Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of self assessment system on Income Tax Received in Pratama Tax Serve Office, Bandung Karees. The method of this minithesis is a causal research design, with 48 sample from 2009 until 2012. This research utilizes secondary data. The data are taken from Pratama Tax Serve Office, Bandung Karees. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use double regression with t test, F test and coefficient determination test.

The result of this researh show that partially NPWP have no impact to the Income Tax Received, while SSP PPH 25 have positive significant impact to the Income Tax Received. NPWP and Chave a positive significant impact to the Income Tax Received simultaneously.


(2)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah sistem self assessment

berpengaruh signifikan positif terhadap penerimaan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees. Metodologi penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 48 dari tahun 2009 sampai dengan 2012. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda, dengan uji t, uji F dan uji koefisien determinasi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan, sedangkan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 25 berpengaruh signifikan positif terhadap penerimaan pajak penghasilan. Secara simultan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 25 berpengaruh secara signifikan positif terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Kata Kunci: Self Assessment System, NPWP, SSP PPh 25, Penerimaan Pajak Penghasilan


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Pengaruh... 8

2.1.2 Pengertian Pajak ... 8

2.1.3 Ciri-ciri Pajak ... 10

2.1.4 Fungsi Pajak ... 11

2.1.5 Jenis Pajak ... 13

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak ... 14

2.2 Sistem Self Assessment ... 16


(4)

x

2.2.2 Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 ... 21

2.2.3 Surat Pemberitahuan ... 22

2.3 Pajak Penghasilan ... 23

2.4 Kerangka Pemikiran ... 26

2.5 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 30

3.1 Objek Penelitian ... 30

3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Karees ... 30

3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 35

3.1.3 Visi dan Misi ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 44

3.2.2 Jenis Data ... 45

3.2.3 Populasi dan Sampel ... 46

3.2.3.1 Populasi ... 46

3.2.3.2 Sampel ... 46

3.2.4 Pengumpulan Data ... 46

3.2.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.2.5 Metode Analisis Data ... 47

3.2.5.1 Uji Normalitas ... 47

3.2.5.2 Uji Heteroskedastisitas ... 48

3.2.5.3 Uji Autokorelasi ... 49

3.2.5.4 Uji Multikolinearitas ... 50

3.2.6 Metode Analisis dan Uji Hipotesis ... 51

3.2.6.1 Analisis Data ... 51

3.2.6.1.1 Analisis Regresi ... 51

3.2.6.2 Pengujian Hipotesis ... 52

3.2.6.2.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 52

3.2.6.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 53


(5)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Analisis Uji Normalitas ... 55

4.1.2 Analisis Uji Heteroskedastisitas ... 56

4.1.3 Analisis Uji Autokorelasi ... 57

4.1.4 Analisis Uji Multikolinearitas ... 58

4.2 Metode Analisis ... 59

4.3 Pengujian Hipotesis ... 60

4.3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 60

4.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 61

4.3.3 Uji Koefisien Determinasi... 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………... ... 65

5.1 Simpulan………... 65

5.2 Saran………... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 69


(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 28 Gambar 2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 37


(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Surat Setoran Pajak PPh 25 serta Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Bandung

Karees Periode Tahun 2009-2012 ... 4

Tabel II Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44

Tabel III Hasil Uji Normalitas dengan Uji One Sample Kolmogorov- Smirnov ... 56

Tabel IV Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ... 57

Tabel V Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test ... 58

Tabel VI Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

Tabel VII Hasil Analisis Regresi ... 59

Tabel VIII Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 61


(8)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees Periode Tahun 2009-2012... 69 Lampiran B Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP

Pratama Bandung Karees Periode Tahun 2009-2012 ... 70 Lampiran C Jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 yang disetorkan

di KPP Pratama Bandung Karees Periode Tahun 2009-2012 ... 71 Lampiran D Surat Pemberian Izin Penelitian ... 72


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. Besar- kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan pembangunan maupun untuk pembiayaan anggaran rutin. Oleh karena itu, guna mendapatkan penerimaan negara yang besar dari sektor pajak, maka dibutuhkan serangkaian upaya yang dapat meningkatkan, baik subjek maupun objek pajak yang ada (Timbul Hamonangan Simanjuntak, 2012:9).

Di tengah kondisi Indonesia saat ini yang sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi yang mana hal ini diperparah dengan adanya krisis ekonomi di Amerika Serikat yang berdampak terhadap terciptanya krisis ekonomi global yang makin memperburuk situasi ekonomi di Indonesia. Berfluktuasinya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi, naiknya harga barang-barang dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Kenyataannya di tengah situasi Indonesia dewasa ini yang tidak stabil, pembangunan tetap harus berjalan dan permasalahan – permasalahan baik di bidang ekonomi ataupun di bidang lain harus segera diatasi dengan cepat dan tepat demi terciptanya kesejahteraan bagi rakyat Indonesia (Rima Naomi Pangemanan, 2013).


(10)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan berusaha untuk lebih meningkatkan potensi penerimaan negara dari dalam negeri, dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Menurut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumber pendapatan terbanyak didapat dari sektor perpajakan meskipun masih banyak sektor lain seperti minyak dan gas bumi, serta bantuan luar negeri (Jessica Novia Susanto, 2013).

Diharapkan pemasukan dari pajak terus dinaikan dengan mengadakan kebijakan-kebijakan baru seperti ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi perpajakan dilaksanakan dengan cara meningkatkan jumlah pajak dan objek pajak baru sedangkan intensifikasi perpajakan dilaksanakan dengan berorientasi pada peningkatan kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak, misalnya dengan cara mengadakan penyuluhan langsung kepada masyarakat, sunset police dan sebagainya (Rima Naomi Pangemanan, 2013).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Angka 1 disebutkan arti pajak adalah “Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Penerimaan dari sektor pajak terbagi menjadi dua golongan, yaitu dari pajak langsung contohnya Pajak Penghasilan dan dari pajak tidak langsung contohnya Pajak Pertambahan Nilai, Bea Materai, Bea Balik Nama (Siti Resmi, 2011:7).


(11)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Angka 1 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 Ayat 1, Pajak Penghasilan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima wajib pajak dalam negeri atau luar negeri, yang dapat dipakai konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan bentuk apapun. Undang-undang yang dipakai untuk mengatur besarnya tarif pajak, tata cara pembayaran dan pelaporan Pajak Penghasilan adalah Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang No. 17 Tahun 2000. Undang-Undang Pajak Penghasilan telah menetapkan sistem pemungutan Pajak Penghasilan secara self assessment, dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab penuh dari pemerintah untuk memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Dengan sistem ini pemerintah berharap agar pelaksanaan pemungutan Pajak Penghasilan dapat berjalan dengan lebih mudah dan lancar.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees adalah salah satu Kantor Pelayanan Pajak yang telah melaksanakan sistem administrasi, pelayanan, maupun situasi kerja yang baik dan memiliki wilayah kerja yang luas meliputi Kecamatan Regol, Lengkong, Bandung Kidul, Batununggal, dan Kiaracondong. Berdasarkan kondisi tersebut, tampaknya wilayah Bandung Karees mempunyai potensi yang cukup bagus untuk meningkatkan penerimaan pajak sesuai dengan target penerimaan yang ingin dicapai, oleh karena itu keberadaan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Bandung Karees sangatlah penting untuk dapat menyerap semua potensi penerimaan pajak yang ada.


(12)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha Dalam penelitian ini, sistem self assessment diwakili oleh variabel jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang merupakan bentuk dari kesadaran Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 yang merupakan perwujudan dari kesadaran Wajib Pajak dalam memperhitungkan dan menyetorkan sendiri kewajiban perpajakannya terhadap penerimaan Pajak Penghasilan khususnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 pada Wajib Pajak Orang Pribadi. Berikut ini adalah tabel jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi, jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 25 serta Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees:

Tabel I

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Surat Setoran Pajak PPh 25 serta Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Bandung Karees Periode

Tahun 2009-2012

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009, sedangkan jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 mengalami penurunan dari tahun 2009, begitu juga dengan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Tahun Jumlah Wajib Pajak

Orang Pribadi

Jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 25

Jumlah Penerimaan PPh Pasal 25 Orang Pribadi

(dalam Rupiah)

2009 503.119 49.278 19.937.505.947

2010 695.956 46.842 12.367.469.476

2011 812.228 48.584 16.335.270.151


(13)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha mengalami penurunan dari tahun 2009. Pada tahun 2011, terjadi peningkatan pada jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 serta jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 pada Wajib Pajak Orang Pribadi dibandingkan tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 dan jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 mengalami penurunan dari tahun 2011, serta jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 pada Wajib Pajak Orang Pribadi mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

Dengan argumen-argumen tersebut maka penulis menetapkan judul bagi penulisan skripsinya yaitu: “Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Karees”

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar pengaruh NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara parsial terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees ?

2. Berapa besar pengaruh NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara simultan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees ?


(14)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui berapa besar pengaruh NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara parsial terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. 2. untuk mengetahui berapa besar pengaruh NPWP dan SSP PPh Pasal 25

secara simultan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

1.4

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis sehubungan dengan pengaruh self assessment system terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

2. Bagi instansi terkait, sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang yang berhubungan dengan penelitian ini dalam penetapan kebijakan pada pelaksanaan atau penggunaan suatu sistem pemungutan yang diterapkan pada Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk dapat mengoptimalkan penerimaan pajak negara.


(15)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian


(16)

65

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai pengaruh self assessment system terhadap penerimaan Pajak Penghasilan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial diambil kesimpulan bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Sedangkan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

2. Secara simultan dapat diambil kesimpulan bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

3. Variasi atau perubahan dalam Penerimaan Pajak Penghasilan sebesar 79,7% dapat dijelaskan oleh variasi atau perubahan dari Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25, sedangkan sisanya sebesar 20,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain misalnya seperti motivasi, kualitas pelayanan, pengawasan dari fiskus, tingkat kepercayaan dan sebagainya.


(17)

BAB V Simpulan dan Saran 66

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees, saran yang dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti selanjutnya disarankan agar menambah variabel independen, dependen, moderating, intervening yang memiliki kemungkinan untuk berpengaruh terhadap hubungan antara self assessment system terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

2. Penggunaan data yang lebih lengkap dan rentang periode waktu penelitian yang lebih panjang sehingga lebih mampu untuk dapat dilakukan generalisasi atas hasil penelitian tersebut.

3. Bagi pemerintah khususnya aparat yang berwenang diharapkan lebih pro aktif dalam melakukan pengawasan terhadap para Wajib Pajak, meningkatkan kualitas pelayanan serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya pajak bagi negara agar penerimaan pajak negara dapat meningkat.


(18)

67

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2007). Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak: Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Batu.Skripsi Akuntansi S1, Universitas Brawijaya. Malang. Adrian. (2008). Pengaruh Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Pendapatan Daerah.

Skripsi Akuntansi S1, Universitas Widyatama. Bandung.

Direktorat Jenderal Pajak. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Djuanda, Gustian dan Irwansyah Lubis. (2001). Pelaporan Pajak Penghasilan. Edisi 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

__________. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Gunadi. (2002). Ketentuan Perhitungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan. Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta.

Harahap, Abdul Asri. (2004). Paradigma Baru Perpajakan Indonesia Perspektif Ekonomi-Politik. Integrita Dinamika Press. Jakarta.

Hutagaol, John. (2007). Perpajakan Isu-Isu Kontemporer. Salemba Empat. Jakarta. Ilyas, B. Wirawan dan Rudy Suhartono. (2007). Panduan Komprehensif dan Praktis

Pajak Penghasilan. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta.

Kesit, Bambang. (2001). Pajak Penghasilan Teknik Rekonsiliasi Fiskal. Edisi 2. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Pangemanan, Rima Naomi. (2013). Hubungan Jumlah dan Kepatuhan Wajib Pajak Badan dengan Penerimaan PPh KPP Pratama Manado. Jurnal EMBA, 3, (1), hal. 730-740.

Pusat Bahasa Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kelima). Balai Pustaka. Jakarta.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.

Sari, Lidya Purnama. (2009). Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Medan Barat. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Sumatera Utara. Medan.


(19)

68

Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis. (2012). Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Penerbit Raih Asa Sukses. Jakarta.

Suandy, Erly. (2002). Hukum Pajak. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. ANDI. Yogyakarta.

Susanto, Jessica Novia. (2013). Pengaruh Persepsi Pelayanan Aparat Pajak, Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak, dan Persepsi Pengetahuan Korupsi Terhadap Kepatuhan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1, (2), hal. 1-17. Waluyo.(2011).Perpajakan Indonesia Buku 1. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Zain, Mohammad. (2007). Manajemen Perpajakan. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.


(1)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui berapa besar pengaruh NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara parsial terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. 2. untuk mengetahui berapa besar pengaruh NPWP dan SSP PPh Pasal 25

secara simultan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

1.4

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis sehubungan dengan pengaruh self assessment system terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

2. Bagi instansi terkait, sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang yang berhubungan dengan penelitian ini dalam penetapan kebijakan pada pelaksanaan atau penggunaan suatu sistem pemungutan yang diterapkan pada Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk dapat mengoptimalkan penerimaan pajak negara.


(2)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian


(3)

65

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai pengaruh self assessment system terhadap penerimaan Pajak Penghasilan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial diambil kesimpulan bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Sedangkan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

2. Secara simultan dapat diambil kesimpulan bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

3. Variasi atau perubahan dalam Penerimaan Pajak Penghasilan sebesar 79,7% dapat dijelaskan oleh variasi atau perubahan dari Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25, sedangkan sisanya sebesar 20,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain misalnya seperti motivasi, kualitas pelayanan, pengawasan dari fiskus, tingkat kepercayaan dan sebagainya.


(4)

BAB V Simpulan dan Saran 66

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees, saran yang dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti selanjutnya disarankan agar menambah variabel independen, dependen, moderating, intervening yang memiliki kemungkinan untuk berpengaruh terhadap hubungan antara self assessment system terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.

2. Penggunaan data yang lebih lengkap dan rentang periode waktu penelitian yang lebih panjang sehingga lebih mampu untuk dapat dilakukan generalisasi atas hasil penelitian tersebut.

3. Bagi pemerintah khususnya aparat yang berwenang diharapkan lebih pro aktif dalam melakukan pengawasan terhadap para Wajib Pajak, meningkatkan kualitas pelayanan serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya pajak bagi negara agar penerimaan pajak negara dapat meningkat.


(5)

67

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2007). Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak: Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Batu. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Brawijaya. Malang. Adrian. (2008). Pengaruh Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Pendapatan Daerah.

Skripsi Akuntansi S1, Universitas Widyatama. Bandung.

Direktorat Jenderal Pajak. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Djuanda, Gustian dan Irwansyah Lubis. (2001). Pelaporan Pajak Penghasilan. Edisi 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

__________. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Gunadi. (2002). Ketentuan Perhitungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan. Edisi 1.

Salemba Empat. Jakarta.

Harahap, Abdul Asri. (2004). Paradigma Baru Perpajakan Indonesia Perspektif Ekonomi-Politik. Integrita Dinamika Press. Jakarta.

Hutagaol, John. (2007). Perpajakan Isu-Isu Kontemporer. Salemba Empat. Jakarta. Ilyas, B. Wirawan dan Rudy Suhartono. (2007). Panduan Komprehensif dan Praktis

Pajak Penghasilan. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta.

Kesit, Bambang. (2001). Pajak Penghasilan Teknik Rekonsiliasi Fiskal. Edisi 2. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Pangemanan, Rima Naomi. (2013). Hubungan Jumlah dan Kepatuhan Wajib Pajak Badan dengan Penerimaan PPh KPP Pratama Manado. Jurnal EMBA, 3, (1), hal. 730-740.

Pusat Bahasa Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kelima). Balai Pustaka. Jakarta.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.

Sari, Lidya Purnama. (2009). Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Medan Barat. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Sumatera Utara. Medan.


(6)

68

Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis. (2012). Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Penerbit Raih Asa Sukses. Jakarta.

Suandy, Erly. (2002). Hukum Pajak. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. ANDI. Yogyakarta.

Susanto, Jessica Novia. (2013). Pengaruh Persepsi Pelayanan Aparat Pajak, Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak, dan Persepsi Pengetahuan Korupsi Terhadap Kepatuhan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1, (2), hal. 1-17. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia Buku 1. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Zain, Mohammad. (2007). Manajemen Perpajakan. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

9 51 73

Pengaruh Pelaksanaan Penagihan Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

2 21 89

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 13 43

Pengaruh Ekstensifikasi Pajak dan Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

7 68 51

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDANKOTA.

0 2 31

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN Pengaruh Faktor Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ).

0 2 15

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN Pengaruh Faktor Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ).

0 1 14

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) terhadap Pelaksanaan Self Assessment System (Studi Kasu pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 22

Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Periode 2009 - 2012.

0 0 22

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAMBI

0 0 15