Peraturan Daerah Kabupaten Parigi Moutong Nomor 6 Tahun 2008
PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 6 TAHUN 2008
TENTANG IZIN REKLAME
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG,
Menimbang : a. bahwa untuk menjaga dan memelihara keindahan Tata Ruang Wilayah, keselamatan umum, dan meningkatkan pelayanan masyarakat dalam bidang Reklame, maka dipandang perlu menetapkan tata cara Perizinan Reklame.
b. bahwa berdasarkan Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Reklame;
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Parigi Moutong Di Propinsi Sulawesi Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4185); 3. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Peraturan Daerah Parigi Moutong Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pajak Reklame (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 6, seri B Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 25);
(2)
Dengan persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG dan
BUPATI PARIGI MOUTONG M E M U T U S K A N
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN REKLAME. BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Parigi Moutong yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
6. Dinas Pendapatan Adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Parigi Moutong. 7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang pemberian izin
Reklame.
8. Badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan terbatas Perseroan Komaditer Perseruan lainnya Badan Usaha Milik Negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun. Persekutuan, Perkumpulan, Firma Kongsi, Koperasi Yayasan, atau Organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, bentuk usaha tetap serta Bentuk Badan Usaha lainnya.
9. Izin Reklame adalah izin reklame.
10. Penyelenggaraa Reklame adalah perseroan atau Badan Hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
11. Reklame adalah alat Perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan Corak Ragam untuk tujuan komersial dipergunakan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa, atau orang , atau badan untuk menarik perhatian umum kepada suatu tempat atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilaksanakan oleh pemerintah.
(3)
12. Reklame Insidentil adalah Reklame yang bersifat insidentil sementara atau yang berjangka waktu beberapa hari atau bulan dan tidak lebih dari 1 (satu) tahun.
13. Reklame Permanen adalah reklame yang bersifat tetap atau yang berjangka waktu 1 (satu) tahun atau lebih.
14. Reklame papan biliboard / anegatron adalah Reklame yang dilaksanakan dengan menggunakan bahan kayu plastic, fiberglasa, plastik kaca, batu logam, kaca atau bahan sejenis dipasang pada tempat yang disediakan dengan cara berdiri sendiri, digantung atau ditempelkan pada benda lain.
15. Reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain atau bahan lainnya yang sejenis dengan itu.
16. Reklame melekat (Stiker) adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas diselenggarakan ditempelkan atau dipasang pada benda lain dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 perlembar.
17. Reklame Lembaran adalah reklame yang disebarkan diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan atau dilekatkan pada benda lain.
18. Reklame berjalan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara membawa reklame keliling oleh orang yang berjalan kaki atau yang mempergunakan kenderaan sebagai media promosi dengan cara ditempelkan atau ditempatkan pada kenderaan. 19. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan diudara dengan
menggunakan balon gas, pesawat atau alat lain yang sejenis.
20. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan alat atau pesawat apapun.
21. Reklame Film Slide adalah reklame yang diselenggara dengan cara menggunakan klise berupa kaca atau film, maupun bahanbahan lain yang sejenis dengan itu sebagai alat untuk diproyeksikan atau diperagakan pada layer atau badan lain atau dipancarkan melalui pesawat televisi.
22. Reklame Peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang atau tanpa disertai suara.
23. Penyidik tindak pidana adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong yang selanjutnya dapat disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti membuat tentang tindak pidana yang terjadi serta menemukan tersangka.
BAB II
PERSYARATAN DAN CARA MEMPEROLEH IZIN REKLAME Pasal 2
(1) Setiap orang atau Badan yang menyelenggarakan Reklame harus memperoleh izin dari Bupati.
(4)
(2) Setiap orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang apapun dan telah memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau izin gangguan atau yang dipersamakan wajib memasang reklame (papan nama).
(3) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) orang atau Badan harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati, Satuan Polisi Pamong Praja dengan melampirkan persyaratan :
a. Reklame Bersifat Insidentil
Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).
Foto Copy SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) kecuali non komersial dan Pemerintah.
b. Reklame Bersifat Permanen :
Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).
Foto Copy SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) kecuali non komersial dan Pemerintah.
Pakai Tiang konstruksi yang Permanen:
Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).
Foto Copy SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) kecuali non komersial dan Pemerintah.
Persetujuan Pemilik lahan apabila lokasi bukan milik sendiri. Persetujuan lokasi dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.
Foto Copy bukti pembayaran sewa lahan apabila lokasi milik Pemerintah dari bagian perlengkapan umum.
Pakai Tiang Konstruksi Permanen:
Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). Sket lokasi
Design Reklame dengan ketinggian 8 (delapan), meter.
Pembahasan peninjauan lokasi Telahan Staf Instansi terkait,
Foto Copy SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) kecuali non komersial dan Pemerintah.
Persetujuan pemilik lahan apabila lokasi bukan milik sendiri. Persetujuan lokasi dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.
Foto Copy bukti pembayaran sewa lahan apabila lokasi milik Pemerintah dan bagian Perlengkapan Umum.
Pasal 3
(1). Permohonan Izin Reklame diterima dan dilakukan pencatatan secara administrasi oleh Satuan Polisi Pamong Praja untuk reklame yang bersifat permanen dilaksanakan penelitian peninjauan lokasi secara koordinatif dan atau pembahasan oleh tim.
(2). Unsur tim penelitian / peninjauan lokasi yaitu : a. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.
(5)
c. Bagian, Dinas / Peninjau terkait lainnya.
(3). Hasil penelitian / peninjau lokasi dan pembahasannya, dituangkan dalam berita acara sebagai bahan pertimbangan Bupati untuk penerbitan izin.
(4). Reklame yang dipasang harus mencantumkan Nomor izin dan batas waktu pemasangan reklame dengan cap / Perforasi dan / atau tanda lainnya oleh bagian perekonomian.
BAB III
PENOLAKAN PERMOHONAN IZIN Pasal 4
Permohonan izin ditolak karena ;
a. Tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 2 Ayat (3);
b. Adanya persyaratan dan / atau keterangan yang tidak benar.
BAB IV
MASA BERLAKU IZIN Pasal 5
1. Izin Reklame yang bersifat Insidentil / Non Permanen berlaku selama beberapa hari atau bulan dan dapat diperpanjang.
2. Izin Reklame yang bersifat permanen berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.
BAB V LARANGAN
Pasal 6
1. Dilarang memasang reklame dipohon, tembok, pagar, tiang listrik, persil / halaman dan gedung bangunan pemerintah / TNI / Polri atau ditempat lainnya yang dapat mengotori atau merusak serta tidak memenuhi syaratsyarat keindahan dan ketertiban.
2. Dilarang memasang reklame kain membentang melintang di tepi jalan dan atau trotoar serta pagar pengaman jalan.
BAB VI PENCABUTAN
Pasal 7
1. Izin Reklame dicabut oleh Bupati karena :
(6)
b. Bentuk, isi tulisan, dan jumlah reklame yang dipasang diubah, dipindah tangankan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan Bupati.
c.Masa Pajak telah sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo.
2. Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan penurunan pencabutan reklame oleh pemegang izin.
3. Apabila pemegang izin tidak melaksanakan penurunan pencabutan reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka reklame akan diturunkan dicabut dan disita oleh pejabat.
4. Biaya yang ditimbulkan karena penurunan pencabutan reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibebankan kepada pemegang izin.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SERTA PENGENDALIAN IZIN Pasal 8
1. Pembinaan dan Pengawasan Izin Reklame dilaksanakan oleh : a. Satuan Polisi Pamong Praja.
b. Dinas Pendapatan Daerah. c. Bagian / Dinas Instansi terkait.
2. Pengendalian Izin Reklame dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja.
BAB VIII PENYIDIKAN
Pasal 9
1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu diligkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 Hukum Acara Pidana yang berlaku.
2. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, Mencari, Mengumpulkan, dan Meneliti Keterangan atau Laporan berkenaan dengan Tindak Pidana agar Keterangan atau Laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan Tentang Kebenaran Perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Perpajakan Daerah;
c. Meminta keterangan dan Bahan Bukti dari Orang atau Badan sehubungan dengan Tindak Pidana dibidang;
d. Melakukan Penggeledahan untuk mendapatkan Bahan Bukti Pembukuan, Pencatatan, dan Dokumendokumen lain, serta melakukan Penyitaan Terhadap Bahan Bukti tersebut;
(7)
e. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka Pelaksanaan Tugas Penyidikan Tindak Pidana.
f. Menyuruh berhenti dan / atau, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c;
g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana;
h. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
i. Menghentikan Penyidikan;
j. Melakukan Tindakan lain yang perlu untuk Kelancaran Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. 3. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya Penyidikan dan menyampaikan hasil Penyidikan Kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai ketentuan dalam Undang undang Hukum Acara pidana yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA Pasal 10
1. Setiap Orang atau Badan yang Melanggar Ketentuan Pasal 2 ayat (1), dan (2) dan pasal 6 dipidana dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) Bulan atau Denda paling banyak Rp. 50.000.000, (Lima Puluh Juta Ribu Rupiah).
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP Pasal 11
Halhal sepanjang mengenai teknis Pelaksanaan dan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 12
Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.
agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
Disahkan di Parigi pada tanggal
(8)
LONGKI DJANGGOLA
LEMBARAN DAERAH TAHUN 2008 NOMOR 15 SERI D NOMOR 43
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 6 TAHUN 2008
TENTANG IZIN REKLAME I. Umum
Bahwa Retribusi daerah adalah merupakan Sumber Pendapatan Daerah yang penting guna membiayai Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab dengan titik berat pada Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
Dalam Rangka Pembaharuan Sistim yang sederhana, adil, efektif dan efisien yang dapat menggerakan peran serta Masyarakat dan Pembiayaan Pembangunan Daerah, maka telah ditetapkan Undangundang Nomor 34 tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Dengan terlaksananya Peraturan Daerah ini diharapkan Pemerintah di Sektor Retribusi Izin Reklame akan dapat ditingkatkan, sehingga akan memberikan Kontribusi yang lebih besar dalam Menunjang Pembangunan Daerah di Kabupaten Parigi Moutong.
(9)
Pasal 1
Cukup jelas Pasal 2
Cukup jelas Pasal 3,
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas Huruf b
Cukup jelas Huruf c
Yang dimaksud Dinas terkait lainnya yaitu Dinas Perhubungan, Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Keindahan. Pasal 4
Cukup jelas Pasal 5
Cukup jelas Pasal 6
Cukup jelas Pasal 7
Cukup jelas Pasal 8,
ayat (1) Huruf a
Cukup jelas Huruf b
Cukup jelas Huruf c
Yang dimaksud dengan bagian / Dinas Instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan, Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Keindahan.
ayat (2)
Cukup jelas Pasal 9
Cukup jelas Pasal 10
Cukup jelas Pasal 11
Cukup jelas Pasal 12
(10)
(1)
c. Bagian, Dinas / Peninjau terkait lainnya.
(3). Hasil penelitian / peninjau lokasi dan pembahasannya, dituangkan dalam berita acara sebagai bahan pertimbangan Bupati untuk penerbitan izin.
(4). Reklame yang dipasang harus mencantumkan Nomor izin dan batas waktu pemasangan reklame dengan cap / Perforasi dan / atau tanda lainnya oleh bagian perekonomian.
BAB III
PENOLAKAN PERMOHONAN IZIN Pasal 4
Permohonan izin ditolak karena ;
a. Tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 2 Ayat (3);
b. Adanya persyaratan dan / atau keterangan yang tidak benar. BAB IV
MASA BERLAKU IZIN Pasal 5
1. Izin Reklame yang bersifat Insidentil / Non Permanen berlaku selama beberapa hari atau bulan dan dapat diperpanjang.
2. Izin Reklame yang bersifat permanen berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.
BAB V LARANGAN
Pasal 6
1. Dilarang memasang reklame dipohon, tembok, pagar, tiang listrik, persil / halaman dan gedung bangunan pemerintah / TNI / Polri atau ditempat lainnya yang dapat mengotori atau merusak serta tidak memenuhi syaratsyarat keindahan dan ketertiban.
2. Dilarang memasang reklame kain membentang melintang di tepi jalan dan atau trotoar serta pagar pengaman jalan.
BAB VI PENCABUTAN
Pasal 7 1. Izin Reklame dicabut oleh Bupati karena :
(2)
b. Bentuk, isi tulisan, dan jumlah reklame yang dipasang diubah, dipindah tangankan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan Bupati.
c.Masa Pajak telah sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo.
2. Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan penurunan pencabutan reklame oleh pemegang izin.
3. Apabila pemegang izin tidak melaksanakan penurunan pencabutan reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka reklame akan diturunkan dicabut dan disita oleh pejabat.
4. Biaya yang ditimbulkan karena penurunan pencabutan reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibebankan kepada pemegang izin.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SERTA PENGENDALIAN IZIN Pasal 8
1. Pembinaan dan Pengawasan Izin Reklame dilaksanakan oleh : a. Satuan Polisi Pamong Praja.
b. Dinas Pendapatan Daerah. c. Bagian / Dinas Instansi terkait.
2. Pengendalian Izin Reklame dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja. BAB VIII
PENYIDIKAN Pasal 9
1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu diligkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 Hukum Acara Pidana yang berlaku.
2. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, Mencari, Mengumpulkan, dan Meneliti Keterangan atau Laporan berkenaan dengan Tindak Pidana agar Keterangan atau Laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan Tentang Kebenaran Perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Perpajakan Daerah;
c. Meminta keterangan dan Bahan Bukti dari Orang atau Badan sehubungan dengan Tindak Pidana dibidang;
d. Melakukan Penggeledahan untuk mendapatkan Bahan Bukti Pembukuan, Pencatatan, dan Dokumendokumen lain, serta melakukan Penyitaan Terhadap Bahan Bukti tersebut;
(3)
e. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka Pelaksanaan Tugas Penyidikan Tindak Pidana.
f. Menyuruh berhenti dan / atau, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c;
g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana;
h. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
i. Menghentikan Penyidikan;
j. Melakukan Tindakan lain yang perlu untuk Kelancaran Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. 3. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya Penyidikan dan menyampaikan hasil Penyidikan Kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai ketentuan dalam Undang undang Hukum Acara pidana yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA Pasal 10
1. Setiap Orang atau Badan yang Melanggar Ketentuan Pasal 2 ayat (1), dan (2) dan pasal 6 dipidana dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) Bulan atau Denda paling banyak Rp. 50.000.000, (Lima Puluh Juta Ribu Rupiah).
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB X
KETENTUAN PENUTUP Pasal 11
Halhal sepanjang mengenai teknis Pelaksanaan dan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 12
Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.
agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
Disahkan di Parigi pada tanggal
(4)
LONGKI DJANGGOLA
LEMBARAN DAERAH TAHUN 2008 NOMOR 15 SERI D NOMOR 43
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 6 TAHUN 2008
TENTANG IZIN REKLAME I. Umum
Bahwa Retribusi daerah adalah merupakan Sumber Pendapatan Daerah yang penting guna membiayai Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab dengan titik berat pada Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
Dalam Rangka Pembaharuan Sistim yang sederhana, adil, efektif dan efisien yang dapat menggerakan peran serta Masyarakat dan Pembiayaan Pembangunan Daerah, maka telah ditetapkan Undangundang Nomor 34 tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Dengan terlaksananya Peraturan Daerah ini diharapkan Pemerintah di Sektor Retribusi Izin Reklame akan dapat ditingkatkan, sehingga akan memberikan Kontribusi yang lebih besar dalam Menunjang Pembangunan Daerah di Kabupaten Parigi Moutong.
(5)
Pasal 1
Cukup jelas Pasal 2
Cukup jelas Pasal 3,
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas Huruf b
Cukup jelas Huruf c
Yang dimaksud Dinas terkait lainnya yaitu Dinas Perhubungan, Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Keindahan. Pasal 4
Cukup jelas Pasal 5
Cukup jelas Pasal 6
Cukup jelas Pasal 7
Cukup jelas Pasal 8,
ayat (1) Huruf a
Cukup jelas Huruf b
Cukup jelas Huruf c
Yang dimaksud dengan bagian / Dinas Instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan, Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Keindahan.
ayat (2)
Cukup jelas Pasal 9
Cukup jelas Pasal 10
Cukup jelas Pasal 11
Cukup jelas Pasal 12
(6)