Pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

(1)

PENGARUH KREATIFITAS GURU TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 4

LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh:

TISNANDA IZZATUN NAFSI NIM. D71213138

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2017


(2)

PENGARUH KREATIFITAS GURU TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 4

LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

TISNANDA IZZATUN NAFSI NIM. D71213138

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SURABAYA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

Title : Pengaruh Kreatifitas Guru Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diSMP Negeri 4 Lamongan. Nama : Tisnanda Izzatun Nafsi

Pendidikan merupakan suatu jalan atau cara yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Bahkan pendidikan menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalani manusia dalam kehidupannya. Kreatifitas Guru juga merupakan cara mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu untuk mencapai prestasi yang tinggi.Masalah yang diteliti dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Kreatifitas Guru Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan” adalah: (1) Bagaimana kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 4 Lamongan; (2) Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan adanya kreatifitas guru di SMP Negeri 4 Lamongan; (3) Bagaimana pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 4 Lamongan.

Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penyajiannya peneliti menguraikan secara jelas tentang obyek yang diamati serta menyajikannya dala bentuk angka. Analisis yang digunakan adalah: (1) Analisis deskriptif tentang kreatifitas guru dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti; (2) Analisis statistik dengan menggunakan rumus product moment untuk mengetahui tentang pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

Berdasarkan masalah tersebut di atas dan setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa (1) kreatifitas guru adalah baik; (2) Prestasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga tergolong baik; (3) Pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Lamongan, berdasarkan analisis diperoleh “rxy” hasil perhitungan = 0,711 dengan jumlah responden 28 siswa, sedangkan “t” pada tabel koefisien korelasi product moment taraf signifikan 5% adalah 0,388.

Jadi “rxy” perhitungan lebih besar dari nilai “t” pada tabel, maka hipotesis kerja diterima. Adapun pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan adalah tergolong sangat baik, hal ini berdasarkan “t” perhitungan yaitu 0,711 yang berada pada rentangan 0,70-0,90 yang mana interpretasinya adalah berada antara variabel x dan y adalah kuat dan sangat tinggi.


(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM. ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI. ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Penelitian Terdahulu ... 7

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 9

G. Definisi Operasional ... .. 10

H. Sistematika Pembahasan ... . 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kreatifitas Guru 1. Pengertian Kreatifitas Guru ... 16

2. Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Kreatifitas Guru ... 19


(9)

xi

4. Fungsi Kreatifitas Pembelajaran Guru ... 22

5. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan ... 23

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 26

2. Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 34

3. Fungsi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .... ... 36

4. Cara Menanggulangi Masalah Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 38

5. Cara Penilaian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 41

C.Pengaruh Kreatifitas Guru Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan... ... 42

D. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 46

B. Variabel Penelitian, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 48

C. Populasi dan Sampel ... 49

D. Jenis Data dan Sumber Data ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Analisis Data ... 56

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 Lamongan ... 63


(10)

2. Visi dan Misi SMP Negeri 4 Lamongan ... 65

3. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Lamongan ... 67

4. Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 4 Lamongan ... 69

5. Keadaan Siswa SMP Negeri 4 Lamongan ... 72

6. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Lamongan ... 73

B. Penyajian Data dan Analisis Data 1. Penyajian Data Tentang Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Kelas ... 79

2. Penyajian Data dan Analisa Data Hasil Observasi ... 82

3. Penyajian Data dan Analisa Data Hasil Wawancara ... 84

4. Penyajian Data dan Analisa Hasil Angket ... 87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 125

B. Saran-Saran ... .126 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS


(11)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Interpretasi Nilai r “Product Moment” ...61

2. Profil SMP Negeri 4 Lamongan ... 64

3. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Lamongan... 68

4. Keadaan Guru SMP Negeri 4 Lamongan Tahun 2016/2017 ... 70

5. Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar Belakang Pendidikannya ... 71

6. Keadaan Siswa-siswi SMP Negeri 4 Lamongan Lima Tahun Terakhir ... 72

7. Luas Tanah/Persil yang dikuasai Sekolah ... 74

8. Buku dan Alat Pendidikan menurut Mata Pelajaran ... 74

9. Perlengkapan Sekolah/Madrasah ... 75

10. Ruang menurut Jenis, Status Kepemilikan, Kondisi dan Luas ... 76

11. Penggunaan Laboratorium ... 77

12. Ekstrakurikuler & Prestasi tahun ajaran Sebelumnya ... 78

13. Data Hasil Pengamatan Kemampuan Guru... 80

14. Nama-nama Responden Kelas VIII G... 88

15. Data Hasil Angket Pengaruh Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 90

16. Tentang Guru Menanamkan Rasa Gemar Membaca Siswa ... 92

17. Tentang Guru Menjelaskan Pelajaran dengan Melihat Buku ... 92

18. Tentang Guru Menjelaskan Pelajaran dengan Jelas ... 93

19. Tentang Guru Bersemangat dalam Menjelaskan Pelajaran ... 94

20. Tentang Guru Menyenangkan Setiap Mengajar ... 94

21. Tentang Guru Bertanya Apabila ada Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar..95

22. Tentang Penjelasan yang Guru Berikan Apakah Siswa Sudah Merasa Cukup ... 96

23. Tentang Guru Menjawab Pertanyaan Siswa Dengan Jelas ... 97


(12)

25. Tentang Siswa Merasa Bosan Ketika Belajar ... 98

26. Tentang Guru Menggunakan Permainan Dalam Belajar ... 99

27. Tentang Guru Bercerita Dalam Mengajar ... 99

28. Tentang Guru Menggunakan Gambar-gambar Dalam Menjelaskan Pelajaran . 100 29. Tentang Guru Menjelaskan Dengan Memberikan Contoh-contoh Dalam Belajar Sehingga Mudah Dipahami ... 101

30. Tentang Guru Membuat Kelompok Belajar Agar Siswa Aktif Memperhatikan Pelajaran ... 102

31. Tentang Guru Menegur Siswa Jika Tidak Memperhatikan Pelajaran ... 102

32. Tentang Guru Menyuruh Siswa Mengulang Pelajaran Lagi Dirumah ... 103

33. Tentang Guru Memberikan Tugas Pekerjaan Rumah ... 104

34. Tentang Tugas yang Guru Berikan Mudah Dipahami ... 104

35. Tentang Guru Memberikan Pujian Jika Siswa Dapat Menjawab Soal ... 105

36. Tentang Guru Menegur Pada Siswa yang Malas ... 106

37. Tentang Guru Mengadakan Tes Tentang Pelajaran yang Sudah Dibahas ... 106

38. Tentang Guru Menjelaskan Materi Dengan Penuh Kesabaran ... 107

39. Tentang Guru Memberikan Solusi Jika Siswa Mengalami Masalah ... 108

40. Tentang Guru Memberikan Nilai Sesuai Dengan Kemampuan Siswa ... 108

41. Nilai Hasil Angket... 109

42. Tentang Kriteria yang Dikemukakan oleh Prof. Drs. Anas Sudjono ... 111

43. Hasil Observasi Pre Test ... 113

44. Nilai Post Test ... 115

45. Analisis Korelasi Antara Variabel X (Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) ... 119

46. Tabel Interpretasi Nilai r “Product Moment”... 122


(13)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran :

1.Silabus Pembelajaran

2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3.Soal Ulangan Harian I (Pre Test)

4.Lembar Jawaban Ulangan Harian I (Pre Test)

5.Kunci Jawaban Ulangan Harian I (Pre Test) 6.Soal Ulangan Harian II (Post Test)

7.Lembar Jawaban Ulangan Harian II (Post Test)

8.Kunci Jawaban Ulangan Harian II (Post Test)

9.Angket Penelitian Tentang Pengaruh Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Lamongan

10.Berita Wawancara

11.Macam-macam Metode dalam Pembelajaran 12.Surat Tugas

13.Surat Izin Penelitian

14.Surat Telah Melakukan Penelitian 15.Kartu Konsultasi Skripsi


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Guru kreatif mengandung dua pengertian, yaitu guru yang mampu menjadi kreatif dalam hidupnya (creative teacher) dan guru yang mampu memberikan layanan pengajaran secara kreatif (creative teaching). Untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang bagus, maka keduanya ini harus disinergikan secara seimbang. Sebab kalau tidak, mungkin akan muncul masalah yang mengganggu kualitas pembelajaran. Menjadi guru kreatif sangat dibutuhkan untuk bisa mengajar secara kreatif. Sebaliknya, ketika kita sudah berupaya mengajar secara kreatif, jangan lupa berusaha keras menjadi guru yang kreatif juga.1

Dengan demikian kreatifitas tersebut sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

“Undang-undang No. 20 tahun 2003, pada bab 2 pasal 3 mengemukakan bahwa: “pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

1

Hudaya Latuconsina, Pendidikan Kreatif, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014), h.


(15)

2

bertanggungjawab”.2

Di sisi lain pembangunan nasional berusaha membangun dan masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan seutuhnya dalam aspek fisik dan non fisik, kualitatif dan kuantitatif. Maka pendidikan yang bermutu sangat menentukan terwujudnya cita-cita tersebut.

Kreatifitas guru merupakan istilah yang banyak digunakan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreatifitas dengan produk-produk kreasi. Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreatifitas. Clark Monstakos, seorang psikolog humanistis menyatakan bahwa kreatifitas adalah pengalaman mengekspresikan (mengaktualisasikan) identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.3

Pada dasarnya pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.4

Dari situlah sehingga dapat diartikan bahwa guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang ia miliki dalam rangka membina dan mendidik anak

2

M. Aliusuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 94.

3

Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan

Bakat, (Jakarta : Gramedia Pustaka , 2002), h. 24.

4

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), h.


(16)

3

didik dengan baik. Seorang guru yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan, inisiatif, cara baru dalam mengajar, kepemimpinan serta tanggungjawab yang tinggi dalam pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang pendidik.

Oleh karena itu, guru memiliki posisi yang penting, karena keberhasilan dalam proses pembelajaran di tentukan oleh peran seorang guru. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran guru senantiasa dituntut untuk dapat menyajikan materi secara menarik, memilih media yang tepat, menyampaikan materi secara matang, serta penggunaan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat. Untuk meraih semua itu, seorang guru harus memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi. sehingga dalam proses pembelajaran tercipta suasana hidup dan menyenangkan, siswa terus bersemangat untuk belajar, rasa ingin tau dan ingin menambah ilmu semakin tinggi.

Bila guru semakin kreatif dalam pembelajaran maka siswa tidak akan mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran. Guru pun akan lebih mudah menciptakan suasana kelas yang kondusif. Itulah sebenarnya peranan penting dari eksistensi guru bagi siswanya, sehingga guru dirindukan oleh siswa di kelas.5

Berhasil tidaknya pembelajaran juga bergantung pada kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran. Hasil pembelajaran dapat bertahan lama bila, meresap kedalam pribadi anak, bahan pelajaran difahami dengan

5

Maimun, Menjadi Guru Yang Dirindukan Pelita yang Menerangi Jalan Hidup Siswa,


(17)

4

benar dan apa yang dipelajari itu memang sungguh-sungguh mengandung arti bagi kehidupan siswa tersebut. Interaksi dalam pembelajaran di kelas akan mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas secara mikro dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat lembaga pendidikan, serta kualitas pendidikan secara makro.6

Dengan demikian, maka pendidikan sangat menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat membantu dan menuntun dirinya dalam menjalankan tugasnya. Dalam proses pembelajaran guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan, kecakapan atau keterampilan sebagai seorang guru.

Dengan memiliki kreatifitas yang baik diharapkan dapat menunjang pembinaan akhlak siswa dan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang berkaitan dengan pengalaman serta untuk menjadikan manusia seutuhnya dan yang dicita-citakan yaitu memiliki prestasi yang baik. Untuk menganalisis proses pembelajaran, intinya tertumpu pada suatu persoalan, bagaimana guru memberikan kesempatan bagi siswa agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dengan tujuan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

6


(18)

5

Dalam proses pembelajaran, hal yang paling penting menjadi tujuan dari proses tersebut yaitu bagaimana ketercapaian dari pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam menerima informasi atau materi, dapat dilihat dari prestasi belajar siswa, yang semua itu tidak terlepas dari motivasi siswa dan kreatifitas guru dalam menyampaikan pelajaran.7

Adapun tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian yaitu di SMP Negeri 4 Lamongan. Alasan peneliti memilih tempat ini karena berdasarkan hasil observasi sebelumnya peneliti melihat di sekolah ini siswa banyak terlihat acuh dalam menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti di sekolah tersebut dengan tujuan ingin mengetahui sejauh mana kreatifitas yang dimiliki oleh para guru sehubungan dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang mereka lakukan. Sehingga apabila guru telah mengembangkan kreatifitasnya diharapkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkat dan lebih baik lagi.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kreatifitas Guru Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 4 Lamongan”.

7


(19)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan? 2. Bagaimana prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti

dengan adanya kreatifitas guru di SMP Negeri 4 Lamongan?

3. Apakah kreatifitas guru di SMP Negeri 4 Lamongan berpengaruh terhadap prestasi belajar?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa tujuan dari penelitian. Antara lain adalah:

1. Mengetahui kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan 2. Mengetahui prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti

dengan adanya kreatifitas guru di SMP Negeri 4 Lamongan.

3. Meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti bagi siswa SMP Negeri 4 Lamongan dengan adanya kreatifitas guru di SMP Negeri 4 Lamongan.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki kegunaan, antara lain:


(20)

7

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat menambah pengetahuan tentang kreatifitas guru serta pengaruh dalam prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti.

2. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, maka siswa dapat termotivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti.

3. Bagi Guru

Agar para guru dapat melahirkan kreatifitas-kreatifitas dalam pembelajaran yang dapat menumbuhkan prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti.

4. Bagi Lembaga

Sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti di lembaga dan menjadi feed back bagi sekolah untuk meningkatkan kreatifitas untuk guru.

E. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa yang membahas topik karya ilmiah yang membahas tentang Pengaruh Kreatifitas Guru terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan. Hanya saja beda dalam jenis penelitiannya.


(21)

8

Pada penelitian dahulu pengaruh kreativitas guru agama adalah : Pengaruh Kreativitas Guru Agama dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Porong Sidoarjo. Kreativitas guru agama di SMP Negeri 1 Porong Sidoarjo dapat dikatakan baik, hal ini dibuktikan dengan observasi yang mana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi: pendahuluan, kegiatan inti/materi, evaluasi, penutup serta pengelolaan waktu dan suasana kelas mendapatkan jumlah rata rata keseluruhan dari hasil observasi sebesar 2,056. Dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam juga tergolong baik, hal ini terlihat dari hasil wawancara pada guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan wali kelas. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang bertanya setelah pembelajaran berlangsung.

Adapun kesimpulannya adalah : Kreativitas guru agama mempunyai pengaruh yang cukup besar pada motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Porong Sidoarjo khususnya kelas VII, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis data yang tersebar dan dihitung dengan product moment yang meliputi uji t dengan taraf signifikan 5%. Dari hasil analisis penelitian, diketahui bahwa besarnya rxy (yaitu = 0, ), yang berkisar antara 0,40 - 0,70 berarti terdapat kolerasi positif antara variabel X dan variabel Y dan itu termasuk kolerasi positif yang sedang atau cukup., jadi dapat dikatakan bahwa Ho” ditolak dan “Ha” diterima yakni ada


(22)

9

pengaruh antara kreativitas guru agama terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Porong Sidoarjo.

Penelitian tersebut sama dengan penelitian yang akan di lakukan dalam penelitian ini, hanya saja dalam segi tujuannya berbeda yaitu dari segi kemampuan memecahkan masalah, dan dalam penelitian yang akan dilakukan ini tentang meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa. F. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kreatifitas guru dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Peneliti menjadikan masalah diatas sebagai sasaran penelitian dan lokasi yang diambil peneliti adalah di SMP Negeri 4 Lamongan.

Agar jelas dan tidak luas pembahasan dalam karya ilmiah ini, maka kiranya peneliti untuk memberikan batasan masalah, batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kreatifitas guru di kelas VIII SMP Negeri 4 Lamongan.

2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMP Negeri 4 Lamongan.

3. Mengetahui pengaruh kreatifitas guru terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VIII SMP Negeri 4 Lamongan.


(23)

10

G. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian “PENGARUH KREATIFITAS GURU TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 4 LAMONGAN”

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.8 Jadi yang dimaksud pengaruh adalah sesuatu yang terjadi sebagai akibat dari adanya dua hal yang saling berkaitan.

2. Kreatifitas Guru

Kreatifitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat membangkitkan dan menanamkan kepercayaan diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.9

8

Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Depdikbud, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 849.

9

Abdurrahman Mas’ud,Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 165.


(24)

11

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen No. 14/2005 bab 2 pasal 6 dinyatakan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan Sistem Pendidikan Nasional dan mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.10

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.11 Dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberi ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.12

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran, yaitu:

1. Terpusat pada peserta didik 2. Belajar dengan melakukan

3. Mengembangkan kecakapan sosial 4. Mengembangkan fitrah ber-Tuhan

5. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

10

Undang-undang Guru dan Dosen, UU RI No. 14 Th. 2005, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),

h. 7.

11

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grofindo Persada, 2007), h. 54.

12

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:


(25)

12

6. Mengembangkan kreatifitas belajar peserta didik 7. Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi

8. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9. Belajar sepanjang hayat

10. Perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas.13

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidik atau Guru adalah yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan agar siswa mengalami peningkatan prestasi belajar.

3. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi adalah segala sesuatu yang telah di capai oleh seseorang secara maksimal dengan hasil yang memuaskan. Sedangkan belajar adalah proses perubahan perilaku dalam pendidikan sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar, sehingga dengan belajar maka dapat mengetahui perubahan yang berbeda.

Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah hasil yang diraih oleh siswa dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh

13

Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), h.


(26)

13

pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kehidupannya.14

4. SMP Negeri 4 Lamongan

Sebuah Lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang berada dalam naungan Departemen Pendidikan yang berada di jalan Jendral Sudirman No 47 Kabupaten Lamongan.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut:

1. Bagian depan terdiri dari Halaman Sampul Dalam, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Tim Penguji Skripsi, Pertanyaan Keaslian Tulisan, Motto, Persembahan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Tampilan.

2. Bagian isi memuat tentang:

a. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

14

Nurhidayati, Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi


(27)

14

hipotesis penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah, definisi operasional, sistematika pembahasan. b. BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tinjauan tentang kreatifitas guru yang meliputi: pengertian kreatifitas guru, ciri-ciri kreatifitas pembelajaran guru, fungsi kreatifitas pembelajaran guru, dan usaha-usaha dalam menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan dan prestasi belajar yang meliputi: pengertian prestasi belajar, faktor-faktor mempengaruhi prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, cara menanggulangi prestasi belajar, dan cara penilaian prestasi belajar.

c. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

d. BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian, dan pertama membahas tentang Gambaran Umum SMP Negeri 4 Lamongan, Data Hasil Angket tentang Kreatifitas guru, Hasil Observasi tentang Prestasi


(28)

15

Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Analisis Data dan Pengujian Hipotesa.

e. BAB V : PENUTUP DAN KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang Simpulan dan Saran-saran 3. PENUTUP

Bagian akhir ini terdiri dari Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup, Lampiran-lampiran.


(29)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kreatifitas Guru

1. Pengertian Kreatifitas Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta atau bersifat (mengandung) daya cipta (pekerjaan yang menghendaki kecerdasan imajinasi).15

Dalam The Artist’s Way, Julia Cameron (1952) menyetujui pandangan ini saat dia berkata:

Kreatifitas adalah sifat sejati kita...sebuah proses yang sama normal dan sama menakjubkannya seperti bunga yang mekar di ujung tangkai berwarna hijau...Kreatifitas ibarat darah. Sebagaimana darah yang merupakan kenyataan dari tubuh fisik tanpa harus dicari; kreatifitas adalah sebuah kenyataan spiritual dari {diri}-mu...tanpa harus dicari.

Menurut Cameron (1992), “Kreatifitas adalah ciptaan alami kehidupan, diri kita sendiri adalah ciptaan. Dan pada gilirannya, kita ditakdirkan untuk meneruskan kreatifitas dengan menjadikan diri kita kreatif”. Pernyataan bahwa kita ditakdirkan menjadi kreatif sesuai dengan penemuan ilmuan modern yang mengatakan bahwa prinsip diferensiaasi telah menghasilkan semacam keanekaragaman di alam semesta sehingga tidak ada dua sel pun yang serupa. Prinsip ini berlaku

15

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa


(30)

17

terhadap semua hal termasuk manusia. Pendapat Cameron sesuai dengan ilmu pengetahuan dan agama.16

Demikian juga dreavdahl (Hurlock, 1978: 325) yang dikutip dari NGALIMUN dkk mendifinsikan kreatifitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud kreatifitas imanjenatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang. Kreatifitas juga tidak selalu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan dinilai.17

Sedang menurut Slameto dalam buku “Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa: Kreatifitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.18

Dan menurut Utami Munandar dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata, kreatifitas adalah kemampuan:

a. Untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada,

16

Elaine B. Johnson, Contextual Theaching and Learning: Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center (MLC), 2007), h. 213.

17

Utami Munandar, Anak Unggul Berotak Prima, (Jakarta: PT, Gramedia, 2002), h. 45.

18

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT, Rineka


(31)

18

b. Berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, katepatgunaan dan keragaman jawaban,

c. Yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan.”19

Kreatifitas sebagai proses berpikir yang membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah. Kemudian ia menemukan bahwa kreatifitas yang penting bukan apa yang dihasilkan dari proses tersebut tetapi yang pokok adalah kesenangan dan keasyikan yang terlihat dalam melakukan aktivitas kreatif. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreatifitas merupakan suatu proses berpikir yang lancar, lentur dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna, serta membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah.

Oleh karena itu kreatifitas adalah merupakan potensial asal manusia, sehingga merupakan tugas utama bagi seorang pendidik atau guru untuk selalu mengembangkan potensial asal yang sudah ada pada

19

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja


(32)

19

dirinya. Hal ini seperti yang tertera dalam Q.S Al-An’am ayat 135. Sebagai berikut:

ْنام انوُمالْعا ت افْواساف ٌلِمااع يِِِإ ْمُكِتانااكام ىالاع اوُلامْعا ِمْوا ق اَ ْلُق

ِراّدلا ُةابِقااع ُهال ُنوُكات

انوُمِلاّظلا ُحِلْفُ ي ا ُهّنِإ

Artinya: “Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh

kemampuanmu. Sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan

keberuntungan”.20

Dari situlah sehingga dapat diartikan bahwa guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang ia miliki dalam rangka membina dan mendidik anak didik dengan baik. Seorang guru yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan, inisiatif, cara baru dalam mengajar, kepemimpinan serta tanggungjawab yang tinggi dalam pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang pendidik

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreatifitas Guru

Faktor internal adalah hakikat dari manusia itu sendiri yang dalam dirinya ada suatu dorongan untuk berkembang dan tumbuh ke arah usaha yang lebih baik dari semula, sesuai dengan kemampuan pikirnya untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukannya. Begitu juga seorang guru dalam hal melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana pendidikan

20


(33)

20

pasti menginginkan dirinya untuk tumbuh dan berkembang ke rah yang lebih baik dan berkualitas.21

Faktor eksternal juga sangat berpengaruh pada dorongan dan potensi dari dalam, yaitu pengaruh-pengaruh yang datangnya dari luar yang dapat mendorong guru untuk mengembangkan diri. Faktor eksternal ini dapat dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut :

a. Latar belakang pendidikan Guru

Guru yang berkualifikasi profesional, yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang diajarkannya, cakap dalam mengajarkannya secara efektif dan efisien dan guru tersebut berkepribadian yang mantap.

b. Pelatihan-pelatihan Guru dan organisasi keguruan

Pelatihan-pelatihan dan organisasi sangat bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan pengetahuannya serta pengalamannya terutama dalam bidang pendidikan.

c. Pengalaman mengajar Guru

Seorang guru yang telah lama mengajar dan telah menjadikannya sebagai profesi yang utama akan mendapat pengalaman yang cukup dalam pembelajaran. Hal ini pun juga

21

Munandar, Kreativitas dan Keterbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat,


(34)

21

berpengaruh terhadap kreatifitas dan keprofesionalismenya, cara mengatasi kesulitan, yang ada dan sebagainya.

d. Faktor kesejahteraan Guru

Tidak dapat dipungkiri bahwa guru adalah juga seorang manusia biasa yang tak terlepas dari berbagai kesulitan hidup, baik hubungan rumah tangga, dalam pergaulan sosial, ekonomi, kesejahteraan, ataupun masalah apa saja yang akan mengganggu kelancaran tugasnya sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran.22

3. Ciri-ciri Kreatifitas Pembelajaran Guru

a) Mampu mengekspos siswa pada hal-hal yang bisa membantu mereka

dalam belajar.

b) Mampu melibatkan siswa dalam segala aktivitas pembelajaran.

c) Mampu memberikan motivasi kepada siswa.

d) Mampu mengembangkan strategi pembelajaran.

e) Mampu menciptakan pembelajaran yang joyful dan Meaningful.

f) Mampu berimprovisasi dalam proses pembelajaran.

g) Mampu membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang

menarik dan aplikatif.

h) Mampu membuat dan mengembangkan bahan ajar yang variatif.

22


(35)

22

i) Mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.23

Pendapat yang tidak jauh berbeda dengan Cahyadi yaitu Rachmawati dan Kurniati dalam Sami Wulandari, ia hanya menambahkan beberapa ciri orang kreatif yaitu : antusias, gigih, cerdas, dinamis, cakap, mandiri, percaya diri dan penuh daya cipta.24

4. Fungsi Kreatifitas Pembelajaran Guru

Munandar dalam Sami Wulandari menjelaskan kreatifitas pembelajaran guru memiliki fungsi yang sangat penting karena berbagai hal, di antaranya untuk mencari solusi-solusi untuk pemecahan masalah, memberikan kepuasan individu dan meningkatkan kualitas hidup.25

Ahli lain mengatakan bahwa kreatifitas pembelajaran guru terdiri dari empat fungsi dasar yang interaktif, yaitu: berfikir rasional, perkembangan emosional, perkembangan bakat khusus dan tingkat tinggi kesadaran yang dihasilkan imajinasi, fantasi, pendobrakan pada kondisi ambang kesadaran atau ketaksadaran.26

Fungsi-fungsi di atas merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena selalu dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan, oleh karena itu kreatifitas dibutuhkan untuk memberikan solusi atas persoalan-persoalan tersebut, dengan fungsi yang

23

Anonim, Ciri-ciri Guru Kreatif yang Profesional, (Semarang: Blogspot, 2012), h. 1.

24

Sami Wulandari, Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di

SMPN 2 Negeri Tangerang Selatan, (Jakarta: Anonim, 2010), h. 9.

25

Sami Wulandari, Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di

SMPN 2 Negeri Tangerang Selatan, h. 14.

26


(36)

23

telah disebutkan di atas maka setiap individu dapat menikmati kehidupan yang normal dan bahagia.

5. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. berikut diuraikan delapan keterampilan tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional, dan menyenangkan. Urutan penyajian dilakukan sesuai hasil penelitian Turney berkaitan dengan kepentingan dan dominasinya dalam pembelajaran, sebagai berikut:27

a. Menggunakan Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan lanjutan.

1) Keterampilan Bertanya Dasar

Keterampilan bertanya dasar mencangkup : pertanyaan yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan (ke seluruh kelas, ke peserta didik tertentu, dan ke peserta didik lain untuk menanggapi jawaban), pemberian waktu berpikir, pemberian tuntutan (dapat dilakukan dengan mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain, menanyakan dengan pertanyaan yang lebih sederhana, dan mengulangi penjelasan selanjutnya).

27


(37)

24

2) Keterampilan Bertanya Lanjutan

Keterampilan bertanya lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya lanjutan yang perlu dikuasai guru meliputi: pengubahan tuntutan tingkat kognitif, pengaturan urutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, dan peningkatan terjadinya interaksi.28

b. Memberi Penguatan

Penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif.

c. Mengadakan Variasi

Variasi dalam pembelajaran bertujuan untuk : Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan, Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, Memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran, Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.

28


(38)

25

d. Menjelaskan

Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan.

e. Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Agar kegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, perlu dilakukan secara profesional.29 f. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut (1) memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, (2) memperluas masalah atau urunan pendapat, (3) menganalisis pandangan peserta didik, (4) meningkatkan partisipasi peserta didik, (5) menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan (6) menutup diskusi.

g. Mengelola Kelas

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi,

29


(39)

26

(4) luwes, (5) penekanan pada hal-hal positif, dan (6) penanaman disiplin diri.

h. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:

1) Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.

2) Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencangkup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. 3) Perencanaan penggunaan ruangan.

4) Pemberian tugas yang jelas, menantang, dan menarik. 30 B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar". Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian-pengertian prestasi belajar dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna

30


(40)

27

prestasi dan belajar. Hal ini juga memudahkan untuk memahami lebih mendalam tentang pengertian belajar itu sendiri.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.31 Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapat prestasi, maka muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai kata prestasi. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).32 Sedangkan menurut Mas'ud Khasan Abdul Qohar yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan keuletan kerja. Sementara Nasrun Harahap dkk. memberikan batasan, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.33

Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan.

31

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, h. 19.

32

Tim Penyusun , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 700.

33


(41)

28

Sedangkan belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar, terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.

Senada dengan hal ini, S. Nasution mengatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil belajar.34

Menurut Ahmad Mudzakir dan Sutrisno, belajar adalah suatu usaha mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.35

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.36

34

S. Nasution, Didaktik Asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1986), h. 39.

35

Ahmad Mudzakir dan Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.

54.

36


(42)

29

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dari dalam individu, yakni perubahan yang sederhana mengenai hal ini. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari suatu aktivitas.37

Pendidikan Agama Islam dari segi bahasa yaitu tarbiyah,

al-ta’lim, dan al-ta’dib. Jika ditelusuri ayat-ayat al-Qur’an dan matan

as-Sunah secara mendalam dan komprehensif sesungguhnya selain tiga kata tersebut masih terdapat kata-kata lain yang berhubungan dengan pendidikan. Kata-kata lain tersebut yaitu tazkiyah, muwaidzah, tafaqquh, tilawah, tahzib, irsyad, tabyin, tafakkur,

al-ta’aqqul dan al-tadabbur.38

Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut istilah adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.

37

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, h. 23.

38


(43)

30

Dengan istilah lain, manusia Muslim yang telah mendapatkan Pendidikan Agama Islam itu harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagai yang diharapkan oleh cita-cita Islam.

Pengertian Pendidikan Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem kependidikan yang mencangkup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia Muslim baik duniawi maupun ukhrawi.

Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa semua cabang ilmu pengetahuan yang secara materiil bukan Islamis, termasuk ruang lingkup Pendidikan Islam juga, sekurang-kurangnya menjadi bagian yang menunjang.39

Muhammad Fadil al-Dzawali, dalam M. Arifin mengartikan pendidikan agama Islam adalah proses mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan belajar (pengaruh dari luar).40

Sedangkan Zakiyah Darajat mengartikan pendidikan agama Islam sebagai perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk agama

39

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h.10-11.

40


(44)

31

Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya.41

Lain halnya dengan Zakiyah, mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha secara sistematis dan programatis dalam membantu anak didiknya supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.42

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, jelaslah bahwa pendidikan agama Islam ialah proses pendidikan yang merupakan rangkaian usaha membimbing, sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial serta hubungannya dengan nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari'ah dan akhlak karimah.

Yang dimaksud dengan dasar-dasar pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sini adalah segala sesuatu yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan bagi tegaknya agama Islam.

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Indonesia mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Dasar tersebut berasal dari Al-Qur'an, dan berikut akan disebutkan beberapa ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan pendidikan di antaranya adalah :

1) Surat An-Nahl ayat 125

41

Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), h. 28.

42


(45)

32

اوُ اكّبار ّنِإ ُناسْحاأ ايِ ِِّلِِ ْمُِْْدااجاو ِةاناساْْا ِةاظِعْوامْلااو ِةامْكِِِْْ اكيِبار ِليِباس اَِإ ُعْدا

ْناِِ ُمالْعاأ

ُمالْعاأ اوُاو ِهِليِباس ْناع ّلاض

انيِداتْهُمْلِِ

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.43

2) Surat Ali Imron ayat 104

اكِئالوُأاو ِراكْنُمْلا ِناع انْواهْ نا ياو ِفوُرْعامْلِِ انوُرُمْاَاو ِْْاْْا اَِإ انوُعْداي ٌةّمُأ ْمُكْنِم ْنُكاتْلاو

انوُحِلْفُمْلا ُمُ

Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung".44

Dua ayat di atas menunjukkan adanya perintah dan anjuran sekaligus digunakan sebagai dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.

Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan gambaran sarana yang harus dicapai pendidikan sebagai suatu sistem. Tujuan pendidikan merupakan suatu yang sangat menentukan sistem itu sendiri, karena inilah yang merupakan harapan masyarakat akan hasil pendidikan.

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

43

Depag RI, h. 421.

44


(46)

33

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.45

Menurut Al-Ghozali untuk tercapainya tujuan pendidikan agama Islam tersebut diperlukan adanya keimanan yang teguh, sebab dengan adanya keimanan tersebut akan menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agama yang diperintahkan Allah, sebagaimana firman Allah :

ا يِل اِإ اسْنإااو ّنِْْا ُتْقالاخ ااماو

ِنوُدُبْع

Artinya : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk

menyembahku". (Qs.Ad-Dzariyat : 56)46

Di samping tujuan akhirat, manusia juga tidak boleh melupakan masalah keduniaannya sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Al-Qoshos :

ُّّا اناسْحاأ ااماك ْنِسْحاأاو اايْ نّدلا انِم اكابيِصان اسْنا ت ااو اةارِخآا اراّدلا ُّّا اكاَآ ااميِف ِغاتْ بااو

َِّإ ِضْرأا ِِ ادااسافْلا ِغْبا ت ااو اكْيالِإ

انيِدِسْفُمْلا ّ ُُِ ا اّّ

Artinya : "Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi".

(Qs.Al-Qoshos : 77)47

Berdasarkan ayat di atas tujuan pendidikan agama Islam bukan semata-mata untuk akhirat saja akan tetapi tujuan keduniawianpun diperintahkan untuk mencapai kehidupan yang sakinah.

45

Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya : CV Citra Media, 1996), h. 2.

46

Depag. R, h. 889.

47


(47)

34

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua, yaitu: a. Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang

belajar. Faktor ini dibagi dua, yaitu jasmani dan rohani

1) Faktor jasmani adalah faktor yang langsung berhubungan dengan jasmani anak yang bersangkutan. Termasuk dalam faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis ini bisa berasal dari bawaan ataupun faktor yang dapat dipelajari yang terdiri dari:

a) Faktor intelektif, yang meliputi:

(1) Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, motivasi.48

Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas satu-persatu mengenai faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut :

a) Intelegensi b) Bakat

48

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.


(48)

35

c) Minat d) Motivasi b. Faktor ekstern:

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi.49

a) Cara orang tua mendidik

b) Hubungan yang terjalin dalam keluarga c) Keadaan ekonomi keluarga

d) Pengertian orang tua

e) Keadaan ekonomi orang tua 2) Faktor sekolah

Faktor yang satu ini juga tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas-tugas rumah. 3) Faktor masyarakat

49

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,


(49)

36

Masyarakat merupakan faktor ekstern dan juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena siswa banyak bergaul dalam masyarakat. Berikut ini akan diuraikan tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, yang semuanya itu dapat mempengaruhi belajar siswa.50

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

a. Faktor intern yaitu suatu hal yang terjadi atau ada pada diri siswa yang keberadaannya mempengaruhi belajar siswa. Dengan kata lain apabila faktor itu berjalan optimal atau seimbang dengan kebutuhan siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa akan bagus dan begitu sebaliknya.

b. Faktor ekstern yaitu suatu hal terjadi atau ada di luar diri siswa bisa disebut juga dengan lingkungan di mana lingkungan ini bisa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

3. Fungsi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Fungsi prestasi belajar dimaksudkan tidak hanya untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah melakukan suatu

50


(50)

37

aktivitas, tetapi yang lebih penting sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih giat lagi dalam belajar baik secara individu maupun kelompok. Penilaian merupakan aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu yang dimaksud fungsi penilaian di sini adalah antara lain sebagai berikut :

a. Penilaian berfungsi selektif

Artinya dalam mengadakan penilaian guru mempunyai cara yaitu mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. b. Penilaian berfungsi diagnotik

Artinya apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memberi persyaratan dengan melihat hasilnya, maka guru akan mengetahui kelemahan siswa. Jadi mengadakan penilaian sebenarnya guru diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya dengan mengetahui sebab kelemahan tersebut akan lebih mudah melakukan diagnosa. 51

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan bakat atau pembawaan siswa. Akan tetapi karena keterbatasan sarana dan prasarana dan tenaga kependidikan untuk melayani siswa yang berbeda-beda kemampuannya, maka

51


(51)

38

agak menyulitkan guru untuk dapat menentukan di kelompok-kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan sehingga mudah untuk mengadakan penilaian.52

d. Penilaian sebagai pengukur keberhasilan

Adanya penilaian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana metode pembelajaran dan kurikulum itu berhasil diterapkan. Apabila program yang dipergunakan itu tidak berhasil maka guru dapat merubahnya.53

4. Cara Menanggulangi Masalah Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Agar kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang pendidik atau orang tua perlu melakukan beberapa hal, yaitu:

1) Diagnosis kesulitan belajar

Banyak langkah-langkah diagnosis yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Serf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

52

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, h. 56.

53


(52)

39

c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kegiatan belajar. d. Memberikan tes diagnostik di bidang kecakapan tertentu untuk

mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.54

2) Menganalisis hasil diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.

3) Menentukan kecakapan bidang bermasalah

Berdasarkan analisis data tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu:

a. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.

b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua.

54


(53)

40

c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru maupun orang tua.

d. Menyusun program remedial.55

Dalam hal menyusun program pengajaran dan perbaikan, sebelumnya guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Tujuan pengajaran remedial b. Materi pengajaran remedial c. Metode pengajaran remedial d. Alokasi waktu pengajaran remedial

e. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.

4) Melaksanakan program perbaikan

Tempat penyelenggaraannya bisa dilakukan di mana saja, asal tempat itu memungkinkan siswa klien (siswa yang membutuhkan bantuan) memusatkan perhatiannya oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalam rangka mendayagunakan ruang BP tersebut.56

Aliusuf Sabri menambahkan sedikit tentang cara mengatasi kesulitan belajar yaitu:

a. Mengidentifikasi adanya kesulitan belajar.

55

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000) h. 176.

56


(54)

41

b. Menela’ah atau menetapkan status siswa.

c. Memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar. d. Mengadakan perbaikan.57

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar bukan berarti nermasalahnya seluruh faktor yang mempengaruhi belajar pada siswa, tetapi bisa jadi yang bermasalah hanya satu atau beberapa faktor saja. Misalnya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi bisa menjadi anak yang tidak berprestasi di bidang akademiknya jika lingkungannya yang tidak mendukung. 5. Cara Penilaian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti

Prestasi belajar siswa dapat diukur dan dinilai melalui berbagai macam alat evaluasi yang beragam. Peneliti akan menguraikan sebagai berikut:

1) Jenis alat evaluasi a. Teknik non tes b. Teknik tes

2) Bentuk-bentuk tes berdasarkan ranahnya a. Ranah kognitif

b. Ranah afektif

57

M. Aliusuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:


(55)

42

c. Ranah psikomotorik

C. Pengaruh Kreatifitas Guru Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana menciptakan dan mengembangkan motivasi peserta didik dalam belajar. Yakni salah satunya dengan adanya kreativitas seorang guru dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Tugas mengajar dan mendidik diumpamakan dengan sumber air, jika tidak terisi air maka akan kering. Demikian juga jabatan guru, jika tidak berusaha menambah wawasan baru, melalui membaca, dan terus belajar maka materi yang ia sajikan ketika mengajar akan terasa gersang.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin cepat, menuntut para guru untuk terus belajar dalam banyak hal yang terkait dengan pembelajaran secara berkesinambungan agar peran guru dalam pengajarannya tetap bermutu, kreatif dalam membimbing siswa.

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam memacu kreatifitas antara lain aktif membaca, gemar berapresiasi, mencintai seni,


(56)

43

respek terhadap perkembangan, menghasilkan sejumlah karya dan dapat memberi contoh dari hal-hal yang dituntut siswa.

Usaha pengembangan profesi tenaga kependidikan, khususnya guru meliputi :

a. Program Pre Service Education58

Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang Pemerintah telah mengusahakan berbagai lembaga yang menata usaha perbaikan mutu guru. Usaha tersebut adalah dengan mengadakan sekolah-sekolah guru yang perjalanannya terus mengalami perbaikan dan peningkatan untuk menjadi lebih terfokus.

Di samping itu ada pula program akta mengajar yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah.

Dengan cara ini profesi kependidikan menjadi terbuka bagi yang berada di luar fakultas kependidikan untuk menjadi guru dan memberi proteksi kepada profesi ini dengan mengharuskan mengambil akta mengajar bagi yang ingin menjadi guru, sehingga dengan demikian kualitas guru dapat ditingkatkan.

b. Program In Service Education 59

58

Piet Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994) h. 67.

59


(57)

44

Program In Service Education yaitu usaha yang memberi kesempatan pada guru-guru untuk mendapatkan penyegaran atau menurut istilah lainnya sebagai penyegaran yang membawa guru ke arah yang lebih baik

Dalam hal ini bagi mereka yang telah memiliki jabatan guru dapat berusaha meningkatkan profesi melalui pendidikan lanjutan. Dikatakan In Service Education bila mereka sudah menjabat dan kemudian mengikuti kuliah lagi.

c. Program In Service Training60

Pada umumnya yang paling banyak dilakukan adalah melalui penataran, yaitu:

1) Penataran penyegaran, yaitu usaha peningkatan kemampuan guru agar sesuai dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta memantapkan kemampuan tenaga kependidikan tersebut agar dapat melakukan tugas sehari-harinya dengan baik.

2) Penataran peningkatan kualifikasi, yaitu usaha peningkatan kemampuan guru sehingga mereka memperoleh kualifikasi formal sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

3) Penataran penjenjangan, yaitu usaha meningkatkan kemampuan guru sehingga dipenuhi persyaratan suatu jabatan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

60


(58)

45

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan menyangkut hubungan variabel-variabel penelitian. Secara umum, hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan yang berisis suatu prediksi (yang mungkin terjadi) berkenaan dengan hasil penelitian.61

Adapun hipotesa yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hipotesis Kerja

Yaitu hipotesa alternatif menyatakan adanya hubungan antara independent variabel dengan dependen variabel yaitu : ada pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

b. Hipotesis Nihil

Hipotesis nihil yaitu hipotesis yang menyatakan adanya persamaan atau tidak adanya perbedaan antara kedua variabel yaitu : tidak ada pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

61

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana,


(59)

46 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang

tepat untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian adalah cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery maupun invention.61

Metode Penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi –asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.62

Metodologi penelitian adalah kegiatan yang secara sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti itu sendiri.63

Jadi metode penelitian ini adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara berencana dan sistematis guna mendapatkan suatu pemecahan terhadap masalah yang diajukan, sedangkan metodologi penelitian adalah prosedur atau cara yang digunakan dalam suatu penelitian.

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

61

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2005), h. 3.

62

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 52.

63


(60)

47

Dilihat dari judul penelitian, yakni “Pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan”. Jenis penelitian yang digunakan penulis di sini tergolong penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data berupa sebagi alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.64

Selain itu penelitian yang dilaksanakan peneliti juga merupakan penelitian yang sifatnya deskriptif koreasional, karena penelitian ini menggambarkan pengaruh atau sebab-akibat dari variabel terikat.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Penentuan masalah penelitian dalam tahap ini penelitian mengadakan studi pendahuluan yaitu membaca buku-buku yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan observasi awal atau pemahaman lapangan terlebih dahulu

b. Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai dengan menentukan sumber data yaitu buku-buku dan data lapangan (sekolah yang diteliti). c. Analisis dan pengkajian data, yaitu menganalisis data yang masuk dan

akhirnya ditarik suatu kesimpulan.

64


(61)

48

B. Variabel Penelitian, Indikator dan Instrumen Penelitian 1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka (kuantitatif) atau juga dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah-ubah nilainya.65 Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan variasi.66 Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Independent variabel atau variabel bebas, atau sering disebut variabel

dalam penelitian ini adalah Kreatifitas guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, karena kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain.

Adapun indikator dari variabel X ini adalah: 1) Kreatifitas guru

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas guru 3) Ciri-ciri kreatifitas guru

4) Fungsi kreatifitas pembelajaran guru

5) Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan

65

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 10.

66

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka


(62)

49

b. Dependent variable atau variabel terikat, atau sering disebut variabel Y

dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, karena kemunculannya disebabkan oleh variabel lain. Adapun indikator variabel Y ini adalah:

1) Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2) Kreatifitas guru

3) Nilai aspek kognitif 4) Nilai ulangan harian 2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pedoman Wawancara yang berisi pertanyaan yang digunakan untuk mencari data tentang sejarah beridinya SMP Negeri 4 Lamongan.

c. Lembar angket yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa berkaitan dengan kreatifitas guru.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa,


(63)

50

atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.67

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Lamongan yang terdiri dari kelas dengan siswa yang berjumlah 262.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.68

Adapun teknik pengambilan sampel ada dua, yaitu random

sampling dan non random sampling. Teknik random sampling adalah

pengambilan sampel secara sembarang atau acak. Dalam teknik random sampling semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian. Sedangkan dalam non

random samping, tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang

sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel.69

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mempergunakan teknik random sampling. Dimana setiap individu dalam

67

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, h. 53.

68

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 131-133.

69

Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan


(64)

51

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik random sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random kelas. Dan sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII G yang terdiri dari 28 siswa.

D. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:

1) Data Kuantitatif

a) Jumlah siswa kelas VIII G, jumlah tenaga edukatif dan non edukatif dan jumlah sarana dan prasarana.

b) Kreatifitas guru terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

c) Hasil tes belajar siswa dengan Kreatifitas guru terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

d) Pengaruh Kreatifitas guru terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

2) Data Kualitatif

Yang termasuk data kualitatif antara lain:


(1)

126

memperoleh nilai rata-rata 93,03. Dari hal ini dapat penulis simpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas VIII G pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti meningkat dengan adanya Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

3. Adanya pengaruh Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII G di SMP Negeri 4 Lamongan dapat dikatakan baik. Hal ini terbukti diterimanya Hipotesis Kerja (Ha) dan ditolak (Ho) dengan nilai rxy sebesar 0,711. Sedangkan untuk tingkat pengaruh terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam di kelas VIII G di SMP Negeri 4 Lamongan dapat dikatakan mempunyai korelasi yang kuat atau tinggi, karena nilai rxy berada diantara 0,70-0,90.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan penulis di SMP Negeri 4 Lamongan dengan judul Pengaruh Kreatifitas Guru terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan, Penulis mendapatkan hasil yang sangat baik yaitu adanya Pengaruh Kreatifitas Guru terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan pentingnya Pengaruh Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan, maka dari itu penulis memberikan saran dan masukan dengan


(2)

127

tujuan supaya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan bisa berjalan dengan baik, yaitu:

1. Bagi para pendidik, hendaknya selalu memperhatikan perkembangan

prestasi siswa. Sehingga dalam pelaksanaannya para pendidik dapat membagi kelompok dengan adil dan dapat membagi tugas kepada para siswa dengan tepat.

2. Bagi peserta didik, hendaknya selalu memperhatikan arahan dari para pendidik, sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan maksimal.

3. Bagi pihak sekolah, hendaknya juga memperhatikan srana dan prasarana yang dibutuhkan para pendidik, sehingga para pendidik dapat ebih maksimal dalam proses pembelajaran.

4. Bagi pihak keluarga, hendaknya selalu mengevaluasi materi putra putrinya yang didapatkan di sekolah, dan juga memberikan suasana baik di rumah yang dapat mendukung proses pembelajaran siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, 1991, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta

Anonim, 2012, Ciri-ciri Guru Kreatif yang Profesional, Semarang: Blogspot Arifin, M, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Arifin, M. 1997, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi, 1996, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta

Darajat, Zakiyah, 1992, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful Bahri, 2002, Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Ghony, Djunaidi & Fauzan Almanshur, 2009, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Malang: UIN Malang Press

Hadi, Sutrisno, 1980, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset Hadi, Sutrisno, 1990, Metode Research Jilid 2, Yogyakarta: Andi Offse Hadis, Abdul, 2008, Psikologi Dalam Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Hajar, Ibnu, 1996, Dasar-Dasar Metodologi Kualitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Ilham, Ainun, 2014, Tujuan Pembelajaran, Surabaya: Blogspot

Johnson, Elaine B, 2007, Contextual Theaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center (MLC)

Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grofindo Persada


(4)

Latuconsina, Hudaya, 2014, Pendidikan Kreatif, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Maimun, 2014, Menjadi Guru Yang Dirindukan Pelita yang Menerangi Jalan

Hidup Siswa, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta

Mardalis, 1995, Metode Penelitian Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara Margono, 1997, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Marsono, 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Mas’ud, Abdurrahman, 2001, Paradigma Pendidikan Islam,Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Moeliono, Anton M. dkk, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Jakarta : Balai Pustaka

Mudzakir, Ahmad, dan Sutrisno, 1997, Psikologi Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia

Muhaimin,1996, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya : CV Citra Media

Mulyasa, E, 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Munandar, Utami, 2002, Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, Jakarta : Gramedia Pustaka

Nasution, S. 1986, Didaktik Asas Mengajar, Bandung : Jemmars Nata, Abuddin, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: KENCANA

Nurhidayati, 2006, Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Anonim

Purwanto, Ngalim, 1996, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya

Rahman, Nazarudin, 2013, Manajemen Pembelajaran, Yogayakarta: Pustaka Felicha


(5)

Rusman, 2012, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sabri, M. Aliusuf , 1995, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya

Sabri, M. Aliusuf , 2005, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press

Sahertian, Piet, 1994, Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset

Samana, A, 1994, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius

Setyosari, Punaji, 2010, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Kencana

Siregar, Syofian, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, Jakarta: Kencana

Slameto, 1995, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Gunung, PT, Rineka Cipta

Subagyo, Joko, 2004, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta

Sudijono, Anas, 2009, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2004, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

Syah, Muhibbin, 2000, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Logos Wacana Ilmu Thaha, Chabib, 1989, Kapita Selekta Pendidikan Islam,Yogyakarta: Andi

Offset

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Tim Penyusun , 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Trianto, 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Undang-undang Guru dan Dosen, 2008, UU RI No. 14 Th. 2005, Jakarta: Sinar Grafika

Utsman, Fathor Rachman, 2014, Panduan Statistika Pendidikan, Jogjakarta: Diva Press

Widodianto, Sri, 2013, Filsafat Ilmu, Palangkaraya: Slideshare

Wulandari, Sami, 2010, Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMPN 2 Negeri Tangerang Selatan, Jakarta: Anonim