Perancangan Tata Cara dan Tata Letak Tempat Kerja Yang Ergonomis Untuk Perusahaan Pembuatan Produk Dari Serat Bulu Anjing dan Kucing, Bandung.

(1)

ABSTRAK

Pembangunan industri yang baik terutama harus memperhatikan faktor manusia sebagai penggerak utamanya. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik bila ditunjang oleh sistem kerja dan kondisi lingkungan yang baik agar produktivitas kerja meningkat sehingga dapat mencapai hasil kerja yang maksimal.

Kondisi tata cara kerja, area kerja, juga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi hasil produksi, sebab bila tidak optimal dapat mengakibatkan produksi kurang lancar. Jika sistem kerja kurang optimal, maka dapat menyebabkan produktivitas kerja kurang maksimal, operator tidak nyaman bekerja, mudah lelah, bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Hal-hal tersebut cenderung menjadi suatu pemborosan waktu dan tenaga.

Perusahaan yang akan dibangun berukuran industri kecil. Masalah yang dihadapi adalah belum ada prosedur baku karena industri ini baru, serta lahan produksi yang tersedia terbatas. Dengan demikian diperlukan penataan mekanisme sistem kerja keseluruhan dan perancangan lingkungan kerja yang optimal dan ergonomis agar pekerja dapat bekerja dengan baik, teratur, aman dan nyaman dengan tujuan meningkatkan produktivitas kerja.

Penelitian ini merancang prosedur kerja operator sehubungan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan tubuh, tata letak dan peralatan, sehingga menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien, merancang tata letak tempat kerja keseluruhan yang terbaik untuk diterapkan, menganalisis atap, lantai, dinding, temperatur dan merancang pencahayaan dan sirkulasi udara yang optimal, merancang prosedur keselamatan kerja, menganalisis sampai sejauh mana sistem mampu menerima suatu perubahan, menganalisis sampai sejauh mana sistem masih bisa berjalan layak apabila terjadi perubahan.

Untuk menetapkan waktu kerja pada kasus ini, digunakan metode pengukuran waktu kerja cara tidak langsung dengan cara Methods Time Measurement 1 (MTM-1). Penilaian konsep tata letak mana yang terbaik di antara beberapa alternatif yang dibandingkan, berdasarkan kriteria seleksi tertentu, yaitu menggunakan metode prioritas minimum, yaitu, keputusan konsep terbaik adalah total nilai terkecil. Untuk perhitungan pencahayaan, menggunakan hukum berbanding kwadrat terbalik, yang menjelaskan hubungan antara luminous intensity (I) dan illuminanced (E).

Disimpulkan, gerakan operator yang dirancang memenuhi prinsip ekonomi gerakan. Rancangan tata letak keseluruhan menurut metode prioritas minimum dengan total nilai terkecil yang terpilih adalah rancangan alternatif 5. Prosedur keselamatan kerja sudah dirancang dengan baik. Sistem rancangan ini cukup fleksibel dan mempunyai sensitivitas kecil.


(2)

DAFTAR ISI

Abstrak iii

Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel xvi

Daftar Gambar xvii

Daftar Lampiran xix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1-1

1.2 Identifikasi Masalah 1-2

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi 1-3

1.3.1 Pembatasan Masalah 1-3

1.3.2 Asumsi 1-4

1.4 Perumusan Masalah 1-4

1.5 Tujuan Penelitian 1-5

1.6 Sistematika Penulisan 1-5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Tata Cara Kerja 2-1

2.2 Tahap - tahap Perbaikan Cara Kerja 2-2

2.3 Penyederhanaan Kerja 2-3

2.4 Studi Gerakan 2-3

2.4.1 Ekonomi Gerakan 2-4

2.4.1.1 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan 2-4 Tubuh Manusia dan Elemen Gerakan4-gerakannya.


(3)

2.4.1.2 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan 2-5 Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja.

2.4.1.3 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 2-7 dengan Perancangan Peralatan.

2.5 Peta - Peta Kerja 2-8

2.6 Metode Pengukuran Waktu Kerja 2-9

2.6.1 Data Waktu Baku 2-11

2.6.2 Data Waktu Gerakan 2-12

2.7 Basic Methods Time Measurement (MTM-1) 2-14

2.7.1 Reach (R) 2-17

2.7.2 Move (M) 2-19

2.7.3 Turn (T) 2-23

2.7.4 Apply Pressure (AP) 2-24

2.7.5 Grasp (G) 2.25

2.7.6 Release (Rl) 2-26

2.7.7 Position (P) 2-26

2.7.8 Disengage (D) 2-28

2.7.9 Eye Travel (ET) dan Eye Focus (EF) 2-28

2.7.9.1 Eye Travel (ET) 2-28

2.7.9.2 Eye Focus 2-30 2.7.10 Body, Leg & Foot Motion 2-30

2.7.10.1 Horizontal Motion 2-30

2.7.10.2 Leg & Foot Motion 2-32

2.7.10.3 Vertical Motion 2-33

2.7.11 Crank (C) 2-34

2.7.12 Bagan Analisa 2-37

2.8 Penentuan Faktor Kelonggaran 2-38

2.9 Perancangan Fasilitas 2-40

2.9.1 Tujuan Utama Rancang Fasilitas 2-40 2.9.2 Tanda-tanda Tata Letak yang Baik 2-41


(4)

2.11 Antropometri 2-43 2.11.1 Prinsip Pemakaian Data Antropometri 2-44 2.11.2 Tingkat Ketelitan dan Tingkat Keyakinan 2-44 2.11.3 Prinsip Rancangan Kursi dan Meja Kerja 2-45 2.11.4 Prinsip-prinsip yang Berkenaan dengan Rancangan 2-45

Bahan/ Produk

2.12 Lingkungan Fisik 2-46

2.13 Lingkungan Kerja 2-46

2.13.1 Temperatur 2-47

2.13.2 Kelembaban 2-48

2.13.3 Sirkulasi Udara 2-48

2.13.4 Pencahayaan 2-48

2.13.4.1 Illuminance 2-49

2.13.4.2 Luminance 2-50

2.13.4.3 Luminous Flux 2-50

2.13.4.4 Intensitas Cahaya 2-50

2.13.4.5 Hukum Inverse Square 2-50 2.13.4.6 Studi Kasus Pabrik Tekstil pada Philips 2-52

2.13.5 Kebisingan 2-53

2.13.6 Getaran Mekanis 2-54

2.13.7 Bau-bauan 2-55

2.13.8 Warna 2-55

2.14 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2-55

2.14.1 Undang-Undang Keselamatan Kerja 2-56

2.14.2 Peranan Ergonomi 2-57

2.14.3 Sepuluh Kunci Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2-57 2.14.4 Peningkatan Keselamatan Sarana Mesin 2-58 2.14.5 Peningkatan Keselamatan Sarana Listrik 2-58 2.14.6 Peningkatan Keselamatan Sarana Angkutan 2-59 2.14.7 Pengendalian Pekerjaan Berbahaya 2-59


(5)

2.14.8 Hal-hal yang Harus Dilakukan Oleh Pengawas Lapangan 2-60 Untuk Meningkatkan Tingkat Keselamatan Sarana

Produksi dan Memperbaiki Lingkungan Kerja.

2.14.9 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Sehari-hari Dalam 2-60 Kaitan Tindakan Darurat.

2.15 Penilaian Konsep (Scoring Concept) 2-61

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Identifikasi dan Merumuskan Masalah 3-3

3.1 Identifikasi Masalah 3-3

3.2 Perumusan Masalah 3-3

3.2 Tujuan Penelitian 3-4

3.3 Studi Literatur 3-5

3.4 Penentuan Metode Pemecahan 3-5

3.5 Pengumpulan Data 3-6

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data 3-6

3.5.2 Metode Penelitian 3-7

3.5.3 Data yang Dikumpulkan 3-7

3.6 Pengolahan Data 3-7

3.7 Analisis Data 3-8

3.8 Kesimpulan dan saran 3-9

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan 4-1

4.1.1 Deskripsi Produk 4-1

4.1.2 Minat Konsumen 4-2

4.2 Lahan Industri 4-4

4.3 Proses Kerja 4-5

4.4 Mesin dan Komponen Pendukung 4-10

4.4.1 Mesin dan Alat Utama 4-10


(6)

4.5 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Setengah Jadi dan Produk Jadi 4-16

4.5.1 Bahan Baku 4-16

4.5.2 Bahan dan Produk Setengah Jadi 4-16

4.5.3 Produk Jadi 4-17

4.5.3.1 Gudang 4-17

4.5.3.2 Spesifikasi Lemari Penyimpanan 4-19

4.6 Tata Letak Tempat Kerja 4-20

4.6.1 Tata Letak Tempat Kerja Setempat 4-20 4.6.1.1 Tata Letak Stasiun 1 (Seleksi) 4-21 4.6.1.2 Tata Letak Stasiun 2 (Pencucian Serat) 4-23 4.6.1.3 Tata Letak Stasiun 3 (Penjemuran Serat) 4-25 4.6.1.4 Tata Letak Stasiun 4 (Peminyakan Serat) 4-27 4.6.1.5 Tata Letak Stasiun 5 (Penyisiran Serat) 4-28 4.6.1.6 Tata Letak Stasiun 6 (Pemintalan) 4-30 4.6.1.7 Tata Letak Stasiun 7 (Pengesetan Skein) 4-32 4.6.1.8 Tata Letak Stasiun 8 (Pencucian Benang) 4-33 4.6.1.9 Tata Letak Stasiun 9 (Penjemuran Benang) 4-35 4.6.1.10 Tata Letak Stasiun 10 (Penggulungan Benang) 4-37 4.6.1.11 Tata Letak Stasiun 11 (Tenun) 4-39 4.6.1. 12 Tata Letak Stasiun 12 (Rajut) 4-41

4.7 Penetapan Kursi 4-43

4.8 Jadwal Kerja dan Syarat Pekerja 4-43

4.9 Antropometri 4-44

4.10 Skenario Gerakan 4-45

4.11 Perhitungan Waktu Baku 4-45

4.12 Pencahayaan 4-46

4.13 Temperatur 4-47

4.14 Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4-48

4.14.1 Penyebab Gangguan 4-48

4.14.2 Pertolongan Pertama 4-53


(7)

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Aliran Proses 5-1

5.1.1 Aliran Pemindahan Bahan 5-4

5.1.2 Analisis Mesin dan Peralatan 5-4

5.2 Analisis Sistem Kerja Setempat 5-5

5.2.1 Analisis Tata Letak Setempat 5-5

5.2.2 Analisis Keleluasaan Area Kerja Setempat 5-8 5.3 Skenario Gerakan Kerja Operator 5-10

5.3.1 Skenario Gerakan Stasiun 1 (Seleksi) 5-11 5.3.2 Skenario Gerakan Stasiun 2 (Pencucian Serat) 5-11 5.3.3 Skenario Gerakan Stasiun 3 (Penjemuran Serat) 5-14 5.3.4 Skenario Gerakan Stasiun 4 (Peminyakan) 5-14 5.3.5 Skenario Gerakan Stasiun 5 (Penyisiran Serat) 5-15 5.3.6 Skenario Gerakan Stasiun 6 (Pemintalan) 5-16 5.3.7 Skenario Gerakan Stasiun 7 (Mengeset Skein) 5-17 5.3.8 Skenario Gerakan Stasiun 8 (Pencucian Benang) 5-18 5.3.9 Skenario Gerakan Stasiun 9 (Penjemuran Benang) 5-20 5.3.10 Skenario Gerakan Stasiun 10 (Penggulungan Benang) 5-21 5.3.11 Skenario Gerakan Stasiun 11 (Penenunan) 5-22 5.3.12 Skenario Gerakan Stasiun 12 (Perajutan) 5-24 5.3.12.1 Perajutan Syal Tidak Berjumbai 5-24 5.3.12.2 Perajutan Syal Berjumbai 5-25 5.3.12.3 Perajutan Ikat Rambut 5-27 5.3.12.4 Perajutan Ikat Pinggang 5-29 5.3.12.5 Perajutan Tas Tangan 5-31 5.3.12.6 Perajutan Bingkai Foto Besar 5-32 5.3.12.7 Perajutan Bingkai Foto Kecil 5-33 5.3.12.8 Perajutan Boneka Kecil 5-35


(8)

5.4 Analisis Pekerjaan dan Prinsip Ekonomi Gerakan 5-42 5.4.1 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 1 5-42 5.4.1.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-42

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya

5.4.1.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-44 dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.1.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-47 dengan Perancangan Peralatan

5.4.2 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 2 5-48 5.4.2.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-48

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya 5.4.2.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-50

dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.2.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-52 dengan Perancangan Peralatan

5.4.3 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 3 5-53 5.4.3.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-53

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya

5.4.3.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-55 dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.3.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-58 dengan Perancangan Peralatan

5.4.4 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 4 5-59 5.4.4.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-59

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya

5.4.4.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-61 dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.4.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-64 dengan Perancangan Peralatan


(9)

5.4.5 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 5 5-65 5.4.5.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-65

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya

5.4.5.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-68 dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.5.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-70 dengan Perancangan Peralatan

5.4.6 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 6 5-71 5.4.6.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-71

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya. 5.4.6.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-73

dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.6.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-76 dengan Perancangan Peralatan

5.4.7 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 7 5-77 5.4.7.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-77

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya. 5.4.7.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-79

dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.7.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-82 dengan Perancangan Peralatan

5.4.8 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 8 5-83 5.4.8.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-83

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya 5.4.8.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-85

dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.8.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-87 dengan Perancangan Peralatan

5.4.9 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 9 5-88 5.4.9.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-88


(10)

5.4.9.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-90 dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.9.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-93 dengan Perancangan Peralatan

5.4.10 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 10 5-94 5.4.10.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-94

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya 5.4.10.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-96

dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.10.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-98 dengan Perancangan Peralatan

5.4.11 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 11 5-99 5.4.11.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-99

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya 5.4.11.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan

5-102 dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.11.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-104 dengan Perancangan Peralatan

5.4.12 Prinsip Ekonomi Gerakan Stasiun 12 5-105 5.4.12.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-105

dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya 5.4.12.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-113

dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

5.4.12.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan 5-115 dengan Perancangan Peralatan

5.4.13 Rangkuman Analisis Pekerjaan dan Prinsip Ekonomi 5-117

Gerakan

5.5 Analisis Alternatif Rancangan Tata Letak 5-118

5.5.1 Analisis Alternatif 1 5-120


(11)

5.5.3 Analisis Alternatif 3 5-122

5.5.4 Analisis Alternatif 4 5-126

5.5.5 Analisis Alternatif 5 5-124

5.5.6 Penilaian Alternatif Rancangan 5-125

5.5.7 Waktu Produksi 5-126

5.6 Analisis Sistem Kerja Keseluruhan 5-128

5.7 Analisis Lingkungan Kerja 5-129

5.7.1 Analisis Atap 5-130

5.7.2 Analisis Lantai 5-130

5.7.3 Analisis Dinding 5-130

5.7.4 Pencahayaan 5-130

5.7.5 Temperatur dan Sirkulasi Udara 5-137

5.8 Analisis Fleksibilitas 5-138

5.9 Analisis Sensitivitas 5-139

5.10 Analisis Keselamatan Kerja 5-141

5.10.1 Analisis Perlengkapan Keselamatan Kerja 5-141 5.10.2 Peraturan Keselamatan Kerja 5-146

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 6-1

6.2 Saran 6-6

Daftar Pustaka Lampiran

Komentar Dosen Penguji Data Penulis


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Langsung dan 2-11 Tidak Langsung

2.2 Tabel TMU berdasarkan derajat perpindahan mata 2-29

2.3 Tabel Walk 2-31

2.4 Analisis Penilaian Konsep 2-61

4.1 Minat untuk Memiliki 4-3

4.2 Jenis produk yang diminati 4-3

4.3 Dimensi Alat dan Komponen Pembantu 4-12 4.4 Ukuran Produk Keluaran Setelah Dikemas 4-17

4.5 Data Suhu dan Kelembaban 4-47

4.6 Tabel Suhu dan Kelembaban Rata-rata 4-48

5.1 Mekanisme Input dan Output 5-4

5.2 Rangkuman Analisis Pekerjaan dan Prinsip 5-117 Ekonomi Gerakan

5.3 Rangkuman Nilai Rancangan 5-125

5.4 Perbandingan Rancangan 5-125

5.5 Rangkuman Waktu Produksi 5-127

5.6 Waktu Produksi Tenun dan Rajut 5-128 5.7 Rangkuman Pencahayaan Pada Stasiun Kerja 5-136

5.8 Perlengkapan Kerja 5-146


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Diagram TMU vs Jarak pada Kasus Reach 2-18 2.2 Diagram TMU vs Jarak pada Kasus Move 2-20

2.3 Diagram Apply Pressure 2-25

2.4 Eye Travel 2-29

2.5 Bagan Analisa 2-38

2.6 Gambar Illuminance 2-49

2.7 Hukum Berbanding Kuadrat Berbalik 2-51 2.8 Hubungan Lux dengan Satuan Panjang 2-51

3.1 Kerangka Pengamatan 3-2

4.1 Diagram Urutan Proses Produksi 4-9

4.2 Tata Letak Stasiun 1 (Seleksi) 4-22 4.3 Tata Letak Stasiun 2 (Pencucian Serat) 4-24 4.4 Tata Letak Stasiun 3 (Penjemuran Serat) 4-26 4.5 Tata Letak Stasiun 4 (Peminyakan Serat) 4-27 4.6 Tata Letak Stasiun 5 (Penyisiran Serat) 4-29 4.7 Tata Letak Stasiun 6 (Pemintalan) 4-31 4.8 Tata Letak Stasiun 7 (Pengesetan Skein) 4-32 4.9 Tata Letak Stasiun 8 (Pencucian Benang) 4-34 4.10 Tata Letak Stasiun 9 (Penjemuran Benang) 4-36 4.11 Tata Letak Stasiun 10 (Penggulungan Benang) 4-38

4.12 Tata Letak Stasiun 11 (Tenun) 4-40

4.13 Tata Letak Stasiun 12 (Rajut) 4-42

4.14 Kursi Operator 4-43

5.1 Peta Proses Operasi Pembuatan Produk Tenun 5-2 5.2 Peta Proses Operasi Pembuatan Produk Rajut 5-3


(14)

5.3 Proses Pemintalan dengan Jantra 5-17

5.4 Proses Mengeset Skein 5-18

5.5 Proses Pencucian Benang 5-20

5.6 Proses Penjemuran Benang 5-21

5.7 Pola Badan Boneka 5-36

5.8 Pola Kepala Boneka 5-36

5.9 Pola Hidung Boneka 5-37

5.10 Pola Kepala yang Sudah Dilipat 5-37

5.11 Gambar Jarak Tumpukan 5-63

5.12 Gambar Stasiun 7 Posisi Samping 5-80 5.13 Gambar Stasiun 9 Posisi Berdiri 5-91

5.14 Alur Kerja Alternatif 1 5-120

5.15 Alur Kerja Alternatif 2 5-121

5.16 Alur Kerja Alternatif 3 5-122

5.17 Alur Kerja Alternatif 4 5-123

5.18 Alur Kerja Alternatif 5 5-124

5.19 Gambar Ilustrasi Pencahayaan 5-131

5.20 Lampu “Philips” Jenis PL-L 5-137

5.21 Lampu “Philips” Jenis PL-C 5-137


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Produk Jadi L1-1

2 Bagan Analisa Stasiun Kerja L2-1

3 Rancangan L3-1

4 Bagan Analisa Transportasi L4-1

5 Tabel-tabel L5-1


(16)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama : Yani Kamajaya

NRP : 9523064

Judul Tugas Akhir : Perancangan Tata Cara Dan Tata Letak Tempat Kerja Yang Ergonomis Untuk Perusahaan Pembuatan Produk Dari Serat Bulu Anjing Dan Kucing, Bandung

Komentar-komentar Dosen Penguji: 1. Abstrak alinea terakhir diperjelas.

2. Hasil perancangan tata cara di letakkan di bab 4 (pengumpulan data)?

3. Tentang penentuan jumlah lampu, kriterianya: hemat biaya listrik? Padahal penelitian ditinjau dari sisi ergonomis. Dasar apa yang menentukan jumlah lampu 10?

4. Menganalisis pekerjaan dan prinsip ekonomi gerakan. Dibuat bagan analisa dan skenario gerakan. Perusahaan belum ada, mengapa perlu juga dilakukan skenario gerakan? (Untuk mendapat rancangan terbaik).

5. Data antropometri apa yang digunakan dan untuk apa saja? 6. Penyusunan TA sesuaikan dengan format.


(17)

DATA PENULIS

Nama : Yani Kamajaya

Alamat di Bandung : Jl. Menjangan no. 16/8, Bandung, 40142

No. Telp : 022-2038086

Alamat Asal : Jl. Cimanuk no. 86, Indramayu, 45213

No. Telp : 0234-272137

Alamat email : [email protected] Pendidikan : SDK Penabur, Indramayu

SMPK BPK Penabur, Indramayu

SMUK 1 BPK Penabur, Bandung

Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Nilai Tugas Akhir : B +


(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri di Indonesia makin berkembang dengan baik dan didukung oleh pemerintah karena dapat menyerap tenaga kerja. Untuk melaksanakan industri yang baru, diperlukan penelitian-penelitian awal untuk mengetahui investasi apa saja yang diperlukan. Penelitian tersebut bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatunya, sehingga dapat memudahkan melakukan persiapan dalam pelaksanaan bisnis baru ini.

Pembangunan industri yang baik harus memperhatikan beberapa faktor, terutama faktor manusia sebagai penggerak utamanya. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik bila ditunjang oleh teknik tata cara kerja dan kondisi lingkungan yang baik agar produktivitas kerja meningkat sehingga dapat mencapai hasil kerja yang maksimal.

Kondisi tata cara kerja, area kerja, juga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi hasil produksi, sebab bila terjadi cara kerja yang tidak baku dapat membuat operator bingung sehingga menghambat waktu pengerjaan, sedangkan bila penataan letak fasilitas dan area kerja yang tidak optimal dapat mengakibatkan pemakaian lahan yang kurang efisien, mengganggu produksi menjadi kurang lancar sehingga produksi kurang maksimal. Demikian pula jika lingkungan kerja kurang optimal dapat menyebabkan produktivitas kerja kurang maksimal, operator tidak nyaman bekerja, mudah lelah, bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Hal-hal tersebut cenderung menjadi suatu pemborosan waktu dan tenaga.

Pada kasus ini, perusahaan yang akan dibangun berukuran industri kecil. Masalah yang dihadapi adalah belum ada prosedur baku karena industri ini belum berdiri, lahan produksi yang tersedia terbatas, dengan kondisi seadanya dan belum tentu layak menjadi tempat produksi. Masalah lain adalah diperlukan penataan


(19)

1-2

mekanisme sistem kerja keseluruhan dan perancangan lingkungan kerja yang optimal dan ergonomis agar pekerja dapat bekerja dengan baik, teratur, aman dan nyaman dengan tujuan meningkatkan produktivitas kerja.

Menyadari akan pentingnya perancangan sistem kerja yang sesuai tersebut, maka penelitian ini akan merancang sistem kerja setempat dan keseluruhan yang mencakup tata cara kerja, tata letak tempat kerja keseluruhan serta lingkungan kerja yang ergonomis. Hal-hal yang akan dianalisis adalah teknik proses kerja, perancangan tata letak tempat kerja setempat, tata letak tempat kerja keseluruhan, serta lingkungan kerja yang ergonomis.

1.2. Identifikasi Masalah

Kondisi tata cara kerja, area kerja, juga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi hasil produksi, sebab bila terjadi cara kerja yang tidak baku dapat membuat operator bingung sehingga menghambat waktu pengerjaan, sedangkan bila penataan letak fasilitas dan area kerja yang tidak optimal dapat mengakibatkan pemakaian lahan yang kurang efisien, mengganggu produksi menjadi kurang lancar sehingga produksi kurang maksimal. Demikian pula jika lingkungan kerja kurang optimal dapat menyebabkan produktivitas kerja kurang maksimal, operator tidak nyaman bekerja, mudah lelah, bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Hal-hal tersebut cenderung menjadi suatu pemborosan waktu dan tenaga.

Pada kasus ini, perusahaan yang akan dibangun berukuran industri kecil. Masalah yang dihadapi adalah belum ada prosedur baku karena industri ini belum berdiri, lahan produksi yang tersedia terbatas, dengan kondisi seadanya dan belum tentu layak menjadi tempat produksi. Masalah lain adalah diperlukan penataan mekanisme sistem kerja keseluruhan dan perancangan lingkungan kerja yang optimal dan ergonomis agar pekerja dapat bekerja dengan baik, teratur, aman dan nyaman dengan tujuan meningkatkan produktivitas kerja.


(20)

1-3

1.3. Pembatasan Masalah Dan Asumsi

Untuk memecahkan masalah diatas maka digunakan pembatasan masalah dan asumsi untuk memfokuskan masalah pada ruang lingkup tertentu.

1.3.1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perancangan tata letak tempat kerja setempat dan keseluruhan adalah berdasarkan analisis ergonomis.

2. Data anthropometri diambil dari buku karangan Eko Nurmianto, dengan judul “Ergonomi, Konsep dasar dan Aplikasinya”.

3. Menggunakan lahan produksi yang telah tersedia dengan tidak merubah struktur bangunan.

4. Metode pengukuran waktu baku yang digunakan adalah dengan cara tidak langsung (MTM-1) melalui bagan analisa.

5. Lingkungan kerja yang dianalisis adalah atap, lantai, dinding, pencahayaan, sirkulasi udara, temperatur dan kelembaban.

6. Tidak menggunakan metode line balancing, karena produksi masih skala kecil.

7. Perancangan tata letak tidak menggunakan metode analisis keterkaitan kegiatan (yang menggunakan alat Activity Relationship Chart dan Activity Relationship Diagram), karena menimbang tempat produksi tidak luas, produksi masih skala kecil, proses by product.

8. Analisis fleksibilitas berdasarkan penambahan stasiun kerja dan pekerja. 9. Analisis sensitivitas berdasarkan mesin dan peralatan, bahan baku dan absensi

pekerja.


(21)

1-4

1.3.2. Asumsi

Karena keterbatasan waktu dan data yang ada, maka pada penelitian ini digunakan asumsi sebagai berikut:

1. Kinerja mesin secara teknis konstan. 2. Bahan yang tersedia konstan.

3. Mesin dan alat dalam kondisi baik.

4. Operator memiliki kemampuan dan keahlian kerja yang sama. 5. Permintaan barang kontinu.

6. Faktor kelonggaran normal adalah sebesar 15%.

7. Data antropometri dari buku karangan Eko Nurmianto, dengan judul “Ergonomi, Konsep dasar dan Aplikasinya” mewakili data antropometri operator.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam identifikasi masalah, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gerakan-gerakan kerja operator sehubungan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan tubuh, tata letak dan peralatan sehingga menghasilkan gerakan kerja yang efektif dan efisien, yang nantinya akan dijadikan prosedur baku?

2. Dengan lahan terbatas, bagaimana tata letak tempat kerja keseluruhan yang sesuai untuk diterapkan?

3. Bagaimana keadaan lingkungan kerja yang optimal ditinjau dari atap, lantai, dinding, pencahayaan, sirkulasi udara dan temperatur?

4. Bagaimana tinjauan keselamatan kerja pada perusahaan ini?

5. Bagaimana kemampuan sistem untuk menerima suatu perubahan (fleksibilitas)?

6. Sampai sejauh mana sistem masih bisa berjalan layak apabila terjadi perubahan (sensitivitas)?


(22)

1-5

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan secara langsung ilmu yang telah didapat secara teoritis berdasarkan kenyataan di lapangan.

2. Melakukan penelitian untuk mempersiapkan penerapan bisnis yang akan dibangun.

3. Merancang tata cara kerja yang sesuai untuk perusahaan yang baru ini.

4. Merancang gerakan-gerakan kerja operator sehubungan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan tubuh, tata letak dan peralatan sehingga menghasilkan gerakan kerja yang efektif dan efisien.

5. Merancang sistem kerja keseluruhan yang optimal untuk keefisienan dan kenyamanan agar operator dapat bekerja dengan baik, juga menghindari pemborosan waktu dan biaya.

6. Merancang sistem kerja setempat yang optimal, agar operator dapat bekerja dengan sistematis, aman dan nyaman.

7. Merancang fasilitas lingkungan kerja, ditinjau dari atap, lantai, dinding, pencahayaan, sirkulasi udara dan temperatur, agar operator dapat bekerja dengan aman dan nyaman untuk mencapai hasil yang maksimal.

8. Merancang prosedur keselamatan dan kesehatan kerja, agar operator dapat bekerja dengan aman dan nyaman, sehingga dapat bekerja dengan baik.

9. Mengetahui kemampuan sistem untuk menerima suatu perubahan (fleksibilitas).

10.Mengetahui sistem yang sebaiknya diterapkan supaya sistem tersebut masih bisa berjalan layak apabila terjadi perubahan (sensitivitas).

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini secara singkat adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN

Menjelaskan antara lain latar belakang masalah yang menjadi alasan untuk mengadakan penelitian ini; identifikasi masalah; perumusan masalah yang ingin


(23)

1-6

diteliti; pembatasan masalah dan asumsi yang digunakan karena keterbatasan waktu penelitian; sistematika penulisan yang berisi rincian singkat tiap bab dalam laporan ini.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan teori-teori pengetahuan mengenai ilmu ergonomis, ilmu anthropometri dan teknik perancangan beserta rumus-rumus yang digunakan. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan tentang permasalahan yang telah dirumuskan, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dari awal hingga akhir berupa diagram sehingga lebih sistematis, praktis dan lebih mudah dimengerti.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi pengumpulan data dari beberapa sumber. BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Mengolah data-data yang sudah dikumpulkan, kemudian digunakan untuk membuat rancangan sistem kerja, kemudian dianalisis berdasarkan nilai-nilai ergonomis.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari hasil analisis dan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Setelah melalui beberapa pertimbangan, kemudian memberikan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar sumber literatur yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini.

LAMPIRAN

Berisi data-data pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini.


(24)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Gerakan-gerakan kerja operator untuk tiap stasiun kerja sudah dirancang untuk memenuhi prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Dengan demikian, gerakan-gerakan kerja tersebut sudah efektif dan efisien. Gerakan tersebut tidak menggunakan prinsip momentum, gerakan balistik, penyimpanan dengan gaya berat, penggunaan alat multifungsi.

a. Stasiun kerja 1 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki, pendistribusian jari secara terpisah dan penggunaan roda dan palang.

b. Stasiun kerja 2 dan 8 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi penggunaan alternatif duduk dan berdiri. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki, pendistribusian jari secara terpisah dan penggunaan roda dan palang.

c. Stasiun kerja 3 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip alternatif duduk dan berdiri. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki, pendistribusian jari secara terpisah dan penggunaan roda dan palang.

d. Stasiun kerja 4 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip kedua tangan memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama, prinsip alternatif duduk dan berdiri dan kedua tangan tidak mengakhiri gerakan yang sama. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki, pendistribusian jari secara terpisah dan penggunaan roda dan palang.


(25)

6-2

e. Stasiun kerja 5, sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip kedua tangan mengakhiri gerakan pada saat yang sama. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki, pendistribusian jari secara terpisah.

f. Stasiun kerja 6, sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip kedua tangan memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama, prinsip alternatif duduk dan berdiri. Tidak menggunakan prinsip pendistribusian jari secara terpisah.

g. Stasiun kerja 7 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip kedua tangan memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki dan pendistribusian jari secara terpisah.

h. Stasiun kerja 9 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip kedua tangan memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama, prinsip alternatif duduk dan berdiri. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki dan pendistribusian jari secara terpisah

i. Stasiun kerja 10 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip kedua tangan mengawali dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama, juga tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki dan pendistribusian jari secara terpisah.

j. Stasiun kerja 11 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi tidak memenuhi prinsip kedua tangan mengakhiri gerakan pada saat yang sama, juga banyak perubahan arah kiri dan kanan, alternatif duduk dan berdiri, juga tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki, pendistribusian jari secara terpisah dan penggunaan roda dan palang. k. Stasiun kerja 12 sudah memenuhi semua prinsip ekonomi gerakan, tetapi

tidak memenuhi prinsip alternatif duduk dan berdiri. Tidak menggunakan prinsip penggerakan alat dengan kaki dan penggunaan roda dan palang.


(26)

6-3

2. Tata letak yang sesuai untuk diterapkan adalah berdasarkan alternatif 5, karena mempunyai total nilai menurut metode prioritas minimum yang terkecil. Waktu transportasi yang didapat 86,01 detik, alur kerja sederhana, ruang yang tersisa 4,93 m2, pencahayaan menggunakan 10 lampu, 2 stasiun kerja yang terang saat lampu tidak dinyalakan. Rancangan tersebut dapat dilihat pada gambar 6.1 di bawah ini:


(27)

6-4

Gambar 6.1 Rancangan tata letak 5


(28)

6-5

3. Ditinjau dari lingkungan kerja:

a. Atap terbuat dari genteng dengan kondisi baik. b. Lantai keramik berwarna putih dengan kondisi baik. c. Dinding di cat dengan warna putih dengan kondisi baik.

d. Pencahayaan kurang optimal karena di beberapa titik terdapat intensitas cahaya yang kecil, yaitu berkisar 14 – 250 Lux.

e. Sirkulasi udara tempat awal kurang optimal karena hanya ada satu sumber udara masuk dan keluar, yaitu melalui pintu masuk.

f. Temperatur ruangan rata-rata berkisar 24-28 oC, sedangkan kelembaban rata-rata berkisar 62,75 – 85,75% yang juga masih termasuk tinggi dan kurang optimal. Kondisi pada lokasi ini pada siang hari suhu menjadi terlalu panas, sehingga operator yang bekerja dalam ruangan akan cepat lelah.

4. Perlengkapan penunjang kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Obat-obatan pertolongan pertama pada kecelakaan sudah disediakan dengan baik di lemari penyimpanan dan mudah dijangkau.

b. Peralatan keselamatan kerja utama yang digunakan operator adalah berupa sarung tangan untuk melindungi kulit tangan, penutup hidung dan mulut untuk melindungi bagian pernafasan dan mulut terhadap serat yang berterbangan, celemek untuk melindungi pakaian dari serat.

c. Tersedia tabung pemadam kebakaran, adanya sumber air di dalam ruangan, juga pintu darurat yang mengarah ke taman.

5. Fleksibilitas dari rancangan yang terpilih, yaitu alternatif 5, terlihat masih tersedia lahan yang kosong jika perusahaan ingin menambah beberapa stasiun kerja untuk meningkatkan kapasitas produksi. Jika ingin menambah pekerja pun lahan yang tersedia masih luas sehingga pekerja dapat leluasa bergerak. Dengan demikian rancangan alternatif 5 ini fleksibel untuk menerima suatu perubahan.


(29)

6-6

6. Sistem masih bisa berjalan layak apabila terjadi perubahan (sensitivitas), karena suku cadang mudah didapat, dapat diperbaiki sendiri atau dapat memanggil teknisi dari balai besar tekstil. Alat bantu mudah dicari yang baru jika mengalami kerusakan, untuk kemudahan, diperlukan alat bantu cadangan. Bahan baku mudah terserang rayap, untuk itu harus diberi kamper pada penyimpanannya dan tidak boleh lembab agar tidak terserang jamur. Jika ada pekerja yang tidak masuk maka tugasnya digantikan sementara oleh pekerja yang lain.

6.2. Saran

Saran-saran yang diusulkan oleh penulis sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembongkaran lahan yang tersedia untuk dijadikan lahan produksi agar lebih luas, tetapi tidak merubah struktur bangunan.

2. Tata letak stasiun kerja keseluruhan diatur berdasarkan alternatif 5, yang dapat dilihat pada gambar.

3. Tata letak dan ukuran pada sistem kerja setempat diatur sedemikian rupa sesuai pada rancangan yang sudah dibuat.

4. Dipasang 2 buah ventilasi pada tembok mengarah pada taman untuk aliran udara masuk dan keluar, agar sirkulasi udara berputar dengan baik, menstabilkan temperatur ruangan dan juga tingkat kelembaban.

5. Penambahan jumlah lampu, supaya penerangan lebih optimal, yaitu menggunakan jenis lampu “Philips” PL-L 36 watt sebanyak 3 unit dan “Philips” PL-C sebanyak 7 unit (yaitu daya 13 watt sebanyak 4 unit, daya 26 watt sebanyak 3 unit)

6. Dipasang lampu darurat, untuk mengantisipasi listrik padam.

7. Dibuat pintu darurat yang menuju ke taman, sehingga apabila terjadi kebakaran pada pabrikasi, pekerja cepat keluar.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Antis, W., Honeycutt, J.M., Koch, E.N.; “The Basic Motions of MTM”, 1979. 2. Apple, J.M.; “Tata letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, ITB 1990.

3. Bames, R.M.; “Motion and Time Study Design and Measurement of Work”, 1980.

4. Crolius, K., Montgomery, A.; “Knitting with Dog Hair”, St. Martin’s Griffin, New York, 1994.

5. Dewi, S. K.; “Analisa dan Usulan Perbaikan Sistem Kerja pada Bagian

Packing P.T. Ramatex, Bandung”, Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik

Industri, UKM, Bandung, 2003.

6. Karger, D.W., Hancock, W.M.; “Advanced Work Measurement, MTM Association for Standards & Research, 1982.

7. Niebel, B.W. & Freivalds, A.; “Methods, standards & work design”, 10 th edition, McGraw-Hill, USA, 1999.

8. Nurmianto, E.; “Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya, Surabaya, 2003.

9. Siregar, A. B.; “Analisis Kelayakan Pabrik”, Diktat Kuliah Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung, 1991.

10.Suma’mur; “Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan”, P.T. Saksama, 1987.

11.Sutalaksana; “Teknik Tata Cara Kerja”, ITB, Bandung, 1979.

12.Sutojo, Siswanto; “Studi Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik & Kasus”, P.T. Damar Mulia Pustaka, Jakarta, 2000.

13.Ulrich, Karl, T., Eppinger, S.,D.; “Product Design and Development”, 2 nd edition, Mc. Graw-Hill, USA, 2000.

14.Weimer, J.; “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, Prentice Hall, New Jersey, 1993.


(31)

16.Yudiantyo, W., Ie V. M.; “Work Design, MTM 1-2-3, Methods Time Measurement”, Diktat Kuliah & Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, UKM, 1997.

17.Diktat Kuliah; “Analisis Perancangan Kerja”, UKM, Bandung. 18.Diktat Kuliah; “Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, UKM, Bandung. 19.http://www.lighting.philips.co.id

20.http://www.vipfibers.com 21.http://www.woolery.com


(32)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama Mahasiswa : Yani Kamajaya

NRP : 9523064

Judul Tugas Akhir :


(33)

DATA PENULIS

Nama : Yani Kamajaya

Alamat di Bandung : Jl. Menjangan no. 16/8, Bandung Alamat Asal : Jl. Cimanuk no. 86, Indramayu No. Telp Bandung : 022-2038086

No. Telp Asal : 0234-272137 Alamat email : [email protected]

Pendidikan : SDK BPK Penabur, Indramayu SMPK BPK Penabur, Indramayu SMUK I BPK Penabur, Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, jenjang Strata 1.

Nilai Tugas Akhir :


(1)

6-5

3. Ditinjau dari lingkungan kerja:

a. Atap terbuat dari genteng dengan kondisi baik. b. Lantai keramik berwarna putih dengan kondisi baik. c. Dinding di cat dengan warna putih dengan kondisi baik.

d. Pencahayaan kurang optimal karena di beberapa titik terdapat intensitas cahaya yang kecil, yaitu berkisar 14 – 250 Lux.

e. Sirkulasi udara tempat awal kurang optimal karena hanya ada satu sumber udara masuk dan keluar, yaitu melalui pintu masuk.

f. Temperatur ruangan rata-rata berkisar 24-28 oC, sedangkan kelembaban rata-rata berkisar 62,75 – 85,75% yang juga masih termasuk tinggi dan kurang optimal. Kondisi pada lokasi ini pada siang hari suhu menjadi terlalu panas, sehingga operator yang bekerja dalam ruangan akan cepat lelah.

4. Perlengkapan penunjang kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Obat-obatan pertolongan pertama pada kecelakaan sudah disediakan dengan baik di lemari penyimpanan dan mudah dijangkau.

b. Peralatan keselamatan kerja utama yang digunakan operator adalah berupa sarung tangan untuk melindungi kulit tangan, penutup hidung dan mulut untuk melindungi bagian pernafasan dan mulut terhadap serat yang berterbangan, celemek untuk melindungi pakaian dari serat.

c. Tersedia tabung pemadam kebakaran, adanya sumber air di dalam ruangan, juga pintu darurat yang mengarah ke taman.

5. Fleksibilitas dari rancangan yang terpilih, yaitu alternatif 5, terlihat masih tersedia lahan yang kosong jika perusahaan ingin menambah beberapa stasiun kerja untuk meningkatkan kapasitas produksi. Jika ingin menambah pekerja pun lahan yang tersedia masih luas sehingga pekerja dapat leluasa bergerak. Dengan demikian rancangan alternatif 5 ini fleksibel untuk menerima suatu perubahan.


(2)

6-6

6. Sistem masih bisa berjalan layak apabila terjadi perubahan (sensitivitas), karena suku cadang mudah didapat, dapat diperbaiki sendiri atau dapat memanggil teknisi dari balai besar tekstil. Alat bantu mudah dicari yang baru jika mengalami kerusakan, untuk kemudahan, diperlukan alat bantu cadangan. Bahan baku mudah terserang rayap, untuk itu harus diberi kamper pada penyimpanannya dan tidak boleh lembab agar tidak terserang jamur. Jika ada pekerja yang tidak masuk maka tugasnya digantikan sementara oleh pekerja yang lain.

6.2. Saran

Saran-saran yang diusulkan oleh penulis sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembongkaran lahan yang tersedia untuk dijadikan lahan produksi agar lebih luas, tetapi tidak merubah struktur bangunan.

2. Tata letak stasiun kerja keseluruhan diatur berdasarkan alternatif 5, yang dapat dilihat pada gambar.

3. Tata letak dan ukuran pada sistem kerja setempat diatur sedemikian rupa sesuai pada rancangan yang sudah dibuat.

4. Dipasang 2 buah ventilasi pada tembok mengarah pada taman untuk aliran udara masuk dan keluar, agar sirkulasi udara berputar dengan baik, menstabilkan temperatur ruangan dan juga tingkat kelembaban.

5. Penambahan jumlah lampu, supaya penerangan lebih optimal, yaitu menggunakan jenis lampu “Philips” PL-L 36 watt sebanyak 3 unit dan “Philips” PL-C sebanyak 7 unit (yaitu daya 13 watt sebanyak 4 unit, daya 26 watt sebanyak 3 unit)

6. Dipasang lampu darurat, untuk mengantisipasi listrik padam.

7. Dibuat pintu darurat yang menuju ke taman, sehingga apabila terjadi kebakaran pada pabrikasi, pekerja cepat keluar.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Antis, W., Honeycutt, J.M., Koch, E.N.; “The Basic Motions of MTM”, 1979. 2. Apple, J.M.; “Tata letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, ITB 1990.

3. Bames, R.M.; “Motion and Time Study Design and Measurement of Work”,

1980.

4. Crolius, K., Montgomery, A.; “Knitting with Dog Hair”, St. Martin’s Griffin, New York, 1994.

5. Dewi, S. K.; “Analisa dan Usulan Perbaikan Sistem Kerja pada Bagian Packing P.T. Ramatex, Bandung”, Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri, UKM, Bandung, 2003.

6. Karger, D.W., Hancock, W.M.; “Advanced Work Measurement, MTM Association for Standards & Research”, 1982.

7. Niebel, B.W. & Freivalds, A.; “Methods, standards & work design”, 10 th edition, McGraw-Hill, USA, 1999.

8. Nurmianto, E.; “Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya, Surabaya, 2003.

9. Siregar, A. B.; “Analisis Kelayakan Pabrik”, Diktat Kuliah Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung, 1991.

10.Suma’mur; “Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan”, P.T. Saksama, 1987.

11.Sutalaksana; “Teknik Tata Cara Kerja”, ITB, Bandung, 1979.

12.Sutojo, Siswanto; “Studi Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik & Kasus”, P.T. Damar Mulia Pustaka, Jakarta, 2000.

13.Ulrich, Karl, T., Eppinger, S.,D.; “Product Design and Development”, 2 nd edition, Mc. Graw-Hill, USA, 2000.

14.Weimer, J.; “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, Prentice Hall, New Jersey, 1993.


(4)

16.Yudiantyo, W., Ie V. M.; “Work Design, MTM 1-2-3, Methods Time Measurement”, Diktat Kuliah & Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, UKM, 1997.

17.Diktat Kuliah; “Analisis Perancangan Kerja”, UKM, Bandung. 18.Diktat Kuliah; “Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, UKM, Bandung. 19.http://www.lighting.philips.co.id

20.http://www.vipfibers.com 21.http://www.woolery.com


(5)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama Mahasiswa : Yani Kamajaya

NRP : 9523064

Judul Tugas Akhir :


(6)

DATA PENULIS

Nama : Yani Kamajaya

Alamat di Bandung : Jl. Menjangan no. 16/8, Bandung Alamat Asal : Jl. Cimanuk no. 86, Indramayu No. Telp Bandung : 022-2038086

No. Telp Asal : 0234-272137

Alamat email : [email protected]

Pendidikan : SDK BPK Penabur, Indramayu SMPK BPK Penabur, Indramayu SMUK I BPK Penabur, Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, jenjang Strata 1.

Nilai Tugas Akhir :