PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

FAIZ MUBAROK E.551.1000615

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI ” ini beserta seluruh isinya adalah karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI FAIZ MUBAROK

E.0551.1000615

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. H. R. Aam Hamdani, MT NIP. 19660111 199101 1 001

Pembimbing II

Dr. H. Purnawan, S.Pd., M.T. NIP. 19731111 200012 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Mesin

Dr. Bambang Darmawan, MM. NIP. 19620118 198903 1 003


(4)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Faiz Mubarok 1000615

Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK, UPI faizmubarok@gmail.com

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Salah satu tuntutan pada Kurikulum 2013 adalah pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pembelajaran berbasis multimedia. Multimedia dapat merangsang siswa untuk belajar lebih aktif dan dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa, salah satunya pada materi katup pneumatik. Pada katup pneumatik, materi yang paling penting untuk dipahami adalah tentang cara kerja katup pneumatik. Simbol-simbol katup pneumatik yang sudah distandarkan hanya berupa gambar dan kode penomoran. Penggunaan model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi tentang katup pneumatik. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi gaya belajar siswa. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian

quasi experimental dengan desain penelitian non-equivalent control group design.

Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari data pretest dan posttest. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer. Nilai rata-rata N-Gain siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer tidak terdapat perbedaan peningkatan yang segnifikan. N-Gain pada Kedua model pembelajaran berada pada kategori sedang. Namun jika dilihat dari pengelompokan kelas berdasarkan kemampuan terdapat perbedaan sedikit atau bisa dikatakan tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer tidak ada perbedaan peningkatan hasil belajar.

Kata kunci: Kurikulum 2013, katup pneumatik, model pembelajaran individual, model pembelajaran klasikal, berbantuan komputer, pola pembelajaran, peningkatan hasil belajar (N-Gain).


(5)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Faiz Mubarok 1001158

Education Department of Mechanical Engineering, FPTK, UPI faizmubarok@gmail.com

MODEL APPLICATION OF INDIVIDUAL LEARNING COMPUTER MATERIAL VALVE PNEUMATIK IN SMK NEGERI 1 CIMAHI

One of the curriculum 2013 demand is a centered learning patterns to the student and multimedia leraning based. Multimedia can stimulate student to learning more active and increase the student experience, and that was one of the material of Pneumatic valves. In the Pneumatic Velves, the most importent thing to understand is the way of working of the Pneumatic Velves it self. The symbols of Pneumatic Velves that has been standardized just a picture and nomering code. Application of the learning models can be expected to increase the student’s learning outcome in learning the Pneumatic valves. There for, required some learning models to facilitate student’s learning style. The research aims to get the difference increase picture of the student’s learning outcome who’s using the Individual Computer Assisted Learning Model with using the Classical Computer Assisted Learning Model. The Quantitatif Research useing quasi experimental research method with the research design non-equivalent control group design. Increased student’s learning outcome obtained from pretest and posttest data. Bassed result of the

research and the discussion there is the difference increase student’s learning outcome between the Individual Computer Assisted Learning Model and the Classical Computer Assisted Learning Model. N-Gain student average who’s using Individual Computer Assisted Learning Model and the Classical Computer Assisted Learning Model there wasn’t a significant difference increase. Both of the learning models in the Medium N-Gain categories. But if seen from class grouping based the skill there was a little

difference or can said nothing difference. Than can be concluded that the using of Individual Computer Assisted Learning Model and the Classical Computer Assisted Learning Model there wasn’t a difference increase.

Keywords: Curriculum 2013, pneumatic valve, multimedia presentation, interactive multimedia, learning design, improvement of learning outcomes (N-Gain).


(6)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, ASUMSI DASAR DAN A. Kajian Pustaka ... 7

1. Model Pembelajaran Di SMK ... 7

a. Pengertian Pembelajaran Individual ... 7

b. Pengertian Pembelajaran Klasikal ( Pembelajaran Kelompok) ... 8

c. Model – Model Pembelajaran Individual ... 8

d. Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) ... 12

e. Pola Pembelajaran ... 22


(7)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tujuan Mata Pelajaran Pneumaik di SMK... 28

4. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 29

5. Tujuan SMK Kompetensi Keahlian Kontrol Mekanik ... 30

B. Asumsi Dasar ... 31

C. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 32

C. Desain Penelitian ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 34

F. Definisi Operasional ... 35

G. Instrument Penelitian ... 35

H. Paradigma Penelitian ... 40

I. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46

B. Analisis Data ... 48

1. Penghitungan N-Gain ... 48

2. Uji Normalitas ... 48

3. Uji Homogenitas ... 49

4. Uji Hipotesis ... 50

C. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59


(8)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN ... 63


(9)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah Negara. Semakin baiknya kualitas pendidikan di sebuah negara maka semakin baik juga kualitas Negara tersebut. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan berarti meningkatan mutu pendidikan di masa kini dan di masa yang akan datang.

Meningkatkan mutu pendidikan masa kini dan masa yang akan datang tidak dapat terlepas dari peran teknologi yang semakin maju. Suka atau tidak suka teknologi secara bertahap memasuki dunia pendidikan. Terutama pada pendidikan kejuruan yang pada dasarnya dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional terutama di bidang teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh Djohar (2009, hlm. 103) selaku pemerhati pendidikan kejuruan mengemukakan bahwa, pendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan individu siswa menjadi tenaga kerja yang profesional, juga siap untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi otomasi berupa sistem pneumatik merupakan pilihan yang banyak digunakan oleh kalangan industri. Terbukti dengan telah banyak diaplikasikannya sistem ini terutama pada industri makanan, minuman, farmasi, migas, otomotif, dan industri alat berat.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi Kompetensi Keahlian Kontrol Mekanik sebagai salah satu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri. Dalam kompetensi keahlian kontrol


(10)

2

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mekanik siswa dituntut untuk memahami dasar – dasar pneumatik. Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan pembelajaran yang


(11)

3

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disertai praktik. Namun kerena keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah sehingga pembelajaran kurang optimum.

Pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah menggunakan modul. Keterbatasan modul menyebabkan modul hanya dimiliki oleh guru saja. Dengan pembelajaran seperti demikian siswa hanya menyimak pembelajaran tersebut dari guru berdasarkan modul. Padahal dalam pelajaran pneumatik banyak sekali simbol – simbol yang sifatnya abstrak. Simbol – simbol tersebut megambarkan cara kerja katup pneumatik, Karena berupa gambar diam, maka simbol ini tidak dapat menggambarkan cara kerja katup pneumatik. Akibatnya siswa kurang memahami materi tentang cara kerja komponen pneumatik. Terbukti dengan hasil pra-penelitian yang dilakukan peneliti di SMK N 1 Cimahi pada kelas XI Program Keahlian Kontrol Mekanik pada tahun 2014, Mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1.1 Hasil Belajar Tentang Katup Pneumatik

No Skor Angka Skor Huruf Banyak Siswa Keterangan

1 90 - 100 A - Tidak ada

2 80 – 89 B 3

3 70 – 79 C 32

4 < 70 E - Tidak ada

(Hasil Belajar Siswa, 2014) Data di atas memberikan informasi bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70. Sedangkan Pemahaman tentang cara kerja katup pneumatik menjadi dasar untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun rangkaian sistem pneumatik. Kesulitan dalam memahami cara kerja komponen ini akan menyebabkan kesulitan dalam merangkai komponen pneumatik menjadi sebuah sistem. Dengan demikian diperlukan model pembelajaran yang mampu menjelaskan cara kerja katup pneumatik, agar pembelajaran lebih berkualitas.


(12)

4

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknologi komputer yang dapat mempermudah pekerjaan manusia merupakan salah satu produk yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Namun masih belum bisa diterapkan secara maksimal dalam dunia pendidikan. Daya tarik yang dimiliki oleh teknologi komputer ini sebaiknya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan agar proses pembelajaran bisa lebih menarik. Teknologi komputer sebagai sumber belajar memiliki beberapa keunggulan diantaranya dapat memberikan informasi dalam bentuk tampilan teks, grafik, gambar, animasi, suara dan video.

Dengan tersedianya suatu model pembelajaran berbatuan komputer, akan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pengajaran. Dengan Pembelajaran berbantuan komputer yang dapat menampilkan simulasi, animasi, gambar, foto dan video maka fenomena – fenomena yang sulit diharapkan dapat dikurangi. Keunggulan ini sangat bermanfaat jika diaplikasikan dalam pembelajaran cara kerja katup pneumatik yang keseluruhannya yang kebanyakan berbentuk

abstrak. Selain itu juga model pembelajaran dengan berbantuan komputer. Sejalan

tujuan kurikulum 2013 yaitu pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran interaktif, pola pembelajaran jejaring, pola pembelajaran pendekatan saintifik, pola belajar kelompok (berbasis tim), pola pembelajaran berbasis multimedia, pola pembelajaran berbasis kebutuhan pelanggan, pola pembelajaran ilmu pengetahuan banyak, dan pola pembelajaran kritis

Penerapan model pembelajaran yang sesuai diharapkan akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, serta dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Model pembelajaran Individual berbantuan komputer lebih tepat digunakan untuk materi yang melibatkan konsep, prinsip, aturan serta perhitungan. Selain itu juga sejalan dengan karakteristik pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan yang menuntut siswa belajar tuntas.


(13)

5

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sudjana (2009, hlm. 116) Pengajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri.

Berdasarkan peran dan pengaruh media dalam proses pembelajaran sangat besar seperti dipaparkan di atas, menjadi pertimbangan peneliti untuk memadukan kelebihan kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Individual. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Individual Berbantuan Komputer Pada Materi Katup Pneumatik SMK Negeri 1 Cimahi”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di angkat oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1 Bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan kelompok siswa yang model pembelajaran kalasikal berbantuan komputer pada meteri katup pneumatik di SMK Negeri 1 Kota Cimahi.

2 Bagaimana perbedaan peningkatan hasi belajar siswa pada kelompok rendah, sedang dan tinggi yang menggunanakan model pembelajaran individual berbantuan komputer pada materi katup pneumatic di SMK negeri 1 Cimahi. 3 Bagaimana perbedaan peningkatan hasi belajar siswa pada kelompok rendah,

sedang dan tinggi yang menggunanakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer pada materi katup pneumatic di SMK negeri 1 Cimahi. C. Tujuan Penelitian


(14)

6

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendapatkan gambaran peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

2. Mendapatkan gambaran peningktan hasil belajar siswa pada kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer.

3. Mendapatkan gambaran perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer dengan model pembelajaran individual berbantuan komputer pada materi katup pneumatik.

4. Mendapatkan gambaran perbedaan peningkatan hasil belajar pada kelompok rendah, sedang dan tinggi pada kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer pada materi katup pneumatik.

5. Mendapatkan gambaran perbedaan peningkatan hasil belajar pada kelompok rendah, sedang dan tinggi pada kelas yang menggunakan model pembelajaran individua berbantuan komputer pada materi katup pneumatik.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya bisa menjadi referensi pertimbangan dalam melakukan penelitian pada masalah yang sama dengan kondisi yang berbeda.

2. Bagi Guru

Bagi guru merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi katup pneumatik.


(15)

7

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa bisa mengetahui sampai dimana kemampuannya dalam memahami materi katup pneumatik sehingga dengan diketahui kemampuannya, diharapkan siswa mengatur strategi dalam belajarnya supaya nilainya meningkat.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam beberapa bab, yaitu pertama Pendahuluan, meliputi latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab kedua Kajian Pustaka, berisi deskripsi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, asumsi dasar dan hipotesis penelitian. Bab ketiga Metodologi Penelitian, membahas model yang digunakan dalam penelitian yang meliputi motode penelitian, design, populasi dan sample, instrument penelitian, prosedur penelitian dan analisisi data. Bab keempat Hasil Penelitian dan pembahasan, membahas mengenai deskripsi data, analisisi data, dan pembahasan hasil penelitian. Dan bab terahir adalah Kesimpulan dan Saran, berisikan kesimpulan dari penulis mengenai penelitian yang dilakukan serta berisikan saran-saran dari penulis.


(16)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan Mahar Martanegara No 48 No. Telepon. (022) 6629683 kota Cimahi 40533. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Kontrol Mekanik tahun ajaran 2014/2015.

B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian merupakan suatu satu kesatuan sistem yang berurutan, cara yang berfungsi dalam mencari penyelesaian dari permasalahan – permasalan dalam suatu penelitian. Metode yang digunaakan adalah quasi experimental. Pemilihan metode ini dikarenakan penelitian ini masih dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-equivalent

Control Group Design. Rancangan ini terdiri dari dua kelompok yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kontrol dikenakan

pre-test terlebih dahulu kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa

penerapan model pembelajaran individual berbantuan komputer pada materi katup pneumatik, sedangkan untuk kelas kontrol diberikan penerapan model pembelajaran klasikal berbantukan komputer pada materi katup pneumatik. Untuk kemudian baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dikenakan

post-test untuk melihat efek dari perlakuan pada kelompok eksperimen.

Dalam desain penelitian ini, hampir sama dengan pretest-posttest control

design. Tetapi dalam desain penelitian ini, kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui perbedaan peningkatan


(17)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33 hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan kelas control yang menggunakan model pembelajaran klasikal dalam bentuk ceramah yang dibawakan oleh guru. Pada penelitian ini, peningkatan hasil belajar diperoleh dengan menghitung N-Gain.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pretes Treatment Posttest Eksperimen

O1

X1

O2

Kontrol X2

Keterangan:

O1 : tes awal (pre-test) sebelum perlakuan diberikan.

O2 : tes akhir (post-test) setelah perlakuan diberikan.

X1 : perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen dengan

Menggunakan model pembelajaran individual berbantukan komputer dengan media animasi

X2 : perlakuan (treatment) terhadap kelompok kontrol dengan menggunakan

model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

Penelitian ini melibatkan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas yang dijadikan sampel merupakan kelas sebenarnya yaitu sesuai dengan kondisi kelas semula tanpa dilakukan randomisasi. Sebelum diberikan perlakuan, kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberikan tes awal dengan instrumen soal yang sama (pretest). Kemudian diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran klasikal dengan presentasi untuk kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan, kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberikan tes dengan instrumen soal yang sama (posttest). Semua proses tersebut bertujuan untuk mendapatkan


(18)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34 hasil belajar dari perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal dengan presentasi.

Adapun desain pembelajaran dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 3.1 Model Pembelajaran Klasikal Berbantuan komputer

Gambar 3.2 Model Pembelajaran Individual Berbantuan Komputer D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan gabungan beberapa kelompok yang membentuk suatu kesatuan yang besar yang selanjutnya akan dijadikan objek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa paket keahlian Kontrol Mekanik SMK Negeri 1 Cimahi Kota Cimahi berjumlah 280 siswa.

Sampel merupakan suatu kelompok yang terdapat pada populasi. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti mata pelajaran Sistem Kontrol Mekanik pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 70 siswa yang terbagi kedalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang menerapan model pembelajaran individual dengan berbantuan komputer pada materi pneumatik dan yang kedua adalah kelompok yang menerapkna model pembelajaran klasikal dalam bentuk ceramah.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Materi Pelajaran

Guru

Multimedia

Siswa

Materi Pelajaran

Guru

Multimedia


(19)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35 Teknik pengambilan Sampel penelitian merupakan suatu faktor yang penting dalam suatu penelitian, dalam pengambilan sampel, sampel yang digunakan harus benar-benar mewakili populasi. Untuk teknik pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan sampel purposif (purposive sampling). Alasan pemilihan teknik pengembilan sampel secara purposive sampling dikarenakan penulis mendapat arahan dari guru mata pelajaran tersebut yang dengan mempertimbangkan hasil belajar dan melihat motivasi belajar siswa pada dalam mengikuti pelajaran Sistem Kontrol Mekanik, Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti mata pelajaran Sistem teknologi mekanik pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 70 siswa. Sampel tersebut yaitu kelas XI Kontrol Mekanik yang berjumlah 70 siswa yang merupakan kelompok eksperimen dan kontrol.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman terhadap istilah dan permasalahan dalam penelitian ini. Peneliti membatasi mengenai pengertian istilah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran individual adalah model pembelajaran yang di desain siswa belajar sesuai dengan kemampuannya yang dapat diukur dengan pretest dan posttest.

2. Katup pneumatik adalah katup yang berfungsi untuk mengatur fluida berupa udara yang dapat di ukur dengan katup yang dapat mengalirkan satu arah, katup yang mengontrol aliran, katup yang menunda waktu dan katup yang mengatur tekanan fluida udara.


(20)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36 Instrumen hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini merupakan tes hasil belajar yang berbentuk tes objektif. Tes objektif ini berbentuk soal test pilihan ganda dengan 5 opsi sebanyak 40 soal tentang simbol dan cara kerja katup pneumatik. Instrumen ini juga merupakan soal yang digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test sebagai data untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa.

Sebelum membuat soal test pilihan ganda ini, dibuat kisi-kisi instrumen terlebih dahulu. Adapun kisi-kisi yang telah dibuat oleh peneliti dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen hasil belajar

Materi Sub Materi Indikator Tingkatan

Kognitif

Nomor Soal Simbol

dan Cara Kerja Katup

Jenis-jenis metode/cara pengaktifan katup kontrol arah

Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis simbol metode/cara pengaktifan katup kontrol arah


(21)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37 Pneum

atik

Katup Kontrol Arah

Siswa dapat menjelaskan simbol dan cara kerja KKA 2/2, KKA 3/2, KKA 4/3, KKA 5/2, dan KKA 4/3.

C1, C2, C3 4,5,6,7,8,9 ,10,11,12, 13,14,15,1 6,17,18,19 ,20,21,22, 23,24,25,2 6,27 Katup Satu

Arah

Siswa dapat menjelaskan simbol dan cara kerja katup cek, fungsi AND,OR dan katup buang cepat

C3 28,29,30,3

1,32

Katup Kontrol Aliran

Siswa dapat menjelaskan simbol dan cara kerja katup kontrol aliran

C1, C2, C3 33, 34, 35

Katup Tunda Waktu

Siswa dapat menjelaskan simbol dan cara kerja katup tunda waktu NC dan NO

C3 36, 37, 40

Katup Pengatur Tekanan

Siswa dapat menjelaskan simbol dan cara kerja katup pengatur tekanan

C3 39

Sebelum instrumen penilaian hasil belajar ini digunakan, peneliti melakukan ujicoba melalui perhitungan untuk mengetahui kelayakan dari instrumen tes penelitian tersebut. adalah sebagai berikut :


(22)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38 Uji validitas dari instrument tes pilihan ganda yang dibuat, peneliti menggunakan salah satu rumus pendekatan uji validitas, menurut Arikunto (2013, hlm. 211) yaitu rumus Pearson Product Moment, yaitu:

rhitung = (3.1)

Dimana: rhitung = Koefisien korelasi. ∑Xi = Jumlah skor item.

∑Yi = Jumlahskor total (seluruh item).

n = Jumlah responden.

Supaya lebih jelas ada panduan untuk memberikan penilaiannya seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm. 231) adalah sebagai berikut,

Table 3.3 Interpretasikan Validasi Tes Koefisien korelasi Criteria validasi

0.80 < r ≤ 1.00 Sangat Tinggi

0.60 < r ≤ 0.80 Tinggi

0.40 < r ≤ 0.60 Cukup 0.20 < r ≤ 0.40 Rendah 0.00 < r ≤ 0.20 Sangat Rendah

2. Uji Reliabilitas Soal-soal Pilihan Ganda

Menurut Arikunto (2013, hlm. 221) menyatakan bahwa “reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

2 2



2 2

) ( . . ) ( . ( ) ).( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n          


(23)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39 Pelaksanakan uji realibilitas peneliti menggunakan persamaan sebagai berikut:

r11 = (3.2)

Dimana:

r11 = Realiilitas tes secara keseluruhan.

p = Proporsi subjek yang menjawab item benar.

q = Proporsi subjek yang menjawab item salah(q=1-p). ∑pq = Jumlah hasil perkalian p dan q.

S2 = Standar deviasi dari tes.

k = Banyaknya item.

Supaya lebih jelas ada panduan untuk mengukur reliabelitas tes tersebut adalah sebagai berikut,

Table 3.4 Interpretasikan Reliabilitas Tes Koefisien korelasi Criteria validasi

0.80 < r ≤ 1.00 Sangat Tinggi 0.60 < r ≤ 0.80 Tinggi 0.40 < r ≤ 0.60 Cukup 0.20 < r ≤ 0.40 Rendah 0.00 < r ≤ 0.20 Sangat Rendah 3. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda dari setiap butir soal adalah sejauh mana butir soal tersebut mampu membedakan antara peserta yang menjawab benar dengan menjawab salah, dengan kata lain daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang mampu menjawab pertanyaan degan benar dan siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan dengan benar, Supaya dapat mengetahui Daya pembeda dapat dari setiap butir soal diukur dengan rumus:

D = (3.3)

Dimana :

D = Daya pembeda.               

2

2 . 1 s pq s k k BA BB


(24)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40 BA = Jumlah Siswa kelompok atas yang menjawab benar. JA = Jumlah Siswa Kelompo Atas.

BB = Jumlah Siswa kelompok bawah yang menjawab benar. JB = Jumlah Siswa kelompok bawah.

Kemudian hasil perhitungan daya pembeda tersebut harus diinterpretasikan yang menjawab benar dan menjawab belum benar. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan baik atau jeleknya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3.3, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (Ramdan, 2013, hlm. 49) sebagai berikut.

Tabel 3.5. Daya pembeda butir soal Daya pembeda butir soal

Rentang D Kategori

D ≤ 0,00 tidak baik 0,00< D < 0,20 Jelek 0,20 ≤ D < 0,40 Cukup 0,40 ≤ D < 0,70 Baik 0,70 ≤ D ≤ 1,00 baik sekali

4. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus:

(3.4) Dimana :

P : Indeks kesukaran.

B : Banyaknya peserta diklat yang menjawab benar. JS : Jumlah seluruh peserta diklat.

Supaya mudah dalam melakukan pengelolaan hasil penelitian dapat menggunakan tabel 3.6 seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (Ramdan, 2013, hlm. 50) sebagai berikut:

B p

JS


(25)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41 Tabel 3.6. Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal

Rentang P Kategori

0,00 ≤ P < 0,30 Sukar 0,30 ≤ P < 0,70 Sedang 0,70 ≤P ≤ 1,00

Mudah

Analisis kelayakan instrumen penilaian hasil belajar juga dapat menggunakan program komputer yang bernama ANATES. Menurut karno (1996, hlm. 02) ANATES merupakan sebuah program aplikasi komputer yang bertujuan untuk menganalisis butir soal. Program ini dikembangkan oleh bapak Drs Karno To, M.Pd, seorang dosen Psikologi di UPI dan bapak Yudi Wibisono,ST , seorang konsultan komputer. Untuk lebih jelas bagaimana mengopresikannya terlampir. H. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perlakuan dengan model pembelajaran Proses pembelajaran individual

Berbantuan komputer (Kelas Eksperiment)

Post-test Pre-test

Guru Media

Fasilitas pendukung

1. Komputer dan Perlengkapan 2. Listrik

3. Proyektor dan lain - lain

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran klasikal (Kelas Kontrol)

l Siswa


(26)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42 Gambar 3.3. Paradigma penelitian

Penjelasan paradigma penelitian diatas adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Kelompok, pada tahap ini peneliti menentukan sampel setelah mendapatkan izin dari sekolah untuk observasi dan izin dari guru mata pelajaran dan kemudian menentukan satu kontrol dan satu lagi kelompok eksperimen untuk diteliti. Kelompok kontrol yaitu kelompok yang menggunakan model pembelajaran klasikal dan kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer.

2. Peneliti memberikan pre-test kepada kedua kelompok tersebut.

3. Penerapan model pembelajaran individual berbantuan komputer pada kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran klasikal pada kelas kontrol. 4. Peneliti memberikan post-test kepada kedua kelompok tersebut.

5. Pengolahan data hasil temuan I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis statistik. Dalam menguji analisis statistic tersebut menggunakan software SPSS 21. Adapun analisisi teknik analisis data yang dilakukan adalah pengujian normalitas pada data post-test, pengujian homogenitas pada hasil pre-test dan pengujian hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan adalah sebagai berikut.


(27)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43 1. Uji Normalitas

Menurut Siregar, S (2004) untuk membuktikan apakah sampel yang kita gunakan normal atau tidak dapat menggunakan rumus Chi-Kuadrat (�2).

2. Uji Homogenitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur data – data nilai yang di dapat memiliki kesamaan varian atau tidak (Siregar. S 2004) atau dapat dengan membandingkan nilai F hitung dengan Ftabel. Adapun keterangannya adalah sebagai berikut :

jika nilai F hitung < F tabel, maka sampel homogen jika nilai F hirung > F tabel, maka sampel tidak homogeny 3. Peningkatan hasil pembelajaran

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besarkah pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran materi katup pneumatik. Supaya dapat melihat seberapa peningkatan hasil belajar peneliti menggunakan Gain yang ternormalisasi (N-Gain), seperti yang dijelaskan pada Bab II.

4. Uji Hipotesis

Sugiyono (2011, hlm. 84) mengemukakan bahwa “dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi”. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 85) terdapat dua macam hipotesis, yaitu:

a). Hipotesis nol dapat diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak ada bedanya antara ukuran populasi dan ukuran sampel.

b). Hipotesis alternatif adalah lawannya hipotesis nol, yang berarti adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel.

Pada penelitian ini jenis hipotesis yang digunakan adalah hipotesis komparatif. “Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan nilai dalam satu


(28)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44 variabel atau lebih pada sampel yang berbeda” (Sugiyono, 2011, hlm. 88). Menurut Arikunto (2013, hlm. 6) bahwa “penelitian komparasi adalah perbandingan dua kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama atau ada perbedaan, kalau ada perbedaan, kondisi di tempat mana yang lebih baik”. Dalam penelitian ada dua macam jenis pengujian hipotesis statistik, yaitu statistik parametris dan nonparametris. Menurut Arikunto (2013, hlm. 95) mengemukakan bahwa “statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data akan dianalisis berdistribusi normal, sedangkan untuk statistik nonparametris, distribusi data yang akan dianalisis adalah bebas”. Rumusan uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji dua pihak, sebagai berikut:

�0: ��> �

: ��< �

Keterangan:

Hipotesis nol :Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok rendah, sedang dang tinggi antara kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

Hipotesis kerja : Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok rendah, sedang dang tinggi antara kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 117) “model komparasi sampel dibagi menjadi dua macam, yaitu sampel yang berkorelasi dan sampel yang tidak berkorelasi


(29)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45 (independen)”. Dalam penelitian ini membandingkan dua sampel yang independen yaitu membandingkan peningkatan hasil belajar kelompok yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer pada kelompok rendah, tinggi dan tinggi. Dalam menentukan hipotesis menggunakan perbandingan segnifikansi. Pengolahan Analisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan software SPSS Versi 16.

a. Uji-T

Uji-T merupakan salah satu pengujian parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen. Uji-T digunakan bila data berdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

= � 1−� 2 1 2 1+

2 2 2

(3.5) Keterangan:

� 1 = nilai rata-rata kelas eksperimen 1

� 2= nilai rata-rata kelas eksperimen 2 12 = varians kelas eksperimen 1 22 = varians kelas eksperimen 2

1= jumlah siswa kelas eksperimen 1 2 = jumlah siswa kelas eksperimen 2 Kriteria pengujian Uji-T:

α = 0,025 dan dk1 = 1−1 dk2 = 2−1 ; = 1− 2

2 + �

Jika, ℎ� = maka �0 diterima. Jika, ℎ� maka �0 ditolak. b. Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney merupakan salah satu pengujian non parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 153) mengungkapkan bahwa “uji ini dapat digunakan bila (3.6)


(30)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46 asumsi uji t tidak dipenuhi (misalnya data harus normal), maka uji ini dapat digunakan. Rumus yang digunakan untuk pengujian ini ditunjukkan pada persamaan 3.13 dan 3.14, kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Kemudian nilai tersebut digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel.

�1 = 1 2+

1 1+1

2 − �1

�2 = 1 2+

2 2+1

2 − �2

Dimana:

1 = jumlah sampel 1 2 = jumlah sampel 2

�1 = jumlah peringkat 1

�2 = jumlah peringkat 2

�1 = jumlah rangking pada sampel 1

�2 = jumlah rangking pada sampel 2 Kriteria pengujian U-test:

Pengujian dua pihak α = 0,025

Jika, �ℎ� = � maka �0diterima. Jika, �ℎ� ≠ � maka �0 ditolak.

5. Uji Anova

Uji ini digunakan untuk mendapatkan informasi apakah hubungan peningkatan hasil belajar antara kelompok rendah, sedang dan tinggi pada siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer pada materi katup pneumatic. Uji anova dapat dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 16.

Criteria Uji Anova:

�0: �1 =�2 = �3

(3.7) (3.8)


(31)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

��: �1≠ �2 =�3 atau �1 = �2≠ �3

�0= Tidak terdapt perbedaan peningkatan hasi belajar siswa pada kelompok rendah, sdang dan tinggi

�� = Terdapt perbedaan peningkatan hasi belajar siswa pada kelompok


(32)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 November 2014 sampai 5 November 2014 terhadap siswa kelas XI Kontrol Mekanik A dan B di SMK Negeri 1 Cimahi. Jumlah sampel untuk kelas eksperimen dan kontrol yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer berjumlah 68 orang. Data-data yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa data hasil pretest dan data hasil posttest.

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data hasil penelitian menggunakan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda berjumlah 40 soal dengan 5 alternatif jawaban. Data peningkatan hasil belajar siswa merupakan parameter penelitian yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Deskripsi data skor hasil belajar pada kelas eksperimen ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data skor peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol

Data

Kelas Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest N-Gain

(%) Pretest Posttest N-Gain(%)

Skor

tertinggi 75 92.5 81.82 67.5 90 86.21

Skor

terendah 30 55 -36.6 15 65 13.33

Rata-rata 52.50 73.75 41.24 41.25 77.5 53.829

Standart

deviasi 12.87 9.02 30.916 12.73 6.69 26.016

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian pada kelompok eksperimen didapat hasil belajar siswa pada ranah kognitif sesuai dengan penilaian Kurikulum 2013


(33)

46

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditunjukkan pada Tabel 4.2. Perhitungan lengkap konversi nilai ke predikat kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran

Tabel 4.2 Data nilai hasil belajar pada kelas eksperimen

Penilaian Kognitif Pretest Posttest

Skor Rerata Skala 100 Skor Rerata Skala 4 Predika

t Frekuensi

Presentas (%) Frekuens i Presentas e (%)

94 – 100 3.85 – 4.00 A - - - -

88 – 93 3.51 – 3.84 A- - - 9 26

78 – 85 3.18 – 3.50 B+ - - 15 44

70 – 77 2.85 - 3.17 B 11 32 4 11

62 – 69 2.51 – 2.84 B- 6 17 5 14

55 – 61 2.18 – 2.50 C+ 7 20 1 2

47 – 54 1.85 – 2.17 C 5 14 - -

38 – 46 1.51 – 1.84 C- 3 8 - -

29 – 37 1.18 – 1.50 D+ 2 5 - -

0 – 28 1.00 – 1.17 D - - - -

JUMLAH 34 100 34 100

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian pada kelompok kontrol didapat hasil belajar siswa pada ranah kognitif sesuai dengan penilaian Kurikulum 2013 ditunjukkan pada Tabel 4.3. Perhitungan lengkap konversi nilai ke predikat kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 4.3 Data nilai hasil belajar pada kelas kelas kontrol

Penilaian Kognitif Pretest Posttest

Skor Rerata Skala 100 Skor Rerata Skala 4 Predika t Frekuens i Presentas e (%) Frekuens i Presentase (%)

94 – 100 3.85 – 4.00 A - - - -

88 – 93 3.51 – 3.84 A- - - 4 11.7


(34)

47

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70 – 77 2.85 - 3.17 B - - 8 23.6

62 – 69 2.51 – 2.84 B- 2 5.9 4 11.7

55 – 61 2.18 – 2.50 C+ 4 11.7 -

47 – 54 1.85 – 2.17 C 5 14.7 -

38 – 46 1.51 – 1.84 C- 8 23.6 -

29 – 37 1.18 – 1.50 D+ 10 29.4 -

0 – 28 1.00 – 1.17 D 5 14.7 -

JUMLAH 34 100 34 100

B. Analisis Data

1. Perhitungan N-Gain

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian ini diperoleh data kategori N-Gain pada kelas eksperimen ditunjukkan pada Tabel 4.4. Perhitungan lengkap N-Gain dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 4.4 Data peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol Kelas Rata-rata

N-Gain Kategori Frekuensi

Presentase (%) Eksperimen

41.24 (sedang)

Tinggi 7 20

Sedang 19 55

Rendah 8 23

Jumlah 34 100

Kontrol

53.829 (sedang)

Tinggi 5 14.7

Sedang 25 73.5

Rendah 4 11.7

Jumlah 34 100

Berdasarkan deskripsi data pada kelas eksperimen didapat peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar ini dilakukan dengan menghitung nilai N-Gain dari hasil pretest dan posttest. Pada kelas eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar dengan rata-rata N-Gain sebesar 0,41. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori sedang (0,30 � −


(35)

48

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui ketersebaran data pada suatu sampel terdistribusi merata atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan pada data N-Gain untuk mengetahui pengaruh treatment yang dilakukan terhadap ketersebaran data pada setiap kelas sampel. Pada penelitian ini, pengujian normalitas yang dilakukan pada data N-Gain. Pada pengujian normalitas ini menggunakan Test Shapiro-Wilk

Pada kelas eksperimen didapatkan nilai signifaikansi = 0.063 dan pada kelas kelas kontrol didapatkan nilai 0.26. jika signifikansi ditentukan (α) = 0.05 makan data tersebut dapat di terjemahkan sebagai berikut: kelas ekperiment berdistribusi normal karena 0.063 > 0.05 dan kelas control berdistribusi tidak normal karena data 0.063 > 0.05. Kesimpulan dari data normalitas tersebut kelas ekperimetn berdistri

Tabel 4.5 Uji Normalitas

KELAS

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. NILAI KELAS

EKPERIMENT .164 34 .021 .940 34 .063 KELAS KONTROL .174 34 .010 .927 34 .026 3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui keadaan awal suatu kelompok sampel memiliki varians populasi yang sama atau tidak. Berdasarkan deskripsi data kelas eksperimen seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 didapat nilai rata-rata pretest kelas eksperimen berada pada nilai 52.50. Untuk menguji kesamaan varians antara kedua kelas dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas pada pengujian ini dilakukan menggunakan uji Levene Test dengan menggunakan SPSS

versi 16.

Tabel 4.6 uji homogenitas


(36)

49

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NILAI Based on Mean 10.596 1 66 .002

Based on Median 10.246 1 66 .002

Based on Median and with

adjusted df 10.246 1 48.005 .002

Based on trimmed mean 10.370 1 66 .002

Pada pengujian dengan homogenitas pada kedua kelompok sampel didapat nilai signifikansi = 0.002 pada taraf signifikansi (α) = 0.05. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tidak homogen karena

signifikansi < α (0.002 < 0.05) pada taraf signifikansi 5%. Ini menunjukkan bahwa kedua sampel kelas tersebut tidak homogen. Cara pengujian dan hasil lengkap tentang uji homogenitas dengan SPSS dapat dilihat pada lampiran.

Jadi dapat disimpulkan ada perbedaan hasil belajar siswa kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan hipotesis pada penelitian ini diterima atau ditolak. Berdasarkan uji homogenitas dan normalitas yang telah dilakukan, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik non parametrik karena pada data yang dianalisis ada data yang berdistribusi tidak normal. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan pada data N-Gain. Pada uji hipotesis komparatif non parametrik ini menggunakan uji Mann-Whetney.

Tabel 4.7 Uji Mann-Whetney nilai Ranks

KELAS N Mean Rank Sum of Ranks NILAI KELAS KONTROL 34 42.09 1431.00

KELAS EKPERIMENT 34 26.91 915.00


(37)

50

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.8 Test Statistics

NILAI Mann-Whitney U 320.000 Wilcoxon W 915.000

Z -3.179

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 Uji hipotesis:

0:��� �.���(2−tailed) > � :��� �.���(2−tailed)< �

Kriteria uji hipotesis:

HA = Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara pembelajaran

menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

H0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara pembelajaran

menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

Terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig. (2-tailed)/asymptotic significance uji dua sisi adalah 0,001, atau probabilitas kurang dari ½ � =0,025 (0,001<0,025). Maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa

antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer.

Menurut Arikunto, (2013, hlm. 6) mengemukakan bahwa “penelitian komparasi adalah penelitian yang membandingkan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama, atau ada perbedaan, dan kalau ada

perbedaan, kondisi di tempat mana yang lebih baik”.

Kemudian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang lebih baik antara pembelajaran menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer dapat dilihat pada tabel


(38)

51

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1. Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh data rata-rata pada masing-masing kelas. Untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer (kelas eksperimen) memperoleh rata-rata sebesar 41.24, sedangkan kelas yang menggunakan pembelajaran klasikal (kelas kontrol) memperoleh rata-rata sebesar 53.829. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata-rata-rata kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal lebih besar dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran individual (53.829> 41.24). Maka

dapat disimpulkan bahwa “peningkatan hasil belajar kelas yang menggunakan pembelajaran individual berbantuan komputer tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan

komputer.”.

Setelah menganalisis apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara pembelajaran menggunakan model pembelajaran individual dengan model pembelajaran klasikal dan hubungan kelompok didalam kelasnya. Penulis akan menganalisis apakah terdapat peningkatan N-Gain pada setiap kelas setelah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok rendah, kelompok sedang, dan kelompok tinggi. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan N-Gain antar kelompok pada kelas yang menggunakan model pembelajaran individual, yaitu dengan menggunakan Anova pada aplikasi SPSS versi 16. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9 Deskripsi pengujian anova kelas menggunakan model pembelajaran individual

KELOMPOK N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

Rendah 6 51.34 26.182 10.689 23.869 78.823 13.33 81.48

Sedang 23 45.67 28.014 5.841 33.563 57.792 -30.00 81.82

Tinggi 5 8.73 33.539 14.999 -32.912 50.376 -36.36 42.86


(39)

52

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.10 Uji Anova kelas menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 6349.687 2 3174.843 3.907 .031 Within Groups 25193.162 31 812.683

Total 31542.849 33

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan N-Gain antara kelompok rendah, kelompok sedang, dan kelompok tinggi pada kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer yaitu sebagai berikut:

HA: sig. < α

H0: sig. > α

H0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajara yang menggunakan

model pembelajaran individual berbantuan komputer antara kelompok rendah, sedang, dan tinggi

HA = Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajara yang menggunakan

model pembelajaran individual berbantuan komputer antara kelompok rendah, sedang, dan tinggi

Berdasarkan hasil tabel 4.10, sig. yang diperoleh yaitu 0,031, sedangkan pada

taraf normal α yaitu 0,05. Pada kondisi ini, sig. lebih kecil dibandingkan taraf normal α (sig.< α), maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajara siswa yang menggunakan model pebelajaran individual berbantuan komputer antara kelompok rendah, kelompok sedang, dan kelompok tinggi pada kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer.

Sementara itu, untuk mengetahui perbandingan antar kelompok, dilakukan uji Post Hoc seperti terdapat pada tabel 4.11 di bawah ini.


(40)

53

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Post Hoc kelas menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer

KELOMPOK Mean

Difference Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound RENDAH SEDANG 5.668 13.068 .667 -20.984 32.321

TINGGI 42.614 17.262 .019 7.408 77.821 SEDANG RENDAH -5.668 13.068 .667 -32.321 20.984 TINGGI 36.945* 14.066 .013 8.256 65.634 TINGGI RENDAH -42.614* 17.262 .019 -77.821 -7.408 SEDANG -36.945* 14.066 .013 -65.634 -8.256 Berdasarkan tabel 4.11, perbedaan rata-rata yang paling tinggi yaitu antara kelompok rendah dengan kelompok tinggi yaitu 42.614 dan antara kelompok sedang dengan kelompok tinggi yaitu 36.945. jika dilihat data di atas dapat dinyataka tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti antara kelompok sedang dengan rendah.

Selanjutnya yaitu melihat perbedaan peningkatan N-Gain antar kelompok pada kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer, yaitu dengan menggunakan Anova pada aplikasi SPSS versi 16.Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini.

Tabel 4. 12. Deskripsi pengujian anova kelas menggunakan model pembelajaran klasikal berberbantuan komputer

Kelompok N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

RENDAH 4 36.145 15.210 7.605 11.942 60.34 13.33 43.75 SEDANG 25 65.678 9.601 1.920 61.714 69.64 48.15 86.21 TINGGI 5 8.732 33.539 14.999 -32.912 50.37 -36.36 42.86 Total 34 53.829 26.016 4.461 44.751 62.90 -36.36 86.21

Tabel 4.13 Uji Anova kelas menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 14929.799 2 7464.900 31.246 .000


(41)

54

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Within Groups 7406.225 31 238.910

Total 22336.024 33

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan N-Gain antara kelompok rendah, kelompok sedang, dan kelompok tinggi pada kelas yang menggunakan model pembeljaran individual berbantuan komputer yaitu sebagai berikut:

HA: sig. < α

H0: sig. > α

H0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajara yang menggunakan

model pembelajaran individual berbantuan komputer antara kelompok rendah, sedang, dan tinggi

HA = Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajara yang menggunakan

model pembelajaran individual berbantuan komputer antara kelompok rendah, sedang, dan tinggi

Berdasarkan hasil tabel 4.13, sig. yang diperoleh yaitu 0,00, sedangkan pada

taraf normal α yaitu 0,05. Pada kondisi ini, sig. lebih kecil dibandingkan taraf normal α (sig.< α), maka H0 di tolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan antara kelompok rendah, kelompok sedang, dan kelompok tinggi pada kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer sangat segnifikan atau dapat di artikan bahwa setiap kelompok terdapat perbedaan yang signifikan.


(42)

55

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu, untuk mengetahui perbandingan antar kelompok, dilakukan uji Post Hoc seperti terdapat pada tabel 4.14 di bawah ini.

Tabel 4.14 Post Hoc kelas menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer

Kelas Mean

Difference Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound RENDAH SEDANG -29.533* 8.323 .001 -46.509 -12.557 TINGGI 27.413* 10.368 .013 6.265 48.560 SEDANG RENDAH 29.533* 8.323 .001 12.557 46.509 TINGGI 56.946* 7.572 .000 41.502 72.390 TINGGI RENDAH -27.413* 10.368 .013 -48.560 -6.265 SEDANG -56.946* 7.572 .000 -72.390 -41.502 Berdasarkan tabel 4.14, perbedaan rata-rata yang paling tinggi yaitu antara kelompok sedang dengan kelompok tinggi yaitu 56.946 dan kelompok rendah dengan kelompok tinggi yaitu 27.413. Jika dilihat data di atas dapat dinyataka terdapat perbedaan yang cukup berarti. Jadi soal tersebut belum tentu bisa masuk ke setiap tingkatan kelompok di dalam kelas.

C. Pembahasan

Penelitian ini membahas mengenai perbandingan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer (kelas ekperiment) dengan model pembelajaran klasikal berbabntuan komputer (kontrol). Data yang digunakan untuk dijadikan bahan penelitian yaitu data nilai pre-test dan nilai post-test dari masing-masing kelas. Materi yang diambil yaitu mengenai simbol dan cara kerja katup pneumatik.

Berdasarkan tabel 4.4, didapatkan bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol berada pada kategori N-Gain sedang. Sedangkan pada kelas ekperiment berada pada kategori N-Gain sedang. Disini dapat diartikan bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas ekperiment mempunya peningktan yang sama yaitu pada kategori sedang.


(43)

56

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika dilihat dari peningkatan hasil belajar secara rata – rata maka peningkatannya berada pada kategori sedang. Namun disini belum terlihat kelompok manakah yang lebih unggul ketika menggunakan model pembelajaran pada kelas kontrol atau pada kelas ekperiment. Maka untuk melihat peningktan hasil belajar yang lebih rinci dapat dilihat dengan cara membagi kelas kedalam beberapa bagian kelompok kecil. Adapun pembagiannya berdasarkan kemampuan belajarnya yaitu kelompok rendah, sedang dan tinggi Seperti yang dikemukakan oleh Imron (1995, hlm. 74) bahwa pengelompokan siswa dapat berdasarkan kemampuannya yaitu kelompok rendah, sedang dan tinggi. Pembagian kelompok tersebut di dasarkan pada mata pelajaran yang dipersyaratkan untuk pelajaran pneumatik, yaitu pelajaran fisika dasar dan matematika dasar.

Berdasarkan tabel 4.10, didapatkan bahwa hubungan peningkatan hasi belajar antara kelompok rendah, sedang dan tinggi pada kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer adalah signifikan atau dapat di artikan terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar setiap kelompok. Adapun perbedaan atau signifikansi yang paling tinggi perbedaanya adalah kelompok tinggi dengan kelompok. Sedangkan untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer berdasarkan tabel 4.13, di dapatkan bahwa perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelompok rendah, sedang dan tinggi adalah seginifikan. Adapun kelompok yang paling tinggi perbedaannya adalah antara kelompok tinggi dengan kelompok sedang.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan model pembelajaran ini diantaranya faktor internal faktor ekternal. Yang mempengaruhi faktor internal dinataranya rasa ingin tahu siswa terhap materi katup pneumatik besar. Sedangkan faktor ekternal yang mempenghinya diantaranya lingkungan yang kondusip untuk melaksanakan pembelajaran. Inilah di antra faktor – faktor yang memepengaruhi peningkatan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas ekperiment.


(44)

57

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dampak yang dapat dirasakan dari penggunaan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer adalah meningkatnya hasil pembelajaran pada kedua kelas tersebut. Namun jika di hubungkan dengan kurikulum 2013 disini model pembelajaran individual lebih sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu pembelajaran berpusat pada siswa.

Beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang penggunaan model pembelajaran klasikal dan individual. Menurut Smaldino, dkk. (2011, hlm. 30) menyatakan tentang presentasi sebagai berikut.

Dalam presentasi akan ada respons segera yang terbatas atau interaksi dengan siswa, para siswa dapat bertanya ketika bahan pengajaran sedang disajikan. Akan tetapi, guru bisa memilih untuk mengendalikan interaksi di dalam presentasi. Dalam presentasi juga, siswa dapat mendapatkan informasi berupa buku ajar, situs internet, rekaman audio, video dan seterusnya.

Berdasarkan pemaparan di atas, pada penerapan pembelajaran materi katup pneumatik dengan menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer dapat meningkatkan hasil belajar.

Menurut sanjaya Sanjaya (Ramdan,2015, hlm. 66) terdapat beberapa keunggulan model pembelajaran individual berbantuan komputer adalh sebagai berikut:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandarkan. 2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung di mana sajan dan kapan saja. 7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.


(45)

58

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran individual berbantuan komputer dapat memberikan pengalaman belajar yang baik kepada siswa dan dapat membantu meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi katup pneumatik.

Penerapan model pembelajaran individual berbantuan komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi katup pneumatik. Menurut Hidayah,

N. & Hasbullah (2014, hlm. 55) menyatakan bahwa “Pembelajaran individual berbantuan komputer dikatakan efektif jika siswa memperoleh peningkatan (gain) hasil pembelajaran minimal berkategori sedang (� − �� 0,30)”. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran individual berbantuan komputer dalam pembelajaran katup pneumatik ini dapat dikatankan efektif.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang dikemukakan oleh Purnawan (2012, hlm. 206) menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa di kelompok kontrol (menggunakan gambar dan menerapkan metode pembelajaran klasik) memperoleh nilai rata-rata N-Gain 0.62 pada kategori sedang. Sedangkan peningkatan hasil belajar di kelompok eksperimen (menggunakan animasi dan menerapkan metode pembelajaran semi individu) memperoleh nilai rata-rata N-Gain 0.35 pada kategori sedang.


(46)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer. pada materi katup pneumatik. Simpulan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer untuk menyampaikan materi katup pneumatik berada pada kategori sedang.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer untuk menyampaikan materi katup pneumatik berada pada kategori sedang.

3. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer untuk menyampaikan materi katup pneumatik berada pada kategori yang sama yaitu pada kategori sedang atau berada pada rentang 30% sampai 70%.

4. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer adalah segnifikan. Perbedaan yang paling sigfikan antara kelompok rendah, sedang dan tinggi adalah pada kelompok tinggi dengan kelompok sedang, selanjutnya kelompok sedang dengan rendah dan kelompok rendah dengan tinggi.

5. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer adalah segnifikan.


(1)

57

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dampak yang dapat dirasakan dari penggunaan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer adalah meningkatnya hasil pembelajaran pada kedua kelas tersebut. Namun jika di hubungkan dengan kurikulum 2013 disini model pembelajaran individual lebih sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu pembelajaran berpusat pada siswa.

Beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang penggunaan model pembelajaran klasikal dan individual. Menurut Smaldino, dkk. (2011, hlm. 30) menyatakan tentang presentasi sebagai berikut.

Dalam presentasi akan ada respons segera yang terbatas atau interaksi dengan siswa, para siswa dapat bertanya ketika bahan pengajaran sedang disajikan. Akan tetapi, guru bisa memilih untuk mengendalikan interaksi di dalam presentasi. Dalam presentasi juga, siswa dapat mendapatkan informasi berupa buku ajar, situs internet, rekaman audio, video dan seterusnya.

Berdasarkan pemaparan di atas, pada penerapan pembelajaran materi katup pneumatik dengan menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer dapat meningkatkan hasil belajar.

Menurut sanjaya Sanjaya (Ramdan,2015, hlm. 66) terdapat beberapa keunggulan model pembelajaran individual berbantuan komputer adalh sebagai berikut:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandarkan. 2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung di mana sajan dan kapan saja. 7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.


(2)

58

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran individual berbantuan komputer dapat memberikan pengalaman belajar yang baik kepada siswa dan dapat membantu meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi katup pneumatik.

Penerapan model pembelajaran individual berbantuan komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi katup pneumatik. Menurut Hidayah, N. & Hasbullah (2014, hlm. 55) menyatakan bahwa “Pembelajaran individual berbantuan komputer dikatakan efektif jika siswa memperoleh peningkatan (gain) hasil pembelajaran minimal berkategori sedang (� − �� 0,30)”. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran individual berbantuan komputer dalam pembelajaran katup pneumatik ini dapat dikatankan efektif.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang dikemukakan oleh Purnawan (2012, hlm. 206) menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa di kelompok kontrol (menggunakan gambar dan menerapkan metode pembelajaran klasik) memperoleh nilai rata-rata N-Gain 0.62 pada kategori sedang. Sedangkan peningkatan hasil belajar di kelompok eksperimen (menggunakan animasi dan menerapkan metode pembelajaran semi individu) memperoleh nilai rata-rata N-Gain 0.35 pada kategori sedang.


(3)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dengan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer. pada materi katup pneumatik. Simpulan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer untuk menyampaikan materi katup pneumatik berada pada kategori sedang.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer untuk menyampaikan materi katup pneumatik berada pada kategori sedang.

3. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer dan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer untuk menyampaikan materi katup pneumatik berada pada kategori yang sama yaitu pada kategori sedang atau berada pada rentang 30% sampai 70%.

4. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran klasikal berbantuan komputer adalah segnifikan. Perbedaan yang paling sigfikan antara kelompok rendah, sedang dan tinggi adalah pada kelompok tinggi dengan kelompok sedang, selanjutnya kelompok sedang dengan rendah dan kelompok rendah dengan tinggi.

5. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer adalah segnifikan.


(4)

60 Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perbedaan yang paling sigfikan antara kelompok rendah, sedang dan tinggi adalah pada kelompok tinggi dengan kelompok sedang, selanjutnya kelompok tinggi dengan kelompok rendah .

B. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyarankan beberapa hal yang terkait dengan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Bagi siswa, pada saat pembelajaran individu lebih ditingkatkan kembali konsentrasinya agar dapat mencapai kompetensi yang ditentukan pada materi katup pneumatik.

2. Bagi guru, pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, sebaiknya fasilitas komputer pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran individual berbantuan komputer lebih ditingkatkan lagi supaya dapat menerapkan pola pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berbasis multimedia sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. 4. Bagi peneliti selanjutnya, lebih dikembangkan kembali model pembelajaran

tentang katup pneumatik supaya siswa merasanyaman dalam mengikuti pembelajaran.


(5)

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. (2000). Guru dalam proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djohar,As’ari.(2009). Ilmu dan aplikasi pendidikan jilid IV. Bandung: IMTIMA Gina,N (2011) Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi Komputer

Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Korelasinya Dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Xi Pada Pokok Bahasan Fluida Statis. S2 thesis, Universitas pendidikan indonesia

Hamzah B, Uno (2012), Model – model Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara Hidayah, N. & Hasbullah. (2014). Upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap

prinsip kerja pneumatik berbantuan perangkat lunak multimedia. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan: INVOTEC, 10 (1), hlm. 47-56.

Imron, Ali. (1995). Manajemen Peserta Didik diSekolah. Malang: IKIP Malang Karno To.(1996). Mengenal analisis tes (pengenalan ke program komputer

ANATES).bandung: jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling FIP UPI.

Peraturan Pemerintah No. 74 (2008) tentang penyelenggaraan pendidikan SMK. Jakarta :Peraturan Pemerintah.

Purnawan, dkk. (2012). The implementation of animation as a mechanism of pneumatics component learning media. Proceedings of the 2nd UPI International Conference on Technical and Vocational Education and


(6)

62

Faiz Mubarok,2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Training (hlm. 202-207). Bandung: Faculty of Technology and Vocational Education Indonesia University of Education.

Ramdan,M (2015) Penerapan Pola Pembelajaran Berbasis Multimedia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Katup Pneumatik Di Smk N 12 Bandung. S1 Skripsi, Universitas pendidikan indonesia

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Santoso, Rahmat. 2014. Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Online), (http:// http://nblognlife.blogspot.com/2014/01/pembelajaran-berbantuan

komputer.html), diakses 19 April 2014.

Siregar, S. (2004). Statistik terapan. Jakarta: Grasindo.

Smaldino, S.E.,dkk. (2011). Instructional technology & media for learning: teknologi pembelajaran dan media untuk belajar. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. (2009). Teknologi pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim pengembang kurikulum. (2014). Pengembang Kurikulum Mata Pelajaran Kontrol Mekanik. Bandung. SMK N 1 Cimahi.

Undang – undang RI No 02.(1989) tentang penyelenggaraan pendidikan SMK. Jakarta :Peraturan Pemerintah.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2013. Bandung: UPI Press.