Perancangan Rehabilitas Aftercare Narkoba Wanita.

(1)

ABSTRACT

Women’s Aftercare Treatment Facility is intended for women who had been free from drugs, but lost their confidence along the way, so that really affecting their mental state, future, and relationships. With Women's Aftercare Treatment facility, patients have to undergo a recovery process (personality, self-confidence, talents development) in a safe and positive social environment.

Transition concept, itself means “gradually changing process”, which applied to shapes, furnitures, colors, and interior elements. The transition process consisting four stages: introduction, recovery, facility and aftercare. Starting from the rigid and angular shapes with monochrome colors in the introduction area (Lobby, Consultation) to organic shapes with various colors (based on the psychological needs) in the area Aftercare (Cooking class and Art Gallery). Transition concept in interior and amenities such as a Health Care programme (Massage, Fitness and Dance Class), Aftercare Treatment (Cooking Class, Art Gallery), and Hypnotherapy, is expected to meet patient’s needs.

Indonesia doesn’t have Aftercare Facility Center yet, which is unfortunate because the Aftercare program is such an important factor that affects the patient's life after recovering from drugs. The less various provided Recovery program, made patients often received improper handling. Hopefully in the future, recovery program can be more variable so that patients can receive appropriate treatment according their needs.


(2)

ABSTRAK

Rehabilitasi Aftercare Wanita ditujukan bagi pasien wanita yang telah bebas dari narkoba, akan tetapi tidak dapat mengembalikan kepercayaan dirinya, sehingga hal ini sangat berpengaruh pada mental, pergaulan, dan masa depan. Dengan adanya fasilitas Rehabilitasi Aftercare Wanita ini, pasien diharapkan dapat menjalani proses pemulihan (kepribadian, kepercayaan diri, pengembangan bakat) dalam lingkungan sekitar dan sosial yang aman dan positif.

Konsep Transition, memiliki pengertian yakni proses perubahan secara bertahap (transisi), diterapkan pada bentukan ruang, furnitur, warna, dan elemen-elemen interior. Proses transisi terdiri dari empat tahap yaitu introduction, recovery, facility dan aftercare. Bermula dari bentuk yang kaku dan bersudut dengan warna yang monokrom seperti pada area introduction (Lobby, Konsultasi) hingga menjadi bentuk yang organis dengan warna yang beragam (berdasarkan dengan kebutuhan psikologis) pada area Aftercare (Cooking class dan Art Gallery). Penerapan Transition dalam desain interior dan berbagai fasilitas pemulihan seperti Health Care (Massage, Fitness dan Dance Class), Aftercare Treatment (Cooking Class, Art Gallery), dan Hypnotherapy, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan serta membantu proses pemulihan pasien wanita.

Di Indonesia masih belum memiliki Pusat Rehabilitasi Aftercare. Hal ini sangat disayangkan sebab program Aftercare ini merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kehidupan pasien setelah pulih dari narkoba. Program pemulihan yang disediakan juga kurang variatif, sehingga pasien kerap mendapatkan penanganan yang kurang tepat. Oleh sebab itu, diharapkan program pemulihan dapat lebih variatif sehingga pasien mendapat penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing.


(3)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ………..………....ii

PernyataanOrisinalitasLaporan………iii

Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ………...iv

Kata Pengantar …………...v

Abstract ………..………..vi

Abstrak ……….………..vii

Daftar Isi ………..………..viii

Daftar Gambar ………..………...xi

DaftarTabel ……….…...xiv

Bab I : Pendahuluan ………..…………..…. 1

1.1 Latar Belakang ………..………... 1

1.2 IdentifikasiMasalah ………..………2

1.3 Ide Gagasan Proyek ………..3

1.4 RumusanMasalah ………..……...4

1.5 TujuanPerancangan ………..………4

1.6 ManfaatPerancangan ………..……..4

1.6.1 BagiUser ………..…….4

1.6.2 BagiKeluarga ……….…..….5

1.6.3 BagiPenulis ……….……..…5

1.7 RuangLingkupPerancangan ………..5

1.8 SistematikaPenulisan ………...……….5

Bab II :PusatRehabilitasi Wanita ………..7

2.1 ProgramPenyembuhan ……….……...7

2.1.1 Residential Day / Inpatient Treatment (RDT) …….…………8

2.1.2 Pain Management Track ……….…….. ..9

2.1.3 Intensive Outpatient Program (IOP) ……….10


(4)

2.1.5 Sober Living / Aftercare ………....….11

2.2 Tahapan Awal Pengobatan ……….……12

2.3 Metode Terapi ………..…...13

2.3.1 Metode Terapi Moral (Spiritual Therapy) ……….……13

2.3.2 Metode Terapi Sosial ………..……13

2.3.3 Metode Terapi Recovery ………..…...15

2.3.4 Metode Terapi Aftercare ………..…...17

2.4 Program Rehabilitasi Wanita ……….….…18

2.5 Psikologi Warna ………...….….19

2.5.1 Efek Psikologi dari Warna ……….….…19

2.5.2 Psikologi Warna Sebagai Terapi ……….…...21

2.6 Pengaruh Desain Kantor Psikolog Pada Psikologis Pasien …………..22

2.7 Studi Banding ………...……..…23

2.7.1 Pondok Anugerah, Lembang ……….….23

2.7.1.1 Visi dan Misi ………...25

2.7.1.2 Struktur Organisasi ………..……...25

2.7.1.3 Aktivitas ………...……...…26

2.7.1.4 Studi Image ………...…...27

2.7.2 Pusat Rehabilitasi Penanganan Korban Narkoba Lido (PRPKN Lido), Bogor ………..………….31

2.7.2.1 Studi Image ………...……...34

2.7.3 The Rose, California ………...36

2.7.4 Recovery Center for Women of the Palm Beaches, Florida…40 Bab III : Deskripsi Objek Studi ………...……...42

3.1Rehabilitasi Narkoba Khusus Wanita ………...42

3.2 Deskripsi Site ………...……….44

3.2.1 Analisa Fungsi ………...…...44

3.2.2 Analisa Site dan Building ………..……….45


(5)

3.3.1 Pasien ………...……….…..……51

3.3.2 Pengunjung ……….…51

3.3.3 Pengelola ………..………..51

3.4Flow Activity Kebutuhan Ruang, Zoning Blocking ……….51

3.4.1 Kebutuhan Ruang ……….…..51

3.4.2 Besaran Ruang ………....57

3.4.3 Hubungan Kedekatan Ruang ……….….…64

3.4.4 Zoning – Blocking ………...65

Bab IV : Aplikasi Konsep “Transition” Dalam Perancangan Rehabilitasi Wanita ..71

4.1Ide Implementasi Konsep Pada Objek Studi ……….……..71

4.1.1 Penjelasan Konsep dan Tema ……….………...71

4.1.2 Implementasi Konsep dan Tema ………...72

4.2Pemilihan Warna dan Material ………..……...76

4.3Perancangan Khusus .……….….…..82

4.3.1 Lobby ………..………82

4.3.2 Konsultasi ……….…..84

4.3.3 Terapi Individu ………..…….85

4.3.4 Hypnotherapy ……….……87

4.3.5 Kamar Tidur ……….………..89

4.3.6 Edukasi dan Medis ……….………90

4.3.7 Aktivitas ……….….……93

4.3.8 Cooking Class ……….….…...97

Bab V : Simpulan ……….…………....100

Daftar Pustaka ……….……….102 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5.1.1 Skema Warna ……….………...….…..…19

Gambar 2.7.1.4.1 Area Parkir ……….…...27

Gambar 2.7.1.4.2 Area Penerima Tamu dan Akses Masuk ………..27

Gambar 2.7.1.4.3 Aula ……….……..28

Gambar 2.7.1.4.4 Tampak depan gedung aula (Lt 1) dan kamar (Lt 2) …………...28

Gambar 2.7.1.4.5 Tampak depan gedung aktivitas (Lt 1) dan kamar (Lt 2) ………28

Gambar 2.7.1.4.6 Area Dapur ……….…...29

Gambar 2.7.1.4.7 Area Jemur Mencakup Area Beraktivitas ……….…..29

Gambar 2.7.1.4.8 Ruang Isolasi ……….……29

Gambar 2.7.1.4.9 Area Toilet ……….…....30

Gambar 2.7.1.4.10 Kamar Pasien Berkapasitas 8 orang ………...……30

Gambar 2.7.1.4.11 Kamar Pasien Berkapasitas 4 orang ………...30

Gambar 2.7.2.1.1 Gerbang Masuk Panti Rehabilitasi BNN Lido ………34

Gambar 2.7.2.1.2 Gedung Panti Rehabilitasi BNN Lido ……….….34

Gambar 2.7.2.1.3 Ruang Lobi Panti Rehabilitasi BNN Lido ………...34

Gambar 2.7.2.1.4 Kampus UnitraPanti Rehabilitasi BNN Lido ………..35

Gambar 2.7.2.1.5 Kamar Tidur Gedung Unitra ………35

Gambar 2.7.2.1.6 Residen di House of Hope di gedung Primary House Unit, Usai Makan Malam .………....………35

Gambar 2.7.2.1.7 Residen Sedang Menjalani Terapi Berupa Diskusi Kelompok Pagi dan Senam ………...……….……….…..36

Gambar 2.8.3.1 Jadwal Kegiatan ………..……..37

Gambar 2.8.3.2 Bangunan The Rose ……….……….38

Gambar 2.8.3.3 Tampak Depan The Rose ………....38

Gambar 2.8.3.4 Kegiatan Klien di Waktu Luang ……….…..38

Gambar 2.8.3.5 Suasana Ruang Keluarga ……….39

Gambar 2.8.3.6 Suasana Dapur dan Sekitarnya ………39

Gambar 2.8.3.7 Area Duduk ……….……39

Gambar 2.8.3.8 Kamar Mandi dan Ruang Laundri ………...39

Gambar 2.8.4.1 Tampilan Gazebo ……….………40

Gambar 2.8.4.2 Ruang Santai ………..…...41

Gambar 2.8.4.3 Suasana Rileks di Sekitar Air Mancur ………41

Gambar 2.8.4.4 Kamar Tidur Pasien ……….41

Gambar 3.1.1 Data Residen UPT Terapi dan BNN tahun 2011 ………...43

Gambar 3.2.2.1 Tampilan Site Wisma El- Shaddai ………...45

Gambar 3.2.2.2 Kapel ………...…………..……48

Gambar 3.2.2.3 Goa Doa ………....48

Gambar 3.2.2.4 Wisma Haleluya ………..…..48

Gambar 3.2.2.5 Villa 3 dan 4 ………..…48


(7)

Gambar 3.2.2.7 Lapangan Parkir ……….………….…..48

Gambar 3.2.2.8 Villa 1 ……….…...49

Gambar 3.2.2.9 Wisma Hosana ……….…....49

Gambar 3.2.2.10 Kolam Berenang Villa 1 ………...49

Gambar 3.2.2.11 Lapangan ……….……..49

Gambar 3.2.2.12 Gazebo Kecil ……….………49

Gambar 3.2.2.13 Villa 2 ……….……...……….……...49

Gambar 3.2.2.14 Tampak Dalam Villa 3 ………...…………..………50

Gambar 3.2.2.15 Ruang Makan Wisma Haleluya ……….…………...50

Gambar 3.2.2.16 Ruang Makan, Area Duduk, Aula Wisma Hosana ………..50

Gambar 3.4.3.1 Diagram Gedung Lobby ……….…….….64

Gambar 3.4.3.2 Diagram Gedung Konsultasi ……….………...64

Gambar 3.4.3.3 Diagram Gedung Residence ……….…....64

Gambar 3.4.3.4 Diagram Gedung Recovery 1 ……….……..64

Gambar 3.4.4.1 Zoning Blocking Site ……….……...65

Gambar 3.4.4.2 Zoning Blocking Gedung Residence Lt. Dasar ………...66

Gambar 3.4.4.3 Zoning Blocking Gedung Residence Building Lt. Dua …………..66

Gambar 3.4.4.4 Zoning Blocking Lt. 1 Gedung Recovery I ……….66

Gambar 3.4.4.5 Zoning Blocking Lt. Dua Gedung Recovery I ………67

Gambar 3.4.4.6 Zoning Blocking Gedung Recovery II ………67

Gambar 3.4.4.7 Zoning Blocking Gedung Meeting ………..67

Gambar 3.4.4.8 Zoning Blocking Gedung Konsultasi ………..68

Gambar 3.4.4.9 Zoning Blocking Gedung Lobby ……….68

Gambar 3.4.4.10 Zoning Blocking Gedung Penyimpanan dan Isolasi Lt. 1 ……...68

Gambar 3.4.4.11 Zoning Blocking Gedung Penyimpanan dan Isolasi Lt. 2 ……...69

Gambar 3.4.4.12 Zoning Blocking Gedung Art Lt. 1………...69

Gambar 3.4.4.13 Zoning Blocking Gedung Art Lt. 2 ………..…..69

Gambar 3.4.4.14 Zoning Blocking Gedung Office & Health Lt. 1 ………...70

Gambar 3.4.4.15 Zoning Blocking Gedung Office & Health Lt. 2 ………...70

Gambar 3.4.4.16 Zoning Blocking Gedung Meditasi ………...70

Gambar 4.1.2.1 Studi Image Konsep Bentuk ……….…73

Gambar 4.1.2.2 Studi Image Konsep Warna ………..…73

Gambar 4.1.2.3 Studi Image Konsep Warna ………...…73

Gambar 4.1.2.4 Studi Image Konsep Furnitur ………....74

Gambar 4.1.2.5 Studi Image Konsep Material dan Pola ………....74

Gambar 4.3.1.1 Layout Lobby……….………82

Gambar 4.3.1.2 Perspektif Lobby………83

Gambar 4.3.1.3 Perspektif Ruang Tunggu Lobby………...………83

Gambar 4.3.2.1 Layout Area Konsultasi ………….………84

Gambar 4.3.2.2 Ruang Konsultasi ………….………..………...……85

Gambar 4.3.3.1 Layout Ruang Terapi ………….………...……….…86

Gambar 4.3.3.2 Ruang Terapi Individu ………….………...……….…86

Gambar 4.3.3.2 Ruang Terapi Individu ………….………..………87


(8)

Gambar 4.3.4.2 Ruang Hynotherapy ………...…………...88

Gambar 4.3.5.1 Layout Kamar Tidur ………..89

Gambar 4.3.5.2 Kamar Tidur ………..89

Gambar 4.3.5.3 Kamar Tidur ………..90

Gambar 4.3.6.1 Layout Gedung Recovery II ………...……...91

Gambar 4.3.6.2 Enterance Edukasi ……….……...91

Gambar 4.3.6.3 Ruang Edukasi ………..……….……...92

Gambar 4.3.6.3 Area Tunggu Medis ………..………...…….92

Gambar 4.3.6.4 Ruang Praktik Medis ……….………..……..…..….93

Gambar 4.3.7.1 Layout Area Aktivitas ………...…94

Gambar 4.3.7.2 Enterance R. Aktivitas ………...…………...…95

Gambar 4.3.7.3 Area Wastafel ………...………..…..……95

Gambar 4.3.7.4 Area Musik ………...………96

Gambar 4.3.7.5 Area Baca ………...……….……..……96

Gambar 4.3.8.1 Layout Cooking Class ………...………97

Gambar 4.3.8.2 Cooking Class ………...…………98


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.7.1.3.1 Aktivitas Pasien Pondok Anugerah ………..26

Tabel 3.2.2.1 Tabel Analisa Site dan Building ………..47

Tabel 3.4.2.1 Tabel Kebutuhan Ruang ……….….……57

Tabel 4.1.1.1 Skema Ide Gagasan Perancangan Tema dan Konsep ………….…….72


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seseorang yang sudah menjadi pengguna, tidak mudah untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan. Narkoba membawa banyak racun ke dalam tubuh, namun proses pengeluaran racun-racun tersebut (detoksifikasi) dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Akan tetapi faktor terpenting dan tersulit dalam proses penyembuhan adalah pemulihan kondisi mental agar tidak kembali menggunakan narkoba.


(11)

Di Indonesia, masyarakat dinilai kurang peka dan kurang peduli terhadap penyalahguna narkoba, terutama pemulihan mental pada generasi muda setelah sembuh dari narkoba. Fasilitas rehabilitasi masih kurang memadai dan sangat minim jumlahnya, khususnya rehabilitasi bagi kaum wanita. Kaum wanita memiliki kebutuhan psikologis yang lebih kompleks dari pria sehingga membutuhkan program dan perawatan psikologis yang khusus.

Program penyembuhan mencakup proses terapi psikologis dan keterampilan wajib ditempuh agar seseorang terbebas dari jeratan narkoba seutuhnya serta dapat kembali bersosialisasi dan diterima dalam masyarakat. Terapi psikologis dijalankan bersamaan dengan terapi medis (pemeriksaan rutin, nutrisi, dan sebagainya) agar perkembangan kondisi pasien dapat dipantau sercara bertahap. Pusat rehabilitasi wanita diharapkan dapat menjadi sebuah lingkungan yang memiliki nilai kebersamaan, positif, kesehatan dan dapat mempersiapkan pasien kembali ke dalam kehidupan bermasyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah

Saat ini, fasilitas rehabilitasi psikologis wanita (setelah sembuh dari narkoba) masih belum terdapat di kota Bandung. Hal ini sangat disayangkan dikarenakan proses pemulihan psikologis setelah pasien sembuh dari narkoba sangatlah penting bagi masa depan pasien, terutama pasien wanita. Cara penanganan pasien wanita lebih kompleks dari pasien pria, hal ini disebabkan oleh hormon, nutrisi, risiko kesehatan, dan faktor psikologis.

Pasien yang masuk rehabilitasi tidak memiliki kepercayaan diri untuk kembali ke masyarakat, oleh sebab itu dibutuhkan sebuah program khusus untuk membantu pasien memperoleh kepercayaan diri. Pusat rehabilitasi di Indonesia tidak mengikutsertakan peranan anggota keluarga dalam proses penyembuhan. Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien, sehingga program keluarga wajib diterapkan dalam rehabilitasi.


(12)

1.3 Ide / Gagasan Proyek

Pada tahun 2005, NTA (National Treatment Agency) melakukan survei mengenai kondisi dan kecocokan program rehabilitasi bagi kaum wanita di dalam pusat rehabilitasi umum. Survei membuktikan bahwa kaum wanita kurang mendapatkan perhatian dan program penyembuhan yang sesuai.

Pusat rehabilitasi ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang baru yang tidak dapat ditemukan dalam pusat rehabilitasi lainnya, yaitu program terapi yang memusatkan kepada kondisi dan kebutuhan umum wanita, program kekeluargaan yang mengajak anggota keluarga untuk berinteraksi bersama pasien selama penyembuhan, serta program aftercare yang meliputi pengembangan bakat dan persiapan kembali ke dalam masyarakat.

Ide untuk mendesain pusat rehabilitasi narkoba khusus wanita ini terinspirasi dari maraknya penggunaan dan penyebarluasan narkoba di kota besar seperti Bandung yang berujung kepada munculnya kesadaran pada beberapa individual untuk masuk rehabilitasi agar dapat memperjuangkan kembali kehidupan dan masa depan mereka.

Pusat rehabilitasi psikologis wanita diharapkan dapat memberikan ketenangan, kenyamanan dan aura positif melalui program penyembuhan khusus wanita dan desain interior rehabilitasi. Desain rehabilitasi juga diharapkan dapat memenuhi seluruh kebutuhan pasien wanita.


(13)

1.4 Rumusan Masalah

Dilihat dari identifikasi masalah dan ide perancangan, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana menciptakan ruang yang nyaman dan dapat

mengakomodasi kebutuhan residen pada setiap tahap penyembuhan? 2. Bagaimana mengaplikasikan konsep Transition ke dalam desain

rehabilitasi?

3. Bagaimana menciptakan suasana yang memotivasi dan positif dalam ruangan aktivitas aftercare programme (cooking-baking class, melukis, terapi)?

1.5 Tujuan Perancangan

1. Menentukan desain ruang berdasarkan ilmu psikologi misalnya dampak psikologis manusia terhadap warna, material dan tata letak. 2. Menerapkan konsep transition pada bentuk, warna, hingga material

dengan seimbang sesuai dengan program dan aktivitas dalam ruang. 3. Menciptakan suasana ruang aktivitas yang memotivasi melalui desain

ruang yang aktif, positif dan kekeluargaan.

1.6 Manfaat Perancangan 1.6.1 Bagi User

 Pusat rehabilitasi wanita bukan sebagai tempat pengasingan, melainkan sarana penyembuhan yang sehat, ramah dan nyaman  Menjadi sarana sosial dalam membangun sebuah komunitas

yang aktif dan positif

 Seluruh kebutuhan pasien wanita dapat terpenuhi melalui desain dan program penyembuhan


(14)

Bagi Keluarga User

 Meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap kondisi pasien melalui terapi konseling keluarga

 Memberikan dukungan penting terhadap proses penyembuhan pasien dengan mengikuti program keluarga

1.6.3 Bagi Penulis

 Agar dapat mewadahi seluruh kebutuhan pasien wanita melalui desain dan program rehabilitasi

Meningkatkan awareness masyarakat luas mengenai narkoba dan kaum wanita

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Berdasarkan konsep transition, ruang lingkup perancangan kali ini berfokus pada ruang lobi resepsionis, ruang konsultasi, ruang terapi dan hypnotherapy, ruang kelas dan medis, kamar asrama, area aktivitas, dan kelas memasak, yang menceritakan proses transisi pemulihan pasien secara bertahap melalui warna dan bentuk pada gubahan interior di setiap ruangannya.

1.8 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I penulis memaparkan latar balakang, identifikasi masalah, gagasan/ide, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, serta sistematika penulisan.

Dalam Bab II penulis memaparkan tentang studi literatur mengenai narkoba, proses dan program penyembuhannya serta studi banding.

Dalam Bab III penulis memaparkan fungsi objek studi, ide implementasi konsep pada objek studi, analisa site dan building, zoning blocking, dan penjelasan konsep tema.


(15)

Dalam Bab IV penulis memaparkan tentang aplikasi konsep dalam desain, dasar pemikiran, pemilihan warna dan material dan perancangan khusus.

Dalam Bab V penulis memaparkan simpulan dari desain hingga program pemulihan dan pengaruhnya terhadap perubahan pola hidup dan kesehatan user.


(16)

BAB V SIMPULAN

Menurut penjabaran yang telah dijelaskan pada bab –bab sebelumnya, berhasil dikumpulkan beberapa kesimpulan utama tentang Perancangan Desain Interior Rehabilitasi Aftercare Wanita yang mengangkat konsep Transition.

1. Rancangan Rehabilitasi Aftercare Wanita diwujudkan pada lokasi yang sangat asri dan tenang agar dapat mendukung program penyembuhan.

2. Perwujudan konsep Transition pada Rehabilitasi Aftercare Wanita dapat terlihat dari program penyembuhan, penggunaan jenis material, warna, dan visualisasi furnitur hingga interior ruangan.


(17)

3. Material yang digunakan menggunakan material dengan nuansa alam seperti marmer, kayu, batu dan rotan. Hal ini bertujuan agar user dapat merasa rileks di dalam ruangan. Misalnya pada Gedung Recovery II dan Gedung Residence.

4. Seluruh penerapan warna pada interior didasarkan pada studi psikologi manusia terhadap warna.

5. Program penyembuhan yang cukup bervariatif dapat membantu pemulihan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Selain perancangan interior, beberapa hal mengenai program pemulihan juga patut diperhatikan. Dibutuhkan berbagai variasi program pemulihan dalam setiap rehabilitasi dikarenakan kondisi setiap pasien berbeda-beda sehingga dengan adanya variasi program, pasien dapat melakukan pemulihan secara tepat sesuai dengan kondisi masing-masing. Selain itu, masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan bahu membahu dalam menolong para penyalahguna narkoba, bukan justru menghakimi dan menjauhi mereka. Masyarakat juga patut menanamkan pengetahuan mengenai dampak buruk obat terlarang kepada generasi muda sehingga generasi muda tidak terjerumus dalam narkoba.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Conyers, Beverly. 2003. Addict In The Family : Stories of Loss, Hope and Recovery. Hazelden, Inc, Florida.

Fletcher, Anne. 2012. Inside Rehab, Viking Adult, Inc, Manhattan.

Sheff, David. 2009. Clean : Overcoming Addiction and Ending America’s Greatest Tragedy, Houghton Mifflin Harcourt, Inc, Los Angeles.

Website:

Diynetwork. 2013. The Psychology of Color. diakses: http://www.diynetwork.com/ (Selasa, 19 November 2013).

Rehabs. 2013. Color Therapy. diakses : http://www.rehabinfo.net/therapy-and-counseling/color/ (Selasa, 19 November 2013).

Colondam, Veronica. 2011. Pecandu dan Integrasi Sosial. diakses:

http://kampungbenar.wordpress.com/ (Senin, 18 November 2013).

Hartanto, Paulus. 2011. Kepribadian, Kecanduan dan Narkoba. diakses: http://kampungbenar.wordpress.com/ (Senin, 18 November 2013).

Nathalia, Sunaidi. 2009. Hipnoterapi, Apa Artinya?. diakses:

http://nathaliainstitute.com/hipnoterapi/ (Jumat, 22 November 2013).

Rehab Center for Women. 2012. Treatment Therapies. diakses:

www.rehabcenterforwomen.org/ (Selasa, 19 September 2013).

Badan Narkotika Nasional. 2010. Kamus Narkoba. diakses: www.bnn.go.id (Rabu, 20 September 2013).

Portal CBN. 2012. Faktor dan Akibat Narkoba. diakses: http://portal.cbn.net.id/ (Senin, 7 Oktober 2013).


(1)

1.4 Rumusan Masalah

Dilihat dari identifikasi masalah dan ide perancangan, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana menciptakan ruang yang nyaman dan dapat mengakomodasi kebutuhan residen pada setiap tahap penyembuhan? 2. Bagaimana mengaplikasikan konsep Transition ke dalam desain

rehabilitasi?

3. Bagaimana menciptakan suasana yang memotivasi dan positif dalam ruangan aktivitas aftercare programme (cooking-baking class, melukis, terapi)?

1.5 Tujuan Perancangan

1. Menentukan desain ruang berdasarkan ilmu psikologi misalnya dampak psikologis manusia terhadap warna, material dan tata letak. 2. Menerapkan konsep transition pada bentuk, warna, hingga material

dengan seimbang sesuai dengan program dan aktivitas dalam ruang. 3. Menciptakan suasana ruang aktivitas yang memotivasi melalui desain

ruang yang aktif, positif dan kekeluargaan.

1.6 Manfaat Perancangan 1.6.1 Bagi User

 Pusat rehabilitasi wanita bukan sebagai tempat pengasingan, melainkan sarana penyembuhan yang sehat, ramah dan nyaman  Menjadi sarana sosial dalam membangun sebuah komunitas

yang aktif dan positif

 Seluruh kebutuhan pasien wanita dapat terpenuhi melalui desain dan program penyembuhan


(2)

5 Universitas Kristen Maranatha

Bagi Keluarga User

 Meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap kondisi pasien melalui terapi konseling keluarga

 Memberikan dukungan penting terhadap proses penyembuhan pasien dengan mengikuti program keluarga

1.6.3 Bagi Penulis

 Agar dapat mewadahi seluruh kebutuhan pasien wanita melalui desain dan program rehabilitasi

Meningkatkan awareness masyarakat luas mengenai narkoba dan kaum wanita

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Berdasarkan konsep transition, ruang lingkup perancangan kali ini berfokus pada ruang lobi resepsionis, ruang konsultasi, ruang terapi dan

hypnotherapy, ruang kelas dan medis, kamar asrama, area aktivitas, dan kelas

memasak, yang menceritakan proses transisi pemulihan pasien secara bertahap melalui warna dan bentuk pada gubahan interior di setiap ruangannya.

1.8 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I penulis memaparkan latar balakang, identifikasi masalah, gagasan/ide, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, serta sistematika penulisan.

Dalam Bab II penulis memaparkan tentang studi literatur mengenai narkoba, proses dan program penyembuhannya serta studi banding.

Dalam Bab III penulis memaparkan fungsi objek studi, ide implementasi konsep pada objek studi, analisa site dan building, zoning


(3)

Dalam Bab IV penulis memaparkan tentang aplikasi konsep dalam desain, dasar pemikiran, pemilihan warna dan material dan perancangan khusus.

Dalam Bab V penulis memaparkan simpulan dari desain hingga program pemulihan dan pengaruhnya terhadap perubahan pola hidup dan kesehatan user.


(4)

100 Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN

Menurut penjabaran yang telah dijelaskan pada bab –bab sebelumnya, berhasil dikumpulkan beberapa kesimpulan utama tentang Perancangan Desain Interior Rehabilitasi Aftercare Wanita yang mengangkat konsep Transition.

1. Rancangan Rehabilitasi Aftercare Wanita diwujudkan pada lokasi yang sangat asri dan tenang agar dapat mendukung program penyembuhan.

2. Perwujudan konsep Transition pada Rehabilitasi Aftercare Wanita dapat terlihat dari program penyembuhan, penggunaan jenis material, warna, dan visualisasi furnitur hingga interior ruangan.


(5)

3. Material yang digunakan menggunakan material dengan nuansa alam seperti marmer, kayu, batu dan rotan. Hal ini bertujuan agar user dapat merasa rileks di dalam ruangan. Misalnya pada Gedung

Recovery II dan Gedung Residence.

4. Seluruh penerapan warna pada interior didasarkan pada studi psikologi manusia terhadap warna.

5. Program penyembuhan yang cukup bervariatif dapat membantu pemulihan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Selain perancangan interior, beberapa hal mengenai program pemulihan juga patut diperhatikan. Dibutuhkan berbagai variasi program pemulihan dalam setiap rehabilitasi dikarenakan kondisi setiap pasien berbeda-beda sehingga dengan adanya variasi program, pasien dapat melakukan pemulihan secara tepat sesuai dengan kondisi masing-masing. Selain itu, masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan bahu membahu dalam menolong para penyalahguna narkoba, bukan justru menghakimi dan menjauhi mereka. Masyarakat juga patut menanamkan pengetahuan mengenai dampak buruk obat terlarang kepada generasi muda sehingga generasi muda tidak terjerumus dalam narkoba.


(6)

102 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Conyers, Beverly. 2003. Addict In The Family : Stories of Loss, Hope and Recovery. Hazelden, Inc, Florida.

Fletcher, Anne. 2012. Inside Rehab, Viking Adult, Inc, Manhattan.

Sheff, David. 2009. Clean : Overcoming Addiction and Ending America’s Greatest

Tragedy, Houghton Mifflin Harcourt, Inc, Los Angeles.

Website:

Diynetwork. 2013. The Psychology of Color. diakses: http://www.diynetwork.com/ (Selasa, 19 November 2013).

Rehabs. 2013. Color Therapy. diakses : http://www.rehabinfo.net/therapy-and-counseling/color/ (Selasa, 19 November 2013).

Colondam, Veronica. 2011. Pecandu dan Integrasi Sosial. diakses: http://kampungbenar.wordpress.com/ (Senin, 18 November 2013).

Hartanto, Paulus. 2011. Kepribadian, Kecanduan dan Narkoba. diakses: http://kampungbenar.wordpress.com/ (Senin, 18 November 2013).

Nathalia, Sunaidi. 2009. Hipnoterapi, Apa Artinya?. diakses: http://nathaliainstitute.com/hipnoterapi/ (Jumat, 22 November 2013).

Rehab Center for Women. 2012. Treatment Therapies. diakses: www.rehabcenterforwomen.org/ (Selasa, 19 September 2013).

Badan Narkotika Nasional. 2010. Kamus Narkoba. diakses: www.bnn.go.id (Rabu, 20 September 2013).

Portal CBN. 2012. Faktor dan Akibat Narkoba. diakses: http://portal.cbn.net.id/ (Senin, 7 Oktober 2013).