LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO.

(1)

ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

oleh:

Friska Br Ginting NIM 0906170

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO

Oleh: Friska Br Ginting

0906170

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis

© Friska Br Ginting 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO

Friska Br Ginting 0906170

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing 1

Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. NIP.195509131985032001

Pembimbing II

Zakiah Pawitan, M.Ds. NIP. 198305052005012001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Bandi Soebandi, M.Pd. NIP. 197206131999031001


(4)

ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO

Friska Br Ginting 0906170

Disetujui dan disahkan oleh:

Dosen Penguji 1

Drs. Untung Supriyanto, M.Pd. NIP.195210161986011001

Dosen Penguji II

Drs. Harry Sulastianto, M.Sn. NIP. 196605251992021001

Dosen Penguji III

Bandi Soebandi, M.Pd. NIP. 197206131999031001


(5)

LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO Friska Br Ginting1, Dra. Tity Soegiarti, M.Pd.

2

, Zakiah Pawitan, M.Ds.3

Pendidikan Seni Rupa , FPBS UPI Bandung, Email: friskajoe_koridama@yahoo.co.id1,

Abstrak

Seni lukis sulam adalah satu dari banyak teknik yang inovatif dalam melukis. Salah satu seniman Indonesia yang menekuni seni lukis sulam adalah Moel Soenarko. Skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan Moel Soenarko mengenai Bagaimana ide berkarya Moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam, Bagaimana proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko dan Bagaimana visualisasi dan konseptual seni lukis sulam karya Moel Soenarko, teori yang dipakai dalam penelitan adalah teori proses kreatif dan analisis formal.

Melalui Penelitian ini dapat disimpukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ide berkarya seni lukis Moel Soenarko yaitu pertama intelektualitas pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh status sosialnya Sebagai anak seorang Raden (sekaligus seorang polisi). Selain itu Moel Soenarko adalah kakak dari tujuh orang adiknya. Ia juga merupakan istri dari seorang TNI atau Tentara Nasional Indonesia yang pemerintahannya melewati masa politik yang bergejolak (Orde Baru-Demokrasi). Adapun faktor kedua adalah lingkungan tempat tinggal. Adapun faktor ketiga adalah pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh Interaksi Sosial sebagai ibu Persit (sebutan untuk istri para TNI) dan ia juga bergabung dalam perkumpulan Darma Wanita.

Adapun proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko meliputi membuat sketsa dengan media pensil dan kertas, memindahkankannya ke atas kain yang akan dijadikan media dalam membuat lukisan sulamnya, menentukan warna dan jenis tusukan yang cocok untuk diterapkan keatas permukaan kain. Tahap selanjutnya adalah memasang pembidang pada kain untuk mengunci permukaan kain selanjutnya adalah memulai sulaman.

Visualisasi dan konseptual lukisan sulam karya Moel Soenarko Secara garis besar dibagi dalam tiga periode 2010 (Sebelum mengenal sulam sebagai lukisan). Periode 2011 (Setelah mengenal sulaman sebagai karya lukisan). Periode 2012 (Pengembangan Tema lukisan sulam). Adapun karya lukisan yang di hasilkan pada masing-masing perode memiliki perubahan. Dengan bahasa lukisan Moel membuktikan bahwa pelukis wanita dapat bersaing dengan pelukis laki-laki. Dengan ketekunannya pula ia dapat menunjukkan bahwa kesenimanan seseorang tidak hanya tergantung pada latar belakang akademisi.

Kata kunci: Lukisan, Sulam, Visualisasi


(6)

DAFTAR ISI

Abstrak……….. iv

Daftar Isi ……….. v

Daftar Tabel………... vii

Daftar Skema……… viii

Daftar Gambar………... x

BAB I PENDAHULUAN .………... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……… 3

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Manfaat Hasil Penelitian………... 4

E. Stuktur Organisasi Penelitian………... 5

BAB II ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO…... 7

A. Ide Berkarya Seni Lukis Sulam………...………. 7

1. Pengertian Seni Lukis………..………... 11

2. Pengertian Sulam……… 12

3. Pengertian Seni Lukis Sulam……….. 13

B. Proses Berkarya Seni Lukis Sulam……….. 16

1. Alat-Alat dalam Pembuatan Seni Lukis Sulam……….. 16

2. Bahan dalam Pembuatan Seni Lukis Sulam……..……….. 17

C. Visualisasi Seni Lukis Sulam……….………. 22

1. Unsur dan Prinsip Seni Lukis Sulam………... 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN...………. ………… 30

A. Lokasi Penelitian ………... 30

B. Desain Penelitian……….. 30

C. Metode Penelitian……….. 33

D. Instrumen Penelitian………. 33

E. Proses Pengembangan Instrumen………. 36


(7)

G. Analisis Data……… 37

BAB IV. ANALISIS LUKISAN SULAM KARYA MOEL SOENARKO. 40

A. Profil Moel Soenarko……….. 40

1. Moel Soenarko Sebagai Seniman Wanita………... 42

2. Pengalaman Moel Soenarko dalam Dunia Seni Lukis……….... 45

3. Pengalaman Moel Soenarko dalam Berkarya Sulam………….. 46

4. Pengalaman Moel Soenarko dalam Membuat Lukisan Sulam… 48

B. Hasil Penelitian……….. 51

1. Visualisasi dan Analisa Lukisan Sulam karya Moel Soenarko... 51

2. Ide dan Proses Berkarya Seni Lukis Sulam Moel Senarko…….. 53

3. Proses Pembuatan Karya Seni Lukis Sulam Moel Soenarko…... 59

4. Alat dan Bahan dalam Pembuatan Lukisan Sulam………. 63

5. Jenis Tusukan Pada Pembuatan seni Lukis Sulam……….. 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian………. 67

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN………...…. 100

A. Simpulan………...……….. 100

B. Saran dan Rekomendasi………...…..……… 104

Daftar Pustaka ………... 105

Daftar Istilah ………. 107

Lampiran……… 110


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Tabel garis dan kesan fisiknya………. 24 2. Tabel Jenis jarum yang digunakan dalam membuat karya seni lukis

sulam……… 15

3. Tabel Jenis Benang Dalam Membuat Seni Lukis Sulam…………. 17 4. Tabel kisi-kisi instrument………. 31


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman 5. Skema Komponen Proses Cipta Karya Seni ……… 7 6. Ajaran kosmogoni Jawa tentang “keblat papat kelima pancer” sebagai

hubungan vertikal horisontal ……… 8 7. Seni Lukis Sulam dengan kaitannya dalam seni murni, seni kriya….... 13 8. Skema Ide dan Proses Berkarya Seni Lukis Sulam


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tusuk Jelujur ……….………….…………... 18

2.2 Tusuk Batang ……….……….……... 19

2.3 Tusuk Lurus.………..…... 19

2.7 Tusuk Satin…..………..……….………..…………. 20

2.5 Tusuk Simpul………....……….………... 20

2.6 Tusuk Bullion………...……….………... 21

2.7 Tusuk Penjang Pendek………... 21

2.8 Tusuk Batang ……….……... 22

2.9 Tusuk Rantai...………….………....……….. 22

4.1 Moel Soenarko sebagai anak sekaligus sebagai kakak……….. 41

4.2 Moel Soenarko Sebagai Istri dan Sebagai Ibu……… 42

4.3 Buku agenda dan catatan karya Moel Soenarko ………...……….... 45

4.4 Penerapan sulaman oleh Moel Soenarko dalam fungsinya sebagai penghias pakaian……….………. 48

4.5 Ibu Moel memegang sketsa gambar yang menjadi sulaman, lukisan sulam, lukisan cat air, seni cetak grafis………. 54

4.6 Tahap pemberian warna pada sketsa diatas kain sulam ..……….. 55

4.7 Hubungan Mikrokosmos dan Makrokosmos Manusia dengan Sang Pencipta dalam Lukisan Sulam karya Moel Soenarko yang bertemakan lanskap……….. 58

4.8. Hubungan Mikrokosmos dan Makrokosmos Manusia dengan Sang Pencipta dalam Lukisan Sulam karya Moel Soenarko yang bukan bertemakan social politik……….. 58

4.9. Sketsa “Rumah Luwu” Sulawesi Selatan………...………. 60

4.10 Tahap Pemberian warna pada sketsa diatas kain sulam……….. 60

4.11 Rumah Luwu Sulawesi Selatan………. 61

4.12 Alat dan Bahan dalam mewarnai benang.………... 62


(11)

4.14 Jarum dan alat memasukkan benang kedalam jarum yang digunakan Moel

dalam membuat lukisan sulamnya………. 63

4.15 “Jabal Rahmah”………...………... 65

4.16 Alat dan bahan yang digunakan yang digunakan Moel dalam membuat lukisan sulamnya………. 4.17 “Kebun Kurma Madinah”………..68

4.18“Jabal Tsur”………...70

4.19 “Nyanyian Sunyi”…………. ………74

4.20 “Musim Layangan”…………..………..77 4.21 Sketsa “Musim Layangan”….………..………..78

4.22 Kekuasaan………..72

4.23 Sketsa “Kekusasaan”………..73

4.24 “Nyanyian Sunyi”...………...74

4.25 “Musim Layangan”………77


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seni lukis dikategorikan sebagai seni rupa dua dimensi. Lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas, dan sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi atau dimensi datar). Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, seniman Indonesia senantiasa mencoba berinovasi dalam melukis. Berbagai teknik melukis telah lahir dari tangan-tangan kreatif dan memperkaya seni rupa Indonesia. Seni lukis sulam adalah satu dari banyak teknik yang inovatif dalam melukis.

Ditinjau dari priode seni lukis abad XIX belas seperti neoklasik, romantisisme, impresionisme-pasca impresionisme dan seni lukis modern abad ke XX sampai seni sekarang ini, perkembangan seni rupa khususnya seni lukis cukup pesat baik secara teknik maupun media serta interpretasinya hal ini dikemukakan juga oleh Adjat Sakri (1989:28) bahwa: “Perkembangan seni pada abad XX ini menentukan ke arah pembentukan bermacam-macam aliran yang timbul dan akan membuat kebebasan yang luas bagi para seniman”. Maka bukan tidak mungkin berbagai teknik serta media yang ditemukan dan dikreasikan pada pembuatan karya seni lukis akan bertambah banyak dan beragam jenis dan bentuknya. Para seniman akan terus mencari-cari dalam usaha meningkatkan seni yang telah berkembang.

Seni lukis sulam merupakan gagasan yang dapat dikatakan masih belum terlalu akrab di kalangan seni lukis Indonesia, tidak banyak buku maupun teori yang membahas mengenai seni lukis sulam atau yang juga disebut embroidery. Sulam biasanya dikategorikan sebagai seni kriya atau kerajinan tangan dalam golongan kriya tekstil. Salah satu seniman Indonesia yang menekuni seni lukis sulam adalah Moel Soenarko. Seni lukis sulam karya Moel Soenarko mencoba menggagas karya seni rupa murni dalam bentuk sulaman dan menarik untuk dijadikan penelitian dikarenakan belum adanya penelitian yang menyangkut seni


(13)

2

rupa yang sama. Syarifudin dalam pengantar buku kumpulan puisi rupa “Aku Berkarya, Maka Aku Ada: Sebuah Album Kenangan” karya Moel Soenarko (2007:2) mengatakan bahwa:

“Teknik menyulam sebenarnya telah lama dan lampau oleh Moel Soenarko diperaktikkan, namun ada yang membedakan praktik menyulamnya hari ini, terutama ketika ia mulai beranjak untuk meninggalkan model dan pola yang biasa digunakan dalam menyulam. Moel Soenarko mengganti pola dan model tersebut senada dengan lukisannya”.

Melalui pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa unsur-unsur rupa yang melekat dalam karya seni lukis sulam Moel Soenarko sedemikian unik dan berbeda sehingga menarik untuk dilakukan penelitian tentang keunikan ide, bagaimana proses pembuatan karya seni lukis sulamnya serta visualisasi dan konseptual seni lukis sulam karya Moel Soenarko.

Ide yang muncul dalam pembuatan karya seni sangatlah beragam. Ide biasanya muncul dari kejujuran sang seniman dalam pembuatan karyanya, oleh karena itu ide berkarya tidak jauh dari apa yang mengilhami seniman dalam membuat karyanya yaitu ide yang dapat muncul dari pengalaman hidup (Eksperience), kegemaran atau (hobby), perjalanan yang mengesankan, kebiasaan hidup (habbit) seorang seniman, ide dapat juga muncul dari makanan kesukaan, mahluk hidup lain, atau benda-benda disekitar seniman. Ide dalam berkaya seni lukis sulam oleh Sri Moeljaningsih atau dikenal dengan Moel Soenarko juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya, menyulam sebagai kegemarannya, perjalanannya dari satu tempat-ketempat lain dikarenakan sebagai istri dari seorang Pensiunan Mayor Jendral Angkatan Darat.

Salah satu karya seni lukis sulam yang dibuat oleh beliau ialah lukisan yang diberi judul “Jabal Rahmah”. Lukisan tersebut ia buat ketika melakukan perjalanan umroh ke Mekah pada tahun 2008, awalnya ia mengabadikan suasana Jabal Rahmah melalui sketsa. Selanjutnya pada tahun 2011, menyelesaikan sketsanya menjadi sebuah lukisan dengan teknik sulam. Peroses pembuatannya diakui cukup sulit dan rumit oleh Moel Soenarko, dikarenakan sulaman yang pada awalnya tidak merupakan keutamaan untuk membuat karya seni lukis melainkan


(14)

3

hanya sebagai penghias ataupun kerajinan tangan, kemudian mencoba membuat sulaman sebagai sesuatu yang kaya akan filosofis ditinjau dari segi unsu seni lukis sulamrnya.

Melalui penelitian ini penulis akan mendeskripsikan mengenai siapa sosok Moel soenarko, bagaimana ide berkarya yang mempengaruhi pembedaan cita rasa dalam teknik menyulam Moel Soenarko, bagaimana proses pembuatan karya seni lukis sulam Moel Soenarko, serta kajian visualisasi dan konseptual karya seni lukis sulam Karya Ibu Moel Soenarko baik ditinjau dari segi unsur warna, garis, komposisi, tekstur serta pesan-pesan sosial maupun moral estetis yang muncul, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan mengenai lukisan sulam karya seniman wanita Moel Soenarko.

Penelitian mengenai karya seni lukis sulam ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis mengenai pengetahuan dan wawasan seni lukis sulam, penelitian ini juga akan bermanfaat bagi Jurusan pendidikan Seni Rupa sebagai tempat penulis dalam menuntut ilmu dan bagi seniman serta kedepannya akan bermanfaat pula bagi dunia pendidikan seni rupa, karena dengan adanya penelitian ini maka seni lukis sulam akan dikenal sebagai salah satu karya seni rupa murni.

Melukis dengan teknik sulam seperti yang dilakukan oleh Moel soenarko sangat kaya akan makna filosofis ditinjau dari segi ide pembuatan, proses pembuatan, visualisasi serta konseptualnya sebagai bagian dari seni rupa murni, sehingga apabila tidak diteliti maka wawasan seni lukis ditinjau dari teknik dan media pembuatannya akan sangat terbatas, dan akan mempengaruhi sempitnya cara pandang masyarakat akan seni rupa murni.

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih memfokuskan pelaksanaan penelitian, maka perlu ditegaskan melalui beberapa rumusan masalah berikut ini:

1. Bagaimana ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam?


(15)

4

3. Bagaimana visualisasi dan konseptual seni lukis sulam karya Ibu Moel Soenarko?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam.

2. Mengetahui bagaimana proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko.

3. Memperoleh gambaran (visualisasi) dan konseptual karya seni lukis sulam karya ibu Moel Soenarko.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi Penulis

Dengan diadakannya penelitian ini penulis mendapatkan beberapa manfaat diantaranya:

a. Menambah wawasan mengenai seni lukis dengan teknik sulam. b. Dapat mengetahui proses penciptaan karya seni lukis sulam.

c. Dapat mengetahui macam-macam teknik yang digunakan dalam membuat karya seni lukis sulam.

d. Sebagai referensi dalam mengembangkan karya seni lukis sulam.

e. Menambah refrensi seniman dalam pengembangan karya seni lukis sulam.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa Univesitas Pendidikan Indonesia

Sebagai bahan tambahan refrensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk mata kuliah seni lukis mengenai seni lukis dengan teknik sulam.

3. Bagi Seniman

Bagi seniman, penelitian ini mempunyai beberapa manfaat diantaranya: a. Sebagai pendorong agar terus meningkatkan kualitas dan kuantitas seni lukis


(16)

5

b. Memotivasiseniman untuk terus mengembangkan gagasan karya seni lukis sulam.

c. Mendorong seniman untuk berkarya dengan teknik dan media yang berbeda dari berkarya seni lukis pada umunya.

4. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya: a. Mayarakat dapat mengenal seni lukis sulam dalam bentuk karya seni rupa

murni.

b. Masyarakat mengetahui seni lukis sulam beserta senimannya.

c. Memperluas pengetahuan masyarakat tentang media, elaborasi ide dari sebuah karya seni murni.

d. Menambah refrensi seniman dalam golongan seniman seni lukis.

5. Bagi Dunia Pendidikan Seni Rupa

Bagi dunia pendidikan seni rupa, penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:

a. Menambah referensimengenai teknik dan media pembuatan karya seni lukis, yakni seni lukis dengan teknik sulam.

b. Menambah wawasan mengenai seniman wanita yang menggagas seni lukis sulam di kota Bandung.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan skripsi, maka laporan penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab i. Pendahuluan

Bagian ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Pengumpulan Data, Penentuan Lokasi, dan Sistematika Penulisan mengenai seni lukis sulam karya Moel Soenarko.


(17)

6

Bab ii. Landasan Teoritis

Bab ini menjelaskan tentang teori atau konsep-konsep yang relevan dengan “Karya Seni Lukis Sulam Karya Moel Soenarko.”

Bab iii. Metodologi Penelitian

Pada bab ini menjelaskan secara rinci kegiatan serta cara-cara yang ditempuh penulis dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Bab iv. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan apa, bagaimana, dan mengapa terhadap hasil penelitian yang diperoleh. Dikemukakan pula analisis data dan deskripsi hasil studi maupun pengamatannya, yang bisa menyangkut perkembangan objek yang diteliti maupun evaluasi perkembangan data dan/atau sistem nilai.

Bab v. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan kristalisasi hasil analisis dan penafsiran. Cara penulisan/pembahasan dirumuskan dalam bentuk pernyataan secara ringkas dan padat, sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain.

Pada bab ini berisi kesimpulan dari semua bahasan dan kajian, serta beberapa saran yang ditujukan untuk pembaca, jurusan pendidikan seni rupa, peneliti lainnya, dan Lukisan Sulam Karya Moel Soenarko.


(18)

30

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan sumber informasi bagi peneliti yaitu di rumah seni Moel Soenarko Bandung. Rumah seni ini terletak di Pondok Hijau Indah, jalan Raflesia Nomor 12-Bandung, provinsi Jawa Barat. Telp: 022 820 275 76/0816552813. Peta rumah seni Moel Soenarko Bandung dapat dilihat di lampiran lima (5).

Lokasi penelitian dipilih karena Moel Soenarko merupakan satu-satunya seniman yang membuat lukisan sulam di kota pada Bandung, khususnya di Bandung Utara. Ada banyak karya seni lukis sulam yang dibuat oleh Moel Soenarko. Namun sulamnya mulai dipandang sebagai seni lukis sulam oleh Aminudin TH Siregar pada lukisan “Rumah Luwu” pada tahun 2010. Sehingga penulis mengelompokkan karya seni lukis sulam Moel soenarko mulai dari tahun 2010 sampai dengan karya terahirnya yang telah selesai ;pada tahun 2012.

Adapun priode tersebut diantaranya periode 2010 (Sebelum mengenal sulam sebagai lukisan). Periode 2011 (Setelah mengenal sulaman sebagai karya lukisan). Periode 2012 (Pengembangan tema lukisan sulam). Adapun karya yang mewakili ketiga periode tersebut adalah sebagai berikut, “Rumah Luwu” (2010), “Rumah di Kembata NTT” (2010), “Jabal Rahmah” (2011), “Jabal Tsur” (2011), “Kebun Kurma” (2011), “Kekuasaan” (2012), “Nyanyian Sunyi” (2012), “Musim Layangan” (2012).

B. Desain Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu penulis membuat rancangan penelitian berupa penentuan lokasi penelitian, mempersiapkan pertanyaan penelitian dan mempersiapkan segala bentuk instrument penelitian lainnya. Menurut Arikunto (2010, hlm. 28) bahwa “ desain penelitian dalam


(19)

31

penelitian kualitatif adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya”.

Proses penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2014. Sementara studi pendahuluannya telah dilakukan jauh sebelum penelitian ini dilaksanakan yaitu pada tahun 2012 silam. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian kualitatif menurut Moelong (2014) dalam hanafiah (2010, hlm. 81) meliputi: tahapan pra-lapangan, kegiatan lapangan, dan analisis data. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahapan Pra-lapangan

Pada tahapan ini, peneliti melakukan persiapan yang meliputi: memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan fokus penelitian, memilih pendekatan dan sumber data. Peneliti membuat proposal yang kemudian diadakan seminar untuk keabsahan proposal.

Konsultasi dengan dosen pembimbing selanjutnya dilakukan untuk merevisi proposal agar proposal dapat dipertanggung jawabkan. Proposal yang telah disetujui merupakan syarat yang harus dilampirkan dalam mengajukan surat perizinan penelitian. Surat ini dikeluarkan oleh Rektor lewat Fakultas dengan tembusan dekan FPBS UPI, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI, setelah surat perizinan diperoleh, maka diajukan langsung ke lokasi penelitian yaitu rumah seni Moel Soenarko.

2. Tahapan Kegiatan Lapangan

Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan sekaligus mengambil data-data yang diperlukan sesuai dengan objek kajian yang akan diteliti dan akhirnya menyimpulkan data tersebut secara deskriptif. Tahapan-tahapan kegiatan penelitian ini adalah:

a. Melakukan observasi awal ke rumah seni Moel Soenarko untuk meminta izin melakukan penelitian.

b. Menyerahkan surat perizinan yang telah dibuat dari instansi yaitu UPI.

c. Tahapan selanjutnya mulai melakukan wawancara kepada narasumber di rumah seni Moel Soenarko :


(20)

32

Ibu Hj. Rr. Sri Moeljaningsih Soenarko sebagai seniman pelukis dengan teknik sulam.

d. Mengumpulkan data berupa catatan lapangan dan hasil observasi serta hasil wawancara secara keseluruhan.

e. Mendokumentasikan dengan menggunakan kamera foto, berupa foto-foto kegiatan melukis dengan teknik sulam mulai dari desain, proses pemindahan sketsa pada kain, proses pembuatan tusukan benang pada kain dan contoh-contoh karya yang telah selesai dibuat.

f. Menyusun data-data apa saja yang dinilai berkaitan dengan objek penelitian. g. Memberikan komentar dan tafsiran terhadap data secara kontekstual.

h. Mengumpulkan data menjadi suatu pernyataan umum sekaligus menyusun hasil penemuan dari penelitian.

3. Tahapan Analisis Data

Tahapan ini merupakan tahapan puncak dari suatu penelitian. Semua pengorganisasian penulisan laporan penelitian ini dituangkan kedalam satu karya ilmiah yang terbagi dalam lima bab meliputi: Pendahuluan, Landasan teori, Metodologi Penelitian, Kajian Pembahasan Visual lukisan sulam karya Moel Soenarko. Adapun kegiatan pada tahapan analisis data ini meliputi:

a. Mengumpulkan catatan dari hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.

b. Mengelompokkan data penelitian kedalam data sejenis yang berhubungan dengan seni lukis sulam karya Moel Soenarko.

c. Menyusun data sesuai fokus kajian permasalahan dan tujuan penelitian. d. Menganalisis hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya.

e. Melakukan pengecekan ulang ke lapangan apabila ada data yang dirasakan meragukan.

f. Memberikan komentar berupa tanggapan, serta tafsiran terhadap data.

g. Membahas dan mendeskripsikan temuan-temuan dari hasil penelitian sehingga menjadi suatu laporan karya ilmiah.


(21)

33

C. Metode Penelitian

Penelitian merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebenaran akan sebuah hipotesis atau praduga, namun dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif tidak mengenal hipotesis atau praduga, namun mengenal masalah yang kemudian diteliti sehingga menemukan jawaban dari masalah tersebut. Untuk memperoleh data banyak metode yang dapat digunakan dalam melakukan sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 3) menjelaskan bahwa:

“Istilah “Deskriptif” bersal dari istilah bahasa Ingris To describe yang

berarti memaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

Metode Penelitian deskripif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga kejelasan unsur dalam penelitian seni lukisan sulam Karya Moel Soenarko sangat fleksibel. dengan kata lain langkah dan hasilnya tidak dapat dipastikan sebelumnya akan tetapi timbul dan berkembangnya sambil jalan/mengalir sesuai waktu pengerjaan penelitian, karena hasil penelitian berdasarkan fakta yang ada dilapangan tanpa hipotesa sebelumnya.

Pendekatan kualitatif melibatkan secara langsung peneliti dengan objek yang diteliti hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran secara langsung bagaimana ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam, bagaimana proses penciptaan karya seni lukis sulamnya dan memperoleh gambaran (visualisasi) karya seni lukis sulam karya ibu Moel Soenarko.


(22)

34

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar observasi, pedoman wawancara dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian yang dikembangkan berawal dari proses penyusunan kisi-kisi instrument penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Variabel/Aspek Indikator Teknik

Pengumpulan Data

1. Ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam dan Proses penciptaan karya seni

lukisnya.

a. Proses Ide kratif

pembuatan seni lukis sulam ibu Moel Soekarno.

b. Tokoh atau pengalaman yang menginspirasi Moel Soenarko dalam pembuatan seni lukis sulam.

c. Kesulitan atau tantangan yang dihadapi dalam pembuatan seni lukis sulam.

Wawancara dan Observasi

2. Proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko.

a. Proses mempersiapkan pola atau motif yang akan dipindahkan ke atas permukaan kain. b. Alat dan bahan yang

digunakan dalam

membuat lukisan sulam. c. Tusukan yan diterapkan. d. Memulai sulaman. 2. Karya-Karya Ibu

Moel Soenarko

a. Unsur-Unsur dalam seni lukis sulam

1. Garis 2. Warna 3. Kesatuan

4. Keseimbangan, dll

Observasi dan Kajian Dokumentasi

Adapun lembar obsevasi berisi pertanyaan- pertanyaan penelitian. pertanyaan- pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:


(23)

35

PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana ide dan proses berkarya seni lukis sulam Moel Senarko? 2. Siapa dan bagaimana profil Moel Soenarko?

3. Bagaimana perjalanan Moel Soenarko sebagai Seniman Wanita? 4. Bagaimana pengalaman berkesenian seni lukis Moel Soenarko? 5. Bagaimana pengalaman Moel Soenarko dalam berkarya sulam?

6. Bagaimana pengalaman Moel Soenarko dalam berkarya Seni Lukis Sulam? 7. Bagaimana proses berkarya seni lukis sulam Moel Soenarko?

8. Apa saja Alat-Alat yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam membuat Lukisan Sulam?

9. Jenis-Jenis Jarum apa saja yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam membuat karya Sulam?

10. Apa saja bahan-bahan yang digunakan Moel Soenarko dalam Pembuatan Lukisan Sulam?

11. Jenis-jenis kain apa saja yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam membuat Lukisan Sulam?

20. Jenis-jenis Benang apa saja yang digunakan oleh Moel Soenarko dalam membuat Lukisan Sulam?

21. Bagaimana teknik pembuatan lukisan sulam?

22. Bagaimana visualisasi lukisan sulam Karya Moel Soenarko? 23. Bagaimana unsur dan prinsip lukisan Sulam Moel Soenarko? 24. Bagaimana unsur warna lukisan sulam Moel Soenarko? 25. Bagaimana unsur garis lukisan sulam Moel Soenarko? 26. Bagaimana unsur bentuk lukisan sulam Moel Soenarko?

27. Bagaimana unsur ruang dwi-matra lukisan sulam Moel Soenarko?

28. Bagaimana unsur keseimbangan (Balance) lukisan sulam Moel Soenarko? 29. Bagaimana unsur keserasian (Harmoni) lukisan sulam Moel Soenarko? 30. Bagaimana unsur penekanan (aksen/emphasis) lukisan sulam Moel Soenarko? 31. Bagaimana unsur irama (rithym) lukisan sulam Moel Soenarko?


(24)

36

E. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses reduksi. Adapun pengertian reduksi menurut Arikunto (2010, hlm. 29) bahwa;

“Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam reduksi ini ada lima langkah, yaitu (1) Memilih-milih data melalui pemusatan perhatian, (2) menyederhanakan, (3) melakukan pengkodean, (4) pengkategorisasian, (5) pembuatan memo. Inti dari reduksi data adalah menyiap;kan dan mengolah data dalam rangka penarikan kesimpulan. Agar langkahnya lebih jelas, hal yang penting sekali harus dilakukan oleh peneliti adalah mempertegas, memperpendek, mempertajam,membuang hal-hal yang tidak perlu, dalam arti tidak mendukung kesimpulan. Reduksi data: proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi. Sejak pengumpulan data sudah dimulai: memutuskan kerangka konseptual, wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan penentuan metode. Selama pengumpulan data sudah menentukan tema, membuat gugus-gugus, menulis memo”.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar data sesuai dengan hasil yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi lansung ke lokasi penelitian yaitu rumah seni Moel Soenarko Rumah sini ini terletak di Pondok Hijau Indah, jalan Raflesia Nomor 12-Bandung, provinsi Jawa Barat. Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini terutama untuk memperoleh informasi data yang menyangkut gambaran secara menyeluruh mengenai ide berkarya Ibu moel Soenarko sehingga menghasilkan karya-karya seni lukis sulam, proses penciptaan karya seni lukis sulam, visualisasi dan konseptual seni lukis sulam karya Ibu Moel Soenarko. Instrumen penelitian dalam bentuk pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran lima.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan teknik wawancara dilakukan pada penelitian seni lukis sulam karya Moel Soenarko, menurut Arikunto (1992, hlm. 126) mengungkapkan bahwa: “Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk


(25)

37

memperoleh informasi dari terwawancara”. Selanjutnya Sugiyono (2010, hlm.137) menyatakan bahwa:

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari resp;onden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil”.

Wawancara dilakukan dengan beberapa orang yang dianggap sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi yang valid mengenai “seni lukis sulam karya Moel Soenarko”. Narasumber tersebut adalah ibu Moel Soenarko sebagai seniman yang membuat beberapa karya seni lukis sulam, serta narasumber lain yang pernah menyaksikan pembuatan karya seni lukis sulam oleh Moel Soenarko.

Informasi yang diperoleh melalui wawancara ini selanjutnya dicatat dan disusun sesuai klasifikasi masalah. Pelaksanaan wawancara khusunya dimaksudkan untuk mengungkap tentang tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya.

Langkah selanjutnya peneliti melengkapi segala catatan yang diperoleh dilapangan dengan selengkap-lengkapnya. Caranya dengan membandingkan data yang diperoleh dari narasumber satu dan narasumber lainnya untuk kemudian dianalisa serta diambil kesimpulan sementara melalui kesepakatan bersama antara narasumber dan peneliti.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka untuk memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis dan mendapatkan masukan tentang segala sesuatu mengenai seni lukis sulam karya Moel Soenarko. Penulis melakukan studi pustaka dengan membaca buku-buku yang relevan tentang seni lukis sulam. Studi pustaka sangat penting digunakan sebagai bahan bacaan untuk membandingkan dan membantu dalam upaya menganalisa data-data yang ada dilapangan. Adapun buku yang dijadikan acuan untuk memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(26)

38

- Djati Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

- Hikayat Heru (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan

Soenarko & Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

- Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album

Kenangan. Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

- Soenarko, Moel, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives, Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan sumber data yang sering memiliki kedudukan penting dalam penelitian kualitatif. Data dokumentasi tersebut meliputi sejumlah referensi buku, rekaman dan foto-foto yang terkait dengan aspek yang diteliti.

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi meru;pakan teknik pengumpulan data dengan cara mencari dokumentasi-dokumentasi tertulis yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kegiatan penelitian didokumentasikan dengan menggunakan kamera sehingga didapat data yang akurat menenai penelitian tersebut.

Dokumentasi berupa foto-foto yang diperoleh dari hasil pemotretan sendiri dan dokumentasi foto perusahaan serta dari sumber lainnya seperti buku, majalah dan lain-lain. Proses pemotretan dilakukan pada saat observasi, objek pemotretan berupa motif-motif yang diciptakan, kegiatan melukis dengan teknik sulam dilakukan oleh ibu Moel Soenarko ditempat.

H. Analisis Data.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain, Sugiyono (2010:244).

Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis hal ini diperkuat oleh pernyataan Nasution (Sugiyono, 2010:244) bahwa:

“…..Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang


(27)

39

dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.

Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak hanya dilakukan diakhir penelitian melainkan sepanjang proses penelitian berlangsung. Data-data yang didapat dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka kemudian dievaluasi. Setelah data dianggap relevan dengan penelitian, kemudian data dikelompokkan dan disusun secara sistematis sehingga dapat menjadi laporan penelitian ilmiah.

Teknik analisis data yang dilakukan peneliti seperti memeriksa keabsahan data dengan cara mengecek atau membandingkan data hasil pengamatan orang lain. Teknik analisis data dapat juga memanfaatkan sumber-sumber lain seperti teori yang mendukung.


(28)

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan uraian penelitian mengenai “Analisis Lukisan Sulam Karya Moel Soenarko”. Adapun lokasi penelitian penulis adalah Rumah Seni Moel Soenarko yang terletak di Pondok Hijau Indah, Jalan Raflesia Nomor 12 Bandung, Jawa Barat.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi intelektualitas pengalaman Moel Soenarko yang kemudian menjadi ide berkaryanya. Yang pertama yaitu intelektualitas pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh status sosialnya sebagai anak seorang Raden yang tentunya memegang dan menanamkan nilai-nilai Jawa dalam kehidupan Moel. Ayah Moel sebagai yang juga sebagai seorang polisi menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada anaknya. Selain itu Moel Soenarko adalah kakak dari tujuh orang adiknya. Ia juga merupakan istri dari seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pemerintahannya melewati masa politik yang bergejolak (Orde Baru-Demokrasi).

Adapun faktor kedua adalah lingkungan tempat tinggal. Intelektualitas pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai Istri dari seorang TNI tentunya beliau harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain sesuai jabatan suaminya (Mayjen TNI (Purn). Drs H. Soenarko, M.M). Adapun faktor ketiga adalah pengalaman Moel Soenarko dipengaruhi oleh interaksi sosial sebagai ibu Persit (sebutan untuk istri para TNI) dan ia juga bergabung dalam perkumpulan Darma Wanita. Ketiga hal tersebut kemudian mempengaruhi psikologis Moel Soenarko yang pada akhirnya membentuk karakter beliau dalam berkarya. Diusianya yang senja, beliau telah melewati berbagai pengalaman. Pengalaman tersebut melalui proses perenungan dan seleksi yang pada akhirnya menjadi ide berkarya lukis sulamnya.

Adapun proses penciptaan karya seni lukis sulam Moel Soenarko meliputi: Tahap pertama, pada pembuatan setiap karya sulamnya Moel Soenarko selalu


(29)

101

membuat sketsa terlebih dahulu. Sketsa ia buat dengan media pensil dan kertas. Dari sketsa selanjutnya ia memindahkankannya ke atas kain yang akan dijadikan media dalam membuat lukisan sulamnya. Tahap kedua adalah menentukan warna dan jenis tusukan yang cocok untuk diterapkan ke atas permukaan kain. Pada tahap ini biasanya Moel memberi warna pada kain yang akan dibuat lukisan sulam.

Penerapan tusukan sulam dilakukan secara teliti supaya tidak merusak kain yang digunakan. Biasanya bila penerapan tusukan tidak tepat maka kain akan berkerut (saling menarik) sehingga secara teknik sulaman tersebut boleh dikatakan tidak berhasil. Dalam memunculkan visualisasi batu, rumah, air, pohon, daun, ranting dan bentuk lainnya sangat dipikirkan secara matang oleh Moel Soenarko, sehingga apa yang ingin dimunculkannya dapat terealisasi dengan baik.

Dalam pengerjaan lukisan sulamnya Moel kerap kali menemukan kesulitan. Ketika semua benang telah terpasang, namun terlihat kurang tepat secara komposisi dan harmonisasi warnanya, ia kembali membongkar benang yang telah melekat pada kain tersebut dan memasang benang yang sesuai dengan komposisi warna yang diinginkannya. Dalam pengerjaannya, lukisan sulam membutuhkan ketelitian dan proses yang memakan waktu. Pada pengerjaan lukisan Rumah Luwu misalnya, ia telah mengerjakan sketsa terhitung sejak tahun 2006, namun lukisan sulamnya ini selesai pada tahun 2009.

Ketersediaan warna benang belum dapat memenuhi keinginan Moel dalam membuat seni lukis sulam. Pada lukisan cat air ia dapat mencampur warna yang ia inginkan sehingga kebebasan dalam memunculkan irama warna dapat tercapai. Keterbatasan warna benang memunculkan ide baru. Moel menciptakan warna yang ia inginkan dengan mencelupkan benang ke dalam cat air yang telah ia campur terlebih dahulu di dalam palet.

Tahap selanjutnya adalah memasang pembidang pada kain. Fungsi pembidang kain adalah mengunci permukaan kain supaya tidak berkerut atau berubah posisi sehingga mempermudah Moel dalam menerapkan tusukan sulamnya. Setelah benang dan jarum telah dipasang maka proses penyulaman dapat dimulai.


(30)

102

Secara garis besar lukisan sulam Moel Soenarko dapat dibagi dalam tiga periode menyulam. Yang pertama adalah periode 2010, yakni periode sebelum mengenal sulam sebagai lukisan. Kedua, periode 2011, yakni periode setelah mengenal sulaman sebagai karya lukisan. Ketiga, periode 2012, yakni periode pengembangan tema lukisan sulam.

Adapun karya lukisan yang dihasilkan pada masing-masing periode mengalami berbagai perubahan. Perubahan tersebut terlihat pada distorsi bentuk pada objek lukisan sulam. Warna-warna yang kontras bukan lagi merupakan realisasi suatu objek yang dipindahkan ke dalam kain seperti yang dilakukan Moel sebelumnya pada lukisan-lukisan Moel yang dinilai sebagai Realis-Humanis oleh Djuli Djati Pambudi. Pada periode terakhir terlihat bahwa Moel mulai melukis aliran Surealisme.

Dengan bahasa lukisan Moel membuktikan bahwa pelukis wanita dapat bersaing dengan pelukis laki-laki. Dengan ketekunannya pula ia dapat menunjukkan bahwa kesenimanan seseorang tidak hanya tergantung pada latar belakang akademisi. Pada kenyataanya beliau dapat menunjukkan eksistensi dalam dunia seni rupa dengan terus berkarya. Moel tidak hanya melukis secara realis alam dan makhluk-Nya. Moel lebih jauh melukiskan tentang hubungan mikrokosmos, makrokosmos manusia dan senantiasa membubuhkan pesan-pesan moral dan sosial dalam setiap lukisannya.

Penulis menyimpulkan beberapa perubahan yang tampak pada masing-masing periode lukisan sulam karya Moel Soenarko, perbedaan tersebut tampak pada tema lukisan sulamnya, pada periode 2011 tema lukisan sulam yang diangkat oleh Moel adalah tema lanskap, dengan aliran realis humanis sesuai dengan teori Prambudi. Unsur-unsur seni rupa yang digunakan pada lukisan sulam periode ini bukan merupakan perlambangan. Pada periode 2011 tema yang diangkat dan unsur seni rupa yang dimaknai bukan merupakan perlabangan. Perbedaannya terletak pada teknik tusukan sulamya yang terlihat lebih dinamis dan tidak kaku. Pada periode 2012 tema yang diangkat bukan lagi merupakan lanskap, pada periode ini lukisan sulam karya Moel Soenarko telah bertemakan sosial politik


(31)

103

dengan aliran surealis. Unsur-unsur seni rupa secara umum merupakan perlambangan.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis memandang perlu untuk menyampaikan saran dan rekomendasi. Adapun saran dan rekomendasi yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan mengenai lukisan sulam karya “Moel Soenarko” di Bandung.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana pendukung atau referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam kajian bidang seni lukis, khususnya seni lukis dengan teknik sulam.

3. Bagi seniman lukisan sulam yaitu Ibu Moel Soenarko, diharapkan hasil penelitian ini dapat memotivasi Ibu Moel agar terus meningkatkan kualitas dan kuantitas seni lukis sulam dan mengembangkan gagasan karya seni lukis sulam. Dan kiranya dapat mendorong semangat Ibu Moel untuk berkarya dengan teknik dan media lain yang berbeda dari berkarya seni lukis pada umumnya.

4. Bagi dunia pendidikan seni rupa, penulis menyarankan agar menambah referensi mengenai teknik dan media pembuatan karya seni lukis, yakni seni lukis dengan teknik sulam dan menambah wawasan mengenai seniman wanita yang menggagas seni lukis sulam di kota Bandung.

5. Bagi peneliti lainnya, penulis menyarankan untuk mengkaji lebih dalam mengenai karya seni lukis sulam Moel Soenarko. Namun tidak menutup kemungkinan akan penelitian karya-karya seni lukis Moel Soenarko lainnya. 6. Bagi masyarakat, penulis menekankan untuk ikut berpartisipasi mendukung

perkembangan seni lukis di Indonesia dengan mengenal seni lukis sulam dalam bentuk karya seni rupa murni. Supaya mengenal seni lukis sulam, maka masyarakat perlu banyak membaca jurnal atau hasil penelitian, juga


(32)

104

buku-buku yang menyangkut karya seni lukis Moel Soenarko. Apabila masyarakat ingin mengenal Moel Soenarko dan karya-karyanya, penulis merekomendasikan agar masyarakat datang ke Rumah seni Moel Soenarko yang terletak di Pondok Hijau Indah, Jalan Raflesia Nomor 12 Bandung, Jawa Barat. Masyarakat juga dapat menghubungi beliau di nomor telepon : 022 820 275 76/0816552813. Peta rumah seni Moel Soenarko Bandung dapat dilihat di lampiran enam dan tujuh dari hasil penelitian ini. Selain itu apabila masyarakat tertarik untuk belajar menyulam, masyarakat dapat mengikuti kelas menyulam di rumah seni Moel Soenarko. Adapun manfaat yang dapat dirasakan ketika berkunjung ke rumah seni Moel Soenarko adalah sebagai berikut:

a. Menambah wawasan masyarakat tentang seni lukis sulam beserta senimannya.

b.Memperluas pengetahuan masyarakat tentang media dan elaborasi ide dari sebuah karya seni murni.

c. Menambah referensi seniman dalam golongan seniman seni lukis.

d.Belajar membuat sulaman akan mencegah kepikunan pada masyarakat usia lanjut karena dengan menyulam masyarakat dilatih untuk mengingat, teliti selain itu rasa senang akan muncul karena melihat hasil akhir berbentuk karya sulaman.


(33)

105

DAFTAR PUSTAKA

Hikayat, Heru, (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan Soenarko &

Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album Kenangan. Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Djati, Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Siregar, Aminudin TH, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives, Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Hikayat Heru, (2013). Aku Dan Dunia, Bandung: Galeri Wastu.

Darmaprawira, Sulasmi, (2002).Teori Warna dan Kreativitas Penggunaannya, Bandung:Institut Tekhnologi Bandung.

Soemantri, Bambang V.M, (2005). Tusuk Sulam Dasar, Jakarta: PT Gramedia Utama.

Buckley, Claire, (2008). Sulam untuk Pemula, Jakarta: Akademia.

Boesra A.J, (2009). Menyulam Benang itu Mudah, Jakarta: Kawan Pustaka. Wahyupuspitowati, (2008). Teknik Dasar Sulam Pita, Jakarta: PT Kawan Pustaka. Bangun, Sem C, (2001).Keritik Seni, Bandung:Penerbit ITB Bandung.

Soni Kartika Dharsono, ( 2007). Kritik Seni, Bandung: Rekayasa Sains. Soemardjo Jakob (2006). Estetika Paradoks, Bandung: Sunan Ambu Press. Soemardjo Jakob (2000). Filsafat Seni, Bandung: Penerbit ITB.


(34)

106

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sakri, Adjat, (1989). Seni Rupa Barat Abad Sembilan Belas. Bandung: Penerbit ITB.

Universitas pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Sumber Internet:

(2012). Seni Kiya Sulam. Tersedia: www.Kolomkita.co.id 20 Juni 2009, 20:15 (2012). Jabal tsur, Jabal Rahmah, Kebun Kurma Madinah. Tersedia:

destianadwi.blogspot.com. Mei 2012, 20:15

(2012). Peta Kabupaten Bandung Utara. http:// Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung.com 29 juni 2012, 10:43.


(35)

107

DAFTAR ISTILAH

Baitullah : Nama Lain dari Kakbah

Comfortable : Kenyamanan

Craft : Kekuatan atau energy

Dekoratif : Ornamental

Dimensi : Ukuran/ luas

Efek : Akibat

Elastisitas : Kelenturan, Keluwesan

Elemen : Bagian

Estetika : Keindahan/ seni

Flexibility : Kemudahan

Frivolite : Corak motif hias

Hulu : Kepala

Intensitas : Keseriusan

Kakbah : Sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang

terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah.

Kreasi : Ciptaan

Landscape : Pemandangan

Lentur : Lunak. Elastis

Mikrokosmos : Benda-benda yang sangat kecil Makrokosmos : Benda-benda yang sangat besar

Name art : Identitas

Oil colour : Cat minyak

Orientasi : Penyesuaian

Pink : Merah muda

Proporsi : Perbandingan

Realis-Humanis : Aliran dalam melukis.

Safety : Keamanan

Satire : Sindiran


(36)

108

Shape : Bentuk

Sunah : (kependekan dari kata Sunnaturrasul, berasal dari kata sunan yang artinya garis) dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani hidupnya.

Tawaf : Suatu ritual mengelilingi Ka'bah (bangunan suci di Mekkah) sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah.

Tekstur : Struktur/ Komposisi

Tusuk Bullion : Tusuk yang digunakan dalam menyulam

Unsur : Bagian

Umroh : Salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam

Utility : Aspek Kegunaan


(37)

100

DAFTAR PUSTAKA

Hikayat, Heru, (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan Soenarko &

Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album Kenangan. Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Djati, Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Siregar, Aminudin TH, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives, Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Hikayat Heru, (2013). Aku Dan Dunia, Bandung: Galeri Wastu.

Darmaprawira, Sulasmi, (2002).Teori Warna dan Kreativitas Penggunaannya, Bandung:Institut Tekhnologi Bandung.

Soemantri, Bambang V.M, (2005). Tusuk Sulam Dasar, Jakarta: PT Gramedia Utama.

Buckley, Claire, (2008). Sulam untuk Pemula, Jakarta: Akademia.

Boesra A.J, (2009). Menyulam Benang itu Mudah, Jakarta: Kawan Pustaka. Wahyupuspitowati, (2008). Teknik Dasar Sulam Pita, Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Bangun, Sem C, (2001).Keritik Seni, Bandung:Penerbit ITB Bandung. Soni Kartika Dharsono, ( 2007). Kritik Seni, Bandung: Rekayasa Sains. Soemardjo Jakob (2006). Estetika Paradoks, Bandung: Sunan Ambu Press.


(38)

101

Soemardjo Jakob (2000). Filsafat Seni, Bandung: Penerbit ITB.

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sakri, Adjat, (1989). Seni Rupa Barat Abad Sembilan Belas. Bandung: Penerbit ITB.

Universitas pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Sumber Internet:

(2012). Seni Kiya Sulam. Tersedia: www.Kolomkita.co.id 20 Juni 2009, 20:15 (2012). Jabal tsur, Jabal Rahmah, Kebun Kurma Madinah. Tersedia:

destianadwi.blogspot.com. Mei 2012, 20:15

(2012). Peta Kabupaten Bandung Utara. http:// Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung.com 29 juni 2012, 10:43.


(1)

Friska Br Ginting, 2014

Lukisan Sulam Karya Moel Soenarko

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Hikayat, Heru, (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan Soenarko & Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album Kenangan. Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Djati, Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Siregar, Aminudin TH, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives, Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Hikayat Heru, (2013). Aku Dan Dunia, Bandung: Galeri Wastu.

Darmaprawira, Sulasmi, (2002).Teori Warna dan Kreativitas Penggunaannya, Bandung:Institut Tekhnologi Bandung.

Soemantri, Bambang V.M, (2005). Tusuk Sulam Dasar, Jakarta: PT Gramedia Utama.

Buckley, Claire, (2008). Sulam untuk Pemula, Jakarta: Akademia.

Boesra A.J, (2009). Menyulam Benang itu Mudah, Jakarta: Kawan Pustaka.

Wahyupuspitowati, (2008). Teknik Dasar Sulam Pita, Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Bangun, Sem C, (2001).Keritik Seni, Bandung:Penerbit ITB Bandung.

Soni Kartika Dharsono, ( 2007). Kritik Seni, Bandung: Rekayasa Sains.

Soemardjo Jakob (2006). Estetika Paradoks, Bandung: Sunan Ambu Press.


(2)

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sakri, Adjat, (1989). Seni Rupa Barat Abad Sembilan Belas. Bandung: Penerbit ITB.

Universitas pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Sumber Internet:

(2012). Seni Kiya Sulam. Tersedia: www.Kolomkita.co.id 20 Juni 2009, 20:15 (2012). Jabal tsur, Jabal Rahmah, Kebun Kurma Madinah. Tersedia:

destianadwi.blogspot.com. Mei 2012, 20:15

(2012). Peta Kabupaten Bandung Utara. http:// Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung.com 29 juni 2012, 10:43.


(3)

Friska Br Ginting, 2014

Lukisan Sulam Karya Moel Soenarko

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISTILAH

Baitullah : Nama Lain dari Kakbah

Comfortable : Kenyamanan

Craft : Kekuatan atau energy

Dekoratif : Ornamental

Dimensi : Ukuran/ luas

Efek : Akibat

Elastisitas : Kelenturan, Keluwesan

Elemen : Bagian

Estetika : Keindahan/ seni

Flexibility : Kemudahan

Frivolite : Corak motif hias

Hulu : Kepala

Intensitas : Keseriusan

Kakbah : Sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang

terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah.

Kreasi : Ciptaan

Landscape : Pemandangan

Lentur : Lunak. Elastis

Mikrokosmos : Benda-benda yang sangat kecil

Makrokosmos : Benda-benda yang sangat besar

Name art : Identitas

Oil colour : Cat minyak

Orientasi : Penyesuaian

Pink : Merah muda

Proporsi : Perbandingan

Realis-Humanis : Aliran dalam melukis.

Safety : Keamanan

Satire : Sindiran


(4)

Shape : Bentuk

Sunah : (kependekan dari kata Sunnaturrasul, berasal dari kata sunan yang artinya garis) dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani hidupnya.

Tawaf : Suatu ritual mengelilingi Ka'bah (bangunan suci di Mekkah) sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah.

Tekstur : Struktur/ Komposisi

Tusuk Bullion : Tusuk yang digunakan dalam menyulam

Unsur : Bagian

Umroh : Salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam

Utility : Aspek Kegunaan


(5)

Friska Br Ginting, 2014

Lukisan Sulam Karya Moel Soenarko

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Hikayat, Heru, (2013). Sepalih Abad, Memoar 50 Tahun Pernikahan Soenarko & Sri Moeljaningsih. Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Soenarko, Moel, (2007). Aku Berkarya, Maka Aku Ada Sebuah Album Kenangan. Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Djati, Djuli Prambudi (2005). Moel Soenarko, Pelukis Realis-Humanis Malang: Rumah Seni Moel Soenarko.

Siregar, Aminudin TH, (2011). Water, Watery Lanscape and Other Naratives, Bandung: Rumah Seni Moel Soenarko

Hikayat Heru, (2013). Aku Dan Dunia, Bandung: Galeri Wastu.

Darmaprawira, Sulasmi, (2002).Teori Warna dan Kreativitas Penggunaannya, Bandung:Institut Tekhnologi Bandung.

Soemantri, Bambang V.M, (2005). Tusuk Sulam Dasar, Jakarta: PT Gramedia Utama.

Buckley, Claire, (2008). Sulam untuk Pemula, Jakarta: Akademia.

Boesra A.J, (2009). Menyulam Benang itu Mudah, Jakarta: Kawan Pustaka.

Wahyupuspitowati, (2008). Teknik Dasar Sulam Pita, Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Bangun, Sem C, (2001).Keritik Seni, Bandung:Penerbit ITB Bandung.

Soni Kartika Dharsono, ( 2007). Kritik Seni, Bandung: Rekayasa Sains.


(6)

Soemardjo Jakob (2000). Filsafat Seni, Bandung: Penerbit ITB.

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sakri, Adjat, (1989). Seni Rupa Barat Abad Sembilan Belas. Bandung: Penerbit ITB.

Universitas pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Sumber Internet:

(2012). Seni Kiya Sulam. Tersedia: www.Kolomkita.co.id 20 Juni 2009, 20:15 (2012). Jabal tsur, Jabal Rahmah, Kebun Kurma Madinah. Tersedia:

destianadwi.blogspot.com. Mei 2012, 20:15

(2012). Peta Kabupaten Bandung Utara. http:// Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung.com 29 juni 2012, 10:43.