Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Periode 2009 - 2012.
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine how much effect of partially and simultaneously of variable registered PKP, SSP PPN, and SPT masa PPN reported (as a means of Self Assessment System) PPN revenue in KPP Pratama Bandung Karees period from January 2009 to December 2012.
Researchers using associative research methods. The type of data used are secondary data and other data which relevant to this research. This research use the double linear regression analysis technique.
The results showed that: (1) variable PKP, SSP PPN, and SPT masa PPN (X1 to X3) simultaneous effect by 83,4% on the dependent variable PPN (Y), (2) variable PKP, SSP PPN (X1 and X2) which have an influence on the dependent variable PPN (Y) with a significance value of 0%, , except for variable SPT Masa PPN (X3) which has no effect on the dependent variable PPN (Y) with a significance value of 8,7%.
(2)
vii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah PKP terdaftar, SSP PPN, dan SPT Masa PPN yang dilaporkan (sebagai sarana Self Assessment System) secara simultan maupun secara parsial terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Bandung Karees periode Januari 2009 sampai dengan tahun Desember 2012.
Peneliti menggunakan metode penelitian asosiatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder serta data lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) variabel PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN (X1 sampai dengan X3) secara simultan berpengaruh sebesar 83,4% terhadap variabel PPN (Y); (2) variabel PKP, SSP PPN (X1 dan X2) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen PPN (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0%, kecuali varibel SPT Masa PPN (X3) yang tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen PPN (Y) dengan nilai signifikansinya 8,7%.
(3)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Landasan Teori ... 8
2.1.1 Pengertian Pajak ... 8
2.1.2 Fungsi Pajak ... 9
2.1.3 Pengelompokan Pajak ... 10
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak ... 13
2.1.5 Timbulnya Utang Pajak ... 14
2.1.6 Tarif Pajak ... 15
(4)
ix
Universitas Kristen Maranatha
2.2.1 Pengertian dan Fungsi Pengusaha Kena Pajak... 17
2.2.2 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak... 18
2.2.3 Sanksi dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ... 20
2.3 Surat Setoran Pajak ... 22
2.3.1 Pengertian dan Fungsi Surat Setoran Pajak ... 22
2.3.2 Pembayaran Pajak Menggunakan Surat Setoran Pajak ... 22
2.4 Surat Pemberitahuan ... 25
2.4.1 Pengertian dan Fungsi Surat Pemberitahuan... 25
2.4.2 Jenis Surat Pemberitahuan ... 26
2.4.3 Surat Pemberitahuan PPN dan PPnBM ... 28
2.5 Pajak Pertambahan Nilai ... 30
2.5.1 Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai ... 30
2.5.2 Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai ... 31
2.5.3 Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai ... 34
2.5.4 Pajak Masukan, Pajak Keluaran dan Faktur Pajak ... 35
2.5.5 Tarif, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai ... 37
2.6 Rerangka Penelitian ... 38
2.7 Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN... 42
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees ... 42
3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 47
3.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan ... 53
3.2 Metode Penelitian... 54
3.2.1 Operasionalisasi Variabel... 55
3.2.2 Jenis Data ... 57
(5)
x
Universitas Kristen Maranatha
3.2.3.1 Populasi ... 58
3.2.3.2 Sampel ... 58
3.2.4 Pengumpulan Data ... 59
3.2.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 59
3.2.5 Metode Analisis Data ... 59
3.2.5.1 Uji Normalitas ... 59
3.2.5.2 Uji Heterokedastisitas ... 60
3.2.5.3 Uji Autokorelasi ... 61
3.2.5.4 Uji Multokolinearitas ... 62
3.2.6 Metode Analisis dan Uji Hipotesis ... 63
3.2.6.1 Analisis Data ... 63
3.2.6.1.1 Analisis Regresi ... 63
3.2.6.2 Pengujian Hipotesis ... 64
3.2.6.2.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 64
3.2.6.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 65
3.2.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik... 67
4.1.1 Analisis Uji Normalitas ... 67
4.1.2 Analisis Uji Heteroskedastisitas ... 68
4.1.3 Uji Multikolinearitas ... 69
4.1.4 Uji Autokorelasi ... 70
4.2 Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda ... 71
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 73
4.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama (Uji-F) ... 73
4.3.2 Pengujian Hipotesis Pertama (Uji-t) ... 74
4.3.2.1 Pengaruh Parsial Pengusaha Kena Pajak (PKP) Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 74
4.3.2.2 Pengaruh Parsial Surat Setoran Pajak (SSP) Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 74
(6)
xi
Universitas Kristen Maranatha 4.3.2.3 Pengaruh Parsial Surat Pemberitahuan (SPT)
Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 75
4.3.3 Koefisien Determinasi ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 77
5.1 Kesimpulan………. 77
5.2 Keterbatasan Penelitian ………. 78
5.3 Saran………78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
(7)
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 48
(8)
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri
Di KPP Pratama Bandung Karees ... 3
Tabel 2.1 Perbedaan Surat Setoran Pajak Lama dan Baru ... 24
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 55
Tabel 4.1 Uji Normalitas ... 68
Tabel 4.2 Uji Heterokedastisitas ... 69
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 70
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 71
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 72
Tabel 4.6 Hasil Uji F ... 73
(9)
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1.1 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri
(10)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Data Pengusaha Kena Pajak Terdaftar ... 83
Lampiran B Data Surat Setoran Pajak PPN ... 84
Lampiran C Data Surat Pemberitahuan Masa PPN ... 85
Lampiran D Data Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 86
(11)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan. Sejak saat itu Indonesia menganut sistem perpajakan Self Assessment System (SAS). Sangat berbeda dari masa sebelumnya, mulai saat itu Wajib Pajak (WP) diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri (Sultoni, 2013). Ketetapan mengenai self assessment system ini tercermin dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi bahwa setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Kemudian pada ayat 2 disebutkan bahwa setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
(12)
Bab I Pendahuluan ___ 2
Universitas Kristen Maranatha
Mengacu pada pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan tersebut, Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak harus menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan (Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 9 ayat 3). Kemudian Pengusaha Kena Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak (Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 pasal 15A ayat 2).
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak tidak langsung, artinya pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau dialihkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Salah satu pihak yang mempunyai kewajiban memungut, menyetor, dan melaporkan PPN ialah Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean dan melakukan BKP Berwujud/BKP Tidak Berwujud/JKP. PPN yang disetorkan dan dilaporkan PKP tersebut dapat dibebankan kepada konsumen pada saat terjadi transaksi penyerahan BKP dan/atau JKP. Jika PKP tidak melakukan hal itu, dia yang mempunyai kewajiban membayar sejumlah PPN (Siti Resmi, 2011).
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.042 triliun dengan angka realisasi hingga saat ini telah mencapai 36,9 persen, sekitar 14,81 persen dari realisasi tersebut ditopang oleh pertumbuhan PPN seperti yang dikatakan oleh Direktur Intelijen dan Penyidikan Ditjen Pajak, Yuli Kristiyono (Koran Harian Kompas). Pertumbuhan PPN dapat dilihat dari jumlah penerimaan PPN yang terealisasi seperti yang ditampilkan pada tabel dan grafik berikut ini:
(13)
Bab I Pendahuluan ___ 3
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 1.1
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri Di KPP Pratama Bandung Karess
Tahun Jumlah Penerimaan PPN Dalam
Negeri
2009 198.104.327.386
2010 196.694.468.137
2011 242.704.565.291
2012 299.949.733.275
Sumber: Olah data Jumlah Penerimaan PPN Dalam Negeri 2009-2012 KPP Pratama Bandung Karees.
Grafik 1.1
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri Di KPP Pratama Bandung Karess
Sumber: Olah data Jumlah Penerimaan PPN Dalam Negeri 2009-2012 KPP Pratama Bandung Karees. 0 50 100 150 200 250 300 350
2009 2010 2011 2012
JUml a h P en er ima a n D al am MI lyar an R u p iah Tahun
Penerimaan PPN Dalam Negeri
(14)
Bab I Pendahuluan ___ 4
Universitas Kristen Maranatha
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan PPN mengalami peningkatan tiap tahunnya. Angka penerimaan tersebut merupakan penghasilan neto yang diterima KPP Pratama Bandung Karees setelah mengeliminasi nilai restitusi PPN yang terjadi. Sehingga jumlah penerimaan PPN tersebut menggambarkan penerimaan yang sebenarnya diterima oleh KPP Pratama Karees yang masuk ke kas negara.
Beberapa kajian penelitian yang dilakukan sebelumnya terkait dengan self assessment system dan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai antara lain penelitian yang dilakukan oleh Laurensia Chrisyane (2012) dengan judul Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara, diperoleh kesimpulan bahwa variabel jumlah Pengusaha Kena Pajak (PKP) terdaftar, Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN yang dilaporkan, dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPN yang disetorkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan PPN. Namun, variabel jumlah Pengusaha Kena Pajak (PKP) terdaftar memiliki arah yang negatif. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa SSP yang disetorkan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi Penerimaan PPN.
Penelitian selanjutnya oleh Siska Indriyani (2012) Pengaruh Penerapan Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan) diperoleh kesimpulan variabel jumlah SPT Masa PPN yang dilaporkan, dan SSP PPN yang disetorkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan PPN. Namun, variabel jumlah PKP terdaftar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PPN. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa SSP yang
(15)
Bab I Pendahuluan ___ 5
Universitas Kristen Maranatha
disetorkan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi Penerimaan PPN.
Menurut hasil penelitian Ika Nursanti (2013) dalam jurnalnya dengan judul Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan Pajak Tehadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai diperoleh kesimpulan bahwa: (1) secara simultan variabel PKP, SSP PPN, SPT Masa PPN, dan STP PPN berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan PPN, (2) secara parsial hanya variabel SPT Masa PPN tidak memiliki pengaruh terhadap Penerimaan PPN, (3) variabel PKP yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap Penerimaan PPN.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG KAREES PERIODE 2009-2012”
1.2 Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Berapa besar pengaruh self assessment system (PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN) secara simultan terhadap penerimaan PPN di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012?
2. Berapa besar pengaruh self assessment system (PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN) secara parsial terhadap penerimaan PPN di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012?
(16)
Bab I Pendahuluan ___ 6
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Self Assessment System (PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN) secara simultan terhadap penerimaan PPN di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012.
2. Untuk mengetahui pengaruh Self Assessment System (PKP, SSP PPN, SPT Masa PPN) secara parsial terhadap penerimaan PPN di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi berbagai pihak, kegunaan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Bagi akademisi, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehubungan dengan pengaruh self assessment system dan Surat Tagihan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai serta sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis.
2. Bagi instansi terkait, sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang yang berhubungan dengan penelitian ini dalam penetapan kebijakan pada pelaksanaan atau penggunaan suatu sistem pemungutan yang diterapkan dapat mengoptimalkan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
(17)
Bab I Pendahuluan ___ 7
Universitas Kristen Maranatha
3. Bagi masyarakat, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang pajak dan manfaat yang diterima dari pajak, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajak.
(18)
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai pengaruh self assessment system (PKP, SSP PPN, SPT Masa PPN) terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa self assessment system (PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN) memiliki pengaruh secara simultan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 sebesar 83,4%, sedangkan sisanya 100% - 83,4% = 16,6% dipengaruhi faktor lain.
2. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh self assessment system (PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN) secara parsial terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebagai berikut:
a. Pengusaha Kena Pajak (PKP) memiliki pengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 dengan nilai signifikansi sebesar 0%.
b. Surat Setoran Pajak (SSP) PPN memiliki pengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 dengan nilai signifikansi sebesar 0%.
(19)
Bab V Kesimpulan dan Saran ___________________________ 78
c. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 dengan nilai signifikansi sebesar 8.7%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu Pengusaha Kena Pajak (PKP), Surat Setoran Pajak (SSP) PPN, dan Surat Pemberitahuan (SPT) PPN, sehingga hasil penelitian ini belum dapat menjelaskan semua variabel yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 2. Penelitian hanya dilakukan untuk periode empat tahun yaitu 2009 sampai 2012
yang disebabkan keterbatasan akses perolehan data.
3. Sampel dalam penelitian ini dibatasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees yang menyebabkan hasil penelitian hanya berlaku untuk wilayah yang menjadi sampel penelitian, sehingga belum dapat di generalisasi untuk seluruh wilayah di Indonesia.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, saran yang dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:
(20)
Bab V Kesimpulan dan Saran ___________________________ 79
1. Bagi aparat yang berwenang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya pajak bagi negara agar penerimaan pajak negara dapat meningkat.
2. Bagi Peneliti Mendatang
Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya menambahkan variabel yang lain untuk mengetahui faktor lain yang memengaruhi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, serta menggunakan data yang lebih lengkap dan rentang periode waktu penelitian yang lebih panjang sehingga lebih mampu untuk dapat dilakukan generalisasi atas hasil penelitian tersebut.
3. Dari beberapa penelitian terdahulu ditemui sebuah kesamaan dengan hasil yang didapat oleh peneliti yaitu bahwa variabel Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak memiliki pengaruh terhadapat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), oleh sebab itu disarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang lebih kompeten terkait dengan penerimaan PPN atau pun menjelaskan mengenai fenomena tersebut.
(21)
80
DAFTAR PUSTAKA
Chrisyane, L. (2012) Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Brawijaya. Malang.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke-4. Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang.
Indriyani, S. (2012) Pengaruh Penerapan Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan). Skripsi Akuntansi S1, Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
Jatmiko, B.P. (2013). Penerimaan Pajak Baru 36 Persen dari Target. Harian Kompas, 21 Juni 2013 diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/ 21/1954497/Penerimaan.Pajak.Baru.36.Persen.dari.Target pada tanggal 12 November 2013
Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
Nursanti, I. (2013). Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan Pajak Tehadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi,1(1), hal. 122-136.
Prastowo, Y., dkk. (2011) Buku Pintar Menghitung Pajak profesi, Badan Usaha, dan Peristiwa Khusus. Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup). Depok.
Resmi, S. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sultoni. (2013). PMK 16/PMK.03/2013 Makin Meneguhkan DJP diakses dari http://www.pajak.go.id/content/article/pmk-16pmk032013-makin-meneguh kan-djp pada tanggal 12 November 2013
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan. 25 Maret 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62. Jakarta.
(22)
81
Nomor 42 Tahun 2009 Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 15 Oktober 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150. Jakarta.
(1)
Bab I Pendahuluan ___ 7
3. Bagi masyarakat, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang pajak dan manfaat yang diterima dari pajak, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajak.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai pengaruh self assessment system (PKP, SSP PPN, SPT Masa PPN) terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa self assessment system (PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN) memiliki pengaruh secara simultan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 sebesar 83,4%, sedangkan sisanya 100% - 83,4% = 16,6% dipengaruhi faktor lain.
2. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh self assessment system (PKP, SSP PPN, dan SPT Masa PPN) secara parsial terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebagai berikut:
a. Pengusaha Kena Pajak (PKP) memiliki pengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 dengan nilai signifikansi sebesar 0%.
b. Surat Setoran Pajak (SSP) PPN memiliki pengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 dengan nilai signifikansi sebesar 0%.
(3)
Bab V Kesimpulan dan Saran ___________________________ 78
c. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di KPP Pratama Bandung Karees periode 2009-2012 dengan nilai signifikansi sebesar 8.7%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu Pengusaha Kena Pajak (PKP), Surat Setoran Pajak (SSP) PPN, dan Surat Pemberitahuan (SPT) PPN, sehingga hasil penelitian ini belum dapat menjelaskan semua variabel yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 2. Penelitian hanya dilakukan untuk periode empat tahun yaitu 2009 sampai 2012
yang disebabkan keterbatasan akses perolehan data.
3. Sampel dalam penelitian ini dibatasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees yang menyebabkan hasil penelitian hanya berlaku untuk wilayah yang menjadi sampel penelitian, sehingga belum dapat di generalisasi untuk seluruh wilayah di Indonesia.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, saran yang dikemukakan
(4)
Bab V Kesimpulan dan Saran ___________________________ 79
1. Bagi aparat yang berwenang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya pajak bagi negara agar penerimaan pajak negara dapat meningkat.
2. Bagi Peneliti Mendatang
Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya menambahkan variabel yang lain untuk mengetahui faktor lain yang memengaruhi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, serta menggunakan data yang lebih lengkap dan rentang periode waktu penelitian yang lebih panjang sehingga lebih mampu untuk dapat dilakukan generalisasi atas hasil penelitian tersebut.
3. Dari beberapa penelitian terdahulu ditemui sebuah kesamaan dengan hasil yang didapat oleh peneliti yaitu bahwa variabel Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak memiliki pengaruh terhadapat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), oleh sebab itu disarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang lebih kompeten terkait dengan penerimaan PPN atau pun menjelaskan mengenai fenomena tersebut.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Chrisyane, L. (2012) Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Brawijaya. Malang.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke-4. Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang.
Indriyani, S. (2012) Pengaruh Penerapan Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan). Skripsi Akuntansi S1, Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
Jatmiko, B.P. (2013). Penerimaan Pajak Baru 36 Persen dari Target. Harian Kompas, 21 Juni 2013 diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/ 21/1954497/Penerimaan.Pajak.Baru.36.Persen.dari.Target pada tanggal 12 November 2013
Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
Nursanti, I. (2013). Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan Pajak Tehadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 1(1), hal. 122-136.
Prastowo, Y., dkk. (2011) Buku Pintar Menghitung Pajak profesi, Badan Usaha, dan Peristiwa Khusus. Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup). Depok.
Resmi, S. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sultoni. (2013). PMK 16/PMK.03/2013 Makin Meneguhkan DJP diakses dari http://www.pajak.go.id/content/article/pmk-16pmk032013-makin-meneguh kan-djp pada tanggal 12 November 2013
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan. 25 Maret 2009. Lembaran Negara Republik
(6)
Nomor 42 Tahun 2009 Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 15 Oktober 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150. Jakarta.