UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BINJAI T.A 2014/2015.
i
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.
Nama Mahasiswa : Nita Wulansari
NIM : 4113111056
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd NIP. 19570121 198903 1 001
Mengetahui:
FMIPA UNIMED Jurusan Matematika
Dekan, Ketua,
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D Dr. Edy Surya, M.Si
NIP.19590805 198601 1 001 NIP. 19671019 199203 1 003
(2)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015”, dimana untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis,
namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd., Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd., dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd, sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, MS sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku dekan FMIPA UNIMED beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs. Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai
(3)
v
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Hanafiah. I. S.Pd, MM., selaku Kepala SMP Negeri 1 Binjai dan Ibu Hanida Bangun, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Binjai serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kepada Ayahanda tersayang H. Khosim dan Ibunda tercinta Ibu Sulastri yang telah banyak memberikan dukungan, do‟a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada adik Riza Ayu Asmita dan Ika Amelia Putri yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Elfitra, S.Pd, M.Si, Egi Febrian Ramdani serta sahabat di kala suka dan duka Sri Wahyuni Lubis, Suchi Mawarni, Yeni Yolanda, Silvia Yanti, Dwi Fatwa Sasmita, Endri Bambang S, dan teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas A Reg„11, Adelina Sari Harahap, S.Pd, Qoriyanti, S.Pd, dan kawan-kawan PPLT‟11 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, Juli 2015 Penulis,
Nita Wulansari NIM. 4113111056
(4)
iii
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA
MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BINJAI T.A 2014/2015
Nita Wulansari (NIM. 4113111056) ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 yaitu kelas VII yang berjumlah 36 orang. Objek dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri pada materi aritmatika sosial.
Cara pengambilan data adalah melalui nilai tes kemampuan awal, tes pemahaman konsep, wawancara, dan observasi. Tes kemampuan awal dan tes pemahaman konsep berbentuk uraian yang terlebih dahulu sudah divalidasikan oleh pakar pendidikan yaitu dosen-dosen matematika UNIMED dan guru matematika SMP Negeri 1 Binjai. Setiap siklus dilakukan satu kali tes pemahaman konsep. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran dan melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata tes awal 51,74 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 8,33%. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata tes pemahaman konsep I 71 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 52,78%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata tes pemahaman konsep II 89,53 dan nilai ketuntasan belajar siswa sebesar 91,67%. Berdasarkan hasil observasi pada setiap siklus, kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran sudah baik. Berdasarkan gain skore diperoleh peningkatan pemahaman konsep siswa rata-rata sebesar 0,64 yaitu dalam kategori sedang. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi aritmatika sosial kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.
(5)
vi DAFTAR ISI Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
Daftar Lampiran ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 8
1.4. Rumusan Masalah 8
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 8
1.7. Definisi Operasional 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1 Pengertian Belajar 10
2.1.2 Belajar Matematika dan Pembelajarannya 10 2.1.3. Konsep dalam Matematika 12
2.1.4. Pemahaman Konsep Matematika 14
2.1.5. Model Pembelajaran 18
2.1.6. Model Pembelajaran Inkuiri 19
2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri 19 2.1.6.2. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri 20 2.1.6.3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri 21 2.1.6.4. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri 24
2.1.7. Aritmatika Sosial 25
2.2 Kerangka Konseptual 27
2.3. Penelitian Relevan 28
2.4. Hipotesis Tindakan 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian 30
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 30
3.2.1. Lokasi Penelitiaan 30
3.2.2. Waktu Penelitian 30
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 30
(6)
vii
3.3.2 Objek Penelitian 30
3.4. Prosedur Penelitian dan Rancangan Penelitian 31
3.4.1. Permasalahan I 31
3.4.2. Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemecahan I) 31
3.4.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 32
3.4.4. Observasi I / Evaluasi I 34
3.4.5. Analisis data I 34
3.4.6. Tahap Refleksi I 34
3.4.7. Permasalahan II 34
3.4.8. Tahap Perencanaan Tindakan II 35
3.4.9. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 35
3.4.10.Observasi II / Evaluasi II 35
3.4.11.Analisis data II 36
3.4.12.Tahap Refleksi II 36
3.5. Intrumen Pengumpul Data 37
3.5.1. Tes 37
3.5.2. Wawancara 39
3.5.3. Observasi 39
3.5.3.1. Lembar Observasi 39
3.6. Analisis Data 40
3.6.1. Reduksi Data 40
3.6.2. Memaparkan Data 40
3.6.3. Penarikan Kesimpulan 40
3.7. Teknik Analisis Data 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 45
4.1.1. Permasalahan I 45
4.1.2. Perencanaan Tindakan I 50
4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 52
4.1.4. Observasi I 54
4.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I 55
4.1.5.1. Hasil Tes Pemahaman Konsep I 55
4.1.5.2. Hasil Observasi I 60
4.1.5.3. Hasil Wawancara 62
4.1.6. Refleksi I 64
4.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 66
4.2.1 Permasalahan II 66
4.2.2 Perencanaan Tindakan II 66
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 68
4.2.4 Observasi II 71
4.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 71
4.2.5.1 Hasil Tes Pemahaman Konsep II 71
4.2.5.2 Hasil Observasi II 77
4.2.6 Refleksi II 79
(7)
viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 87
5.2 Saran 87
DAFTAR PUSTAKA 88
(8)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 23
Tabel 3.1. Kisi – Kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa Tabel 3.2. Teknik Penskoran Pemahaman Konsep Matematika Siswa Tabel 3.3. Tingkat Penguasaan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Table 3.4. Klasifikasi Interpretasi Nilai Indeks Gain
Tabel 3.5. Kriteria Rata-Rata Penilaian Pembelajaran Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa pada Tes Awal Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Konsep Siswa pada Tes Awal
38 41 42 43 44 47 47 Tabel 4.3. Deskripsi Jawaban Kesulitan Siswa dalam Menyatakan Ulang
Konsep 48 Tabel 4.4. Deskripsi Jawaban Kesulitan Siswa dalam Mengaplikasikan
Konsep Atau Algoritma Dalam Pemecahan Masalah 48
Tabel 4.5. Deskripsi Jawaban Kesulitan Siswa dalam Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma dalam Pemecahan Masalah serta Keliru dalam Mengklasifikasi Objek-Objek Menurut Sifat-Sifat Tertentu
49
Tabel 4.6. Deskripsi Jawaban Kesulitan Siswa Dalam Menggunakan,
Memanfaatkan, Dan Memilih Prosedur atau Operasi Tertentu 49
Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa pada Tes
Pemahaman I 56
Tabel 4.8. Deskripsi Menyajikan Konsep dalam Bentuk Representasi
Matematis dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 57
Tabel 4.9. Deskripsi Mengklasifikasikan Objek Menurut Sifat - Sifat
Tertentu dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 57
Tabel 4.10.Deskripsi Menggunakan, Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur atau Operasi Tertentu dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
58 Tabel 4.11.Deskripsi Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma dalam
Pemecahan Masalah dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
58 Tabel 4.12.Deksripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa per Indikator
dengan Kriteria Ketuntasan Belajar pada Siklus I 59
Tabel 4.13.Deksripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 59
Tabel 4.14.Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Pada Tes
Pemahaman II 73
Tabel 4.15. Deskripsi Menyajikan Konsep dalam Bentuk Representasi
Matematis dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 73
Tabel 4.16. Deskripsi Mengklasifikasikan Objek Menurut Sifat - Sifat
Tertentu dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 74
Tabel 4.17. Deskripsi Menggunakan, Memanfaatkan, dan Memilih
(9)
x Belajar Siklus II
Tabel 4.18. Deskripsi Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma dalam Pemecahan Masalah dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II
75 Tabel 4.19. Deksripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 75
Tabel 4.20. Deskripsi Tingkat Penguasaan Pemahaman Konsep Siswa pada
(10)
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1. Siswa Sulit Membedakan Untung atau Rugi dalam Suatu
Masalah Perdagangan.
5
Gambar 1.2. Kekeliruan Siswa dalam Menentukan Harga setelah Diberi Diskon dan Dikenai Pajak.
5
Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian Tindakan 36 Gambar 4.1. Siswa Belum Tepat Menyajikan dalam Bentuk 62
Representasi Matematis
Gambar 4.2. Siswa Kesulitan Menuliskan Penyelesaian Soal 63 Mengklasifikasikan Untung atau Rugi
Gambar 4.3. Siswa Kesulitan dalam Menggunakan, Memanfaatkan, dan 63 Memilih Prosedur atau Operasi Tertentu untuk Menentukan Keuntungan
Gambar 4.4. Diagram Nilai Rata-Rata Tes Pemahaman Konsep Siswa 80 Gambar 4.5. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa 82 Gambar 4.6. Diagram Tingkat Pemahaman Konsep Siswa 83
(11)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 91 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 100 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 108 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 115 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 123 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 128 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 133 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 138
Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS I 142
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS II 144 Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian LAS III 146 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS IV 149
Lampiran 13 Kisi- Kisi Tes Awal 151
Lampiran 14 Kisi-Kisi Tes Pemahaman I 152
Lampiran 15 Kisi-Kisi Tes Pemahaman II 153
Lampiran 16 Lembar Validasi Tes Awal 154
Lampiran 17 Lembar Validasi Tes Pemahaman I 157 Lampiran 18 Lembar Validasi Tes Pemahaman II 161
Lampiran 19 Tes Awal 163
Lampiran 20 Tes Pemahaman I 164
Lampiran 21 Tes Pemahaman II 165
Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 166 Lampiran 23 Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman I 169 Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman II 172
Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Awal 175
Lampiran 26 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman I 178 Lampiran 27 Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman I 181 Lampiran 28 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 184 Lampiran 29 Lembar Observasi Siswa Siklus I 190 Lampiran 30 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 194 Lampiran 31 Lembar Observasi Siswa Siklus II 200
Lampiran 32 Rekapitulasi Nilai Tes Awal 204
Lampiran 33 Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep I 206 Lampiran 34 Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep II 208 Lampiran 35 Perhitungan Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika 210 Siswa dari Siklus I ke Siklus II
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak terlepas dari peranan matematika. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari perkembangan teknologi modern. Seperti yang diungkapkan oleh Sudrajat (2008:2):
“Matematika merupakan ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk landasan bagi teknologi dan pengetahuan modern. Di samping itu, matematika memberikan keterampilan yang tinggi pada seseorang dalam hal daya abstraksi, analisis permasalahan, dan penalaran logika. Dengan demikian, matematika berfungsi untuk membantu mengkaji alam sekitar sehingga dapat dikembangkan menjadi teknologi untuk kesejahteraan umat manusia”.
Tanpa disadari matematika begitu penting dalam kehidupan, karena dengan belajar matematika, seseorang dapat memiliki keterampilan yang tinggi dalam hal abstraksi, analisis permasalahan, dan penalaran logika sehingga mampu menciptakan teknologi untuk kesejahteraan manusia. Akan tetapi, pada umumnya di sekolah sering dijumpai siswa-siswa yang mengalami kendala dalam belajar matematika. Kendala- kendala yang dihadapi seperti dalam hal pemahaman, ketelitian, visualisasi, dan ketepatan dalam menghitung. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lerner dalam Abdurrahman (2009:259):
“Ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, yaitu (1) adanya gangguan dalam hubungan keruangan, (2) abnormalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual-motor, (4) perseverasi, (5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan penghayatan tubuh, (7)
kesulitan dalam bahasa dan membaca, (8) performance IQ jauh lebih
rendah daripada sekor verbal IQ”.
Hambatan-hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya, hingga akhirnya menyebabkan nilai matematika anak rendah. Pernyataan itu selaras dengan yang diungkapkan oleh Ruseffendi dalam Suleman (2013:3) “Pelajaran matematika dan ilmu pasti tersebut bagi anak-anak pada
(13)
2
umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi kalau bukan yang paling dibenci”.
Kendala lain yang menyebabkan siswa kesulitan belajar matematika dikarenakan model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru sehingga pembelajaran kurang bervariasi.
Iwan (Hadi, 2005:1) mengatakan bahwa:
“Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting”.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) 2012 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-2 dari bawah di antara 65 peserta Programme for International Student Assessment (PISA) yang mengikuti penilaian Internasional di bidang matematika, membaca, dan sains (Mayar, 2013).
Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki karakteristik bersifat abstrak. Sifat matematika yang abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami berbagai kesulitan dalam mempelajari matematika, terutama dalam memahami dan menyelesaikan masalah matematik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bambang (2008) “Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik materi matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang serta rumus yang membingungkan”.
Masih banyak siswa yang belum dapat memahami konsep matematika dengan baik dan menerapkan rumus untuk memecahkan persoalan yang diberikan. Konsep merupakan dasar bagi proses berpikir tingkat tinggi. Untuk memecahkan suatu masalah harus didasari oleh pemahaman konsep yang baik.
Penekanan utama pembelajaran matematika yang baik adalah bagaimana agar siswa memahami konsep-konsep dalam matematika dengan baik. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami maksud
(14)
3
dan isinya. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memahami konsep-konsep matematika secara bulat dan utuh, sehingga jika diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal matematika siswa tidak mengalami kesulitan.
Seperti yang dikemukakan oleh Masykur dan Fathani dalam Fathani (2008:54):
”Jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika, maka matematika hanya akan menjadi hafalan saja. Padahal, menghafal merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun dalam konsep matematika yang wajib dihafal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu”.
Menurut Sudijono dalam Suleman (2013:5) menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep sehingga ia mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Sementara itu, menurut Nasution dalam Suleman (2013:6), pemahaman konsep adalah kemampuan individu untuk memahami suatu konsep tertentu. Seorang siswa telah memiliki pemahaman konsep apabila mampu menangkap makna atau arti dari suatu konsep sehingga ia dapat menerapkan konsep dalam penyelesaian masalah.
Masih banyak siswa yang masih belum bisa memahami konsep matematika dengan baik dan belum mampu menerapkan rumus dari setiap soal yang diberikan. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami maksud dan isinya. Jika konsep dasar diterima siswa secara salah, maka sangat sukar memperbaiki kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Ansari (2008:3) mengungkapkan bahwa hal yang seperti ini akan mengakibatkan dua konsekwensi, “Pertama, siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal
(15)
4
latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai darimana mereka bekerja.”
Sementara itu, menurut Wahyudin dalam Syarifah (2010:3) mengemukakan bahwa ada empat kelemahan yang dimiliki oleh siswa sebagai penyebab rendahnya hasil belajar siswa antara lain, kurang memiliki pengetahuan materi prasyarat yang baik, kurang memiliki kemampuan untuk memahami serta mengenali konsep-konsep dasar matematika, kurang memiliki ketelitiaan dalam menyimak dan mengenali persoalan matematika yang berkaitan dengan pokok bahasan tertentu, dan kurang memiliki kemampuan nalar yang logis dalam menyelesaikan persoalan matematika. Hal tersebut menyiratkan bahwa pemahaman matematik siswa masih kurang baik sehingga dapat menghambat proses belajar bermakna yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa siswa.
Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan-aturan matematika, namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Hal yang mendukung rendahnya hasil belajar matematika siswa ditemukan peneliti saat melaksanakan observasi awal terhadap siswa kelas VII pada tanggal 11 Desember 2014 di SMP Negeri 1 Binjai. Hasil observasi menunjukkan pada saat proses belajar mengajar, keterlibatan siswa masih sangat kurang dan guru masih mendominasi kelas. Kemudian diperkuat dari hasil wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 1 Binjai yang mengatakan bahwa:
“Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika terutama materi pada aritmatika sosial masih banyak yang rendah. Hasil nilai rata-rata kelas sebesar 45,5 sehingga kemampuan pemahaman konsep siswa dalam tingkat sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang mampu memahami maksud soal dan selama ini siswa menghafal konsep bukan memahaminya, akibatnya siswa kesulitan dalam menerapkan konsep tersebut untuk menyelesaikan soal yang diberikan”.
Sejalan dengan keterangan guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 1 Binjai, berdasarkan diagnosis awal yang dilakukan kepada siswa kelas VII SMP
(16)
5
Negeri 1 Binjai T.A 2014/2015 bahwa masih banyak siswa yang kesulitan menyelesaikan soal aritmatika sosial.
Gambar 1.1. Siswa sulit membedakan untung atau rugi dalam suatu masalah
perdagangan.
Berdasarkan gambar lembar jawaban siswa pada gambar 1.1, terlihat bahwa siswa kesulitan membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya yaitu konsep untung atau rugi dalam suatu masalah perdagangan yang diberikan.
Pada kasus lain, siswa keliru dalam menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau operasi tertentu untuk menentukan harga setelah diberi
diskondan dikenai pajak seperti terlihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2. Kekeliruan siswa dalam menentukan harga setelah diberi diskon dan dikenai pajak.
(17)
6
Jika hal ini terus terjadi, maka akan sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran aritmatika sosial terlebih lagi tujuan pembelajaran matematika. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman matematika siswa di sekolah karena dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Depdiknas mengemukakan, “Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah”.
Dalam kerangka pembelajaran matematika, siswa harus dilibatkan secara aktif dalam belajar baik secara mental, fisik, maupun sosial, sehingga memberikan pengalaman bagi siswa, dapat mempelajari matematika lebih mudah, lebih cepat, lebih bermakna, efektif, dan menyenangkan.
Salah satu cara untuk mewujudkan pembelajaran matematika yang efektif adalah dengan menggunakan pembelajaran inkuiri seperti yang dinyatakan Sanjaya (2011:196) berikut:
“Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya menerima penjelasan dari guru secara verbal, tetapi mereka berperan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri”.
Menyelesaikan permasalahan matematika yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok dengan cara mencari dan menemukan jawaban sendiri mampu mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir. Hamalik (2010:219) memberikan langkah-langkah untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri antara lain sebagai berikut:
“1) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami; 2) merumuskan masalah-masalah; 3) merumuskan hipotesis-hipotesis; 4) merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen; 5) melaksanakan eksperimen; 6) mensitesiskan pengetahuan; dan 7) memiliki sikap ilmiah”.
(18)
7
Model pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka karena model yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Selain itu, model inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna dan efektif sehingga dapat mewujudkan tujuan pembelajaran matematika yaitu siswa mampu menghadapi perubahan yang terjadi dalam kehidupan dan dunia serta mampu menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila tujuan pembelajaran matematika tersebut sudah dapat dicapai, maka tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan akan semakin mudah untuk dicapai.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.
2. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan hasil
belajar siswa di bidang matematika.
3. Selama ini siswa menghafal konsep bukan memahami konsep.
4. Siswa kesulitan menerapkan konsep untuk menyelesaikan soal.
(19)
8
1.3.Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti membatasi masalah pada “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi
aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri?
2. Bagaimana peningkatan ketuntasan belajar siswa pada materi aritmatika sosial
di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri?
1.5.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada
materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri.
2. Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan belajar siswa pada materi
aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri.
1.6. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu : 1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memilih salah satu
alternatif metode dan model pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien dalam melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
(20)
9
2. Bagi siswa, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam memecahkan masalah matematika.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.
4. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. 1.7. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap beberapa variabel yang digunakan berikut ini akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut.
a. Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis, sistematis, logis, dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pada penelitian ini, model pembelajaran inkuiri dilakukan dengan tahapan: 1) orientasi, 2) merumuskan masalah, 3) merumuskan hipotesis tindakan, 4) mengumpulkan data, 5) menguji hipotesis tindakan, dan 6) merumuskan kesimpulan.
b. Pemahaman konsep matematika adalah sebagai taraf kemampuan aktual yang
bersifat terukur berupa penguasaan ilmu pengetahuan yang meliputi kemampuan untuk menyatakan ulang suatu konsep secara verbal dan non verbal, memberikan contoh dan bukan contoh, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), menyajikan suatu konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
(21)
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Ansari, Bansu, (2008), Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Banda Aceh.
As’ari, Abdur Rahman, dkk, (2014), Matematika Kelas VII Edisi Revisi (Buku
Guru), Jakarta, Depdiknas.
Bambang, R., (2008) (http://rbaryans.wordpress.com/2008) (diakses 15 Februari 2015).
Fathani, dan Abdul Halim, (2008), Pembelajaran Realistik, Atasi Fobia
Matematika, (http://koranpendidikan.com/artikel/595/pembelajaran-realistik-atasi-fobia-matematika.html) (diakses 16 Februari 2015).
Hadi, Sutarto, (2005), PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu.
(http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/Matematika%20Realistik.html) (diakses 16 Februari 2015).
Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hasratuddin, (2008), Mathematics Intruction:An Interactive Appoach
(Pengajaran Matematika dengan pendekatan Interaktif), Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol I Nomor 1, Juni 2008, Program Studi Pendidikan Matematika PPs Unimed, Medan.
Mayar, (2013), Hasil PISA 2012 dan Kurikulum 2013
(https://erjhe.wordpress.com/2013/12/12/hasil-pisa-2012-dankurikulum2013/) (diakses 9 Januari 2015).
(22)
89
Mendiknas RI, (2011), Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. ( https://asefts63.files.wor. dpress. com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-2006-standar-isi.pdf) (diakses 24 Januari 2015).
Mursell, J. dan Nasution, S., (2006), Mengajar dengan Sukses, Bumi Aksara,
Jakarta.
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Jakarta.
Pratiwi, Hanni, (2013), Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op
dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP, Unnes Journal of Mathematics Education Research UJMER, Vol II Nomor 1, ISSN 2252-6455, Universitas Negeri Semarang, Semarang. (diakses 24 Januari 2015).
Qoriyanti, (2013), Improvement the Conceptual Understanding Ability of Student
through Problem Based Learning (PBL) Model on Topic Polyhedral (Cube and Rectangular Prism) in Mts. Al-Washliyah Tembung, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, Wina, (2013), Penelitian Tindakan Kelas, Kencana, Jakarta.
Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sitanggang, Kholidah, (2013), Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Matematika Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang di Kelas VIII SMP N 35 Medan T.A 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
(23)
90
Sudrajat, (2008), Peranan Matematika Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/ peranan _matematika_dlm_perkembangan_iptek.pdf) (diakses 14 Desember 2014).
Suleman, Abdul Rizal, dkk., (2013), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep
Penjumlahan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Skripsi Kualitatif, FIP, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. (http://kim.ung.ac.id/index. php/KIMFIP/article/download/4198/4174) (diakses 24 Desember 2014).
Syarifah, H., 2010, Peningkatan Pemahaman Konsep Simetri melalui Model
Pembelajaran Kreatif Permainan Matematika.
(http://digilib.uinsby.ac.id/8737/5/bab%202.pdf) (diakses 24 Desember 2014).
Tim Dosen FIP Unimed, (2014), Psikologi Pendidikan, PPs Unimed , Medan.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Kencana
(24)
ii
RIWAYAT HIDUP
Nita Wulansari dilahirkan di Binjai, pada tanggal 30 Oktober 1993. Ayah bernama H. Khosim dan Ibu bernama Sulastri, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, masuk sekolah SDN 020260 Binjai Utara dan lulus pada tahun 2005. Tahun 2005 melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Binjai dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
(1)
8
1.3.Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti membatasi masalah pada “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri?
2. Bagaimana peningkatan ketuntasan belajar siswa pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri?
1.5.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri.
2. Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan belajar siswa pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri.
1.6. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu : 1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memilih salah satu
alternatif metode dan model pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien dalam melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
(2)
2. Bagi siswa, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dalam memecahkan masalah matematika.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.
4. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. 1.7. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap beberapa variabel yang digunakan berikut ini akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut.
a. Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis, sistematis, logis, dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pada penelitian ini, model pembelajaran inkuiri dilakukan dengan tahapan: 1) orientasi, 2) merumuskan masalah, 3) merumuskan hipotesis tindakan, 4) mengumpulkan data, 5) menguji hipotesis tindakan, dan 6) merumuskan kesimpulan.
b. Pemahaman konsep matematika adalah sebagai taraf kemampuan aktual yang bersifat terukur berupa penguasaan ilmu pengetahuan yang meliputi kemampuan untuk menyatakan ulang suatu konsep secara verbal dan non verbal, memberikan contoh dan bukan contoh, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), menyajikan suatu konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
(3)
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Ansari, Bansu, (2008), Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Banda Aceh. As’ari, Abdur Rahman, dkk, (2014), Matematika Kelas VII Edisi Revisi (Buku
Guru), Jakarta, Depdiknas.
Bambang, R., (2008) (http://rbaryans.wordpress.com/2008) (diakses 15 Februari 2015).
Fathani, dan Abdul Halim, (2008), Pembelajaran Realistik, Atasi Fobia Matematika, (http://koranpendidikan.com/artikel/595/pembelajaran-realistik-atasi-fobia-matematika.html) (diakses 16 Februari 2015).
Hadi, Sutarto, (2005), PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu. (http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/Matematika%20Realistik.html) (diakses 16 Februari 2015).
Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hasratuddin, (2008), Mathematics Intruction:An Interactive Appoach
(Pengajaran Matematika dengan pendekatan Interaktif), Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol I Nomor 1, Juni 2008, Program Studi Pendidikan Matematika PPs Unimed, Medan.
Mayar, (2013), Hasil PISA 2012 dan Kurikulum 2013
(https://erjhe.wordpress.com/2013/12/12/hasil-pisa-2012-dankurikulum2013/) (diakses 9 Januari 2015).
(4)
Mendiknas RI, (2011), Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. ( https://asefts63.files.wor. dpress. com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-2006-standar-isi.pdf) (diakses 24 Januari 2015).
Mursell, J. dan Nasution, S., (2006), Mengajar dengan Sukses, Bumi Aksara, Jakarta.
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Jakarta. Pratiwi, Hanni, (2013), Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op
dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Siswa SMP, Unnes Journal of Mathematics Education
Research UJMER, Vol II Nomor 1, ISSN 2252-6455, Universitas Negeri Semarang, Semarang. (diakses 24 Januari 2015).
Qoriyanti, (2013), Improvement the Conceptual Understanding Ability of Student through Problem Based Learning (PBL) Model on Topic Polyhedral (Cube and Rectangular Prism) in Mts. Al-Washliyah Tembung, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Sanjaya, Wina, (2013), Penelitian Tindakan Kelas, Kencana, Jakarta.
Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sitanggang, Kholidah, (2013), Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang di Kelas VIII SMP N 35 Medan T.A 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
(5)
90
Sudrajat, (2008), Peranan Matematika Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/ peranan _matematika_dlm_perkembangan_iptek.pdf) (diakses 14 Desember 2014).
Suleman, Abdul Rizal, dkk., (2013), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Skripsi Kualitatif, FIP, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. (http://kim.ung.ac.id/index. php/KIMFIP/article/download/4198/4174) (diakses 24 Desember 2014). Syarifah, H., 2010, Peningkatan Pemahaman Konsep Simetri melalui Model
Pembelajaran Kreatif Permainan Matematika.
(http://digilib.uinsby.ac.id/8737/5/bab%202.pdf) (diakses 24 Desember 2014).
Tim Dosen FIP Unimed, (2014), Psikologi Pendidikan, PPs Unimed , Medan. Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Kencana
(6)
ii
dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, masuk sekolah SDN 020260 Binjai Utara dan lulus pada tahun 2005. Tahun 2005 melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Binjai dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.