Pengaruh Kangkung (Ipomoea reptans Poir.) Terhadap Waktu Reaksi Sederhana.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PENGARUH KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA

Felicitas Anindya Utami, 2016

Pembimbing Utama : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF. Pembimbing Pendamping : Rosnaeni, dra., Apt.

Rasa kantuk menjadi salah satu penyebab penurunan hasil belajar mahasiswa karena mahasiswa menjadi tidak focus, tidak konsentrasi dan produktivitas sehari-hari juga mengalami penurunan. Rasa kantuk pada manusia dapat dideteksi dengan melihat kecepatan reaksi terhadap suatu rangsangan yang diberikan, hasil pengujian individu yang memiliki rasa kantuk akan mengalami perpanjangan waktu reaksi. Salah satu asupan nutrisi yang dipercaya masyarakat dapat menimbulkan rasa kantuk adalah dengan mengonsumsi kangkung. Selain digunakan sebagai menu makanan, kangkung juga digunakan sebagai obat herbal yang dipercaya masyarakat dapat menyebabkan mengantuk.

Tujuan penelitian untuk mengetahui kangkung memperpanjang waktu reaksi sederhana.

Desain penelitian eksperimental semu, bersifat komparatif dengan rancangan pre-test dan post-test. Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana (detik) terhadap cahaya warna hijau sebelum dan sesudah mengonsumsi kukusan kangkung sebanyak 250 gram. Analisis data dengan uji “t” berpasangan dengan α=0,05, menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian rerata WRS untuk cahaya warna hijau sebelum 0,323 detik dan sesudah konsumsi kangkung 0,412 detik menunjukkan perpanjangan WRS dengan perbedaan sangat signifikan (p<0,01).

Simpulan penelitian kangkung (Ipomoea reptans Poir.) memperpanjang waktu reaksi sederhana.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE EFFECT OF MORNING GLORY (Ipomoea reptans Poir.) ON SIMPLE REACTION TIME

Felicitas Anindya Utami, 2016

Tutor I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF. Tutor II : Rosnaeni, dra., Apt.

Drowsiness causes a decrease in student learning outcomes for the students become unfocused, distracted, and daily productivity also decreases. Drowsiness in human can be detected by observing the reaction rate to a given stimulus, the reaction time results of individuals who feel drowsiness will experience reaction time prolongation. One of nutrition that believed can cause drowsiness is consuming morning glory. Besides being used as food menu, morning glory is also used as an herbal remedy that believed can cause drowsiness.

Objective to find out the morning glory prolongs on simple reaction time. This is a real-experimental research with pre-test and post-test design. We measured simple reaction time (second) of green light before and after consuming 250 grams of steamed morning glory. The data was analyzed by “t” paired test, with α=0,05 using SPSS program.

The mean simple reaction time for green light before consuming morning glory are 0,323 seconds and after consuming morning glory are 0,412 seconds shows that simple reaction time is lengthened highly significantly (p<0,01).

The conclusion is consuming morning glory prolongs simple reaction time.

Key words: reaction time, morning glory, sedative  

                             


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.5Kerangka Pemikiran ... 3

1.6Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Waktu Reaksi ... 6

2.1.1 Definisi Waktu Reaksi ... 6

2.1.2 Jenis Waktu Reaksi ... 7

2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Waktu Reaksi ... 9

2.2Proses Pengolahan Stimulus Cahaya Menjadi Respon dalam Susunan Saraf Manusia ... 18

2.2.1 Formatio reticularis ... 23


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.3Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) ... 28

2.3.1 Taksonomi ... 28

2.3.2 Nama Umum Kangkung ... 29

2.3.3 Jenis Kangkung ... 29

2.3.4 Deskripsi Kangkung ... 30

2.3.5 Kandungan Kangkung ... 30

2.3.6 Manfaat Kangkung ... 33

2.4Fisiologi Sistem Pencernaan ... 35

2.5Reseptor GABA ... 35

2.6Hubungan Kangkung dengan Waktu Reaksi Sederhana ... 36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 38

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 38

3.1.2 Subjek Penelitian ... 38

3.1.3 Ukuran Sampel ... 39

3.2Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Desain Penelitian ... 39

3.2.2 Data yang Diukur ... 39

3.2.3 Analisis Data ... 39

3.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 40

3.3.1 Variabel Perlakuan ... 40

3.3.2 Variabel Respon ... 40

3.3.3 Definisi Operasional Variabel Perlakuan ... 40

3.3.4 Definisi Operasional Variabel Respon ... 40

3.4Persiapan dan Prosedur Penelitian ... 40

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 40

3.4.2 Prosedur Penelitian ... 40

3.4.3 Uji Pendahuluan ... 41


(5)

x Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 42

4.2Pengujian Hipotesis Penelitian ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 44

5.2Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 52

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 57

                                                 


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Komposisi Gizi dalam 100 g Kangkung Mentah ... 32 Tabel 4.1 Hasil Uji “t” berpasangan ... 42

                                                                   


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 5

Gambar 2.1 Hubungan Intensitas Stimulus dengan Waktu Reaksi ... 10

Gambar 2.2 Hubungan Tingkat Kewaspadaan dengan Waktu Reaksi ... 11

Gambar 2.3 Pengolahan Stimulus Spektrum ... 21

Gambar 2.4 Jaras Opticus ... 22

Gambar 2.5 Elektromagnetik Spektrum ... 25

Gambar 2.6 Fotoreseptor ... 26

Gambar 2.7 Panjang Gelombang Cahaya ... 27

Gambar 2.8a Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) ... 29

Gambar 2.8b Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) ... 29  

                                               


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Informed consent ... 52

Lampiran 1a Informed consent (terisi) ... 53

Lampiran 2 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 54

Lampiran 3 Data Hasil Penelitian ... 55

Lampiran 4 Analisis Statistik ... 56


(9)

  1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dapat diasosiasikan dengan kewaspadaan (Ganong, 2008). Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang (stimulus) terhadap reseptor dan jawaban yang diberikan seseorang pada saat merasakan rangsangan tersebut (Houssay, Human Physiology, 1955). Kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat yang diberikan (Sidharta, 2005). Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan perbedaan waktu reaksi seseorang. Selain faktor individu, faktor eksternal yang berpengaruh adalah faktor lingkungan dan asupan nutrisi (Triyanti & Azali, 2015).

Asupan nutrisi dapat memengaruhi kewaspadaan seseorang, baik yang meningkatkan maupun yang menurunkan. Salah satu faktor yang dapat menurunkan kewaspadaan adalah rasa kantuk, dengan ciri-ciri bangun tidur tidak segar, cepat mengantuk, sulit berkonsentrasi, cepat lelah, serta daya ingat terus menurun (Prasadja, 2007). Asupan nutrisi dan energi, status nutrisi, serta aktivitas harian berpengaruh pada kejadian mengantuk sehingga berdampak negatif pada konsentrasi dan produktivitas belajar pada mahasiswa (Rasmada, Triyanti, Indrawani, & Sartika, 2012). Rasa kantuk menjadi suatu hambatan bagi mahasiswa yang mengikuti proses belajar di dalam kelas, yang dapat berdampak pada hasil belajar, sehingga mahasiswa menjadi tidak fokus dan tidak dapat konsentrasi belajar (Triamiyono, 2014). Seorang mahasiswa yang cepat mengantuk berisiko mengalami penurunan produktivitas sehingga semua tugas dan tanggung jawab yang dikerjakan tidak berhasil secara maksimal juga aktivitas sehari-hari (Rasmada, Triyanti, Indrawani, & Sartika, 2012).

Kantuk merupakan sebuah proses yang dihasilkan dari ritme sirkadian dan kebutuhan untuk tidur (Kaida, 2007). Rasa kantuk pada manusia dapat dideteksi, salah satu caranya adalah dengan melihat kecepatan reaksi (Prabaswara, 2013). Setiap individu mempunyai reaksi terhadap rangsangan yang diberikan, dari


(10)

  2 Universitas Kristen Maranatha

pengujian waktu reaksi, dapat terlihat bila seseorang memiliki rasa kantuk maka secara otomatis waktu reaksi individu tersebut akan panjang atau tidak bereaksi sama sekali (McCarthy & Waters, 1997; Stutts, et al., 2001). Seperti sudah dibahas di atas, asupan nutrisi dapat memengaruhi waktu reaksi. Salah satu asupan nutrisi yang dipercaya masyarakat dapat menimbulkan rasa kantuk adalah dengan mengonsumsi kangkung.

Kangkung (Ipomoea reptans Poir.) merupakan jenis sayuran yang sangat popular, dapat diolah menjadi berbagai menu makanan. Sebagai menu makanan, kangkung mudah didapat dan murah, sehingga sering dikonsumsi oleh mahasiswa dan masyarakat. Kangkung juga merupakan obat herbal yang dipercaya masyarakat dapat menyebabkan mengantuk. Salah satu pustaka menyebutkan kangkung dapat digunakan untuk penderita insomnia (Kasahara, 1995). Masyarakat telah menggunakan kangkung secara luas sebagai bahan sayuran (Pratiwi, 2012). Mitos yang dipercaya oleh masyarakat, sesudah mengonsumsi kangkung menimbulkan efek kantuk. Hal ini sudah dibuktikan dengan penelitian pengaruh kangkung air (Ipomoea aquatic) terhadap waktu reaksi sederhana wanita dewasa oleh Renata Junilla tahun 2013, yang dapat memperpanjang waktu reaksi (Junilla, 2013).

Peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian waktu reaksi sederhana dengan menggunakan kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.), dilakukan pada pria dewasa dan menguji waktu reaksi untuk cahaya warna hijau. Hal ini didasarkan pada efek purkinje, saat cahaya meredup menjadi temaram, sel batang mengambil alih, dan sebelum warna objek benar benar hilang, puncak sensitivitas penglihatan beralih ke puncak sensitivitas sel batang (hijau-biru) (Kuncoro, 2015).

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah kangkung memperpanjang waktu reaksi sederhana.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


(11)

  3 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

• Manfaat akademis:

o Memberikan wawasan kepada dunia akademis, terutama bidang medis,

mengenai pengaruh kangkung terhadap waktu reaksi sederhana.

o Memicu penelitian lainnya tentang pengobatan alternatif untuk

memperpanjang waktu reaksi yang dapat diberikan kepada penderita insomnia.

o Memicu penelitian lainnya tentang jumlah dan perlakuan (contoh: cara

memasak) dalam kehidupan sehari-hari terhadap kangkung yang langsung dapat memperpanjang waktu reaksi sehingga timbul rasa kantuk atau penurunan konsentrasi.

• Manfaat praktis:

o Memberikan informasi kepada masyarakat, terutama mahasiswa, tentang

efek yang ditimbulkan akibat konsumsi kangkung pada kehidupan sehari-sehari.

1.5 Kerangka Pemikiran

Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberiaan rangsang (stimulus) terhadap reseptor dan jawaban yang diberikan seseorang pada saat ia merasakan rangsangan tersebut (Houssay, Human Physiology, 1955). Pada awalnya, stimulus atau rangsangan yang datang akan diterima oleh reseptor kemudian impuls dihantarkan melalui serabut aferen menuju cortex cerebri dan di sini terjadi proses pengolahan. Selanjutnya impuls diteruskan melalui serabut aferen (tractus pyramidalis) menuju batang otak dan melalui formatio reticularis, kemudian menuju efektor dan terjadi jawaban motorik (Ganong, 2008). Waktu reaksi dipengaruhi oleh pusat kewaspadaan yang terletak di formatio reticularis di mana perangsangan pusat inhibisi di formatio reticularis menyebabkan penghambatan pada proses penghantaran impuls sehingga respon motorik akan menjadi lambat dan memperpanjang waktu reaksi motorik (Djojosoewarno, Rosnaeni, & Kumalasari, 2006).


(12)

  4 Universitas Kristen Maranatha

Tanaman kangkung mengandung kandungan gizi berupa vitamin A, B, C dan E, kalium serta natrium (Yang, 2008; Anggara, 2009). Selain itu, kangkung juga mengandung senyawa kimia lain yaitu golongan alkaloid dan flavonoid (Yang, 2008). Alkaloid yang terkandung pada kangkung berupa d-Lysergic acide amide (ergine), d-Isolysergic acid amide (isoergine), chanoclavine, elymoclavine, lysergol, ergometrine dengan total sebesar 0,060% (Hoffman, 1973), sedangkan flavonoid yang terkandung dalam kangkung adalah quercetin (Yang, 2008). Kandungan dalam kangkung yang diduga memengaruhi waktu reaksi sederhana adalah kalium, natrium, alkaloid, quercetin (Setiawan, 2011).

Kandungan kalium dan natrium yang tinggi dalam kangkung akan berikatan dengan bromida, membentuk persenyawaan garam bromida yang merangsang pusat inhibisi di formatio reticularis dan berikatan dengan reseptor GABA. Hal ini menyebabkan saluran klorida terbuka sehingga ion klorida dapat masuk dan menyebabkan hiperpolarisasi sel. Sel yang sulit terdepolarisasi menyebabkan sel saraf menurun eksitabilitasnya sehingga memberikan efek hipnotik (Setiawan, 2011).

Alkaloid dalam kangkung berfungsi sebagai halusinogen (Wiart, 2002) dan depresan sistem saraf pusat (Bruneton, 1999). Alkaloid berinteraksi dengan reseptor protein pada membran sel SSP. Interaksi tersebut diperantarai oleh tiga reseptor mayor, µ (mu), κ (kappa), δ (delta). Ketiga reseptor yang merupakan golongan protein G ini, menginhibisi adenilat siklase. Reseptor-reseptor tersebut juga berasosiasi dengan ion channel, meningkatkan postsynaptic K+ efflux (hiperpolarisasi) dan menurunkan presynaptic Ca+ influx, sehingga menghambat pelepasan transmiter (Lippincott & Wilkins, 2012).

Quercetin yang bekerja aktif pada sistem saraf pusat, merangsang pusat inhibisi di formatio reticularis, memodulasi reseptor GABA (khususnya reseptor GABAA dan GABAC) dan ligand-ion gated channel. Hal ini menyebabkan proses

penghantaran impuls terhambat sehingga terjadi perpanjang waktu reaksi (Sutio, 2012). Quercetin berikatan dengan salah satu reseptor γ–aminobutiric acid (GABA) yaitu reseptor GABAA. Bila reseptor GABAA tereksitasi menyebabkan


(13)

  5 Universitas Kristen Maranatha

tersebut mengakibatkan sel tidak terdepolarisasi dan penyaluran impuls dalam sel di susunan saraf pusat menurun, yang mengakibatkan turunnya kewaspadaan dan ketelitian (Goutman & Calvo, 2004; Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 2008)

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis Penelitian

Kangkung memperpanjang waktu reaksi sederhana.


(14)

  44 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kangkung memperpanjang waktu reaksi sederhana.

5.2 Saran

• Sebaiknya kangkung tidak dikonsumsi saat akan melakukan aktivitas yang memerlukan ketelitian, kewaspadaan, dan konsentrasi tinggi, terutama bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian.

• Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai duration of action efek

mengonsumsi kangkung.

• Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh air rebusan kangkung dan tumisan kangkung terhadap waktu reaksi sederhana.


(15)

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FELICITAS ANINDYA UTAMI

1310214

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(16)

  vi

Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Kangkung (Ipomoea reptans Poir.) terhadap Waktu Reaksi Sederhana” ini.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. dr. Iwan Budiman, MS., MM., M.Kes., AIF. sebagai Pembimbing Utama

yang dengan penuh kesabaran memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, saran, waktu dan tempat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.

2. Rosnaeni, dra., Apt. sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh ketekunan mencurahkan perhatian, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis

3. dr. Stella Tinia Hasiana, M.Kes sebagai Kepala Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan izin dan kesempatan pada peneliti perihal peminjaman alat dan ruangan Laboratorium Fisiologi Universitas Kristen Maranatha, sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.

4. Sdri. Renata Junilla, penulis Karya Tulis Ilmiah berjudul “Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) terhadap Waktu Reaksi Sederhana Wanita Dewasa”, yang telah memberi masukan dalam melakukan penelitian ini.

5. Teman-teman Orang Percobaan yang telah rela meluangkan waktu dan

mengerahkan seluruh tenaga untuk membantu menyelesaikan penelitian ini. 6. Sahabat-sahabat tercinta, Denasa, Mulqi, Williane, Annisa dan Jiesthisia yang

telah bersama-sama berjuang, saling mendukung dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.


(17)

  vii Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Papa (Amos Sampetoding), Mama (Susana Budi Susilowati), Fidelis Ayodya

Amba, Mbah Uti (Lucia Sumarsih), Mbah Kakung (Lambertus Soekirno), atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

9. Teman-teman tersayang, Jane, Becca, Gaby, Laura, Bella atas doa dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 10. Teman-teman Antidote 2013 atas perhatiannya, semoga Antidote tetap

menjalin kekeluargaan diantara kita semua.

11. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penelitian.

Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.

Bandung, September 2016


(18)

  45 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

 

Adan, A. 2012. Cognitive performance and dehydration. Journal of the American College of Nutrition, 31, 71-8.

Aflita, W., Adyaksa, G., & Purwoko, Y. 2015. Pengaruh Rehidrasi dengan Minuman Isotonik terhadap Waktu Reaksi (Studi Perbandingan dengan Air Mineral). Media Medika Muda, 4 (4).

Anggara, R. 2009. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.) terhadap Efek Sedasi pada Mencit Balb/C. Semarang.

Anindya, T. H. 2009. Pengaruh Latihan Fisik Terprogram terhadap Perubahan Waktu Reaksi Tangan pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 9-12 Tahun. Semarang: Fakultas Kedokteran: Universitas Diponegoro.

Anonymous. 2012. Plantamor. Retrieved Juli 19, 2016, from Plants Profile: http://www.plantamor.com/index.php?plant=710

Arya, A. W., & Wahyuning, C. S. 2012. Analisis Pengaruh Tempo dan Genre Musik terhadao Kewaspadaan Pengemudi Mobil Pribadi. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 03 (02).

Bompa, T. O. 1990. Theory and Methodology of Training: the Key to Athletic Performance. Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.

Bruneton, J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants, 2nd Edition.

Paris: Lavoisier Publishing.

Deeb, S. S., & Motulsky, A. G. 2005. Red-Green Color Vision Defects. Retrieved

Agustus 26, 2016, from NCBI:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=gene&part=rgcb Dewi, R. 2013, Januari 12. Kangkung Ternyata Ada Berbahaya Lho....!! Retrieved

Juli 20, 2016, from Rosalia Dewi's Blog:

rosaliadewi1.blogspot.co.id/2013/01/kangkung-ternyata-ada-berbahaya-lho.html?m=1


(19)

  46 Universitas Kristen Maranatha

(Myristicae fructus) terhadap Waktu Reaksi Sederhana. JKM, 5 (41). Djukri. 2005. Pertumbuhan dan Produksi Kangkung pada Berbagai Dosiss Hara

Makro dan Mikro. Environmental, 5 (1), 34-7.

Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.

Jakarta: EGC.

Edwards, R. L., Lyon, T., Lltwin, S. E., Rabovsky, A., Symons, J. D., & Jalili, T. 2007. Quercetin reduces blood pressure in hypertensive subjects. J Nutr. , 137 (11), 2405-11.

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Goutman, J. D., & Calvo, D. J. 2004. Studies on the mechanism of action of picrotoxin quercetin and pregnanolone at the GABAp1 receptor. Br J. Pharmacol.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Hamid, K., Ullah, M. O., Sultana, S., Howlader, A., Basak, D., Nasren, F., et al.

2011. Evaluation of teh Leaves of Ipomoea aquatica for its Hypoglycemic and Antioxidant Activity. J. Pharm. Sci. & Res, 3 (7), 1330-3.

Hannon, R. A., Porth, C. M., & Marfin, G. 2010. Porth Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. China: Maemillan Publishing.

Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hoffman, A. 1973. Lysergic Acid Amides. Journal of Pharmaceutical Sciences . Houssay. 1955. Human Physiology. New York, Toronto, London: McGraw-Hill

Book Company, Inc.

Hutapea, d. R. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitiaan dan Pengembangan Kesehatan.

Ihsan, T., & Rachmantiah, I. 2014. Hubungan antara Shift Kerja dengan Tingkatan Kelelahan Kerja pada Pekerja di Pabrik Perakitan Mobil Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.


(20)

  47 Universitas Kristen Maranatha

Holland Publishing Company.

Junilla, R. 2013. Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) terhadap Waktu Reaksi Sederhana Wanita Dewasa.

Kaida, e. a. 2007. Use of Subjective and Physioligical Indocators of Sleepiness to Predict Performance during a Vigilance Task. Industrial Health.

Kasahara. 1995. Indeks Tumbuh-Tumbuhan Obat di Indonesia. Jakarta: P.T. Eisai Indonesia.

Katzung, B. G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology (9 ed.). Singapore: McGraw-Hill Companies.

Kosinski, R. J. 2012. A Literature Review on Reaction Time. Clemson University. Kuncoro, S. 2015, Maret. Fakta Medis Tentang Baju Ini. Retrieved Agustus 25,

2016, from Pasien Sehat: www.pasiensehat.com/2015/03/fakta-medis-tentang-baju-ini.html?m=1

Lemeshow, S., Hosmer Jr., D. W., Klar, J., & Lwanga, S. K. (1990). Adequacy of Sample Size in Health Studies. West Essex: World Health Organization. Lidya, D. 2015, Juni 17. 10 Khasiat dan Kandungan Kangkung Bagi Kesehatan.

Retrieved Juli 10, 2016, from Halo Sehat: http://halosehat.com/gizi-nutrisi/kandungan-gizi/khasiat-dan-kandungan-kangkung

Lippincott, W., & Wilkins. 2012. Lippincott’s Illustrated Reviews: Pharmacology.

Baltimore: Wolters Kluwer Health.

Mamun, M. M., Bilah, M. M., Ashek, M. A., Hasan, M. M., Houssain, M. J., & Sultana, T. 2003. Evaluation of Diuretic Activity of Ipomoea aquatic in Mice Model. J. Med. Sci., 3 (5-6), 395-400.

Marian, L. N. 2004. Review: Dietary Flavonoids and Cancer Risk: Evidence From Human Population Studies. Nutrition and Cancer, 50 (1), 1-7.

Maryani, H. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi penyakit pada Usia Lanjut.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

McCarthy, M. E., & Waters, W. F. 1997. Decreased Attentional Responsivity during Sleep Deprivation: Orienting Response Latency, Amplitude, and Habituation. Sleep (20), 115-123.


(21)

  48 Universitas Kristen Maranatha

2016, from Melinda Hospital:

http://melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=1908_Manfa at-Kangkung-Untuk-Tubuh

Miean, K. H., & Mohamed, S. 2001. Flavonoid (myricetin, quercetin, kaempferol, luteolin, and apigenin) Content of Edible Tropical Plants. J Agric Food Chem., 49 (6), 3106-12.

Nakamoto, H., & Mori, S. 2008. Sport-specific decision-making in a Go/NoGo reaction task: difference among nonathletes and baseball and basketball player. Perceptual and Motor Skills, 106, 163-70.

Nelson. 2016, Juni 28. Retrieved from Driver Reaction Time Available: hazardcontrol.com/factsheets/pdfs/driver-reaction-time.pdf

Prabaswara, S. 2013. Studi Kelelahan dalam Aktibitas Mengemudi Berdurasi Panjang. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Pramardika, T. 2014. Pengaruh Bermain Video Game Tipe First Person Shooter terhadap Waktu Reaksi yang Diukur dengan Attention Network Test.

Universitas Diponegoro.

Prasadja, A. 2007. RPSGT, Ayo Bangun! Jakarta: Hikmah (Mizan Group).

Pratiwi, A. A. 2012. Pengaruh Variasi Dosis Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.) sbagai Agen Sedatif dengan Melihat Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C Berdasarkan Parameter Refleks Balik Badan.

Rasmada, S., Triyanti, Indrawani, Y. M., & Sartika, R. A. 2012. Asupan Gizi dan Mengantuk pada Mahasiswa. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional , 7

(3), 99-104.

Ritesh, K., & Tejas, G. 2012. Comparative Study of Simple and Choice Visual Reaction Time on Medical Student of Bhavnagar Region. International Research Journal of Pharmacy, 3 (7).

Rukmana, R. 1994. Bertanam Kangkung. Yogyakarta: Kanisius.

Saaby, L., Rasmussen, B. H., & Jager, K. A. 2009. MAO-A inhibitory activity of quercetin from Calluna vulgaris (L.) Hull. J Ethnophamacol, 121 (1), 178-81.


(22)

  49 Universitas Kristen Maranatha Elite Soccer Players. Ankara: Gazy University Turkey.

Setiawan, I. 2011. Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) pada Mencit Swiss Webster Jantan yang Diinduksi Fenobarbital. 22-23.

Shaik, Y. B., Castellani, M. L., Perella, A., Conti, F., Salini, V., & Madhappan, B. 2006. Role of Quercetin (a natural herbal compund) in Allergy and Inflammation. J Biol Regul Homeost Agents, 20 (3-4), 47-52.

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

Sidharta, P. 2005. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.

Silbernagl, S., & Despopulos, A. 2009. Color Atlas of Physiology (6 ed.). New York: Thieme.

Sivaraman, D., & Muralidaran, P. 2010. CNS Depressant and Antiepileptic Activities of the Methanol Extract of the Leaves of Ipomoea Aquatica Forsk. E-Journal of Chemistry, 7 (4), 1555-61.

SPI. 2013, April 10. Kiat Menanam Kangkung secara Organik. Retrieved Juli 12, 2016, from Serikat Petani Indonesia: http://www.spi.or.id/?p=6061

Stutts, Jane, C., Wilkins, Jean, W., Osberg, J. S., Vaughn, et al. 2001. Driver Risk Factors for Sleep-Related Crashes. Accident Analysis and Prevention , 35

(2003), 321-331.

Sukmono. 2014, Agustus. Cara Budidaya Tanaman Kangkung Darat. Retrieved

Juli 20, 2016, from Kumpulan Budidaya Ternak:

budidaya7.blogspot.co.id/2014/08/cara-budidaya-tanaman-kangkung-darat.html?m=1

Suparni, I., & Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara, 1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia. Yogyakarta: ANDI.

Sutio, R. 2012. Pengaruh Kukusan Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica) terhadap Kewaspadaan dan Ketelitian pada Pria Dewasa.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. 2012. Principle of Anatomy and Physiology (13 ed.). New York: Biological Science Textbooks Inc.


(23)

  50 Universitas Kristen Maranatha

Belajar Mahasiswa Taruna Akademi Maritim Djadajat. Jurnal Ilmiah WIDYA, 2 (2).

Triyanti, V., & Azali, W. 2015. Analisis Hubungan Aktivitas dan Karakteristik Fisik terhadap Waktu Reaksi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 3 (1), 18-24.

United States Department of Agriculture Natural Resources conservation Service. 2012, Mei 12. Retrieved Juli 19, 2016, from Plants Profile: http://www.plantamor.com/index.php?plant=1243

Wagner, K. 2013. Spinning The Color Wheel: Methods for Teaching the Color-Blind Stundent (Vol. 49). New York: TD&T.

Whitney, U., Herzog, A., Kuntz, S., & Daniel, H. 2004. Protein Expression Profiling Identifies Molecular Targets of Quercetin as a Major Dietary Flavonoid in Human Colon Cancer Cells. Proteomics, 4 (7), 2160-74. Wiart, C. 2002. Medicinal Plants of Southeast Asia. Selangor: Prentice Hall. Wibowo, D. 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang:

Bayumedia Publishing.

Widjayanti, V. 1988. Obat-obatan. Yogyakarta: Kanisius.

Winata, Y. P. 2009. Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Diastol pada Pria Dewasa. 29-31.

Woodworth, R. S., & Schloberg, H. 1971. Reaction time. In: Experimental Psychology Revised Edition. New York: Oxford and IBH Publishing CO. Yang, R., Lin, S., & Kuo, G. 2008. Content and Distribution of Flavonoids among

91 Edible Plant Species. Asia Pac J Clin. Nutr.

Yang, R., Lin, S., & Kuo, G. 2008. Content and Distribution of Flavonoids among 91 Edible Plant Species. Asia Pac J Clin. Nutr. , 17:275-9.

Yaswir, R., & Ferawati, I. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. 1 (2).

Yu, Y. B., Miyashiro, H., Nakamura, H., Hattori, M., & Park, J. C. 2007. Effects of triterpenoids and flavonoids isolated from Alnus firma on HIV-1 viral enzymes. Arch Pharm Res., 30 (7), 820-6.

Yuliani, R. 2012, Oktober 23. Kangkung Air (Ipomoea aquatica). Retrieved Juli


(24)

  51 Universitas Kristen Maranatha

http://biologitumbuhanlahanbasah.blogspot.com/2012/10/kangkung-air-ipomoea-aquatica.html


(1)

(Myristicae fructus) terhadap Waktu Reaksi Sederhana. JKM , 5 (41). Djukri. 2005. Pertumbuhan dan Produksi Kangkung pada Berbagai Dosiss Hara

Makro dan Mikro. Environmental , 5 (1), 34-7.

Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Jakarta: EGC.

Edwards, R. L., Lyon, T., Lltwin, S. E., Rabovsky, A., Symons, J. D., & Jalili, T. 2007. Quercetin reduces blood pressure in hypertensive subjects. J Nutr. , 137 (11), 2405-11.

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Goutman, J. D., & Calvo, D. J. 2004. Studies on the mechanism of action of picrotoxin quercetin and pregnanolone at the GABAp1 receptor. Br J. Pharmacol.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Hamid, K., Ullah, M. O., Sultana, S., Howlader, A., Basak, D., Nasren, F., et al.

2011. Evaluation of teh Leaves of Ipomoea aquatica for its Hypoglycemic and Antioxidant Activity. J. Pharm. Sci. & Res , 3 (7), 1330-3.

Hannon, R. A., Porth, C. M., & Marfin, G. 2010. Porth Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. China: Maemillan Publishing.

Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hoffman, A. 1973. Lysergic Acid Amides. Journal of Pharmaceutical Sciences . Houssay. 1955. Human Physiology. New York, Toronto, London: McGraw-Hill

Book Company, Inc.

Hutapea, d. R. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitiaan dan Pengembangan Kesehatan.

Ihsan, T., & Rachmantiah, I. 2014. Hubungan antara Shift Kerja dengan Tingkatan Kelelahan Kerja pada Pekerja di Pabrik Perakitan Mobil Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.


(2)

Holland Publishing Company.

Junilla, R. 2013. Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) terhadap Waktu Reaksi Sederhana Wanita Dewasa.

Kaida, e. a. 2007. Use of Subjective and Physioligical Indocators of Sleepiness to Predict Performance during a Vigilance Task. Industrial Health.

Kasahara. 1995. Indeks Tumbuh-Tumbuhan Obat di Indonesia. Jakarta: P.T. Eisai Indonesia.

Katzung, B. G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology (9 ed.). Singapore: McGraw-Hill Companies.

Kosinski, R. J. 2012. A Literature Review on Reaction Time. Clemson University. Kuncoro, S. 2015, Maret. Fakta Medis Tentang Baju Ini. Retrieved Agustus 25,

2016, from Pasien Sehat: www.pasiensehat.com/2015/03/fakta-medis-tentang-baju-ini.html?m=1

Lemeshow, S., Hosmer Jr., D. W., Klar, J., & Lwanga, S. K. (1990). Adequacy of Sample Size in Health Studies. West Essex: World Health Organization. Lidya, D. 2015, Juni 17. 10 Khasiat dan Kandungan Kangkung Bagi Kesehatan.

Retrieved Juli 10, 2016, from Halo Sehat: http://halosehat.com/gizi-nutrisi/kandungan-gizi/khasiat-dan-kandungan-kangkung

Lippincott, W., & Wilkins. 2012. Lippincott’s Illustrated Reviews: Pharmacology. Baltimore: Wolters Kluwer Health.

Mamun, M. M., Bilah, M. M., Ashek, M. A., Hasan, M. M., Houssain, M. J., & Sultana, T. 2003. Evaluation of Diuretic Activity of Ipomoea aquatic in Mice Model. J. Med. Sci. , 3 (5-6), 395-400.

Marian, L. N. 2004. Review: Dietary Flavonoids and Cancer Risk: Evidence From Human Population Studies. Nutrition and Cancer , 50 (1), 1-7.

Maryani, H. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Agromedia Pustaka.

McCarthy, M. E., & Waters, W. F. 1997. Decreased Attentional Responsivity during Sleep Deprivation: Orienting Response Latency, Amplitude, and Habituation. Sleep (20), 115-123.


(3)

2016, from Melinda Hospital: http://melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=1908_Manfa at-Kangkung-Untuk-Tubuh

Miean, K. H., & Mohamed, S. 2001. Flavonoid (myricetin, quercetin, kaempferol, luteolin, and apigenin) Content of Edible Tropical Plants. J Agric Food Chem. , 49 (6), 3106-12.

Nakamoto, H., & Mori, S. 2008. Sport-specific decision-making in a Go/NoGo reaction task: difference among nonathletes and baseball and basketball player. Perceptual and Motor Skills , 106, 163-70.

Nelson. 2016, Juni 28. Retrieved from Driver Reaction Time Available: hazardcontrol.com/factsheets/pdfs/driver-reaction-time.pdf

Prabaswara, S. 2013. Studi Kelelahan dalam Aktibitas Mengemudi Berdurasi Panjang. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Pramardika, T. 2014. Pengaruh Bermain Video Game Tipe First Person Shooter terhadap Waktu Reaksi yang Diukur dengan Attention Network Test. Universitas Diponegoro.

Prasadja, A. 2007. RPSGT, Ayo Bangun! Jakarta: Hikmah (Mizan Group).

Pratiwi, A. A. 2012. Pengaruh Variasi Dosis Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.) sbagai Agen Sedatif dengan Melihat Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C Berdasarkan Parameter Refleks Balik Badan.

Rasmada, S., Triyanti, Indrawani, Y. M., & Sartika, R. A. 2012. Asupan Gizi dan Mengantuk pada Mahasiswa. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional , 7 (3), 99-104.

Ritesh, K., & Tejas, G. 2012. Comparative Study of Simple and Choice Visual Reaction Time on Medical Student of Bhavnagar Region. International Research Journal of Pharmacy , 3 (7).

Rukmana, R. 1994. Bertanam Kangkung. Yogyakarta: Kanisius.

Saaby, L., Rasmussen, B. H., & Jager, K. A. 2009. MAO-A inhibitory activity of quercetin from Calluna vulgaris (L.) Hull. J Ethnophamacol , 121 (1), 178-81.


(4)

Elite Soccer Players. Ankara: Gazy University Turkey.

Setiawan, I. 2011. Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) pada Mencit Swiss Webster Jantan yang Diinduksi Fenobarbital. 22-23.

Shaik, Y. B., Castellani, M. L., Perella, A., Conti, F., Salini, V., & Madhappan, B. 2006. Role of Quercetin (a natural herbal compund) in Allergy and Inflammation. J Biol Regul Homeost Agents , 20 (3-4), 47-52.

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

Sidharta, P. 2005. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.

Silbernagl, S., & Despopulos, A. 2009. Color Atlas of Physiology (6 ed.). New York: Thieme.

Sivaraman, D., & Muralidaran, P. 2010. CNS Depressant and Antiepileptic Activities of the Methanol Extract of the Leaves of Ipomoea Aquatica Forsk. E-Journal of Chemistry , 7 (4), 1555-61.

SPI. 2013, April 10. Kiat Menanam Kangkung secara Organik. Retrieved Juli 12, 2016, from Serikat Petani Indonesia: http://www.spi.or.id/?p=6061

Stutts, Jane, C., Wilkins, Jean, W., Osberg, J. S., Vaughn, et al. 2001. Driver Risk Factors for Sleep-Related Crashes. Accident Analysis and Prevention , 35 (2003), 321-331.

Sukmono. 2014, Agustus. Cara Budidaya Tanaman Kangkung Darat. Retrieved Juli 20, 2016, from Kumpulan Budidaya Ternak: budidaya7.blogspot.co.id/2014/08/cara-budidaya-tanaman-kangkung-darat.html?m=1

Suparni, I., & Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara, 1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia. Yogyakarta: ANDI.

Sutio, R. 2012. Pengaruh Kukusan Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica) terhadap Kewaspadaan dan Ketelitian pada Pria Dewasa.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. 2012. Principle of Anatomy and Physiology (13 ed.). New York: Biological Science Textbooks Inc.


(5)

Belajar Mahasiswa Taruna Akademi Maritim Djadajat. Jurnal Ilmiah WIDYA , 2 (2).

Triyanti, V., & Azali, W. 2015. Analisis Hubungan Aktivitas dan Karakteristik Fisik terhadap Waktu Reaksi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri , 3 (1), 18-24. United States Department of Agriculture Natural Resources conservation Service.

2012, Mei 12. Retrieved Juli 19, 2016, from Plants Profile: http://www.plantamor.com/index.php?plant=1243

Wagner, K. 2013. Spinning The Color Wheel: Methods for Teaching the Color-Blind Stundent (Vol. 49). New York: TD&T.

Whitney, U., Herzog, A., Kuntz, S., & Daniel, H. 2004. Protein Expression Profiling Identifies Molecular Targets of Quercetin as a Major Dietary Flavonoid in Human Colon Cancer Cells. Proteomics , 4 (7), 2160-74. Wiart, C. 2002. Medicinal Plants of Southeast Asia. Selangor: Prentice Hall. Wibowo, D. 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang:

Bayumedia Publishing.

Widjayanti, V. 1988. Obat-obatan. Yogyakarta: Kanisius.

Winata, Y. P. 2009. Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Diastol pada Pria Dewasa. 29-31.

Woodworth, R. S., & Schloberg, H. 1971. Reaction time. In: Experimental Psychology Revised Edition. New York: Oxford and IBH Publishing CO. Yang, R., Lin, S., & Kuo, G. 2008. Content and Distribution of Flavonoids among

91 Edible Plant Species. Asia Pac J Clin. Nutr.

Yang, R., Lin, S., & Kuo, G. 2008. Content and Distribution of Flavonoids among 91 Edible Plant Species. Asia Pac J Clin. Nutr. , 17:275-9.

Yaswir, R., & Ferawati, I. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. 1 (2).

Yu, Y. B., Miyashiro, H., Nakamura, H., Hattori, M., & Park, J. C. 2007. Effects of triterpenoids and flavonoids isolated from Alnus firma on HIV-1 viral enzymes. Arch Pharm Res. , 30 (7), 820-6.

Yuliani, R. 2012, Oktober 23. Kangkung Air (Ipomoea aquatica). Retrieved Juli 19, 2016, from Biologi Tumbuhan Lahan Basah:


(6)

http://biologitumbuhanlahanbasah.blogspot.com/2012/10/kangkung-air-ipomoea-aquatica.html