MANAJEMEN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BMT AN NUR REWWIN WARU SIDOARJO.
MANAJEMEN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN
PROFITABILITAS BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh
Riska Nurkasih
NIM. C04211117
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
Surabaya
(2)
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Riska Nurkasih
NIM : C04211117
Fakultas/ Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/ Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Manajemen Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BMT An- Nur Rewwin Waru
Sidoarjo
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Surabaya, 20 Juli 2016 Saya yang menyatakan,
Riska Nurkasih NIM. C04211117
(3)
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang ditulis oleh Riska Nurkasih NIM. C04211117 ini telah diperiksa dan disetujui untuk dimunaqasahkan.
Surabaya, 20 Juli 2016 Pembimbing,
Siti Rumilah, M.Pd NIP. 197607122007102005
(4)
PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Riska Nurkasih NIM. C04211117 ini telah dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel pada hari Jumat, tanggal 12 Agustus 2016, dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu dalam Ekonomi Islam.
Majelis Munaqasah Skripsi:
Penguji I, Penguji II,
Siti Rumilah, M.Pd Dr. Sirajul Arifin, S.Ag., S.S., M.EI NIP. 197607122007102005 NIP. 197005142000031001 Penguji III, Penguji IV,
H. Muhammad Yazid, S.Ag., M.Si Hanafi Adi Putranto, S.Si., SE., M.Si NIP. 197311171998031003 NIP. 198209052015031002
Surabaya, 19 Agustus 2016 Mengesahkan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Dekan,
Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.NIP. 197402091998031002
(5)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertandatangan di bawah ini, saya:
Nama : RISKA NURKASIH
NIM : C04211117
Fakultas/Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM E-mail address : [email protected]
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN SunanAmpel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
Skripsi Tesis Disertasi Lain-lain (………)
yang berjudul :
MANAJEMEN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 19 Agustus 2016 Penulis
(RISKA NURKASIH)
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300 E-Mail: [email protected]
(6)
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul ‚Manajemen Modal Kerja dalam Meningkatkan
Profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo‛ ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen modal kerja di BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo serta untuk mengetahui implikasi dari manajemen modal kerja terhadap profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
Data penelitian diperoleh dari data keuangan BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarja berupa data modal kerja dan profitabilitas yang diperoleh melalui hasil observasi pasif, yaitu dengan mengamati berdasarkan laporan keuangan pada neraca dan laba/rugi BMT An-Nur Rewwin Waru Sidorjo selama lima tahun buku terakhir (tahun buku 2011-2015) dan wawancara secara langsung dengan pimpinan, manajer keuangan, karyawan BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo serta data pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Selanjutnya, dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo sudah menerapkan fungsi manajemen dengan cukup baik dalam
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengimplementasian (directing), dan pengawasan (controlling) terhadap setiap elemen modal kerjanya, manajemen modal kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo di tahun 2011-2015 dikatakan cukup efektif karena secara keseluruhan tingkat perputaran modal kerja berada pada interval rasio 1,5 s/d 2,5 kali. Kemudian pada analisis
profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo, diketahui tingkat ROA dan tingkat ROE BMT An-Nur Rewwin di tahun 2011-2015 dikatakan efektif karena secara keseluruhan tingkat tingkat ROA dan tingkat ROE berada pada interval rasio 7,5% s/d 10%.Sehingga dapat dikatakan manajemen modal kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo yang cukup efektif menyebabkan tingkat profitabilitas yang efektif.
Kepada manajemen BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo agar semakin meningkatkan efektivitas manajemen modal kerja melalui peningkatan pada market share pembiayaan, meminimalkan jumlah dana yang mengendap dengan meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pembiayaan yang sudah baik sehingga dapat menekan jumlah NPF dan pembiayaan bermasalah serta perlu memperhitungkan jumlah kas yang tersimpan di bank, sehingga mampu menghasilkan profitabilitas yang lebih baik lagi yang mampu menjamin
(7)
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TRANSLITERASI ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 11
C. Batasan Masalah ... 12
D. Rumusan Masalah ... 12
E. Kajian Pustaka ... 12
F. Tujuan Penelitian ... 15
G. Kegunaan Hasil Penelitian ... 16
H. Definisi Operasional ... 16
I. Metode Penelitian ... 19
J. Sistematika Pembahasan ... 26
BAB II MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PROFITABILITAS A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen ... 28
(8)
2. Tujuan Manajemen ... 30
3. Fungsi-fungsi Manajemen ... 30
B. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja ... 34
2. Elemen-elemen Modal Kerja ... 36
3. Jenis-Jenis Modal Kerja ... 39
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 41
5. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ... 43
6. Penentuan Besarnya Modal Kerja ... 45
7. Tingkat Modal Kerja yang Tepat ... 48
8. Manajemen Modal Kerja dalam Perspektif Islam ... 49
C. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas ... 52
2. Ukuran Rasio Profitabilitas ... 53
3. Cara Meningkatkan Profitabilitas ... 55
4. Hubungan Modal Kerja dengan Profitabilitas ... 55
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO A. Profil BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo 1. Sejarah Berdirinya BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo ... 57
2. Dasar Hukum Usaha ... 60
3. Visi Misi ... 60
4. Prestasi ... 60
5. Struktur Organisasi ... 61
6. Produk dan Layanan ... 62
B. Pertumbuhan dan Pencapaian Kinerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo ... 64
C. Sumber dan Penggunaan Modal BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo ... 67
(9)
D. Manajemen Modal Kerja BMT An-Nur Rewwin Waru
Sidoarjo ... 72
E. Profit BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo ... 88
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO A. Analisis Manajemen Modal Kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo ... 89
B. Implikasi Manajemen Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo ... 105
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 114
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Modal Tetap BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
Tahun 2007-2015 ... 9
Tabel 2.1 Kecepatan dan Perputaran Modal Kerja ... 47
Tabel 2.2 Standar Pengukuran Rasio Aktivitas ... 48
Tabel 2.3 Standar Pengukuran ROA ... 53
Tabel 2.4 Standar Pengukuran ROE ... 54
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Nasabah BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2007-2015 ... 64
Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Simpanan Nasabah BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 66
Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Pembiayaan BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 67
Tabel 3.4 Total Asset BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 67
Tabel 3.5 Perkembangan Modal Tetap BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2007-2015 ... 69
Tabel 3.6 Perkembangan Modal Kerja Bersih BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 73
Tabel 3.7 Kas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 75
Tabel 3.8 Piutang BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 78
Tabel 3.9 Laba Bersih BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 88
Tabel 4.1 Perputaran Kas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 99
Tabel 4.2 Perputaran Piutang BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2011-2015 ... 101
(11)
Tabel 4.3 Perputaran Modal Kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
Tahun 2011-2015 ... 103 Tabel 4.4 Laba Bersih BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
Tahun 2011-2015 ... 107 Tabel 4.5 Total Asset BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
Tahun 2011-2015 ... 107 Tabel 4.6 Return On Total Asset BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
Tahun 2011-2015 ... 108 Tabel 4.7 Modal Sendiri BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
Tahun 2011-2015 ... 109 Tabel 4.8 Return On Equity BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sumber Daya Organisasi, Tujuan Organisasi, dan Fungsi
Organisasi ... 32 Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia perdagangan, bisnis dan pasar, keuntungan selalu menjadi tujuan utama di samping tujuan sosial. Bisnis tradisional, internasional perlu keuntungan dalam pertumbuhan dan kelangsungan bisnis yang dilakukan. Semua bisnis menginginkan hidup dan bertumbuh. Pertumbuhan bisnis sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup bisnis tersebut. Di samping untuk keperluan bisnis, keuntungan juga dapat menunjang tujuan sosial baik kesejahteraan karyawan maupun lingkungan.1
Untung rugi selalu menyertai usaha, dunia bisnis maupun pasar. Kadangkala tanpa untung pun orang mau melakukan, tetapi kebanyakan dunia bisnis, keuntungan menjadi sasaran, kalau dasar usaha bergerak dalam bidang sosial, tentunya keuntungan bukan tujuan, melainkan kesejahteraan sosial yang difokuskan.
Komposisi aktiva lancar dan utang lancar pada neraca merupakan cerminan dari kebijakan modal kerja (working capital) suatu perusahaan. Sebagian besar kegiatan harian manajer keuangan berhubungan dengan pengelolaan modal kerja. Suatu pekerjaan yang tampaknya sederhana,
1I Ketut GedeYudantara, Mengubah Ketidakpastian Menjadi Kekuatan (Jakarta: PT
(14)
2
tetapi apabila tidak dikelola dengan sungguh-sungguh, berpeluang memperburuk tingkat likuiditas, yang pada akhirnya memungkinkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Manfaat utama modal kerja adalah menjaga tingkat likuiditas suatu perusahaan. Dengan modal kerja yang memadai suatu perusahaan akan mampu membayar seluruh kewajiban jangka pendeknya, memiliki cadangan yang cukup untuk menghindari kekurangan persediaan, dan memberikan piutang kepada pelanggan sehingga hubungan pelanggan dapat terus dipertahankan.
Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran yang bersifat bukan untuk harta tetap. Keterangan di atas misalkan pada perusahaan yang baru saja dimulai. Bagi perusahaan yang sedang berjalan, pembiayaan atau dana untuk melakukan pembelian bahan, membayar gaji, listrik dan sebagainya, tanpa harus menunggu diterimanya hasil penjualan agar perusahaan dapat berjalan kontinu. Di samping itu selain pengeluaran yang kita sebut biaya operasional, perusahaan juga harus mengeluarkan dana yang tidak berhubungan langsung dengan operasionalnya misalnya cicilan pembayaran aktiva tetap, pajak, dan sebagainya.
Masalah pokok yang sering dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan
(15)
3
baik untuk modal investasi atau modal kerja. Dana memang dibutuhkan baik untuk perusahaan yang baru berdiri maupun yang sudah berjalan.2
Adanya modal kerja yang cukup, sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu akan membuat perusahaan melakukan kegiatannya dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan.
Modal kerja ini harus dikelola dan diatur secara cermat agar nantinya modal kerja ini bisa efektif dan efisien dalam membiayai kegiatan perusahaan. Pengelolaan modal kerja ini menjadi tanggung jawab manajer atau pimpinan perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang tepat akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang nantinya dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya, yang akan diperoleh profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan. Jika perusahaan memiliki tingkat profitabilitas tinggi, dapat dikatakan perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi.
2Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
(16)
4
BMT (Baitul Ma>l wa al-Tamwi>l) merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah paling sederhana yang saat ini banyak muncul dan tenggelam di Indonesia. Sampai saat ini tidak ada data statistik yang menjelaskan tentang jumlah BMT dan persebarannya secara akurat. BMT link (2010) memperkirakan jumlah BMT tahun 2006 sebesar 3.200 dengan jumlah nasabah sebanyak 3 juta orang, kemudian sampai akhir tahun 2010 akan tumbuh menjadi sekitar 5.200 BMT untuk melayani
nasabah 10 juta orang.3 Sedangkan menurut Asosiasi BMT Se-Indonesia
(ABSINDO) jumlah BMT di Indonesia hingga akhir tahun 2012 sudah lebih dari 5.500, yang tersebar di wilayah urban dan pedesaan.4
Di Jawa Timur, perkembangan pengelolaan keuangan syariah juga tumbuh pesat. Data pada akhir tahun 2014 terdapat 23 kantor cabang Bank Umum Syariah (BUS), 31 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), 373 Lembaga Keuangan Syariah lainnya seperti koperasi syariah, koperasi jasa keuangan syariah dan koperasi pondok pesantren.5
Keberadaan BMT dengan jumlah yang signifikan pada beberapa daerah di Indonesia tidak didukung oleh faktor-faktor pendukung yang memungkinkan BMT untuk terus berkembang dan berjalan dengan baik.
3Ali Sakti, ‚Pemetaan Kondisi dan Potensi BMT : Kemitraan dalam Rangka
Memperluas Pasar & Jangkauan Pelayanan Bank Syariah kepada Usaha Mikro‛, (Jurnal-- Institut Pertanian Bogor, Bandung, 2013), 2.
4Hafidz Muftisany, ‚BMT tak Takut Bersaing dengan Bank Syariah‛, dalam
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/06/28/m6byym-bmt-tak-takut-bersaing-dengan-bank-syariah, diakses pada 18 Mei 2016.
5Widi, ‚Jatim Barometer Masa Depan Ekonomi Syariah‛, dalam
http://bappeda.jatimprov.go.id/2014/11/03/jatim-barometer-masa-depan-ekonomi-syariah/, diakses pada 18 Mei 2016.
(17)
5
Fakta yang ada di lapangan menunjukkan banyak BMT yang tenggelam dan bubar.
Beberapa data menunjukkan di daerah-daerah tertentu keberadaan BMT cukup memperihatinkan. Seperti di Kabupaten Ciamis pada tahun 2000 jumlah BMT mencapai 42 buah. Namun, sekarang yang tersisa hanya 7 buah. Di daerah Tasikmalaya yang pernah mencapai 50 buah lebih, kini BMT tersisa 12 buah. Hal serupa juga terjadi di kota Bandung, keberadaan BMT sebagai badan penunjang dana bagi masyarakat ekonomi lemah terancam bangkrut. Dari 32 BMT, kini jumlahnya makin menciut tinggal 8 BMT saja yang masih beroperasi.6
Kasus ditutupnya BMT Perdana Surya Utama (PSU) di Malang yang mencuat pada Mei 2015 silam, juga merupakan salah satu contoh manajemen BMT yang belum mampu me-manage modal kerja dengan baik dalam menjalankan operasionalnya. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemkot Malang menjelaskan bahwa selama ini BMT PSU belum pernah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), sehingga
dapat disimpulkan keuangan BMT PSU dalam kondisi memprihatinkan.7
Dengan melihat fenomena di atas perkembangan BMT dipandang belum sepenuhnya mampu menjawab problem riil ekonomi yang ada di kalangan masyarakat.
6Gampito, ‛Problematika Operasionalisasi BMT‛, dalam
http:/gampito.blogspot.com/2008/06/problematika-operasionalisasi-bmt.html, diakses pada 18 Mei 2016.
7Dwi, ‚Kantor BMT Kolaps Tutup Berganti Jadi Apartemen‛, dalam
http:www2.jawapos.com/baca/artikel/20644/Kantor-BMT-Kolaps-Tutup-Berganti-Jadi-Apartemen-, diakses pada 18 Mei 2016.
(18)
6
Kelemahan dan tantangan utama lembaga keuangan syariah dari sisi internal adalah kualitas SDM yang kurang memadai, lemahnya sistem pengendalian intern (sistem dan prosedur), dan lemahnya permodalan. Pada upaya pendirian, lembaga keuangan syariah sebagai sebuah gerakan ekonomi umat, yang siap menanggung biaya gerakan itu berapa pun besarnya. Pada kenyataannya, betapapun kecilnya, pengelolaan BMT membutuhkan high skill intensive.8
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi peluang yang demikian besar dan mengatasi kendala – kendala yang ada, maka perlu upaya untuk peningkatan efektivitas manajemen BMT. Di samping pengetahuan dasar manajemen yang harus dikuasai (planning, organizing, directing, dan controlling) maka tidak kalah pentingnya adalah sikap mental (attitude) positif antara lain: persistent (tahan uji, ulet), reliable (jujur, dapat dipercaya = ama>nah), experessive (dapat menyampaikan informasi = tabligh), resourceful (cerdik = fat}a>nah), independent (mandiri), sociable (dapat bergaul = silaturahmi), ambitious (punya target) dan positive thinking (melihat sesuatu dari segi baiknya = h}usnuz}an, optimistis).9
Selain itu, dalam rangka mendorong pertumbuhan dan pengembangan BMT/ KJKS yang sehat dan bermanfaat pemerintah telah melakukan beberapa langkah terobosan di antaranya:10
8Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah; Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,
vol.1 (Jakarta: AlvaBet, 1999), 172.
9Ibid., 137-138.
10Tim Penulis, Nur Lailah, dkk., Lembaga Keuangan Islam Non Bank, cet.1 (Surabaya:
(19)
7
1. Menetapkan regulasi terkait dengan KJKS dan UJKS yaitu dengan
disahkannya Permen No. 35.2 tahun 2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah.
2. Mengadakan sertifikasi pengelolaan KJKS/BMT untuk
meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan BMT, Direktur Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah-BMT) Arisson Hendry, menggulirkan gagasan pentingnya sebuah sertifikasi, dengan demikian akan berguna bagi pengembangan BMT ke depan. Menurutnya, banyak pelaku-pelaku BMT yang ada selama ini tak memiliki sertifikasi sesuai dengan standarisasi. Sehingga hal tersebut sangat berpengaruh bagi BMT. Maka akibatnya banyak
BMT yang mengalami mati suri. ‚Saya harap ke depan sudah ada lembaga yang melakukan sertifikasi bagi pelaku BMT,‛ terangnya.
Sementara Direktur Eksekutif Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Achmad Iqbal mengatakan, bahwa sertifikasi profesi BMT atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sangat penting bahkan dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah memberikan arahan yang jelas bagi SDM Koperasi Jasa Keuangan yang di dalamnya juga koperasi syariah harus memiliki standarisasi sertifikasi, baik manajer hingga Account Officer. Maka dengan peraturan tersebut lembaga sertifikasi profesi bagi BMT harus segera berdiri dan
(20)
8
mendapatkan perijinan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP). ‚Terkait dengan hal tersebut MES akan selalu
mengadvokasi regulasi tersebut bagaimana untuk
mewujudkannya,‛ kata Iqbal.
3. Memberikan penghargaan KJKS Award
Kementerian Koperasi dan UKM memberikan penghargaan KSP/KJKS Award 2011 atas kontribusi koperasi berstatus lembaga keuangan mikro bagi pembangunan perekonomian nasional melalui penyaluran pembiayaan kepada usaha mikro, kecil dan menengah. Adapun maksud dan tujuan utama dari pemberian penghargaan ini untuk membangun citra koperasi
sebagai lembaga keuangan mikro (LKM) terpercaya,
meningkatkan motivasi dan spirit KSP/KJKS meningkatkan kinerja, serta memacu KSP/KJKS lebih berinovasi melayani anggota dan masyarakat.
BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo merupakan koperasi syariah yang dibentuk berdasarkan hasil diskusi dari jamaah Masjid (yakni Masjid An-Nur Rewwin). BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo merupakan koperasi syariah yang bergerak dalam bidang jasa simpan pinjam dengan sistem syariah, yaitu melayani bentuk-bentuk simpanan (pendanaan) dan pembiayaan bagi para nasabah atau calon nasabah yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
(21)
9
Adapun produk yang ditawarkan oleh BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo, yaitu produk simpanan, meliputi: simpanan mud}a>rabah, simpanan qurban dan ‘aqiqah, dan juga simpanan pendidikan. Serta produk pembiayaan, meliputi : pembiayaan musha>rakah, pembiayaan mura>bah}ah, pembiayaan qardh h}asan, dan juga gadai syariah (ar-rah}n). Melalui produk-produk inilah BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo memperoleh pendapatan yang digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari serta menentukan besaran laba atau profitabilitas yang diperoleh tentunya.
Peneliti sebelumnya telah melakukan prapenelitian di BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo. Dari prapenelitian tersebut peneliti mendapatkan data modal tetap BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo dari awal pendirian tahun 2007 hingga tahun 2015 yang diperoleh melalui penjualan saham.11 Seperti pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Perkembangan Modal Tetap BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo Tahun 2007-2015
Tahun
Jumlah Saham (Lembar)
Nilai Saham Perlembar (Rp)
Total Modal Disetor/ Modal Tetap (Rp)
2007 200 500.000,00 100.000.000,00
2008 284 500.000,00 142.000.000,00
2009 407 575.000,00 234.025.000,00
2010 462 660.000,00 304.920.000,00
2011 985 330.000,00 325.050.000,00
2012 1058 330.000,00 349.140.000,00
2013 1058 330.000,00 349.140.000,00
(22)
10
2014 1058 330.000,00 349.140.000,00
2015 1058 330.000,00 349.140.000,00
Sumber: Laporan Pencapaian Kinerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
Gagal atau suksesnya suatu BMT/KJKS sebagaimana juga organisasi lain, adalah totalitas dari kegagalan ataupun keberhasilan dari manajemen secara keseluruhan dalam menanggapi dan memanfaatkan keadaan intern dan eksternnya.
Untuk mengetahui pengelolaan BMT/KJKS secara lengkap dan menentukan alternatif cara pengelolaan yang tepat tentunya perlu dilakukan evaluasi yang seksama atas keseluruhan proses manajemen yang dilakukan, tantangan yang dihadapi dan sasaran-sasaran yang akan dicapai selama ini dan di masa yang akan datang.
Dalam pengelolaan dana selama ini, BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo mampu untuk mengembangkan modal kerjanya. Meskipun tidak mengalami perubahan yang signifikan, akan tetapi BMT An-Nur Rewwin memperoleh profit di setiap tahunnya dan mampu membagikan Sisa Hasil
Usaha (SHU) kepada para pemegang saham.12
Pengelolaan modal kerja yang tepat akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang nantinya dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya yang akan diperoleh profitabilitas perusahaan.
12Ibid.
(23)
11
Jika sebuah perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, maka kelangsungan perusahaan tersebut akan terjamin dikarenakan dana yang dimilikinya bertambah untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Namun sebaliknya, jika mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah maka kelangsungan hidup perusahaan itu tidak akan lama, karena perusahaan tersebut tidak mampu untuk memenuhi biaya-biaya operasionalnya. Profitabilitas dapat digunakan sebagai indikator yang tepat untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien atau tidak.
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul
‚Manajemen Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BMT An
-Nur Rewwin Waru Sidoarjo‛. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang muncul adalah :
1. Perkembangan BMT di Indonesia
2. Kelemahan dan Tantangan dalam Pengembangan BMT
3. Upaya Pemerintah dalam Mendorong Pertumbuhan dan
Pengembangan BMT di Indonesia
4. Manajemen modal kerja pada BMT An-Nur Rewwin Waru
(24)
12
5. Implikasi manajemen modal kerja terhadap profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
C. Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan penelitian ini sesuai dengan sasaran yang diinginkan, maka peneliti memberi batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Penerapan manajemen modal kerja pada BMT An-Nur Rewwin Waru
Sidoarjo
2. Implikasi manajemen modal kerja terhadap profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen modal kerja yang diterapkan pada BMT
An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo?
2. Bagaimana implikasi manajemen modal kerja terhadap profitabilitas
BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo?
E. Kajian Pustaka
Penelitian yang berjudul ‚Manajemen Modal Kerja dalam
Meningkatkan Profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo‛ ini, tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu yang dijadikan pandangan dan juga referensi.
(25)
13
Pertama, penelitian Slamet Riady dengan judul ‚Analisis
Manajemen Dana untuk Menjaga Kestabilan Likuiditas dan Profitabilitas di BPR Syariah Jabal Nur Surabaya‛.13 Penelitian ini membahas tentang
bagaimana manajemen dana dalam menjaga kestabilan likuiditas dan profitabilitas PT. BPRS Jabal Nur Surabaya. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan indikator profitabilitas sebagai landasan dasar penelitian. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Slamet Riady menggunakan indikator manajemen dana, sedangkan pada penelitian ini menggunakan indikator manajemen modal kerja.
Kedua, penelitian Vidya Dwi Apriliani yang berjudul ‚Penerapan Manajemen Resiko Pembiayaan dalam Meningkatkan Profitabilitas di Bank Jatim Syariah Capem Gresik‛.14 Penelitian ini membahas penerapan
manajemen resiko pada pembiayaan serta bagaimana perannya dalam meningkatkan profitabilitas pada Bank Jatim Syariah Capem Gresik. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan indikator profitabilitas sebagai landasan dasar penelitian. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Vidya Dwi Apriliani menggunakan indikator manajemen resiko, sedangkan pada penelitian ini menggunakan indikator manajemen modal kerja.
13 Slamet Riady, ‚Analisis Manajemen Dana untuk Menjaga Kestabilan Likuiditas dan
Profitabilitas di BPR Syariah Jabal Nur Surabaya‛(Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015)
14Vidya Dwi Apriliani, ‚Penerapan Manajemen Resiko Pembiayaan dalam
Meningkatkan Profitabilitas di Bank Jatim Syariah Capem Gresik‛(Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015)
(26)
14
Ketiga, penelitian Maria Ulfah yang berjudul ‚Analisis
Pengelolaan Modal Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Perusahaan pada PT. Semen Gresik Tbk‛.15 Penelitian ini membahas pengelolaan
(manajemen) modal kerja dalam meningkatkan produktivitas PT. Semen Gresik Tbk. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan indikator manajemen modal kerja. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Maria Ulfah menggunakan indikator produktivitas sebagai landasan dasar penelitian, sedangkan pada penelitian ini menggunakan indikator profitabilitas.
Keempat, penelitian Ririn Setiorini yang berjudul ‚Analisis
Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)‛.16 Penelitian
ini membahas tentang pengaruh modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan indikator manajemen modal kerja dan profitabilitas sebagai landasan dasar penelitian. Perbedaannya adalah metode penelitian yang digunakan oleh Ririn Setiorini adalah metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode analisis regresi berganda, sedangkan penelitian ini merupakan
15Maria Ulfah, ‚Analisis Pengelolaan Modal Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas
Perusahaan pada PT. Semen Gresik Tbk‛(Skripsi--UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2007)
16Ririn Setiorini, ‚Analisis Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)‛(Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009)
(27)
15
penelitian kualitatif yang akan menghasilkan sebuah gambaran / deskripsi dari penelitian yang telah dilakukan.
Kelima, peneitian Esteria H. Hutasoit yang berjudul ‚Manajemen Modal Kerja Kantor Daerah Telkom (KANDATEL) Bandung (PT.
TELKOM Tbk.)‛.17 Penelitian ini membahas tentang penerapan
manajemen modal kerja pada Kantor Daerah Telkom (KANDATEL) Bandung (PT. TELKOM Tbk.) Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan indikator manajemen modal kerja sebagai landasan penelitian. Perbedaannya adalah penelitian Esteria H. Hutasoit hanya membahas tentang penerapan manajemen modal kerjanya saja, sedangkan penelitian ini membahas mengenai manajemen modal kerja beserta implikasinya terhadap profitabilitas.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, belum ada penelitian yang meneliti tentang manajemen modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang manajemen modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
F. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
17Esteria H. Hutasosit, ‚Manajemen Modal Kerja Kantor Daerah Telkom (KANDATEL)
(28)
16
1. Untuk mengetahui manajemen modal kerja yang diterapkan di BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
2. Untuk mengetahui implikasi dari manajemen modal kerja terhadap profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo
G. Kegunaan Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua hal yaitu:
1. Aspek teoritis (keilmuan), untuk menambah wawasan dan pengetahuan
seputar manajemen modal kerja pada BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo dalam meningkatkan profitabilitasnya, juga sebagai bahan informasi baik bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang ingin mengetahui secara mendalam tentang permasalahan tersebut.
2. Aspek praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
pembaca, para pengusaha serta para praktisi dalam menerapkan manajemen keuangan, khususnya pada manajemen modal kerja sehingga dapat mencapai tujuan dalam meningkatkan profitabilitas. H. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami maksud dari penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut :
(29)
17
1. Manajemen :
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.18 Yang dimaksud seni di sini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode dan teknik dalam menggunakan sumber daya alam (human and natural resources) secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Peneliti mengkaji pengelolaan modal kerja pada BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo berdasarkan teori fungsi-fungsi manajemen yang dinyatakan oleh Nickels, McHugh and McHugh, yakni fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengimplementasian (directing), dan pengawasan (controlling).19
2. Modal Kerja :
Modal kerja (working capital), didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam aktiva lancar (current assets). Aktiva lancar itu sendiri terdiri dari semua aktiva atau aset yang dapat dicairkan (dituangkan) dalam waktu paling lama satu tahun. Aktiva yang dapat digolongkan sebagai aktiva lancar adalah uang tunai atau kas (cash), sekuritas yang mudah diperjualbelikan (marketable
18B. Siswanto, Pengantar Manajemen, vol.9 (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 7.
19 Nickels, McHugh and McHugh dalam Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah,
(30)
18
securities), piutang dagang (account receivable) dan simpanan barang dagangan (inventory).20
Melalui penjelasan di atas, modal kerja dapat kita lihat dalam beberapa pos neraca. Adapun yang termasuk modal kerja antara lain, kas dan persediaan, piutang dagang, efek yang bisa diperjualbelikan (aset tetap, termasuk juga nilai dana penyusutan).21 3. Profitabilitas :
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan.
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba antara lain :
- Rasio Laba terhadap Aset (Return On Total Assets = ROA)
ROA =
x 100%
- Rasio Laba bersih terhadap Modal (Return On Equity = ROE)
ROE =
x 100%
Laba perusahaan bisa meningkat melalui 2 (dua) cara :
- Meningkatkan pendapatan/ laba dari penjualan
- Menurunkan biaya-biaya
20John D. Martin, et all, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, cet ke-2(Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1994), 3.
21Dermawan Sjahrial, Pengantar Manajemen Keuangan, cet ke-4(Jakarta: Mitra Wacana
(31)
19
Biaya dapat dikurangi dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengeluaran pada pos-pos tertentu. Laba (profit) dapat ditingkatkan dengan meningkatkan investasi dalam aset yang menguntungkan, yang mampu menghasilkan tingkat laba yang tinggi.22
Adapun yang dimaksud dalam judul ini yaitu, tentang manajemen modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
I. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
Data yang perlu dikumpulkan yakni data yang perlu dihimpun
untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah.23 Adapun data yang
dikumpulkan antara lain:
a. Data Primer
Penelitian ini membutuhkan data primer berupa data keuangan tentang penerapan manajemen modal kerja serta implikasinya dalam meningkatkan profitabilitas BMT An- Nur Rewwin Waru Sidoarjo. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi gambaran umum tentang BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo, permodalan dan kebijakan modal kerja pada BMT An-Nur Rewwin Waru
22Ibid, 119
23Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Petunjuk Teknis Penulisan
(32)
20
Sidoarjo, hal-hal yang berpengaruh terhadap kebijakan modal kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo, ditinjau dari fungsi manajemennya, baik planning, organizing, directing, dan controlling terhadap modal kerjanya. Data primer tersebut diperoleh langsung dari BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
b. Data Sekunder
1) Data keuangan yang menjelaskan tentang modal kerja dan
profitabilitas BMT An- Nur Rewwin Waru Sidoarjo lima tahun buku terakhir yakni laporan keuangan tahun buku 2011 – 2015
2) Buku tentang manajemen modal kerja
3) Buku tentang manajemen keuangan
4) Buku tentang manajemen koperasi/ KJKS/ BMT
5) Buku tentang manajemen Islam
6) Skripsi terdahulu, serta jurnal yang berhubungan dengan
manajemen modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas
2. Sumber Data
Sumber data, yakni sumber dari mana data akan digali, baik primer
maupun sekunder.24 Adapun sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang berasal dari sumber utama atau sumber asli. Data primer ini diperoleh langsung dari
24Ibid,.
(33)
21
wawancara dengan pimpinan, manajer keuangan, dan juga karyawan mengenai manajemen modal kerja dan profitabilitas pada BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung atau pelengkap yang dikumpulkan untuk maksud menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku, literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.25
Data yang diambil adalah data mengenai modal kerja dan profitabilitas yang tertera dalam laporan keuangan BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo dari lima tahun buku terakhir yaitu laporan keuangan tahun buku 2011-2015 , data sekunder penelitian ini juga terdapat dalam buku:
1) Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, oleh Kamaruddin Ahmad
2) Manajemen Keuangan, oleh Manahan P. Tampubolon.
3) Pengantar Manajemen Keuangan, oleh Dermawan Sjahrial
4) Manajemen Koperasi, oleh Dra. Ninik Widiyanti
5) Pengantar Manajemen, oleh Ernie Tisnawati Sule dan
Kurniawan Saefullah
25Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, cetakan ke-8, (Bandung: Alfabeta,
(34)
22
6) Pengantar Manajemen Syariat, oleh Muhammad Ismail
Yusanto, dkk.
7) Dan dari sumber lainnya seperti: komentar dari koran, jurnal atau internet.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka data dapat diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.26
a. Observasi
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan mengamati keadaan sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisi pasif, yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, atau biasa juga disebut observasi pasif.27 Yaitu peneliti tidak ikut secara langsung dalam suatu kegiatan namun hanya mengamati berdasarkan laporan dokumen.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.28 Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan wawancara semi-terstruktur. Wawancara semi-terstruktur adalah pertanyaan
26S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), cetakan ke-8(Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006), 98.
27Ibid., 220.
28Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarta: Rineka
(35)
23
terbuka yang berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh terwawancara tidak dibatasi, sehingga subjek dapat lebih bebas mengemukakan jawaban apapun sepanjang tidak keluar dari konteks pembicaraan, tetap dibatasi oleh tema dan alur pembicaraan agar pembicaraan tidak melebar ke arah yang tidak diperlukan.29 Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara mendalam (in-depth interview), yaitu memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.30
Dalam melakukan wawancara ini, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan adanya pertanyaan-pertanyaan baru selama wawancara berlangsung.
Teknik ini peneliti gunakan untuk mendapat data tentang latar belakang berdirinya BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo dan juga gambaran mengenai manajemen modal kerja serta kebijakan- kebijakan ataupun upaya yang diterapkan dalam meningkatkan profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
29Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial(Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), 123.
30Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
(36)
24
Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan Pimpinan, Manajer Keuangan, dan juga karyawan BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada, atau catatan-catatan yang tersimpan. Dokumentasi yang diperlukan hanya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Penelitian ini membutuhkan data keuangan mengenai modal kerja dan profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo berdasarkan yang tercantum pada laporan neraca, laba/rugi, tahun buku 2011-2015, serta hal lain yang mampu mendukung terhadap jalannya penelitian ini.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang
diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan, antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.31 Dalam hal ini, peneliti akan mengambil data yang
akan dianalisis sesuai dengan rumusan masalah saja. Peneliti mengambil data yang berkaitan dengan manajemen modal kerja
31Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D(Bandung: Alfabeta,
(37)
25
serta implikasinya dalam meningkatkan profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun bagian sehingga
seluruhnya menjadi satu kesatuan yang teratur.32 Setelah data diperiksa dan terjamin kebenarannya maka penulis mulai mengatur dan menyusun data tersebut menjadi bagian-bagian sistematis. c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisa data yang diperoleh
dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan jawaban dari rumusan masalah.
5. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.33
Hasilnya berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang telah diteliti dalam bentuk uraian naratif. Data yang diperoleh dapat membantu penulis dalam mengungkap fakta-fakta mengenai manajemen modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
32Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III(Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), 803.
33Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan
(38)
26
Peneliti kemudian mengelola dan menganalisis data dengan pola pikir induktif, yaitu pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti, dianalisis, dan kemudian disimpulkan sehingga pemecahan persoalan tersebut dapat berlaku secara umum dan berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati.
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan penulisan dan pemahaman. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, pada tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah. Adapun sistematika pembahasannya adalah:
Bab pertama, menguraikan tentang pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian serta sistematika pembahasan.
Bab kedua, menjelaskan tentang landasan teori yang memuat tentang manajemen, meliputi pengertian manajemen, tujuan manajemen, fungsi-fungsi manajemen. Teori modal kerja, meliputi pengertian modal kerja, elemen-elemen modal kerja, jenis-jenis modal kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja, sumber dan penggunaan modal kerja, penentuan besarnya modal kerja, tingkat modal kerja yang tepat. Teori
(39)
27
tentang manajemen modal kerja dalam perspektif Islam. Teori tentang profitabilitas, meliputi pengertian profitabilitas, ukuran dan rasio profitabilitas, cara meningkatkan profitabilitas, serta hubungan modal kerja dengan profitabilitas.
Bab Ketiga, memuat gambaran tentang deskripsi data yang berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif, dalam arti tidak tercampur dengan opini peneliti. Deskripsi data tersebut dilakukan dengan jelas dan lengkap mengenai profil BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo meliputi: sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, serta produk dan layanan, prestasi juga pertumbuhan dan pencapaian kinerja. Sumber dan penggunaan modal, manajemen modal kerja (yang meliputi kas, piutang, dan persediaan) serta profit BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo tahun buku 2011-2015.
Bab keempat, merupakan paparan hasil penelitian yang menjelaskan tentang analisis terhadap data penelitian yang dideskripsikan untuk menjawab rumusan masalah penelitian, menafsirkan dan menganalisis hasil-hasil yang didapat dari data tentang manajemen modal kerja berdasarkan fungsi manajemen (meliputi planning, organizing, directing, dan controlling) serta implikasinya pada profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo.
Bab kelima, berisikan kesimpulan dan saran, yakni mengemukakan kesimpulan dari bahasan penelitian dan memberikan saran-saran yang diperlukan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.
(40)
BAB II
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PROFITABILITAS
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, meskipun pada kenyataannya bahwa istilah tersebut memiliki perbedaan makna.
Menurut Marry Parker Follet, management is the art of getting things done through people. Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.1
Menurut John D. Millett manajemen is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal, adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal utuk mencapai tujuan.2 Millett menjelaskan sebagai berikut :
Bahwa manajemen sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktifitas yang satu sama lain saling berurutan. Proses tersebut meliputi : (1) proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan (2) proses pemberian fasilitas kerja (process of facilitating the work), yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari
1Marry Parker Follet dalam Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar
Manajemen, edisi 1(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 5.
2John D. Millet dalam B. Siswanto, Pengantar Manajemen, vol.9(Jakarta: PT Bumi
(41)
29
seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.3
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals.4
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut Stoner dan Wankel, proses yang dimaksud adalah:
Cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan manajemen di atas prosesnya meliputi: (1) perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan (2) pengorganisasian, yaitu mengkoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya yang dibutuhkan (3) kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik mungkin (4) pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak, dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan.5
Menurut Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard manajemen as working with and through individuals and groups to accomplish organizational goals.6
3Ibid.
4James A.F. Stoner dan Charles Wankel dalam B. Siswanto, Pengantar Manajemen,
vol.9(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 2.
5Ibid.
6Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard dalam B. Siswanto, Pengantar Manajemen,
(42)
30
Maksudnya, manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Hersey dan Blanchard lebih menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok
tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama.7
2. Tujuan Manajemen dalam Sebuah Organisasi
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usahan seorang manajer. Berdasarkan pengertian di atas, minimum dapat diambil empat elemen pokok yaitu: sesuatu yang ingin direalisasikan (goal), cakupan (scope), ketepatan (defnitness) dan pengarahan (direction).8
Dalam kegiatan bisnis, terkadang kita melakukan pekerjaan yang tidak efektif bahkan juga tidak efisien. Oleh karena itu, manajemen diperlukan sebagai upaya agar kegiatan bisnis dapat berjalan secara efektif dan efisien.
3. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya.
7Ibid.
(43)
31
Fungsi-fungsi manajemen yang akan digunakan peneliti adalah fungsi-fungsi manajemen sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHugh and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:9
a) Perencanaan atau Planning, yaitu proses menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
b) Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. c) Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi
program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi.
9 Nickels, McHugh and McHugh dalam Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah,
(44)
32
d) Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Gambar 2.1
Sumber Daya Organisasi, Tujuan Organisasi, dan Fungsi Organisasi
Berikut ini kegiatan-kegiatan dalam fungsi manajemen menurut
Nickels, McHugh and McHugh, yaitu:10
a) Fungsi Perencanaan (Planning)
Menetapkan tujuan dan target bisnis
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
10 Ibid., 11-12.
Sumber Daya Organisasi:
Sumber Daya Manusia
Modal
Sumber Daya Fisik/ Alam
Informasi
Tujuan Organisasi :
Efektif
Efisien
Planning & Decision
Making Organizing
Directing Controlling
(45)
33
Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
b) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan
tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan
Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya
garis kewenangan dan tanggung jawab
Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan
pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
c) Fungsi Pengimplementasian (Directing)
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan,
dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
d) Fungsi Pengawasan (Controlling)
Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan
(46)
34
Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
B. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Menurut John D. Martin, modal kerja (working capital) adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar (current assets).11
Menurut Manahan P. Tampubolon, modal kerja secara kolektif mencakup aktiva dan passiva lancar dalam jangka pendek.12
Menurut Kasmir, modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.13
Menurut Ninik Widiyanti, modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar, terutama terdiri atas kas-bank, piutang, dan persediaan barang-barang.14
Sedangkan Kamaruddin Ahmad menjelaskan bahwa secara umum modal kerja berarti: (1) seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (gross working capital) atau konsep kuantitatif (2) aktiva lancar dikurangi utang lancar (net working capital) atau konsep kualitatif (3) keseluruhan
11 John D. Martin, et al., Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi ke-5, jilid 2(Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 1994), 3.
12 Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management) (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2013), 61.
13 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, cet ke-3(Jakarta: Rajawali Press, 2010), 250. 14 Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, cet ke-5(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 112.
(47)
35
dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan (functional working capital) atau konsep fungsional, termasuk dana yang berasal dari penyusutan.15
Bambang Riyanto juga membedakan tiga konsep modal kerja, yakni: (1) konsep kuantitatif (2) konsep kualitatif (3) konsep fungsional.16 Berikut penjelasan konsep modal kerja menurut Bambang Riyanto, yaitu: Konsep kuantitatif, modal kerja adalah sebesar dana yang tertanam dalam aktiva lancar. Karena itu, modal kerja menurut konsep kuantitatif sering disebut sebagai modal kerja bruto (gross working capital). Dikatakan demikian karena keseluruhan dana yang tertanam dalam aktiva lancar itu akan sekali berputar dan kembali dalam bentuk kas dalam jangka waktu pendek.
Konsep kualitatif, modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar (current assets) di atas hutang lancar (current liabilities), karenanya menurut konsep ini modal kerja sering disebut sebagai modal kerja netto (net working capital) dikatakan demikian sebab hanya bagian dari kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar sajalah yang dapat digunakan sebagai modal kerja. Sedangkan bagian aktiva lancar sebesar hutang lancar itu tidak boleh diganggu gugat, sebab bagian itu untuk menjaga likuiditas perusahaan, yakni untuk membayar hutang-hutang yang segera harus dibayar.
15 Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja(Jakarta: PT Rineka Cipta,
1997), 2.
16 Bambang Riyanto dalam Napa J. Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan
(48)
36
Konsep fungsional, yang dianggap modal kerja adalah bagian dari aktiva lancar yang dapat menghasilkan pendapatan operasi (operating income) dan pendapatan sekarang (current income). Artinya, bagian dari aktiva lancar yang tidak mampu menghasilkan pendapatan operasi hanya dianggap sebagai modal kerja potensiil (potential working capital). Misalkan bagian aktiva lancar perusahaan semen yang tertanam dalam bentuk surat berharga, karena tidak menghasilkan operating income, maka tidak disebut sebagai modal kerja, keuntungan dalam piutang tidak dianggap sebagai modal kerja, melainkan modal kerja potensiil.
Dalam hal ini, konsep modal kerja yang digunakan peneliti adalah konsep kualitatif yakni perhitungan modal kerja bersih (net working capital) yang mana modal kerja dapat diketahui dengan menghitung aktiva lancar dikurangi utang lancar.
2. Elemen-elemen Modal Kerja
Membahas modal kerja, tidak akan lepas dari elemen-elemen modal kerja yang terkandung di dalamnya. Elemen-elemen modal kerja menurut Bambang Riyanto, yaitu:17
a) Kas
Kas merupakan bagian dari harta perusahaan yang paling likuid dan dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Selain itu merupakan alat tukar yang memungkinkan
17 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-4(Yogyakarta:
(49)
37
manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Oleh karena itu, diperlukan manajemen pada kas perusahaan. Tujuannya adalah untuk menentukan kas minimum yang selalu harus tersedia, agar selalu dapat memenuhi kewajiban pembayaran yang sudah sampai waktunya. Semakin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan mempunyai resiko lebih baik dalam melunasi kewajiban finansialnya.
b) Piutang Dagang
Tindakan penjualan kredit biasa dilakukan dalam dunia usaha dengan tujuan untuk merangsang minat para pelanggan dan memperbesar jumlah konsumen. Piutang yang diterapkan pada perusahaan dapat menaikkan hasil penjualan, menaikkan laba, dan memenangkan persaingan.
Pengelolaan piutang yang efisien dapat dilihat pada neraca yaitu besar kecilnya piutang terutama dalam menetapkan jangka waktu kredit yang akan mempengaruhi perputaran kerja. Sebaliknya bila terlalu ketat maka penjualan akan menurun sehingga keuntungan akan menurun juga. Untuk mengendalikan piutang, perusahaan perlu menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini berfungsi sebagai standar, apabila suatu saat pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan maka perusahaan perlu melakukan perbaikan.
(50)
38
c) Persediaan
Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan, tanpa ada persediaan yang memadai kemungkinan besar perusahaan tidak bisa memperoleh keuntungan yang diinginkan, disebabkan proses produksi akan terganggu.
Mengenai persediaaan, perbedaan jenis perusahaan juga akan mempengaruhi pos persediaannya, misalnya persediaan untuk perusahaan yang hanya melakukan perdagangan, mungkin hanya persediaan berupa persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang melakukan pembuatan barang, persediaannya terdiri dari bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi.18 Unsur, komponen atau elemen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.19 Apabila kita melihat beberapa pos neraca, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:20
(1) Kas dan Persediaan merupakan modal kerja. (2) Piutang Dagang terbagi 2 (dua) bagian:
18 Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja...., 5. 19 Ibid.
20Dermawan Sjahrial, Pengantar Manajemen Keuangan, edisi ke-4(Jakarta: Mitra
(51)
39
Bagian dana dalam bentuk piutang yang diinvestasikan dalam
produk yang terjual (harga pokok produknya) merupakan modal kerja.
Bagian dana dalam bentuk piutang yang merupakan
keuntungan dari produk yang terjual secara kredit merupakan modal kerja potensial karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila piutangnya telah tertagih.
(3) Efek yang bisa diperjualbelikan merupakan modal kerja
potensial, karena baru bisa dianggap modal apabila efek tersebut sudah terjual.
(4) Aset Tetap, terbagi 2 (dua) bagian yaitu:
Penyusutan aset tetap merupakan modal kerja
Nilai buku aset tetap bukan merupakan modal kerja. 3. Jenis-jenis Modal Kerja
Menurut W.B. Taylor, jenis-jenis modal kerja dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:21
a) Modal Kerja Permanen, merupakan modal kerja yang harus tetap
ada atau terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari:
Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.
21 W.B. Taylor dalam Dermawan Sjahrial, Pengantar Manajemen Keuangan, edisi
(52)
40
Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja untuk
menyelenggarakan luas produksi normal.
b) Modal Kerja Variabel, merupakan jumlah modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Terdiri dari:
Modal kerja musiman, merupakan modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim. Contoh: modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menjalankan pabrik gula. Pada saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja yang cukup besar, sedangkan pada saat tidak ada tebu modal kerja yang dibutuhkan hanya untuk biaya-biaya tetap saja seperti untuk gaji karyawan, biaya listrik karena tidak ada produksi.
Modal kerja siklis, yaitu merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur. Jumlah modal kerja berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian. Pada keadaan perekonomian baik maka kebutuhan modal kerja akan meningkat, sebaliknya pada keadaan perekonomian buruk kebutuhan modal kerja akan menurun.
Modal kerja darurat, merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya kedaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya. Misalnya: adanya pemogokan buruh,
(53)
41
adanya banjir, adanya perubahan peraturan ekonomi yang mendadak.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Menurut S. Munawir, faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja antara lain:22
a) Sifat atau Type Perusahaan
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Apabila dibandingkan dengan perusahaan industri, maka kedaannya sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan di dalam operasionalnya sehari-hari. Apabila dibandingkan dengan perusahaan jasa, perusahaan industri membutuhkan modal yang lebih besar, bahkan di antara perusahaan industri sendiri kebutuhan modal kerjanya pun tidak sama.
b) Waktu Produksi dan Harga Persatuan
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang
(54)
42
akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau untuk memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Makin tinggi harga pokok barang satuan yang dijual akan semakin besar pula kebutuhan akan modal kerja.
c) Syarat Pembelian Bahan atau Barang Dagangan
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi modalkerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Apabila syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, maka sedikit uang kas yang diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya jika pembayaran atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan untuk membiayai persediaan yang semakin besar.
d) Syarat Pembelian
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan besarnya jumlah modal yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Apabila untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang yang tak dapat ditagih, maka perusahaan harus memberikan potongan tunai kepada para pembeli, karena dengan
(55)
43
demikian para pembeli akan tertarik untuk segera membayar hutangnya tersebut.
e) Tingkat Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan, menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli untuk dijual kembali. Semakin tinggi perputaran persediaan tersebut, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah. Perencanaan dan pengawasan yang teratur dan efisien, dapat dicapai melalui tingkat perputaran yang tinggi. Semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
5. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Hubungan antara sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat. Penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja. Apabila sumber lebih besar daripada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja, sebaliknya apabila penggunaan lebih besar daripada sumber modal kerja, berarti terjadi penurunan modal kerja.
a) Sumber Modal Kerja
Modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenuhi oleh dua sumber, yaitu:
(56)
44
(1) Sumber intern, yaitu modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri yang terdiri dari laba yang ditahan, penjualan aktiva tetap, keuntungan penjualan surat-surat berharga di atas harga nominal dan cadangan penyusutan. (2) Sumber ekstern, yaitu modal kerja yang berasal dari luar
perusahaan yang merupakan hutang bagi perusahaan.
Mengenai sumber modal kerja yang akan menambah jumlah modal kerja, Agnes Sawir menjelaskan sebagai berikut:
Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja yaitu: (1) adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun dari penambahan modal saham (2) adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi (3) adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi maupun hutang jangka panjang lainnya.23
b) Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja.
Mengenai penggunaan modal kerja yang akan mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja, Agnes Sawir menjelaskan sebagai berikut:
23 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, cet.
(57)
45
Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja, antara lain: (1) berkurangnya modal sendiri karena kerugian maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan (2) pembayaran utang-utang jangka panjang (3) adanya penambahan dan pembelian aktiva tetap.24
Secara umum penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk:
(1) Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya
(2) Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan
(3) Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga
(4) Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain)
(5) Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka panjang)
(6) Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar
(7) Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi pemilik, dan
(8) Penggunaan lainnya.
6. Penentuan Besarnya Modal Kerja
Meskipun metode perhitungan modal kerja atau pengertian modal kerja yang digunakan berbeda, namun ada hal-hal yang tetap sama, yaitu
24 Ibid.
(58)
46
bahwa dalam penentuan kebutuhan modal kerja atau komposisi modal kerja tergantung pada:25
a) Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (produksi dan penjualan), dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja yang diperlukan.
Selain besar kecilnya usaha, sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerjanya. Misalnya usaha jasa angkutan dan sebagainya, membutuhkan modal kerja relatif kecil atau bahkan hampir-hampir tidak ada persediaan. Sebaliknya perusahaan kontraktor, terdapat piutang dan persediaan.
b) Kebijakan tentang penjualan (secara kredit atau tunai). Persediaan dengan EOQ (Economic Orde Quantity ) dan safety stock. Saldo kas minimal, pembelian bahan (secara kredit atau tunai).
c) Faktor lain:
(1) Faktor-faktor ekonomi
(2) Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau
kredit ketat
(3) Tingkat bunga yang berlaku
(4) Peredaran uang
(5) Tersedianya bahan-bahan di pasar
(6) Kebijakan-kebijakan perusahaan yang lainnya.
(59)
47
Untuk menentukan berapa jumlah kebutuhan akan modal kerja dapat diketahui melalui metode perputaran modal kerja. Metode ini menggunakan analisis laporan keuangan perusahaan.26
Efektivitas dan efisiensi manajemen modal kerja juga dapat dilihat dari bagaimana perputaran modal kerja yang terjadi tiap tahunnya. Dari perputaran modal kerja ini, akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mampu memanfaatkan modal kerja mereka untuk mendapatkan keuntungan.
Tabel 2.1
Kecepatan dan Periode Perputaran Modal Kerja
Elemen Modal
Kerja Kecepatan Perputaran Periode Perputaran 1. Kas
2. Bahan Mentah
3. Barang ½ Jadi
4. Barang Jadi
5. Piutang
6. Modal Kerja
26 Ibid., 12.
(60)
48
Adapun standar pengukuran mengenai perputaran modal kerja adalah seperti pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2
Standar Pengukuran Rasio Aktivitas
Jenis Rasio Interval Rasio Kriteria
Perputaran Piutang (receivable turnover)
>30 kali Sangat Efektif
20 s/d 30 kali Efektif
15 s/d 20 kali Cukup Efektif
<15 kali Kurang Efektif
Perputaran Persediaan (inventory turnover)
> 10 kali Sangat Efektif 6 s/d 10 kali Efektif
1 s/d 5 kali Cukup Efektif < 1 kali Kurang Efektif
Perputaran Kas (cash turnover)
>30 kali Sangat Efektif
20 s/d 30 kali Efektif
15 s/d 20 kali Cukup Efektif
<15 kali Kurang Efektif
Perputaran Modal Kerja (working capital turnover)
>3,5 kali Sangat Efektif 2,5 s/d 3,5 kali Efektif
1,5 s/d 2,5 kali Cukup Efektif 1 s/d 1,5 kali Kurang Efektif Sumber: KEP.MEN.NEG. Koperasi UKM NO.129/KEP/M/KUKM/XI/2002
7. Tingkat Modal Kerja yang Tepat
Pengelolaan posisi modal kerja bersih (net working capital) atau likuiditas suatu perusahaan melibatkan berbagai keputusan mengenai investasi ke dalam aktiva lancar dan pasiva lancar yang saling terkait secara serentak. Namun ada pedoman pokok yang dapat digunakan
(1)
111
Rewwin di tahun 2011-2015 dikatakan efektif karena secara keseluruhan tingkat perputaran modal kerja berada pada interval rasio 7,5% s/d 10%.
Sehingga dapat dikatakan manajemen modal kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo yang cukup efektif menyebabkan tingkat profitabilitas yang efektif.
(2)
112 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen modal kerja pada BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo tahun 2011-2015 dikatakan cukup efektif. Dari hasil analisis fungsi manajemen diketahui bahwa dalam pengelolaan modal kerjanya, BMT An-Nur
Rewwin Waru Sidoarjo sudah menerapkan fungsi manajemen dengan
cukup baik dalam perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengimplementasian (directing), dan pengawasan (controlling) terhadap setiap elemen modal kerjanya. Yang mana berdasarkan analisis perputaran modal kerja diketahui bahwa perputaran modal kerja BMT An-Nur Rewwin di tahun 2011-2015 dikatakan cukup efektif karena secara keseluruhan tingkat perputaran modal kerja berada pada interval rasio 1,5 s/d 2,5 kali.
2. Berdasarkan analisis manajemen modal kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo, diketahui bahwa perputaran modal kerja BMT An-Nur Rewwin di tahun 2011-2015 dikatakan cukup efektif karena secara keseluruhan tingkat perputaran modal kerja berada pada interval rasio 1,5 s/d 2,5 kali. Kemudian pada analisis profitabilitas BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo, diketahui tingkat ROA dan tingkat ROE BMT An-Nur Rewwin di tahun 2011-2015 dikatakan efektif karena secara keseluruhan tingkat ROA dan tingkat ROE berada pada interval rasio 7,5% s/d 10%.
(3)
113
Sehingga dapat dikatakan manajemen modal kerja BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo yang cukup efektif menyebabkan tingkat profitabilitas yang efektif.
B. Saran
Dalam penelitian ini perlu kiranya disampaikan beberapa saran dalam
upaya memajukan BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo maupun bagi
pihak-pihak lain yang memerlukannya, yaitu:
1. Bagi BMT An-Nur Rewwin Waru Sidoarjo agar semakin meningkatkan
efektivitas manajemen modal kerja melalui peningkatan pada market share
pembiayaan, meminimalkan jumlah dana yang mengendap dengan
meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pembiayaan
yang sudah baik sehingga dapat menekan jumlah NPF dan pembiayaan
bermasalah serta perlu memperhitungkan jumlah kas yang tersimpan di
bank, sehingga mampu menghasilkan profitabilitas yang lebih baik lagi
yang mampu menjamin kelangsungan dan keberhasilan jangka panjang. 2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
pedoman/acuan bagi penelitian lain di masa yang akan datang dengan tema
ruang lingkup yang sama sehingga dapat mempermudah dalam proses
penulisan.
(4)
114 DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, cet ke-1. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
Apriliani, Vidya Dwi. Penerapan Manajemen Resiko Pembiayaan dalam
Meningkatkan Profitabilitas di Bank Jatim Syariah Capem Gresik. Skripsi. Surabaya: Prodi Ekonomi Syariah, Uin Sunan Ampel Surabaya, 2015.
Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek. Jakarta: Alvabet, 1999.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Awat, Napa J. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1998.
Budiman, Yudi. Wawancara. Sidoarjo. 2016.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. . Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan
Kualitatif . Surabaya: Airlangga University Press, 2001. Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Djumharijadi, Dennie. Wawancara. Sidoarjo. 2016.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Hutasosit, Esteria H. Manajemen Modal Kerja Kantor Daerah Telkom
(KANDATEL) Bandung (PT. TELKOM Tbk.). Skripsi. Bogor: Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2004.
(5)
115
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
KEP.MEN.NEG. Koperasi UKM NO.129/KEP/M/KUKM/XI/2002.
Martin, John D. et all. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, cet ke-2. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994.
Nasution, S. Metode Research (Penelitian Ilmiah), cetakan ke-8. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Permeneg KUKM Nomor:20/Per/M.KUKM/XI/2008.
Riady, Slamet. Analisis Manajemen Dana untuk Menjaga Kestabilan Likuiditas
dan Profitabilitas di BPR Syariah Jabal Nur Surabaya. Skripsi. Surabaya: Prodi Ekonomi Syariah, Uin Sunan Ampel Surabaya, 2015. Rijadi, Gunung. Wawancara. Sidoarjo. 2016.
Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-4.
Yogyakarta: BPFE, 2001.
Sakti, Ali. Pemetaan Kondisi dan Potensi BMT : Kemitraan dalam Rangka Memperluas Pasar & Jangkauan Pelayanan Bank Syariah kepada Usaha Mikro. Jurnal Al- Muzara’ah, vol. I, No. 1. Bandung: Prodi Ilmu Ekonomi Syariah, Institut Pertanian Bogor, 2013.
Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, cet. ke-1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Setiorini, Ririn. Analisis Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Jakarta: Jurusan Manajemen, UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Siswanto, B. Pengantar Manajemen, vol.9. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013. Sjahrial, Dermawan Pengantar Manajemen Keuangan, edisi 4. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2012.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. cetakan ke-8. Bandung: Alfabeta, 2009.
. Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.
(6)
116
Sule, Ernie Tisnawati, dan Saefullah, Kurniawan. Pengantar Manajemen, edisi 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Tampubolon, Manahan P. Manajemen Keuangan (Finance Management).
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
Tim Penulis, Nur Lailah, dkk. Lembaga Keuangan Islam Non Bank, cet.1. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013.
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2014.
Ulfah, Maria. Analisis Pengelolaan Modal Kerja untuk Meningkatkan
Produktivitas Perusahaan pada PT. Semen Gresik Tbk. Skripsi. Malang: Jurusan Manajemen, UIN Malang, 2007.
Waluyojati, Bambang. Wawancara. Sidoarjo. 2016.
Widjajakusuma, Kerebet dan Yusanto, Ismail. Pengantar Manajemen Syariat, cet. ke-1. Jakarta: Khairul Bayan, 2002.
Widiyanti, Ninik. Manajemen Koperasi, cet.5. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996. Yudantara, I Ketut Gede. Mengubah Ketidakpastian Menjadi Kekuatan. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2006.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/06/28/m6byym-bmt-tak-takut-bersaing-dengan-bank-syariah
http://bappeda.jatimprov.go.id/2014/11/03/jatim-barometer-masa-depan-ekonomi-syariah/
http:/gampito.blogspot.com/2008/06/problematika-operasionalisasi-bmt.html
http:www2.jawapos.com/baca/artikel/20644/Kantor-BMT-Kolaps-Tutup-Berganti-Jadi-