Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program Conservation Scout.

Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Telaah Potensi Materi Ajar Biologi SMP Berbasis pada Potensi Lokal di Bantaran Sungai Winongo
Kabupaten Bantul
Muhammad Joko Susilo
Pengembangan Instrumen Evaluasi Pembelajaran Microteaching Berbasis Perspekti Keterampilan
Dasar Mengajar
Nani Aprilia
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi UAD Melalui Model Belajar
Kelompok dan Media Pembelajaran Imitasi Persilangan pada Mata Kuliah Genetika
Trianik Widyaningrum, Arief Abdillah Nurusman
Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester VII pada Mata Kuliah Teknologi Fermentasi melalui
Implementasi Metode Eksperimen
Indro Prastowo, dkk.
Evaluasi Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Sistem Respirasi Mencit
(Mus musculus) Terpapar Asap Anti Nyamuk Bakar Sebagai Bahan Ajar Biologi SMA Kelas XI
Irfan Yunianto, dkk.
Pengaruh Penambahan Air Lindi terhadap Laju Dekomposisi Sampah Daun yang Dikomposkan dalam Vessel
Yahya Hana , dkk.
Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program Conservation Scout
Wahyu Wido Sari
Meningkatkan Efekti tas Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Sainti k Menggunakan

Media Wheel Concerned
Yati Utami Purwaningsih

Diterbitkan oleh

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

ISSN: 2338-6630

Volume 2 Nomer 2
Desember 2014

ISSN: 2338-6630
JURNAL

Volume 2 Nomer 2 DESEMBER 2014

ALAMAT REDAKSI

Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan
Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta, 55164 Indonesia
Telp. (0274) 3411
E-mail: pbiologiuad@gmail.com

PENANGGUNG JAWAB
Muhammad Joko Susilo, M. Pd.

PIMPINAN REDAKSI
Indro Prastowo, M. Biotech
SEKRETARIS REDAKSI
Nani Aprilia, M. Pd.

KETUA PENYUNTING
Hani Irawati, M. Pd

PENYUNTING PELAKSANA
Yahya Hanafi, M. Sc.
Galuh Alif Fahmi Rizki, S. Pd.


Jurnal BIOEDUKATIKA adalah jurnal yang dimiliki oleh Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UAD. Jurnal
BIOEDUKATIKA akan menerbitkan artikel-artikel ilmiah dalam cakupan keilmuan bidang Pendidikan Biologi.
Artikel yang dimuat adalah artikel hasil penelitian, kajian ilmiah kritis, dan isu penting terkini yang tercakup dalam
pembidangan jurnal.

PEDOMAN PENULISAN NASKAH
Jurnal BIOEDUKATIKA adalah jurnal yang dimiliki
oleh Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UAD.
Jurnal BIOEDUKATIKA akan menerbitkan artikelartikel ilmiah dalam cakupan keilmuan bidang
Pendidikan Biologi. Artikel yang dimuat adalah
artikel hasil penelitian, kajian ilmiah kritis, dan isu
penting terkini yang tercakup dalam pembidangan
jurnal.
Untuk tujuan rujukan penulisan artikel Jurnal
BIOEDUKATIKA disusun pedoman penulisan
artikel yang merupakan acuan bagi para penulis.
Isi artikel merupakan hasil karya sendiri, hasil
penelitian dalam bidang pendidikan biologi yang
belum dipublikasikan dalam jurnal manapun. Untuk
naskah hasil penelitian secara keseluruhan harus

memuat Judul, Kontak Penulis, Abstrak beserta kata
kunci, Pendahuluan, Metode Penelitian, Simpulan,
dan Daftar Pustaka yang digunakan. Template
naskah jurnal BIOEDUKATIKA dapat diunduh di
http://pbio.uad.ac.id/jurnal
Judul ditulis dalam bahasa Indonesia menggunakan
huruf Segoe UI 14pt, maksimal 3 baris dengan
menggunakan huruf besar di setiap kata. Nama
penulis ditulis menggunakan huruf Centaur 9pt,
dimulai dari penulis utama, kedua, dan seterusnya.
Kontak penulis berupa email ditulis di bawah instansi
lengkap dengan alamatnya.
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia menggunakan
huruf Centaur 10pt spsi tunggal.
Abstrak
menjelaskan intisari dari penelitian yang dilakukan.
Banyaknya kata dalam abstrak antara 200 – 250 kata,
jika terdapat istilah-istilah asing yang belum
dibakukan ditulis italic.
Pendahuluan merupakan isi latar belakang dan tujuan

dari penelitian yang dibuat. Tulisan pendahuluan
menggunakan huruf Segoe UI 11pt dan isi
pendahuluan menggunakan huruf Centaur 11pt spasi
1sp. Isi pendahuluan ditulis dalam kisaran 800-1000
kata.
Metode Penelitian/Pengkajian merupakan langkah-

langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan, pengolahan dan analisis data untuk
mendeskripsi pemecahan masalah penelitian dan
menguji hipotesis serta berisi alat, bahan dan hal yang
berkaitan menyangkut teknis penelitian. Dalam
penulisannya dapat terdiri dari dua sub judul atau
lebih. Subjudul ditulis dengan huruf kapita dan
ditebalkan.

Hasil dan Pembahasan meruakan isi dari hasil
penelitian yang dilakukan dan hasil pembahasan dari
hasil penelitian. Hasil penelitian yang disajikan dalam
bagian ini adalah hasil “bersih”. Proses analisis data

seperti perhitungan statistik dan proses pengujian
hipotesis tidak perlu disajikan. Hanya hasil analisis
dan hasil pengujian hipotesis saja yang perlu
dilaporkan. Tabel, Gambar, atau Gafik dapat
digunakan untuk memperjelas penyajian hasil
penelitian secara verbal. Tabel, Gambar, atau grafik
harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan
berupa telaah kritis dan mendalam berdasarkan hasil
penelitian.
Simpulan merupakan bagian yang menyatakan suatu
simpulan berupa interprestasi dari hasil penelitian.
Simpulan ditambahkan bagian berupa saran dari hasil
penelitian.
Daftar Pustaka ditulis berurutan secara alfabetis
menggunakan huruf Centaur 10pt, line spacing 1sp.
after spacing 3pt dengan cara penulisan sebagai
berikut.
 Untuk sitasi buku
Nama penulis. Tahun Terbit. Judul buku ditulis miring.
Kota Terbit: Nama Penerbit.

Contoh:
Susilo, Muhammad Joko. 2010. Pembodohan Siswa
Tersistematis. Yogyakarta: Pinus.
 Untuk sitasi jurnal dengan satu atau dua author
Nama Penulis. Tahun. “Judul Jurnal”. Nama Jurnal
ditulis miring Vol. X No. X Tahun: halaman XX. Kota terbit: Nama Penerbit.
Contoh:
Irawati, Zuchrotus Salamah. 2013. “Pertumbuhan
Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)
dengan Pemberian Pupuk Organik Berbahan
Dasar Kotoran Kelinci. Jurnal BIOEDUKATIKA
Vol. 1 No. 1 Mei 2013: 1-2. Yogyakarta: UAD.
 Untuk sitasi dari laporan ataupun thesis
Nama Penulis. Tahun. Judul laporan ataupun thesis
ditulis miring. Kota Terbit: Nama Penerbit.
Contoh:
Rizki, Galuh Alif F.. 2014. Pengembangan Media
Pembelajaran berbasis Blog pada Materi Pelajaran
Sistem Saraf Kelas XI. Yogyakarta: UAD.
 Untuk sitsi yang diperoleh dari internet

Nama Penulis. Tahun. Judul Tulisan ditulis miring.
Alamat internet (link URL). Diakses pukul,
tanggal/bulan/tahun.
Contoh:
Spare, P dan Venema, S. C.. 1998. Introduction

toTropical Fishes.
http://www.fao.org.docrep/W544679.htm.
Diakses 18:08 AM, 01/01/2011.

ISSN: 2338-6630
JURNAL

Volume 2 Nomer 1 MEI 2014
DAFTAR ISI
Telaah Potensi Materi Ajar Biologi SMP Berbasis pada Potensi Lokal di Bantaran Sungai Winongo
Kabupaten Bantul

1-8


Muhammad Joko Susilo
Pengembangan Instrumen Evaluasi Pembelajaran Microteaching Berbasis Perspekti Keterampilan
Dasar Mengajar

9-13

Nani Aprilia
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi UAD Melalui Model
Belajar Kelompok dan Media Pembelajaran Imitasi Persilangan pada Mata Kuliah Genetika

14-19

Trianik Widyaningrum, Arief Abdillah Nurusman
Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester VII pada
melalui Implementasi Metode Eksperimen

Mata Kuliah Teknologi Fermentasi

20-22


Indro Prastowo, dkk.
Evaluasi Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Sistem Respirasi Mencit
(Mus musculus) Terpapar Asap Anti Nyamuk Bakar Sebagai Bahan Ajar Biologi SMA Kelas XI

23-27

Irfan Yunianto, dkk.
Pengaruh Penambahan Air Lindi terhadap Laju Dekomposisi Sampah Daun yang Dikomposkan
dalam Vessel

28-33

Yahya Hanafi, dkk.
Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program Conservation Scout

34-37

Wahyu Wido Sari
Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik Menggunakan Media


Wheel Concerned
Yati Utami Purwaningsih

38-41

Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 2 No. 2 Desember 2014 ISSN: 2338-6630 | Halaman 34-37

Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program
Conservation Scout

Wahyu Wido Sari
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma
Tromol Pos 29, Mrican, Yogyakarta
surat elektronik: w.widasari@gmail.com

ABSTRAK

`

Penanaman karakter cinta lingkungan dan pemahaman akan pentingnya konservasi perlu dilakukan sejak
dini. Program conservation scout atau pandu konservasi menawarkan edukasi dan empowering siswa SD
mengenai konservasi. Kegiatan ini bertempat di Pusat Studi Lingkungan, Universitas Sanata Dharma dan
melibatkan 38 SD di Yogyakarta. Peserta conservation scout terdiri dari 32 guru dan 70 siswa SD.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon sekolah, persepsi guru, persepsi siswa, dan keberhasilan
sekolah dalam mendukung program conservation scout. Metode yang digunakan adalah action reseach,
survey, dan diskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan hasil validasi sangat baik.
Sekolah memberikan respon sangat positif (84%) terhadap program conservation scout, dari 38 sekolah
yang diundang, ada 32 sekolah yang mengikuti program ini. Guru memberikan persepsi negatif (2,50), bukan
pada esensi program melainkan pada teknik pelaksanaan program. Siswa memberikan persepsi positif (3,51)
dan 36 dari 70 siswa berhasil melakukan peer tutoring dan kampanye mengenai konservasi. Ada 53, 12 %
SD yang siswanya menjadi duta konservasi lingkungan.
Kata kunci: conservation scout, pendidikan karakter, konservasi

Pendahuluan
Perilaku
pengrusakan
lingkungan
dan
ketidaksadaran masyarakat untuk tidak menjaga
lingkungan semakin tinggi hari-hari ini. Jika diamati
lebih lanjut, perilaku pengrusakan lingkungan tidak
sebatas pada pembabatan hutan secara liar, tetapi sudah
mengakar pada perilaku manusia Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, berdasarkan
observasi, ada mahasiswa yang meninggalkan sampah di
ruang kuliah atau di sembarang tempat di lingkungan
kampus. Lebih luas lagi, muncul genangan air atau banjir
mendadak di jalan-jalan tertentu di Yogyakarta jika
hujan deras tiba akibat hilangnya daerah resapan air yang
berubah menjadi mall dan hotel. Jika hal ini dibiarkan
terus, maka generasi yang akan datang akan menanggung
lingkungan yang rusak dan tidak memiliki kepedulian
untuk mempertahankannya. Oleh karena itu pendidikan
mengenai konservasi lingkungan perlu dilakukan sejak
dini, khususnya pada jenjang SD.
Penanaman kembali karakter cinta lingkungan dan
pemahaman akan pentingnya konservasi perlu dilakukan
melalui pendidikan kepada generasi muda (anak-anak).
Davis (1998) menuliskan bahwa hubungan antara anak
34

dengan alam sekitarnya merupakan landasan yang
penting untuk membangun hubungan yang baik antara
manusia dengan alam. Secara alami, anak adalah
penjelajah alami. Mereka mengobservasi dan meneliti
lingkungan di sekitar mereka secara alami dan belajar
darinya (learning by doing).
Pusat Studi Lingkungan (PSL) yang dimiliki oleh
Universitas Sanata Dharma menawarkan media
pembelajaran yang sangat menarik bagi anak-anak. Di
PSL, dikembangbiakkan burung-burung langka, hutan
jati, lobster, dan tanaman obat. Disana juga dipelihara
reptil dan ada pelestarian kopi dari berbagai tempat di
Indonesia. Bahkan, ada pengolahan biogas juga yang bisa
menjadi sarana bagi anak-anak belajar akan energi
alternatif. Pembelajaran berbasis pada pelestarian
lingkungan ini akan dikemas dalam bentuk Conservation
scout atau pramuka berbasis konservasi. Anak-anak
diharapkan menjadi agen dalam mewujudkan generasi
yang peduli terhadap lingkungan melalui tindakan nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi guru
dan siswa dari 38 SD di Yogyakarta yang menjadi
peserta program conservation scout. Program
Conservation scout dilakukan selama 3 kali dan diakhiri

Jurnal BIOEDUKATIKA| Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program Conservation Scout

Wahyu Wido Sari

dengan kegiatan peer tutoring dan kampanye di SD
masing-masing peserta.

Metode Penelitian
Penelitian ini berjenis action research dengan survey
dan diskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah 38 SD mitra PGSD Universitas Sanata Dharma
di wilayah Yogyakarta baik SD Negeri maupun SD
Swasta. Jumlah pesertanya adalah 38 guru pendamping
dan 76 siswa.
Definisi Operasional
1. Conservation scout adalah program pengenalan
konservasi dan karakter cinta lingkungan pada siswa
sekolah dasar di Pusat Studi Lingkungan, Universitas
Sanata Dharma.
2. Siswa sekolah dasar adalah anak yang berusia antara 612 tahun dan sedang mengikuti pendidikan di sekolah
dasar baik negeri maupun swasta.
3. Karakter cinta lingkungan adalah karakter peduli pada
lingkungan: mengkampanyekan cara memelihara
lingkungan, mengajari teman sebaya (peer tutoring)
mengenai cara memelihara lingkungan atau hal yang
berkaitan dengan konservasi.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner persepsi
guru dan siswa peserta conservation scout. Kuesioner
divalidasi oleh ahli penelitian pendidikan dengan
ketentuan skor 1-4 (sangat baik, baik, kurang, kurang
sekali). Kuesioner tersebut berskala 1-4 dengan ketentuan
sangat setuju, setuju, sangat tidak setuju, dan tidak setuju
pada Tabel 1.
Dua hal yang divalidasi yaitu: isi (content validity)
dan konstruk (contruct validity).
Tabel 1. Konversi Nilai Skala Empat Berdasarkan Penilaian
Acuan
Kategori
Interval Skor
Sangat Baik
X ≥ 3,40
Baik
2,60 < x ≤ 3,40
Cukup Baik
1,79 < x ≤ 2,60
Kurang Baik
X ≤ 1,79
Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner disebarkan pada guru dan siswa peserta

Conservation scout setelah kegiatan Conservation scout
selesai berlangsung. Kuesioner diisi secara mandiri oleh
guru dan siswa (tanpa bantuan dari peneliti) kemudian
dikembalikan pada hari yang sama. Selanjutkan kuesioner
dikumpulkan dianalisa datanya.
Hal pertama dalam analisis data adalah pengecekan
identitas responden, pengecekan kelengkapan pengisian
dan pengecekan lain yang bertujuan supaya data yang
dikumpulkan maksimal. Langkah kedua adalah tabulasi,
yaitu pengelompokan data dalam tabel, coding, kemudian
scoring. Bobot alternatif jawaban yaitu pernyataan positif

SS (4), S (3), TT (2), dan STS (1). Pernyataan negatif
diberi bobot SS (1), S (2), TS (3), STS (4).
Alat analisis data berupa mean (rata-rata) dari score
yang diperoleh. Ada 4 kategori persepsi responden yaitu:
sangat negatif, negatif, positif, dan sangat positif
(Arikunto, 2005). Rumus yang digunakan dalam
penelitian ini:
X = Ʃ X/ N
keterangan:
X = rata-rata hitung
Ʃ = jumlah semua nilai kuesioner
N = Jumlah responden

Grand mean (X) = total rata-rata hitung/ jumlah
pertanyaan. Langkah selanjutnya data dijabarkan dalam
bentuk kalimat yang mengandung kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan
Respon Sekolah Dasar Mitra PGSD terhadap Program
Conservation Scout
Peneliti mengundang 38 sekolah dasar di wilayah
Yogyakarta yang merupakan mitra PGSD (mempunya
MoU kerjasama dengan PGSD). Ada 32 sekolah yang
menanggapi surat undangan tersebut dengan
mengirimkan peserta (2 – 4 orang siswa) dan 1 orang
guru pendamping. Keenam sekolah yang tidak
mengirimkan siswa untuk menjadi peserta memberikan
alasan bahwa jarak tempuh sekolah dengan Pusat Studi
Lingkungan sangat jauh dan kegiatan bertepatan dengan
ujian tengah semester ganjil 2014-2015.
Persentase respon sekolah dasar mitra PGSD
terhadap program Conservation scout dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Persentase Respon Sekolah terhadap Conservation

Scout

Sekolah dasar mitra PGSD memberikan respon yang
sangat baik terhadap tawaran program conservation
scout. Kepala sekolah menyadari pentingnya memperkuat
karakter cinta lingkungan dan pengetahuan mengenai
konservasi pada anak-anak. Selain akan menambah kredit
bagi sekolah yang kepedulian mengenai lingkungan
hidup, siswa-siswa SD juga antusias mengikuti kegiatan
yang akan menjadikan mereka duta konservasi
lingkungan jika mereka berhasil melakukan kampanye
dan peer tutoring. Peneliti menerima pertanyaan dari
hampir semua kepala sekolah seandainya mereka boleh
mengirimkan lebih dari 2 peserta. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Thathong dan Leopenwong (2014) yang
menyatakan bahwa sebagian besar siswa sekolah dasar

Terbitan Bulan Desember | Jurnal BIOEDUKATIKA

35

Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 2 No. 2 Desember 2014 ISSN: 2338-6630 | Halaman 34-37

dan remaja peduli akan pentingnya konservasi lingkungan
karena yang terjadi di lingkungan berefek pada hidup
mereka.
Persepsi Guru dan Siswa terhadap Conservation Scout
Instrumen yang berhasil disusun peneliti dalam
penelitian ini berupa kuesioner terhadap guru dan siswa.
Kuesioner untuk guru dan siswa tersebut berisi 15
pernyataan dengan rincian 13 pernyataan positif dan 2
pernyataan negatif. Kisi-kisi kuesioner yang dibagikan
pada guru adalah kejelasan kegiatan conservation scout,
kejelasan kegiatan praktikum conservation scout,
kejelasan keterkaitan Conservation scout dengan
lingkungan hidup, dan kesiapan guru menjadi
pendamping duta konservasi di sekolah. Kisi-kisi
kuesioner yang dibagikan pada siswa adalah kejelasan
kegiatan conservation scout, kejelasan kegiatan praktikum
conservation scout, kejelasan keterkaitan Conservation
scout dengan lingkungan hidup, dan kesiapan siswa
menjadi duta lingkungan hidup.
Conservation scout dilaksanakan dalam 3 tahap atau
3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada
tanggal 2 Oktober 2014 dengan kegiatan eksperimen
berbasis lingkungan hidup dan minitrip di PSL. Diakhir
pertemuan, peserta diminta melakukan presentasi
spontan mengenai kegiatan eksperimen yang sudah
dilakukan. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 16
Oktober 2014 dengan kegiatan praktik membuat awetan
bioplastik dan mengenal konservasi reptil. Pertemuan
terakhir, yaitu tanggal 23 Oktober 2014, peserta diajak
untuk melakukan studi kasus mengenai pencemaran, lalu
mereka diminta membuat poster untuk dipresentasikan.
Poster berisi ajakan untuk mengkonservasi lingkungan
berdasarkan kasus pencemaran yang sudah diutarakan.
Keberhasilan kegiatan Conservation scout saat
siswa berani melakukan kampanye dan peer tutoring di
sekolah masing-masing dalam rentang waktu 2 minggu
setelah kegiatan di PSL. Peserta atau siswa yang mampu
melaksanakan kampanye dan peer tutoring mendapat
penghargaan sebagai duta konservasi lingkungan.
Peneliti mengukur persepsi guru dan siswa dengan
menggunakan instrumen berupa kuesioner. Pemilihan
instrumen ini berdasarkan pemikiran bahwa kuesioner
lebih mudah diisi oleh siswa SD dan cepat diolah
datanya. Hal ini sesuai dengan Anwar (1997) yang
menyatakan bahwa kuesioner merupakan instrumen
pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif
mudah digunakan. Akurasi dan kecermatan data hasil
pengukuran tergantung pada validitas alat ukurnya. Hasil
validasi ahli dari kuesioner yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Validasi Ahli terhadap Kuesioner
Kuesioner
Persepsi Guru
Persepsi Siswa

36

Rata-Rata Skor
3,73
3,66

Kategori
Sangat baik
Sangat baik

Skala pengukuran kuesioner adalah 1-4 dengan
ketentuan sangat setuju, setuju, sangat tidak setuju, dan
tidak setuju. Kuesioner berbentuk skala bertingkat adalah
sebuah pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan (Arikunto, 2010).
Kuesioner dibagikan guru dan siswa pada pertemuan
program conservation scout. Ada 32 sekolah yang
mengirimkan 2 siswa dan 1 guru untuk mengikuti
conservation scout, sehingga ada 70 kuesioner yang
disebarkan kepada siswa, 35 kuesioner yang disebarkan
kepada guru pendamping.
Dari 70 kuesioner yang disebarkan kepada siswa, ada
56 kuesioner yang kembali. Sedangkan 35 kuesioner
yang disebarkan kepada guru, ada 32 kuesioner yang
kembali pada Tabel 3.
Tabel 3. Persentase Respon
Kuesioner
Subjek Kuesioner yang
disebar
Guru
35
Siswa
70

Guru dan Siswa dalam Mengisi
Kuesioner yang
kembali
32
56

Persentase
(%)
91,43 %
80 %

Peneliti melihat respon yang positif dan baik dari
guru maupun siswa untuk mengisi kuesioner saat
kegiatan telah selesai. Hasil scoring dari kuesioner
dianalisis dengan mencari mean dari skor kuesioner yang
diperoleh. Mean digunakan untuk mengetahui nilai
hitung rata-rata. Penghitungan mean tersebut ditentukan
dengan cara mengombinasi bobot nilai tiap jawaban
responden berdasarkan nilai maksimum dan nilai
minimum, dapat diketahui persepsi responden.
Tabel 4. Rata-rata Keseluruhan
Guru

Ʃ
Responden
32

Ʃ skor
kuesioner
1204

Siswa

56

2952

Subjek

Total

Rata-rata
Keseluruhan

Grand
Mean

4156

47,23

3,15

Peneliti membagi persepsi responden menjadi 4
kategori, yakni persepsi sangat negatif, negatif, positif,
dan sangat positif. Hal ini dapat terlihat digaris bilangan
yang menunjukkan rentang 0-4. Garis bilangan kategori
persepsi dibagi menjadi 4. Nilai tengahnya adalah ratarata keseluruhan. Lalu masing-masing dibagi sama besar.
Persepsi sangat negatif jika grand mean 0-1,57. Persepsi
negatif jika grand mean antara 1,58-3,15. Persepsi positif
jika grand mean antara 3,16-3,58. Persepsi sangat positif
jika grand mean antara 3, 57 – 4 tertera pada Tabel 5.
Tabel 5. Persepsi Guru dan Siswa terhadap Conservation Scout
Subjek
Guru
Siswa

Ʃ
Responden
32
56

Ʃ skor
kuesioner
1204
2952

Grand
Mean
2,50
3,51

keterangan
negatif
positif

Guru memperlihatkan persepsi yang negatif terhadap
program conservation scout. Guru memberikan beberapa
komentar yang bersifat teknik pelaksanaan Conservation
scout bukan mengenai isi atau esensi program. Pada
kolom komentar, guru menuliskan saran disediakannya

Jurnal BIOEDUKATIKA| Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program Conservation Scout

Wahyu Wido Sari

fasilitas snack dan makan siang untuk siswa. Ada juga
guru yang menyarankan fasilitas antar jemput dari PSL
ke sekolah.
Siswa memberikan persepsi yang positif pada
program conservation scout. Mereka mengikuti setiap
kegiatan dengan baik dan memberikan feedback yang
positif pada kolom komentar. Salah satu siswa
menuliskan “saya senang karena mendapat bimbingan

dan banyak ilmu pengetahuan, dan saya melakukan
beberapa eksperimen yang membuat saya ingin selalu
mengikuti kegiatan conservation scout”.
Keberhasilan program Conservation scout mencapai
53, 125 % diukur dari total sekolah yang mengirimkan
siswa yang berhasil melaksanakan peer tutoring dan
kampanye di sekolah. dari 32 sekolah, ada 17 sekolah
yang siswanya berhasil menjadi duta konservasi
lingkungan.

Simpulan
Penelitian ini membuktikan persepsi yang negatif
dari guru pendamping dan persepsi positif dari siswa
yang menjadi peserta kegiatan Conservation scout di
Pusat Studi Lingkungan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Selain itu, ada respon sangat positif dari SD
mitra PGSD, Universitas Sanata Dharma pada kegiatan
conservation scout. Kegiatan Conservation scout dirasa
bisa menjadi sarana penanaman karakter cinta
lingkungan dan peduli konservasi pada siswa SD karena
dari 32 SD yang menjadi peserta conservation scout, ada
53, 12 % yang siswanya berhasil menjadi duta
konservasi lingkungan.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Davis, Julie. (1998) “Young Children, environmental
education and the future”. Journal of Education and the
Environment, (11).
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Dua Abad Mengungkap
Kekayaan Flora dan Ekosistem Indonesia. Jakarta : LIPI.
Sign, H.; Rahman, S.A. 2010. An approach of environmental
education by Non-Goverment Organizations (NGOs) in
Biodiversity Conservation. J Soc Behav Sci 42: 144-152
Thathong and Leopenwong. 2014. The Development of
Environmental Education Activities for Forest Resources
Conservation for the Youth. J Soc and Behav Sci
116:2266-2269

Terbitan Bulan Desember | Jurnal BIOEDUKATIKA

37

Dokumen yang terkait

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH Persepsi Kepala Sekolah, Guru Dan Siswa Terhadap Sekolah Yang Menyenangkan Di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Surakarta.

1 5 15

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH Persepsi Kepala Sekolah, Guru Dan Siswa Terhadap Sekolah Yang Menyenangkan Di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Surakarta.

0 2 16

Pengembangan materi Pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

2 2 184

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 1 179

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 0 196

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation Scout untuk siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

0 5 187

Pengembangan materi Pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V A SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 4 182

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 0 177

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 26 194

Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation Scout untuk siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta

0 4 185