PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI REMAJA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI AKADEMIK : Penelitian Pengembangan Program Hipotetik terhadap Siswa salah satu SMA Swasta di Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI REMAJA YANG MENGALAMI

PROKRASTINASI AKADEMIK

(Studi Pengembangan Program Hipotetik terhadap Siswa Salah Satu SMA Swasta di Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh Ii Indari 0901655

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Program Bimbingan Pribadi-sosial

Untuk Meningkatkan Kontrol Diri

Remaja yang Mengalami

Prokrastinasi Akademik

Oleh Ii Indari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© Ii Indari 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

II INDARI NIM. 0901655

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI REMAJA YANG MENGALAMI

PROKRASTINASI AKADEMIK

(Studi Pengembangan Program Hipotetik terhadap Siswa Salah Satu SMA Swasta

di Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing 1

Dr. Anne Hafina, M.Pd. NIP. 19600704 198601 2 001

Pembimbing II

Dra. Setiawati, M.Pd. NIP. 19621112 198610 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP. 19600501 198603 1 004


(4)

Ii Indari, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK

MENINGKATKAN KONTROL DIRI REMAJA YANG

MENGALAMI PROKRASTINASI AKADEMIK

(Penelitian Pengembangan Program Hipotetik terhadap

Siswa salah satu SMA Swasta di Bandung Tahun Ajaran

2013/2014)

GUIDANCE PROGRAM PERSONEL-SOCIAL TO IMPROVE

SELF CONTROL ADOLESCENTS WHO EXPERIENCE OF

PROCRASTINATION ACADEMIC

(Research Development Program Hypothetical for Students

one of the Private School in Bandung 2013/2014)

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena prokrastinasi akademik di

kalangan remaja Indonesia khusunya dikalangan siswa. . Ferrari berpendapat bahwa prokrastinasi akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada tugas formal yang berhubungan dengan dengan tugas akademik, misalkan tugas sekolah atau tugas kursus (Ghufron, 2003:20). Selain itu menurut Ferrari (Gufron 2003:3) bahwa prilaku prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif, dikarenakan dengan melakukan penundaan banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia. Perilaku prokrastinasi dapat terjadi dikarenakan rendahnya kontrol diri (Green, 1982). Kontrol diri merupakan kemampuan untuk menyusun,membimbing,mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah positif (Lazarus, 1976). Salah satu layanan psikologis yang ada di sekolah adalah layanan bimingan dan konseling. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif hipotetik.

Hasil dari penelitian ini adalah : (1) kontrol diri siswa yang mengalami prokrastinasi akademik sebagian besar berada pada kategori sedang, (2) semua aspek kontrol diri siswa yang mengalami prokrastinasi akademik berada pada kategori sedang, (3) rumusan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik. Dengan demikian perlu kiranya menyusun serangkaian program bimbingan pribadi-sosial yang dapat meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya adalah melaksanakan uji coba empiris program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik.

Kata kunci : kontrol diri, prokrastinasi akademik, program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik.


(5)

Ii Indari, 2014

Abstract: This research was motivated by the phenomenon of academic

procrastination among adolescents in Indonesia especially among students . . Ferrari argues that academic procrastination is a kind of delays that made the formal tasks related to academic tasks , eg school assignments or course work ( Ghufron , 2003:20 ) . Also according to Ferrari ( Gufron 2003:3 ) that the academic procrastination behavior many negative consequences , because by doing much delay time is wasted in vain . Procrastination behavior can occur due to low self-control ( Green , 1982) . Self-control is the ability to formulate , guide , organize and direct forms of behavior that may bring the individual into a positive direction ( Lazarus , 1976) . One of the psychological services in schools is bimingan services and counseling . Therefore, this study aims to improve self-control adolescents who experience academic procrastination . The approach used in this study is a quantitative approach with descriptive methods hypothetical .

The results of this study are : ( 1 ) self-control students who experience academic procrastination mostly located in the middle category , ( 2 ) all aspects of self-control students who experience academic procrastination in middle category , ( 3 ) the formulation of personal - social counseling programs for improve self-control adolescents who experience academic procrastination . Thus it would need to draw up a series of personal - social counseling program can improve self-control adolescents who experience academic procrastination . Recommendations for further research is to carry out an empirical test of personal - social counseling program to improve self-control adolescents who experience academic procrastination . Keywords : self-control , academic procrastination , personal - social counseling program to improve self-control adolescents who experience academic procrastination .


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KONSEP PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL DAN KONTROL DIRI REMAJA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI 11

A. Kajian Teori ... 11

1. Konsep Remaja ... 11

a. Definisi Remaja ... 11

b. Ciri-ciri Remaja ... 13

c. Batasan Usia Remaja ... 15

2. Konsep Prokrastinasi ... 16

a. Pengertian Prokrastinasi Akademik ... 16

b. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik ... 18

c. Tipe-tipe Prokrastinasi ... 18

d. Area Prokrastinasi Akademik ... 19


(7)

f. Faktor Penyebab Prokrastinasi ... 20

g. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik ... 23

3. Konsep Kontrol Diri ... 25

a. Definisi Kontrol Diri ... 25

b. Perkembangan Kontrol Diri ... 27

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri ... 28

d. Jenis-jenis Kontrol Diri ... 29

e. Aspek-aspek Kontrol Diri ... 31

f. Karakteristik Kontrol Diri ... 33

g. Strategi Kontrol Diri ... 33

4. Program Bimbingan Pribadi-sosial ... 34

a. Pengertian Bimbingan Pribadi-sosial ... 34

b. Tujuan Bimbingan Pribadi-sosial ... 35

c. Fungsi Bimbingan ... 37

d. Prinsip-prinsip Bimbingan ... 38

e. Jenis Layanan Bimbingan ... 39

5. Program Bimbingan Pribadi-sosial Untuk Meningkatkan Kontrol Diri Remaja yang Mengalami Prokrastinasi Akademik ... 41

B. Kerangka Berpikir ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 47

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 48

C. Definisi Operasional Variabel ... 49

D. Pengembangan Instrumen ... 52

E. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen ... 53

F. Prosedur Penelitian ... 56

G. Teknik Pengumpulan Data ... 57

H. Uji Coba Alat Pengumpul Data ... 57


(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 65

A. Hasil Penelitian ... 65

B. Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Kisi-kisi Instrumen Prilaku Prokrastinasi Akademik Sebelum Uji

Validitas ... 54 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kontrol Diri Remaja yang Mengalami

Prokrastinasi Akademik Sebelum Uji Validitas ... 55 3.3 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Prokrastinasi Akademik Siswa ... 58 3.4 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Kontrol Diri Siswa Berkenaan

Dengan Prokrastinasi Akademik ... 58 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Prokrastinasi Akademik ... 59 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kontrol Diri Berkenaan Dengan

Prokrastinasi Akademik ... 60 3.7 Kisi-kisi Instrumen Prilaku Prokrastinasi Akademik Setelah Uji

Validitas ... 60 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kontrol Diri Remaja yang Mengalami

ProkrastinasiAkademik Setelah Uji Validitas ... 61 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Prokrastinasi Akademik ... 63 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kontrol Diri Berkenaan Dengan

Prokrastinasi Akademik ... 63 4.1 Presentase Prokrastinasi Akademik Siswa-Siswi Kelas X SMA

Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 65 4.2 Presentase Prokrastinasi Akademis Siswa-Siswi Kelas XI SMA

Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 66 4.3 Presentase Prokrastinasi Akademis Siswa-Siswi Kelas XII SMA

Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 67 4.4 Presentase Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa-Siswi Kelas X


(10)

4.5 Presentase Kontrol Diri Siswa-Siswi yang Mengalami Prokrastinasi Akademik Secara Keseluruhan Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 69 4.6 Presentase Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa-Siswi Yang

Mengalami Prokrastinasi Akademik Kelas XI SMA Pasundan 1

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 70 4.7 Presentase Kontrol Diri Siswa-Siswi yang Mengalami Prokrastinasi

Secara Keseluruhan Kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung Tahun

Ajaran 2013/2014 ... 71 4.8 Presentase Kontrol Diri Siswa-Siswi yang Mengalami Prokrastinasi

Akademik Kelas XII SMA Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran

2013/2014 ... 71 4.9 Presentase Kontrol Diri Siswa-Siswi yang Mengalami

Prokrastinasi Kelas XII SMA Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran

2013/2014 ... 72 4.10 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas

X Berdasarkan Aspek Kontrol Perilaku (Behaviour Control) ... 73 4.11 Sebaran Jawaban Responden Kelas X Untuk Setiap Item pada Aspek

Behavioral Control ... 74

4.12 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas XI Aspek Behavioral Control ... 75 4.13 Statistik Deskriftif Kontrol Diri Siswa yang Mengalami ProkraSebaran

Jawaban Responden Kelas XI Untuk Setiap Item Pada Aspek Behavioral

Control ... 75

4.14 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas XII Berdasarkan Aspek Kontrol Prilaku (Behaviour Control) Kelas 76 4.15 Sebaran Jawaban Responden Kelas XII Untuk Setiap Item Pada

Aspek Behavioral Control ... 77 4.16 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas


(11)

4.17 Sebaran Jawaban Responden Kelas X Untuk Setiap Item pada Aspek

Cognitive Control ... 79

4.18 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas XI Berdasarkan Aspek Cognitive Control... 79 4.19 Sebaran Jawaban Responden Kelas XI Untuk Setiap Item pada

Aspek Cognitive Control ... 80 4.20 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas

XII Berdasarkan Aspek Cognitive Control ... 81 4.21 Sebaran Jawaban Responden Kelas XII Untuk Setiap Item pada

Aspek Cognitive Control ... 81 4.22 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas

X Berdasarkan Aspek Decision Control ... 82 4.23 Sebaran Jawaban Responden Kelas X Untuk Setiap Item pada Aspek

Decision Control ... 83

4.24 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas XI Berdasarkan Aspek Decision Control ... 83 4.25 Sebaran Jawaban Responden Kelas XI Untuk Setiap Item pada

Aspek Decision Control ... 84 4.26 Presentase Kontrol Diri Siswa yang Mengalami Prokrastinasi Kelas

XII Berdasarkan Aspek Decision Control... 85 4.27 Sebaran Jawaban Responden Kelas XII Untuk Setiap Item pada

Aspek Decision Control ... 85 4.28 Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Kelas X Berdasarkan Gender Laki-laki ... 86 4.29 Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Kelas XI Berdasarkan Gender Laki-laki ... 87 4.30 Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Kelas XII Berdasarkan Gender Laki-laki ... 88 4.31 Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Kelas X Berdasarkan Gender Perempuan ... 89 4.32 Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa SMA Pasundan 1 Bandung


(12)

Kelas XI Berdasarkan Gender Perempuan ... 90 4.33 Gambaran Umum Kontrol Diri Siswa SMA Pasundan 1 Bandung


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (Soetjiningsih, 2004 :45).

Remaja berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapakan oleh Piaget (Hurlock, 1980 : 206) yang menyatakan bahwa :

“Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. . . . Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. . . . Termasuk juga perubahan intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.”

Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (Monks, dkk 1994 : 262) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.


(14)

2

Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki-laki dan anak permpuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut pada masa remaja (Hurlock, 1980 : 207).

Bila ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget (Woolfolk, 2009 : 49) bahwa remaja telah mencapai tahap operasional formal dalam kemampuan kognitif. Perkembangan ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berfikir secara hipotesis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari perkara yang sempit. Peringkat berfikir ini sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Artinya bahwa remaja mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggungjawabkannya berdasarkan suatu hipotesis. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari beberapa sudut pandang dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kemampuan berfikir ini dapat digunakan salah satunya dalam mengatasi permasalahan di bidang akademik.

Perilaku penundaan dalam menyelasaikan tugas (prokrastinasi akademik) terlihat pada siswa-siswi salah satu SMA swasta di Bandung. Berdasarkan hasil observasi selama PLP pada bulan Febuari hingga Juni 2013, prokrastinasi akdemik siswa tampak dari berbagai segi, salah satunya dalam mengerjakan PR. Contohnya, di salah satu kelas XI di salah satu SMA swasta di Bandung terdapat banyak siswa yang mengerjakan PR pada pukul 06.25 tepatnya 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai. PR yang seharusnya dikerjakan di rumah, siswa-siswi tersebut mengerjakannya di sekolah.

Prokrastinasi akademik yang tinggi juga diperlihatkan dalam satu kasus yang terjadi pada beberapa siswa tahun ajaran 2013/2014 di salah satu SMA swasta di Bandung yang dikeluarkan oleh guru mata pelajaran karena ketika siswa yang lainnya mengumpulkan PR, beberapa siswa tersebut terlihat masih mengerjakan PR di dalam kelas. Beberapa siswa tersebut akhirnya tidak


(15)

3

diperbolehkan mengikuti 2 jam pelajaran.

Menurut hasil wawancara kepada 15 siswa salah satu SMA swasta di Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang mengerjakan PR di sekolah, sebanyak 11 siswa (73%) mengerjakan PR di sekolah karena begadang menonton bola dan bermain, 3 siswa (20%) mengerjakan PR di sekolah karena tidak mengerti dan 1 orang siswa (7%) mengerjakan PR di sekolah karena malas.

Perilaku penundaan dalam menyelesaikan tugas yang terjadi pada siswa khususnya siswa SMA dikarenakan ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan tugas serta belum adanya rasa tanggungjawab pada diri siswa tersebut dalam menyelesaikan tugasnya. Berbagai alasan dikemukakan oleh siswa dalam melakukan penundaan penyelesaian tugas tersebut.

Dalam kajian psikologi, penundaan penyelesaian tugas tersebut dikenal dengan istilah prokrastinasi. Ferrari berpendapat bahwa prokrastinasi akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada tugas formal yang berhubungan dengan dengan tugas akademik, misalkan tugas sekolah atau tugas kursus (Ghufron, 2003:20). Selain itu menurut Ferrari (Ghufron 2003:3) bahwa prilaku prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif, dikarenakan dengan melakukan penundaan banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia. Pekerjaan yang dihasilkan menjadi tidak maksimal serta membuat seseorang dapat kehilangan kesempatan serta peluang yang datang. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengungkapkan prilaku prokrastinasi tersebut.

Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa tedapat berbagai aspek dalam diri individu yang mempengaruhi individu tersebut untuk melakukan kecenderungan dalam berperilaku prokrastinasi. Perilaku prokrastinasi dapat terjadi dikarenakan rendahnya kontrol diri (Green, 1982 : 636-644). Selain itu kecenderungan individu dalam berperilaku prokrastinasi dipengaruhi oleh self

conscious, rendahnya self esteem, self efficacy, serta dipengaruhi oleh kecemasan

sosial (Janssen dan Cartoon,1999 : 436-442).


(16)

4

sebagai kegagalan siswa untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam berperilaku. Kontrol diri merupakan salah satu mekanisme yang dapat mengatur serta mengarahkan individu tersebut dalam berperilaku, apakah bentuk perilaku tersebut membawa kearah yang positif atau sebaliknya yakni mengarahkan individu kepada perilaku yang negatif.

Calhoun dan Acocella (1990 : 117) mendefinisikan kontrol diri

(self-control) sebagai pengaturan proses-prosesfisik, psikologis, dan perilaku seseorang; dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Goldfried dan Merbaum (Lazarus, 1976 : 236), mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Selain itu kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan (Lazarus, 1976 : 236).

Dari beberapa pendapat yang dikemukakakn oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa tingkat kontrol diri pada setiap individu berbeda. Terdapat individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan terdapat pula individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang dikategorikan memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi yaitu apabila individu tersebut mampu dan menjadi pelaku utama dalam mengubah kejadian dengan cara mengarahkan serta mengatur perilaku utamanya untuk membawa ke arah konsekuensi yang positif. Sedangkan individu yang dikategorikan memiliki tingkat kontrol diri yang rendah yakni apabila individu tersebut tidak mampu mengarahkan dan mengatur prilaku utamanya, tidak mampu menginterprestasikan stimulus yang dihadapi ke dalam bentuk prilaku utama serta tidak mampu memilih tindakan yang tepat sehingga akan mengarah pada hal yang negatif.

Berdasarkan temuan hasil penelitian sebelumnya diperoleh data yang menunjukkan bahwa 20,5% kontrol diri siswa memberikankontribusi terhadap


(17)

5

terjadinya prilaku prokrastinasi (Ghufron, 2003:94). Ini berarti pengaruh kontrol diri terhadap prilaku prokrastinasi cukup besar. Dan adapun penelitian yang dilakukan oleh Rendra (2010 : 79) diketahui besarnya hubungan antara kontrol diri (self control) dengan perilaku prokrastinasi akademik siswa adalah sebesar 0,561. Ini berarti termasuk dalam kategori cukup kuat.

Perilaku prokrastinasi dengan kontrol diri yang rendah pada siswa dicerminkan melalui perilaku menunda-nunda tugas yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu. Siswa yang memiliki kontrol diri yang rendah lebih bertindak untuk melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan daripada menyelesaikan tugas mereka seperti menonton tv, main video game, bermain dengan teman sebaya dan sebagainya. Perilaku yang berbeda akan ditunjukkan oleh individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi. Perilaku prokrastinasi dapat dihindari apabila individu tersebut memiliki kontrol diri yang tinggi. Dengan kontrol diri yang tinggi siswa mampu mengatur stimulus, mengarahkan serta menyesuaikan perilaku mereka kepada hal-hal yang lebih menunjang proses belajar mereka.

Untuk menyikapi fenomena diatas maka diperlukan berbagai upaya yang perlu dilakukan oleh konselor dalam menekan prilaku prokrastinasi tersebut salah satunya yakni dengan cara melakukan proses bimbingan untuk meningkatkan kontrol diri siswa yang positif.

Bimbingan pribadi-sosial membantu individu dalam menyelsesaikan masalah-masalah pribadi-sosial dalam mementapkan dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 10-12). Bimbingan pribadi-sosial membantu individu untuk mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah pribadi-sosial yang berkaitan dengan rendahnya kontrol diri yang mengakibatkan prokrastinasi akademik.

Bertitik tolak dari pentingnya untuk meningkatkan kontrol diri (self

control) siswa dalam mengurangi perilaku prokrastinasi, peneliti berfokus pada


(18)

6

mengalami prokrastinasi akademik.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan bagian dari jenjang pendidikan formal. Siswa yang menduduki bangku SMA dikategorikan pada fase remaja dikarenakan usianya antara 14-17 tahun.

Pada masa remaja ini, individu mengalami perubahan-perubahan dan tidak sedikit yang mengalami permasalahan. Salah satu permasalahan yang terjadi pada masa remaja terutama remaja yang duduk di bangku sekolah yakni permasalahan prokrastinasi. Perilaku prokrastinasi diartikan sebagai kecenderungan individu untuk menunda dalam meyelesaikan pekerjaan. Pelaku prokrastinasi disebut dengan istilah prokrastinator. Prokrastinasi yang terjadi dalam proses belajar di sekolah disebut juga dengan istilah prokrastinasi akademik.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya yakni bahwa perilaku prokrastinasi dapat disebabkan oleh individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Green (1982 : 636-644) dengan tema Minority Students Self-Control of Procrastination, diketahui bahwa individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi maka perilaku prokrastinasinya akan rendah dan sebaliknyaindividu yang memilikikontrol diri yang rendah maka kecenderungan perilaku prokrastinasinya akan tinggi.

Bimbingan dan konseling pribadi-sosial merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memilki pemahaman tentang karakteristik dirinya,kemampuan mengembangkan dirinya, mampu mengembangkan pemahaman dan keterampilan berinteraksi sosial atau hubunganinsani (human relationship), serta dapat memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial yang dialaminya. Bimbingan pribadi-pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. Menurut Sukardi (Sepna, 2009 : 15)


(19)

7

mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Sedangkan menurut pendapat Ahmadi (Sepna, 2009 : 15). Bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya termasuk masalah kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik. Hal senada juga diungkapkan oleh SyamsuYusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Contoh masalah-masalah sosial-pribadi diantaranya adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dankemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.

Dari pemaparan yang sudah dijelaskan terlihat sekali bahwa adanya hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik. Oleh karena itu dengan adanya program bimbingan prinadi-sosial dapat meningkatkan kontrol diri remaja ke arah positif sehingga perilaku prokrastinasi akademik dapat dikurangi, khusunya di kalangan remaja.


(20)

8

2. Rumusan Masalah

Prokrastinasi merupakan salah satu pemasalahan yang dihadapi oleh siswa di sekolah. Perilaku prokrastinasi dapat dihindari dengan memperhatikan derajat tingkat kontrol diri siswa. Oleh karena itu, intervensi terhadap perilaku prokrastinasi dengan meningkatkan kontrol diri siswa ke arah yang positif perlu untuk dilakukan. Peningkatan kontrol diri siswa dapat dilakukan melalui bimbingan pribadi-sosial. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengangkat

judul ”Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kontrol Diri

Remaja yang Mengalami Prokrastinasi Akademik”. Berdasarkan rumusan

masalah yang dikaji dalam penelitian, maka dirumuskan ke dalam pertanyaan berikut.

1. Bagaimana gambaran umum prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung sesuai tingkatan kelas tahun ajaran 2013/2014.

2. Bagaimana gambaran umum kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung sesuai tingkatan kelas tahun ajaran 2013/2014.

3. Bagaimana gambaran umum kontrol diri pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung sesuai gender tahun ajaran 2013/2014.

4. Bagaimana rancangan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung tahun ajaran 2013/2014.


(21)

9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan umum penelitian adalah bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik siswa kelas XI salah satu SMA swasta di Bandung.

Tujuan khusus dalam penelitian ini, yaitu:

1. Gambaran umum kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung tahun ajaran 2013/2014.

2. Membuat rancangan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Rancangan program bimbingan pribadi-sosial diharapkan dapat meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perspektif khusus di bawah ini :

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Manfaat dari penelitian ini adalahagar menambah khasanah keilmuan bidang bimbingan dan konseling khususnya dalam penyusunan program bimbingan pribadi sosial di sekolahkhususnya mengenai kontrol diri.


(22)

10

Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan di dalam bimbingandan konseling khusunya dalam mengambangkan kontrol diri siswa Sekolah Menengah Atas.

E. Sistematika Penulisan

Penyusunan sistematika penulisan diterapkan sesuai kaidah tata tulis karya ilmiah yang telah dibakukan, sehingga penulis merujuknya dalam satu kesatuan penyusunan secara sistematis. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematikan penulisan.

BAB II kajian teoritis berisi tentang landasan teoritis yang mendukung penelitian ini.

BAB III metodologi penelitian berisi mengenai metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, tahap - tahap penelitian, analisa data dan kriteria tingkat kepercayaan hasil penelitian.

BAB IV hasil penelitian dan pembahasan berisi mengenai data hasil temuan di lapangan dan pembahasannya.

BAB V kesimpulan dan saran berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus memberikan rekomendasi bagi para pengguna hasil penelitian.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mengenai program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik ini dilakukan di salah satu SMA swasta di Bandung terletak di Jln. Balonggede, Bandung. Salah satu SMA swasta di Bandung ini termasuk sekolah yang cukup strategis dan berada di daerah yang mudah dijangkau.

2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan kumpulan unit atau individu yang menjadi subyek pada suatu penelitian. Hal ini senada dengan pendapat

Arikunto (2006:130) yang menyatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengungkap informasi mengenai tingkat kontrol diri yang mengalami prokrastinasi akdemik pada siswa Salah satu SMA swasta di Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa Salah satu SMA swasta di Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Adapun teknik sampling yang digunakan adalah propotionate stratified

random sampling atau pengambilan sampel secara acak dengan


(24)

48

Diambil secara random

Gambar 3.1

Teknik propotionate stratified Random Sampling (Sugiyono, 2010: 83)

Penentuan sampel berdasarkan dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 10 % . Rumus untuk menghitung uuran sampel dari populasi yang diektahui jumlahnya adalah sebagai berikut :

Untuk menentukan sampel dari siswa Salah satu SMA swasta di Bandung yang berpopulasi sebanyak 1100 dengan tingkat kesalahan 10 %, maka sampel yang dibutuhkan adalah 217 siswa ( Sugiyono, 2010 : 87). Dikarenakan populasinya berstrata, maka sampelnya juga harus berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang kelas. Dengan demikian masing-masing sampel harus proposional sesuai dengan populasi. Maka penentuan sampel adalah sebagai berikut :

Kelas X = 440/1100 x 217 = 86,8 = 80

Kelas XI = 356/1100 x 217 = 70 = 70

Kelas XII = 327/1100 x 217 = 64,5 = 67

B. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2010: 7) menyatakan bahwa kuantitatif merupakan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.

Populasi

Sampel yang representatif


(25)

49

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan angka statistik. Pendekatan ini menuntut penggunaan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran hingga penampilan hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan akan lebih baik apabila juga disertai tabel, grafik, bagan, gambar, dan tampilan lain. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga terdapat data berupa informasi kualitatif. Menurut Arikunto (2006:11) penelitian kuantitatif mempunyai beberapa karakteristik diantaranya :

1. Kejelasan unsur : tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap, dan rinci sejak awal.

2. Langkah Penelitian : segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

3. Hipotesis : mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian dan hipotesis menentukan hasil yang diramalkan.

4. Desain : dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yangdiharapkan.

5. Pengumpulan Data : kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.

6. Analisis Data : dilakukan sesudah semua data terkumpul.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu permasalahan yang sedang terjadi dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian.

C. Definisi Operasional Variabel

Kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik yang dimaksud dalam penelitian ini secara operasional yaitu tingkat kemampuan siswa Salah satu SMA swasta di Bandung , dari segi aspek kognitif, afektif dan perilaku dalam


(26)

50

menyusun, mengatur dan mengarahkan perilaku agar terhindar dari sikap prokrastinasi akademik.

1. Kontrol Diri

Averill (1973 : 286) mengemukakan kontrol diri yaitu kemampuan individu dalam mengontrol tindakan langsung terhadap lingkungan, pemahaman maknaterhadap peristiwa dan kontrol terhadap alternatif suatu pilihan.

Menurut Averill (1973 : 287) ada tiga aspek kontrol diri, yaitu:

a. Behavioral control, Merupakan kesiapan atau tersedianya suatu

respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini terbagi menjadi dua komponen,yaitu :

1) Mengatur pelaksanaan (regulated administration) Indikator :

a) Kemampuan mengendalikan situasi atau keadaan menurut dirinya sendiri (faktor internal).

b) Kemampuan mengendalikan situasi atau keadaan menurut sesuatu diluar dirinya (faktor eksternal).

2) Kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability). Indikator :

a) Kemampuan untuk mengetahui bagaimana suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi.

b) Kemampuan untuk mengetahui kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi.

b. Cognitive control, Siswa mampu dalam mengolah informasi yang

tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan.


(27)

51

Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu :

1) Memperoleh informasi Indikator :

a) Mengantisipasi keadaan atau peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimbangan.

b) Menginterpretasi keadaan atau peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimbangan.

2) Melakukan penilaian (appraisal)

a) Menilai suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

b) Menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

c. Decisional control, Siswa mampu untuk memilih hasil atau suatu

tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.Aspek ini terdiri dari 2 komponen yaitu :

1) Memilih tindakan Indikator :

a) Kesempatan memilih berbagai kemungkinan suatu tindakan. b) Kebebasan memilih berbagai kemungkinan suatu tindakan.

2) Memilih hasil Indikator :

a) Kemungkinan untuk memilih berbagai hasil tindakan.

2. Prokrastinasi Akademik

Milgram (Ghufron, 2003:17) mengemukakan prokrastinasi adalah perilaku spesifik, yang meliputi unsur penundaan, menghasilkan akibat-akibat yang


(28)

52

lebih jauh, melibatkan tugas yang dipersepsikan sebagai tugas penting untuk dikerjakan, dan menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan. Berdasarkan definisi Miligram tersebut bahwa dapat diambil kesimpulan yang menjadi aspek dari perilaku prokrastinasi akademik siswa yaitu :

a. Suatu rangkaian perilaku penundaan Indikator :

1) Perilaku penundaan dalam mengerjakan tugas.

b. Menghasilkan perilaku yang di bawah standar Indikator :

1) Perilaku dalam menyelasaikan tugas.

2) Cara yang dipilih dalam menyelsaikan tugas

c. Melibatkan tugas yang dianggap penting oleh pelaku prokrastinasi Indikator :

1) Perilaku dalam menggunakan waktu luang.

2) Perilaku dalam memilih tugas yang seharusnya dikerjakan.

d. Mengakibatkan kerisauan emosional Indikator :

1) Adanya perasaan gelisah dan tidak nyaman akibat perilaku penundaan, pesimis, takut gagal dan tidak percaya diri.

D. Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan angket. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk menjawab sesuai dengan karakteristiknya (Hatimah, dkk., 2006: 184). Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Guttman (Nazir, 2005: 340) yaitu angket yang memiliki alternatif jawaban ya dan


(29)

53

tidak. Penggunaan skala Guttman ini bertujuan agar mendapatkan jawaban yang tegas mengenai kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik.

Jawaban “Ya” untuk pernyataan yang sesuai dengan diri siswa, dan jawaban “Tidak” untuk pernyataan yang tidak sesuai dengan diri siswa. Pemberian skor

akan bergantung kepada jawaban yang dipilih siswa dan sifat dari setiap

pernyataan pada angket. Bila pernyataan bersifat positif, maka skor jawaban “Ya” adalah 1 (satu) dan “Tidak” adalah 0 (nol). Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif, maka skor jawaban “Ya” adalah 0 (nol) dan “Tidak” adalah 1 (satu).

Angket ini disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator kontrol diri dari Averill.

Untuk mengetahui gambaran umum mengenai kontrol diri siswa Salah satu SMA swasta di Bandung, peneliti mengelompokan siswa berdasar kriteria/kategori sebagai berikut :

C = Xn – Xi k Keterangan :

C = panjang interval kelas Xn = Nilai tertinggi

Xi = Nilai terendah

k = Banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 3 (kategori tinggi ,kategori sedang , kategori rendah )

E. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Sebelum angket kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik digunakan pada sampel penelitian yang sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan validasi baik secara internal (judgement instrumen) melalui pakar/dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia maupun secara empirik melalui uji coba lapangan pada objek terbatas, kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya. Pada item yang


(30)

54

tidak valid/tidak reliabel akan dikoreksi/diganti bergantung pada kadar validitas dan reliabilitasnya. Kemudian uji keterbacaan juga penting dilakukan untuk melihat keterpahaman siswa mengenai isi dari instrumen. Kegiatan uji keterbacaan ini dilakukan kepada siswa salah satu SMA swasta di Bandung. Berikut adalah kisi-kisi yang dibuat sebelum dilakukan ujicoba :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Perliaku Prokrastinasi Akademik Sebelum Uji Validitas

No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah

(+) (-)

1 Perilaku

penundaan a. Perilaku penundaan dalam mengerjakan tugas 1,2,3,4, 7,8,9,10 5,6,11, 12,13,14 ,15,16 16

2 Perilaku di bawah standar

a. Perilaku dalam menyelsaikan tugas

24 17,18,

19,20, 21,22, 23

8

b. Cara yang dipilih dalam menyelesaikan tugas 25,26,27, 28 4

3. Perilaku dalam menyikapi

tugas penting

a. Perilaku dalam menggunakan waktu luang.

34,35 29,30,

31,32 ,33

7

b. Perilaku dalam memilih tugas yang seharusnya dikerjakan


(31)

55

4 Emosi Adanya perasaan

gelisah dan tidak nyaman akibat perilaku penundaan, pesimis, takut gagal dan tidak percaya diri 38,39,41, 42,45,48 ,49 40,43, 44,46 ,47,50 51 14 Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kontrol Diri Remaja yang Mengalami Prokrastinasi Akademik Sebelum Uji Validitas

No

Aspek Kontrol

Diri

Sub Aspek Indikator

No Item

Total

+ -

1 Kontrol

Perilaku (Behavior Control) Mengatur Pelaksanaan (regulated administration) a.Kemampuan mengendalikan situasi atau keadaan menurut dirinya sendiri (faktor internal)

1,6 2,3,45

,13 7 b.Kemampuan mengendalikan situasi atau keadaan menurut sesuatu diluar dirinya (faktor eksternal) 10,1 1,16 7,8,9, 12, 14,15, 17, 18 11 Memodifika- si stimulus (stimulus modifability) a.Kemampuan untuk mengetahui bagaimana suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi

26 19,20,

21, 22,23, 24, 25 8 b.Kemampuan untuk mengetahui kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki 28,2 9, 31 27,30, 32, 33,34, 35 9


(32)

56

dihadapi

2 Kontrol

kognitif (Cognitive Control) Memperoleh Informasi (Information Gain) a.Mengantisipasi keadaan atau peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimbangan

36 37,38 3

b.Menginterpreta- si keadaan atau

peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimabangan 39, 40

41 3

Melakukan Penilaian (appraisal) a.Menilai suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif 42, 43

44,45 4

b.Menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif 46, 48 47,49, 50, 51 6

3 Kontrol

Keputusan (Decision Control) Memilih Tindakan a.Kesempatan untuk memilih berbagai kemungkinan suatu tindakan 54, 55

52,53 4

b.Kebebasan untuk memilih berbagai kemungkinan suatu tindakan

56 57,58,

59, 60

5

Memilih Hasil a.Kemungkinan untuk memilih berbagai hasil tindakan

64 61,62,

63

4


(33)

57

F. Prosedur Penelitian

1. Penyusunan proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata kuliah Metode Riset dan disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dari dosen pembimbing skripsi.

2. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.

3. Mengajukan permohonan ijin penelitian dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberi rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas.

4. Melakukan studi pendahuluan di lokasi penelitian.

5. Menyusun instrumen penelitian berikut judgment kepada tiga orang ahli dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

6. Pelaksanaan pengumpulan data dengan menyebarkan angket. 7. Merumuskan hasil penelitian.

8. Membuat rancangan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik. 9. Melakukan FGD dan judgement program kepada pakar ahli.

10.Menyusun program setelah dilaksanakannya FGD dan judgement program. 11.Menyusun laporan keseluruhan dalam bentuk skripsi.

12.Tahap pelaporan

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket. Menurut Sugiyono (2010 : 199), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik.


(34)

58

1. Menyusun Item/ Butir Pernyataan

Langkah pertama adalah membuat butir pernyataan berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Dalam menyusun pernyataan-pernyataan ini dibuat berdasarkan aspek dan indikator yang telah ditetapkan.

2. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk dan isi. Uji kelayakan instrumen dilakukandengan mengadakan penimbangan/penilaian oleh tiga dosen ahli, yakni dengan meminta pendapat dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM).

Tabel 3.3

Hasil Uji kelayakan Instrumen Prokrastinasi Akademik Siswa

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19 20,21,22,23,24,25,26,27,28,30,31,32,33,34 35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48, 49,50,51

48

Revisi 1,29,52 3

Dibuang 3,31 2

Total 53

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen

Kontrol Diri Siswa Berkenaan Dengan Prokrastinasi Akademik

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 1,3,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,18,19 20,21,22,24,25,26,27,28,29,30,31,32,


(35)

59

33,34,35,36,37,38,39,40,41,43,44,45, 46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57, 58,59,60,61,62,63,64,65

Revisi 4,11,17,23,42 5

Dibuang 2 1

Total 65

3. Perbaikan Instrumen

Setelah melakukan uji kelayakan instrumen oleh pakar, tahap selanjutnya adalah memperbaiki pernyataan-pernyataan instrumen sebelum akhirnya instrumen tersebut dapat disebarkan kepada siswa.

4. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan instrumen ini dilakukan kepada 3 orang siswa SMA. Ketiga orang tersebut mencakup kelas X, XI , dan XII . Uji keterbacaan ini dilaksanakan untuk melihat apakah instrumen yang telah dibuat dapat dimengerti oleh siswa.

5. Uji Validitas Butir Item

Setelah instrumen penelitian di judgement oleh para pakar, direvisi, diuji keterbacaan, dan di revisi kembali, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba instrumen kepada 80 siswa.

Uji validitas penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari sebuah instrumen untuk digunakan. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Valid dalam Bahasa Indonesia disebut


(36)

60

mengetahui kesahihan butir-butir item instrumen.Pengujian validitas item pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Prokrastinasi Akademik

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid 7,9,10,11,12,14,15,16,17,19,20,21,22,23,25, 26,27,29,30,31,32,33,35,36,37,38,42,44,46,47, 49,

31

Tidak Valid 1,2,3,4,5,6,8,13,18,24,28,34,39,40,41,43,45, 48,50,51

20

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Kontrol Diri Berkenaan Dengan Prokrastinasi Akademik

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid 1,2,3,4,6,7,8,10,11,12,14,13,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25,26,27,28,30,31,32, 33,34,35,36,37,40,41,42,43,44,45,46,48, 49,50,51,55,56,57,58,59,60,61,62,64

53

Tidak Valid 5,9,15,29,38,39,47,52,53,54,63 11

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Perliaku Prokrastinasi Akademik Setelah Uji Validitas

No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah

(+) (-)

1 Perilaku

penundaan

a. Perilaku

penundaan dalam mengerjakan tugas

7,9,10 11,

12,14,15 ,16


(37)

61

2 Perilaku di bawah standar

a. Perilaku dalam menyelsaikan tugas 17, 19,20, 21,22, 23 6

b. Cara yang dipilih dalam

menyelesaikan tugas

25,26,27 3

3. Perilaku dalam menyikapi

tugas penting

a. Perilaku dalam menggunakan waktu luang.

35 29,30,

31,32 ,33

6

b. Perilaku dalam memilih tugas yang seharusnya dikerjakan

36 37 2

4 Emosi Adanya perasaan

gelisah dan tidak nyaman akibat perilaku penundaan, pesimis, takut gagal dan tidak percaya diri

38,42,49 44,46 ,47

6

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Kontrol Diri Remaja yang Mengalami Prokrastinasi Akademik Setelah Uji Validitas

No

Aspek Kontrol

Diri

Sub Aspek Indikator

No Item

Total

+ -

1 Kontrol

Perilaku (Behavior Control) Mengatur Pelaksanaan (regulated administratio n) a.Kemampuan mengendalikan situasi atau keadaan menurut dirinya sendiri (faktor internal)

1,6 2,3,4, 13

6


(38)

62

mengendalikan situasi atau keadaan menurut sesuatu diluar dirinya (faktor eksternal) 11, 16 ,14,17 ,18 Memodifika- si stimulus (stimulus modifability) a.Kemampuan untuk mengetahui bagaimana suatu stimulus yang tidak dikehendaki

dihadapi

26 19,20,

21, 22,23, 24, 25 8 b.Kemampuan untuk mengetahui kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi 28, 31 27,30, 32, 33,34, 35 8

2 Kontrol

kognitif (Cognitive Control) Memperoleh Informasi (Information Gain) a.Mengantisipasi keadaan atau

peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimbangan

36 37 2

b.Menginterpretasi keadaan atau

peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimabangan

40 41 2

Melakukan Penilaian (appraisal) a.Menilai suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif 42, 43

44,45 4

b.Menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif 46, 48 49,50, 51 5


(39)

63

3 Kontrol

Keputusan (Decision Control) Memilih Tindakan a.Kesempatan untuk memilih berbagai kemungkinan suatu tindakan

55 1

b.Kebebasan untuk memilih berbagai kemungkinan suatu tindakan

56 57,58,

59, 60 5 Memilih Hasil a.Kemungkinan untuk memilih berbagai hasil tindakan

64 61,62 3

Jumlah 53

6. Uji Reliabilitas

Setelah validitas masing-masing item diuji,selanjutnya instrumen tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabel berarti bahwa dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas suatu instrumen memiliki pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumnpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 178) . Untuk menguji nilai reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS 17.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Prokrastinasi Akademik

Cronbach’s

Alpha

N of Items

.805 31

Hasil uji reliabilitas menunjukan reliabilitas instrumen sebesar 0,805. Artinya, instrumen dinyatakan memiliki tingkat konsistensi yang baik dan dapat digunakan kembali.

Tabel 3.8


(40)

64

Berkenaan Dengan Prokrastinasi Akademik

Cronbach’s

Alpha

N of Items

.867 53

Hasil uji reliabilitas menunjukan reliabilitas instrumen sebesar 0,805. Artinya, instrumen dinyatakan memiliki tingkat konsistensi yang baik dan dapat digunakan kembali.

I. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis. Dalam penganalisisan data menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistika yang digunakan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan (to infer) tentang parameter populasinya (Furqon, 2008: 145).

a. Menetukan pengkategorian dengan menjumlahkan skor item yang valid dalam instumen, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan rumus sebagai berikut :

C = Xn – Xi k

Keterangan :

C = panjang interval kelas

Xn = Nilai tertinggi

Xi = Nilai terendah

k = Banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 3 (kategori tinggi ,kategori sedang , kategori rendah )

b. Menghitung skor setiap sampel yang memenuhi kriteria pada setiap kategori.


(41)

(42)

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2005).Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Jakarta: Rineka Cipta.

Averill, J.R. (1983). Personal Control Over Aversive Stimuli and Its Relationship

to Stress. Psychol. Bull. 80:286-303, 1973. Departement of Psychology,

University of Massachusetts, Amherst, MA.

Calhoun, J.F. Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human

Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Dyah, Rahayuning. (2009). Hubungan Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet

pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. [Online]. Dirujuk dari :

http://etd.eprints.ums.ac.id/5980/1/F100040103.pdf

Furqon. (2008).StatistikaTerapanuntukPenelitian.Bandung:Alfabeta.

Ghufron, M. Nur. (2003). Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap

Penerapan Disiplin Orang Tua Dengan Prokrastinaksi Akademik.[online]. Dirujuk dari : :http://www.damandiri.or.id.

Ihat Hatimah, dkk.(2006). PenelitianPendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nazir,M. (2005). MetodePenelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Roberts. T.B. (1975). Behavioral Self Control: Power to the Person. Four

Psychologies Applied to Education. New York : John Wlley and Sons.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(43)

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara umum gambaran tingkat kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung tahun ajaran 2013-2014 berada pada kategori tinggi ,sedang dan rendah. 2. Gambaran setiap aspek tingkat kontrol diri (behavioral control, cognitive

control, deciosnal control) remaja yang mengalami prokrastinasi

akademik berada pada kategori sedang.

3. Hasil penelitian menunjukan siswa yang mengalami prokrastinasi akadamik mengalami tingkat kontrol diri dalam kategori sedang pada setiap aspek kontrol diri, maka diperlukan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik.

4. Program yang disusun mengacu pada hasil identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh siswa salah satu SMA swasta di Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 yang terkait dengan kontrol diri dan prokrastinasi akademik. 5. Lingkup materi yang disajikan dalam program secara keseluruhan

ditentukan berdasarkan aspek kontrol diri.

B. Rekomendasi

Setekah melakukan penelitian mengenai kontrol diri remaja yang mengalami prkrastinasi akademik, membahas dan menyimpuklan, di akhir penulisan skripsi ini penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :


(45)

103

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Bagi pelaksana layanan bimbingan dan konseling salah satu SMA swasta di Bandung, profil kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akadmeik dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Pada penelitian ini, disampaikan rekomendasi tersebut antara lain :

a. Pelaksana layanan bimbingan dan konseling salah satu SMA swasta di Bandung dengan melakukan pengukuran secara menyeluruh gambaran tingkat kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa yang dihasilkan dari penelitian ini sebagai penunjang dalam pengembangan konten layanan.

b. Pelaksana layanan bimbingan dan konseling salah satu SMA swasta di Bandung diperkenankan untuk melakukan uji kelayakan konseptual maupun empiris terhadap program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari kapasitas penyusun skripsi. Oleh karena itu, kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk :

a. Menggunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam. Seperti kualitatif dengan studi kasus langsung ke area.

b. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba empiris program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa Sekolah Menengah Atas maupun Sekolah Menengah Kejuruan.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S ( 2006) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Averill, J.R. (1973). Personal Control Over Aversive Stimuli and Its Relationship

to Stress. Psychol. Bull. 80:286-303. Departement of Psychology,

University of Massachusetts, Amherst, MA.

Bruno, Frank J. (1997). Stop Procrastinating. Jakarta: PT. Gramedia.

Calhoun, J.F. Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human

Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Dyah, Rahayuning. (2009). Hubungan Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet

pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. [Online]. Dirujuk dari : http://etd.eprints.ums.ac.id/5980/1/F100040103.pdf

Ferrari, J.R. Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. (1995). Procrastination and

task Avoidance, Theory, Research and Treathment. New York:

Plenum Press.

Feist, feist. (2011). Teori Kepribadian (Theories of personality). Jakarta: Salemba Humanika.

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ghufron, M. Nur. (2003). Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap

Penerapan Disiplin Orang Tua Dengan Prokrastinaksi Akademik.[online]. Dirujuk dari : :http://www.damandiri.or.id.

Green, L. (1982). Minority Students, Self Control of Procrastination, Journal of Counseling Psychology, 29, 636-644

Herlina Siwi, W. (2000). Hubungan Kontrol Diri dengan Kecenderungan

Kecanduan Internet. [online]. Tersedia : http://psikologi.ugm.ac.id Hurlock B. Elizabeth. (1992) PsikologiPerkembangan. Jakarta :Erlangga

________________.(1980) Psikologi Perkembangan Suatu PendekatanSepanjang


(47)

105

________________. (1973). Adolecent Development. Tokyo: McGraw-Hill. Kogakusha. Ltd.

Ihat Hatimah, dkk. (2006). Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Janssen, T., Carton J.S., (1999). The Effects of Locus of Control and Task

Difficulty on Procrastination. The Journal of Genetic Psychology, 160,

436-442

Kazdin. A.E. (1994). Behavior Modification: In Applied Setting. Monterey, California : Cole Publishing Comp.

Knaus, W.J. 2000. Take Charge Now: Powerful Techniques for Breaking the

Blame Habit. NewYork: John Wiley and Sons.

_________. 1982. The Parameters of Procrastination. Cognitive and Emotional

Disturbance, editedby R. Greiger, and I. Greiger. New York: Human

Sciences Press.

Lazarus, R.S. (1976). Paterns of Adjusment. Tokyo : McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd.

Logue, A. W. (1995). Self-Control. United States : A Paramount Communications Company.

Milgram, N.A., Batori, G, & Mowrer. D. (1993). Correlates of Academic Procrastination. Journal of School Psychology, Vol 31,

487-500.

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S.R. (1991). Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam berbagai bagiannya (cetakan ke-7). Yogya : Gajah

Mada University Press.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rendra, Novian. (2010). Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik

Siswa.[Online].Dirujukdari:http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=4231


(48)

106

Roberts, T.B. (1975). Behavioral Self Control: Power to the Person. Four

Psychologies Applied to Education. New York : John Wlley and Sons.

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (5th

ed.).New York: John Wiley and Sons.

Sepna, D. (2009). Program Bimbingan Untuk Mengintervensi Kebiasaan Remaja Mengakses Cybersex. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung:

tidakditerbitkan.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya. Jakarta : CV Sagung Seto.

Solomon, L.J. & Rothblum. E.D. (1984). Academic Procrastination:

Frequency and Cognitive-Behavioral Correlates, Journal of Counseling

Psychology, Vol 31, 504-510.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, U dan Sudrajat, D. (1998). Evaluasi dan pengembangan program

bimbingan dan konseling di sekolah. Publikasi jurusan PPB FIP UPI.

Snyder. M & Gangested. S. (1986). On the Nature of Self Monitoring: Matters of

Assesment. Matters of Validity. Journal of Personality and Social

Psychology. 56. 125-133.

Tuckman. B.W. (2002). Academic Procrastinators: Their Rationalizations and

Web-Course Performance. [Online]. Dirujuk dari :

http://www.all.successcenterohiostate.edu/references/procrastinator_APA_ paper.htm.

Van Wyk, Liesel. (2004). The Relationship Between Procrastination and Stress In

the Life Of The High School Teacher. University Of Pretoria :

Disertasi.

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Woolfolk, Anita. (2009). Edicational Psychology (Edisi berbahasa Indonesia). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(49)

107

Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu., dan Nurihsan, A. Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara umum gambaran tingkat kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa salah satu SMA swasta di Bandung tahun ajaran 2013-2014 berada pada kategori tinggi ,sedang dan rendah. 2. Gambaran setiap aspek tingkat kontrol diri (behavioral control, cognitive

control, deciosnal control) remaja yang mengalami prokrastinasi

akademik berada pada kategori sedang.

3. Hasil penelitian menunjukan siswa yang mengalami prokrastinasi akadamik mengalami tingkat kontrol diri dalam kategori sedang pada setiap aspek kontrol diri, maka diperlukan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik.

4. Program yang disusun mengacu pada hasil identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh siswa salah satu SMA swasta di Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 yang terkait dengan kontrol diri dan prokrastinasi akademik. 5. Lingkup materi yang disajikan dalam program secara keseluruhan

ditentukan berdasarkan aspek kontrol diri.

B. Rekomendasi

Setekah melakukan penelitian mengenai kontrol diri remaja yang mengalami prkrastinasi akademik, membahas dan menyimpuklan, di akhir penulisan skripsi ini penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :


(2)

103

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Bagi pelaksana layanan bimbingan dan konseling salah satu SMA swasta di Bandung, profil kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akadmeik dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Pada penelitian ini, disampaikan rekomendasi tersebut antara lain :

a. Pelaksana layanan bimbingan dan konseling salah satu SMA swasta di Bandung dengan melakukan pengukuran secara menyeluruh gambaran tingkat kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa yang dihasilkan dari penelitian ini sebagai penunjang dalam pengembangan konten layanan.

b. Pelaksana layanan bimbingan dan konseling salah satu SMA swasta di Bandung diperkenankan untuk melakukan uji kelayakan konseptual maupun empiris terhadap program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari kapasitas penyusun skripsi. Oleh karena itu, kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk :

a. Menggunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam. Seperti kualitatif dengan studi kasus langsung ke area.

b. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba empiris program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami prokrastinasi akademik pada siswa Sekolah Menengah Atas maupun Sekolah Menengah Kejuruan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S ( 2006) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Averill, J.R. (1973). Personal Control Over Aversive Stimuli and Its Relationship

to Stress. Psychol. Bull. 80:286-303. Departement of Psychology,

University of Massachusetts, Amherst, MA.

Bruno, Frank J. (1997). Stop Procrastinating. Jakarta: PT. Gramedia.

Calhoun, J.F. Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human

Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Dyah, Rahayuning. (2009). Hubungan Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet

pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. [Online]. Dirujuk dari :

http://etd.eprints.ums.ac.id/5980/1/F100040103.pdf

Ferrari, J.R. Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. (1995). Procrastination and

task Avoidance, Theory, Research and Treathment. New York:

Plenum Press.

Feist, feist. (2011). Teori Kepribadian (Theories of personality). Jakarta: Salemba Humanika.

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ghufron, M. Nur. (2003). Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap

Penerapan Disiplin Orang Tua Dengan Prokrastinaksi Akademik.[online]. Dirujuk dari : :http://www.damandiri.or.id.

Green, L. (1982). Minority Students, Self Control of Procrastination, Journal of Counseling Psychology, 29, 636-644

Herlina Siwi, W. (2000). Hubungan Kontrol Diri dengan Kecenderungan

Kecanduan Internet. [online]. Tersedia : http://psikologi.ugm.ac.id Hurlock B. Elizabeth. (1992) PsikologiPerkembangan. Jakarta :Erlangga


(4)

105

________________. (1973). Adolecent Development. Tokyo: McGraw-Hill. Kogakusha. Ltd.

Ihat Hatimah, dkk. (2006). Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Janssen, T., Carton J.S., (1999). The Effects of Locus of Control and Task

Difficulty on Procrastination. The Journal of Genetic Psychology, 160,

436-442

Kazdin. A.E. (1994). Behavior Modification: In Applied Setting. Monterey, California : Cole Publishing Comp.

Knaus, W.J. 2000. Take Charge Now: Powerful Techniques for Breaking the

Blame Habit. NewYork: John Wiley and Sons.

_________. 1982. The Parameters of Procrastination. Cognitive and Emotional

Disturbance, editedby R. Greiger, and I. Greiger. New York: Human

Sciences Press.

Lazarus, R.S. (1976). Paterns of Adjusment. Tokyo : McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd.

Logue, A. W. (1995). Self-Control. United States : A Paramount Communications Company.

Milgram, N.A., Batori, G, & Mowrer. D. (1993). Correlates of Academic Procrastination. Journal of School Psychology, Vol 31,

487-500.

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S.R. (1991). Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam berbagai bagiannya (cetakan ke-7). Yogya : Gajah

Mada University Press.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rendra, Novian. (2010). Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik

Siswa.[Online].Dirujukdari:http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=4231


(5)

Roberts, T.B. (1975). Behavioral Self Control: Power to the Person. Four

Psychologies Applied to Education. New York : John Wlley and Sons.

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (5th

ed.).New York: John Wiley and Sons.

Sepna, D. (2009). Program Bimbingan Untuk Mengintervensi Kebiasaan Remaja

Mengakses Cybersex. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung:

tidakditerbitkan.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya. Jakarta : CV Sagung Seto.

Solomon, L.J. & Rothblum. E.D. (1984). Academic Procrastination:

Frequency and Cognitive-Behavioral Correlates, Journal of Counseling

Psychology, Vol 31, 504-510.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, U dan Sudrajat, D. (1998). Evaluasi dan pengembangan program

bimbingan dan konseling di sekolah. Publikasi jurusan PPB FIP UPI.

Snyder. M & Gangested. S. (1986). On the Nature of Self Monitoring: Matters of

Assesment. Matters of Validity. Journal of Personality and Social

Psychology. 56. 125-133.

Tuckman. B.W. (2002). Academic Procrastinators: Their Rationalizations and

Web-Course Performance. [Online]. Dirujuk dari :

http://www.all.successcenterohiostate.edu/references/procrastinator_APA_ paper.htm.

Van Wyk, Liesel. (2004). The Relationship Between Procrastination and Stress In

the Life Of The High School Teacher. University Of Pretoria :

Disertasi.

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Woolfolk, Anita. (2009). Edicational Psychology (Edisi berbahasa Indonesia). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(6)

107

Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu., dan Nurihsan, A. Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan