PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
NOMOR 04 TAHUN 2002
TENTANG
RETRIBUSI IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU),
AREAL UNTUK PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH PERUNTUKAN,
TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN DAN YANG DIPINJAM PAKAI UNTUK
KEGIATAN DI LUAR BIDANG KEHUTANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BENGKULU UTARA
Menimbang :
a. bahwa guna pemanf aat an usaha hasil kayu hut an t anaman secara opt imal unt uk
peningkat an Pendapat an Asli Daerah perlu adanya penet apan ret ribusi izin pemanf aat an
kayu pada areal hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang
berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk
kegiat an di luar bidang kehut anan.
b. bahwa unt uk mempercepat dan meningkat kan pelayanan t erhadap masyarakat , khususnya
pemberian izin perlu diat ur dan dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Mengingat :
1.
Undang-undang Nomor 4 Drt Tahun 1956 t ent ang Pembent ukan Daerah Ot onomi
Kabupat en-Kabupat en Dalam Lingkungan Propinsi Daerah Sumat era Selat an (Lembaran
Negara Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1091);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-pokok Agraria
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3289);
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i
dan Ekosist emnya (Lembar Negara Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3419);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pokok-pokok Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan Ant ara
Pemerint ah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3848);
8. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
9. Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1998 t ent ang Provisi Sumber Daya Hut an
(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3759);
10. Perat uran Pemerint ah Nomor 92 Tahun 1999 t ent ang Perubahan Kedua At as Perat uran
Pemerint ah Nomor 59 Tahun 1998 t ent ang Tarif At as Jenis Penerimaan Negara Bukan
Paj ak Yang Berlaku pada Depart emen Kehut anan dan Perkebunan (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3914);
11. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
54, Tambahan Lembaran Negara 3952);
12. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur
Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;
13. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan
Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;
14. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian
Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;
15. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onomi (Lembaran Negara Tahun Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
16. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur
Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;
17. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan
Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;
18. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian Izin
Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;
19. Perat uran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara Nomor 20 Tahun 2000 t ent ang
Kewenangan Kabupat en Sebagai Daerah Ot onomi.
Dengan Perset uj uan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
MEMUTUSKAN
Menet apkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TENTANG RETRIBUSI IZIN
:
PEMANFAATAN KAYU PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU), AREAL UNTUK
PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH PERUNTUKAN,
TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN DAN YANG DIPINJAM PAKAI UNTUK KEGIATAN
DI LUAR BIDANG KEHUTANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Daerah ini yang dimaksud dengan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Daerah adalah Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.
Pemerint ah Daerah adalah Pemerint ah Kabupat en Bengkulu Ut ara.
Ment eri Kehut anan adalah Ment eri Kehut anan Republik Indonesia.
Gubernur adalah Gubernur Propinsi Bengkulu.
Bupat i adalah Bupat i Bengkulu Ut ara.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat en
Bengkulu Ut ara.
Pej abat adalah pegawai yang diberi t ugas t ert ent u di bidang ret ribusi daerah sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Izin Pemanf aat an Kayu (IPK) adalah izin unt uk melaksanakan penebangan dan
penggunaan kayu pada areal hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi,
kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan yang
dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan.
Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak unt uk mengusahakan t anah yang dikuasai langsung
oleh negara unt uk keperluan usaha pert anian, perkebunan, perikanan dan
pet ernakan.
Pemukiman Transmigrasi adalah suat u areal yang disediakan unt uk pemukiman
t ransmigrasi yang meliput i lahan perumahan/ pekarangan, lahan usaha dan lahan
f asilit as umum sesuai dengan pola pemukiman yang dikembangkan.
k.
Berubah Perunt ukan adalah kawasan hut an yang berubah perunt ukannya karena
penggunaan kawasan hut an di luar bidang kehut anan.
l. Tukar Menukar Kawasan Hut an Tanaman Pokok adalah t anaman yang lazim dit anam,
dalam usaha hut an t anaman dalam rangka menghasilkan serat at au kayu.
m. Iuran Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an (Iuran IUPHH) adalah pungut an yang
dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanf aat an hasil hut an at as suat u kawasan
hut an t ert ent u, yang dilakukan sekali pada saat izin t ersebut diberikan. Besarnya
iuran t ersebut dit ent ukan dengan t arif progresif sesuai luas areal.
n. Peorangan adalah orang perorang anggot a masyarakat set empat yang cakap bert indak
menurut hukum dan Warna Negara Indonesia.
o. Koperasi adalah badan hukum koperasi dari masyarakat set empat yang melandaskan
kegiat annya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar at as azas kekeluargaan.
p. BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara yang memperoleh izin usaha di bidang
kehut anan.
q. BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah yang memperoleh izin usaha di bidang
kehut anan.
r. BUMS adalah Badan Usaha Milik Swast a nasi onal yang berbent uk perseroan t erbat as
yang memperoleh izin usaha di bidang kehut anan.
s. Waj ib Ret ribusi adalah orang pribadi at au badan yang menurut perat uran perundangundangan ret ribusi diwaj ibkan unt uk melakukan pembayaran ret ribusi.
t . Surat Pendaf t aran Obyek Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat SPdORD
adalah surat yang digunakan oleh waj ib ret ribusi unt uk melaporkan obyek ret ribusi
dan waj ib ret ribusi sebagai dasar penghit ungan dan pembayaran ret ribusi yang
t erut ang menurut perat uran perundang-undangan ret ribusi daerah.
u. Surat Ket et apan Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat SKRD adalah surat
keput usan yang menent ukan besarnya j umlah ret ribusi yang t erut ang.
v. Surat Tagihan Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat STRD adalah surat
unt uk melakukan t agihan ret ribusi dan at au sanksi administ rasi berupa bunga dan
at au denda.
w. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiat an unt uk mencari, mengumpulkan dan
mengelola dat a dan at au ket erangan lainnya dalam rangka pengawasan kepat uhan
pemenuhan kewaj iban ret ribusi daerah berdasarkan perat uran perundang-undangan
ret ribusi daerah.
x. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Ret ribusi Daerah adalah serangkaian t indakan
yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanj ut nya disebut Penyidik,
unt uk mencari sert a mengumpul kan bukt i yang dengan bukt i it u membuat t erang
t indak pidana di bidang ret ribusi daerah yang t erj adi sert a menemukan t ersangkanya.
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Ret ribusi Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna Usaha (HGU),
areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar
menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan
Pasal 3
Obyek Ret ribusi adalah pemberian Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna
Usaha (HGU), areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan,
t ukar menukar kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an yang
dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan.
Pasal 4
Subyek Ret ribusi adalah orang pribadi at au badan yang mendapat izin usaha.
BAB III
PERIZINAN
Pasal 5
(1)
Permohonan izin pemanf aat an kayu dapat dilakukan oleh perorangan, koperasi, BUMN,
BUMD dan BUMS.
(2)
Permohonan izin diaj ukan kepada Bupat i Bengkulu Ut ara melalui Dinas Kehut anan dan
t embusannya disampaikan kepada inst ansi yang berkait an dengan kegiat an areal/ kawasan
hut an yang dimohon.
(3)
Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) waj ib melampirkan persyarat an sebagai
berikut :
a. Surat Keput usan Penerbit an Izin Lokasi/ HGU at as keput usan areal pemukiman
t ransmigrasi at au keput usan perubahan perunt ukan kawasan hut an at au keput usan
t ukar menukar kawasan hut an at au naskah pinj am pakai kawasan hut an.
b. St udi kelayakan kegiat an pada areal yang dimohon dan diset uj ui oleh inst ansi yang
berwenang.
c. Rekomendasi dari inst ansi yang berwenang pada areal yang dimohon.
(4)
At as dasar rekomendasi dari inst ansi t erkait , Bupat i dapat menerima at au menolak
permohonan.
(5)
Permohonan yang belum at au t idak memenuhi kelengkapan maka dit erbit kan surat
penolakan ol eh Bupat i agar pemohon dapat melengkapi permohonannya.
(6)
Dalam hal Bupat i menerima permohonan maka t erhadap areal IPK yang dimohon
dilakukan:
a. Pemeriksaan unt uk menget ahui keadaan f isik lapangan oleh t im yang dit et apkan
dengan Keput usan Bupat i sesuai dengan areal IPK yang dimohon.
b. Survei pot ensi (Timber Cruising) unt uk menget ahui pot ensi t egakan oleh Dinas
Kehut anan yang dilaksanakan set elah dilakukan pemeriksaan f isik lapangan.
c. Melaksanakan penat aan bat as areal IPK yang dimohon oleh Badan Pert anahan.
Pasal 6
(1)
Biaya pemeriksaan areal IPK yang dimohon, survei pot ensi dan penat aan bat as areal IPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Pasal 5 dibebankan kepada pemohon.
(2)
Lamporan t im pemeriksaan areal IPK yang dimohon dan survei pot ensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dit uangkan dalam Berit a Acara Pemeriksaan (BAP).
(3)
At as dasar BAP yang dimaksud ayat (2) Pasal ini, maka :
a. Tim pemeriksa lapangan memberikan rekomendasi kepada Bupat i t ent ang penolakan
at au perset uj uan pemberian IPK.
b.
BAP Survei Pot ensi (Timber Cruising) adalah dasar penet apan t arget t ebangan,
apabila Bupat i menyet uj ui permohonan IPK.
(4)
At as dasar rekomendasi t im pemeriksa lapangan, Bupat i menyet uj ui at au menolak
pemberian IPK.
(5)
Dalam hal Bupat i menyet uj ui pemberian IPK, maka dit erbit kan Keput usan Bupat i
Bengkulu Ut ara t ent ang IPK yang dilengkapi dengan pet a lokasi yang disahkan oleh Dinas
Kehut anan dan Badan Pert anahan.
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 7
Ret ribusi Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna Usaha (HGU), areal yang
dit et apkan unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar
menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan
digolongkan ret ribusi perizinan t ert ent u.
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 8
Tingkat penggunaan j asa diukur berdasarkan j umlah izin yang diberikan.
BAB VI
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
(1)
Prinsip dan sasaran dalam penet apan st rukt ur dan besarnya t arif ret ribusi didasarkan
pada t uj uan unt uk menut up sebagian at au sama dengan biaya penyelenggaraan
pemberian izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu hut an t anaman.
(2)
Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) meliput i komponen biaya survei lapangan, dan
biaya t ransport asi dalam rangka pengendalian dan pengawasan sert a biaya pembinaan.
BAB VII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 9
(1)
St rukt ur t arif digolongkan berdasarkan luas areal yang akan dimanf aat kan.
(2)
Besarnya t arif ret ribusi dit et apkan sebesar Rp. 15. 000. 000, - (lima belas j ut a rupiah) dari
set iap izin yang dit erbit kan.
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Ret ribusi yang t erut ang dipungut di wilayah t empat izin usaha pemanf aat an kayu pada areal
hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah
perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan at au yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di
luar bidang kehut anan diberikan.
BAB IX
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUATNG
Pasal 11
Masa ret ribusi adalah j angka wakt u yang lamanya 1 (sat u) t ahun.
Pasal 12
Saat t erut angnya ret ribusi adalah pada saat dit erbit kannya SKRD at au dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB X
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 13
(1)
Waj ib ret ribusi waj ib mengisi SPdORD.
(2)
SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan j elas, benar dan lengkap
sert a dit andat angani oleh waj ib ret ribusi at au kuasanya.
(3)
Bent uk, isi, sert a t at a cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud
ayat (1) dit et apkan oleh Bupat i.
BAB XI
PENETAPAN RETIBUSI
Pasal 14
(1)
Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) dit et apkan ret ribusi
t erut ang dengan menerbit kan SKRD at au dokumen l ain yang dipersamakan.
(2)
Bent uk, isi sert a t at a cara penerbit an dan penyampaian SKRD at au dokumen lain yang
dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan oleh Bupat i.
Pasal 15
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dit emukan dat a baru dan at au dat a yang semula belum
t erungkap yang menyebabkan penambahan j umlah ret ribusi yang t erut ang, maka dikeluarkan
SKRD t ambahan.
BAB XII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 16
Ret ribusi dipungut dengan menggunakan SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan dan
SKRDKBT.
BAB XIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 17
Dalam hal waj ib ret ribusi t idak membayar t epat pada wakt unya at au kurang membayar,
dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) set iap bulan dari
ret ribusi yang t erut ang at au kurang dibayar dan dit agih dengan menggunakan STRD.
BAB XIV
TATA CARA PEMBAYARAN
PAsal 18
(1)
Pembayaran ret ribusi yang t erut ang harus dilunasi sekaligus.
(2)
Ret ribusi yang t erut ang dilunasi selambat -lambat nya 15 (lima belas) hari sej ak
dit erbit kannya SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.
(3)
Tat a cara pembayaran, penyet oran, t empat pembayaran ret ribusi diat ur dengan
keput usan Bupat i.
BAB XV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 19
(1)
Hak pemegang IPK adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pemanenan, pengolahan dan at au pemasaran hasil hut an kayu berdasarkan
ket ent uan yang berlaku.
b. Memperoleh pelayanan yang baik dalam rangka kegiat an IPK.
(2)
Kewaj iban pemegang IPK adalah sebagai berikut :
a. Membayar ret ribusi at as pemberian izin IPK sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal 9
perat uran daerah ini dan diset orkan langsung oleh pemohon ke Kas Daerah Kabupat en
Bengkulu Ut ara.
b. Membuat bagan kerj a pemanf aat an kayu.
c. Pemegang IPK pada areal izin lokasi/ HGU dan areal yang dit et apkan unt uk
pemukiman t ransmigrasi waj ib membayar ret ribusi sesuai realisasi produksi
berdasarkan Laporan Hasil Produksi (LHP).
d. Pemegang IPK pada kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan
dan pinj am pakai kawasan waj ib membayar PSDH dan DR sesuai realisasi produksi
berdasarkan Laporan Hasil Produksi.
e. penet apan ret ribusi dit et apkan oleh Dinas Pendapat an Daerah berdasarkan Laporan
Hasil Produksi.
f . Melaksanakan penat aan bat as blok t ebangan IPK.
g. Melaksanakan kegiat an pembangunan pada areal IPK berdasarkan rencana dan st udi
kelayakan (FS).
h. Melaksanakan kewaj iban administ rasi/ t at a usaha hasil hut an sesuai ket ent uan yang
berlaku.
i. Memperhat ikan azas-azas konservasi sesuai ket ent uan yang berlaku.
j . Membuat dan menyampaikan laporan bulanan kepada Bupat i dan t embusan kepada
Dinas Kehut anan at as pelaksanaan kegiat an yang meliput i luas t ebangan dan produksi
kayu sert a perkembangan pemanf aat an kayu sesuai dengan ket ent uan t at a usaha hasil
hut an.
k. Memasarkan dan memasok kayu bulat unt uk IPKH/ IPKL yang berada di Kabupat en
Bengkulu Ut ara.
(3)
Besarnya ret ribusi persat uan hasil hut an kayu dit et apkan set ara dengan besarnya PSDH
sesuai j enis dan diamet er.
(4)
Tat a cara penyet oran/ pembayaran PSDH dan DR mengikut i ket ent uan yang berlaku.
(5)
Pelaksanaan, penat aan bat as blok t ebangan IPK yang dimaksud pada Pasal 16 ayat (2)
huruf d, dilakukan oleh pemohon at au inst ansi berwenang yang mempunyai t ugas dan
f ungsi melaksanakan t at a bat as unt uk dan at as nama pemohon.
(6)
Biaya penat aan bat as blok t ebangan IPK yang dimaksud pada Pasal 19 ayat (2) huruf d,
dibebankan kepada pemohon.
BAB XVI
MASA BERLAKU
Pasal 20
Izin pemanf aat an kayu berikan paling lama unt uk j angka wakt u 1 (sat u) t ahun, t erhit ung sej ak
Keput usan IPK dit et apkan.
BAB XVII
PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
Pasal 21
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan izin pemanf aat an kayu di lapangan
dilaksanakan oleh t im yang dit et apkan dengan Keput usan Bupat i.
BAB XVIII
SA N K SI
Pasal 22
(1)
Pemegang IPK yang melakukan penebangan sebelum Surat keput usan IPK dan set elah IPK
berakhir dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999.
(2)
Pemegang IPK yang melakukan penabangan di dalam kawasan hut an lindung, kawasan
suaka alam at au kawasan pelest arian alam dikenakan sanksi sesuai Undang-undang Nomor
41 Tahun 1999.
Pasal 23
Izin Pemanf aat an Kayu (IPK) dapat dicabut apabila :
a. Pemegang IPK t idak membayar ret ribusi at au PSDH dan DR t erhadap kayu yang t elah
dikeluarkan dari areal kerj anya sesuai dengan perat uran yang berlaku.
b. Pemegang IPK t idak melakukan usahanya secara nyat a dalam wakt u 90 (sembilan puluh)
hari sej ak surat keput usan IPK dit erbit kan.
c. Pemegang IPK meninggalkan areal IPK dan pekerj aannya sebelum IPK berakhir.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 24
(1)
Waj ib ret ribusi yang t idak melaksanakan kewaj ibannya sehingga merugikan keuangan
daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan at au denda paling banyak 4
(empat ) kali j umlah ret ribusi t erut ang.
(2)
Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XX
PENYIDIKAN
Pasal 25
(1)
Pej abat Pegawai Negeri Sipil t ert ent u di lingkungan Pemerint ah Kabupat en diberi
wewenang khusus sebagai penyidik t indak pidana di bidang ret ribusi daerah.
(2)
Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelit i ket erangan at au laporan berkenaan
dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah agar ket erangan at au laporan
t ersebut menj adi lengkap dan j elas;
b. menelit i, mencari dan mengumpulkan ket erangan mengenai orang pribadi at au badan
t ent ang kebenaran perbuat an yang dilakukan sehubungan dengan t indak pidana
ret ribusi daerah;
c. memint a ket erangan dan barang bukt i dari orang pribadi at au badan sehubungan
dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah;
d. memeriksa buku-buku, cat at an-cat at an dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah;
e. melakukan penggeledahan bahan unt uk mendapat kan bahan bukt i pembukuan,
pencat at an dan dokumen lain sert a melakukan penyit aan t erhadap bahan bukt i
t ersebut ;
f . memint a bant uan t enaga ahli dalam rangka pelaksanaan t ugas penyidikan t indak
pidana di bidang ret ribusi daerah;
g. menyuruh berhent i dan at au melarang seseorang meninggalkan ruangan at au t empat
pada saat pemeriksaan sedang berl angsung dan memeriksa ident it as orang dan at au
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memot ret seseorang yang berkait an dengan t indak pidana ret ribusi daerah;
i. memanggil orang unt uk didengar ket erangannya dan diperiksa sebagai t ersangka at au
saksi.
j . menghent ikan penyidikan.
k. melakukan t indakan lain yang perlu unt uk kelancaran penyidikan t indak pidana di
bidang ret ribusi daerah menurut hukum yang dapat dipert anggungj awabkan.
(3)
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberit ahukan dimulainya penyidikan
dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penunt ut umum, sesuai dengan ket ent uan
yang diat ur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana.
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
Izin pemanf aat an kayu yang t elah dit erbit kan sebelum berlakunya perat uran daerah ini masih
t et ap berlaku sampai berakhirnya izin pemanf aat an kayu.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Hal-hal yang belum cukup diat ur dalam Perat uran Daerah ini, sepanj ang mengenai t eknis
pelaksanaannya akan diat ur lebih lanj ut dengan keput usan Bupat i.
Pasal 28
Perat uran Daerah ini mulai berl aku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan Pengundangan Perat uran Daerah ini dengan
penempat an dalam Lembaran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.
Dit et apkan di Arga Makmur
Pada t anggal 10 Mei 2002
BUPATI BENGKULU UTARA
Cap/ Dt o.
H. MUSLIHAN, DS.
Diset uj ui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara
Dengan Keput usan Nomor 9 Tahun 2002 t anggal 29 April 2002
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara
Nomor 03 Tahun 2002 t anggal 10 Mei 2002 Seri B
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
t t d.
Drs. HERRY SYAHRIAR
Pembina Ut ama Muda NIP. 450002563
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
NOMOR 03 TAHUN 2002 SERI "B"
NOMOR 04 TAHUN 2002
TENTANG
RETRIBUSI IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU),
AREAL UNTUK PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH PERUNTUKAN,
TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN DAN YANG DIPINJAM PAKAI UNTUK
KEGIATAN DI LUAR BIDANG KEHUTANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BENGKULU UTARA
Menimbang :
a. bahwa guna pemanf aat an usaha hasil kayu hut an t anaman secara opt imal unt uk
peningkat an Pendapat an Asli Daerah perlu adanya penet apan ret ribusi izin pemanf aat an
kayu pada areal hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang
berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk
kegiat an di luar bidang kehut anan.
b. bahwa unt uk mempercepat dan meningkat kan pelayanan t erhadap masyarakat , khususnya
pemberian izin perlu diat ur dan dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Mengingat :
1.
Undang-undang Nomor 4 Drt Tahun 1956 t ent ang Pembent ukan Daerah Ot onomi
Kabupat en-Kabupat en Dalam Lingkungan Propinsi Daerah Sumat era Selat an (Lembaran
Negara Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1091);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-pokok Agraria
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3289);
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i
dan Ekosist emnya (Lembar Negara Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3419);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pokok-pokok Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ah Daerah (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan Ant ara
Pemerint ah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3848);
8. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
9. Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1998 t ent ang Provisi Sumber Daya Hut an
(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3759);
10. Perat uran Pemerint ah Nomor 92 Tahun 1999 t ent ang Perubahan Kedua At as Perat uran
Pemerint ah Nomor 59 Tahun 1998 t ent ang Tarif At as Jenis Penerimaan Negara Bukan
Paj ak Yang Berlaku pada Depart emen Kehut anan dan Perkebunan (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3914);
11. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
54, Tambahan Lembaran Negara 3952);
12. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur
Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;
13. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan
Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;
14. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian
Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;
15. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onomi (Lembaran Negara Tahun Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
16. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur
Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;
17. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan
Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;
18. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian Izin
Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;
19. Perat uran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara Nomor 20 Tahun 2000 t ent ang
Kewenangan Kabupat en Sebagai Daerah Ot onomi.
Dengan Perset uj uan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
MEMUTUSKAN
Menet apkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TENTANG RETRIBUSI IZIN
:
PEMANFAATAN KAYU PADA AREAL HAK GUNA USAHA (HGU), AREAL UNTUK
PEMUKIMAN TRANSMIGRASI, KAWASAN HUTAN YANG BERUBAH PERUNTUKAN,
TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN DAN YANG DIPINJAM PAKAI UNTUK KEGIATAN
DI LUAR BIDANG KEHUTANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Daerah ini yang dimaksud dengan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Daerah adalah Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.
Pemerint ah Daerah adalah Pemerint ah Kabupat en Bengkulu Ut ara.
Ment eri Kehut anan adalah Ment eri Kehut anan Republik Indonesia.
Gubernur adalah Gubernur Propinsi Bengkulu.
Bupat i adalah Bupat i Bengkulu Ut ara.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat en
Bengkulu Ut ara.
Pej abat adalah pegawai yang diberi t ugas t ert ent u di bidang ret ribusi daerah sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Izin Pemanf aat an Kayu (IPK) adalah izin unt uk melaksanakan penebangan dan
penggunaan kayu pada areal hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi,
kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan yang
dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan.
Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak unt uk mengusahakan t anah yang dikuasai langsung
oleh negara unt uk keperluan usaha pert anian, perkebunan, perikanan dan
pet ernakan.
Pemukiman Transmigrasi adalah suat u areal yang disediakan unt uk pemukiman
t ransmigrasi yang meliput i lahan perumahan/ pekarangan, lahan usaha dan lahan
f asilit as umum sesuai dengan pola pemukiman yang dikembangkan.
k.
Berubah Perunt ukan adalah kawasan hut an yang berubah perunt ukannya karena
penggunaan kawasan hut an di luar bidang kehut anan.
l. Tukar Menukar Kawasan Hut an Tanaman Pokok adalah t anaman yang lazim dit anam,
dalam usaha hut an t anaman dalam rangka menghasilkan serat at au kayu.
m. Iuran Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an (Iuran IUPHH) adalah pungut an yang
dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanf aat an hasil hut an at as suat u kawasan
hut an t ert ent u, yang dilakukan sekali pada saat izin t ersebut diberikan. Besarnya
iuran t ersebut dit ent ukan dengan t arif progresif sesuai luas areal.
n. Peorangan adalah orang perorang anggot a masyarakat set empat yang cakap bert indak
menurut hukum dan Warna Negara Indonesia.
o. Koperasi adalah badan hukum koperasi dari masyarakat set empat yang melandaskan
kegiat annya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar at as azas kekeluargaan.
p. BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara yang memperoleh izin usaha di bidang
kehut anan.
q. BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah yang memperoleh izin usaha di bidang
kehut anan.
r. BUMS adalah Badan Usaha Milik Swast a nasi onal yang berbent uk perseroan t erbat as
yang memperoleh izin usaha di bidang kehut anan.
s. Waj ib Ret ribusi adalah orang pribadi at au badan yang menurut perat uran perundangundangan ret ribusi diwaj ibkan unt uk melakukan pembayaran ret ribusi.
t . Surat Pendaf t aran Obyek Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat SPdORD
adalah surat yang digunakan oleh waj ib ret ribusi unt uk melaporkan obyek ret ribusi
dan waj ib ret ribusi sebagai dasar penghit ungan dan pembayaran ret ribusi yang
t erut ang menurut perat uran perundang-undangan ret ribusi daerah.
u. Surat Ket et apan Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat SKRD adalah surat
keput usan yang menent ukan besarnya j umlah ret ribusi yang t erut ang.
v. Surat Tagihan Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya dapat disingkat STRD adalah surat
unt uk melakukan t agihan ret ribusi dan at au sanksi administ rasi berupa bunga dan
at au denda.
w. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiat an unt uk mencari, mengumpulkan dan
mengelola dat a dan at au ket erangan lainnya dalam rangka pengawasan kepat uhan
pemenuhan kewaj iban ret ribusi daerah berdasarkan perat uran perundang-undangan
ret ribusi daerah.
x. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Ret ribusi Daerah adalah serangkaian t indakan
yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanj ut nya disebut Penyidik,
unt uk mencari sert a mengumpul kan bukt i yang dengan bukt i it u membuat t erang
t indak pidana di bidang ret ribusi daerah yang t erj adi sert a menemukan t ersangkanya.
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Ret ribusi Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna Usaha (HGU),
areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar
menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan
Pasal 3
Obyek Ret ribusi adalah pemberian Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna
Usaha (HGU), areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan,
t ukar menukar kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an yang
dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan.
Pasal 4
Subyek Ret ribusi adalah orang pribadi at au badan yang mendapat izin usaha.
BAB III
PERIZINAN
Pasal 5
(1)
Permohonan izin pemanf aat an kayu dapat dilakukan oleh perorangan, koperasi, BUMN,
BUMD dan BUMS.
(2)
Permohonan izin diaj ukan kepada Bupat i Bengkulu Ut ara melalui Dinas Kehut anan dan
t embusannya disampaikan kepada inst ansi yang berkait an dengan kegiat an areal/ kawasan
hut an yang dimohon.
(3)
Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) waj ib melampirkan persyarat an sebagai
berikut :
a. Surat Keput usan Penerbit an Izin Lokasi/ HGU at as keput usan areal pemukiman
t ransmigrasi at au keput usan perubahan perunt ukan kawasan hut an at au keput usan
t ukar menukar kawasan hut an at au naskah pinj am pakai kawasan hut an.
b. St udi kelayakan kegiat an pada areal yang dimohon dan diset uj ui oleh inst ansi yang
berwenang.
c. Rekomendasi dari inst ansi yang berwenang pada areal yang dimohon.
(4)
At as dasar rekomendasi dari inst ansi t erkait , Bupat i dapat menerima at au menolak
permohonan.
(5)
Permohonan yang belum at au t idak memenuhi kelengkapan maka dit erbit kan surat
penolakan ol eh Bupat i agar pemohon dapat melengkapi permohonannya.
(6)
Dalam hal Bupat i menerima permohonan maka t erhadap areal IPK yang dimohon
dilakukan:
a. Pemeriksaan unt uk menget ahui keadaan f isik lapangan oleh t im yang dit et apkan
dengan Keput usan Bupat i sesuai dengan areal IPK yang dimohon.
b. Survei pot ensi (Timber Cruising) unt uk menget ahui pot ensi t egakan oleh Dinas
Kehut anan yang dilaksanakan set elah dilakukan pemeriksaan f isik lapangan.
c. Melaksanakan penat aan bat as areal IPK yang dimohon oleh Badan Pert anahan.
Pasal 6
(1)
Biaya pemeriksaan areal IPK yang dimohon, survei pot ensi dan penat aan bat as areal IPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Pasal 5 dibebankan kepada pemohon.
(2)
Lamporan t im pemeriksaan areal IPK yang dimohon dan survei pot ensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dit uangkan dalam Berit a Acara Pemeriksaan (BAP).
(3)
At as dasar BAP yang dimaksud ayat (2) Pasal ini, maka :
a. Tim pemeriksa lapangan memberikan rekomendasi kepada Bupat i t ent ang penolakan
at au perset uj uan pemberian IPK.
b.
BAP Survei Pot ensi (Timber Cruising) adalah dasar penet apan t arget t ebangan,
apabila Bupat i menyet uj ui permohonan IPK.
(4)
At as dasar rekomendasi t im pemeriksa lapangan, Bupat i menyet uj ui at au menolak
pemberian IPK.
(5)
Dalam hal Bupat i menyet uj ui pemberian IPK, maka dit erbit kan Keput usan Bupat i
Bengkulu Ut ara t ent ang IPK yang dilengkapi dengan pet a lokasi yang disahkan oleh Dinas
Kehut anan dan Badan Pert anahan.
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 7
Ret ribusi Izin Usaha Pemanf aat an Kayu (IPK) pada areal Hak Guna Usaha (HGU), areal yang
dit et apkan unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar
menukar kawasan hut an dan yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di luar bidang kehut anan
digolongkan ret ribusi perizinan t ert ent u.
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 8
Tingkat penggunaan j asa diukur berdasarkan j umlah izin yang diberikan.
BAB VI
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
(1)
Prinsip dan sasaran dalam penet apan st rukt ur dan besarnya t arif ret ribusi didasarkan
pada t uj uan unt uk menut up sebagian at au sama dengan biaya penyelenggaraan
pemberian izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu hut an t anaman.
(2)
Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) meliput i komponen biaya survei lapangan, dan
biaya t ransport asi dalam rangka pengendalian dan pengawasan sert a biaya pembinaan.
BAB VII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 9
(1)
St rukt ur t arif digolongkan berdasarkan luas areal yang akan dimanf aat kan.
(2)
Besarnya t arif ret ribusi dit et apkan sebesar Rp. 15. 000. 000, - (lima belas j ut a rupiah) dari
set iap izin yang dit erbit kan.
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Ret ribusi yang t erut ang dipungut di wilayah t empat izin usaha pemanf aat an kayu pada areal
hak guna usaha, areal unt uk pemukiman t ransmigrasi, kawasan hut an yang berubah
perunt ukan, t ukar menukar kawasan hut an dan at au yang dipinj am pakai unt uk kegiat an di
luar bidang kehut anan diberikan.
BAB IX
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUATNG
Pasal 11
Masa ret ribusi adalah j angka wakt u yang lamanya 1 (sat u) t ahun.
Pasal 12
Saat t erut angnya ret ribusi adalah pada saat dit erbit kannya SKRD at au dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB X
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 13
(1)
Waj ib ret ribusi waj ib mengisi SPdORD.
(2)
SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan j elas, benar dan lengkap
sert a dit andat angani oleh waj ib ret ribusi at au kuasanya.
(3)
Bent uk, isi, sert a t at a cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud
ayat (1) dit et apkan oleh Bupat i.
BAB XI
PENETAPAN RETIBUSI
Pasal 14
(1)
Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) dit et apkan ret ribusi
t erut ang dengan menerbit kan SKRD at au dokumen l ain yang dipersamakan.
(2)
Bent uk, isi sert a t at a cara penerbit an dan penyampaian SKRD at au dokumen lain yang
dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan oleh Bupat i.
Pasal 15
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dit emukan dat a baru dan at au dat a yang semula belum
t erungkap yang menyebabkan penambahan j umlah ret ribusi yang t erut ang, maka dikeluarkan
SKRD t ambahan.
BAB XII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 16
Ret ribusi dipungut dengan menggunakan SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan dan
SKRDKBT.
BAB XIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 17
Dalam hal waj ib ret ribusi t idak membayar t epat pada wakt unya at au kurang membayar,
dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) set iap bulan dari
ret ribusi yang t erut ang at au kurang dibayar dan dit agih dengan menggunakan STRD.
BAB XIV
TATA CARA PEMBAYARAN
PAsal 18
(1)
Pembayaran ret ribusi yang t erut ang harus dilunasi sekaligus.
(2)
Ret ribusi yang t erut ang dilunasi selambat -lambat nya 15 (lima belas) hari sej ak
dit erbit kannya SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.
(3)
Tat a cara pembayaran, penyet oran, t empat pembayaran ret ribusi diat ur dengan
keput usan Bupat i.
BAB XV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 19
(1)
Hak pemegang IPK adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pemanenan, pengolahan dan at au pemasaran hasil hut an kayu berdasarkan
ket ent uan yang berlaku.
b. Memperoleh pelayanan yang baik dalam rangka kegiat an IPK.
(2)
Kewaj iban pemegang IPK adalah sebagai berikut :
a. Membayar ret ribusi at as pemberian izin IPK sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal 9
perat uran daerah ini dan diset orkan langsung oleh pemohon ke Kas Daerah Kabupat en
Bengkulu Ut ara.
b. Membuat bagan kerj a pemanf aat an kayu.
c. Pemegang IPK pada areal izin lokasi/ HGU dan areal yang dit et apkan unt uk
pemukiman t ransmigrasi waj ib membayar ret ribusi sesuai realisasi produksi
berdasarkan Laporan Hasil Produksi (LHP).
d. Pemegang IPK pada kawasan hut an yang berubah perunt ukan, t ukar menukar kawasan
dan pinj am pakai kawasan waj ib membayar PSDH dan DR sesuai realisasi produksi
berdasarkan Laporan Hasil Produksi.
e. penet apan ret ribusi dit et apkan oleh Dinas Pendapat an Daerah berdasarkan Laporan
Hasil Produksi.
f . Melaksanakan penat aan bat as blok t ebangan IPK.
g. Melaksanakan kegiat an pembangunan pada areal IPK berdasarkan rencana dan st udi
kelayakan (FS).
h. Melaksanakan kewaj iban administ rasi/ t at a usaha hasil hut an sesuai ket ent uan yang
berlaku.
i. Memperhat ikan azas-azas konservasi sesuai ket ent uan yang berlaku.
j . Membuat dan menyampaikan laporan bulanan kepada Bupat i dan t embusan kepada
Dinas Kehut anan at as pelaksanaan kegiat an yang meliput i luas t ebangan dan produksi
kayu sert a perkembangan pemanf aat an kayu sesuai dengan ket ent uan t at a usaha hasil
hut an.
k. Memasarkan dan memasok kayu bulat unt uk IPKH/ IPKL yang berada di Kabupat en
Bengkulu Ut ara.
(3)
Besarnya ret ribusi persat uan hasil hut an kayu dit et apkan set ara dengan besarnya PSDH
sesuai j enis dan diamet er.
(4)
Tat a cara penyet oran/ pembayaran PSDH dan DR mengikut i ket ent uan yang berlaku.
(5)
Pelaksanaan, penat aan bat as blok t ebangan IPK yang dimaksud pada Pasal 16 ayat (2)
huruf d, dilakukan oleh pemohon at au inst ansi berwenang yang mempunyai t ugas dan
f ungsi melaksanakan t at a bat as unt uk dan at as nama pemohon.
(6)
Biaya penat aan bat as blok t ebangan IPK yang dimaksud pada Pasal 19 ayat (2) huruf d,
dibebankan kepada pemohon.
BAB XVI
MASA BERLAKU
Pasal 20
Izin pemanf aat an kayu berikan paling lama unt uk j angka wakt u 1 (sat u) t ahun, t erhit ung sej ak
Keput usan IPK dit et apkan.
BAB XVII
PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
Pasal 21
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan izin pemanf aat an kayu di lapangan
dilaksanakan oleh t im yang dit et apkan dengan Keput usan Bupat i.
BAB XVIII
SA N K SI
Pasal 22
(1)
Pemegang IPK yang melakukan penebangan sebelum Surat keput usan IPK dan set elah IPK
berakhir dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999.
(2)
Pemegang IPK yang melakukan penabangan di dalam kawasan hut an lindung, kawasan
suaka alam at au kawasan pelest arian alam dikenakan sanksi sesuai Undang-undang Nomor
41 Tahun 1999.
Pasal 23
Izin Pemanf aat an Kayu (IPK) dapat dicabut apabila :
a. Pemegang IPK t idak membayar ret ribusi at au PSDH dan DR t erhadap kayu yang t elah
dikeluarkan dari areal kerj anya sesuai dengan perat uran yang berlaku.
b. Pemegang IPK t idak melakukan usahanya secara nyat a dalam wakt u 90 (sembilan puluh)
hari sej ak surat keput usan IPK dit erbit kan.
c. Pemegang IPK meninggalkan areal IPK dan pekerj aannya sebelum IPK berakhir.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 24
(1)
Waj ib ret ribusi yang t idak melaksanakan kewaj ibannya sehingga merugikan keuangan
daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan at au denda paling banyak 4
(empat ) kali j umlah ret ribusi t erut ang.
(2)
Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XX
PENYIDIKAN
Pasal 25
(1)
Pej abat Pegawai Negeri Sipil t ert ent u di lingkungan Pemerint ah Kabupat en diberi
wewenang khusus sebagai penyidik t indak pidana di bidang ret ribusi daerah.
(2)
Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelit i ket erangan at au laporan berkenaan
dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah agar ket erangan at au laporan
t ersebut menj adi lengkap dan j elas;
b. menelit i, mencari dan mengumpulkan ket erangan mengenai orang pribadi at au badan
t ent ang kebenaran perbuat an yang dilakukan sehubungan dengan t indak pidana
ret ribusi daerah;
c. memint a ket erangan dan barang bukt i dari orang pribadi at au badan sehubungan
dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah;
d. memeriksa buku-buku, cat at an-cat at an dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah;
e. melakukan penggeledahan bahan unt uk mendapat kan bahan bukt i pembukuan,
pencat at an dan dokumen lain sert a melakukan penyit aan t erhadap bahan bukt i
t ersebut ;
f . memint a bant uan t enaga ahli dalam rangka pelaksanaan t ugas penyidikan t indak
pidana di bidang ret ribusi daerah;
g. menyuruh berhent i dan at au melarang seseorang meninggalkan ruangan at au t empat
pada saat pemeriksaan sedang berl angsung dan memeriksa ident it as orang dan at au
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memot ret seseorang yang berkait an dengan t indak pidana ret ribusi daerah;
i. memanggil orang unt uk didengar ket erangannya dan diperiksa sebagai t ersangka at au
saksi.
j . menghent ikan penyidikan.
k. melakukan t indakan lain yang perlu unt uk kelancaran penyidikan t indak pidana di
bidang ret ribusi daerah menurut hukum yang dapat dipert anggungj awabkan.
(3)
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberit ahukan dimulainya penyidikan
dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penunt ut umum, sesuai dengan ket ent uan
yang diat ur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana.
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
Izin pemanf aat an kayu yang t elah dit erbit kan sebelum berlakunya perat uran daerah ini masih
t et ap berlaku sampai berakhirnya izin pemanf aat an kayu.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Hal-hal yang belum cukup diat ur dalam Perat uran Daerah ini, sepanj ang mengenai t eknis
pelaksanaannya akan diat ur lebih lanj ut dengan keput usan Bupat i.
Pasal 28
Perat uran Daerah ini mulai berl aku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan Pengundangan Perat uran Daerah ini dengan
penempat an dalam Lembaran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.
Dit et apkan di Arga Makmur
Pada t anggal 10 Mei 2002
BUPATI BENGKULU UTARA
Cap/ Dt o.
H. MUSLIHAN, DS.
Diset uj ui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara
Dengan Keput usan Nomor 9 Tahun 2002 t anggal 29 April 2002
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara
Nomor 03 Tahun 2002 t anggal 10 Mei 2002 Seri B
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
t t d.
Drs. HERRY SYAHRIAR
Pembina Ut ama Muda NIP. 450002563
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
NOMOR 03 TAHUN 2002 SERI "B"