Yatim Mandiri Edisi Juli 2016. Serta kami juga
menyajikan tema bahasan menarik di rubrik-rubrik
lainnya.
Semoga Majalah Yatim Mandiri kali ini semakin
informatif, menarik dan dapat menambah wawasan bagi
para donatur. Tak lupa, segenap Redaksi Majalah Yatim
Mandiri mengucapkan Selamat Idul Fitri 1437H, Minal
Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Batin.

2-3

4

Prol Majalah

Bekal Hidup

8
9

Hikmah
Oase

10

Data Program

11

Jendela

12

Move On
13

14

Cermin

Tausiyah

4

12

14

16-17 Solusi Islam
18-19 Smart Parenting
20
Komik Anak

23
26

21

Doa & Karyaku

Dapur
24
25

Fenomena
28
29
30

Kinerja
Silaturahim
Penerima
Manfaat

31

Naik Kelas

34
35
36-39
40

Iklan
Kemandirian
kabar Nusantara
Catatan

32

23

Pustaka & Iklan
Solusi Sehat

Pintu Rezeki

26

32

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
(0341) 392199,081 332900639, LAMPUNG Jl. Sultan Haji No.19 kel. Sepang Jaya kec. Kedaton, Bandar Lampung telp. (0721) 700953, 085275669977 LAMONGAN Jl.
Nangka No.3 Perum Deket Permai, Lamongan Telp. (0322) 324025, 0821 3993 9427, LUMAJANG JL.Suwandak No.42, Lumajang. Telp. (0334) 890300. MADIUN Jl. Yos
Sudarso No.64 B Madiun Telp. (0351) 457740, 081332537501. MAKASSAR Jl Sultan Alaudin no 76 A Makassar Telp. (0411) 884050,081330003450. MALANG Jl. Titan 2
BB.12 Purwantoro-Blimbing Kota Malang Telp. (0341) 4371011, 085 100 390 444, MAROS Jl.Ibrahim (HM kasim DM ) NO.19,Turikale MAROS Telp. (0411)
371635,082343430681. MOJOKERTO Perum Kranggan Permai C-14 Jl. Pahlawan Mojokerto Telp.(0321) 322964, 3869898, 0851 0786 9898 PALEMBANG Jl. R.
Sukamto Lorong Pancasila No.73 samping Mc’Donald depan PTC mall Telp. (0711) 362598, 085 267348612, PASURUAN Perum Pondok Sejati Indah Blok IX/5 Pasuruan
Telp. (0343) 418440,088805508832, 085234993585. PEKALONGAN Jl. Karya Bhakti No.81 Medono Pekalongan Telp. (0285) 4410156 ,085 329277285,PONOROGO Jl.
Urip Sumoharjo gang I No. 20 Mangkujayan Ponorogo 63413. Telp 0352-488223,0812 5951 5665. PROBOLINGGO Jl. Cokroaminoto No.37 Probolinggo Telp (0335)
427430, 085 103644849 PURWOKERTO Jl. Warga Bhakti Gang III no 50 kel. Prwokerto lor, kec. Purwokerto Timur. Telp 0281-623510, 0851 0092 6664, SEMARANG Jl.
Nangka Timur No. 35 Semarang Telp. (024) 8416166, 085107027287,085751543068. SIDOARJO Perum Taman Tiara Blok A no. 2 Magersari Sidoarjo. Telp. (031)
8921021, 085100490045 Fax. (031) 8921021 SOLO Jl Nakula no 38 Protojayan, Serengan, Surakarta,Telp. (0271) 656218,(0851) 0301 2224 SRAGEN Jl. Cut Nyak Dien
RT.01 RW.01 No.21 Mageru Kidul, Kroyo, Karangmalang Sragen, (0271) 890 296, 082 221536222, SURABAYA Jl. Bendul Merisi Selatan I/2A Surabaya Telp. (031)
8494100, 0851- 0098-6844 TANGERANG Jl. Cibodas Raya No. 7 Perumnas 1 Karawaci Baru Tangerang Telp. (021) 2917 0263, 081218631744, 0851 0168 4004. TUBAN
Jl. Raya Bogorejo No.29 Tuban Telp. (0356) 327118, 0813-3388-3360. TULUNGAGUNG Jl. Pahlawan III No. 5A, Kedungwaru Tulungagung Telp. (0355) 332 306, 08510577-0187.YOGYAKARTA Jl. Jazuli Karangkajen MG III/892. RT/RW 043/011 Yogyakarta Telp. (0274) 2871601, 0822 4359 0007 , GRAHA YATIM MANDIRI: Jl. Raya
Jambangan 135-137 Surabaya Telp. (031) 8283488 , Fax. (031) 8291757, MEC Jl. Jambangan no.70 surabaya,031-8299970,085748888170,Fax : 031-8297654.

33

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

Bekal Hidup

Berkah Silaturahim

S

ilaturahim adalah kunci terbukanya rahmat dan
pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya
silaturahim, maka ukhuwah Islamiyah akan
terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam
secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila
didalamnya tidak ada persatuan dan kerjasama untuk taat
kepada Allah.
“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan
adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan
menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling
cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang
yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali
persaudaraan.” (HR. Ibnu Majah).
Tidak Sekedar Minta Maaf
Silaturahim tidak sekedar bersentuhan tangan atau
memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki
dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal
ini sesuai dengan asal kata dari silaturahim itu sendiri,
yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan
atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih
sayang.
Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses
aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung.
Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu
yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu
yang bersatu dan utuh kembali. Rasulullah SAW

4

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

bersabda, “Yang disebut
bersilaturahim itu bukanlah
seseorang yang membalas
kunjungan atau pemberian,
melainkan bersilaturahim itu ialah
menyambungkan apa yang telah
putus.” (HR. Bukhari).
Kalau orang lain mengunjungi
kita dan kita balas mengunjunginya,
ini tidak memerlukan kekuatan
mental yang tinggi. Boleh jadi kita
melakukannya karena merasa malu
atau berhutang budi kepada orang
tersebut. Namun, bila ada orang
yang tidak pernah bersilaturahim
kepada kita, lalu dengan sengaja
kita mengunjunginya walau harus
menempuh jarak yang jauh dan
melelahkan, maka inilah yang
disebut silaturahim.
Apalagi kalau kita
bersilaturahim kepada orang yang
membenci kita, seseorang yang
sangat menghindari pertemuan
dengan kita, lalu kita
mengupayakan diri untuk bertemu
dengannya. Inilah silaturahim yang
sebenarnya.
Rasulullah SAW pernah
memberikan nasihat kepada para
sahabat, “Hendaklah kalian
mengharapkan kemuliaan dari
Allah.” Para sahabat pun bertanya,
“Apakah yang dimaksud itu, ya
Rasulullah?” Beliau kemudian
bersabda lagi, “Hendaklah kalian
suka menghubungkan tali
silaturahim kepada orang yang
telah memutuskannya, memberi
sesuatu (hadiah) kepada orang yang
tidak pernah memberi sesuatu
kepada kalian, dan hendaklah kalian

Bekal Hidup
bersabar ( jangan lekas marah) kepada orang
yang menganggap kalian bodoh.” (HR. Hakim).
Dalam hadis lain dikisahkan pula, “Maukah
kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar
pahalanya daripada shalat dan shaum?” tanya
Rasulullah SAW kepada para sahabat. “Tentu
saja,” jawab mereka. Beliau kemudian
menjelaskan, “Engkau damaikan yang
bertengkar, menyambungkan persaudaraan
yang terputus, mempertemukan kembali
saudara-saudara yang terpisah, menjembatani
berbagai kelompok dalam Islam, dan
mengukuhkan tali persaudaraan di antara
mereka adalah amal shalih yang besar
pahalanya. Barangsiapa yang ingin
dipanjangkan umurnya dan diluaskan
rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali
silaturahim.” (HR. Bukhari Muslim).
Mempererat Tali Persaudaraan
Bagaimana mungkin hidup kita akan
tenang kalau di dalam hati masih tersimpan
kebenciaan dan rasa permusuhan kepada
sesama muslim. Perhatikan keluarga kita,
kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di
dalamnya ada beberapa orang saja yang
sudah tidak saling tegur sapa, saling
menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah
saling menohok, menggunjing, dan

memfitnah, maka rahmat Allah akan
dijauhkan dari rumah tersebut.
Dalam skala yang lebih luas, dalam
lingkup sebuah negara, bila di dalamnya
sudah ada kelompok yang saling jegal,
saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka
dikhawatirkan bahwa bangsa dan negara
tersebut akan terputus dari rahmat dan
pertolongan Allah SWT.
Sebagai umat yang besar, kaum muslim
memang diwajibkan ada yang terjun di
bidang politik, ekonomi, hukum, dan
sebagainya, karena tanpa itu kita akan
dipermainkan dan kepentingan kita tidak
ternaungi secara legal di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Namun demikian, berbagai kelompok
yang ada harus dijadikan sarana
berkompetisi untuk mencapai satu tujuan
mulia, tidak saling menghancurkan dan
berperang, bahkan lebih senang berkoalisi
dengan pihak lain.
Sebagai umat yang taat, kita
berkewajiban untuk mendukung segala
kegiatan yang menyatukan langkah
berbagai kelompok kaum muslimin dan
mempererat tali persaudaraan diantara kita
semua. Wallahu'alam.(*)

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

5

Bekal Hidup

Manfaat Silaturahim

6

Selain Ibadah yang wajib, banyak lagi ibadah
mendapat penilaian yang baik dari Allah SWT, salah
satunya dalam Islam menyuruh umatnya
memperbanyak silaturahim dengan siapapun dan
dimanapun. Sebab dalam kehidupan keseharian,
setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan
tidak bisa hidup sendiri.
Silaturahim merupakan ibadah yang sangat
mulia, mudah dan membawa berkah. Kaum
muslimin hendaknya tidak melalaikan dan
melupakannya. Karena itu merupakan ibadah yang
paling indah berhubungan dengan manusia,
sehingga perlu meluangkan waktu untuk
melaksanakan amal shaleh ini. Silaturahim
termasuk akhlak yang mulia.
Demikian banyak dan mudahnya alat
transportasi dan komunikasi, seharusnya
menambah semangat kaum muslimin
bersilaturahim. Kini dapat kita mengerti, betapa
pentingnya silaturahim dalam Islam.
Maka, melihat pentingnya silaturahim tersebut,
berikut ini beberapa manfaat silaturahim, yaitu:

yang paling utama adalah membuat
seseorang berbahagia.”
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga
sangat senang bersilaturahim.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rezekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat.
Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita
yang masih hidup, namun mereka tidak dapat
berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika
keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin
hubungan baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama,
meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa
kekeluargaan, mempererat dan memperkuat
tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya,
karena kebaikannya (dalam hal ini, suka
bersilaturahim) akan selalu dikenang sehingga
membuat orang lain selalu mendoakannya.

1. Mendapatkan ridha dari Allah SWT.
2. Membuat orang yang kita dikunjungi
berbahagia. Rasulullah SAW bersabda, “Amal

Semoga kita termasuk ke dalam orang-orang
yang suka bersilaturahim.(*)

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

Haram
Memutus

Bekal Hidup

Tali Silaturahim
Rasul
ullah SAW bersabda,
“Terdapat 5 macam orang yang shalatnya
Manusia dituntut
tidak berpahala, yaitu: Istri yang dimurkai
untuk saling mempererat tali silaturahim antara
suami karena menjengkelkannya, budak
yang satu dengan lainnya, tidak dibenarkan
yang melarikan diri, orang yang mendendam
sesama manusia untuk saling bermusuhan dan
saudaranya melebihi 3 hari, peminum
saling menyakiti. Dikatakan bahwa seseorang yang
khamar dan imam shalat yang tidak
telah memutuskan tali silaturahim, maka ia akan
disenangi makmumnya.”
dilaknat oleh Allah SWT.
3. Rumahnya tidak dimasuki malaikat rahmat.
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
akan membuat kerusakan di muka bumi dan
malaikat tidak turun kepada kaum yang
memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka
didalamnya ada orang yang memutuskan
itulah orang-orang yang dilaknati Allah SWT dan
silaturahim.”
ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya
4. Orang yang memutuskan tali silaturahim
penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23)
diharamkan masuk surga. Rasulullah SAW
Silaturahim merupakan wujud iman kita kepada
bersabda, “Terdapat 3 orang yang tidak
Allah SWT dan hari akhir, dan juga dasar tegaknya
akan masuk surga, yaitu: orang yang suka
Islam. Allah SWT menyuruh kita untuk saling
minum khamar, orang yang memutuskan tali
mengenal dan berbuat baik dengan sesama (QS.
silaturahim dan orang yang membenarkan
An-Nisa: 36).
perbuatan sihir.”
Dengan demikian, akan terwujud rasa kasih
sayang yang terjalin dalam jalinan ukhuwah
Dengan demikian, sangatlah kita harus
Islamiyah. Nikmatnya ukhuwah Islamiyah akan
menjaga tali silaturahim di antara sesama
terasa bila sesama kita juga mengerti akan
manusia, serta tetaplah menjaga tali
pentingnya saling membantu dalam kebaikan.
persaudaraan kita agar menjadi hamba Allah
Itulah yang kita harapkan. Bahkan semua orang
SWT yang dicintaiNya.(*)
merindukannya.
Berikut merupakan dampak yang
ditimbulkan jika silaturahim diantara
sesama manusia telah terputus. Dan hal
tersebut akan berpengaruh kepada
dunia dan akhirat kelak, diantaranya:
1. Segala amalnya tidak berguna dan
tidak berpahala. Walaupun kita telah
beribadah dengan penuh keikhlasan,
tetapi bila kita masih memutus tali
silaturahim dan menyakiti hati orangorang Islam yang lain, maka
amalannya tidak ada artinya di sisi
Allah SWT.
(QS. Muhammad: 22-23)
2. Amalan shalatnya tidak berpahala.

“Maka apakah kiranya jika kamu
berkuasa kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan.
Mereka itulah orang-orang yang
dilaknati Allah SWT
dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka.”
Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

7

Hikmah

Silaturahim,

Resep Hidup Bahagia
Oleh: Samsul Zakaria, S.Sy.

“K

Alumnus Program Studi Hukum Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII Yogyakarta

uncinya adalah silaturahim, khususnya
kepada alim-ulama,” tutur seorang kakek
yang sudah berusia senja. Hal itu ia
ungkapkan saat ditanya resep hidupnya yang selalu
segar, sehat, ceria, dan bahagia hingga tua-renta.
Dengan demikian silaturahim membawa dampak
positif lahiriah dan batiniah. Silaturahim bukan saja
menyehatkan jiwa, tetapi menghasilkan energi
positif bagi tubuh, sehingga sehat dan bahagia.
Silaturahim adalah ‘menyambung kasih sayang’.
Orang Indonesia lebih sering menyebutnya dengan
silaturahmi. Bila ditelaah dari sisi bahasa, sebenarnya
ada perbedaan mendasar antara ‘silaturrahim’ dan
‘silaturahmi’. Meskipun tidak bisa ditampik ada
keterikatan antara keduanya. Kedua istilah itu samasama berasal dari kata shilah artinya sambungan
atau menyambung. Rahim artinya kasih sayang,
sementara rahmi maknanya kandungan.
Silaturrahim lebih universal dan silaturahmi lebih
spesifik. Dalam konteks sosial, maka yang pas dan
yang benar adalah silaturahim. Hadits Rasulullah
yang masyhur tentang ‘hubungan antara sesama
manusia’ konteksnya juga silaturahim, bukan
silaturahmi. Dalam hadits dimaksud dikatakan;
sesiapa saja yang ingin dilapangkan rezekinya dan
dipanjangkan umurnya maka hendaknya
melanggengkan hubungan (kasih sayangnya)
dengan sesama.
Sementara Al-Quran membahasakan
‘silaturrahim’ tersebut dengan istilah al-arhām (QS.
an-Nisā’: 1). Dalam ayat tersebut anjuran menjaga
silaturahim disandingkan dengan perintah takwa
kepada Allah SWT. Hal tersebut paling tidak
menunjukkan betapa pentingnya menjaga
silaturahim. Sementara itu, dalam konteks
pembagian warisan ada istilah dzawilarhām.
Maksudnya adalah mereka yang masih memiliki
hubungan kekerabatan dengan si mayit.
Mungkin ada sebagian muslim yang bertanya,
bagaimana mungkin silaturahim bisa memanjangkan
usia? Sementara usia adalah

8

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

ketetapan Allah yang tidak mungkin diubah.
Menanggapi hal tersebut ada sebagian ulama yang
memiliki pendapat bijak. Pertama, bahwa usia
memang sudah ditentukan, namun atas kuasa Allah
maka semuanya mungkin saja terjadi. Artinya bisa
saja karena ‘berkah’ silaturahim kemudian Allah
berikan tambahan usia.
Kedua, bahwa yang dimaksud dengan
panjangnya usia adalah ‘usia kebaikan’. Maksudnya,
seseorang boleh jadi sudah bersemayam di alam
baka. Namun kebaikannya terus dijadikan contoh
dan teladan oleh mereka yang hidup di dunia.
Jasadnya memang tidak hadir di dunia, namun
ruhnya masih menyemangati siapa saja untuk
melakukan kebaikan. Kebaikan yang diteruskan
tersebut menjadikan ‘kisah baik’ seseorang
menyejarah dan bertahan lama.
Ketiga, bahwa yang dimaksud bertambahnya
usia adalah semakin banyaknya porsi usia yang
digunakan untuk melakukan kebaikan. Sebab
manusia boleh jadi jatah usianya sama-sama 60
tahun. Namun kesempatan melakukan kebaikan
dengan jatah yang sama tersebut tentu berbeda.
Mereka yang gemar menjaga silaturahim, Allah
berikan kesempatan untuk beramal lebih banyak.
Termasuk silaturahim yang dijaganya adalah
kebaikan pula di sisi Allah.
Tiga alasan di atas adalah berkaitan dengan
‘rezeki batin’. Sementara untuk rezeki fisik, mereka
yang terus menjaga hubungan baiknya dengan
siapapun lebih banyak jalan rezekinya. Sebab
manusia itu yartaziqūna ba’dhuhumba’dhā, saling
memberi rezeki.
Silaturahim di era sekarang sebenarnya menjadi
lebih mungkin. Mereka yang dipisahkan oleh
hamparan daratan dan lautan dapat mengikat
persahabatan lewat media sosial (medsos).
Meskipun hal tersebut tidak boleh mengurangi
semangat untuk bertemu langsung. Silaturahim
adalah cara memperbanyak sahabat supaya hidup
lebih nikmat. Selamat bersilaturahim!(*)

Silaturahim

Oase

Perekat Jiwa Lapangkan Rezeki
Oleh: Drs. Usman Daud, MA.
Konsultan Hukum Islam dan Keluarga
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.”
(QS. Maryam: 96)
Rasa kasih sayang dalam diri manusia bisa
berkembang seiring adanya komunikasi sebagai salah
satu jalan untuk mempererat hubungan, baik
dilakukan dengan cara “sambung rasa, sambung raga
dan sambung jiwa,” dengan jalan ini terpupuk rasa
kasih sayang yang mendalam diantara sesama
muslim.
Allah memberi pelajaran pada kita selain dalam
ayat di atas juga pada ayat yang lain (QS. al-Isra’: 26)
untuk satu tujuan yang amat mulia dan berkah, yaitu
memberikan kepada keluarga-keluarga yang dekat
akan haknya dan kepada orang miskin juga orangorang dalam perjalanan tanpa berlebihan.
Hak keluarga-keluarga dekat ada pada dua
dimensi yang harus dilakukan secara seimbang,
sehingga mampu menjadi perekat batin dan
membawa kepada keberkahan hidup dalam bentuk
financial. Hak itu adalah; hak untuk dikunjungi
(silaturahim) tanpa harus membawa status yang
menyebabkan seseorang itu gengsi jika dia
berkunjung kepada keluarganya yang memiliki status
sosial yang lebih rendah.
Sebaliknya juga demikian, keluarga yang tidak
mampu memiliki beban yang luar biasa ketika
berkunjung kepada keluarga yang lebih mampu.
Ketika kedua belah pihak sudah meninggalkan status
sosial, maka betapa indahnya jalinan kasih yang
ditimbulkan dari silaturahim ini.

Hak lainnya adalah membantu meringankan
beban di dalam hidup secara financial atau untuk
membangun kelayakan ekonomi dalam hidup. Jika
semua keluarga berkonsentrasi untuk membangun
kehidupan ekonomi keluarga (yang tidak mampu)
maka tidak ada orang yang menjadi beban
kehidupan bagi orang lain dalam masyarakat.
Inilah hebatnya bagaimana orang muslim ingin
membangun kebersamaan dan memupuk nilai-nilai
luhur silaturahim. Hidup ini terasa sangat indah dan
menentramkan jiwa.
Dilapangkan rezeki dengan sebab dibelanjakan
kepada keluarga dan orang-orang yang tidak
mampu berdasarkan janji Allah dan Rasul-Nya,
bahwa siapa saja yang berbuat baik dengan
hartanya akan dibalas oleh Allah sepuluh sampai
tujuh ratus kali. Dipanjangkan umur dengan sebab
silaturahim, baik diartikan dengan makna hakiki
atau makna majazi.
Ada hal yang perlu diketahui, bahwa walau
umur itu sudah tetap adanya tapi Allah SWT tetap
menjadikan dunia ini sebagai daarul asbaab
berdasarkan sunnah yang ditetapkan oleh Allah.
Saling berkunjung, saling mendoakan adalah salah
satu sebab keberkahan umur ditambah oleh Allah,
sehingga menjadi buah tutur bagi generasi yang
akan datang dan teladan bagi setiap orang.
Sahabat Anas r.a. membawa satu riwayat dari
Nabi dalam “Ashabus Sunan” Rasulullah SAW
bersabda, “Pada Hari Kiamat, ada tiga macam orang
yang berada di bawah naungan 'Arsy Ar-Rahman:
1. Orang yang bersilaturahim, akan dipanjangkan
umurnya, dilapangkan rezekinya, dan
kuburnya akan diluaskan.
2. Wanita yang ditinggal mati suaminya
dan ia tidak menikah karena
memelihara anak-anaknya yang
masih kecil hingga menginjak
dewasa.
3. Orang yang menyiapkan makanan
kemudian mengundang anak-anak
yatim dan orang-orang miskin.
Wallahu a’lam.(*)

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

9

Pesantren Kemandirian

S

Jendela
Jendela

Dzikir Santri,
Suburkan Tanaman

uasana damai Desa Jatirejo, Gemolong,
Sragen, menawan hati Dedih Kurniawan.
Alumni FMIPA Malang kelahiran Madiun
ini, menikmati berproses bersama santri Pesantren
Kemandirian Mandiri Entrepreneur Center binaan
Yatim Mandiri.
Di pesantren ini, anak-anak lulusan SMA usia 1921 tahun belajar tentang integrated farming. Sebuah
konsep bertani yang ramah lingkungan, memadukan
pertanian, peternakan, dan perikanan.
Saat ini tanah seluas 1 hektar mereka kembang
kan. Tanah tersebut adalah wakaf dari keluarga
Slamet Martorejo. Pengolahan tanah wakaf
menghasil kan produk unggulan. Mulai dari beras
berkualitas, buah dan sayuran organik, aneka
produk olahan lele, bibit buah tin dan pohon bokasi
plus.
Lelaki ramah penggemar tumis brokoli ini,
bertekad tak hanya melahirkan alumni yang bisa
mandiri melalui bertani. Tapi juga petani yang kaya
hati. Itulah kenapa, para santri dididik untuk selalu
berdzikir ketika mengolah tanah, merawat tanaman
dan peliharaan. Satu sisi, hati petani lebih damai, sisi
lainnya tanaman jadi tersirami dengan energi positif
dzikir.
“InsyaAllah yang seperti ini akan menjadikan kita
lebih harmoni dengan alam, dan alam pun terjaga

kelestariannya,” ujar bapak 2 anak ini.
Lebih unik lagi, konsepnya tehnik perawatan
lele. Kolam sengaja dibentuk bundar. Karena
Dedih yakin, dengan sistem bioflok akan
memudahkan aerasi dan sirkulasi air. Kolam tak
lagi memiliki sudut mati, sehingga lele lebih
leluasa bergerak.
Tak berhenti disitu. Lelaki kelahiran 1979 yang
sejak 2009 bergabung dengan Yatim Mandiri ini,
juga menerapkan konsep tawaf di kolamnya. Dia
percaya, bakteri berkembang biak lebih optimal
dengan melakukan gerakan berputar berlawanan
dengan dengan arah jarum jam. Dalam dispilin
ilmu fisika disebut Hukum Faradai.
Jadilah kemudian, ketika ditebarkan benih lele
dengan jumlah lebih banyak daripada di kolam
bentuk kotak, aliran air cenderung berputar
seperti arus tawaf. Residu pakan terkumpul di
tengah, dan berproses menjadi flok-flok ketika
ditambah probiotik. Efek positifnya pertumbuhan
plankton dalam kolam sebagai pakan lele jauh
lebih cepat dan berlipat.
“Lele-lele yang makin rajin tawaf, apalagi
berjamah, akan lebih cepat tumbuh kembangnya.
Panen Insya Allah lebih berlimpah. Sebuah
pelajaran bagi kita. Makin rajin manusia bergerak
sesuai orbit Allah, hidup juga makin berkah,”
jelasnya dengan yakin. (hq)
Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

11

Move on

Era Solutif
Oleh: Jamil Azzaini
Penasehat Yatim Mandiri

M

enurut kajian IBM, dunia sekarang
semakin efisien. Dampak turunannya,
orang tidak mudah tergoda belanja
karena “merk” atau brand, tetapi apakah produk
atau jasa tersebut memberikan solusi bagi dirinya
atau tidak.
Sekarang sudah dimulai era solusi bukan
gengsi. Maka, Anda tidak perlu heran apabila naik
pesawat dan bertemu dengan para direksi yang
duduk di kelas ekonomi.
Apabila Anda seorang pebisnis, maka jawablah
pertanyaan berikut, “Apakah produk atau jasa Anda
memberikan solusi bagi permasalahan yang
dihadapai para pengguna? Solusi apa yang Anda
tawarkan? Apakah solusi yang Anda tawarkan
sejalan demgan kebutuhan zaman?”
Bagi Anda yang bekerja, jawablah pertanyaan
berikut, “Apakah Anda sering mendiskusikan
masalah atau mendiskusikan mencari solusi atas
masalah yang Anda hadapi? Apakah Anda sumber
masalah atau sumber solusi? Apa buktinya bahwa
Anda sumber solusi? Solusi apa saja yang sudah
Anda tawarkan?”
Begitu pula dalam kehidupan berumahtangga,

12

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

carilah solusi atas berbagai persoalan yang Anda
hadapi. Bukan sibuk mencari kambing hitam atas
berbagai masalah yang menimpa keluarga Anda.
Sering-seringlah bertanya, “Bagaimana agar
masalah ini tuntas?” Bukan banyak bertanya,
“Mengapa masalah ini terjadi?”
Bagi Anda yang punya profesi seperti saya,
sebagai seorang trainer, sekarang bukan saatnya
lagi Anda jualan modul atau paket training.
Industri training sudah berubah, saatnya Anda
jualan solusi yang Anda tawarkan.
Materi training sangat dinamis dan tidak
boleh terpaku dengan modul yang Anda punya.
Fokuslah kepada solusi yang bisa Anda bantu.
Memberikan solusi atau menunjukkan jalan
agar orang lain menemukan solusi memang
perlu energi dan memerlukan kecerdasan.
Maka, teruslah meningkatkan kapasitas diri
agar Anda menjadi bagian dan berkontribusi di
era yang solutif ini.
Apabila Anda tidak solutif, bersiaplah untuk
tertinggal, terkubur dan akhirnya nama Anda
lenyap tak terdengar.
Salam SuksesMulia!(*)

Cermin

Putri Dwi Andari

Menjadi
Public Speaker
Yang Handal
Di tengah pesatnya kemajuan zaman, selain
nilai akademis yang memadai, kemampuan soft
skill juga wajib dimiliki untuk meraih cita-cita
maupun pekerjaan yang diidamkan. Salah satu soft
skill yang tidak pernah usang oleh waktu dan
malah penting di saat sekarang ini adalah public
speaking.
Public speaking adalah kemampuan seseorang
untuk berbicara di depan umum, kemampuan
berkomunikasi yang baik dan bagaimana
menyampaikan informasi kepada orang lain
dengan efektif. Tidak semua orang berani bicara di
depan umum, tidak semua orang berani
mengemukakan pendapat secara terang-terangan.
Namun bukan berarti public speaking tidak bisa
dipelajari!
Contohnya saja Putri Dwi Andari. Sukses
mencatatkan namanya menjadi salah satu public
speaker paling hits saat ini, committee Hijabers
Community yang juga ibu rumah tangga ini
berbagi ilmu public speaking, terutama bagi
muslimah Indonesia.
Berawal dari kesukaannya mendengarkan radio
dan megagumi penyiar radio yang begitu luwes
dalam membawakan acara, Putri menjadi

terinspirasi ingin seperti mereka. “Awalnya dulu
waktu SMA berbicara di radio, terus ternyata
saya suka akhirnya pas di dunia kuliah saya coba
melamar menjadi penyiar di salah satu radio
terkenal Jakarta. Alhamdulillah masuk dan
akhirnya saya jadi suka dunia public speaking
karena di dunia ini sangat dinamis, saya bisa
ketemu banyak orang baru, saya bisa banyak
belajar untuk menyampaikan pesan dengan baik.
Ternyata disitu membutuhkan skill khusus, tidak
asal gitu. Dan akhirnya berlanjut jadi MC,”
ujarnya.
Skill khusus yang dimaksudnya adalah
penguasaan materi ketika berbicara dan juga
intonasi artikulasi. Kemampuan public speaking
juga ada relasinya dengan kesuksesan seseorang
karena mampu berbicara dengan baik akan
meningkatkan kepercayaan diri dan
meninggalkan impresi mendalam kepada orangorang lain yang ditemui.
“Kita pastinya dituntut untuk bisa
menyampaikan pesan atau informasi agar yang
mendengar kita tertarik apa yang kita sampaikan.
Nah jika kita dapat menyampaikan sesuatu
dengan tehnik yang benar, pastinya itu menjadi
indikator kita sukses menyampaikan yang ingin
kita sampaikan,” jelasnya.
Sebagai public speaker yang juga sering
mengangkat tema Islam memberikan kesan
tersendiri kepada spokeperson sebuah brand
hijab ternama ini.
“Perasaan saya seneng banget, bisa tetep
aktif dunia islam, bisa berbagi ilmu, dan kita bisa
meperlihatkan ke orang-orang ya, kalo muslimah
itu ga kaku, kita juga bisa smart, percaya diri. Kita
sebagai muslimah harus berani, dalam artian
kepercayaan diri kita harus bagus. Kalau misal
kita diam saja, kita ga bisa dong ya membawa
aura positif ke yang lain,” tuturnya.
“Bagi yang belum, saran saya mulai sekarang
harus dan coba diperbaiki, bisa banyak belajar
dari buku, seminar-seminar, sering dengar radio
orang, kursus-kursus, gak ada yang salah dan
terlambat ya menurut saya. Ketika merasa
nervous bergantung juga pada penguasaan
materi, jadi kuasai materi dengan baik dan
dalam, persiapkan dengan baik,” katanya.(*)

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

13

Tausiyah

Melanjutkan
Amalan Ramadhan
Oleh: Ustad Arifin Ilham

B

elum terlambat jika kita ingin
mengevaluasi tentang kesuksesan
Ramadhan yang baru
meninggalkan kita. Di antara ukuran
kesuksesan penempaan Ramadhan, ada pada
empat amalan berikut ini.
Jika terjaga dan apalagi meningkat, insya
Allah, sukseslah Ramadhannya. Dan, boleh
jadi dialah yang paling berhak menyandang
gelar al-muttaqiin, orang yang bertakwa. (QS
Al-Baqarah: 183).
Pertama, tetap mau berpuasa. Karena kita
berada pada bulan Syawal, puasa yang
dimaksud adalah puasa sunah enam hari di
bulan Syawal. Bulan yang menyimpan arti dan
pesan luhur sebagai bulan peningkatan amal.
Abu Ayyub al-Anshari ra meriwayatkan,
Nabi SAW bersabda, “Barang siapa berpuasa

14

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

penuh di bulan Ramadhan
lalu menyambungnya
dengan (puasa) enam hari di
bulan Syawal, maka
(pahalanya) seperti ia
berpuasa selama satu
tahun.” (HR. Muslim).
Hadis tersebut tidak
semata-mata dilihat dari
sudut pandang bilangan
puasa yang hanya enam
hari, tapi juga dilihat dari
sudut pandang puasanya.
Puasa Syawal merupakan
salah satu bukti nyata amal
saleh berupa puasa yang
terus berlanjut, tidak
menurun.
Syawal adalah kelanjutan Ramadhan, baik
dalam keterkaitan bulan-bulan Hijriah
(Qamariah), maupun kelanjutan amal-amal
saleh. Semangat kita dalam beramal saleh,
baik itu yang sifatnya ibadah personal
maupun sosial, tidak boleh kendur.
Maka, amalan yang kedua sebagai
ukuran kesuksesan Ramadhan adalah tradisi
tadarus (membaca) Al-Quran. Kebiasaan
membaca Al-Quran ini minimal harus
terjaga, syukur-syukur meningkat.
Membaca Al-Quran menunjukkan sikap
kecintaan seorang Muslim kepada Allah dan
RasulNya. Dengan membaca Al-Quran,
seorang Muslim berarti berkomunikasi
dengan Allah SWT. Selain itu, pembaca AlQuran akan diberi reward (balasan) 10
kebaikan dari setiap satu huruf yang dibaca.
Dari Al-Quran yang dibaca, maka
pembacanya akan terbimbing oleh

Tausiyah
petunjukNya, diantaranya berupa keadaan
hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan
amalan yang terjaga.
Bila terbiasa membaca Al-Quran,
pembicaraannya penuh hikmah, sehingga
orang mau mendengar. Jika berdoa, tidak
ada penghalang. Melazimkan Al-Quran akan
dapat syafaat sakaratul maut, baik di alam
kubur maupun di akhirat kelak.
Amalan ketiga adalah shalat malam. Di
bulan Ramadhan kita telah terbiasa shalat
tarawih. Oleh karena itu, di bulan Syawal dan
di bulan-bulan berikutnya tahajud bisa
menjadi amalan primadona dan khas untuk
aktivitas malam kita.
“Pada malam hari, hendaklah kamu
shalat tahajud sebagai ibadah tambahan
bagimu. Mudah-mudahan Tuhan
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
(QS. al-Isra: 79).
“Seutama-utama shalat sesudah shalat
fardhu ialah shalat sunah di waktu malam.”
(HR. Muslim).
“Sesungguhnya pada waktu malam ada
satu waktu. Dan seandainya seorang Muslim
meminta suatu kebaikan di dunia maupun di
akhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT

akan memberinya. Dan, itu berlaku setiap
malam.” (HR. Muslim).
Keempat, sedekah. Sedekah merupakan
penolak bala, penyubur pahala, dan
melipatgandakan rezeki; bagai sebutir benih
yang ditanam akan menghasilkan tujuh
cabang, yang pada tiap-tiap cabang itu
terjurai seratus biji (QS. al-Baqarah: 261).
Selain itu, seorang hamba akan mencapai
hakikat kebaikan dengan sedekah (QS Ali
Imran: 92).(*)

“Pada malam hari,
hendaklah kamu shalat
tahajud sebagai ibadah
tambahan bagimu. Mudahmudahan Tuhan
mengangkat kamu ke
tempat yang terpuji.”
(QS. al-Isra: 79).

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

15

Solusi Islam

Tata Cara

Sujud Sahwi
Oleh: KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI
Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur

Assalammualaikum Wr. Wb
Ustad Navis selaku pengasuh rubrik Solusi Islam pada Majalah
Yatim Mandiri, saya ingin bertanya perihal Sujud Sahwi. Ketika salat kita
ada yang kurang rakaatnya atau disaat lupa, kita harus melakukan
sujud sahwi.
Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. Sujud Sahwi dilakukan sebelum salam, atau sesudah salam?
2. Bagaimana tata cara sujud sahwi yang benar ? Karena selama ini
saya hanya menjadi makmum saat sedang dilaksanakannya sujud
sahwi.
3. Adakah doa khusus ketika sujud sahwi?
Demikian pertanyaan yang saya ajukan. Atas jawaban dan
bimbingan ustad Navis, saya mengucapkan terima kasih.
Lukman, Sidoarjo

Jawaban:
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Pak Lukman yang saya hormati. Sujud sahwi atau sujud karena lupa
itu termasuk yang dianjurkan bagi orang yang lupa tidak tasyahuud

16

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

awal, tidak baca qunut
Subuh atau jumlah
rakaat.
Baiklah pengasuh
jawab pertanyaan
Anda:
1. Sujud sahwi
dikerjakan sebelum
salam tapi boleh juga
sesudah salam.
Hal ini berdasarkan
hadits shahih dari Sa'id
al-Khudri, bahwa
Rasulullah SAW
bersabda, “Jikalau
salah seorang
diantaramu ragu-ragu
dalam shalatnya,
hingga tak tahu berapa
raka'at yang sudah
dikerjakannya, apakah

Solusi Islam
tiga ataukah empat, maka baiknya ia
menghilangkan mana yang diragukan dan
menetapkan mana yang diyakini, kemudian
sujud dua kali sebelum salam.” (HR. Muslim).
Dalam shahih Bukhari dan Muslim
disebutkan pula mengenai cerita
Dzulyadain bahwa beliau pernah pula Sujud
Sahwi sesudah salam.
2. Bertakbir sekali kemudian sujud dua kali
bangun dari sujud kemudian salam. Hal ini
dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin
Buhainah, “Setelah beliau menyempurnakan
shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu
beliau bertakbir pada setiap akan sujud
dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud
sahwi ini sebelum salam.” (HR. Bukhari no.
1224, dan Muslim no. 570).
Atau kalau sujud sahwi setelah salam,

dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah, “Lalu
beliau shalat dua rakaat lagi (yang
tertinggal), kemudian beliau salam. Sesudah
itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian
bertakbir lagi, lalu beliau bangkit.
Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau
sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir,
lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229
dan Muslim no. 573).
3. Ya bacaannya dalam sujud sahwi seperti
berikut ini:
“Subhana man laa yanaamu wa laa yashuw” (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin
tidur dan lupa). Tapi boleh baca doa seperti
sujud biasa.
Wallahu a’lam bissahwab. (*)

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

17

Smart Parenting

Makanan Pengantar
Rasa (Sayang)
Oleh: Elly Risman

Pakar Parenting, Yayasan Kita & Buah Hati

A

da beberapa cerita menarik
tentang makanan yang kami bahas
di antara kami akhir-akhir ini. Yang
pertama adalah beberapa teman yang tidak
makan nasi sama sekali. Ada teman yang anak
remajanya diet nasi dan menggantinya dengan
sumber karbohidrat lain, karena ingin punya
badan yang aduhai.
Ada juga yang… nah ini menarik: dia sedang
melakukan penelitian mengenai adiksi, dan
ingin merasakan apakah bisa orang lepas dari
sesuatu yang adiktif sifatnya. Dia menilai dirinya
selama ini tak bisa lepas dari nasi, sehingga dia
bereksperimen tak makan nasi selama 1 bulan.
Sukses? Ya, dengan susah payah.
Cerita lain mengenai nasi adalah tentang
anak teman kami, hampir 3 tahun usianya, yang
tidak suka makan nasi dari kecil. Ia makan
segalanya, kecuali nasi. Ibunya sudah
membawanya kesana kemari, sampai suatu hari
ia bertemu dokter yang melegakan. Kata
dokternya, ya anak ibu
‘bule’, gak suka nasi. Tidak
masalah selama dia
makan cukup dan sehat.
Tak semua orang tua
setuju dengan pendapat
dokter ini. Tanpa makan
nasi, apalagi dalam masa
pertumbuhan, anak tidak
akan tumbuh dengan
baik, menurut mereka.
Akhirnya teman kami itu
‘dihujat’ di medsos. Teman
lain bercerita bahwa
anaknya tidak mau lagi
makan frozen food karena
dia pikir tidak sehat. Ada

18

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

juga ibu yang pusing karena anaknya
mempermasalahkan apakah makanan
Jepang kecapnya halal.
Seorang teman lain menceritakan bahwa
anak-anak remajanya sulit ditanya ‘mau
makan apa?” ketika mereka makan di luar.
Tadinya sang ibu merasa sebal karena dia
kira anak-anaknya malas berpikir. Namun,
dengan dialog yang tenang, akhirnya sang
ibu menemukan alasan yang sebenarnya:
sang anak tidak memandang perlu makan
apa, karena dia sudah mencoba hampir
semua makanan di mal-mal di sekitar
tempat tinggal mereka. Sekarang yang lebih
penting adalah kumpul bersama keluarga,
apapun makanannya.
Beberapa teman saya menceritakan
bahwa mereka juga sudah hilang
keinginannya untuk makan sesuatu yang
spesifik. Di antara obrolan itu, saya
mencatat dua hal: saat ini banyak ibu-ibu

Smart Parenting
yang membeli makanan di luar, bukan masak
sendiri; dan anak-anak ternyata punya
pendapat dan sikap sendiri tentang makanan.
Beberapa hari setelah diskusi seru itu,
kebetulan saya bertemu dengan teman lama
yang sekarang tinggal di luar kota. Ia punya
kebiasaan yang menurut saya luar biasa:
setiap kali ia memasak untuk anak-anaknya,
ia lantunkan doa kepada Allah agar makanan
yang ia masak untuk anak-anaknya
menyehatkan, membuat
anaknya shaleh dan
shalehah, selamat di dunia
dan di akherat, dan
sebagainya. Setiap kali ia
menyiapkan bekal untuk
anak-anaknya, ia selipkan
pesan kecil yang
menunjukkan betapa
cintanya ia pada mereka.
Hasilnya? Ia merasakan
kehangatan yang semakin
besar dengan anak-anaknya
(ia single parent).
Saya jadi merenung: Apa
sudah betul konsep saya
tentang makanan yang saya
berikan kepada anak-anak?
Apakah sekedar mengisi
perut mereka, atau
memuaskan appetite
mereka? Atau agar mereka
sehat dan tumbuh besar?
Apakah saya sudah
memberikan makanan yang
halal dan toyib kepada
mereka? Apakah selama ini
saya hanya berpikir keras
tentang menu dan resep
masakan? Apakah saya
cuma peduli tentang apakah
makanan ini kurang garam
atau terlalu pedas? Apakah
saya menyiapkan makanan
‘asal ada’ atau selalu

menyiapkannya dengan penuh kasih
sayang disertai doa dan harapan seperti
yang teman saya lakukan? Apakah kita
makan untuk hidup atau hidup untuk
makan?
Jawabannya biarlah untuk saya sendiri.
Begitu juga Anda, jika Anda berkenan
menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Selamat menyiapkan makanan untuk
keluarga Anda.(*)

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

19

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

21

Muslimah

Muliakanlah

Ibumu

B

agi anak, orang tua adalah orang terdekat
yang seharusnya dijadikan sandaran untuk
mendapatkan kasih sayang. Terlebih seorang
ibu. Allah menjadikan seorang wanita mulia dengan
kedudukannya sebagai seorang ibu. Seorang ibu adalah
manusia yang kerap kali menjadi tujuan kita bertumpu. Di
saat sedih, di saat membutuhkan semangat, atau bahkan
di saat butuh bantuan, ibu selalu ada untuk kita.
Seorang ibu, laksana malaikat yang dikirim Allah SWT
kepada setiap anak. Melimpahkan kasih sayangnya,
memberikan perlindungannya, dan melakukan segala
pengorbanan demi kebahagiaan anak-anaknya. Tak
terukur perjuangan seorang ibu di kala hamil, rasa sakit
dahsyat yang dirasakannya ketika melahirkan, serta
kelelahan demi kelelahan yang dilakukannya demi
memberikan yang terbaik untuk kita.
Maka wajarlah ketika Rasulullah SAW menyebutkan
nama ibu hingga tiga kali sebelum menyebut nama ayah
saat ditanya siapa yang patut kita perlakukan dengan
baik. Karena, ibulah yang dengan karunia kasih sayang
yang dilimpahkan Allah SWT padanya, telah memberikan
segenap rasa itu pada anak-anaknya.
Dari sahabat Abu Hurairah radiyalhu ‘anhu beliau
berkata, “Datang seorang pria laki-laki kepada Rasulullah

22

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

kemudian dia bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang
paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau
bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya lagi,
”Kemudian siapa?”. Beliau bersabda, ”Ibumu”. Orang
tersebut bertanya lagi, ”Kemudian siapa?”. Beliau
bersabda, ”Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi,
”Kemudian siapa?” Beliau bersabda, ”Bapakmu.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Ketika kita sakit, ibulah yang bangun sepanjang
malam untuk memperhatikan kondisi anaknya, sementara
sebagian besar ayah bisa tertidur lelap dikala itu. Ibu,
bahkan ketika kita berniat membalas jasanya dengan
emas segunung pun, tak akan mampu mengganti semua
yang telah ia lakukan pada kita.
Bahkan sekeras apapun perjuangan usaha kita untuk
‘menyaingi’ semua yang dilakukan ibu kepada kita, semua
itu tak akan menandingi sedikit pun yang dilakukan ibu
pada anak-anaknya.
Suatu hari, Ibnu Umar melihat seseorang yang
sedang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi
Kabah. Orang tersebut lantas berkata kepadanya, “Wahai
Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah
membalas kebaikan ibuku?”
Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu
erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau
sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang
banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau
lakukan.” (Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi).
Ibu, melaluinya kita bisa merasakan betapa besar
kasih sayang Allah yang dimiliki bagi setiap hambaNya.
Sungguh, sebesar apapun kasih sayang seorang ibu pada
anaknya, pada dasarnya semua itu tak mampu melebihi
kasih sayang Allah pada hambaNya.
Namun, apakah yang sudah kita lakukan untuknya?
Ketika kita kecil, pelukan ibu adalah tempat paling
nyaman dan menenangkan di dunia, ketika kita beranjak
remaja tak sedikit dari kita yang merasa malu dengan
keberadaannya, bahkan ketika dewasa dan berumah
tangga, banyak juga yang merasa terganggu dengan
keberadaannya dalam rumah tangga kita.
Bahkan setelah lelah dan segala pengorbanan yang
ibu lakukan pada kita, kita malah membalasnya dengan
menjadi anak kurang ajar, menjadikan ibu-ibu kita
sebagai pengasuh bagi anak-anak kita, melimpahkan
kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai seorang ibu,
lagi-lagi kepadanya.
Bahkan di masa senjanya, seorang ibu tak
mengharapkan materi apapun dari anak-anaknya.
Seorang ibu hanya mengharap anak-anaknya akan
bahagia. Hanya itu. Sungguh tulus.
Seandainya, para wanita tahu betapa mulianya
kedudukan seorang ibu, betapa indahnya surga yang
dijanjikanNya bagi para ibu-ibu mulia. Sungguh,
seandainya mereka mengetahuinya, maka dunia ini akan
dipenuhi oleh para ibu penghuni surga.(*)

Dapur

Kari Ayam
Spesial Lebaran
Resep dan Bahan:
Ÿ ½ ekor (800-1000 gram) ayam
kampung
Ÿ 3 sdm minyak goreng
Ÿ 21/2 cm kayu manis
Ÿ 2 tangkai serai, ambil bagian
putihnya, memarkan
Ÿ 700 ml santan encer
Ÿ 1 sdt garam
Ÿ 125 ml santan kental
Ÿ 10 butir bawang merah
Ÿ 3 siung bawang putih
Ÿ 6 buah cabai merah
Ÿ 21/2 cm jahe
Ÿ 4 butir kemiri
Ÿ 5 cm kunyit
Ÿ 1sdm ketumbar
Ÿ 1 sdt jintan
Ÿ ¼ butir kelapa

Cara Membuat:
Ÿ Potong ayam menjadi 12. Sisihkan.
Ÿ Panaskan minyak di atas api sedang, tumis bumbu cabai,
kayu manis, dan serai sampai harum (3-4 menit).
Ÿ Bubuhkan bumbu rempah, aduk rata selama 3 menit.
Ÿ Masukkan potongkan ayam, aduk sampai ayam kaku dan
bumbu rata.Tambahkan santan encer dan garam.
Ÿ Didihkan sambil aduk sesekali (wajan jangan ditutup).
Ÿ Masak sampai ayam empuk dan bumbu mengental (30
menit).
Ÿ Jika belum empuk tambahkan sedikit air, masak terus sampai
empuk.Tuangkan santan kental, masak sambil aduk sesekali
selama 2-3 menit sampai mendidih. Angkat

Yatim Mandiri/Edisi Juli 2016

23

Pustaka

H

Gaya Hidup Sehat

Ala Rasulullah
Judul
: Hidup Sehat ala Rasulullah
Penulis : dr. Zaidul Akbar
Penerbit : Mizania-Mizan

idup cuma sekali, karenanya jangan siasiakan hidup hanya dengan sering sakit.
Jika sudah sering sakit, apa yang akan
dinikmati dari hidup, beribadah saja akan sulit. Apa
penyebabnya? Ternyata makanan instan itu memang
enak, tetapi memiliki efek samping membahayakan.
Gaya hidup modern memakan fast food, sering
makan Mie instan dan segala yang instan, ternyata
memiliki dampak yang buruk bagi yang
mengkonsumsi. Penyakit kolesterol, kanker,
penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan
stroke dan serangan jantung adalah akibat dari gaya
hidup di atas. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Menurut dr. Zaidul Akbar dalam bukunya, Hidup
Sehat Ala Rasulullah, gaya hidup seperti ini tidak
baik untuk dilanjutkan. Meski zaman sudah modern,
jika bahan obat-obatan alami ada yang bisa
mengobati tanpa efek samping sebaiknya dipakai
saja. Lalu, tinggalkan obat-obatan kimiawi.

Sebenarnya ada banyak gaya hidup sehat
Rasulullah SAW, di antaranya tentang makan dan
minum. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum
kenyang, tidak meniup makanan atau minuman,
minum seteguk demi seteguk, memakan makanan
yang halal dan thayyib, memakai obat herbal.
Selain itu gaya hidup sehat Rasulullah SAW
yang menyangkut hablumminallah ada tahajud
yang ternyata meningkatkan daya tahan tubuh,
otak dan organ tubuh lainnya, serta puasa SeninKamis.
Tidak lupa juga Rasulullah tidak tidur setelah
Shubuh, waktu sore hari setelah Ashar, dan
sebelum shalat Isya’.
Selain habblumminallah, ternyata gaya hidup
hablumminannas Rasulullah juga menyehatkan.
Seperti, memafkan orang yang menyakiti,
bersedekah, menahan marah, da