PERENCANAAN EKSPLORASI CEBAKAN NIKEL LATERIT DI DAERAH WAYAMLI, TELUK BUll, HALMAHERA TIMUR SEBAGAI MODEL PERENCANAAN EKSPLORAS

MAKALAH ILMIAH dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

EKSPLO RASI CEBAKAN NIKEL LATERIT DI DAERAH zyxwvutsrqponmlk
WAYAMLI,
TELUK BUll, HALM AHERA TIM UR
SEBAG AI M O DEL PERENCANAAN EKSPLO RASI CEBAKAN NIKEL LATERIT
DI INDO NESIA

PERENCANAAN

Oleh:
Deddy T. Sutlsna";

Dwi Nugroho Sunuhadi",

Agus Pujobroto **) dan Danny Z. Herman ***)

*) Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi
**) Bidang Informasi, Pusat Sumber Daya Geologi
***) Kelompok Program PenelitianKonservasi,


Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Daerah Wayamli,

Teluk Buli, Halmahera

diabas dengan penyebaran
dunit yang berperan

tempat

penting sebagai

naiknya

magma

penting dalam pembentukan
Konsep pemilihan


pembawa

nikel. Daerah ini rrierupakan

membentuk

yang mengandung

rekahan-

target perencanaan

eksplorasi

dan
yang

struktur


ini menjadi

salah satu faktor

cebakan bijih nikel.

target eksplorasi

kondisi iklim tropis, peran struktur
lereng.

berupa serpentinit

rekahan pad a batuan batuan ultra basa sebagai

unsur nikel, sehinqqa

di daerah

ini mengacu


batuan ultra basa sebagai sumber Ni, indikasi proses serpentinisasi

kemiringan

batuan ultra basa, gabro, basal dan

meliputi daerah selatan dan utara. Batuan ultra basa terutama

dilalui oleh sesar naik yang memungkinkan
saluran

Timur disusun oleh komplek

Dengan

kepada faktor-faktor

penting yang terdiri atas :


pad a batuan ultra basa, proses pelapukan

pad a

rekahan pada batuan induk ultra basa dan morfologi yang berhubungan,dengan

demikian

ditentukan

3 (tiga) daerah

perencanaan

eksplorasi,

merupakan daerah dengan tingkat prospektif yang sangat tinggi untuk mendapatkan
berkadar tinggi; (2) Sektor B merupakan

daerah yang mempunyai


yaitu

: (1) Sektor

A

sumber daya cebakan bijih nikel

tingkat prospektif relatif diatas rata-rata;

(3) Sektor

C merupakan daerah yang mempunyai tingkat prospektif relatif kecil.mlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED

ABSTRACT
The Wayamli area, Teluk Buli, Eastern Halmahera
diabas

which occupy entirely southern


and. northern

is composed

parts.

of an ultramafic complex, gabbro, basalt and

The ultramafic

dunite which play an important role as nickel carrier. The area was planned
by thrust fault which enable to form fractures

of selected

A concept
ultramafic

three categories

gaining

exploration

target

within

These fractures

the area refers

of nickel, indication of serpentinization

rocks as sources

climate,

as an exploration


of fractures

appearence

of exploration

to some

target areas

were designed

as:

important

within the ultramafic,

within the host rocks and morphology


nickel above an average value, and (3) Sector C is the area with

related

(1) Sector A is the

a

nikel tertinggi
dalam

hingga

batuan

peridotit seperti yang ditemukan
batuan

ultrabasa


yang

telah

mencapai

ultrabasa

3000

dunit

dan

di Caledonia.

Dalam

mengalami

proses

factors

weathering

such

as : the

process

in the

to slope condition.

Though,

vel}' high prospective

area for

area

kandungan

2000 ppm. Kandungan

terdapat

of nickel

of ore deposit cotaining

relative minor prospect of nickel ore deposit.

serpentinisasi

Latar Belakang

ppm

target and experienced

formed as channelways

a high content of nickel ore deposit, (2) Sector B is the relative prospective

Kadar

and

solution and became an important factor in creating of nickel ore deposits.

bearing magmatic

tropical

within the ultramafic.

of mainly serpentinite

rocks consists

serpentinisasi
melibatkan

berlangsung
proses

Ni berkisar

antara

1200-

ini menjadi lebih tinggi apabila
di

pelapukan.

daerah

tropis,

Kondisi

yang

morfologi

terutama berupa kemiringan lereng juga menjadi faktor

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006

M A K A L A H IL M IA H zyxwvutsrq

penentu yang mempengaruhi pengayaan kandungan

1964) dengan kandungan 15% Ni, yang terdapat pada

nikel.

nickel garnierite dan terbentuk pada bagian bawah

zona pelapukan atau pada zona saprolit. Contoh

Kandungan nikel pada berbagai jenis batuan
lainnya bervariasi, pada

batuan metamorfik

cebakan bijih nikel seperti ini terdapat di New

dan

Caledonia dan dalam batuan garnierit mempunyai

sedimen (batupasir) mengandung 90 ppm Ni, 90 - 100

kandungan mencapai 10% Ni (Chetetat, 1947).

ppm Ni dalam lempung dan berkisar 10 -20 ppm
batuan karbonatan, sedangkan pada batuan asam
sangat tidak umum «

Kedua jenis endapan bijih nikel laterit ini
membentuk lapisan selubung dengan ketebalan 1

5 ppm). Kandungan Ni dalam

sampai 300 kaki dan rata - rata 50 kaki. Lapisan
soil bagian horizon B2mlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(podzolic) berkisar dari nilai
bagian

jejak (trace) hingga mencapai 5000 ppm.

kepada

eksplorasi terhadap

model

terkonsentrasi dalam laterit berasal dari penghancuran

perencanaan

mineral olivin dan piroksen selama

cebakan nikel laterit di daerah

Konsentrasi nikel ini juga dapat berasal dari

aspek terkait sehingga diharapkan mendapatkan hasil
optimal.

hasil pelapukan batuan ultra basa peridotit dengan
proses yang melibatkan cuaca atau iklim untuk

Kategori cebakan nikel laterit dapat terdiri atas

menguraikan olivin dan ortopiroksen dari batuan

2 (dua) jenis, yaitu nikel mengandung Fe dan rijang

induknya.

(nickel ferroes ferugenous) dan silikat nikel (nickel

Jenis

cebakan

pertama

Filipina. Jenis

nikel yang

proses

ini

terjadi

pemisahan

besi dalam tanah pelapukan. Selama pelapukan
berlangsung hampir tidak ada kehilangan unsur Ni.

(satu) % seperti yang terdapat di negara-negara Kuba

Kandungan 0,25% Ni dalam batuan peridotit

kedua umumnya

mempunyai kandungan besi rendah «

Pada

magnesium dan silikat, sehingga menyisakan nikel dan

mempunyai

kandungan besi 40% Fe dan kandungan Ni sekitar 1
dan

berlangsungnya

proses pelapukan.

Wayamli Teluk Buli Halmahera Timur dan segala

silicate).

kandunqanvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
< 1% Ni,

bagian dasar dari zona pelapukan. Logam nikel yang

dan laterit, dimana pembahasaan dalam karya tulis ini
difokuskan

mempunyai

sedangkan bagian yang paling kaya terdapat pada

Terdapat dua jenis cebakan nikel yaitu primer
akan

atas

dibentuk melalui proses serpentinisasi dan akan

35% Fe; Hotz,

Zona
Pelindihan

Zona Erosi

I
I
I
I
I
I
I

Pengendapan bijih nikel
dan larutan yang turun

Gambar 1. Penampang

,

Pengayaan dangkal:
: dengan sedikit
'
retakna batuan
I

Pengayaan dalam
oleh retakan-retakan
batuan

Tegak Endapan Nikel Lateritik (Chetetat, 1947)

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006

49

M A K A L A H IL M IA H zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

menghasilkan kandungan sebesar 3,5% Ni dengan

dominan berlangsung proses mekanik, sehingga tidak

rasio 1 : 6 sampai 1 : 16, yang berarti bahwa Ni

terjadi proses kimiawi yang menghasilkan pertukaran

mengalami peningkatan hingga 16 kali dibandingkan

unsur; sedangkan pada lereng yang landai terjadi

kandungan awalnya. Pengayaan ini juga dipengaruhi

dominasi proses kimiawi. Dengan demikian dapat

oleh

dalam

diperkirakan bahwa bentang alam (morfologi) yang

pengendalian I keseimbangan proses mekanik dan

paling ideal untuk terjadinya kedua proses tersebut

kimia. Pada topografi dengan kemiringan lereng terjal

adalah daerah bergelombangmlkjihgfedcbaZYXWVUTS
(undulating)
dengan

faktor

topografi,

yang

berperan

SKEM A ENDAPAN BIJIH NIKEL
BATUAN INDUK
PERIDOTIT
(Ni Pdmer+O,1%)

PROSES SERPENTINISASI

PERIDOTIT
SERPENTINIT

PROSES

PELAPUKAN

PERIDOTIT

DAN LATERISASI

- SERPENTINIT
LAPUK

BAHAN YANG TINGGAL
BAHAN YANG TERBAWA
Fe, Ai, Cr, Mn, Ni, Co
BERSAMA LARUTANvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFE

{7
TERLARUT SEBAGAI
LARUTAN Co-Mg
KARBONAT

o

KONSENTRASI CELAH
OAR I SENYAWA
KARBONAT

o

URAT-URAT
MAGNESIT (MgCO 3)
DOLOMIT (CoMg)CO 3
CALSIT (CoCo 3 )
SEBAGAI ROAT OF
WEATERING

+

KONSENTRASI RESIDU
FeOKSIDA
AI HYDROKSIDA

TERBAWA SEBAGAI
PARTIKEL rOLOIDALKJIHGFEDCBA

t
o

t

KONSENTRASI
RESIDU

ZONE PALING ATAS

KONSENTRASI
CELAH

0

Fe, Ni, Co
SAPROLIT

Ni, SiO 2 ,MgO
URAT GARNERIT
URAT KRISOPRAS

SOFT BROWN
ORE
HARD BROWN
ORE

{}7
ZONETENGAH
ZONE PALING BAWAH

Gambar 2. Skema Pembentukan

50

Profil Nikel Laterit

(Ojadjulit, 1992)

Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006

M A K A L A H IL M IA H

kemiringan antara 15° hingga 30°.dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Fluktuasi ini mengakibatkan air tanah yang kaya CO2
LANDASAN

akan kontak dengan saprolit yang masih mengandung

TEO RI

batuan
Struktur

dan

pembentukan

profil

laterit

nikel

dapat dikaitkan dengan daya larut mineral dan kondisi
aliran air tanah. Adapun
atas ke bawah
limonit,

susunan

adalah

sebagai

profil lengkap

dari

berikut, yaitu : zona

asal,

kemudian

melarutkan

mineral-mineral

yang tidak stabil (seperti serpentin dan piroksen).

Mg,

Si, dan Ni akan larut dan terbawa aliran air tanah dan
pad a

proses

menghasilkan

pengendapan

mineral-mineral

kembali

akan

baru

pelindihanmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(leaching zone) dan zona

zona

Tabe/1.

Kandungan

Unsur-Unsur

di Batuan Asa/ di

saprolit yang terletak di atas batuan asalnya (GambarvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
daerah tambang nike/ PT. Antam

1 ).

Tanda

panah

menunjukkan

pada

arah aliran

Gambar

air tanah

diatas

sebagai

larutan

Unsur/M ineral

pembawa Ni yang bersamaan dengan berlangsungnya
proses
atas

pelindihan.

: Proses

Pada dasarnya

pelindihan

utama

proses
yang

Kadar

Kadar Absolut

Relatif (%

dari 1 kg

Berat)

Batuan Asal

ini terdiri

berlangsung
(gram )

secara

horizontal,

pelindihan

celah

pelindihan

yang

secara
pada

vertikal

zona

terjadi

yang

saprolit

di waktu

meliputi

dan

musim

proses

penghujan

Si02

40

400

MgO

42

420

Fe2S03

7,5

75

1

10

0,2

2

8

80

Unsur lainnya

0,8

8

Spinel - Chrom

0,5

5

100 %

1.000

pad a zona limonit.
Zona

pelindihan

yang

terletak

diantara

zona

limonit dan zona saprolit hanya terjadi apabila aliran air

Ab03

tanah berjalan lambat hingga kondisi jenuh sehingga

Ni

membentuk

endapan smektit.

terbentuk

di

tergantung
oleh

suatu

daerah

perbedaan

musim

Faktor-faktor

termasuk

adanya

bervasiasi

Derajat

kemarau

rekahan-rekahan

akan

inti batuan

penqrsian

celah

bertingkat

mempengaruhi

kalsedon-nikel

saprolit

musim

dalam

rendah

pada

pembentukan
zona saprolit

mineral-mineral

serpentinit

akan

yang relatif homogen

peridotit,

menghasilkan
dengan

dan

garnierit,

dan kuarsa. Berbeda dengan

pada

sedikit

zonakuarsa

atau garnierite.

permukaan

dengan

kandungan

mengandung

atmosfir dan terkayakan

Mg

C02

olivin [(Mg,

yang

berasal

dari

kembali oleh material-material

fluktuasi

air tanah

berlangsung

(Gambar

2).

Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006

rekahan-rekahan

mengendap

sebagai

akar-akar

saprolit

dijumpai

garnierit,

pengisian

kuarsa

dan

hydrosilikat

zona

yang

Sedangkan

dikenal
di zona

rekahan-rekahan

krisopras

yang tertinggal

Ni pada

asal sebagian

magnesit

pelapukan.

pengendapan

. dan

batuan

sebagai

dan senyawa

oleh

sebagai

hasil

Mg, Si dan Ni. Unsur-unsur
seperti Fe, AI, Mn, CO,

limonit

oksida/hidroksida

terikat

sebagai

mineral-

seperti

limonit,

hematit,

goethit, manganit dan lain-lain.

sekitar 0,3% Ni. Air

organis meresap ke bawah mencapai zona pelindihan
dimana

Pada

mineral

Bantuan asal peridotit mengandung
Fe, NihSi04]

Jumlah

zona

sisa yang keras, nontronitik
oleh

H2O

pad a zona limonit.

sepertinisasi

peridotit

dan

zona saprolit, dimana akan memberikan

maka

karena

lain yang juga mempengaruhi

saprolit serta permeabilitas

dengan

ini dapat

kepada fluktuasi air tanah yang diakibatkan

penghujan.

batuan

Pengendapan

Selain
mineral),

mineral

chromspine/)

unsur

itu terdapat

yang

ikutan
terbentuk

Mg dan Si serta

terhadap

pelapukan.

juga

chromspinel
akibat

karena

Jika

mineral

relik

(accessory

migrasi

sifatnya

chromspinel

(relic

unsur-

yang tahan
yang

tidak

M A K A L A H IL M IA H zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

mengalami
diambil

perubahan

sebagai

standar

untuk pembanding
laterit

nikel,

keseimbangan

maka

sejumlah
air.

dapat

komposisi

H 20

dan

pelapukan

dibuat

suatu

mengakibatkan

oleh

peningkatan

Ni

aliran

zona pelindihan,

ditunjukkan

penting

terjadi

oleh terlindinya

unsur-unsur

laterit

residu

bawah.

Fe203

sampai > 72% (72 gram dari 100 gram) dan
relatit mengalami

kenaikan sampai

penyebaran

nikel tergantung

dari arah aliran air tanah dan sangat dipengaruhi

serpentin

bentuk morfologinya,

kadar Ni hingga melebihi

unsur-unsur

zona

Secara horizontal

dimana

pegunungan-pegunungan

3%.
Perpindahan

dalam

sekitar 5% (5 gram dari 100 gram).

sementara

pada

x

ikutan chrom-spinel

kimia pada zona saprolit
bertambah,

10

diperkaya

Friedrich dkk., 1984).

Ni

Mg

hingga

model

kecil Mg dan Si dalam ikut bersama

Penggantian

menyusut dari 1 kg menjadi 100 gram; yang berakibat

semua unsur pada suatu

unsur (TabeI1;

kecil,

proses

internalmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(internal standard)
terjadinya kenaikan kadar relatif

sifat-sifat

Perubahan
praktis

selama

di

air tanah

dari

ke arah lereng dan air tanah

pembawa

Ni, Mg, dan Si mengalir di zona pelindihan.

Ni akan

terjebak

pad a tem pat-tem pat

terdapatnya

banyak rekahan dan lereng dengan kemiringan

>95%

oleh

bergerak

lereng

relatif landai - sedang merupakan topografi yang ideal
Mg, >90% Si,vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
± setengah bagian AI dan sejumlah kecil
untuk terjadinya keseimbangan antara proses mekanik
Fe sampai pad a proses pengendapan
kembali di
dan proses kimia sehingga memberikan
kontribusi
tempat lain.
terhadap
pengayaan
nikel. Terdapat
5 kategori
Akibat
tersebut,

pengurangan

maka

mengandung

zona

unsur-unsur

saprolit

bongkah-bongkah

yang

Mg dan

masih

batuan

Si

kemiringan

banyak

asal

pengayaan

lereng

yang

mempengaruhi

proses

N: dalam laterit, yaitu :

akan

KETERANGAN :

I-QO ]

Aluvlum

!- Tp~1
~.J

Fm. Ooro$agu

r;pw]

Fm. Weda

l~

••

Kd

Q.

Fm. Oodaga

I

I

U

.Dlollt
Ub

J Siok Eksplorasl Nlkel

Kompleks Ullrabasa

----~
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Wayamli, Halmahera Tengah untuk Perencanaan Eksplorasi
(Sumber: Peta Geologi Lembar Ternate dan Peta Geologi Lembar Morotai, Pusat Survey Geologi)

52

Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006

M A K A LA H ILM IA H zyxwvutsrqp

• Kemiringan

lereng < 10°, proses kimia < mekanik,

lereng

10 - 20°, keseimbangan

Secara

ideal,
dimana

kadar Ni tinggi
• Kemiringan

tektonik

lengan

kimia, kadar Ni sedang

Halmahera

kegitan tektonik
lereng 25-30°, proses mekanik > kimia,

kadar Ni dan Fe kecil
• Kemiringan

lereng > 30°, proses mekanik

DAERAH

> kimia,

regional

telah dilakukan

Lembar Morotai dengan skala 1 : 250.000.

di

Lembar ini

meliputi daerah lengan utara, lengan timur utara dan
sedangkan

daerah

direncanakan

untuk

eksplorasi

selatan

timur

lembar

dan sebagian

lembar

lain

eksplorasi
bagian

dibawahnya.

dibentuk
timur

Secara

bagian

perbedaan

susunan

berdasarkan

perkembangan

dan

akan

di

fisiografis

geologi,

yaitu

memiliki

pembentuknya

tektonik.

Singkapan

berumur

Eosen

sedangkan

erosi

Mandala

seluruhya

ditutupi

Kapur (Fm.

(Fm.

Dorosagu)

Timur
pada

Menurut

dunit yang berperan
Berdasarkan

Dodaga

termuda

yang

tersebar

tengah

dan

timurlaut;

batulanau,

rombakan
bagian

batuan
utara

formasi

Dodaga,

Dorosagu,

Togawa

dan

batugamping

permukaan
gunungapi

Batuan

terdiri
terdiri

dari
dari

oleh

api

batuan

batuan gunungapi

sedimen

terdiri

Tutuli,

aluvium

terumbu.

Kayasa, Tufa dan Batuan gunungapi

Tingteng,

batulanau,

andesit

pada

umumnya

nikel.

bagian

pembentukan

satuan

dari

utara,

perselingan

napal dan batugamping.

dari

Formasi

ditemukan
Dorosagu

perselingan
serpih,

sangat kompak.
tidak

batuan

baratlaut,

kadang-kadang

batulempung,

Dorosadu

batupasir,

konglomerat

Kedua formasi

terlalu

di

dan

Dodaga

penting

dalam

endapan bijih nikel.

Daerah

perencanaan

eksplorasi

sesar naik yang memungkinkan

menjadi

yang

mengandung

ini menjadi

pembentukan

dilalui

membentuk

oleh

rekahan -

batuan batuan ultra basa yang

berperan

struktur

saluran

tempat

unsur

nikel,

salah satu faktor

naiknya
sehingga

penting

dalam

cebakan bijih nikel.

'DISKUSI

Bacan

dan

Holosen. Batuan

menempati

Konsep

batuan

beku berupa komplek batuan ultra basa, gabro, diorit
dan

dan

Endapan

sedangkan

formasi-formasi

dan

dari formasi-

Weda,

(1980),

serpentin membentuk

terdiri

terdiri

magma

beku.

di

ultra basa.

ini

batuan

meliputi daerah

Supriatna

merupakan

gampingan

logam dan juga bijih nikel.

endapan permukaan,

gabro,

hasil ubahan dari mineral

serpih, batupasir,

Pad a batuan

pembentukan

sedimen,

basa,

olivin.

hampir

gunung

disusun

S.

analisis mikroskop

rekahan pada terutama

daerah

ultra

dari batuan serpentinit

urat halus dan merupakan

akan

regional

perencanaan

penting sebagai pembawa

Kuarter; sehingga secara geologi tidak prospektif untuk

Secara

Barat

Kuarter,

Barat

oleh rempah-rempah

utara.

batugamping

mengalami

zaman

Halmahera

mineralisasi

daerah

komplek

ultra basa terdiri

dan
Halmahera
dan

merupakan

Formasi

tersebar cukup luas di Mandala Halmahera Timur.

pengangkatan

sesar naik

bagian

daerah

yang

batuan

Paleosen

Mandala

berulang-

Utara Timur - Selatan

penyusun

dan

batuan

termasukpada

barat

batuan ultra basa dan sedimen
Dodaga)

yang

berada

oleh dua mandala

dan

sudah

basal dan diabas dengan penyebaran

W AYAM LI

geologi

Morotai,

berarah

Batuan
eksplorasi

daerah ini oleh Sam Supriatna pada tahun 1980 dalam

Pulau

Timur

ini berbeda

itu ditandai oleh hadirnya

dan perlipatan

selatan
Pemetaan

mandala

serta sesar normal berarah Barat Utara - Barat Timur.

kadar Ni dan Fe sangat kecil.
G EO LO G I

kedua

ulang mengalami
gangguan
struktur sejak zaman
proses mekanik relatifvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
>
Kapur Awal hingga
Holosen. Kecuali pada Holosen,

lereng 20-25°,

• Kemiringan

di bagian

selatan mendala geologi barat.

kadar Ni kecil, Fe tinggi
• Kemiringan

geologi timur, kecuali andesit yang terdapat

mandala

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006

ini

mengacu

pemilihan
kepada

mempertimbangkan

target eksplorasi
informasi

faktor-faktor

di daerah

diatas

dengan

penting

seperti

berikut:
1.

Terdapatnya

batuan ultra bas a sebagai sumber Ni

53

M A K A L A H IL M IA H zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

2.

Indikasi

proses serpentinisasi

pada batuan

ultra

basa
3.

Proses pelapukan pad a kondisi iklim tropis

4.

Struktur

5.

Morfologi

Sektor

yang berhubungan

dengan

kemiringan

1,27 km (2,1209

km /212,09

tingkat prospektif

1.

Sebagian

untuk

propektif mengandung

skala

prioritas

tingkat

Ni yang kemungkinan

daerah

relatif diatas rata-

pertimbangan-

di

bagian

pertimbangan

tengah

dari

sehingga masih dimungkinkan

batuan, daerah eksplorasi

menentukan

ha) merupakan

daerah disusun oleh batuan ultra basa,

terutama

sektor

ini,

ditemukan cebakan

bijih nikel laterit.

seluas ± 1000 ha dibagi menjadi tiga sektor dengan
tujuan

berdasarkan

1,67 km x

sebagai berikut :

lereng
Atas dasar susunan

luas sekitar

2

yang mempunyai
rata,

rekahan pad a batuan induk ultra bas a

B, mempunyai

2.

terdapat

Batuan ultra basa ini diapit formasi
tidak kondusif untuk pembentukan

dalam cebakan bijih nikel, yaitu :

Formasi

Dodoga

1.

Sektor A, terletak di bagian selatan.

antara

batulanau,

2.

Sektor B, terletak di bagian utara dan

3.

Sektor C, terletak di bagian timur-utara

yang

terdiri

batuan yang

bijih nikel yaitu
dari

serpih,

perselingan

batupasir

dan

batugamping
3.

Masih dilalui struktur sesar

4.

Topografi

(timurlaut

?).

semakin

mempunyai
Sektor A meliputi
(3,8412
tingkat

kemiringan

yang

lebih

sumber

daya

berkadar tinggi, berdasarkan

cebakan

bijih

kriteria-kriteria

Sektor C, mempunyai

nikel

berikut ini:

1,078

km

(4,812192

Hampir seluruh daerah ditutupi oleh batuan inauk
ultrabasa
sangat

yang

merupakan

kondusif

untuk

jenis

terjadinya

batuan

yang

cebakan

bijih

berdasarkan

cebakan

km /481, 192

ha)

merupakan

tingkat prospektif relatif kecil,

pertimbangan-pertimbangan

sebagai

Seluruh

daerah

ini ditutupi

oleh satuan

yang tidak kondusif untuk pembentukan
2.

Dilalui oleh struktur
membentuk
yang

berperan

pengendapan
3.

sesar, yang memungkinkan

banyak rekahan

sebagai

tempat

2.

Topografi terjal
Berdasarkan

atas konsep-konsep

Topografi daerah relatif lebih rendah dibandingkan

eksplorasi

dengan

direncanakan

sebagai berikut.

Sektor

sebagai

bukit tidak
adanya

kemungkinan

bergelombang

lebih

dari

merupakan

dengan kemiringan

30° yang

keseirnbanqan

bijih nikel

laterit

nikel.

zona morfologi

batuan

pada batuan induk,

besar

sektor lainnya,

bijih

berikut:
1.

nikel

sehingga

luas sekitar 4,464 km x

2

daerah yang mempunyai

kemungkinan

curam

luas ± 1,65 km x 2,328 km

tidak kondusif untuk pembentukan
2
/384, 12 ha) merupakan daerah dengan
kmvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
nikel
prospektif
yang
sangat
tinggi
untuk

mendapatkan

1.

tinggi

antara

memungkinkan

proses

cebakan

A

menggunakan

bijih

nikel

prioritas

diatas maka

di

daerah

pertama

ini

dengan

metode :

kimia dan
1.

mekaniklfisik.

Pembuatan

sumur uji dan atau pemboran

dengan

bor tanganmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJ
(hand auger) hingga mencapai batuan
4.

Adanya
sangat
Sirkulasi

sirkulasi

air yang

berpengaruh

dominan

yang

pada proses serpentinisasi.

air ini akan

yang diakibatkan

lebih

melalui

oleh struktur

54

tahap

awal,

selanjutnya

pensesaran

m untuk zona yang sangat

Iklim tropis basah, seperti yang disaratkan
pembentukan

x 100 m pada

rekahan-rekahan
pada

daerah sekitarnya.
5.

dasar, dengan sistem kisi (grid) berinterval

memperapat

pad a tahap

kisi hingga 12,5 m x 12,5

nikel yang cukup signifikan.
dalam

yang

200 m

prospektif

berkadar

Data laterit profil di

daerah Weda Bay menunjukkan

kisaran ketebalan

endapan bijih nikel laterit
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006

M A K A L A H IL M IA H zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Chetetat, E. de : 1947.mlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
La genesa at I'evolution desgiements de nickel de la Nouvele Caledonia, Soi. Geol, frame
Bull.
Djadjulit, A; Karim, A.,Hasanudin, D., Kelfas, Y.,Purwanto, H.,Ukat., Sutisna, A.1992,Pemantauan Penambangan
8ijih Nikel di UPN Pomalaa, PT Aneka Tambang Pomalaa, Kolaka, Sulteng. Laporan Tehnik Penambangan

no 36, Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Teknologi Direktorat Proyek
Penelitian Teknologi Pertambangan
Supriatna, S.; 1980, Peta Geologi Lembar Morotai, Maluku Utara, Skala 1: 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung
Sukamto dan Simanjuntak, 1982. Makalah dalam Pemantauan Teknologi Penambangan 8ijih Nikel di UPN Pomalaa
PT. Aneka Tambang, Kolaka, Sulawesi Tenggara, diedit oleh Apud Djadjuli dkk., 1992, PPTM, Bandung.

Sutisna, D.T., .1969. Penambangan 8ijih Nikel di Unit Penambangan Nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara; Skripsi

Akademi Geologi dan Pertambangan, Bandung.vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC

156

Buletin Sumber Daya Geologl Volume 1 Nomor 3 - 2006