Kajian Warna Dan Makna Pada Karya Lukisan Pranoto - ISI Denpasar

KAJIAN WARNA DAN MAKNA PADA KARYA LUKISAN PRANOTO

  Oleh: I Gusti Lanang Ngurah Agung Adnyana. I Nyoman Artayasa. Ni Luh Sustiawati.

  

Progam Magister

Program Studi Penciptaan Dan Pengkajian Seni (S2)

Progam Pascasarjana

Institut Seni Indonesia Denpasar

  

Jalan Nusa Indah, Telp. 0361-227316, Fax. 0361-236100 Denpasar 80235

agungamlapura@yahoo.com

ABSTRAK

  Karya seni lukis adalah suatu gambaran atau ekspresi dari seorang seniman yang mempunyai nilai keindahan.Yang menjadi dasar sebuah karya terlihat sangat menarik yaitu ada pada unsur warna dan maknanya. Pranoto merupakan seorang pelukis yang beraliran impresionisme, keunikannya adalah karya lukisan ini lebih banyak menggunakan efek cahaya secara langsung karena kesan-kesan warna didapatnya dari pantulan cahaya, sehingga mendapatkan perubahan warna yang awalnya merah berubah menjadi kehijauan, oranye berubah menjadi kebiruan, dan kuning berubah menjadi violet. Tujuannya adalah ingin mengetahui bagaimana proses warna dan makna yang ada pada karya Pranoto, manfaatnya dapat memberikan wawasan dan ilmu dalam bidang kajian seni, serta bermanfaat bagi peneliti untuk lebih paham dengan fenomena yang dianalisa.

  Permasalahan yang diteliti dalam penelitian yaitu (1) Bagaimanakah proses warna pada karya lukisan Pranoto?; (2) Warna apa saja yang digunakan pada karya lukisan Pranoto?; (3) Makna apakah yang terkandung pada karya lukisan Ptranoto?. Sebagai pisau analisis menggunakan empat teori yaitu teori estetika, teori seni, teori warna, teori makna. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi, kepustakaan. Metode analisis data menggunakan analisis data deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan di lapangan, dan dokumentasi langsung dengan Pranoto sebagai informan utama. Melengkapi data primer, peneliti memperoleh informasi dari berbagai sumber skunder, berupa buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan sumber kepustakaan lainnya.

  Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Menghasilkan warna kontras akibat dari proses pencahayaan terhadap objek pada karya lukisan Pranoto., (2) Dalam proses warna Pranoto menemukan perbedaan merah menjadi hijau, oranye menjadi biru, dan kuning menjadi violet., (3) Makna dari ketiga lukisan (1) sempurna., (2) rasa., (3) gairah, yang ada pada karya lukisan Pranoto.

  Kata kunci : Kajian warna dan makna, lukisan Pranoto

KAJIAN WARNA DAN MAKNA PADA KARYA LUKISAN PRANOTO

  Oleh: Penulis 1 : I Gusti Lanang Ngurah Agung Adnyana. Penulis 2 : I Nyoman Artayasa. Penulis 3 : Ni Luh Sustiawati.

  PENDAHULUAN

  Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih), warna memiliki sifat-sifat mendasar yang ikut menentukan persepsi kesan yang terjadi pada kita setelah tahap penangkapan sensasi oleh mata kita Djelantik (2008:30). Ada 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral, warna primer ialah warna dasar yang terdiri dari 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru, sedangkan warna sekunder ialah warna yang dihasilkan dari percampuran 2 jenis warna dasar, warna tersier yang merupakan hasil dari penggabungan warna sekunder dengan 1 jenis warna primer misalnya merah dan kuning menjadi oranye dan yang terakhir warna netral yaitu warna yang berasal dari campuran ketiga warna pokok yaitu merah, kuning, dan biru dengan takaran perbandingan yang sama, yang terdiri dari putih dan hitam, yang tidak lagi memiliki kemurnian warna, kelompok warna inilah yang sering disusun dalam lingkaran warna untuk sebuah karya lukisan, warna digolongkan menjadi dua, yaitu warna eksternal dan warna internal, warna eksternal adalah warna yang bersifat fisika, sedangkan warna internal adalah warna sebagai persepsi manusia, bagaimana manusia melihat warna kemudian mengolahnya dan bagaimana mengekspresikannya menjadi suatu karya seni, Prawira (1989:40). Ada beberapa jenis-jenis warna yang sangat penting dibahas diantaranya merah, oranye, kuning, hijau, ungu, putih dan hitam, Pranoto mengatakan bahwa dalam karyanya warna yang utuh harus tercampur dan terstruktur artinya warna satu dengan yang lain memiliki keseimbangan masing-masing.

  Warna gelap atau warna hitam sangat sedikit dipergunakan dalam karya, jadi yang dihasilkan warnanya selalu cerah dan dominan kontras. Warna kontras yaitu warna ini saling bertentangan atau bertolak belakang tingkat gelap terangnya namun secara keseluruhan memiliki keharmonisan yang berpedoman pada objek yang ada, warna merupakan salah satu elemen penting dalam seni lukis, jadi sudah jelas setiap warna akan memberikan efek tersendiri bagi suatu lukisan, setiap warna bahkan hitam dan putih sekali pun mengandung arti dan makna tersendiri yang dapat menyampaikan suatu pesan tertentu, oleh karena itu pengetahuan akan psikologi warna akan menjadi nilai plus bagi seorang seniman, menurut Sanyoto (2005 : 8) warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna memegang peranan penting dalam penilaian serta turut menentukan suka tidaknya akan bermacam-macam benda, setiap warna mampu memberikan kesan dan makna tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya.

  Makna warna hadir karena didasari dari persepsi manusia terhadap fenomena yang dilihat. Dalam hal ini ada banyak warna yang memiliki makna-makna dan

  Menurut Mansur Pateda (2001:79), istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang memiliki arti, berikut adalah penjelasan makna warna yang masih terkait dengan karya ini diantaranya yaitu warna merah. Warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, kekuatan dan kegembiraan., warna oranye memberi kesan hangat dan bersemangat., warna kuning memberi arti rasa optimis, dan percaya diri., warna biru umumnya memberi arti menenangkan, kecemasan, warna hijau adalah warna yang identik dengan alam dan mampu memberi suasana tenang, warna violet memiliki arti kebebasan dan lincah sedangkan warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, terakhir warna putih mempunyai arti suci dan bersih.

  Dalam teori semiotik dibagi menjadi dua bagian yaitu penanda dan petanda, Penanda dilihat sebagai bentuk, wujud, fisik dapat dikenal melalui wujud karya, sedangkan petanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya tersebut, Ferdinand De Saussure ini diharapkan agar lebih terarah membedah penelitian yang sedang diteliti mengenai kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto. Sebagai seniman lukis otodidak di Ubud nama Pranoto sudah dikenal sebagai pelukis gambar model sampai sekarang, kehadirannya di Ubud sejalan dengan munculnya masa seni rupa baru Indonesia, pada tahun 1974 muncul para seniman muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dan lain-lain.

  Makna karya lukisan Pranoto tidaklah selalu sama dengan karya lukisan yang ia ciptakan, seperti karya yang pertama mengambil contoh seorang wanita dengan posisi santai, kenapa karya ini diberi makna “Sempurna”, jadi Pranoto sendiri mengatakan kesan yang terdapat dalam karyanya itu sangat istimewa, kedua lukisan seorang wanita setengah badan dengan posisi hadap kedepan diberikan makna “Rasa” karena pada karya lukisan kedua ini terlihat sebuah ekspresi yang sulit ditebak, dan karya lukisan yang diberi makna “Gairah”, karena karya lukisan ini mampu membangkitkan nafsu yang ada pada pelukisnya. Jadi hal-hal tersebut muncul dalam sudut pandang Pranoto sebagai pelukis. Pengalaman seniman yang belum banyak orang tahu/mengerti akan menjadikan karya lukisan yang diciptakannya menjadi menarik, membuat orang ingin menghayatinya (Soedarso SP, Mike Susanto, 2002:101).

  Perjalanan Pranoto awal meniti karir di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1952, ia didorong untuk menjadi seorang seniman sejak usia dini, kemudian datang ke Ubud untuk mengejar hobi dan impiannya. Mengembangkan teknik melukis dengan selalu mengutamakan kesan warna pada lukisan, karya ini bisa dikatakan

  Impresionisme karena menggambarkan

  sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis serta berusaha menampilkan kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna, pelukis yang termasuk dalam aliran ini yaitu diantaranya ada Claude Monet, Edgar

  Degas, Aguste Renoir, Paul Gauguin, dan ke-19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1874. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet yaitu dengan judul

MATERI DAN METODE PENELITIAN

  Impression, Sunrise”. Karakteristik utama

  lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah dan bahkan sebagian pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam, karena dianggap bukan bagian dari cahaya (Sudita, 2017:164). Apa perbedaan karya lukisan Pranoto dengan karya lukisan S.

  Sudjojono yang berjudul “didepan kelambu terbuka” yang sama-sama menganut aliran impresionisme, jadi perbedaan karya lukisan Pranoto adalah warna yang digunakan selalu cerah, tidak memakai warna yang terlalu gelap dan warnanya kontras. Sedangkan karya S. Sudjojono dalam lukisannya menggunakan warna gelap, dan warnanyapun tidak mengunakan warna kontras seperti pada karya Pranoto. Yang menarik dari analisis kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto adalah bisa dijadikan sebagai refrensi dalam mengembangkan bakat seni lukis, maka dari itu penulis sangat tertarik mengangkat topik ini di kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto.

  Dalam kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto menggunakan materi yang ada hubungannya dengan kajian warna dan makna, kaitannya dengan bagaimana proses warna kemudian warna apa saja yang digunakan dan trakhir makna apa yang terkandung pada karya lukisan Pranoto. Pada tahapan peratama, penulis melakukan dengan mencari jurnal ilmiah seperti studi pustaka. Berikut adalah sumber yang menjadi bahan rujuakan didalam penulisan ini :

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode wawancara, observasi/pengamatan, dokumentasi, dan kepustakaan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data yang bersifat deskriptif disajikan dengan menguraikan dan menjabarkan dengan detail data yang sebenarnya.

  Darmaprawira W.A. 1989. Buku yang berjudul “Warna Dalam Kehidupan” dari sejarah perkembangan penggunaan Budaya Jakarta 1975. Buku ini warna sampai dengan makna dan fungsi membahas tentang pandangan seksual warna, kesalahan penggunaan warna dalam karya seni. Ketelanjangan yang akan membuat karya seni tidak sejalan diekspresikan melalui lukisan Affandi dengan apa yang diharapkan, jadi akan bukan dari aspek seksual lebih bagus diawali dengan perempuannya saja, melainkan apa perencanaan dan penempatan warna yang disimbolkan. yang tepat untuk dijadikan tampilan depan sehingga masyarakat menjadi PEMBAHASAN sangat tertarik Berdasarkan hasil data-data yang Kaelan. 2009. Dalam buku “Filsafat didapat dari penelitian, tahap selanjutnya

  

Bahasa Semiotika” menyebutkan adalah menganalisa tujuan sesuai dengan

  bahwa kompleksitas relasi digambarkan penelitian ini yaitu ingin menganalisis oleh Roland Barthes melalui tingkat kajian warna dan makna pada karya signifikansi yang memungkinkan lukisan Pranoto, mengetahui dan menghasilkan makna yang bertingkat- menganalisis proses warna pada karya tingkat. lukisan Pranoto, mengetahui dan Tris Neddy Santo. 2012. Buku dengan menganalisis warna-warna apa saja yang judul “Menjadi Seniman Rupa” digunakan pada karya lukisan Pranoto, dan membahas tentang fungsi seni secara mengetahui dan menganalisis makna pada mendalam, di mana setiap karya seni karya lukisan Pranoto. yang diciptakan sesuai kepuasan Proses Warna Pada Karya Lukisan individu seniman/perancang, dapat juga Pranoto karya seni diciptakan berdasarkan Dalam analisis ini penulis kebutuhan masyarakat melalui sudut membahas tentang fenomena apa yang pandang dan aspek yang berbeda. terdapat pada objek yang akan Buku berjudul “Affandi” karya digunakan sebagai media seni lukis.

  Immanuel Kant (1951:5). yaitu kain, memiliki tone 3, tidak terlalu gelap estetika sebagai kesenangan yang dan tidak terlalu terang. dirasakan pada saat melihat benda atau objek. Seni adalah suatu ekspresi yang ditunjukkan oleh manusia yang memiliki unsur seni, diungkapkan dalam sebuah media yang nyata dan

Gambar 5.1 Karya Pranoto, menggunakan bisa dinikmati oleh seluruh panca

  campuran warna oranye dan biru (Sumber: Dokumentasi Lanang, indra manusia Nandawan L. Hasanah

  2016) Jika sinarnya terang mengenai objek

  (2013:8). Semiotik dibagi menjadi dua kulit akan berubah menjadi kehijauan bagian yaitu penanda dan petanda, begitupun dengan benda yang ada di Penanda dilihat sebagai bentuk, bawah objek tersebut, otomatis akan wujud, fisik dapat dikenal melalui merubah warna menjadi merah karena wujud karya, sedangkan petanda memiliki tone 4 agak sedikit gelap dan dilihat sebagai makna yang terungkap mempunyai motif garis dengan warna melalui konsep, fungsi dan nilai-nilai hijau, jadi sinar yang keras berpengaruh yang terkandung di dalam karya besar terutama pada perubahan warna tersebut Ferdinand De Saussure objek atau benda-benda yang ada di (1966:26). sekeliling tempat tersebut. Jadi warna sebelum proses awal dimulai yang kontras timbul akibat kuat dan yang pertama pandangan harus tertuju lemahnya cahaya yang memantul seperti kepada objek seperti karya di bawah ini. contoh di bawah ini

  Jika objek terkena sinar, kulit akan berubah menjadi oranye pada lukisan dan di bawahnya akan terlihat yang mendapingi otomatis warna kainnya berubah menjadi biru dengan motif yang

Gambar 5.2 Karya Pranoto, hijau dan kuning dengan violet, jadi menggunakan campuran warna hijau dan warna-warna ini didapatkan dari pengaruh

  merah cahaya terhadap objek itu. Biasanya jika (Sumber: Dokumentasi Lanang, benda yang secara langsung terkena

  2016) cahaya kemungkinan bayangannya akan Warna kulit pada karya Pranoto ini berubah warna, sangatlah penting memadukan antara objek dengan sinar mengasilkan warna violet karena cahaya baik itu seperti lampu atau sinar matahari, hal inilah yang memang saya cahayanya kekuningan jadi perubahan perhatikan dalam menuangkan sebuah inspirasinya kedalam media lukisan yang dihasilkan kulit menjadi violet ke Pranoto.

  Pranoto selalu mengutamakan hal- unguan, karena mempunyai tone 2 agak hal tersebut untuk mencari efek-efek yang cerah sehingga jika dilihat dari jauh ditimbulkan objek jika terkena lukisan Pranoto memiliki tone warna pencahayaan sinar matahari maupun sinar

  (tingkat kesamaran warna), dari tone 1 buatan, Pranoto melihat bahwa objek itu terang, tone 2 agak terang, tone 3 di cocok untuk di lukis apabila puas dengan tengah-tengah, tone 4 agak gelap, dan tone apa yang ia lihat dan Pranoto juga akan 5 gelap skali. mampu mengeluarkan isi pikiran imajinasinya ke dalam media kanvas, sebab dalam membuat lukisan Pranoto selalu dalam kondisi tenang dengan sebuah irama yang mengiringi hari- harinya dalam memulai membuat karya lukisan.

Gambar 5.3 Karya Pranoto, menggunakan campuran warna violet dan

  Pencahayaan Pada Objek Pranoto

  kuning (Sumber: Dokumentasi Lanang,

  Berbicara tentang pencahayaan 2016)

  Pranoto mempergunakan pencahayaan Hasil dari wawancara dengan alami atau cahaya buatan tentu fungsi

  Pranoto pada

  11 September, 2016 dasarnya adalah agar mampu melihat menyebutkan yaitu sebagai berikut : objek dengan jelas dan menghasilkan

  Warna yang lebih menonjol pada sensasi warna yang berbeda, sumber karya saya yaitu warna kontras, seperti contoh biru dengan oranye, merah dengan dengan kecepatan yang sama besar, bila melihat benda-benda di sekeliling karena mengenai objek tentu akan mendapatkan adanya cahaya yang dipancarkan, Al kesan yang berbeda tergantung sumber Hasan (2005:65). kemudian di cahaya yang di pancarkan, Sir Isaac kembangkan dalam wujud objek dimana Newton (1642:157). Pencahayaan dan akan terlihat penggunaan cahaya yang bayangan pada sebuah objek gambar dipakai, sisi mana yang terkena cahaya memiliki faktor penting agar membuat sehingga pada gambar akan terlihat putih gambar suatu objek nampak bervolume dan bayangan pada objek akan menjadi dan lebih hidup, dimana penempatan sinar lebih gelap. Jika dalam lukisan Pranoto pencahayaan sangatlah mempengaruhi dan menggunakan cahaya yang berbeda dari berpotensi memberikan suatu perubahan yang biasa digunakan contohnya cahaya pada benda tersebut, pencahayaan mampu berwarna putih maka objek akan berubah memberikan sebuah gradasi, seperti menjadi terang dan akan sulit menemukan contoh dibawah ini: sensasi yang didapat dari objek tersebut, jadi yang didapat dari pencahayaan itu adalah perbedaan antara warna objek dan warna kain, itupun hanya menghasilkan gradasi saja seperti contoh warna merah gelap menjadi warna merah terang, begitu Gambar 6.1.: Menunjukan skala gradasi. (Sumber: Wikipedia diunduh pada 7 Juli juga dengan makna akan disesuaikan

  2017) dengan objek yang akan dibuat sehingga Dalam hal ini Pranoto menekankan akan berbeda dari makna lukisan yang untuk mendapatkan hasil gambar atau lain. Perbedaan karya Pranoto dengan lukisan yang sesuai untuk teknik yang ia karya yang lain adalah Pranoto lebih pelajari perlu adanya proses pengaturan mengutamakan efek cahaya karena pencahayaan, hal ini dilakukan agar dapat pengaruhnya bagus untuk karya yang akan memberikan kesan tone yaitu deretan nada dihasilkan, kesimpulan dari karya lukisan dari warna yang dihasilkannya, mata dapat menampilkan kesan pencahayaan yang ada dari wawancara ini yaitu pada saat model pada karyanya tersebut melalui teknik tone ini dipakai untuk objek sangat penting warna, seperti contoh gambar berikut: memperhatikan gerak dan gaya karena menurut saran dari Pranoto gerak sangat mampu memeberikan rangsangan yang lebih bagi yang melihatnya, model ini juga mengatakan ia dituntut untuk seunik mungkin memperindah tubuhnya dibantu

  Gambar 6.2.: Melihat perbedaan gelap dan dengan aksesoris seperti kain dan media- terang pada objek. (Sumber: Pranoto's Art Gallery diunduh media lainnya, letak atau posisi pada 7 Juli 2017) menurutnya juga sangat penting karena

  Pemilihan Model Pranoto

  dari posisi yang baik dapat menghasilkan Pada pertemuan waktu ini tanggal, 5 fenomena cahaya yang muncul dari sebuah

  April 2018 bertempat di gallery Pranoto, objek tersebut sehingga seorang pelukis sempat bertemu langsung dengan salah akan dapat melihat dan meniru bagaimana satu model wanita yang sering dipakai perubahan dan keunikan yang dihasikan dalam objek karya Pranoto yaitu Belle dari penyinarannya itu. Kiky Helene dia adalah sosok perempuan

  Belle Kiky Helene mengatakan dari berdarah campuran antara Asia dengan sekian kali diundang oleh seniman-

  Barat, jadi kenapa ada kaitannya dengan seniman yang ada di Bali, hanya di gallery penelitian ini, pertama sangat penting

  Pranoto ini yang memberinya banyak menggali informasi untuk sebuah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian tidak saja dari senimannya atau posisi, cahaya dan gaya untuk sebuah penciptanya itu sendiri akan tetapi sangat karya lukisan, ia dipilih karena ada penting juga mencari informasi dari beberapa kriteria menurut Pranoto yaitu seorang model yang dipakainya untuk pertama terletak pada wajah karena digunakan sebagai objek sebuah lukisan, memiliki keunikan berbeda dari ada beberapa poin yang bisa didapatkan yang dimiliki model tersebut sesuai menghasilkan perubahan warna baru, dengan keinginan Pranoto, ketiga mampu Pranoto mengatakan bahwa perubahan memberikan daya Tarik lebih bagi orang warna memang pada dasarnya sama dari yang melihatnya. Jadi beberapa alasan ini masing-masing warna bila disatukan akan yang menjadi poin utama yang Pranoto menimbulkan gradasi warna, memang cari untuk sebuah karya lukisannya, ada butuh banyak cara untuk menemukan hal-hal yang lain yang orang lain tidak perubahan warna-warna yang diinginkan akan pernah memahaminya, fenomena seperti contoh gambar model dibawah ini, inilah yang dicari dalam penelitian dan Pranoto memang sengaja memberi yang berbeda dari keterangan model ini pencahayaan oranye agar bayangannya dengan model yang lainnya adalah lebih menghasilkan perubahan warna biru. Ali memfokuskan letak pencahyaan Nugraha (2008:34) mengatakan bahwa sedangkan model yang lain hanya warna adalah kesan yang diperoleh mata menekankan gaya dan penampilannya dari cahaya yang dipantulkan oleh benda– saja, inilah yang menjadi keunikan kenapa benda yang dikenai cahaya tersebut, mengkaji karya lukisan Pranoto untuk kemudian dikembangkan ke dalam menjadikannya sebagai sebuah penelitian lukisan: tesis, kesimpulannya yaitu pemilihan objek atau model yang baik bagi Pranoto adalah memiliki pesona, karakter yang tak biasa dan memahami secara cepat apa yang diinginkan senimannya itu agar

Gambar 6.3 Model, Belle Kiky Helene.

  mampu mendukung terciptanya keindahan (Sumber: Kikyhelene diunduh pada 7 Juli

  2017) pada karya lukisan Pranoto. Kemudian perubahan yang kedua

  Proses Warna Pada Objek Pranoto

  Pranoto memberi pencahayaan dengan Perubahan warna mungkin sudah warna merah pada model tersebut dan banyak yang mengerti dan paham jika dua menghasilkan perubahan warna bayangan hijau, Pranoto mengatakan bila dalam sebuah model yang digunakan lebih banyak unsur warna hitamnya, sangat ditekankan bahwa warna hitam harus dikombinasikan dengan warna yang lebih menjolok seperti coklat tua, biru tua dan merah tua pada sebuah lukisan, karakteristik warna-warna perlu dijadikan pertimbangan agar tercapainya tujuan yang diinginkan oleh seniman, Sadjiman (2008:13). Untuk tahap selanjutnya tinggal mengembangkan ke dalam media kanvas, seperti contoh dibawah ini: Gambar 6.4 Model, Belle Kiky Helene.

  (Sumber: Kikyhelene diunduh pada 7 Juli 2017 ) Untuk perubahan yang ketiga

  Pranoto memakai pencahayaan kuning agar mendapatkan hasil perubahan warna violet pada bayangan model tersebut, hasilnya juga akan sama bila pencahayaan itu di balik yang tadinya menggunakan cahaya kuning berubah warna menjadi violet dan sebaliknya dengan cahaya violet bayangannya akan berubah warna menjadi kuning, tinggal bagaimana mengambil fenomena itu untuk diwujudkan ke media kanvas, warna secara fisik diakibatkan sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan, Sadjiman Ebdi Sanyoto (2008:50). Jadi perbedaan karya lukisan Pranoto dengan lukisan lainnya adalah Pranoto selalu menggunakan model dan pencahayaan agar menghasilkan warna seperti pada karya lukisannya, kesimpulan dari karya lukisan pranoto adalah mempunyai kelebihan dari sisi warna yang didapatkan dari proses eksperimen antara objek dengan cahaya dan menjadilah perubahan warna antara merah dengan hijau, biru dengan oranye dan kuning dengan violet, jadi ketiga warna inilah yang dipergunakan oleh Pranoto untuk menciptakan sebuah lukisan: Gambar 6.5 Model, Belle Kiky Helene.

  (Sumber: Kikyhelene diunduh pada 7 Juli 2017)

  Makna Warna Lukisan Pranoto

  Pranoto menjelaskan bahwa warna yang dihasilkan dari karya lukisannya tersebut memang banyak memiliki arti tersendiri karena memang jika seorang pelukis dihadapkan dengan objek secara langsung pasti akan muncul getaran atau rangsangan pada saat melihat keseluruhan objek, jadi pada saat itulah Pranoto mulai mengaitkan antara objek dengan pola pikirnya itu apakah sangat cocok dengan posisi seperti demikian jika dibawa ke dalam arti yang Pranoto sebenarnya ingin munculkan pada objek tersebut. Warna bila diambil dari bahasa sansekerta mempunyai makna yang lebih luas lagi yaitu bunyi, huruf, suku kata dan perkataan, Darma Prawira (1989:5). Makna warna merah bermakna energi, kekuatan dan kegembiraan, warna oranye bermakna hangat dan bersemangat., warna kuning bermakna optimis, dan percaya diri., warna biru bermakna menenangkan, kecemasan, warna hijau identik dengan alam, mampu memberi suasana tenang,

  Ada tiga jenis warna yang didapatkan dari objek melalui eksperimennya ini kemudian warna dalam karya tersebut dikombinasikan sehingga menjadilah penggabungan dua jenis warna yang memiliki satu makna dalam karya Pranoto, kesimpulan dari karya lukisan Pranoto adalah bagaimana perubahan warna tersebut hadir sehingga menghasilkan makna yang berbeda.

  Makna Ketiga Lukisan Pranoto

  Makna dari ketiga karya yang sedang dibahas inilah yang menjadi analisis dalam penelitian, Pranoto mengatakan makna karya yang pertama bermakna “sempurna”. Pranoto sendiri mengatakan kesan yang terdapat dalam karyanya itu sangat istimewa. Banyak hal unik yang memang ada dalam objek tersebut tergantung bagaimana menangkap dan mengolahnya agar menjadi sebuah karya yang bernilai tinggi. Karya lukisan yang kedua bermakna “Rasa” karena pada karya lukisan kedua ini terlihat sebuah ekspresi yang sulit ditebak. Terjadinya hubungan antara karya dengan konsep atau hal yang dirujuk, Chaer (1994: 31). Sebuah karya seni pada umumnya memang selalu menampilkan sesuatu yang seakan merangsang seseorang untuk bertanya dan juga penasaran sehingga muncul perasaan ingin mengetahui apa yang sebenarnya diungkapkan pada karya itu.

  Karya lukisan yang ketiga bermakna “Gairah”, karena karya lukisan ini mampu membangkitkan nafsu yang ada pada pelukisnya. Memang jika membahas tentang sesuatu yang ada kaitannya dengan wanita tidak akan pernah berhenti untuk diungkapkan apalagi dengan perasaan, karena keindahan seorang wanita walaupun diwujudkan ke dalam karya seni seperti lukisan pastinya akan selalu mempunyai getaran yang sama bagi yang melukis ataupun penikmat seni itu sendiri. Perbedaan karya Pranoto dengan karya yang lain adalah karya lukisan ini memiliki makna dari masing-masing karya yang dibuat dan dari beberapa warna- warna tersebut memiliki arti yang berbeda dengan warna satu dengan warna yang lain.

  PENUTUP

  Berdasarkan uraian pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini dinyatakan berhasil karena sesuai denga teori-teori yang digunakan untuk mengkaji warna dan makna pada karya lukisan Pranoto. Kesimpulan cahaya mampu memberikan efek volume pada sebuah benda atau objek, pencahayaan sangat berperan utama untuk sebuah karya lukisan karena penempatan cahaya yang baik akan menghasilkan perubahan pada objek tersebut. Perubahan apa yang dihasilkan, pertama peneliti menemukan perbedaan antara objek terkena cahaya secara langsung dari depan sehingga otomatis akan memunculkan bayangan.

  Proses inilah yang dibawa ke dalam tahap pewarnaan yang tujuannya yaitu pencahayaan digunakan untuk mendapatkan perubahan warna, hasil perubahan warna tersebut menghasilkan warna kontras yaitu merah dengan hijau, oranye dengan biru dan kuning dengan violet. Disinilah seorang pelukis dituntut untuk peka dalam melihat atau memahami apa yang terjadi pada fenomena tersebut. Jadi disinilah letak permasalahan yang perlu diteliti antara makna yang memang sudah ada sebelumnya dengan makna yang ada pada karya lukisan Pranoto, makna yang ada dalam penelitian ini yaitu lukisan pertama bermakna “Sempurna”. Lukisan kedua menghasilkan makna “Rasa”, Lukisan ketiga memberikan makna “Gairah”, jadi inilah makna yang Pranoto dapatkan dari hasil eksperimennya terkait dengan penelitian ini yaitu kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto.

  Chaer, Abdul . Pengantar semantic

  Judgment. New York:

  Prawira, Sulasmi Darma. Warna Sebagai

  Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984.

  Baru, 2001 Poerwadarminta. Kamus besar bahasa

  Tentang Makna. Bandung : Sinar

  Pateda. Semantik Pengantar Studi

  Universitas Negeri Yogyakarta, 2013

  Simbolik yang terdapat pada Kesenian Tradisi. Dari

  Nurjanah. Penelitian mengenai Makna

  Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya, 2011.

  Jakarta : Rineka Cipta, 2001. Moleong. Metodologi Penelitian

  Bandung: CV Yrama Widya, 1987. Kridalaksana. Makna Sempit dan Makna Luas. Jakarta: Gramedia, 1993. Mansoer Pateda. Semantik Leksikal.

  Keraf. Deskripsi Makna dalam Wacana.

  Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma, 2009.

  Hafner Press, 1951 Kaelan. Filsafat Bahasa: Semiotika dan

  Jakarta: Rineka Cipta, 2013 Kant, Immanuel. Estetika and Critique of

  Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta 1994.

  1984 Hasanah, Nandawan Libya. “Unsur-unsur dalam Seni Rupa atau Design”.

  Sastra. Yogyakarta: Kanisius,

  Hartoko. Pemandu di Dunia Seni dan

  2008 Feisner, E.A. Makna.London: Prentice Hall, 2000.

  Tata Rupa. Jakarta: Balai Pustaka,

  Ebdi Sanyoto, Sadjiman. Dasar-Dasar

  Pengantar. Bandung: MSPI, 2008

  Djlantik, A.A.M. Estetika Sebuah

DAFTAR SUMBER

  Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

  Badan Penerbit UNM Makassar, 2006. Cholid, Narbuko, Abu Achmadi.

  Pustaka. Berrill P, 2014. Azis, Said. Dimensi Warna. Terbitan:

  Apriatno. Cara Mudah Menggambar Dengan Pensil. Jakarta: Kawan.

  Penggunaannya. Bandung: Penerbit ITB, 2014.

  Al, Hasan. Cahaya Buatan. Jakarta: Balai Pustaka,2005. Andie. Warna, Teori dan Kreativitas

  Desain. Jakarta : Departemen

  Stone, Adams dan Morioka. Color Disegn. Amerika Serikat: Rockport, 2008.

  Pranoto's Art Gallery in Ubud, Indonesia Di Akses Tanggal 5 Mei, 2017. Pranoto's Art Gallery - Home | Facebook Di Akses Tanggal 7 Juli, 2017.

  Departemen Pariwisata Kabupaten Gianyar Di Akses Tanggal 3 Januari, 2018.

  Sumber Internet

  Susyanto. Pembuatan Cat. Bandung : Ganeca, 2009. Talbert. Pigment Composition.USA: The McGraw-Hill, 2008. Tinarbuko. Semiotika. Komunikasi Visual Yogyakarta: Jalasutra, 2008

  Dalam Kehidupan. Bandung: Penerbit ITB, 1989.

  Sulasmi, Darma prawira W.A. Warna

  Timur.Depok: Rajawali Pers, 2017.

  Alfabeta. 2008 Sudita, I Ketut. Sejarah Seni Rupa

  Kualitatif & RND. Bandung:

  Dinas Museum dan Sejarah Jakarta, 1979. Sugiono. MetodePenelitian Kuantitatif

  Sudarmadji. Dasar-dasar Kritik Seni.

  Seni rupa. Yogyakarta : Jendela, 2002.

  Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. Purbasari, Tyas. Pengkajian tentang Simbolis Warna pada Kerajinan Seni.

  Sp. Soedarso, Susanto Mike. Membongkar

  Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1990.

  Soedjito. Makna Kosakata Bahasa

  Watson, Creation Science Foundation Ltd, Acacia Ridge (Queensland, Australia), 1642.

  Sir Isaac Newton. Dikutip dalam: D.C.C.

  Linguistics. New York: McGraw Hill, 1966.

  Saussure, Ferdinand de. Course in General

  Tata Rupa & Warna. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2008.

  Sadjiman, Ebdi, Sanyoto. Dasar-dasar

  Warna. Yogyakarta: Arti Bumi, 2005.

  Primadi. Karya Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana, 2005. Sanyoto. Dasar-dasar Tata Rupa dan

  Dalam program study seni rupa, Universitas Negeri Semarang, 2011

  Pranoto's Art Gallery Di Akses Tanggal 15 Agustus, 2017.