Efektifitas Program Direct dan Indirect Marketing Terhadap Kuantitas Pelaksanaan Kegiatan Meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel Denpasar Bali.
i
EFEKTIFITAS PROGRAM DIRECT DAN INDIRECT
MARKETING TERHADAP KUANTITAS
PELAKSANAAN KEGIATAN MEETING DI SANUR
PARADISE PLAZA HOTEL DENPASAR BALI
HELENA APRILIVI TENGKO 1112041008
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
(2)
ii
EFEKTIFITAS PROGRAM DIRECT DAN INDIRECT
MARKETING TERHADAP KUANTITAS
PELAKSANAAN KEGIATAN MEETING DI SANUR
PARADISE PLAZA HOTEL DENPASAR BALI
Laporan Akhir Program ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan bidang Pariwisata
(SST.Par)
HELENA APRILIVI TENGKO 1112041008
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
(3)
iii
ABSTRAK
Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana Laporan Akhir Program A. Nama : Helena Aprilivi Tengko
B. Judul : Efektifitas Program Direct dan Indirect Marketing Terhadap Kuantitas Pelaksanaan Kegiatan Meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel Denpasar Bali
C. Jumlah Halaman : xvi + 139 Halaman. (Ilustrasi tabel dan lampiran). D. Isi Ringkasan :
Penelitian ini membahas mengenai efektifitas program direct dan indirect marketing terhadap kuantitas pelaksanaan kegiatan meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel Denpasar Bali yang di latar belakangi oleh permasalahan mengenai strategi bauran pemasaran khususnya pada saluran distribusi (direct dan indirect) untuk memasarkan produk MICE terutama meeting melalui media maupun perantara berupa telemarketing, direct mail, sales call serta agent. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui program direct dan indirect marketing yang dilaksanakan oleh Sales and Marketing Department di Sanur Paradise Plaza Hotel dan untuk mengetahui efektifitas program direct dan indirect marketing terhadap kuantitas pelaksanaan kegiatan meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil wawancara dan data yang bersifat deskriptif sedangkan untuk mengukur kuantitas pelaksanaan kegiatan meeting menggunakan analisis kriteria penilaian efektifitas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa program direct marketing di Sanur Paradise Plaza Hotel meliputi aktivitas telemarketing, direct mail serta direct selling (sales call) dan program indirect marketing di Sanur Paradise Plaza Hotel meliputi aktivitas melalui website yang dikelola agent. Efektifitas program direct marketing terhadap kuantitas pelaksanaan kegiatan meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel penilaian yang diperoleh pada tahun 2013 hingga 2014 adalah sangat efektif, sedangkan efektifitas program indirectmarketing pada tahun 2013 hingga 2014 memperoleh penilaian kurang efektif.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pihak Sales and Marketing Sanur Paradise Plaza Hotel melakukan komunikasi dua arah untuk meningkatkan performa dari program indirect marketing yang mendapatkan penilaian kurang efektif, selanjutnya melakukan pengecekan terhadap agent secara rutin untuk memastikan program indirect marketing berjalan dengan baik sesuai yang telah ditetapkan
E. Kata Kunci :Efektifitas, Program Direct & Indirect Marketing, Pelaksanaan meeting dan media promosi
(4)
iv
ABSTRACT
Diploma IV Tourism Program Tourism Faculty Udayana University
Final Report A. Name : Helena Aprilivi Tengko
B. Title : Effectiveness of Direct and Indirect Marketing Program on the Quantity of Implementation Meeting Activities at Sanur Paradise Plaza Hotel Denpasar Bali
C. Number of Pages : xvi + 139. pages (table, attachment and picture). D. Summary :
This research discusses about the Effectiveness of Direct and Indirect Marketing Program on the Quantity of Implementation Meeting Activities at Sanur Paradise Plaza Hotel Denpasar Bali which is motivated by common problem that faced by Sales and Marketing Departement about regarding the marketing mix, especially in the distribution channels (direct and indirect) to market the product MICE especially meeting through the media and intermediaries such as telemarketing, direct mail, sales calls, and agent. The purpose of this study was conducted to determine the direct and indirect marketing program implemented by the Sales and Marketing Department at Sanur Paradise Plaza Hotel and to know the Effectiveness of Direct and Indirect Marketing Program on the Quantity of Implementation Meeting Activities at Sanur Paradise Plaza Hotel. The type of data used are primary data and secondary data. Techniques of collecting data are interviews, observation, documentation study and literature study. Descriptive qualitative method is used to analyze the results of interviews and descriptive of data, while to measure the quantity of the implementation meeting activities using effectiveness of the assessment criteria analysis.
The results showed that direct marketing program at Sanur Paradise Plaza Hotel include activities by telemarketing, direct mail and direct selling (sales call) and indirect marketing program at Sanur Paradise Plaza Hotel include activities through a website managed by agent. Effectiveness of Direct and Indirect Marketing Program on the Quantity of Implementation Meeting Activities at Sanur Paradise Plaza Hotel percentage obtained in 2013 until 2014 was 145.19 percent and 148.64 percent which means effectively while indirect marketing program effectiveness percentage obtained in the year 2013 to 2014 68 percent and 76 percent which means less effective.
Based on the research suggested to Sales and Marketing Sanur Paradise Plaza Hotel to do communication to improve the performance of indirect marketing programs are getting less effective assessment, Needed routine checking to make sure indirect marketing program has been apllied following by the rules.
E. Keywords : Effectiveness , Direct and Indirect Marketing Program Meeting activities and Promotion Media
(5)
v
EFEKTIFITAS PROGRAM DIRECT DAN INDIRECT
MARKETING TERHADAP KUANTITAS
PELAKSANAAN KEGIATAN MEETING DI SANUR
PARADISE PLAZA HOTEL DENPASAR BALI
Nama : Helena Aprilivi Tengko NIM : 1112041008
Laporan akhir program ini telah diujikan dan dinyatakan LULUS dengan predikat
SANGAT MEMUASKAN pada tanggal 15 Januari 2016 di Program Studi Diploma IV Pariwisata Kelas ParalelFakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
(Ni Ketut Arismayanti, SST.Par.,M.Par.) (Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par.,M.Par.) NIP. 19810262003122002 NIP. 197609052006042001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Universitas Udayana Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
(Drs. I Made Sendra, M.Si.) (Ni Made Ariani, SE., M.Par.) NIP. 196508222000031001 NIP. 197801282006042027
(6)
vi
EFEKTIFITAS PROGRAM DIRECT DAN INDIRECT
MARKETING TERHADAP KUANTITAS
PELAKSANAAN KEGIATAN MEETING DI SANUR
PARADISE PLAZA HOTEL DENPASAR BALI
Laporan akhir ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Kelas Paralel Universitas Udayana pada tanggal 15 Januari 2016 dan dinyatakan LULUS dengan predikat SANGAT
MEMUASKAN
TIM PENGUJI
Ketua : Ni Ketut Arismayanti, SST.Par.,M.Par. ( ) Sekretaris : Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par.,M.Par. ( ) Anggota : 1. Agus Muriawan Putra, SST. Par., M.Par. ( )
2. Dra. AA. Putri Sri., M.Si. ( )
3. I Gusti Ngurah Widyatmaja, SST. Par., M.Par. ( )
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana
( Ni Made Ariani,SE., M. Par) NIP. 19780128 200604 2 027
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan laporan akhir ini dengan judul “Efektifitas Program Direct dan Indirect Marketing Terhadap Kuantitas Pelaksanaan Kegiatan Meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel Denpasar Bali” , tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah sebagai persyaratan dalam menyelsaikan Program Studi D4 Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah mendukung menyelsaikan laporan akhir ini, diantaranya adalah :
1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
2. Ibu Ni Made Ariani, SE., M.Par, selaku Kepala Program Studi Diploma IV Fakultas Pariwisata Univeritas Udayana
3. Ibu Ni Ketut Arismayanti, SST.Par., M.Par, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, dan saran sehingga terselesaikannya laporan akhir ini.
4. Ibu Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par., M.Par, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran sehingga terselesaikannya laporan akhir ini.
5. Bapak Agus Muriawan Putra, SST.Par., M.Par, selaku Pembimbing Akademik.
(8)
viii
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh Staff Pegawai Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan dan dalam penyelesaian administrasi selama dalam penyusunan laporan akhir ini.
7. Bapak Ketut Astawa, selaku Human Resources Manager Sanur Paradise Plaza Hotel yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Lestari Holmes, selaku Director of Sales and Marketing Sanur Paradise Plaza Hotel yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Jacob Omega Teks, selaku Assistant Director of Sales and Marketing Sanur Paradise Plaza Hotel yang telah memberikan informasi selama penelitian.
10. Bapak Komang Aryata, selaku MICE Manager Sanur Paradise Plaza Hotel yang dengan sepenuh hati meluangkan waktunya memberikan informasi selama penelitian berlangsung.
11. Seluruh Karyawan /Karyawati Sales and Marketing Departement Sanur Paradise Plaza Hotel yang telah membantu dalam memberikan informasi selama penelitian.
12. Keluarga yang telah turut serta memberikan banyak dukungan materil dan semangat yang luar biasa dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
13. Seluruh rekan-rekan penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
(9)
ix
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa masih memiliki keterbatasan dalam menganalisis suatu masalah, sehingga laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya laporan ini. Harapan penulis, dengan terselesaikannya laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Denpasar, Januari 2016
(10)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL PRASYARAT ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... v
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM . xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penulisan ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.5 Sistematika Penyajian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya ... 12
2.2 Deskripsi Konsep dan Teori ... 16
2.2.1 Tinjauan Tentang Pemasaran ... 16
2.2.2 Tinjauan Tentang Bauran Pemasaran ... 17
2.2.3 Tinjauan Tentang Direct Marketing ... 24
2.2.4 Tinjauan Tentang Indirect Marketing ... 29
2.2.5 Tinjauan Tentang MICE ... 30
2.2.6 Tinjauan Tentang Hotel ... 40
(11)
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
3.1 Lokasi Penelitian... 44
3.2 Definisi Operasional Variabel ... 45
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.5 Teknik Penentuan Informan ... 49
3.6 Teknik Pengambilan Sampel ... 50
3.7 Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV PEMBAHASAN ... 54
4.1 Gambaran Umum Hotel Sanur Paradise Plaza Hotel ... 54
4.2 Struktur Organisasi Sanur Paradise Plaza Hotel ... 71
4.3 Struktur Organisasi Sales and Marketing Departement Sanur Paradise Plaza Hotel ... 76
4.4 Program direct dan Indirect Marketing di Sanur Paradise Plaza Hotel………... 86
4.5 Efektifitas Program direct dan Indirect Marketing di Sanur Paradise Plaza Hotel ... 97
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... ....109
5.1 Simpulan... 109
5.2 Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 111
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Daftar function room Sanur Paradise Plaza Hotel tahun 2015 ... 3
Tabel 1.2 Meeting packages Sanur Paradise Plaza Hotel Tahun 2015 ... 5
Tabel 1.3 Data jumlah eventMeeting, Incentive, Convesion, Exhibition di Sanur Paradise Plaza Hotel Tahun 2012 s/d 2014 ... 6
Tabel 2.1 Tabel persamaan dan perbedaan ... 13
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel... 46
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Efektifitas ... 52
Tabel 4.1 Daftar function room Sanur Paradise Plaza Hotel tahun 2015 .... 61
Tabel 4.2 Database telemarketing di Sanur Paradise Plaza Hotel ... 84
Tabel 4.3 Database direct mail di Sanur Paradise Plaza Hotel ... 87
Tabel 4.4 Database sales call di Sanur Paradise Plaza Hotel ... 89
Tabel 4.5 Database agent di Sanur Paradise Plaza Hotel... 91
Tabel 4.6 Efektifitas program directmarketing terhadap kuantitas pelaksanaan kegiatan di Sanur Paradise Plaza Hotel... 94
Tabel 4.7 Target penjualan dari jumlah kegiatan meeting melalui direct marketing ... 95
Tabel 4.8 Efektifitas program indirectmarketing terhadap kuantitas pelaksanaan kegiatan di Sanur Paradise Plaza Hotel ... 100
Tabel 4.9 Target penjualan dari jumlah kegiatan meeting melalui indirect marketing ... 101
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Struktur organisasi Sanur Paradise Plaza Hotel ... 71 Gambar 4.2 Struktur organisasi Sales and Marketing Departement Sanur
(14)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... 113
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Untuk Responden ... 115
Lampiran 3 Empat Belas Days Banquet Forecast Report ... 118
Lampiran 4 Database Sales Call ... 121
Lampiran 5 Actual and Forecast Budget ... 126
(15)
xv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam naskah laporan akhir program ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah laporan akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan atau plagiat, saya bersedia laporan akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Diploma IV) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan Pasal 70).
Denpasar, 05 Januari 2015 Yang membuat pernyataan
Nama : Helena Aprilivi Tengko NIM : 1112041008
(16)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terjadi terus menerus yang mengarah pada suatu kemajuan dan perbaikan menuju sasaran yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan kemajuan pembangunan dibidang ekonomi, pemerintah telah berusaha mengambil suatu kebijakan dalam berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pariwisata.
Sektor pariwisata pada saat ini masih menjadi primadona dibandingkan dengan sektor industri lainnya dimasing-masing negara. Hal ini terbukti dari kemampuan sektor pariwisata yang memiliki daya tahan terhadap krisis dan tetap stabil. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) optimis menargetkan jumlah wisatawan internasional (Inbound Tourism) akan mencapai 1,6 milyar orang dengan perolehan pendapatan dunia mencapai USD 2 triliun pada tahun 2020 mendatang
(www.unwto.org, 2011). Saat ini, tren pariwisata dunia sedang tertuju pada industry
Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition (MICE). MICE merupakan bisnis yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagiindustri perhotelan.
Industri MICE adalah salah satu bagian dari usaha pariwisata yang telah mengalami perkembangan yang pesat. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dalam bab IV pasal 14 menjelaskan bahwa penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan
(17)
2
pameran merupakan salah satu usaha pariwisata. Industri MICE sangat berperan penting dalam pariwisata dunia, karena dampak yang ditimbulkan dari penyelenggaraan sebuah Event MICE memiliki multipliers effect (efek berganda) bagi bidang kehidupan lainnya sekaligus merupakan sumber pendapatan yang sangat menjanjikan bagi departmen pendukung seperti keuntungan yang diterima dari penjualan Food and Beverage.
Seluruh perkembangan MICE telah menjamah sektor perhotelan, oleh sebab itu hampir seluruh hotel berbintang yang ada di Bali memiliki fasilitas standar meeting. Jasa MICE yang merupakan alasan utama hotel Sanur Paradise Plaza Hotel tetap bertahan walaupun banyaknya hotel-hotel baru yang menjamur. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan hotel-hotel berjenis “resort” yang pangsa pasar utamanya
adalah “leisure tourist” dengan pantai sebagai daya tarik utamanya. Sanur Paradise
Plaza Hotel & Suite tidak hanya mengandalkan pasar MICE, “family leisure” pun menjadi salah alternatif lain jika permintaan MICE sedang sepi, buktinya dapat dilihat dengan adanya bangunan hotel yang terpisah dari hotel berupa bangunan berbentuk apartemen yang jadikan sebagai pilihan lain dari wisatawan berkeluarga yang tidak ingin diganggu dengan keramaian dan penatnya aktivitas kegiatan MICE.
Lokasi yang strategis dan minimnya kemacetan menjadi salah satu alasan para tamu untuk menyelenggarakan kegiatan event di Sanur Paradise Plaza Hotel. Hal inilah yang merupakan kelebihan dari Sanur Paradise Plaza Hotel yang belum banyak dimiliki hotel lain. Sanur Paradise Plaza Hotel merupakan salah satu hotel yang 70 persen penjualannya berpacu pada penyelenggaraan MICE. Event MICE
(18)
3
yang diselenggarakan diantaranya seperti meeting, pameran, workshop, presentation, wedding, table manner, birthday party dan event lainnya. Menurut Food and Beverage Manager Sanur Paradise Plaza Hotel total pendapatan Food and Beverage Departement sebesar 70 persen berasal dari event MICE yang terselenggara.
Event MICE di Sanur Paradise Plaza Hotel biasanya diselenggarakan dalam meeting room, ballroom ataupun pool dan terrace sesuai dengan kesepakatan bersama pihak penyelenggara. Daftar function room yang terdapat di Sanur Paradise Plaza Hotel dapat dilihat dalam Tabel 1.1 :
(19)
4
Tabel 1.1
Daftar Function Room Sanur Paradise Plaza Hotel Tahun 2015
Room Meter Square Cocktail BQT Board
Room U-Shape Hollow Square Class Room Theatre Style Ceiling (height)
Ballroom 30 x 20 660 110 520 NA 132 141 450 900 7.5
Negara Room
22.5 x 14
315 250 200 66 66 75 120 300 6.0
Pre-Function
11 x 24 264 300 220 NA NA NA NA NA 7.5
Stage 14 x 8.75
120 NA NA NA NA NA NA NA 5.0
Tabanan 7.5 x 16 120 80 60 40 30 40 50 100 3.3
Amlapura 7.5 x 16 120 80 60 40 30 40 50 100 3.3
Bangli 7.5 x 16 120 80 60 40 30 40 50 100 3.3
Singaraja 10.1 x 9.8
98 110 80 28 33 41 48 115 2.8
Mangupura 12.1 x 9.8
118 130 100 34 40 49 60 150 2.8
Gianyar 7.3 x 6.6 48 30 30 15 12 15 18 40 2.8
Semarapura I
6.6 x 3.6 24 15 10 10 NA NA NA 12 2.8
Semarapura II
6.6 x 3.6 24 15 10 10 NA NA NA 12 2.8
Badung 7 x 11.2 78 NA NA 20 NA NA NA NA 2.8
Denpasar 25 x 9.8 245 300 270 75 66 75 180 300 2.8
Legian 15 x 10 150 120 100 30 30 30 30 120 3.2
Kintamani
15 x 10
150 120 100 30 30 30 20 120 3.2
Bedugul 7.2 x 7.5 54 30 30 20 20 20 29 35 3.2
(20)
5
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah dan ukuran meeting room di Sanur Paradise Plaza Hotel sudah sangat mencukupi dan cukup variatif untuk disesuaikan dengan kebutuhan meeting tamu bisnisnya. Ballroom merupakan satu satunya ruangan yang terbesar dan khusus disediakan untuk menyelenggarakan event yang berskala besar. Sedangkan pada ruangan dengan keterangan NA (Not Available) merupakan ketidaktersediaan pengaturan ruangan untuk masing – masing gaya ruangan. Selain penyediaan ruangan meeting Sanur Paradise Plaza Hotel sebagai hotel bisnis juga memiliki beberapa kamar khusus bagi tamu dengan fasilitas penunjangnya.
Promosi memegang peran yang sangat penting dalam suatu bisnis, dengan adanya promosi yang dilakukan secara berkesinambungan dan terencana diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Program promosi yang dilaksanakan Sanur Paradise Plaza Hotel diantaranya adalah periklanan, pemberian potongan harga (diskon), public relation serta program direct dan indirect marketing.
Program promosi yang dapat difokuskan yakni berupa saluran distribusi yang dilakukan secara langsung (direct marketing) maupun tidak langsung (indirect marketing). Kegiatan direct dan indirect marketing yang dilaksanakan Sales and Marketing Departement di Sanur Paradise Plaza Hotel ditujukan pada tamu potensial yang memiliki peranan penting dalam penggunaan produk meeting.
Sanur Paradise Plaza Hotel juga menyediakan beberapa paket meeting yang ditawarkan untuk instansi – instansi yang menyelenggarakan kegiatan meeting terdiri
(21)
6
dari organisasi, perusahaan, serta lembaga kepemerintahan. Beberapa paket meeting yang ditawarkan dapat dilihat pada Tabel 1.2 :
Tabel 1.2
Meeting Package Sanur Paradise Plaza Hotel Tahun 2015
Meeting Packages Harga Keterangan
Residensial Fullboard Rp. 970.000 2X coffe break, 1X lunch, 1X dinner dan Pool view room Fullboard Meeting Rp. 485.000 2X coffe break, 1X lunch, 1X
dinner
Fullday Meeting Rp. 325.000 2X coffe break, 1X lunch/dinner Halfday Meeting Rp. 295.000 1X coffe break, 1X lunch/dinner
Coffe Break Rp. 125.000 1X coffe break
Sumber : Sales and Marketing Departement Sanur Paradise Plaza Hotel, 2015.
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat harga meeting package Sanur Paradise Plaza Hotel cukup bervariasi dengan fasilitas yang diberikan berupa white board , flip chart, board marker, sound system, writing pen , ballpoint, dan air mineral. Harga yang diberikan sudah termasuk 21 persen pembayaran pajakdan servicecharge. Jenis event yang diselenggarakan di Sanur Paradise Plaza Hotel sangat variatif. Adapun jenis event serta jumlah event selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.3
(22)
7
Tabel 1.3
Data Jumlah Event MICE Sanur Paradise Plaza Hotel Tahun 2012 s/d 2014
Jenis Event 2012 2013 2014
Meeting 559 579 628
Workshop 39 49 43
Kebaktian Gereja 21 27 29
Presentation 23 29 31
Gathering 42 52 59
Seminar 23 29 33
Graduation 7 11 15
Wedding 13 17 27
Table Manner 7 5 9
Birthday Party 8 13 16
Total Event 742 811 890
Sumber : Sales and Marketing Departement Sanur Paradise Plaza Hotel, 2015.
Berdasarkan Tabel 1.3 dari total keseluruhan data jumlah event MICE mengalami peningkatan setiap tahunnya. Total keseluruhan event MICE, kegiatan meeting adalah event yang paling sering diselenggarakan selama 3 tahun terakhir. Dengan meningkatnya jumlah kegiatan MICE di Sanur Paradise Plaza Hotel setiap tahunnya dapat berpengaruh secara langsung terhadap tingkat pendapatan hotel serta dapat menciptakan image hotel yang baik. Akan tetapi persaingan antara hotel tidak bisa dihindari. Hal ini terlihat dari kemunculan hotel – hotel baru yang menawarkan berbagai fasilitas dengan harga yang lebih murah. Untuk mengantisipasinya Sanur Paradise Plaza Hotel melaksanakan program promosi sebagai salah satu cara yang efektif untuk menjangkau pelanggan dengan tepat sasaran serta dapat membantu mempertahankan eksistensinya .
Program – program direct dan indirect marketing dilaksanakan untuk dapat menstimulasi tamu bisnis agar melaksanakan kegiataan meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel, sehingga tingkat penjualan meeting room dapat terus meningkat.
(23)
8
Menurut Stone dan Jacobs (2008 :173) bahwa program direct marketing dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas penjualan dan juga digunakan untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan.
Program direct dan indirect marketing adalah program yang menjadi dasar penjualan untuk mengupayakan peningkatan kuantitas pelaksanaan kegiatan meeting dan mempertahankan hubungan antara tamu pasca penyelenggaraan meeting.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah program direct dan indirect marketing yang dilaksanakan di Sanur Paradise Plaza Hotel ?
2. Bagaimanakah efektifitas program direct dan indirect marketing terhadap kuantitas pelaksanaan kegiatan meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel ?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang diperoleh dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui program direct dan indirect marketing yang dilaksanakan di Sanur Paradise Plaza Hotel.
2. Untuk mengetahui efektifitas program direct dan indirect marketing terhadap kuantitas pelaksanaan kegiatan meeting di Sanur Paradise Plaza Hotel.
(24)
9
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pihak pihak yang terkait sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Akademis
Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian mengenai ilmu manajemen pemasaran pariwisata, khususnya yang berkaitan dengan strategi promosi yaitu program direct dan indirect marketing serta dapat mengembangkan wawasan, sehingga dapat mengaplikasikan secara nyata terutama pada industri pariwisata.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran hotel bisa untuk pimpinan maupun manajemen hotel Sanur Paradise Plaza Hotel untuk terus berkontribusi dalam pelaksanaan program direct dan indirect marketing agar pelaksanaan kegiatan meeting terus mengalami peningkatan .
1.5 Sistematika Penyajian
Tata urutan ini disusun untuk memudahkan dalam penulisan laporan. Sistematika terdiri dari lima bab, antar bab satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan, sehingga akan memudahkan dalam memahami isi laporan. Adapun sistematika dalam penulisan laporan ini sebagai berikut.
(25)
10
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penyajian
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab tinjauan pustaka diuraikan dasar – dasar teori dengan melakukan tinjauan pustaka yang mendukung penelitian yang terdiri atas telaah hasil penelitian sebelumnya, tinjauan tentang efektifitas, tinjauan tentang direct marketing, tinjauan tentang indirect marketing, tinjauan tentang MICE, tinjauan tentang meeting, tinjauan tentang Hotel.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab metode penelitian diuraikan tentang lokasi penelitian, definisi operasional variable, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan, dan teknik analisis data yang mana kesemuanya berfungsi untuk membatasi permasalahan yang diambil dan mempermudah dalam penyampaian hasil informasi.
BAB IV : HASIL PEMBAHASAN
Dalam bab hasil dan pembahasan diuraikan hasil dari penelitian serta pembahasannya yang meliputi sejarah berdirinya hotel, fasilitas
(26)
11
hotel, struktur organisasi. Pada bab ini juga akan diuraikan hasil dari penelitian yang merupakan jawaban dari permasalahan.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab simpulan dan saran diuraikan tentang simpulan yang diperoleh atas pembahasan dari variabel yang diteliti terhadap objek dan saran terhadap pihak hotel
(27)
12 BAB II
TI NJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah telaah terhadap hasil – hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Hasil – hasil penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat yang selanjutnya penjelasan – penjelasan tersebut akan dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendria (2013) yang berjudul “Pengaruh Program Direct Marketing Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package Grand Hotel Lembang”. Penelitian ini mengenai program pemasaran secara langsung
yang digunakan oleh Hotel Grand Lembang. Pembahasan dalam laporan akhir ini menjadi acuan serta bahan tinjauan dalam penelitian ini. Hasil penelitian tersebut diperoleh :
Program direct marketing dinilai sudah sangat baik bagi tamu bisnis Grand Hotel Lembang. Direct marketing yang dilaksanakan oleh Grand Hotel Lembang terdiri dari direct mail, telemarketing, dan face to face selling. Nilai tertinggi dari direct marketing adalah telemarketing yang merupakan komunikasi verbal dengan media telepon sebagai alat pemasaran.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Saputra (2011) yang berjudul “Analisis
pengaruh Bauran pemasaran terhadap keputusan wisatawan Asing berlibur di Objek
Wisata Gunung Bromo Jawa Timur”. Penelitian ini mengenai analisis terhadap
(28)
13
Teknik sampel yang dipergunakan adalah accidental sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi tidak diketahui dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang. Teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian telah menunjukan bahwa secara simultan dan persial variabel bauran pemasaran yang terdiri dari Produk (X1) , Tempat (X2), Harga (X3) dan promosi (X4) berpengaruh terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di objek wisata gunung Bromo Jawa Timur. Selain itu dari hasil uji t didapatkan pengaruh produk (X1) terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di objek wisata gunung bromo jawa timur (Y) sebesar 4,3 persen . Variabel tempat (X2) berpengaruh terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Objek Wisata Gunung Bromo Jawa Timur sebesar 5,8 persen. Variabel harga (X3) berpengaruh terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Objek Wisata Gunung Bromo Jawa Timur sebesar 4,7 persen. Variabel promosi (X4) berpengaruh terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Objek Wisata Gunung Bromo Jawa Timur sebesar 5,4 persen.
Penelitian yang menjadi acuan lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Putra
(2013) yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan dan
Loyalitas Nasabah PT. Pegadaian (Persero) cabang Mengwi, Badung, Bali Utara. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, orang, bukti fisik dan proses terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah PT. Pegadaian cabang Mengwi, Bali. Sebanyak 100 orang nasabah diambil sebagai sampel dalam penelitian dengan menyebarkan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Analisis jalur digunakan sebagai teknik analisis dalam penelitian.
(29)
14
Hasil pada penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari bauran pemasaran jasa yang terdiri dari dari produk, harga, promosi, tempat, orang, bukti fisik dan proses secara simultan dan persial terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah PT. Pegadaian cabang Mengwi, Bali
Tabel 2.1
Tabel Perbedaan dan Persamaan
Perbedaan Persamaan
Pengaruh Program Direct Marketing Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package Grand Hotel Lembang
Variabel - Bauran Pemasaran
(saluran distribusi)
Indikator - Direct mail,
Telemarketing, dan Face to face
selling
Sampel Accidental
sampling - Teknik Analisis Data Analisis Regresi Berganda -
Hasil Telemarketing
merupakan direct marketing
tertinggi
-
Lokasi Grand Hotel
Lembang - Analisis pengaruh Bauran pemasaran terhadap keputusan wisatawan Asing berlibur di Objek
Wisata Gunung
Variabel - Bauran Pemasaran
Indikator
Product, Place , Price , Promotion
-
Sampel Accidental
sampling
(30)
15
Bromo Jawa Timur
Teknik Analisis Data Analisis Regresi Berganda - Hasil - Segala aspek bauran pemasaran dipengaruhi oleh keputusan wisatawan
Lokasi Objek Wisata
Gunung Bromo Jawa Timur
-
Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan
dan Loyalitas Nasabah PT. Pegadaian ( Pesero)
cabang mengwi, Badung, Bali
Variabel - Bauran Pemasaran
Indikator Produk, Harga, Promosi, Tempat, Orang,
Bukti Fisik, Proses.
-
Sampel purposive
sampling - Teknik Analisis Data Analisis Regresi Berganda - Hasil Bauran pemasaran jasa berpengaruh secara signifikan dan simultan serta
persial terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah
-
Lokasi PT. Pegadaian (
Pesero) cabang mengwi, Badung, Bali.
-
(31)
16
2. 2 Deskripsi Konsep dan Teori
2.2.1 Tinjauan Tentang Pemasaran
Pemasaran berasal dari kata “ pasar “ atau sering disebut dengan market atau
marketing. Dalam pemasaran yang dipasarkan adalah barang dan jasa. Memasarkan bukan hanya menawarkan atau menjual tetapi lebih luas dengan mencakup kegiatan membeli, menjual, promosi dan sebagainya. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk baik berupa barang ataupun jasa kepada konsumen. Pemasaran harus bertitik tolak dari kebutuhan dan keinginan konsumen serta penyerahan barang dan jasa yang memasarkan secara efektif dan efisien .
Menurut Wahab (dalam Yoeti, 2005 : 2) mengemukakan bahwa :
“Pemasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh
organisasi pariwisata nasional atau perusahaan - perusahaan termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan indentifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang punya potensi akan melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan komunikasi dengan mereka, mempengaruhi keinginan, kebutuhan, memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan tidak disukainya, pada tingkat daerah-daerah local, regional, nasional ataupun internasional dengan menyediakan obyek atau atraksi wisata agar wisatawan memperoleh
kepuasan optimal. “
Menurut Yoeti (2003 : 22) “ Pemasaran (marketing) adalah pertukaran barang dan jasa (good andservice) untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Barang dan jasa dapat dipertukarkan dengan uang (money), atau jasa –jasa lain asal dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. “
(32)
17
Berdasarkan definisi pemasaran menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah aktivitas atau kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk memenuhi keinginan konsumen melalui proses pertukaran barang dan jasa dari produsen ke konsumen, kegiatan pemasaran semua ditujukan untuk memberi kepuasan baik kepada penjual atau pembeli.
1.2.2 Tinjauan Tentang Bauran Pemasaran (marketing mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) untuk pertama kalinya dipelopori oleh Borden pada tahun 1960-an, sedangkan penerapannya dalam industri pariwisata dan hospitaliti dilakukan oleh MacCarthy sehingga ia dikenal sebagai MacCarthy’s Four Ps. Menurut Yoeti (2003:237) dalam bauran pemasaran terdapat empat P yaitu : Product, Price, Place dan Promotion
2.2.2.1 Product (Produk)
Produk merupakan segala sesuatu yang biasa ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar bersangkutan.
Menurut Yoeti (2003:237) “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen. Dapat berwujud (tangible), atau tidak berwujud (intangible) atau kombinasi keduanya dan didalamnya juga termasuk pelayanan (services)“.
Sedangkan menurut Kotler (2001) “Produk adalah segala sesuatu yang biasa
ditawarkan kepada pasar untuk digunakan dan dikonsumsi sehingga dapat
(33)
18
2.2.2.2Price (Harga)
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran-bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsure lainnya (produk, distribusi, promosi) menyebabkan timbulnya biaya pengeluaran. Pada setiap produk yang ditawarkan, bagian pemasaran (perusahaan) berhak menentukan harga yang pantas sesuai dengan keadaan lingkungan antara lain bagaimana kecendrungan permintaan yang sedang dihadapi dan bagaimana kondisi persaingan yang ada.
Menurut Yoeti (2003:237) “Harga adalah harga yang dijadikan dasar penawaran
kepada konsumen, ditetapkan sedemikian rupa sehingga menarik bagi konsumen dan bersaing dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing terhadap produk yang sama”.
Sedangkan menurut Swasta (1999) “Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dibarang beserta pelayanannya”.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga menurut Stanton (1993) antara lain :
1. Permintaan produk 2. Harga pangsa pasar 3. Reaksi pesaing
4. Penggunaan strategi penetapan harga, penetrasi atau saingan
(34)
19
6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.
Metode yang biasa digunakan sebagai dasar penentuan harga antara lain : 1. Harga yang didasarkan dari biaya
Pada umumnya dalam penetapan harga segala biaya turut diperhitungkan, dimana penetapan harga tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1) cost-plus pricing methode
Dalam metode ini penjual menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah untuk menutup laba yang diinginkan pada unit tersebut.
2) Mark-up pricing methode
Metode ini banyak dipakai oleh para pedagang yang membeli barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up. Jadi mark-up merupakan kelebihan harga jual diatas harga beli.
2. Harga yang didasarkan pada pesaing
Perusahaan menetapkan harga jual tidak berdasarkan pada biaya atau permintaan. Meskipun biaya atau permintaan berubah, namun penjual tetap mempertahankan harga jual kecuali apabila saingan merubah harga jualnya. Sebaliknya meskipun biaya atau permintaan tidak berubah, penjual akan merubah bila saingan merubah harga. Cara-cara dalam menetapkan harga jual berdasarkan persaingan yaitu:
(35)
20
2) Penetapan harga dibawah harga saingan 3) Penetapan harga diatas harga saingan
3. Harga yang didasarkan pada permintaan 1) Skimming pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk. Strategi ini baru berjalan baik apabila konsumen tidak sensitif terhadap harga tetapi lebih mempertimbangkan kualitas dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhannya.
2) Penetration pricing
Dalam strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat.
3) Prestige pricing
Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas atau prestise suatu barang atau jasa. Bila harga diturunkan sampai tingkat tertentu maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun.
2.2.2.3Place (Saluran Distribusi)
Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen salah satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan dalam rangka penyaluran barang maupun jasa.
(36)
21
Menurut Yoeti (2003:237) “Saluran Distribusi adalah tempat dimana
konsumen dapat mencari informasi, memperoleh penjelasan, atau melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen”.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008) “Saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan
yang diperlukan (jenis, jumlah harga, tempat)”.
Berdasarkan definisi saluran distribusi yang telah disajikan dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang atau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen.
Adapun fungsi dan arus saluran pemasaran menurut Kotler (2000) antara lain :
1. Mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran.
2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian.
3. Mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan.
4. Memperoleh dana untuk membiayai berbagai level saluran pemasaran. 5. Menanggung risiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi
(37)
22
6. Mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk sampai ke pelanggan akhir.
7. Mengatur pelunasan tagihan pmbeli melalui bank dan institusi keuangan lainnya.
8. Mengawasi transfer kepemilikan actual dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi atau orang yang lain.
Dalam pemasaran jasa saluran distribusi lebih fokus terhadap perencanaan untuk menepatkan produk atau bekerja sama dengan kelompok-kelompok yang ada pada saluran distribusi. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan dari pemasaran.
2.2.2.4Promotion (promosi)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Menurut Yoeti (2003:237) “Promosi adalah suatu cara menginformasikan atau memberitahukan kepada calon pembeli tentang produk yang ditawarkan dengan memberitahukan tempat – tempat dimana orang dapat melihat atau melakukan pembelian pada in the right place at the right time”.
Menurut Swastha dan Irawan (2002) “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mngarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. Sedangkan menurut
Tjiptono (1997) “Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha
(38)
23
Berdasarkan definisi yang telah disajikan promosi merupakan segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dan membujuk serta mempengaruhi konsumen untuk membelinya dengan kata lain untuk mendorong permintaan.
Menurut Tjiptono (1997) promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan media. Adapun bentuk promosi tersebut adalah :
1. Advertising, yang merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. media yang sering digunakan adalah radio, televisi, dan surat kabar. 2. Personal selling, merupakan komunikasi langsung antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba bernegosiasi dan membelinya.
3. Sales promotion (promosi penjualan), merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
4. Publicity (publisitas), merupakan bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu.
5. Public Relation, merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi presepsi, opini, keyakinan berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
(39)
24
2.2.3 Tinjauan Tentang Direct Marketing
Menurut Morrison (dalam Budi, 2013 : 33) terdapat dua konsep distribusi, yaitu distribusi langsung (direct marketing) dan distribusi tidak langsung (indirect marketing).
Direct marketing mengalami perkembangan yang cukup pesat pada tahun 1980 dan 1990. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam alasan, tetapi ada dua hal yang menjadi penyebab utama, yaitu kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup dan ekspektasi pembeli. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi ditandai dengan datangnya sumber informasi dan bentuk informasi yang baru. Teknologi memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan analasis data konsumen menjadi lebih sederhana dan transparan. Selain itu, manajemen dari informasi ini tersedia bagi bisnis-bisnis kecil.
Gelombang teknologi ini mendorong tiga perkembangan. Pertama, kemampuan untuk menangkap informasi. Kedua, memproses dan menganalisis informasi. Ketiga, merepresentasikan sebagian atau keseluruhan informasi sebagai bentuk dari komunikasi untuk mendorong interaksi agar dapat mengumpulkan lebih banyak informasi. Suatu organisasi dapat mengalami peningkatan dengan menggunakan teknologi dalam komunikasi pemasaran. Pengkombinasian ini akan memberikan keuntungan, selain itu proses dan metode komunikasi akan lebih efektif dan efisien.
(40)
25
Kemajuan teknologi juga merupakan penyebab atas matinya beberapa bentuk komunikasi tradisional.
Menurut Kotler dan Amstrong (2006:401) “Pemasaran langsung adalah penjualan menggunakan telepon, surat, fax, e-mail, internet dan alat – alat lainnya untuk mengkomunikasikan secara langsung dengan pelanggan secara lebis spesifik.”
Menurut Budi (2013:33) “Direct marketing terjadi ketika organisasi atau hotel
mengambil keseluruhan tanggung jawab untuk promosi, melayani, dan menyediakan
pelayanan kepada pelanggan atau wisatawan”.
Menurut Tjiptono (2008:232) “Direct marketing sebagai system pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi”.
Sedangkan menurut Shepard (1999:3) “Direct Marketing adalah proses pemasaran informasi membuat kemungkinan dengan teknologi database pemasar dapat mengembangkan, menguji, mengimplementasikan, mengukur, dan tentunya dapat menentukan perubahan dan penyesuaian program dan strategi pemasaran”.
Berdasarkan definisi direct marketing yang telah disajikan dapat disimpulkan bahwa directmarketing adalah media promosi yang melibatkan total satuan aktivitas dimana penjual mencoba untuk menimbulkan sutau respon. Direct Marketing adalah proses atau sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target customer untuk menghasilkan respons atau transaksi.
(41)
26
Istilah direct marketing juga merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan pada pasar sasaran untuk menilai dan menimbang suatu informasi atau produk dalam suatu proses pengambilan keputusan, memungkinkan proses komunikasi dilakukan berulang-ulang. Proses ini biasa disebut proses follow-up. Dalam menjalankan proses Direct Marketing juga kita di haruskan untuk menerapkan beberapa kompunen penting yang tercakup dalam direct Marketing itu sendiri.
2.2.3.1Fungsi Pemasaran Langsung
Menurut Saladin (2003:149) fungsi yang dimiliki oleh direct marketing antara lain sebagai berikut :
1. Menunjukan target yang jelas
Melalui daftar alamat yang terpilih dan informasi yang termuat di dalam database, perusahaan dapat mengerahkan komunikasinya pada konsumen yang potensial.
2. Personalisasi
Untuk konsumen indivisual dapat disebutkan nama dan alamatnya, sedangkan pembeli institusional dapat dihubungi dengan menyebutkan nama dan jabatannya.
3. Ungkapan yang mendorong tindakan segera
Ungkapan dalam direct marketing memerlukan tindakan tertentu yang jelas dan segera, dengan meminta konsumen untuk melakukan tindakan / transaksi dengan segera.
(42)
27
4. Strategi yang tidak terlihat
Pada dasarnya, strategi dan taktik dalam direct marketing tidak transparan bagi publik, karena menggunakan media langsung antara perusahaan dengan pembeli.
5. Keterukuran
Dalam direct marketing dapat ditunjukan usaha dimana yang berhasil dan usaha mana yang gagal. Dengan demikian, penyusunan program pemasaran pada periode berikutnya akan lebih terarah.
2.2.3.2 Bentuk – bentuk Pemasaran Langsung
Bentuk – bentuk pemasaran langsung menurut Saladin (2006:193), yaitu sebagai berikut :
1. Penjualan tatap muka adalah bentuk pertama dari direct marketing ini merupakan kunjungan penjualan yang dilakukan oleh para tenaga penjual atau armada penjualan.
2. Pemasaran direct mail adalah aktivitas promosi barang atau jasa yang langsung ditunjukan kepada konsumen atau pelanggan melalui media surat (mail), kaset video, kaset audio, bahkan disket computer, dengan harapan dapat menciptakan transaksi langsung.
(43)
28
3. Pemasaran melalui catalog adalah bentuk pemasaran langsung dimana perusahaan mengirimkan satu atau lebih catalog kepada konsumen atau calon konsumen dengan harapan penerima catalog akan memesan.
4. Telemarketing adalah penjualan barang melalui telepon.
5. Pemasaran melalui kios adalah pemasaran melalui mesin penerima pesan pelanggan yang ditempatkan di toko, bandara, dan tempat – tempat lain.
6. Saluran online adalah saluran yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer dan modem.
2.2.4 Tinjauan Tentang Indirect Marketing
Menurut Budi (2013:34) “Indirect marketing terjadi ketika sebagian tanggung
jawab dan promosi, pemesanan penyediaan pelayanan diberikan kepada satu atau
lebih dari hospitality dan organisasi travel”. Indirect marketing adalah proses atau sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi dengan perantara untuk menghasilkan respons atau transaksi. Hal utama yang khusus dari indirect marketing adalah bahwa perusahaan mengembangkan keuntungan dari bekerja sama dengan berbagai klien ataupun perusahaan lain untuk mencapai hasil yang maksimal dalam industri. Bertahannya sebuah hubungan bisnis dimana semua group manajemen berpartisipasi untuk mengurangi resiko, terutama ketika perjanjian yang lebih luas ditemukan. Jalur distribusi meliputi rangkaian suatu institusi atau agen yang saling bergantung satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk memindahkan nilai (value) dari tahapan sebagai konsep (conception), ekstraksi maupun produksi.
(44)
29
Kepemilikan secara fisik (physical possessions), ownership dan promosi biasanya mengalir dari produsen kepada end-user. Dari semua ini lalu berlanjut ke jalur distribusi, dimana sebuah pabrik (manufaktur) mempromosikan produknya kepada distributor, yang selanjutnya distributor mempromosikan kepada pengecer (retailer) dan seterusnya. Negosisasi, pendanaan, dan faktor resiko mengalir adalah aliran dua arah, sedangkan pemesanan (ordering) dan pembayaran (payment) adalah aliran satu arah. Penting untuk diingat bahwa setiap saat ketika inventories dipegang oleh salah satu anggota dari channel system, operasi pembiayaan (financing operation) akan menyusul. Kemudian, ketika distributor melakukan kepemilikan secara fisik (physical possession) dari porsi output yang dihasilkan oleh manufaktur, distributor ini akan membiayai manufaktur tersebut.
Cara lain untuk mendeskripsikan saluran distribusi adalah dengan dibuat oleh jumlah saluran yang terlibat. Level saluran adalah lapisan level dari perantara yang menunjukkan hasil dalam membawa produk dan pemiliknya menjadi lebih dekat ke pembeli akhir. Perjanjian – perjanjian bisnis yang baik biasanya dilakukan oleh perusahaan – perusahaan yang berpartisipasi melalui partnership. Kelemahan dari partnership ini adalah seringnya terjadi perbedaan pendapat. Hubungan partnership yang sebenarnya harus melalui pendekatan rutin dalam format pengambilan keputusan. Beberapa perjanjian sangat sederhana dan di jalankan hanya oleh satu perusahaan, walaupun perusahaan tersebut sudah melakukan joint dengan dua perusahaan atau lebih.
(45)
30
2.2.5 Tinjauan Tentang MICE
Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan bussiness, biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama dengan rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition.
2.2.5.1Bentuk MICE
1. Meeting
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE. Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama”.
Rapat merupakan salah satu bentuk komunikasi tatap muka yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan adanya rapat, dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi.
(46)
31
Samsir Rambe (2007) ”Rapat ialah kumpulan beberapa orang atau organisasi yang akan membicarakan suatu masalah atau kepentingan bersama untuk memberikan penjelasan, memecahkan suatu persoalan dan sekaligus mengadakan perundingan demi memperoleh suatu hasil yang
disepakati/disetujui bersama.”
Menurut Hardjana (1997:88) ”Rapat adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu perusahaan, perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun informal untuk membicarakan, merundingkan dan memecahkan suatu masalah yang menyangkut kepentingan perusahaan atau perusahaan. Sedangkan menurut Sumarto dan Dwiantara (2004:88) “Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri beberapa orang untuk membicarakan dan memecahkan masalah tertentu.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan rapat adalah pertemuan dalam suatu perusahaan, baik dalam situasi formal maupun non formal untuk membicarakan, membahas serta menyelesaikan suatu permasalahan berdasarkan kesepakatan bersama demi tercapainya suatu tujuan.
Wahyuni (2004:82) menjelaskan bahwa rapat hendaknya diselenggarakan sesuai tata tertib, sehingga kegunaan rapat bertujuan:
1) Untuk memberi informasi. Artinya rapat yang bertujuan untuk menyampaikan penelasan ataupun informasi kepada peserta rapat.
(47)
32
2) Untuk melakukan kerja sama. Perusahaan sangat memerlukan kerja sama yang solid baik itu antara sesama karyawan maupun dengan perusahaan lain.
3) Untuk mengatasi permasalahan. Umumnya kegunaan rapat yaitu untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan partisipasi aktif dari para peserta rapat.
4) Untuk memenuhi peraturan. Perusahaan tertentu membuat kebijakan untuk melakukan rapat dalam periode yang telah ditentukan, hal ini harus dipenuhi agar perkembangan perusahaan tersebut dapat terpantau. Ada berbagai macam rapat yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau perusahaan. Menurut Sumarno dan Dwiantara (2000:91), macam-macam rapat dibedakan menjadi lima macam-macam, yaitu:
1) Berdasarkan tujuannya 2) Berdasarkan perencanaannya 3) Berdasarkan periodisasi 4) Berdasarkan peserta
5) Berdasarkan tingkat urgensinya
Fasilitas rapat mencakup kondisi ruangan, perabot ruangan, misalnya meja dan kursi, termasuk pengaturannya, sound system dan daftar hadir. Berkaitan dengan hal tersebut, sekretaris harus mempersiapkan ruangan serta perlengkapannya yang akan dipergunakan untuk rapat. Fasilitas yang perlu dipersiapkan (Suwarno dan Dwiantara, 2009:97) antara lain:
(48)
33
1) Apabila rapat diadakan di perusahaan tersebut, mempersiapkan ruangan yang biasanya khusus digunakan untuk rapat atau biasa disebut ruangan rapat atau ruang pertemuan.
2) Apabila ruang rapat tidak dilengkapi dengan AC, harus dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup agar peserta tidak merasa lelah karena udara yang panas, terutama bila rapat tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
3) Usahakan penerangan yang cukup, dan apabila ruangan cukup dengan sinar matahari tidak perlu menggunakan lampu. Dengan demikian tidak cepat membuat mata lelah.
4) Pengaturan ruangan dengan meja dan kursi.
5) Sound system diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu komunikasi dalam rapat.
6) Ruang untuk konnsumsi di tempat terpisah bila memungkinkan, agar peserta tidak lelah duduk terus-menerus saat rapat berlangsung.
2. Incentive
Undang-undang no.9 Tahun 1990 (dalam Pendit, 1999:27) Menjelaskan bahwa perjalanan incentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kesrul (2004:18) “Incentive
(49)
34
merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.
3. Conference
Menurut Pendit (1999:29), Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama dengan meeting. Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4. Exhibition
Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I,
Pasal 1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi “ Pameran
merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata. Menurut Kesrul (2004:16) exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu
(50)
35
ruang pertemuan atau ruang pameran hotel dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
2.2.5.2Pertimbangan pelaksanaan MICE
Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Penetapan lokasi dan ruang MICE
Dalam penentuan terjadi kemungkinan Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi tempat penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak meneruskan proses lebih lanjut. Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan, misalnya menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau konferensi. Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi dimana pertemuan akan digelar.
2. Perlengkapan fasilitas MICE
Menurut Kesrul (2004:90) Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada standar yang berlaku umum. Untuk menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut:
1) Jenis dan waktu pertemuan 2) Jumlah peserta
3) Jumlah ruangan yang dibutuhkan
4) Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan 5) Bentuk pengaturan tempat duduk
(51)
36
6) Akomodasi peserta MICE
3. Penanganan transportasi
Meeting planer bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point dalam pengaturan transportasi yaitu :
1) Transprtasi udara 2) Airport shuttle service 3) Multiple property shuttle 4) VIP transportation 5) Local tour
6) Staff transportation. 4. Pelayanan makanan dan minuman
Menurut Kesrul (2004:113) bahwa agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman. apabila meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage, room service and banquet capabilities. Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan termasuk harga yang sesuai dengan penawaran.
(52)
37
Adapun daftar penanganan akomodasi yang harus di sesuaikan dengan harapan klien seperti jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur, dan fasilitas yang harus dibayar serta penyediaan kamar khusus untuk organisasi atau tamu resmi.
2.2.6 Tinjauan tentang Hotel
Hotel merupakan sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Menurut Pendit (1999) “Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat kenyamanan dan komersial. Bentuk susunan tata ruang, dekorasi, sanitasi, hygiene, estetika, keamanan dan ketentraman yang dapat memberikan ketenangan pribadi untuk para tamu”. Menurut Budi (2013) “Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus”.
Menurut Tarmoezi ( dalam Budi, 2013) Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:
1) City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena
(53)
38
biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
2) Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
3) Resort hotel.
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
4) Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar.
Secara umum pengertian Hotel merupakan salah satu komponen yang penting didalam jajaran industri pariwisata, mengingat setiap wisatawan akanselalu membutuhkan fasilitas penginapan di tempat tujuannya. Hotel adalah salah satu
(54)
39
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum.
2.2.7Tinjauan Tentang Efektifitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Pramitha (2015) mengungkapkan bahwa “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai, makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi Efektifitasnya”.
Sedangkan menurut Saksono (dalam Pramitha, 2015) adalah : “Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input“.
Berdasarkan pengertian Efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.
(1)
merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.
3. Conference
Menurut Pendit (1999:29), Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama dengan meeting. Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4. Exhibition
Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi “ Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata. Menurut Kesrul (2004:16) exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu
(2)
ruang pertemuan atau ruang pameran hotel dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
2.2.5.2Pertimbangan pelaksanaan MICE
Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Penetapan lokasi dan ruang MICE
Dalam penentuan terjadi kemungkinan Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi tempat penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak meneruskan proses lebih lanjut. Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan, misalnya menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau konferensi. Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi dimana pertemuan akan digelar.
2. Perlengkapan fasilitas MICE
Menurut Kesrul (2004:90) Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada standar yang berlaku umum. Untuk menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut:
1) Jenis dan waktu pertemuan 2) Jumlah peserta
3) Jumlah ruangan yang dibutuhkan
4) Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan 5) Bentuk pengaturan tempat duduk
(3)
6) Akomodasi peserta MICE
3. Penanganan transportasi
Meeting planer bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point dalam pengaturan transportasi yaitu :
1) Transprtasi udara 2) Airport shuttle service 3) Multiple property shuttle 4) VIP transportation 5) Local tour
6) Staff transportation. 4. Pelayanan makanan dan minuman
Menurut Kesrul (2004:113) bahwa agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman. apabila meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage, room service and banquet capabilities. Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan termasuk harga yang sesuai dengan penawaran.
(4)
Adapun daftar penanganan akomodasi yang harus di sesuaikan dengan harapan klien seperti jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur, dan fasilitas yang harus dibayar serta penyediaan kamar khusus untuk organisasi atau tamu resmi.
2.2.6 Tinjauan tentang Hotel
Hotel merupakan sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Menurut Pendit (1999) “Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat kenyamanan dan komersial. Bentuk susunan tata ruang, dekorasi, sanitasi, hygiene, estetika, keamanan dan ketentraman yang dapat memberikan ketenangan pribadi untuk para tamu”. Menurut Budi (2013) “Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus”.
Menurut Tarmoezi ( dalam Budi, 2013) Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:
1) City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena
(5)
biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
2) Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
3) Resort hotel.
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
4) Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar.
Secara umum pengertian Hotel merupakan salah satu komponen yang penting didalam jajaran industri pariwisata, mengingat setiap wisatawan akanselalu membutuhkan fasilitas penginapan di tempat tujuannya. Hotel adalah salah satu
(6)
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum.
2.2.7Tinjauan Tentang Efektifitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Pramitha (2015) mengungkapkan bahwa “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai, makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi Efektifitasnya”.
Sedangkan menurut Saksono (dalam Pramitha, 2015) adalah : “Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input“.
Berdasarkan pengertian Efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.