Peraturan Daerah Kabupaten Parigi Moutong Nomor 6 Tahun 2008

(1)

       

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 6 TAHUN 2008

TENTANG IZIN REKLAME 

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG,

Menimbang  : a. bahwa   untuk   menjaga   dan   memelihara   keindahan   Tata   Ruang Wilayah,   keselamatan   umum,   dan   meningkatkan   pelayanan masyarakat   dalam   bidang   Reklame,   maka   dipandang   perlu menetapkan tata cara Perizinan Reklame.  

b. bahwa berdasarkan Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf   a   perlu   membentuk   Peraturan   Daerah   tentang   Izin Reklame;

Mengingat : 1. Undang­Undang   Nomor   8   Tahun   1981   tentang   Hukum   Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Nomor 3209); 

2. Undang­Undang   Nomor   10   Tahun   2002   tentang   Pembentukan Kabupaten   Parigi   Moutong   Di   Propinsi   Sulawesi   Tengah (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2002   Nomor   23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4185); 3. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang   Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,   tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang­Undang Nomor 8   Tahun   2005   tentang   Penetapan   Peraturan   Pemerintah Pengganti   Undang­Undang   Nomor   3   Tahun   2005   tentang Pemerintahan   Daerah   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Peraturan Daerah  Parigi Moutong Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pajak Reklame (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 6, seri B Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 25);


(2)

Dengan persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG dan 

BUPATI PARIGI MOUTONG M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN REKLAME.  BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

2. Pemerintah   Daerah   adalah   Bupati   dan   Perangkat   Daerah   sebagai   Unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong.

4. Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah   Kabupaten   Parigi   Moutong   yang   selanjutnya disebut   DPRD   adalah   Lembaga   Perwakilan   Rakyat   sebagai   Unsur   Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

5. Kepala   Satuan   Polisi   Pamong   Praja   adalah   Kepala   Satuan   Polisi   Pamong   Praja Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

6. Dinas Pendapatan Adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Parigi Moutong.  7. Pejabat   adalah   Pegawai   yang   diberi   tugas   tertentu   dibidang   pemberian   izin

Reklame. 

8. Badan   adalah   suatu   bentuk   usaha   yang   meliputi   Perseroan   terbatas   Perseroan Komaditer Perseruan lainnya Badan Usaha Milik Negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun. Persekutuan, Perkumpulan, Firma Kongsi, Koperasi Yayasan, atau   Organisasi   yang   sejenis,   Lembaga   Dana   Pensiun,   bentuk   usaha   tetap   serta Bentuk Badan Usaha lainnya.   

9. Izin Reklame adalah izin reklame.

10. Penyelenggaraa   Reklame   adalah   perseroan   atau   Badan   Hukum   yang menyelenggarakan   reklame   baik   untuk   dan   atas   nama   pihak   lain   yang   menjadi tanggungannya.

11. Reklame adalah alat Perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan Corak   Ragam   untuk   tujuan   komersial   dipergunakan,   menganjurkan   atau memujikan suatu barang, jasa, atau orang , atau badan untuk menarik perhatian umum kepada suatu tempat atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilaksanakan oleh pemerintah. 


(3)

12. Reklame Insidentil adalah Reklame yang bersifat insidentil sementara atau yang berjangka waktu beberapa hari atau bulan dan tidak lebih dari 1 (satu) tahun.

13. Reklame Permanen adalah reklame yang bersifat tetap atau yang berjangka waktu 1 (satu) tahun atau lebih. 

14. Reklame papan biliboard / anegatron adalah Reklame yang dilaksanakan dengan menggunakan bahan kayu plastic, fiberglasa, plastik kaca, batu logam, kaca atau bahan sejenis dipasang pada tempat yang disediakan dengan cara berdiri sendiri, digantung atau ditempelkan pada benda lain. 

15. Reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain atau bahan lainnya yang sejenis dengan itu. 

16. Reklame   melekat   (Stiker)   adalah   reklame   yang   berbentuk   lembaran   lepas diselenggarakan   ditempelkan   atau   dipasang   pada   benda   lain   dengan   ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2  perlembar.

17. Reklame Lembaran adalah reklame yang disebarkan diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan atau dilekatkan pada benda lain. 

18. Reklame   berjalan   adalah   reklame   yang   diselenggarakan   dengan   cara   membawa reklame keliling oleh orang yang berjalan kaki atau yang mempergunakan kenderaan sebagai media promosi dengan cara ditempelkan atau ditempatkan pada kenderaan.  19. Reklame   Udara   adalah   reklame   yang   diselenggarakan   diudara   dengan

menggunakan balon gas, pesawat atau alat lain yang sejenis.  

20. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata­ kata   yang   diucapkan   atau   dengan   suara   yang   ditimbulkan   dari   atau   oleh perantaraan alat atau pesawat apapun.

21. Reklame Film Slide adalah reklame yang diselenggara dengan cara menggunakan klise   berupa   kaca   atau   film,   maupun   bahan­bahan   lain   yang   sejenis   dengan   itu sebagai alat untuk diproyeksikan atau diperagakan pada layer atau badan lain atau dipancarkan melalui pesawat televisi. 

22. Reklame   Peragaan   adalah   reklame   yang   diselenggarakan   dengan   cara memperagakan suatu barang atau tanpa disertai suara. 

23. Penyidik tindak pidana adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai   Negeri   Sipil   dilingkungan   Pemerintah   Daerah   Kabupaten   Parigi   Moutong yang selanjutnya dapat disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti membuat tentang tindak pidana yang terjadi serta menemukan tersangka.

BAB II

PERSYARATAN DAN CARA MEMPEROLEH IZIN REKLAME  Pasal 2

(1) Setiap orang atau Badan yang menyelenggarakan Reklame harus memperoleh izin dari Bupati. 


(4)

(2) Setiap orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang apapun dan telah   memiliki   Surat   Izin   Tempat   Usaha   (SITU)   atau   izin   gangguan   atau   yang dipersamakan wajib memasang reklame (papan nama). 

(3) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) orang atau Badan harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati, Satuan Polisi Pamong Praja dengan melampirkan persyaratan : 

a. Reklame Bersifat Insidentil 

­ Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).

­ Foto   Copy   SSPD   (Surat   Setoran   Pajak   Daerah)   kecuali   non   komersial   dan Pemerintah. 

b. Reklame Bersifat Permanen : 

­ Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).

­ Foto   Copy   SSPD   (Surat   Setoran   Pajak   Daerah)   kecuali   non   komersial   dan Pemerintah. 

Pakai Tiang konstruksi yang Permanen: 

­ Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).

­ Foto   Copy   SSPD   (Surat   Setoran   Pajak   Daerah)   kecuali   non   komersial   dan Pemerintah. 

­ Persetujuan Pemilik lahan apabila lokasi bukan milik sendiri.  ­ Persetujuan lokasi dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. 

­ Foto Copy bukti pembayaran sewa lahan apabila lokasi milik Pemerintah dari bagian perlengkapan umum. 

Pakai Tiang Konstruksi Permanen:

­ Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). ­ Sket lokasi 

­ Design Reklame dengan ketinggian 8 (delapan), meter.

­ Pembahasan peninjauan lokasi Telahan Staf Instansi terkait, 

­ Foto   Copy   SSPD   (Surat   Setoran   Pajak   Daerah)   kecuali   non   komersial   dan Pemerintah.

­ Persetujuan pemilik lahan apabila lokasi bukan milik sendiri.  ­ Persetujuan lokasi dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. 

­ Foto Copy bukti pembayaran sewa lahan apabila lokasi milik Pemerintah dan bagian Perlengkapan Umum.

Pasal 3

(1).  Permohonan  Izin  Reklame  diterima  dan  dilakukan  pencatatan secara  administrasi oleh Satuan Polisi Pamong Praja untuk reklame yang bersifat permanen dilaksanakan penelitian peninjauan lokasi secara koordinatif dan atau pembahasan oleh tim.

(2).  Unsur tim penelitian / peninjauan lokasi yaitu : a. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.


(5)

c. Bagian, Dinas / Peninjau terkait lainnya.

(3).  Hasil   penelitian   /   peninjau   lokasi   dan   pembahasannya,   dituangkan   dalam   berita acara sebagai bahan pertimbangan Bupati  untuk penerbitan izin.

(4).  Reklame   yang   dipasang   harus   mencantumkan   Nomor   izin   dan   batas   waktu pemasangan reklame dengan cap / Perforasi dan / atau tanda lainnya oleh bagian perekonomian.

BAB III

PENOLAKAN PERMOHONAN IZIN Pasal 4

Permohonan izin ditolak karena ;

a. Tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 2 Ayat (3);

b. Adanya persyaratan dan / atau keterangan yang tidak benar.

BAB IV

MASA BERLAKU IZIN Pasal 5

1. Izin Reklame yang bersifat Insidentil / Non Permanen berlaku selama beberapa hari atau bulan dan dapat diperpanjang.

2. Izin Reklame yang bersifat permanen berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.

BAB V LARANGAN

Pasal 6

1. Dilarang   memasang   reklame   dipohon,   tembok,   pagar,   tiang   listrik,   persil   / halaman dan gedung bangunan pemerintah / TNI / Polri atau ditempat lainnya yang dapat mengotori atau merusak serta tidak memenuhi  syarat­syarat keindahan dan ketertiban.

2. Dilarang memasang reklame kain membentang melintang di tepi jalan dan atau trotoar serta pagar pengaman jalan.

BAB VI PENCABUTAN

Pasal 7

1. Izin Reklame dicabut oleh Bupati  karena :


(6)

b. Bentuk,   isi   tulisan,   dan   jumlah   reklame   yang   dipasang   diubah,   dipindah tangankan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan Bupati.

c.Masa Pajak telah sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo.

2. Pencabutan   izin   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   disertai   dengan   penurunan pencabutan reklame oleh pemegang izin.

3. Apabila   pemegang   izin   tidak   melaksanakan   penurunan   pencabutan   reklame sebagaimana  dimaksud  pada ayat (2) maka reklame akan diturunkan  dicabut  dan disita oleh pejabat.

4. Biaya   yang   ditimbulkan   karena   penurunan   pencabutan   reklame   sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibebankan kepada pemegang izin.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SERTA PENGENDALIAN IZIN Pasal 8

1. Pembinaan dan Pengawasan Izin Reklame dilaksanakan oleh : a. Satuan Polisi Pamong Praja.

b. Dinas Pendapatan Daerah. c. Bagian / Dinas Instansi terkait.

2. Pengendalian Izin Reklame dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja.

BAB VIII PENYIDIKAN

Pasal 9

1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu diligkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus   sebagai   Penyidik   untuk   melakukan   Penyidikan   Tindak   Pidana   terhadap pelanggaran Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang­undang Nomor 8 Tahun 1981 Hukum Acara Pidana yang berlaku.

2. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima,   Mencari,   Mengumpulkan,   dan   Meneliti   Keterangan   atau   Laporan berkenaan dengan Tindak Pidana agar Keterangan atau Laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan   keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan Tentang Kebenaran Perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Perpajakan Daerah;

c. Meminta keterangan dan Bahan Bukti dari Orang atau Badan sehubungan dengan Tindak Pidana dibidang; 

d. Melakukan   Penggeledahan   untuk   mendapatkan   Bahan   Bukti   Pembukuan, Pencatatan,   dan   Dokumen­dokumen   lain,   serta   melakukan   Penyitaan   Terhadap Bahan Bukti tersebut;


(7)

e. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka Pelaksanaan Tugas Penyidikan Tindak Pidana. 

f. Menyuruh berhenti dan / atau, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c;

g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana;

h. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

i. Menghentikan Penyidikan;

j. Melakukan Tindakan lain yang perlu untuk Kelancaran Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. 3. Penyidik   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   memberitahukan   dimulainya Penyidikan   dan   menyampaikan   hasil   Penyidikan   Kepada   Penuntut   Umum   melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai ketentuan dalam Undang­ undang Hukum Acara pidana yang berlaku.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA Pasal 10

1. Setiap Orang atau Badan yang Melanggar Ketentuan Pasal 2 ayat (1), dan (2) dan pasal 6  dipidana dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) Bulan atau Denda paling banyak         Rp. 50.000.000,­ (Lima Puluh Juta Ribu Rupiah).

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Hal­hal sepanjang mengenai teknis Pelaksanaan dan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 12

Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

Disahkan di Parigi pada tanggal 


(8)

LONGKI DJANGGOLA

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2008 NOMOR 15 SERI D NOMOR 43

PENJELASAN  ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 6 TAHUN 2008

TENTANG IZIN REKLAME I. Umum

Bahwa Retribusi daerah adalah merupakan Sumber Pendapatan Daerah yang   penting   guna   membiayai   Penyelenggaraan   Pemerintah   Daerah   dan Pembangunan  yang  nyata,  dinamis,   serasi   dan  bertanggung  jawab  dengan  titik berat pada Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

Dalam Rangka Pembaharuan Sistim yang sederhana, adil, efektif dan efisien yang dapat   menggerakan   peran   serta   Masyarakat   dan   Pembiayaan   Pembangunan Daerah, maka telah ditetapkan Undang­undang Nomor 34 tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Dengan   terlaksananya   Peraturan   Daerah   ini   diharapkan   Pemerintah   di   Sektor Retribusi   Izin   Reklame   akan   dapat   ditingkatkan,   sehingga   akan   memberikan Kontribusi yang lebih besar dalam Menunjang Pembangunan Daerah di Kabupaten Parigi Moutong.


(9)

Pasal 1

Cukup jelas Pasal 2

Cukup jelas Pasal 3, 

Ayat (1)

Huruf a 

Cukup jelas  Huruf b 

Cukup jelas  Huruf c 

Yang   dimaksud   Dinas   terkait   lainnya   yaitu   Dinas Perhubungan, Dinas Tata Kota,  Pertamanan dan Keindahan. Pasal 4

Cukup jelas Pasal 5 

Cukup jelas Pasal 6

Cukup jelas Pasal 7

Cukup jelas Pasal 8,

 ayat (1)    Huruf a 

Cukup jelas    Huruf b 

Cukup jelas  Huruf c 

Yang dimaksud dengan bagian / Dinas Instansi terkait yaitu Dinas   Perhubungan,   Dinas   Tata   Kota,   Pertamanan   dan Keindahan.

ayat (2)

Cukup jelas  Pasal 9

Cukup jelas Pasal 10

Cukup jelas Pasal 11

Cukup jelas   Pasal 12 


(10)

(1)

c. Bagian, Dinas / Peninjau terkait lainnya.

(3).  Hasil   penelitian   /   peninjau   lokasi   dan   pembahasannya,   dituangkan   dalam   berita acara sebagai bahan pertimbangan Bupati  untuk penerbitan izin.

(4).  Reklame   yang   dipasang   harus   mencantumkan   Nomor   izin   dan   batas   waktu pemasangan reklame dengan cap / Perforasi dan / atau tanda lainnya oleh bagian perekonomian.

BAB III

PENOLAKAN PERMOHONAN IZIN Pasal 4

Permohonan izin ditolak karena ;

a. Tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 2 Ayat (3);

b. Adanya persyaratan dan / atau keterangan yang tidak benar. BAB IV

MASA BERLAKU IZIN Pasal 5

1. Izin Reklame yang bersifat Insidentil / Non Permanen berlaku selama beberapa hari atau bulan dan dapat diperpanjang.

2. Izin Reklame yang bersifat permanen berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.

BAB V LARANGAN

Pasal 6

1. Dilarang   memasang   reklame   dipohon,   tembok,   pagar,   tiang   listrik,   persil   / halaman dan gedung bangunan pemerintah / TNI / Polri atau ditempat lainnya yang dapat mengotori atau merusak serta tidak memenuhi  syarat­syarat keindahan dan ketertiban.

2. Dilarang memasang reklame kain membentang melintang di tepi jalan dan atau trotoar serta pagar pengaman jalan.

BAB VI PENCABUTAN

Pasal 7 1. Izin Reklame dicabut oleh Bupati  karena :


(2)

b. Bentuk,   isi   tulisan,   dan   jumlah   reklame   yang   dipasang   diubah,   dipindah tangankan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan Bupati.

c.Masa Pajak telah sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo.

2. Pencabutan   izin   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   disertai   dengan   penurunan pencabutan reklame oleh pemegang izin.

3. Apabila   pemegang   izin   tidak   melaksanakan   penurunan   pencabutan   reklame sebagaimana  dimaksud  pada ayat (2) maka reklame akan diturunkan  dicabut  dan disita oleh pejabat.

4. Biaya   yang   ditimbulkan   karena   penurunan   pencabutan   reklame   sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibebankan kepada pemegang izin.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SERTA PENGENDALIAN IZIN Pasal 8

1. Pembinaan dan Pengawasan Izin Reklame dilaksanakan oleh : a. Satuan Polisi Pamong Praja.

b. Dinas Pendapatan Daerah. c. Bagian / Dinas Instansi terkait.

2. Pengendalian Izin Reklame dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja. BAB VIII

PENYIDIKAN Pasal 9

1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu diligkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus   sebagai   Penyidik   untuk   melakukan   Penyidikan   Tindak   Pidana   terhadap pelanggaran Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang­undang Nomor 8 Tahun 1981 Hukum Acara Pidana yang berlaku.

2. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima,   Mencari,   Mengumpulkan,   dan   Meneliti   Keterangan   atau   Laporan berkenaan dengan Tindak Pidana agar Keterangan atau Laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan   keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan Tentang Kebenaran Perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Perpajakan Daerah;

c. Meminta keterangan dan Bahan Bukti dari Orang atau Badan sehubungan dengan Tindak Pidana dibidang; 

d. Melakukan   Penggeledahan   untuk   mendapatkan   Bahan   Bukti   Pembukuan, Pencatatan,   dan   Dokumen­dokumen   lain,   serta   melakukan   Penyitaan   Terhadap Bahan Bukti tersebut;


(3)

e. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka Pelaksanaan Tugas Penyidikan Tindak Pidana. 

f. Menyuruh berhenti dan / atau, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c;

g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana;

h. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

i. Menghentikan Penyidikan;

j. Melakukan Tindakan lain yang perlu untuk Kelancaran Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. 3. Penyidik   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   memberitahukan   dimulainya Penyidikan   dan   menyampaikan   hasil   Penyidikan   Kepada   Penuntut   Umum   melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai ketentuan dalam Undang­ undang Hukum Acara pidana yang berlaku.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA Pasal 10

1. Setiap Orang atau Badan yang Melanggar Ketentuan Pasal 2 ayat (1), dan (2) dan pasal 6  dipidana dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) Bulan atau Denda paling banyak         Rp. 50.000.000,­ (Lima Puluh Juta Ribu Rupiah).

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Hal­hal sepanjang mengenai teknis Pelaksanaan dan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 12

Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

Disahkan di Parigi pada tanggal 


(4)

LONGKI DJANGGOLA

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2008 NOMOR 15 SERI D NOMOR 43

PENJELASAN  ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 6 TAHUN 2008

TENTANG IZIN REKLAME I. Umum

Bahwa Retribusi daerah adalah merupakan Sumber Pendapatan Daerah yang   penting   guna   membiayai   Penyelenggaraan   Pemerintah   Daerah   dan Pembangunan  yang  nyata,  dinamis,   serasi   dan  bertanggung  jawab  dengan  titik berat pada Daerah Kabupaten Parigi Moutong.

Dalam Rangka Pembaharuan Sistim yang sederhana, adil, efektif dan efisien yang dapat   menggerakan   peran   serta   Masyarakat   dan   Pembiayaan   Pembangunan Daerah, maka telah ditetapkan Undang­undang Nomor 34 tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Dengan   terlaksananya   Peraturan   Daerah   ini   diharapkan   Pemerintah   di   Sektor Retribusi   Izin   Reklame   akan   dapat   ditingkatkan,   sehingga   akan   memberikan Kontribusi yang lebih besar dalam Menunjang Pembangunan Daerah di Kabupaten Parigi Moutong.


(5)

Pasal 1

Cukup jelas Pasal 2

Cukup jelas Pasal 3, 

Ayat (1)

Huruf a 

Cukup jelas  Huruf b 

Cukup jelas  Huruf c 

Yang   dimaksud   Dinas   terkait   lainnya   yaitu   Dinas Perhubungan, Dinas Tata Kota,  Pertamanan dan Keindahan. Pasal 4

Cukup jelas Pasal 5 

Cukup jelas Pasal 6

Cukup jelas Pasal 7

Cukup jelas Pasal 8,

 ayat (1)    Huruf a 

Cukup jelas    Huruf b 

Cukup jelas  Huruf c 

Yang dimaksud dengan bagian / Dinas Instansi terkait yaitu Dinas   Perhubungan,   Dinas   Tata   Kota,   Pertamanan   dan Keindahan.

ayat (2)

Cukup jelas  Pasal 9

Cukup jelas Pasal 10

Cukup jelas Pasal 11

Cukup jelas   Pasal 12 


(6)