PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI LAMONGAN.

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI

LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh:

SHOFA ATIN ULUL AZMI NIM. D71213136

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2017


(2)

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI

LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

SHOFA ATIN ULUL AZMI NIM. D71213136

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SURABAYA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ABSTRAK

Judul: Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1Sukodadi Lamongan

Nama : Shofa Atin Ulul Azmi

Pendidikan merupakan suatu jalan atau cara yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Bahkan pendidikan menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalani manusia dalam kehidupannya. Implementasi strategi pembelajaran

Student Facilitator and Explaining juga merupakan cara mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Masalah yang diteliti dalam skripsi yang berjudul “pengaruh implementasi

strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan” adalah: (1) Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining di SMPN 1Sukodadi Lamongan; (2) Bagaimana prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran

Student Facilitator and Explaining di SMPN 1Sukodadi Lamongan; (3) Bagaimana pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti siswa di SMPN 1 Sukodadi Lamongan. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penyajiannya peneliti menguraikan secara jelas tentang obyek yang diamati serta menyajikannya data bentuk angka. Analisis yang digunakan adalah: (1) Analisis deskriptif tentang strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti; (2) Analisis statistik dengan menggunakan rumus product moment untuk mengetahui tentang pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

Berdasarkan masalah tersebut di atas dan setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa (1) Implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah baik; (2) Prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti juga tergolong sangat baik; (3) Pengaruh strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, berdasarkan analisis diperoleh “rxy” hasil perhitungan = 0,83 dengan jumlah responden 27 siswa, sedangkan “t” pada tabel koefisien korelasi product moment taraf signifikan 5% adalah 0,396

Jadi “rxy” perhitungan lebih besar dari nilai “t” pada tabel, maka hipotesis kerja diterima. Adapun pengaruh strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan adalah tergolong sangat baik, hal ini berdasarkan “t” perhitungan yaitu 0,83 yang berada pada rentangan 0,70-0,90.


(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGATAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Penelitian Terdahulu ... 8

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian... 10

G. Definisi Operasional ... 10

H. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 16

2. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 18


(9)

3. Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Student Facilitator

and Explaining ... 19

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20

2. Aspek-Aspek Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 28

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 32

C. Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 42

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 45

B. Variabel Penelitian, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 47

C. Populasi dan Sampel ... 48

D. Jenis Data dan Sumber Data 50 E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Analisis Data ... 55

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 62

2. Visi dan Misi SMPN 1 Sukodadi Lamongan... 64

3. Struktur Organisasi SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 65


(10)

5. Keadaan Siswa SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 69 6. Sarana dan Prasarana SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 70 B. Penyajian Data dan Analisis Data

1. Penyajian Data dan Analisis Data Tentang Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining di SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 73 2. Penyajian Data dan Analisis Data Tentang Prestasi Belajar

PAI SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 103 3. Analisis Data dan Analisis Data Tentang Pengaruh

Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 119 B. Saran-Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Interpretasi Nilai r “Product Moment” ... 61

2. Profil SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 63

3. Struktur Organisasi Sekolah ... 65

4. Keadaan Guru SMPN 1 Sukodadi Lamongan Tahun 2016/2017 ... 66

5. Data Guru dan Jabatannya ... 67

6. Keadaan Siswa-Siswi SMPN 1 Sukodadi Lamongan Tahun ... 70

7. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Sukodadi Lamongan ... 71

8. Data Hasil Pengamatan Kemampuan Guru ... 73

9. Nama-nama responden Kelas VII C ... 76

10.Data Hasil Angket Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 78

11.Tentang Siswa Mengetahui Tentang Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 80

12.Tentang Penggunaan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining pernah diterapkan di Sekolah ... 81

13.Tentang Guru Membagikan Lembar Kerja kepada Setiap Kelompok ketika Menggunakan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 81

14.Tentang Setiap Kelompok diminta untuk Membuat Peta Konsep dengan Bidang Studi yang Sudah Diajarkan Guru ... 82

15.Tentang Guru Menunjuk Secara Acak Seorang Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Pada Saat Proses Pembelajaran ... 83

16.Tentang Guru Meminta Siswa Lain untuk Mengajukan Sebuah Pertanyaan yang Telah Dipresentasikan ... 84

17.Tentang Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Siswa Berinteraksi dengan Baik ... 85


(12)

18.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Menjadikan Siswa Lebih Fokus ... 86 19.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining berpengaruh pada Pemahaman Siswa... 86 20.Tentang Kegiatan Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Pembelajaran

Student Facilitator and Explaining menyenangkan dan ringan ... 87 21.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining dapat Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 88 22.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Termotivasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti ... 89 23.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Bermanfaat untuk Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 89 24.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Efektif dan Inovatif ... 90 25.Tentang Siswa dapat Menghubungkan Materi dengan Lingkungan Sekitar

dengan Kreatifitas yang dimiliki ... 91 26.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Siwa dapat Berbagi Ilmu dengan Teman Saat Pembelajaran ... 92 27.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Menjadikan Lebih Bekerjasama dengan Teman ... 92 28.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Membuat Keingintahuan Siswa Meningkat Setiap Pembelajaran. ... 93 29.Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Strategi

Pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan yang tidak Menggunakan Strategi Student Facilitator and Explaining... 94 30.Tentang Guru Memberikan Pertanyaan dengan Materi Pemnbelajaran PAI,


(13)

31.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining membuat Siswa Lebih Memahami Materi Pembelajaran ... 96

32.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Siswa Puas dengan Nilai Ulangan Harian Pada Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 97

33.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Membuat Semangat Belajar Siswa Bertambah ... 98

34.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Membuat Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Meningkat... 98

35.Tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining membuat Siswa Mampu Mengaplikasikan Pelajaran PAI dan Budi Pekerti dalam Kehidupan Sehari-hari ... 99

36.Hasil Nilai Angket... 100

37.Hasil Pre Test ... 103

38.Hasil Post Test ... 106

39.Analisis Korelasi Antara Variabel X (Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti) ... 110


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.1

Dalam pelaksanaan pendidikan, pemerintah telah mengupayakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran Nasional yang diatur dalam undang-undang. Untuk itu pemerintah memberikan hak pada warganya untuk mendapatkan pengajaran dan pendidikan ini dimulai dari lingkungan keluarga sebagai lembaga pendidikan, kemudian pendidikan di lingkungan masyarakat sebagai pendidikan nonformal, oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.2

Dalam keseluruhan proses pendidikan (dalam hal itu di Sekolah atau Madrasah), kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

1

Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 2.

2


(15)

2

tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.3

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.4 Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manisia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil belajar.5

Sedangkan pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai.6

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (Sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari hasil belajar peserta didik yang senantiasa sangat memprihatinkan. Upaya untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa

3

Abu Ahmadi, & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 14.

4

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta , 2008) h. 13.

5

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, ibid, h. 120.

6

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,


(16)

3

perlu terus ditingkatkan. Hal ini perlu ditingkatkan dengan mengadakan perbaikan pada setiap aspek yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Salah satu yang mempengaruhi adalah penggunaan strategi dalam kegiatan belajar mengajar yang terkesan monoton, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran itu menjemukan bagi peserta didik bahkan tidak sedikit penggunaan metode tersebut dalam proses pembelajaran cenderung mematikan daya ingat siswa. Hal itu disebabkan kurang dikuasainya metode oleh guru-guru PAI dan tidak diketahui metode khusus dalam mengajar agama.7

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan

contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya kreativitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang

7


(17)

4

menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.8

Dalam pembelajaran yang berorientasi pada kurikulum 2013, perlu digunakan sebuah metode yang dapat menempatkan siswa sebagai subyek (pelaku) pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya.9Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan / peta konsep.10 dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengesankan, keberanian, kebermaknaan dalam pembelajaran, penanaman

8

Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2015), h. 42.

9

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 228.

10

Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Pikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 128.


(18)

5

konsep yang melekat dari hasil penyimpulan serta meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat digunakan dalam segala aspek bidang studi. Strategi ini juga cocok digunakan pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, karena dengan penggunaan strategi ini dapat membuat konsep-konsep materi yang akan mudah diserap oleh peserta didik.

Strategi pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah rendahnya prestasi siswa. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat bermanfaat terhadap hasil belajar mengajar. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang sesuai dengan waktu yang tersedia maka diarahkan dalam bentuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.

Peneliti memilih pelaksanaan penelitian di SMPN 1 Sukodadi Lamongan karena pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti disana agar adanya sebuah perubahan yang baru, mengingat sekarang sudah adanya pergantian kurikulum yang bersifat aktif, dan agar adanya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah mencapai tujuan belajar, sehingga siswa


(19)

6

lebih mudah mendapatkan hasil belajar yang baik, dan dengan hasil belajar yang baik, siswa akan mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran

Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatkan Prestasi

Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan?

2. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining di SMPN 1 Sukodadi Lamongan?

3. Bagaimana pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti SMPN 1 Sukodadi Lamongan?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa tujuan dari penelitian. Antara lain adalah:


(20)

7

1. Mengimplementasikan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan

2. Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

3. Mengetahui pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki kegunaan, antara lain:

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining serta pengaruh dalam prestasi siswa dalam pendidikan.

2. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, maka siswa dapat termotivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa.


(21)

8

3. Bagi Guru

Agar para guru dapat memanfaatkan strategi pembeljaran Student Facilitator and Explaining sebagai strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan prestasi belajar siswa

4. Bagi Lembaga

Sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk meningkatkan prestasi belajar pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di lembaga melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining, serta sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan kepada para guru dalam penyampaian materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

E. Penelitian terdahulu.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa yang membahas topik karya ilmiah yang membahas tentang Implementasi Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, hanya saja beda dalam jenis penilitiannya.

Pada penelitian dahulu penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah : Pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan keaktifan siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDN Kedungrejo Waru Sidoarjo


(22)

9

Pelaksanaan pembelajaran model Student Facilitator and Explaining di SDN Kedungrejo Waru Sidoarjo dapat dikatakan baik, hal ini dibuktikan dengan observasi yang mana kemampuan guru dalam mengelola pemelajaran yang meliputi: pendahuluan, kegiatan inti/materi, evaluasi, penutup serta pengelolaan waktu dan suasana kelas mendapatkan jumlah rata rata keseluruhan dari hasil observasi sebesar 3,42. Dan Keaktifan siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga tergolong baik, hal ini terlihat dari hasil wawancara pada guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan wali kelas. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang bertanya setelah pembelajaran berlangsung.

Adapun kesimpulannya adalah : Pembelajaran model Student Facilitator and Explaining mempunyai pengaruh yang cukup besar pada keaktifan siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Kedungrejo Sidoarjo khususnya kelas V, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis data yang tersebar dan dihitung dengan rumus regresi linier yang mendapatkan hasil Y = 20,218+ 0,519X, jadi dapat dikatakan bahwa Ho” ditolak dan “Ha” diterima yakni ada pengaruh antara pelaksanaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDN Kedungrejo Waru Sidoarjo

Penelitian tersebut sama dengan penelitian yang akan di lakukan dalam penelitian ini, hanya saja dalam segi tujuannya berbeda yaitu dari segi kemampuan memecahkan masalah, dan dalam penelitian yang akan dilakukan


(23)

10

ini tentang meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa.

F. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Peneliti menjadikan masalah di atas sebagai sasaran penelitian dan lokasi yang diambil peneliti adalah di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

Agar jelas dan tidak luas pembahasan dalam karya ilmiah ini, maka kiranya peneliti untuk memberikan batasan masalah, batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.

3. Dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti semester ganjil di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul

penelitian “PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI

PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING


(24)

11

AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMPN 1 SUKODADI LAMONGAN”

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.11 Jadi yang dimaksud pengaruh adalah sesuatu yang terjadi sebagai akibat dari adanya dua hal yang saling berkaitan.

2. Implementasi

Secara sederhana implementasi dapat diartikan pelaksanaan atau penerapan. E. Mulyasa berpendapat bahwa implementasi merupakan suatu proses untuk melaksanakan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.12

3. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

merupakan rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa. Gagasan dari strategi pembelajaran ini adalah

11

Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Depdikbud, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 849.

12

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, Implementasi dan


(25)

12

bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya.13

4. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kehidupannya.14

Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang berupa perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.15

13

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, h. 228.

14

Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 2.

15


(26)

13

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian ”prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”, yakni perubahan yang terjadi pada siswa sebagai suatu bimbingan seorang guru untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yang dinyatakan dalam bentuk angka. Huruf maupun simbol yang merupakan cerminan dari hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu yang dinyatakan dalam raport.

5. SMPN 1 Sukodadi Lamongan

Sebuah Lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang berada dalam naungan Departemen Pendidikan yang berada di jalan raya Desa Sumberaji, Sukodadi Kabupaten Lamongan.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut:

1. Bagian muka terdiri dari Halaman Sampul Dalam, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Tim Penguji Skripsi, Pertanyaan Keaslian Tuisan, Motto, Persembahan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Tampilan.


(27)

14

2. Bagian isi memuat tentang:

a. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah, Definisi Operasional, Sistematika Pembahasan.

b. BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tinjauan tentang Strategi Student Facilitator and Explaining , Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pengaruh Implementasi Strategi Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan Hipotesis Penelitan.

c. BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Jenis dan Rancangan Penelitian, Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

d. BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian, dan pertama membahas tentang Gambaran Umum SMPN 1 Sukodadi Lamongan, Data Hasil Angket tentang Penggunaan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining,


(28)

15

Hasil Observasi tentang Prestasi Belajar Siswa, Analisis Data dan Pengujian Hipotesa.

e. BAB V: PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Simpulan dan Saran-saran

3. PENUTUP

Bagian akhir ini terdiri dari Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup, Lampiran-lampiran.


(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.1 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).2

Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.

Strategi pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya.3 Di sini, strategi mencerminkan keharusan untuk mempermudah tujuan pembelajaran. Miarso berpandangan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang menyeluruh dalam sebuah sistem pembelajaran dalam bentuk pedoman dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran. Miarso

1

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 18.

2

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1340.

3


(30)

17

menekankan bahwa strategi mencerminkan pendekatan mencapai tujuan pembelajaran.4

Jadi yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar peserta didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa.5 Gagasan dari strategi pembelajaran ini adalah bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya.

Sedangkan menurut Agus Suprijono, strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining diartikan sebagai metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa.6 Sehingga strategi pembelajaran Student

4

Mulyono, Strategi Pembelajaran, h. 10.

5

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, h. 228.

6


(31)

18

Facilitator and Explaining menjadikan siswa sebagai facilitator bagi teman-temannya dan diajak berpikir secara kreatif dan menghasilkan karya yang terbaik untuk ditunjukkan kepada teman-temannya dan menjadikan kemampuan siswa dalam menyerap ilmu lebih meningkat. Strategi ini merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu dan strategi ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

ِ ف

ِ ط

ِ ر

ِ ت

ِ

اِ ه

ِ لِ ت

ِ فِى

ِ ط

ِ رِ

ِ نلا

ِ سا

ِ

ِ ع

ِ لِ ي

ِ ها

ِ ِج

ِ هِ ق ل خ لِ لي د ب تِ َ

ِ ج ِ

Artinya: Tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itu.(Q.S. Al-Rum: 30)

Dengan melihat strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan ayat diatas sangat berhubungan karena dengan strategi itu membuat siswa dapat dididik dan dapat mendidik. Ayat diatas juga menerangkan bahwa manusia itu membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.7

2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Expalaining adalah sebagai berikut:8

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

7

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, h. 16.

8

Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pailkem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 125-126.


(32)

19

b. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi

c. Memberikan kesempatan siswa/ peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya, baik melalui bagan/ peta konsep maupun yang lainnya.

d. Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa

e. Guru menyimpulkan semua materi ysng disajikan saat itu f. Penutup

3. Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Beberapa kelebihan dalam menggunakan strategi pembelajaran Student facilitator and Explaining sebagai berikut:

a. Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret

b. Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi

c. Melatih siswa untuk menjadi guru yang telah didengar

d. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar

e. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan. Dalam menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini juga mempunyai kekurangan, sebagai berikut:9

9


(33)

20

a. Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang diperintahkan oleh guru

b. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya (menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran)

c. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian apa saja yang terampil

d. Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan materi ajar secara singkat.

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.10

Pengertian Prestasi menurut para ahli sebagai berikut:

1) W.J.S. Purwardarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

10


(34)

21

2) Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.

3) Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

4) Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

5) Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.11

Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

11

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) , h. 19.


(35)

22

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.12

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Adapun pengertian belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku. Yang dimaksud dengan pengalaman adalah segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun tidak sengaja dialami setiap orang. Sedangkan latihan merupakan kejadian yang dengan sengaja dilakukan setiap orang secara berulang-ulang.13

Dengan demikan belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal, tetapi belajar juga merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi, dan berkembang karena belajar. Kegiatan yang

12

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 138.

13


(36)

23

disebut belajar dapat terjadi di mana-mana, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lembaga pendidikan formal.

Beberapa pandangan para ahli tentang pengertian belajar antara lain sebagai berikut:

a) Anthony Robbins

Belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu (pengetahuan) baru.14

b) Prof. Dr. Oemar Hamalik

Belajar adaah adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.15 c) Muhaimin

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.16

d) Slameto,

14

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.

15

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 27.

16


(37)

24

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.17

b. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Sebelum kita membahas pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, kita perlu mengerti pengertian tentang pendidikan. Pengertian Pendidikan dari segi bahasa adalah sebagai berikut:

1) Tarbiyah, berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual) yang terdapat pada peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal, melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengaturnya secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan.18

2) Al-Ta’lim, menurut H. M Quraisy Shihab adalah mengajar yang intinya tidak lain kecuali mengisis benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.19 3) Al-Ta’dib, menurut al-Naquib al-Attas adalah pengenalan dan

pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan

17

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 2.

18

Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana, 2010), h. 8.

19


(38)

25

penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.20

4) Al-Mau’idzah, adalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan pencerahan batin agar timbul kesadaran untuk berubah menjadi orang yang baik.21

5) Al-Tadris, berarti pengajaran, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan menimbulkan perubahan pada dirinya.

Sedangkan Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, bahwa Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).22

b. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar ajaran Islam.

c. Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik

20

Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, h. 14.

21

Ibid., h. 17.

22


(39)

26

agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

d. A. Arifin mengartikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada ajaran Islam.23

e. Ahmad D. Marimba mengartikan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu konsep berupa bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.

Adapun tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh dalam seluruh aspek kehidupannya.24 Pada tataran ini manusia sebagai subjek dan objek pendidikan sangat diharapkan untuk melibatkan seluruh potensi kemanusiaannya yang bermuara pada pengabdian dirinya kepada Tuhan. Dalam hal ini Allah mensinyalir dalam Alquran surah Adz-Dzariyat (51) ayat 56:

23

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 31.

24


(40)

27

ِنْوُدُبْعَ يِل َاِإ َسنِْْاَو َنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Melihat posisi sentral manusia dalam proses pendidikan yang melibatkan potensi fitrah, rasa ketuhanan, hakikat, serta wujud manusia menurut pandangan Islam, maka tujuan pendidikan Islam adalah untuk aktualisasi dari potensi-potensi kemanusiaan tersebut.25

Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.

a. Tujuan Sementara

Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmanai-rohani dan sebagainya.26

b. Tujuan Akhir

Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim di sini adalah

25

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, h. 35.

26


(41)

28

kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.

Menurut Drs Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat digolongkan ke dalam 3 hal, yaitu:

1) Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar.27

2) Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera dilihat dan ketahuan dari luar.

3) Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.

c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Dari pengertian prestasi belajar dan pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang telah diuraikan, maka dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah suatu hasil yang dicapai setelah melakukan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2. Aspek-aspek Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

a. Aspek Kognitif

27


(42)

29

Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajaran pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom.28

1) Pengetahuan

Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. 2) Pemahaman

Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menhubungkannya dengan hal-hal lain.29

3) Penerapan

Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.30

28

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 101.

29

Ibid., h. 106.

30


(43)

30

4) Analisis

Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya.

5) Sintesis

Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. 6) Penilaian

Dalam jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan 1) Menerima (receiving)

Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, musik, baca buku, dan sebagainya.)31

2) Menjawab (responding)

Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya

31


(44)

31

secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan). 3) Menilai (valuing)

Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu.

4) Organisasi

Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/ memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal. 5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai

Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga

membentuk karakteristik “ pola hidup”.32

c. Ranah Psikomotik

Ranah psikomotorik berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke dalam klasifikasi gerak di sini mulai dari gerak yang paing sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta komputer. 33

32

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, h. 118.

33

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 119.


(45)

32

Jenis prestasi dalam ranah psikomotorik adalah dalam bidang keterampilan (skill). Secara garis besar, keterampilan itu mempunyai beberapa tingkat:34

1) Gerakan refleks: respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir

2) Dasar gerakan-gerakan dasar: gerakan yang menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks

3) Perceptual abilities: kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan) 4) Physical abilities: kemampuan yang diperlukan untuk

mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi. 5) Skilled movements: gerkan yang memerlukan belajar

6) Nondiscoursive communication: kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam

34


(46)

33

rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.35

a. Faktor-faktor intern

Di dalam membicarakan faktorn intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. 1) Faktor jasmaniah

(a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/ bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya36

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

35

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, h. 130.

36


(47)

34

(b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/ badan. Cacat itu dapat berupa buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain.37

Keadaaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan itu.

2) Faktor Psikologis (a) Inteligensi

Intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.38

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan

37

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 55

38


(48)

35

kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupaka suatau hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.39

Menurut Kartono, kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil-tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal, secara potensi ia dapat mencapai prestasi tinggi.

(b) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/ hal) ataupun sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.40

39

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 139.

40


(49)

36

(c) Minat

Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai

berikut: “ Interest is persisting tendency to pay attention to and

enjoy some activity or content”.41

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.42

41

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 57. 42


(50)

37

(d) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgarrd adalah: “the capacity to

learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/ tidak berbakat di bidang itu.43

Dari uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah hal penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.

(e) Motif

James Drever memberikan pengertian tentang motif sebagai berikut: “Motive is an effective-conative factor which operates in

determining the direction of an individual’s behavior to wards an

end or goal, consioustly apprehended or unconsioustly.”

43


(51)

38

Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/ pendorongnya.44

(f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak, dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.45

(g) Kesiapan

44

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 58.

45


(52)

39

Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah: Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakn kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.46

(h) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menetukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.47

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Motifasi sebagai faktor dalam berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat

46

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 59.

47


(53)

40

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.

b. Faktor-faktor Ekstern 1) Faktor Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertamadan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.48

2) Faktor Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian

48


(54)

41

pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil-hasil belajarnya.49

Menurut Kartono, guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai bahan pelajaran yang disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, perjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada disitu. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak/ siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.50

Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya. Anak/ siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh

49

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, h. 144.

50


(55)

42

orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong anak/ siswa untuk belajar lebih giat lagi.

C. Pengaruh Implementasi Strategi Student Facilitator and Explaining terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti

Pada umumnya saat guru mengajar di ruang kelas sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana kondisi dan kemampuan daya tangkap atau memori para siswanya. Kebanyakan guru menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan waktu yang tepat. Hal ini dapat kita pahami karena guru mempunyai target kurikulum yang harus selesai kepada siswa dalam kurikulum yang harus selesai disampaikan kepada siswa dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus mampu melakukan proses pembelajaran dan rancangan yang tepat akan tercipta proses pembelajaran yang efektif, dan efisien. Siswa akan merasa termotivasi untuk belajar dengan baik. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengubah proses belajar yang membosankan yaitu menerapkan strategi pembelajaran

Student Facilitator and Explaining, agar suasana pembelajarn dikelas lebih aktif dan hidup. Dalam strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini, siswa dituntut lebih aktif dibandingkan dengan guru.


(56)

43

Dengan melaksanakan pembelajaran cooperative ini, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas.51

Strategi pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya.

Pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar sangatlah penting. Memberi kesempatan kepada siswa agar lebih aktif dan guru hanya memberikan bantuan secara bertahap sehingga merangsang siswa melakukan aktivitas baik secara individual maupun kelompok agar dapat mengembangkan kemandirian sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik.

Kelebihan dari strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining yaitu dapat meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan

51

Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta


(57)

44

demonstrasi, melatih siswa untuk menjadi guru yang telah didengar, dan memotivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan menyangkut hubungan variabel-variabel penelitian. Secara umum, hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan yang berisis suatu prediksi (yang mungkin terjadi) berkenaan dengan hasil penelitian.52

Adapun hipotesa yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hipotesis Kerja

Yaitu hipotesa alternatif menyatakan adanya hubungan antara independent variabel dengan dependen variabel yaitu : ada pengaruh implementasi strategi pembelajaran student facilitator and explaining

terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

b. Hipotesis Nihil

Hipotesis nihil yaitu hipotesis yang menyatakan adanya persamaan atau tidak adanya perbedaan antara kedua variabel yaitu : tidak ada pengaruh implementasi strategi pembelajaran student facilitator and explaining

terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

52

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 92.


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat

untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian adalah cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery maupun invention.1

Metode Penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi –asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.2

Metodologi penelitian adalah kegiatan yang secara sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti itu sendiri.3

Jadi metode penelitian ini adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara berencana dan sistematis guna mendapatkan suatu pemecahan terhadap masalah yang diajukan, sedangkan metodologi penelitian adalah prosedur atau cara yang digunakan dalam suatu penelitian.

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

1

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 3.

2

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 52.

3


(59)

46

Dilihat dari judul penelitian, yakni “Pengaruh Implementasi

Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SMPN 1 Sukodadi Lamongan”. Jenis penelitian yang digunakan penulis di sini tergolong penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data berupa sebagi alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.4

Selain itu penelitian yang dilaksanakan peneliti juga merupakan penelitian yang sifatnya deskriptif koreasional, karena penelitian ini menggambarkan pengaruh atau sebab-akibat dari variabel terikat.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Penentuan masalah penelitian dalam tahap ini penelitian mengadakan studi pendahuluan yaitu membaca buku-buku yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan observasi awal atau pemahaman lapangan terlebih dahulu

b. Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai dengan menentukan sumber data yaitu buku-buku dan data lapangan (sekolah yang diteliti). c. Analisis dan pengkajian data, yaitu menganalisis data yang masuk dan

akhirnya ditarik suatu kesimpulan.

4


(60)

47

B. Variabel Penelitian, Indikator dan Instrumen Penelitian

1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka (kuantitatif) atau juga dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah-ubah nilainya.5 Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan variasi.6 Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Independent variabel atau variabel bebas, atau sering disebut variabel dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining, karena kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain.

Adapun indikator dari variabel X ini adalah:

1) Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

2) Karakteristik strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

3) Langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

5

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 10.

6

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 10.


(61)

48

b. Dependent variable atau variabel terikat, atau sering disebut variabel Y dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, karena kemunculannya disebabkan oleh variabel lain.

Adapun indikator variabel Y ini adalah: 1) Prestasi belajar-mengajar

2) Kreatifitas siswa 3) Nilai aspek kognitif 4) Nilai ulangan harian 2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pedoman Wawancara yang berisi pertanyaan yang digunakan untuk mencari data tentang sejarah beridinya SMPN 1 Sukodadi Lamongan. c. Lembar angket yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa berkaitan dengan pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

d. Soal pre-test dan post-test yang terdiri dari soal-soal yang berkaitan tentang materi thaharah.

C. Populasi dan Sampel


(62)

49

Populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.7

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Sukodadi Lamongan yang terdiri dari 8 kelas dengan siswa yang berjumlah 212.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.8

Adapun teknik pengambilan sampel ada dua, yaitu random sampling

dan non random sampling. Teknik random sampling adalah pengambilan sampel secara sembarang atau acak. Dalam teknik random sampling semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian. Sedangkan dalam non random

7

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, h. 53.

8


(63)

50

samping, tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel.9

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mempergunakan teknik random sampling. Dimana setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik random sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random kelas. Dan sampel pada penelitian ini adalah kelas VII C yang terdiri dari 27 siswa.

D. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:

1) Data Kuantitatif

a) Jumlah siswa kelas VII C, jumlah tenaga edukatif dan non edukatif dan jumlah sarana dan prasarana.

b) Penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

9

Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan


(64)

51

c) Hasil tes belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

d) Pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

2) Data Kualitatif

Yang termasuk data kualitatif antara lain:

a) Sejarah berdirinya sekolah SMPN 1 Sukodadi Lamongan b) Struktur sekolah SMPN 1Sukodadi Lamongan

c) Keadaan sarana dan prasarana b. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah subjek dimana data dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan data sekunder.

1) Sumber data primer adalah data pokok yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disebutkan dalam rumusan masalah. Data ini diperoleh dari hasil interview, observasi, angket dan tes hasil belajar.


(65)

52

2) Sumber data sekunder adalah data ini bersumber dari data pelengkap yang mendukung hasil penelitian, seperti data dari hasil dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang diperoleh untuk mengumpulkan data yang dipergunakan dalam penelitian. Untuk nmemperoleh sejumlah data yang berkualitas dan valid dalam suatu penelitian, maka memerlukan adanya metode pengumpulan data.

Adapun teknik yang peneliti pergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.10

Observasi sebagai alat pengumpul data dapat dilakukan secara spontan dapat pula dengan daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya.

Teknik ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining di kelas VII SMPN 1 Sukodadi Lamongan, apakah pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan langkah-langkah strategi pembelajaran

10

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 62.


(1)

120

angket tentang penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining sebanyak 77,4% adalah tergolong baik juga.

2. Prestasi belajar siswa kelas VII C pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan adalah baik. Hal ini berdasarkan analisa data yang diperoleh dari prestasi belajar siswa. Dari hasil pre test memperoleh nilai rata-rata 73,9, dan hasil post test memperoleh nilai rata-rata 92,1. Dari hal ini dapat penulis simpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas VII C pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti meningkat setelah diterapkannya strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

3. Adanya pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VII C di SMPN 1 Sukodadi Lamongan dapat dikatakan baik. Hal ini terbukti diterimanya Hipotesis Kerja (Ha) dan ditolak (Ho) dengan nilai rxy sebesar 0,83. Sedangkan untuk tingkat pengaruh implementasi terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VII C di SMPN 1 Sukodadi Lamongan dapat dikatakan mempunyai korelasi yang kuat atau tinggi, karena nilai rxy


(2)

121

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan penulis di SMPN 1 Sukodadi Lamongan dengan judul Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran

Student Facilitator and Explaining terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, Penulis mendapatkan hasil yang sangat baik yaitu adanya pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran

Student Facilitator and Explaining terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan pentingnya penerapan strategi Student Facilitator and Explaining dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan, maka dari itu penulis memberikan saran dan masukan dengan tujuan supaya proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Sukodadi Lamongan bisa berjalan dengan baik, yaitu:

1. Bagi para pendidik, hendaknya selalu memperhatikan perkembangan

prestasi siswa. Sehingga dalam pelaksanaannya para pendidik dapat membagi kelompok dengan adil dan dapat membagi tugas kepada para siswa dengan tepat.

2. Bagi peserta didik, hendaknya selalu memperhatikan arahan dari para pendidik, sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan maksimal.


(3)

122

3. Bagi pihak sekolah, hendaknya juga memperhatikan srana dan prasarana yang dibutuhkan para pendidik, sehingga para pendidik dapat ebih maksimal dalam proses pembelajaran.

4. Bagi pihak keluarga, hendaknya selalu mengevaluasi materi putra putrinya yang didapatkan di sekolah, dan juga memberikan suasana baik di rumah yang dapat mendukung proses pembelajaran siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana

Ahmadi, Abu, 1985, Metode Khusus Pendidikan Agama, Bandung: Arnito

Ahmadi, Abu, 1991, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi, Abu, & Widodo Supriyono, 1991, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta Suprijono, Agus, 2014, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Pikem, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Sudijono, Anas, 2009, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

.

Moeliono, Anton M., dkk, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Jakarta : Balai Pustaka

Sahlan, Asmaun, 2010, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah, UIN Maliki Press Daryanto, 1999, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Nasional, 2008, Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ghony, Djunaidi & Fauzan Almanshur, 2009, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Malang: UIN Malang Press

Mulyasa, E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Hasan, Fuad, 1991, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Hamdani, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia

Uno, Hamzah B & Nurdin Mohamad, 2011, Belajar dengan Pendekatan Pailkem, Jakarta: Bumi Aksara

Hajar, Ibnu, 1996, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Isjoni, 2011, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik, Yogyakarta: Pusataka Pelajar


(5)

Susilo, Joko, 2006, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, Yogyakarta: Pinus

Subagyo, Joko, 2004, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta

Margono, 1997, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Marsono, 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Muhaimin, 1996, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media

Mulyasa, 2015, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mulyono, 2012, Strategi Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Press

Huda, Miftahul, 2013, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalim, 1998, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Karya

Uhbiyati, Nur & Abu Ahmadi, 1998, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia

Hamalik, Oemar, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Setyosari, Punaji, 2010, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Kencana

Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful Bahri, 2008, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional

Siregar, Syofian, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, Jakarta: Kencana


(6)

Slameto, 1995, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

.

Minarti, Sri, 2013, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif- Normatif, Jakarta: Amzah

Arikunto, Suharsimi, 1996, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto, 2011, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Sanjaya, Wina, 2005, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group


Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR ADN EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN Penerapan Strategi Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Pada Pembelajaran IPA Siswa Kel

0 6 13

PENERAPAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR ADN EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN Penerapan Strategi Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Pada Pembelajaran IPA Siswa Ke

0 5 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

Pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

0 0 144

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V SDN KEDUNGREJO WARU SIDOARJO.

0 2 136

1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti - PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI TERHADAP KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMPN 1 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 26

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

0 0 11

BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR - IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MEMAHAMI TATACARA SHOLAT JUMA

0 1 18