PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMIMPIN DI YAYASAN YATIM MANDIRI SURABAYA.
DI YAYASAN YATIM MANDIRI
SURABAYA.
Skripsi
Diajukan Kepada Univeristas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
OLEH :
NI’MATUL KARIIMA
NIM. B04211026
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Ni’
matul Kariima, B04211026, 2017.
Pengambilan Keputusan Pemimpin Di
Yayasan Yatim Mandiri Surabaya.
Skripsi Program Study Management Dakwah
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel
Surabaya.
Persoalan yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah : Bagaimana Proses
Pengambilan Keputusan Pemimpin Di Yayasan Yatim Mandiri Surabaya.?
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam,
dalam penelitian ini digunakanlah metode deskriptif kualitatif agar bisa
menggambarkan dan mengungkapkan fakta dan data yang ada dalam proses
pengambilan keputusan di Yayasan Yatim Mandiri Surabaya. Proses dasar pembuatan
keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategic formal. Ini
mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang
relevan, pengembangan alternative-alternative, penilaian berbagai alternative
penyelesaian, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan, dan evaluasi
terhadap hasil-hasil. Pengambilan keputusan tersebut tidak mudah di dapat, karena
harus melalui rapat antara pembina dengan pengurus, rapat itu terjadi dua atau tiga
tahun sekali. Dalam pengambilan keputusan pemimpin memiliki dampak positif yang
mendukung semangat kerja para karyawan maupun atasan itu sendiri. Dampak
negative yang terjadi ketika pengambilan keputusan dirasa bila memberatkan para
karyawan atau pengambilan keputusan yang sepihak. Pemimpin itu sendiri
mempunyai dua (2) skill yaitu: (1)Social Skill yang meliputi komunikasi skill
(komunikasi lisan, komunikasi tertulis, dan komunikasi yang menggunakan body
language), dan; (2) Proses Skill tersebut terkait dengan manajerial skill yakni :
merencanakan, kemudian melakukan evaluasi dengan POAC = Planning, Organizing,
Actuating, Controlling.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...
iii
HALAMAN MOTTO ...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
v
HALAMAN PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN ... vi
ABSTRAKS ...
vii
KATA PENGANTAR
………..……….
viii
DAFTAR ISI ...
x
DAFTAR TABEL ...
xv
DAFTAR GAMBAR ...
xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...
1
B.
Rumusan Masalah ... 6
C.
Tujuan Penelitian ... 6
D.
Manfaat Penelitian ...
6
(8)
F.
Sistematika Pembahasan ...
11
BAB II : KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
……….. 12
B. Kerangka Teori
1.
Teori Manajemen ……… 15
2.
Teori Kepemimpinan ………... 18
3. Teori Pengambilan Keputu
san ……… 19
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
……….. 30
2. Jenis Penelitian
………. 31
B. Lokasi Penelitian
……….
32
C. Jenis Dan Sumber Data
……… 32
1. Data Primer
……… 33
2. Data Sekunder
……… 34
D. Tahap-Tahap Penelitian
1. Mencari Potensi dan M
asalah ……… 34
2. Mengumpulkan Informa
si ………. 35
3. Mengurus Perizinan Pen
elitian ……….. 35
4. Menentukan Metode dan Menyusun Desa
in Penelitian ………… 35
5.
Pengumpulan Data ……… 36
(9)
7.
Analisa Data ……… 37
8. Penyusunan Laporan P
enelitian ……….. 37
E. Teknik Pengumpulan Data.
1.
Observasi ……….. 37
2.
Wawancara ……… 38
3.
Dokumentasi ……….. 39
F. Teknik Validitas Data
………
39
G. Teknik Analisis Data
………..
40
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. S
ejarah Berdirinya Yatim Mandiri ……… 42
2.
Legal Formal ………. 43
3. Visi dan Misi Yatim Mandiri
……… 43
4. Program-Program Yatim
Mandiri ………. 44
a. Pendidikan
1)
Beasiswa Yatim Mandiri (Bestari) ………. 44
2)
Insan Cendekia Mandiri ………. 44
3) Mandiri Enterpreneur Center
……….. 44
4)
Rumah Kemandirian ……… 45
b. Kesehatan
1) Layanan Kesehatan Keliling dan Mobil S
ehat …. 45
2)
Rumah Sehat Mandiri ……….. 45
(10)
c. Ekonomi
1)
Bunda Yatim ……… 46
d. Social Kemanusiaan
1)
Bantuan Bencana Alam ……… 46
2)
Bantuan Langsung Mustahiq ………... 46
e. Program Khusus
1) Program Ramadhan
a.
Buka Puasa Ceria ……….. 47
b. Al Quran Yatim Nusantara
……….. 47
c.
Bercahaya ……… 47
2)
Super Gizi Qurban ……… 49
f.
Dakwah
1) Kursus Baca Al-
Qur’an ……… 49
2) Layanan Ceramah Gratis
……….. 49
3)
Mobil Jenazah ……….. 4
9
5. Arti Logo Yatim Mandiri
……… 50
Filosofi
a.
LogoGram (bentuk) ……… 50
b.
LogoType ……… 51
c.
Warna ………. 51
d.
Background ……… 51
6. Kepengurusan Yayasan Yatim Mandiri
………. 52
(11)
B. PENYAJIAN DATA
……… 58
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN (ANALISIS DATA)
… 82
BAB V : PENUTUP
A.
Kesimpulan
……….. 101
B.
Saran dan Rekomendasi
………. 103
C.
Keterbatasan Penelitian
……… 103
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
:
Teknik-teknik Pembuatan K
eputusan Tradisional dan Modern ………… 21
Tabel 2.2
:
Berbagai Kebaikan dan Kelemahan Pembuatan Keputusan Kelompok
… 28
Tabel 4.1
:
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Arti Manajemen ... 17
Gambar 2.2 : Proses Pembuatan keputusan ……….. 23
Gambar 4.1
: Logo Yatim Mandiri
……… 47
Gambar 4.2 : Struktur Organisasi Yayasan Yatim Mandiri Surabaya
……….. 54
Gambar 4.3 : Proses Pembuatan keputusan ……….. 84
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Dahulu banyak orang berpendirian, bahwa kepemimpinan itu tidak dapat
dipelajari. Sebab kepemimpinan adalah suatu bakat yang diperoleh orang sebagai
kemampuan istimewa yang dibawa sejak lahir.Jadi, orang menyatakan bahwa
memang tidak ada dan tidak diperlukan teori dan ilmu kepemimpinan. Suksesnya
kepemimpinan itu disebabkan oleh keberuntungan seorang pemimpin yang memiliki
bakat alam yang luar biasa, sehingga dia memiliki charisma dan kewibawaan untuk
memimpin massa yang ada disekitarnya. Tegasnya, pemimpin yang sukses itu
menjalankan kepemimpinannya tanpa teori, tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan
sebelumnya.Kepemimpinannya adalah jenis kepemimpinan yang tidak ilmiah.Dia
melakukan kepemimpinannya karena dia memiliki
bakat bisa menguasai seni
memimpin
(seni kepemimpinan) yang khas menjadi miliknya sendiri.
Dalam perkembangan zaman,
kepemimpinan
itu secara ilmiah kemudian
berkembang, bersamaan dengan petumbuhan
scientific management
(manajemen
ilmiah), yang dipelopori oleh ilmuan
Frederick W. Taylor
pada awal ke-20; dan di
kemudian hari berkembang menjadi satu
ilmu kepemimpinan
.
11.
Dr. Kartini Kartono, 1998, “PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINANApakah Pemimpin Abnormal itu?” ,PT RajaGrafindo Persada, Jakarta : Jakarta, hal. 47.
(15)
2
Suatu kenyataan kehidupan organisasional bahwa pemimpin memainkan
peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakan amat menentukan., dalam usaha
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Memang benar bahwa
pimpinan, baik secara individual maupun sebagai kelompok, tidak mungkin dapat
bekerja sendirian. Pimpinan membutuhkan sekelompok orang lain, yang dengan
istilah popular dikenal sebagai bawahan, yang digerakkan sedemikian rupa sehingga
para bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsihnya kepada organisasi,
terutama dalam cara bekerja yang efisien, efektif, ekonomis dan produktif. Para
pimpinan juga memerlukan sarana dan prasarana lainnya.Jadi jelaslah bahwa
kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan,
memelihara, dan mengembangkan usaha dan iklim yang koperatif dalam kehidupan
organisasional.
2Secara terminology manajemenadalah :
“The process
of planning, organizing,
leading, and controlling the work of organization members and of using all available
organizational resources to reach stated organizational goals”
. [sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap para anggota organisasi serta
penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan
organisasi yang telah ditetapkan].
3Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan
utama diperlukannya manajemen : 1. Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi;, 2. Untuk menjaga keseimbangan di
2.
Prof. Dr.Sondang P. Siagian, 1993, “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku administrasi”, CV. Haji Masagung: Jakarta, hal. 20.
3.
MUHAMMAD MUNIR, S.AG., MA.& WAHYU ILAIHI, S.AG., MA. ,2006,Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana,) hal. 9.
(16)
3
antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan; 3. Untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas. Dari definisi diatas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses,
bukan
seni.
Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis
untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua
manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau ketrampilan khusus mereka, harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang mereka inginkan. Proses tesebut terdiri dari kegiatan-kegiatan
manajemen,
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan
dan
pengawasan.(definisi lain mungkin mencakup daftar kegiatan yang lebih banyak).
4Untuk mencapai kondisi yang demikian, seorang pimpinan tidak seyogyanya
hanya mampu berperan selaku atasan yang keinginan dan kemauannya harus diikuti
oleh orang lain. Memang benar bahwa setiap pimpin
an adalah seorang
“kepala”,
seorang atasan dari sekelompok orang. Namun penelitian dan pengalaman
menunjukkan bahwa cara berpikir dan bertindak yang didasarkan atas kepemimpinan
formal semata-mata tidak selalu menghasilkan kepemimpinan yang efektif. Jika
demikian halnya, setiap pejabat yang diberi kepercayaan untuk menjadi seorang
pimpinan formal dalam organisasi, harus pula selalu berusaha agar kepemimpinan
yang semula bersifat formal itu disertai oleh akseptabilitas di kalangan bawahan, tidak
karena pengangkatan dan/atau penunjukan saja, akan jiwa dan semnagat kerjasama
dalam iklim yang demokratis diseluruh tubuh organisasi.
54.
T. Hani Handoko, 1997, “Manajemen”, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta, hal. 6-8.
5.
Prof. Dr.Sondang P. Siagian, 1993, “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku administrasi”, CV. Haji Masagung: Jakarta, hal. 20-21
(17)
4
Dalam proses pengambilan keputusan, perserpsi seseorang tentang situasi
lingkungan amat penting dibarengi oleh kecekatan untuk mengamati dan menjadi
peka terhadap situasi yang mungkin menjadi penyebab timbulnya masalah,
melakukan diagnosa, mendefinisikan masalah yang dihadapi untuk dipecahkan,
menentukan alternative daripada metode dan cara pemecahan, pelaksanaan alternative
terpilih.
6Proses
pengambilan
keputusan
didahului
dengan
mengetahui
permasalahannya, alternative-alternatif yang ada serta criteria-kriteria bagi
pengukuran atau pembandingan setiap alternatif, yang dapat memberikan hasil atau
manfaat paling besar dan risiko yang paling kecil, serta yang paling efektif. Jadi
masalah yang mempersulit suatu pengambilan keputusan ialah adanya
alternatif-alternatif yang harus dipilih sebagai landasan untuk tindakan yang akan
dilaksanakan.
7Pengambilan keputusan merupakan satu-satunya hal yang membedakan
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan
oleh keterampilan mengambil keputusan, disaat-saat amat kritis. Dikatakan berat,
karena pengambilan keputusan akan mempunyai dampak luas terhadap mekanisme
organisasi yang dipimpinnya, dan cenderung mempunyai kadar kerawanan yang
tinggi, bila pengambilan keputusan itu tidak didasarkan pada aturan-aturan yang
berlaku.
8Yayasan Yatim Mandiri merupakan lembaga nonprofit yang berkhidmat
dalam memberdayakan segala potensi anak yatim melalui pengelolaan dana sosial
6.
Ibid. hal. 25-28. 7.
Sofjan Assauri, 2008,“Manajemen Produksi dan Operasi(edisi revisi 2008)”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta, hal. 22
8.
(18)
5
masyarakat ZISWAQ (Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Waqaf) yang halal, baik
perseorangan, lembaga, institusi, maupun coorporate.
Awalnya berasal dari gagasan beberapa orang aktivis Islam. Mereka adalah
Drs Hasan Sadzili, Syahid Haz, Bimo Wahyu Wardoyo, dan Nur Hidayat yang ingin
menyatukan panti-panti asuhan yatim di Surabaya. Maka pada 31 Maret 1994
dibentuklah Yayasan Pembinaan dan Pengambangan Panti Asuhan Islam dan Anak
Purna Asuh (YP3IS) sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat.
Setelah mengalami perjalanan panjang selama 17 tahun sejak berdirinya,
berbagai catatan perjalanan telah terhimpun. Baik yang berkaittan dengan legalitas
maupun operasional kesehariannya. Di antaranya; sesuai dengan undang-undang
nomor 16 tahun 2000 tentang yayasan batas toleransi penyesuaiannya adalah tahun
2005, sehingga demi kepentingan public yayasan harus melakukan pendaftaran ke
Depkumham Jakarta. Disini ternyata menemui kendala. Nama YP3IS sudah
digunakan pihak lain. Catatan yang lain, begitu banyak pihak yang menyarankan, baik
tenaga pelaksana internal maupun masyarakat di eksternal, supaya nama lembaga
dana ini disederhanakan. Alasannya, nama yang ada terlalu panjang, sehingga susah
dipahami dan sulit diingat. Maka untuk member kemudahan kepada semua pihak,
pada awal 2008 diputuskan untuk merubah nama ini, telah terdaftar di Depkumham
dengan nomor : AHU-2413.AH.01.02.2008.
9Keunikan yang berada di Yatim Mandiri Surabaya ialah ketika pemimpin dan
anggotanya yang sangat kompeten dengan koordinasi yang sangat bagus namun para
donaturnya tidak tetap dan hal itu juga yang dapat merubah pergantian staff yang ada
di perusahaan tersebut.
9.
(19)
6
Problem yang terjadi di Yayasan Yatim Mandiri ialah keputusan pemimpin
yang dapat merubah para anggota atau staff ketika donatur-donatur tersebut tidak
tetap.
Maka peneliti tertarik dengan penelitian ini ialah karena memiliki dampak
positif dan dampak negative dalam pengambilan keputusan pemimpin di Yayasan
Yatim mandiri Surabaya.
B. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui tentang :
1. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan Pemimpin Di Yayasan Yatim
Mandiri Surabaya.?
C. Tujuan Penelitian.
Dengan menggunakan rumusan masalah diatas, dapat ditulis tujuan penelitian yaitu;
1. Untuk mengetahui bagaimana proses Pengambilan Keputusan Pemimpin
Di Yayasan Yatim Mandiri Surabaya.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian penting karena menghasilkan informasi yang rinci, akurat
serta actual yang memberikan manfaat dalam menjawab permasalahan penelitian baik
secara teoristis maupun praktis.
Riset ini memiliki urgensi yang besar dalam telaah organisasi. Peneliti melihat
bahwa pembahasan
pengambilan keputusan pemimpin,
dalam konteks Indonesia,
seolah-olah hanya menjadi hak perusahaan-perusahaan besar saja. Institusi pendidikan
(20)
7
seperti halnya universitas, baik yang berstatus negeri ataupun swasta, sepertinya
belum begitu keras menyuarakan kebutuhannya akan gagasan
pengambilan keputusan
pemimpin
. Riset ini didesain agar para pengelola lembaga akademik bisa memperoleh
bekal teoristis untuk meng-
update
dan meng-
upgrade
system pengelolaan
organisasinya.
Di sisi lain, pengambilan keputusan pemimpin barangkali cukup banyak dalam
penelitian-penelitian terdahulu, khususnya dalam skope lembaga yayasan Yatim
Mandiri Surabaya, bukanlah sesuatu yang lazim dilakukan. Kajian seperti ini
diharapkan bisa membantu actor pemimpin universitas untuk bisa mendesain ulang
system mekanisme manajemen beserta proses interaksi masing-masing bawahannya
agar tercipta pengambilan keputusan yang mampu mendorong tergapainya visi dan
misi perusahaan.
Oleh karenanya, riset ini amat penting untuk dilakukan karena bisa
memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut :
1) Manfaat teoritik
a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu
dan pengetahuan yang berhubungan dengan topic Pengambilan Keputusan
Pemimpin Di Yayasan Yatim Mandiri Surabaya.
b) Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi
pihak-pihak tertentu guna menjadikan penelitian ini menjadi acuan untuk penelitian
lanjutan terhadap objek sejenis atau lainnya yang belum tercakup dalam
penelitian ini.
(21)
8
2) Kegunaan praktis
a) Memberikan informasi kepada para pengelola lembaga akademik tentang
wacana kontemporer manajemen sekaligus memperoleh bekal aplikatif untuk
memperbaiki system pengelolahnya.
b) Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada umumnya, bahwa
pengambilan keputusan
bisa terjadi di lembaga yayasan.
c) Sebagai bahan masukan kepada Pimpinan Yayasan Yatim Mandiri Surabaya
tentang model pengelolaan manajemen kepemimpinan dan pengambilan
keputusan.
d) Sebagai bahan masukan kepada semua Perguruan Tinggi, baik negeri atau
swasta di Indonesia.
E. Definisi Konsep.
Setiap manusia mempunyai ide yang kontroversional sesuai dengan intelejensi
yang dimilikinya, oleh karena itu penulis merasa perlu untuk menjelaskan judul
skripsi yang peneliti angkat yaitu
“Pengambilan Keputusan Pemimpin Di Yayasan
Yatim Mandiri Surabaya”, denga
n tujuan untuk menyatukan persepsi guna
menghindari adanya kesalafahaman, agar orientasinya tampak lebih jelas. Pemimpin
yang peneliti maksud disini ialah Direktur dan Manajer Yayasan Yatim Mandiri
Surabaya. Kenapa tidak dengan Ketua Yayasannya secara langsung, karena data yang
peneliti ambil ketika wawancara dengan beliau hilang kemudian peneliti masih ingat
bahwa jawaban yang di utarakan tidak sesuai dengan apa yang ada di panduan
wawancara penelitian.Pada teknik pengumpulan data di skripsi ini menggunakan
dokumentasi dan wawancara.
(22)
9
1. Manajemen
Mary Parker Follet
mendifinisikan manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.definisi ini mengandung arti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal.
Pembahasan akan dimulai dengan definisi yang lebih kompleks dan mencakup
aspek-aspek penting pengelolaan, seperti yang dikemukakan oleh
Stoner
sebagai
berikut
:
manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahandan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
102. Kepemimpinan.
Menurut
Stoner
, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
11Pendekatan-pendekatan studi kepemimpinan ada tiga :
1. Memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi
sifat-sifat
(
traits
)
yang tampak.
10.
T. Hani Handoko, 1997, “Manajemen”, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta, hal. 8.
11.
(23)
10
2. Mengidentifikasikan
perilaku-perilaku
(
behaviors
)
pribadi
yang
berhubungan dengan kepemimpinan efektif.
Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu
yang memiliki sifat-sifat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku
tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun di
mana dia berada.
3. Pandangan
situasional
tentang kepemimpinan.
12Fungsi-fungsi kepemimpinan : seseorang harus melaksanakan dua fungsi
uatam: (1) Fungsi-
fungsi yang berhubungan dengan tugas (
“task
-
related”) atau
pemecahan masalah, dan (2) Fungsi-
fungsi pemeliharaan kelompok (“group
-maintenance”) atau social. Fungs
i pertama menyangkut pemberian saran
penyelesaian, informasi dan pendapat.Fungsi kedua mencakup segala sesuatu
yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar
–
persetujuan dengan
kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.
133. Pengambilan keputusan.
Oleh karena itu pimpinan kiranya perlu menyadari benar bahwa setelah
sesuatu masalah didefinisikan dengan baik, maka usaha-usaha serius harus segera
dilakukan untuk mencari dan menemukan berbagai alternative yang kiranya
mungkin ditempuh untuk memecahkan permasalahab yang dihadapi itu.Situasi
yang ideal ialah apabila pencaharian dan penemuan alternative itu dilakukan
secara
exhaustif.
Akan tetapi sebaiknya perlu diperhatikan pula agar supaya masalah jangan
dibuat lebih rumit daripada sebenarnya.Apabila berbagai alternative pemecahan
12.
Ibid., halaman 295.
13.
(24)
11
telah diketemukan, langkah berikutnya adalah melakukan analisa yang mendalam
terhadap setiap alternative.
14F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam
penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini. Maka
disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:
Dalam bab I Pendahuluan, ini berisikan tentang gambaran umum terdiri dari
enam sub-bab antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.
Pada bab II Kajian Teoretik berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan,
kerangka teori yang meliputi: teori manajemen, teori kepemimpinan, dan teori
pengambilan keputusan.
Pada bab III Metode Penelitian berisikan pendekatan dan jenis penelitian,
lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik validitas data, teknik analisis data.
Pada bab IV Hasil Penelitian berisi mengenai gambaran umum obyek
penelitian, penyajian data, dan pembahasan hasil penelitian (analisis data).
Pada bab V Penutup berisikan kesimpulan, saran dan rekomendasi, dan
keterbatasan penelitian.
14.
Prof. Dr.Sondang P. Siagian, 1993, “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku administrasi”, CV. Haji Masagung: Jakarta, hal. 27.
(25)
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan.
Sebelum penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya
ilmiah, langkah awal penulis tempuh dalam penyusunann skripsi ini adalah mengkaji
lebih jauh skripsi-skrpsi terdahulu yang mempunyai judul skripsi hampir sama dengan
skripsi yang akan penulis susun. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui
bahwa apa yang penulis teliti saat ini, tidak sama dengan penelitian dari
skripsi-skripsi tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas antara
masing-masing judul dan hasil penelitian dari peneliti tersebut, yaitu sebagai berikut :
1.
Agung Iranda
melakukan riset tentang
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMIMPIN ORGANISASI PADA UKM YANG BERPRESTASI UIN
SUNAN KALIJAGA”.Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 ini brtujuan
untuk mengetahui dinamika pengambilan keputusan pemimpin organisasi
pada UKM yang berprestasi UIN Sunan Kalijaga.
Penelitian ini akan menggungkapkan pengambilan keputusan pada level
pemimpin organisasi mahasiswa, terdapat banyak perbedaan dengan penelitian
yang penulis sebutkan diatas, diantaranya dari segi pendekatan kualitatif yang
digunakan, beberapa penelitian diatas mengungkapkan penelitiannya dengan
beragam cara mulai dari fenomenologi, life histori, serta etnografi dan
kualitatif interaktif, dalam penelitian ini pendekatannya melalui pendekatan
(26)
✂ ✄
deskriptif
kualitatif,
artinya
mencoba
mengeksplorasi
sekaligus
menggambarkan mengenai pengambilan keputusan pemimpin organisasi pada
UKM Berprestasi UIN Sunan kalijaga. Terkait hasil penelitian, penelitian ini
menitikberatkan pada pengambilan keputusan pemimpin yang bersifat
individu, namun sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain, dengan
melibatkan banyaknya factor diluar diri seorang pemimpin. Status informasi
dalam penelitian ini sebagai pemimpin dalam sebuah kelompok, tentu
memerlukan kesadaran dimana subjek tersebut memiliki peran paling strategis
disbanding anggota lain yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
1Hal yang membedakan riset Agung dengan penelitian ini adalah bahwa
Agung ingin menunjukkan tidak ada kesamaan judul dan konsep dari beberapa
penelitian diatas dengan penelitian yang akan saya ajukan ini. Sedangkan jenis
penelitian ini sama yaitu menggunakan jenis metode penelitian kualitatif.
2.
Paskalis Ferdinan Bereket Ketto
melakukan riset tentang
“PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI
PRODUK SEPATU OLAHRAGA (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Membeli Sepatu Olahraga
New Balance di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta). Penelitian yang dilakukan
pada tahun 2014 ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pengambilan keputusan mahasiswa dalam membeli produk sepatu New
Balance.
Penelitian ini akan mengungkapkan Proses pengambilan keputusan
mahasiswa atau konsumen dalam membeli produk sepatu New Balance telah
1.
Agung Iranda, 2014,“Pengambilan Keputusan Pemimpin Organisasi PadaUkm Yang Berprestasi Uin Sunan Kalijaga”, Skripsi, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. xii
(27)
☎ ✆
dipengaruhi oleh sumber informasi, pesan visual warna, bentuk, dan logo yang
disampaikan dan ditampilkan pada produk sepatu New Balance, yang
membuat mahasiswa tertarik akan pesan yang disampaikan dan membawa
mahasiswa berada pada dua jalur yang berbeda yaitu jalur central dan jalur
peripheral yang ada dalam teori komunikasi Elaboration Likelihood Model
(ELM). Konsumen berada pada jalur central ketika konsumen mampu
memproses dan mengevaluasi pesan atau informasi yang diterima, sehingga
konsumen berada pada tahap pembelian produk dalam jangka waktu yang
cukup lama. Sebaliknya konsumenberada pada jalur peripheral ketika
konsumen melakukan pembelian pada produk sepatu New Balance hanya
terpengaruh dari sisi visual warna dan bentuk bukan melalui sebuah pesan atau
informasi yang disampaikan, sehingga pada jalur ini konsumen akan sampai
pada tahap pembelian dalam jangka waktu yang singkat. Kedua jalur tersebut
juga berkaitan dengan tahap proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan
masalah, pencarian informasi, mengevaluasi informasi,pembelian produk dan
evaluasi produk. Pada tahap evaluasi produk, mahasiswa telah merasakan
kepuasan dari segi kualitas sehingga mahasiswa melakukan pembelian ulang.
Pada tahap pembelian pertama mahasiswa berada pada bentuk proses
pengambilan keputusan luas dan pada tahap pembelian ulang mahasiswa
berada pada bentuk proses pengambilan keputusan terbatas.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan
memaparkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan menjadi sebuah
deskripsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
melakukan wawancara mendalam, sehingga mengetahui bagaimana proses
(28)
✝ ✞
pengambilan keputusan mahasiswa dalam membeli produk sepatu New
Balance.
2Hal yang membedakan riset Paskalis dengan penelitian ini adalah bahwa
Paskalis ingin menunjukkan tidak ada kesamaan judul dan konsep dari
beberapa penelitian diatas dengan penelitian yang akan saya ajukan ini.
Sedangkan jenis penelitian ini sama yaitu menggunakan jenis metode
penelitian kualitatif.
B. Kerangka Teori.
Kerangka teori yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan
umum tentang:
1. Teori Manajemen.
Environmental Management Accounting (EMA) merupakan sub-sistem dari
akuntansi lingkungan.EMA lebih memfokus pada penyajian informasi untuk
internal stake-holder
(pembuat keputusan). The Internasional Federation of
accountants (IFAC) (2005, p.19) mendefinisikan EMA sebagai berikut ;
“the management of environmental and economic performance through the
development and implementation of appropriate environment-related accounting
systems and practices. While this may include reporting and auditing in some
companie, environmental management accounting typically involves life-cycle
2.
Paskalis Ferdinan Bereket Ketto, 2014,“Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Membeli ProdukSepatu Olahraga”, Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, hal. viii.
(29)
✟
6
costing, full cost accounting, benefits assessment, and strategic planning for
environmental management.”
3Berdasarkan bagan Du Pont, return on asset perusahaan bergantung pada
kinerja perusahaan. Sudana (2011) menjelaskan bahwa dengan menggunakan
bagan DuPont, pihak manajemen dapat meneliti lebih jauh penyebab turunnya
ROA, apakah karena profit margin yang turun atau karena perputaran aktiva
yang turun. Ketika perusahaan dapat mengelola seluruh aset yang dimiliki
perusahaan secara optimal maka akan dapat menghasilkan penjualan yang tinggi
sehingga laba perusahaan juga akan meningkat sebagai akibat dari peningkatan
penjualan.
4Hilton (2008: 804) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai: The
process of identifying,measuring, analyzing, interpreting, and communicating
information in pursuit of an organization’s goals.Akuntansi manajemen adalah
proses
mengidentifikasi,
mengukur,
menganalisis,
menafsirkan
dan
mengkomunikasikan informasi dalam mengejar tujuan organisasi. Horngren, et
al (2008 : 6) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai: The branch of
accounting that produces information for managers within an organization. It is
process of identifying, measuring, accumulating,
analyzing, preparing,
interpreting, and communicating information that helps managers fulfill
organizational objectives. Akuntansi manajemen merupakan cabang akuntansi
yang menghasilkan informasi bagi manajer dalam sebuah organisasi. Ini adalah
proses
mengidentifikasi,
mengukur,
mengumpulkan,
menganalisis,
3.
Niar Irianti, Yeni Farida & Tia Rizkya Dilbar Sumadi, 2014, “Penerapan Green Accounting Bagi Rumah Sakit Sektor Publik Dalam Rangka Mendukung Peran Akuntansi Manajemen.”Jurnal Informasi keuangan dan Akuntansi, vol. 1, Tahun XII, hal. 52.
4.
Orryn Hendiono, Chorry Sulistyowati, 2014, “Karasteristik Perusahaan Dan Risiko Sistematik Pada Perusahaan Manufaktur.”Jurnal manajemen, (online) vol.3, No. 2Hal. 12-23, diakses pada Januari 2014, dari http://www.unsera.ac.id//
(30)
17
mempersiapkan, menafsirkan dan mengkomunikasikan informasi yang membantu
manajer memenuhi tujuan organisasi.
5Proses manajemen menurut Stoner, terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen
yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Atas dasar
uraian diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading)
dan pengawasan (controlling).
Gambar 2.1 :Arti Manajemen
65.
Claudia Mudjimu, 2013, “Peranan Informasi Akuntasi Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pada Hotel Sedona Manado.”Jurnal E MBA, (online), Vol. 1 No.3, Hal. 572-582, diakses pada September 2013, darihttp://hikaruiitetsuka.hp@gmail.com//
6.
T. Hani Handoko, 1997, “Manajemen Edisi 2, BPFE-Yogyakarta :Yogyakarta , hal. 10.
Perencanaan
Pengorganisasian
Penyusunan
personalia
Pengarahan
Pengawasan
Anggota
Organisasi
(bawahan)
Tujuan
Organisasi
Manajemen
(31)
18
2. Teori Kepemimpinan.
Teori kepimpinan adalah : penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan
konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin,
sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi
kepemimpinan. Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan
penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan
mengemukakan beberapa segi, antara lain :
1. Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan.
2. Sebab-musabab munculnya pemimpin.
3. Tipe dan gaya kepemimpinan.
4. Syarat-syarat kepemimpinan.
7Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Gibson, James L. et.al.,
(1982) menerangkan bahwa kepemimpinan adalah konsep yang lebih sempit
daripada manajemen. Manajer dalam organisasi formal bertanggung jawab dan
dipercaya dalam melaksanakan fungsi manajemen.Pemimpin kadang terdapat
pada kelompok informal, sehingga tidak selalu bertanggung jawab atas
fungsi-fungsi manajemen.Seorang manajer yang ingin berhasil maka dituntut untuk
memiliki kepemimpinan yang efektif.
87.
Dr. Kartini Kartono, 1998, “PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINANApakah Pemimpin Abnormal itu?” , PT RajaGrafindo Persada, Jakarta : Jakarta, hal. 27-28.
8.
Ramlan Ruvendi, 2005, “Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.” Jurnal Ilmiah Binaniaga, (online), Vol 01 No 1, diakses pada Tahun 2005, Hal. 17-26.
(32)
19
Leader-Participation Model ditulis oleh Vroom dan Yetton (1973).Model ini
melihat teori kepemimpinan yang menyediakan seperangkat peraturan untuk
menetapkan bentuk dan jumlah peserta pengambil keputusan dalam berbagai
keadaan.Teori Yetton dan Vroom mengemukakan bahwa kepuasan dan prestasi
disebabkan oleh perilaku bawahan yang pada gilirannya dipengaruhi oleh perilaku
atasan, karakteristik bawahan, dan faktor lingkungan.
9Penelitian yang dilakukan oleh Donald dan Dennis (2003) berjudul :
“From
Critical Success Factors intoCriteria for Performance Excellence
–
An
Organization
Change
Strategy”
menunjukkan
bahwa
sesun
gguhnya
kepemimpinan yang efektif tidak berarti diikuti suatu pedoman secara universal.
Kepemimpinan yang efektif berada didalam suatu tingkat kesadaran diri sendiri
dan kemampuan pada kekuatan personal yang ada pada tiap individu.Tetapi saat
ini permintaan pasar, tidak seorangpun dapat melakukannya sendiri. Para
pemimpin juga membutuhkan tim yang sesuai dengan keahlian mereka.
103. Teori pengambilan Keputusan.
Santrock (2008: 362) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebuah pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan
memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan. Setiadi (2008: 17) menyatakan
bahwa pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai situasi. Pada hakekatnya, pengambilan
keputusan merupakan suatu pendekatan sistematis terhadap hakekat suatu
9.
Bob WowoRuntu, 2003, “DETERMINAN KEPEMIMPINAN.”MAKARA, SOSIAL HUMANIORA,(online), Vol.7, No.2, Hal. 71-81, diakses pada DESEMBER 2003, darihttp://mariahw@cbn.net.id//
10.
Herdiyanti Rise P.,Margono Setiawan, Umar Nimran, 2010, “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Effect of Leader`s Style on Employee`s Job Performanceand Employee‘s job Satisfaction).” Wacana, (online), Vol. 13, No. 4, diakses pada Oktober 2010, Hal. 528-536.
(33)
20
masalah, pengumpulan fakta
–
fakta dan data penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.Akuntan manajemen menolong manajer dalam
pengambilan keputusan tidak hanya dengan memasok informasi saja, tetapi juga
dengan menggunakan teknik analitis yang membantu manajer memahami
implikasi sebuah keputusan (Simamora 2012: 12).
11Davis yang dikutip oleh Syamsi (2007:3) mengemukakan bahwa keputusan
adalah pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Selanjutnya Siswanto
(2012:171) mengemukakan
“pengambilan keputusan serangkaian aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternative yang dianggap paling
rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan pengambilan keputusan adalah proses memilih satu alternatif terbaik
dari beberapa alternatif yang telah dirumuskan dalam memecahkan masalah.
12Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian
kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.Pembuatan keputusan ini tidak
hanya dilakukan oleh para Ketua Pengurus Yayasan saja, tetapi juga para direktur,
dan para manajer.Setiap jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai
dejarat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam
macam organisasi apapun.
11.
Claudia Mudjimu, 2013, “Peranan Informasi Akuntasi Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pada Hotel Sedona Manado.”Jurnal E MBA, (online), vol. 1, no.3, Hal. 572-582, diakses pada September 2013, darihttp://hikaruiitetsuka.hp@gmail.com//
12.
Litdia Diana,2013, “Persepsi pegawai terhadap pengambilan keputusan oleh pimpinan pada dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten agam.” Jurnal Administrasi pendidikan, (online), vol.1, no.1, diakses pada Oktober 2013, Hal. 102-461.
(34)
21
Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang deprogram dan tidak di program. Seperti
ditunjukkan table 2.1 berikut ini
13:
Tabel 2.1
Teknik-teknik Pembuatan Keputusan Tradisional dan Modern.
Tipe-tipe Keputusan
Teknik-teknik Pembuatan Keputusan
Tradisional
Modern
Diprogram :
Keputusan-keputusan rutin
dan berulang-ulang.
Organisasi
mengembangkan
proses-proses khusus bagi
penanganannya.
1. Kebiasan.
2. Kegiatan rutin :
Prosedur-prosedur
pengoperasian
standart.
3. Struktur organisasi
Pengharapan umum
System tujuan
Saluran-saluran
Informasi yang
disusun dengan baik.
1. Teknik-teknik riset
operasi :
Analisa matematik;
Model-model
Simulasi computer.
2. Pengolahan data
elektronik.
Tidak diprogram :
Keputusan-keputusan
sekali pakai, disusun tidak
sehat, kebijaksanaan.
Ditangani dengan proses
1. Kebijakan intuisi, dan
kreatifitas.
2. Coba-coba.
3. Seleksi dan latihan
para pelaksana.
Teknik pemecahan
masalah yang diterapkan
pada :
a. Latihan membuat
keputusan.
13.
(35)
22
pemecahan masalah umum.
b. Penyusunan
program-program computer
“heuristic”.
Sejak tahun1950 dikembangkan pula model system dynamics oleh Professor
Jay W. Forrester dari Massachusetts Institute of Technology untuk membantu
manager korporasi memperbaiki pemahamannya tentang proses-proses industry
terutama untuk analisis dan disain kebijakan. System dynamics ini merupakan
pendekatan yang powerful sekaligus juga sebagai teknik pemodelan simulasi
komputer untuk pemetaan, pemahaman, dan learning issu-issu dan problem yang
complex.
14Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode-metode
pembuatan keputusan imformal untuk memberikan pedoman bagi mereka.
Sebagai contoh, manajer dapat mengantungkan pada
tradisi
dan membuat
keputusan sama seperti yang dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa di
waktu yang lalu. Mereka juga dapat
menarik wewenangnya
dan membuat
keputusan berdasarkan nasehat dari seorang ahli atau manajer atasannya.
Akhirnya, mereka dapat menggunakan pikiran yang disebut
a priori
, yaitu mereka
membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logic dan jelas
adalah yang paling benar. Metode-metode ini berguna dalam berbagai kasus,
tetapi dalam banyak kasus lainnya akan mengarahkan manajer untuk membuat
keputusan yang salah.
14.
Aliq Zuhdi, 2007, “Peran Pemodelan Sistem Dalam Pengambilan Keputusan Untuk Aplikasi Manufaktur Dan Energi.”SEMINAR NASIONAL III_SDM TEKNOLOGI NUKLIR, (online), YOGYAKARTA, diskses pada 21-22 NOVEMBER 2007, darihttp://aliq@sttn-batan.ac.id//
(36)
23
Tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa
manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Tetapi bagaimanapun juga,
para manajer yang menggunakan suatu pendekatan yang rasional, intelektual dan
sistematik akan lebih berhasil dibanding para manajer yang menggunakan
pendekatan informal.
Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses
perencanaan strategic formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah,
pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternative-
alternative, penilaian berbagai alternative penyelesaian, pemilihan alternativeterbaik, implementasi
keputusan, dan evaluasi terhadap hasil-hasil, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 : Proses Pembuatan Keputusan
1515.
T. Hani Handoko, 1997, “Manajemen Edisi 2, BPFE-Yogyakarta :Yogyakarta , hal. 135. Identifika
si dan diagnosa masalah
Pengum-pulan
dan
analisis
data
Pengemba ngan dan alternative -alternatif
Evaluasi alternative-alternatif
Pemilihan alternative terbaik
Implem entasi keputus an
Evaluasi hasil-hasil
Umpan
balik
(37)
24
Tahap 1 :
Pemahaman Dan Perumusan Masalah
. Para manajer sering
menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan, atau
bahkan sering hanya mengidentifikasikan gejala masalah bukan penyebab yang
mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus pertama-tama
menemukan apa masalah sebenarnya, dan kemudian menentukan bagian-bagian
masalah yang mereka
harus
pecahkan serta bagian-bagian mana yang
seharusnya
dipecahkan.
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara.
Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan-hubungan
sebab-akibat.Kedua, manajer mancari penyimpangan-penyimpangan atau
perubahan-perubahan dari
“normal”.Dan, barangkali paling penting, manajer berkonsultas
i
dengan pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang
berbeda tentang masalah atau kesempatan.
Tahap 2 :
Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
Setelah manajer
menentukan dan merumuskan masalah, maka harus mulai memutuskan
langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang
akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian
mendapatkan informasi tersebut. Para manajer akan jarang memperoleh seluruh
data yang dibutuhkan, padahal mereka harus mempunyai informasi cukup untuk
dapat merumuskan berbagai penyelesaian.
Tahap 3 :
Pengembangan Alternatif-Alternatif.
Kecenderungan untuk menerima
alternative keputusan pertama yang “feasibel” sering menghindarkan manajer dari
pencapaian
penyelesaian
yang
terbaik
untuk
masalah-masalah
mereka.Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan manajer menolak
(38)
25
kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih
mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Apakah manajer harus mengidentifikasikan seluruh alternative yang feasible
?Barangkali hal ini baik dalam teori, tetapi dalam praktek hal itu sering kali sulit
di capai. Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan pandangan
sempurna, walaupun banyak buku dan latihan pembuatan keputusan masih
menyarankan kepada pembuat keputusan untuk mendapatkan
“semua data”
sebelum mempertimbangkan alternative-alternatif keputusan. Herbert Simon,
untuk masalah ini mengemukakan konsep pemuasan (satisficing), yang berarti
bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun
bukan sesuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 :
Evaluasi Alternatif-Alternatif.
Setelah manajer mengembangkan
sekumpulan alternative, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas
setiap alternative. Efektivitas dapat diukur dengan dua criteria : apakah alternative
realistic bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan
seberapa baik alternative akan membantu pemecahan masalah.
Tahap 5 :
Pemilihan Alternatif Terbaik.
Tahap kelima pembuatan keputusan
merupakan hasil evaluasi berbagai alternative. Alternative terpilih akan
didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidak
sempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternative terbaik juga sering merupakan
suatu kompromi di antara berbagai factor yang telah di pertimbangkan.
Tahap 6 :
Implementasi Keputusan.
Setelah alternative terbaik dipilih, para
manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan
dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.
(39)
26
Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian
perintah.Manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan
dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta
menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas
tertentu.Dalam hal ini, manajer perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidak
pastian sebagai kesekuensi dibuatnya suatu keputusan. Dengan mengambil
langkah tersebut, manajer dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi.
Di samping itu, pada tahap implementasi keputusan, manajer juga perlu
menetapkan prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan
korektif bila masalah baru muncul dalam pelaksanaan keputusan, serta merancang
system peringatan dini (
early warning system
) untuk menghadapi berbagai
kemungkinan.
Tahap 7 :
Evaluasi hasil-Hasil Keputusan.
Implementasi keputusan harus
dimonitor terus menerus.Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi
dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan.
Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer
dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.
16a. Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan.
para pemimpin akan sulit untuk membuat keputusan-keputusan tanpa
melibatkan para bawahan. Keterlibatan ini dapat formal, seperti penggunaan
kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal, seperti permintaan atas
16.
(40)
27
gagasan-gagasan. Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses
pembuatan keputusan. Banyak pemimpin merasa bahwa keputusan-keputusan
yang dibuat kelompok, seperti panitia, lebih efektif karena mereka
mamaksimumkan pengetahuan yang lain. Para pemimpin lainnya sangat keras
menghindari keterlibatan kelompok, karena mereka merasa bahwa hal itu
lambat, tidak praktis dan sering menghasilkan keputusan-keputusan yang
kurang berbobot.
1717.
(41)
28
Tabel 2.2
Berbagai Kebaikan dan Kelemahan Pembuatan Keputusan Kelompok.
Kebaikan
Kelemahan
1. Dalam pengembangan tujuan,
kelompok memberikan jumlah
pengetahuan yang lebih besar.
2. Dalam pengembangan alternative,
usaha-usaha individual para anggota
kelompok dapat memungkinkan
pencarian lebih luas dalam berbagai
bidang fungsional organisasi.
3. Dalam penilaian alternatif, kelompok
mempunyai kerangka pandangan yang
lebih besar.
4. Dalam pemilihan alternative,
kelompok lebih dapat menerima resiko
disbanding dengan pembuat keputusan
individual.
5. Karena dalam berpartisipasi dalam
proses pembuatan keputusan, para
anggota kelompok secara individual
lebih termotivasi untuk melaksanakan
keputusan.
1. Implementasi suatu keputusan, apakah
dibuat oleh kelompok apa tidak, harus
diselesaikan oleh para petinggi
pemimpin secara individual. Karena
kelompok tidak diberikan tanggung
jawab, keputusan-keputusan kelompok
dapat menghasilkan situasi di mana
tidak seorangpun merasa bertanggung
jawab dan saling melempar tanggung
jawab.
2. Berdasarkan pertimbangan nilai dari
waktu sebagai salah satu sumber daya
organisasi, keputusan kelompok sangat
memakan biaya.
3. Pembuatan keputusan kelompok adalah
tidak efisien bila keputusan harus
dibuat dengan cepat.
4. Keputusan kelompok, dalam berbagai
kasus, dapat merupakan hasil
kompromi atau bukan sepenuhnya
keputusan kelompok.
(42)
29
6. Kreatifitas yang lebih besar dihasilkan
dari interaksi antar individu dengan
berbagai pandangan yang
berbeda-beda.
5. Bila atasan terlibat, atau bila salah satu
anggota mempunyai kepribadian
dominan, keputusan yang dibuat
kelompok dalam kenyataannya bukan
keputusan kelompok.
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematis dan logis dalam mencari data yang sehubungan dengan masalah
tertentu. Data tersebut kemudian diolah, dianalisa, disimpulkan kemudian mencari
cara pemecahannya.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
1. Pendekatan Penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif.
Karena pendekatan kualitatif merupakan data yang berbentuk kalimat, kata atau
gambar. Data kualitatif bisa juga didefinisikan sebagai data yang berbentuk
kategorisasi, karekteristik bewujud pertanyaan atau kata-kata.
Pendekatan penelitian dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan.
Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.
1Penulis menggunakan penelitian kualitatif karena mempunyai tiga alasan yaitu
: pertama, lebih muda mengadakan penyesuaian dengan kenyataannya yang
berdimensi ganda. Kedua, lebih muda menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dan subjek penelitian. Ketiga, memiliki kepekaan dan
daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai
1.
(44)
31
yang dihadapi.
2Sedangkan menggunakan pendekatan deskriptif, karena tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tetapi hanya menggambarkan suatu gejala
atau keadaan yang diteliti secara apa adanya serta diarahkan untuk memaparkan
fakta-fakta, kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat.
3Jadi, melalui
penelitian deskriptif ini agar peneliti mampu mendeskripsikan bagaimana
Pengambilan Keputusan Pemimpin Di Yayasan Yatim Mandiri Surabaya.
2. Jenis Penelitian.
Adapun untuk jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian studi kasus. Adapun studi kasus dalam khazanah metodologi,
dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci, dan
mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya dalam menelaah masalah-masalah
atau fenomena yang bersifat kontemporer dan kekinian. Robert Yin sebagai pakar
metodologi menjelaskan bahwa studi kasus itu lebih banyak berkutat dan
berupaya menjawab pertanyaan
“How” (bagaimana) dan “Why” (mengapa),
dalam kegiatan penelitian.
4Oleh karena itu, penggunaan pendekatan studi kasus dalam penelitian ini
adalah dengan mencocokkan antara realita empiric dengan teori yang berlaku.
Jenis penelitian ini digunakan untuk menemukan pengetahuan seluas-luasnya
tenteng obyek penelitian. Dengan demikian, akan lebih mudah menyajikan dan
menganalisi sacara sistematis, dan akhirnya dapat dipahami dan disimpulkan.
52.
Margono, 2006,Metodelogi Penelitian Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 41
3.
Suharsimi Arikunto, 2002,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 309
4.
Hadari Nawawi, 1996,“penelitian Terapan”, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hlm. 68
5.
(45)
32
B. Lokasi Penelitian.
Lokasi atau objek dari penelitian yang berjudul
“Pengambilan Keputusan
Pemimpin (Studi kasus Yayasan Yatim Mandiri Surabaya)” ini beralamatkan di Jln.
Raya Jambangan no. 135-137 Surabaya. Yayasan Yatim Mandiri pengelolaan dana
social masyarakat ZISWAQ (Zakat, Infaq, Shodaqah, dan Waqaf) yang halal, baik
persseorangan, lembaga, institusi, maupun corporate.
C. Jenis dan Sumber Data.
Hampir keseluruhan data-data yang diperoleh peneliti untuk penelitian ini
adalah data primer yang digali langsung dari responden untuk mendapatkandata yang
real dan akurat. Selanjutnya untuk data-data pendukung yang lainnya
penelitimenggunakan data-data kepustakaan atau hal yang pernah berkaitan langsung
dengan objek penelitian sebagai data sekunder. Keseluruhan data yang digali
disesuaikan dengan fokus dan rumusan masalah.Uraian data juga disesuaikan dengan
teori yang relevan.Sehingga, data-data dalam penelitian ini memiliki sinkronisasi.
Data primer yang akan digali dalam penelitian ini dapat dikategorikan
menjadi dua hal. Pertama, data mengenai Manajemen kepemimpinan di Yayasan
Yatim Mandiri. Data ini akan diperoleh dengan cara mencari suatu jawaban atas
tinjauan teoretis mengenai elemen-elemen yang berkaitan dengan teori Menajemen
kepemimpinan. Aspek-aspek pokok tersebut meliputi: Komponen Lingkungan,
Pengalaman, Faktor Ekonomi, Faktor Sosial, Faktor Fisik, Faktor Politik, Faktor
Teknologis, dll. Aspek ini merupakan tinjauan teoretis tentang pembentukan
kepemimpinan yang akan melahirkan jenis-jenis data dan pada akhirnya akan
menegaskan bagaimana manajemen kepemimpinan di Yayasan Yatim Mandiri.
(46)
33
Dalam buku metodologi penelitian kualitatif karangan Prof. DR. Lexy J.
Moleong, M.A, jenis data dalam penelitian kualitatif dibagi ke dalam kata-kata dan
tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.Dalam penerepannya peneliti hanya
menggunakan jenis data kata-kata dan tindakan, Sumber data tertulis, dan foto yang
kemudian lebih peneliti kerucutkan menjadi data primer dan data sekunder.
1. Data Primer.
Data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau
pertama.
6Data yang diperoleh secara langsung dari responden Data yang
diperoleh secara langsung dari responden atau obyek yang akan diteliti
melalui pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan focus penelitian yang
penulis teliti. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan 9 responden yang
terdiri dari Ketua Pengurus Yayasan Yatim Mandiri (KY), Direktur Operasional
(DO),Manajer HRD (MH), Manajer Waqaf (MW), Manajer Layanan Dakwah
(MLD), Karyawan atau staff di Yayasan Yatim Mandiri yang berjumlah 4
responden.Data yang digali dari responden adalah data kapan pembentukan
pemimpin,
tentang
bagaimana
pembentukan
pemimpin,
bagaimana
mempertahankan kepemimpinan, sejarahberdirinya Yayasan Yatim Mandiri
Surabaya dan semua data untuk kelengkapan penelitian.Semua data yang digali
digunakan untuk mendapat informasi tentang penelitian.
6.
Jonathan Sarwono,2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu, hlm. 123.
(47)
34
2. Data Sekunder.
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal
mencari dan mengumpulkan.
7Untuk itu dalam penelitian ini peneliti bisa
menggunakan dokumentasi maupun informasi lain yang berkaitan dengan
jalannya penelitian ini. Data sekunder ini akan peneliti dapatkan dari responden 4
Responden. Data yang digali adalah bukti fisik dibentuknya pengambilan
keputusan, bukti fisik pengambilan keputusan yang ada dan program apa saja
yang ada di Yayasan Yatim Mandiri Surabaya. Semuadata yang digali digunakan
untuk mendapat kelengkapan informasi tentang penelitian dari responden 1 dan 2.
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh :
Ketua Pengurus Yayasan Yatim Mandiri Surabaya (KY), Direktur Operasional
Yayasan Yatim Mandiri Surabaya (DO), Direktur MEC (DM), Manajer HRD
(MH), Manajer Waqaf (MW), Manajer Layanan Dakwah (MLD), Karyawan atau
staff yang dulunya pernah menjadi santri di Yayasan Yatim Mandiri yang
berjumlah 7 responden, Sumber data tersebut peneliti ambil langsung dari
Yayasan Yatim Mandiri Surabaya sebagai penguat dan tambahan data yang
kurang rinci.
A. Tahap-Tahap Penelitian.
Dalam penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan penelitian agar penelitian ini lebih
sistematis dan lebih optimal. Langkah-langkah tahapan penelitian tersebut adalah :
1. Mencari Potensi Dan Masalah.
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Menurut
Sugiyono,
“potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan memiliki nilai
7.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 11.Bandung : CV. Alfabeta, hlm. 90.
(1)
103
B. Saran Dan Rekomendasi.
Pengambilan keputusan pemimpin di Yayasan Yatim Mandiri Surabaya sudah bagus karena diambil dengan bermusyawarah, namun banyak yang belum mengetahui bagaimana proses itu terjadi karena hanya diketahui oleh para petinggi yayasan saja, karyawan tidak bisa mengikuti pada saat raker atau rapat kerja tersebut. Seharusnya perlu ditingkatkan lagi akan wawasan para karyawan akan hal tersebut dan mungkin para karyawan ataupun staff bisa diikut sertakan sekali-sekali dalam rapat.
Agar mereka dapat mengetahui proses dari setiap pengambilan keputusan dan dapat memberikan pendapat yang mungkin bisa di saring oleh pemimpin tersebut. Karena, terkadang bekerja dengan kelompok dapat mengurangi sedikit beban dan seorang pemimpin juga akan mengetahui bagaimana kinerja para karyawan ataupun staff/bawahannya tersebut dan menambah wawasan bagi setiap orang yang mengutarakan aspirasi maupun orang yang mendengarkan aspirasi tersebut.
C. Keterbatasan Penelitian.
Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini yakni harus bisa mengatur waktu dengan responden karena mereka sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga peneliti harus bisa mengejar target yang disarankan. Pada saat wawancara peneliti mempunyai kendala yakni atasan atau ketua pengurus yayasan yang menjadi responden utama pada penelitian, beliau sering tidak berada di tempatnya atau sangat sulit untuk ditemui karena memang jam terbang beliau yang sangat padat, sehingga digantikan oleh direktur atau manajer, namun itu tidak menjadikan masalah karena beliau sangat humble dalam memberikan informasi terkait judul yang saya ajukan.
(2)
104
Sempat bertemu dengan beliau sebagai ketua pengurus yayasan dan Alhamdulillah bisa diberi kesempatan dengan senang hati untuk dapat mewawancarai beliau, namun yang saya tangkap di sini “jawaban beliau sangat tidak sesuai dengan pertanyaan yang saya ajukan kepada beliau”. Dan file dokumen ketika wawancara dengan beliau hilang.
Mungkin waktu awal kesana sempat di acuhkan atau kurang adanya respon yang potitif dari karyawan disana karena mungkin belum saling mengenal satu sama lain dan sempat ditolak oleh satpam yayasan kemudian saya di alihkan ke MEC atau tempatnya pendidikan seperti kuliah (di tempat pendidikan tersebut awal kesana mereka langsung memberikan respon positif baik dari satpam maupun karyawan beserta atasannya). Namun dengan seiring berjalannya waktu mereka sangat membantu penelitian ini, dan bersifat sangat kekeluargaan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002, “Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Edisi
V”, Rineka Cipta, Jakarta.
Assauri, Sofjan, 2008, “Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi)”, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Departemen Agama RI, Al-qur’an Terjemah Indonesia, Sari Agung, Jakarta. Dessler, Gary, 1997, “Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource
Management 7e)”, Prenhallindo. Jakarta.
Dokumen Arsip Logo Guideline Yatim Mandiri 2016.
Dokumen Profil Yayasan Yatim Mandiri, http://yatimmandiri.org/, diakses pada
01 Februari 2008.
Handoko, T. Hani, 1997, “MANAJEMEN, edisi 2”, BPFE, Yogyakarta.
Hardjosoedarmo, Soewarso, 1999, “Bacaan Terpilih Tentang Total Quality
Management”, Andi Yogyakarta,Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P., 2003, “MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA”,
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Kartono, Kartini, 1998, “Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah pemimpin abnormal
(4)
Keating, Charles J., 1986, “Kepemimpinan: Teori dan pengembangannya”,
Kanisius, Yogyakarta.
Kotler, Philip, 1993 “Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian (Edisi Keenam, Jilid 1)”, Erlangga, Jakarta.
Litdia Diana, 2013, “Persepsi pegawai terhadap pengambilan keputusan oleh
pimpinan pada dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten agam (Jurnal Administrasi pendidikan)”, (online), vol.1, no.1, diakses pada Oktober
2013, Hal. 102-461.
M. Manulang, 1999, “Dasar-Dasar Manajemen”, : Balai Aksara, Jakarta.
M. Munir, S.Ag.,MA. & Wahyu Ilaihi, S.Ag.,MA. , 2006, “MANAJEMEN
DAKWAH”, Kencana, Jakarta.
Majalah Donatur Yatim Mandiri, Mei 2016 / Rajab – Syaban 1437 H. Majalah Yatim Mandiri/Edisi Juni 2016.
Margono, 2006, Metodelogi Penelitian Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Moelang, Lexy J, 2014, “METODE PENELITIAN KUALITATIF, EDISI REVISI”,
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Moh. Nazir, Ph.D , “Metode Penelitian”, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
Nawawi, Hadari, 1996, “penelitian Terapan”, Gajah Mada University Press,
(5)
Niar Irianti, Yeni Farida & Tia Rizkya Dilbar Sumadi, 2014, “Penerapan Green
Accounting Bagi Rumah Sakit Sektor Publik Dalam Rangka Mendukung
Peran Akuntansi Manajemen (Jurnal Informasi keuangan dan Akuntansi)”,
vol. 1, Tahun XII, hal. 52.
Rahman Chudlori, Abdurrahman dan Aun Falestien Faletehan, DKK, 2011, “Buku
pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Manajemen Dakwah”, Surabaya.
Sarwono, Jonathan, 2006, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. , 1993 “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku administrasi”,
CV. Haji Masagung, Jakarta.
Siswanto, B., 2013, “Pengantar Manajemen”, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Sunindhia, Y.W. dan Dra. Ninik Widiyanti, 1988, “Kepemimpinan Dalam
Masyarakat Modern”, PT. Bina Aksara, Jakarta.
Sugiyono, 2009, “Memahami Penelitian Kualitatif”, ALFABETA, Bandung.
Sugiono, 2010, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. (Cetakan ke 11)”, CV. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2014, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D)”, ALFABETA, Bandung.
(6)
Tjiptono, Fandy, 1997, “Prinsip – Prinsip Total Quality Servise (TQS)”, Andi
Yogyakarta, Yogyakarta.
W.Creswell, John, 2009, “Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan