Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan T2 912010028 BAB V
Bab V
Kesimpulan dan Implikasi
5.1 Kesimpulan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menguji
pengaruh likuiditas, leverage, proporsi komisaris
independen,
dan
manajemen
laba
terhadap
agresivitas pajak pada perusahaaan manufaktur.
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini secara
umum
menghasilkan
temuan
yang
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Likuditas
perusahaan
manufaktur
memiliki
pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap
agresivitas pajak perusahaan, atau dengan kata
lain tidak adanya pengaruh yang kuat antara
tingkat likuiditas perusahaan terhadap tingkat
agresivitas pajak perusahaan.
b. Leverage perusahaan manufaktur berpengaruh
positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan,
atau
dengan
kata
lain
adanya
pengaruh yang kuat antara leverage perusahaan
terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan.
c. Komisaris
independen
pada
perusahaan
manufaktur berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap
agresivitas
pajak
77
perusahaan,
atau
78
dengan kata lain adanya pengaruh yang kuat
antara proporsi komisaris independen perusahaan
terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan.
d. Manajemen
laba
(income
decreasing)
pada
perusahaan manufaktur berpengaruh positif dan
signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan,
atau dengan kata lain adanya pengaruh yang kuat
antara
manajemen
laba
yang
dilakukan
perusahaan terhadap tingkat agresivitas pajak
perusahaan.
5.2 Implikasi
Implikasi teoritis pada beberapa temuantemuan dari likuiditas, leverage, proporsi komisaris
independen,
dan
manajemen
laba
dalam
mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Likuditas pada perusahaan manufaktur tidak
signifikan
mempengaruhi
agresivitas
pajak
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Bradley (1994) dan Siahaan (2005).
b. Leverage
pada
perusahaan
manufaktur
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
Hasil
penelitian
ini,
mendukung
79
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ozkan
(2001) dan Choi (2003).
c. Proporsi
komisaris
independen
terhadap
perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan
terhadap
agresivitas
pajak
perusahaan.
Hasil
penelitian ini, mendukung penelitian Fama dan
Jensen (1983) dalam Wulandari (2005) dan Rego
(2003).
d. Manajemen laba pada perusahaan manufaktur
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
Hasil
penelitian
ini
mendukung
penelitian Watts dan Zimmerman (1986) dalam
Wulandari (2005) dan Badertscher dkk. (2009).
Implikasi manajerial dari penelitian ini bagi
petugas pajak adalah adanya indikasi perusahaan
manufaktur
yang
memiliki
leverage
tinggi
dan
diduga melakukan manajemen laba memiliki tingkat
agresivitas pajak yang tinggi. Sehingga pemerintah
dapat
mencari
upaya
pencegahan
seperti
memberikan batasan insentif pajak atas utang dan
mendorong perusahaan untuk bersikap transparan
dalam melaporkan keuangannya.
Implikasi manajerial hasil penelitian ini bagi
investor, temuan penelitian ini mengungkap indikasi
bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas dan
80
proporsi komisaris independen yang tinggi memiliki
tingkat agresivitas pajak perusahaan yang rendah.
Sehingga bagi investor yang ingin menanamkan
modalnya
pada
perusahaan
yang
menjalankan
usaha secara bersih terutama taat terhadap pajak,
dapat menanamkan modalnya pada perusahaan
manufaktur yang memiliki likuiditas dan proporsi
komisaris independen yang tinggi.
5.3 Keterbatasan dan Agenda Penelitian
Mendatang
Penelitian
manajemen
ini
laba
hanya
yang
meneliti
aktivitas
dilakukan
melalui
discretionary accrual, sehingga penelitian berikutnya
dapat menggunakan teknik analisa manajemen laba
dalam
konteks
dilakukan
pajak
oleh
seperti
Phillips
dkk.
penelitian
(2003)
yang
yang
menggunakan Deferred Tax Expense (DTE) untuk
mendeteksi manajemen laba dalam konteks pajak.
Sampel penelitian ini hanya terdiri dari perusahaan
manufaktur
digunakan
sehingga
sebagai
hasilnya
dasar
tidak
generalisasi,
dapat
sehingga
penelitian mendatang dapat meneliti agresivitas
pajak pada seluruh sektor usaha yang ada.
Kesimpulan dan Implikasi
5.1 Kesimpulan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menguji
pengaruh likuiditas, leverage, proporsi komisaris
independen,
dan
manajemen
laba
terhadap
agresivitas pajak pada perusahaaan manufaktur.
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini secara
umum
menghasilkan
temuan
yang
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Likuditas
perusahaan
manufaktur
memiliki
pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap
agresivitas pajak perusahaan, atau dengan kata
lain tidak adanya pengaruh yang kuat antara
tingkat likuiditas perusahaan terhadap tingkat
agresivitas pajak perusahaan.
b. Leverage perusahaan manufaktur berpengaruh
positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan,
atau
dengan
kata
lain
adanya
pengaruh yang kuat antara leverage perusahaan
terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan.
c. Komisaris
independen
pada
perusahaan
manufaktur berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap
agresivitas
pajak
77
perusahaan,
atau
78
dengan kata lain adanya pengaruh yang kuat
antara proporsi komisaris independen perusahaan
terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan.
d. Manajemen
laba
(income
decreasing)
pada
perusahaan manufaktur berpengaruh positif dan
signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan,
atau dengan kata lain adanya pengaruh yang kuat
antara
manajemen
laba
yang
dilakukan
perusahaan terhadap tingkat agresivitas pajak
perusahaan.
5.2 Implikasi
Implikasi teoritis pada beberapa temuantemuan dari likuiditas, leverage, proporsi komisaris
independen,
dan
manajemen
laba
dalam
mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Likuditas pada perusahaan manufaktur tidak
signifikan
mempengaruhi
agresivitas
pajak
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Bradley (1994) dan Siahaan (2005).
b. Leverage
pada
perusahaan
manufaktur
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
Hasil
penelitian
ini,
mendukung
79
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ozkan
(2001) dan Choi (2003).
c. Proporsi
komisaris
independen
terhadap
perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan
terhadap
agresivitas
pajak
perusahaan.
Hasil
penelitian ini, mendukung penelitian Fama dan
Jensen (1983) dalam Wulandari (2005) dan Rego
(2003).
d. Manajemen laba pada perusahaan manufaktur
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
Hasil
penelitian
ini
mendukung
penelitian Watts dan Zimmerman (1986) dalam
Wulandari (2005) dan Badertscher dkk. (2009).
Implikasi manajerial dari penelitian ini bagi
petugas pajak adalah adanya indikasi perusahaan
manufaktur
yang
memiliki
leverage
tinggi
dan
diduga melakukan manajemen laba memiliki tingkat
agresivitas pajak yang tinggi. Sehingga pemerintah
dapat
mencari
upaya
pencegahan
seperti
memberikan batasan insentif pajak atas utang dan
mendorong perusahaan untuk bersikap transparan
dalam melaporkan keuangannya.
Implikasi manajerial hasil penelitian ini bagi
investor, temuan penelitian ini mengungkap indikasi
bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas dan
80
proporsi komisaris independen yang tinggi memiliki
tingkat agresivitas pajak perusahaan yang rendah.
Sehingga bagi investor yang ingin menanamkan
modalnya
pada
perusahaan
yang
menjalankan
usaha secara bersih terutama taat terhadap pajak,
dapat menanamkan modalnya pada perusahaan
manufaktur yang memiliki likuiditas dan proporsi
komisaris independen yang tinggi.
5.3 Keterbatasan dan Agenda Penelitian
Mendatang
Penelitian
manajemen
ini
laba
hanya
yang
meneliti
aktivitas
dilakukan
melalui
discretionary accrual, sehingga penelitian berikutnya
dapat menggunakan teknik analisa manajemen laba
dalam
konteks
dilakukan
pajak
oleh
seperti
Phillips
dkk.
penelitian
(2003)
yang
yang
menggunakan Deferred Tax Expense (DTE) untuk
mendeteksi manajemen laba dalam konteks pajak.
Sampel penelitian ini hanya terdiri dari perusahaan
manufaktur
digunakan
sehingga
sebagai
hasilnya
dasar
tidak
generalisasi,
dapat
sehingga
penelitian mendatang dapat meneliti agresivitas
pajak pada seluruh sektor usaha yang ada.