PERSEPSI IBU PADA PENYULUHAN PEMENUHAN GIZI SEIMBANG SEBAGAI PENDUKUNG TUMBUH KEMBANG BALITA.

(1)

i DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI………... iii

DAFTAR TABEL………. iv

DAFTAR LAMPIRAN……… v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……….. 6

C. Tujuan Penelitian………. 9

D. Asumsi………. 9

E. Pertanyaan Penelitian……… 10

F. Metode Penelitian……… 11

G. Lokasi dan Sampel……… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang …………..……….………….. 14

B. Tumbuh Kembang Balita ………..……….. 31

C. Persepsi Ibu dan Penyuluhan Gizi Seimbang Untuk Tumbuh Kembang Balita ……….………... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional……… 42

B. Metode Penelitian……… 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian……… 45

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian……….. 47

E. Teknik Pengolahan Data……….. 48

F. Prosedur Penelitian……….. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian………... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 104

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan……….……… 112

B. Implikasi Hasil Penelitian……….……….. 114


(2)

ii

DAFTAR PUSTAKA………. 117 LAMPIRAN-LAMPIRAN……….

Lampiran I Kisi-Kisi Instrumen………... 120 Lampiran II Instrumen Penelitian………... 122 Lampiran III Surat-Surat………. 130


(3)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

Tabel 2.1 Ragam Dan Jumlah Bahan Makanan Sehari untuk Anak Baliat

1- 3 tahun ………...……....……… 24 Tabel 2.2 Ragam Dan Jumlah Bahan Makanan Sehari untuk Anak Batita

1- 3 tahun ………...…. 27

Tabel 3.1 Klasifikasi Ibu yang memiliki Balita RW 12 di Posyandu Melati 46 Tabel 3.2 Klasifikasi Ibu yang memiliki Balita RW 12 di Posyandu Melati 47 Tabel 4.1 Data Responden ………. 55 Tabel 4.2 Persentase Persepsi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

dengan Pemilihan Fungsi Utama Gizi Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita ……… 56 Tabel 4.3 Persentase Persepsi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

dengan Pemilihan Bahan Pangan Karbohidrat Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita………. 57 Tabel 4.4 Persentase Persepsi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

dengan Pemilihan Bahan Pangan Protein Hewani Sebagai

Pendukung Tumbuh Kembang Balita………. 58 Tabel 4.5 Persentase Persepsi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

dengan Pemilihan Bahan Pangan Protein Nabati Sebagai

Pendukung Tumbuh Kembang Balita……….. 59 Tabel 4.6 Persentase Persepsi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

dengan Pemilihan Sayur Mayur Sebagai Pendukung Tumbuh

Kembang Balita………. 60

Tabel 4.7 Persentase Persepsi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan dengan Pemilihan Buah-buahan Sebagai Pendukung Tumbuh


(4)

iv

Tabel 4.8 Persentase Persepsi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan dengan Pola Makan Sehat Untuk Balita Usia 0-12 bulan Sebagai

Pendukung Tumbuh Kembang Balita……… 63 Tabel 4.9 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Pola Makan Sehat Untuk Balita Usia 12-24 bulan Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita………..… 64 Tabel 4.10 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Pola Makan Sehat Untuk Balita Usia di atas 24 bulan

Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita………..… 65 Tabel 4.11 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Pola Makan Sehat Untuk Balita Usia 3-5 tahun Sebagai

Pendukung Tumbuh Kembang Balita………... 66 Tabel 4.12 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Pemilihan Ikan sebagai Bahan Pangan Menu Balita

Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita………..… 68 Tabel 4.13 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Pemilihan sayuran Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang

Balita………. 70

Tabel 4.14 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan Dengan Ketelitian Pemilihan Bahan Pangan Pokok Untuk Balita Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita………...… 71 Tabel 4.15 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Ketelitian Pemilihan Bahan Makanan Protein Nabati Untuk Balita Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita……… 72 Tabel 4.16 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Ketelitian Pemilihan Bahan Makanan Sumber Vitamin Dan Mineral Berupa Sayuran Untuk Pendukung Tumbuh

Kembang Balita………. 73 Tabel 4.17 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Ketelitian Dalam Pemenuhan Gizi Seimbang Untuk Balita 1-3 tahun Sebagai Pendukung Tumbuh


(5)

v

Tabel 4.18 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan Dengan Ketelitian Dalam Pemenuhan Gizi Seimbang Untuk Balita 3-5 tahun Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita.…………. 76 Tabel 4.19 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Ketelitian Pemilihan Bahan Makanan Sumber Protein Hewani berupa Daging Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang

Balita………... 78

Tabel 4.20 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan Dengan Ketelitian Pemilihan Bahan Makanan Telur Sebagai

Pendukung Tumbuh Kembang Balita……….. 79 Tabel 4.21 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Pola Makan Sehat Untuk Anak Balita 24

Bulan Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita…………... 81 Tabel 4.22 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Mengolah Buah-buahan Sebagai

Pendukung Tumbuh Kembang Balita………..………. 82 Tabel 4.23 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Mengolah Bahan Pangan Sumber Protein

Nabati Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita………… 84 Tabel 4.24 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Mengolah Bahan Pangan Sumber Protein

Hewani Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita………. 86 Tabel 4.25 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Dalam Penyusunan Menu Untuk Anak

Balita Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita…………..…. 87 Tabel 4.26 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Penyusunan Menu Balita Untuk Bahan Makanan yang Sesuai Dengan Musim yang Ada Sebagai

Pendukung Tumbuh Kembang Balita……….… 88 Tabel 4.27 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Memvareasikan Menu Balita Sesuai Dengan Usianya Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita……… 90


(6)

vi

Tabel 4.28 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan Dengan Keterampilan Mengolah Sayuran Sebagai Pendukung

Tumbuh Kembang Balita…………..……….. 92 Tabel 4.29 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan

Dengan Keterampilan Dalam Teknik Mengolah Ikan Sebagai Bahan Pangan Sumber Protein Hewani Sebagai Pendukung

Tumbuh Kembang Balita……….. 93

Tabel 4.30 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan Dengan Keterampilan Menyajikan Makanan Agar Menarik Bagi Balita Untuk Mau Menyantapnya Dalam Rangka Mendukung

Tumbuh Kembang Balita……… 95

Tabel 4.31 Persentase Persepasi Pada Penyuluhan Gizi Seimbang Berkaitan Dengan Keterampilan Dalam Menentukan Menu Anak Balita

Untuk Mendukung Tumbuh Kembang Balita………... 97 Tabel 4.32 Rata–rata Persentase Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan

Gizi Seimbang Dari Segi Kognitif Sebagai Pendukung Tumbuh

Kembang Balita Oleh Ibu Rumah Tangga Pada Anak Balita…….. 98 Tabel 4.33 Rata–rata Persentase Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan

Gizi Seimbang Dari Segi Afektif Sebagai Pendukung Tumbuh

Kembang Balita Oleh Ibu Rumah Tangga Pada Anak Balita... 100 Tabel 3.34 Rata–rata Persentase Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan

Gizi Seimbang Dari Segi Psikomotor Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita Oleh Ibu Rumah Tangga Pada Anak

Balita………... 101 Tabel 3.35 Rata–rata Persentase Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan

Gizi Seimbang Meliputi Dari Segi Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita Oleh


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk : 2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya mantusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif.

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39.000 anak. Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya


(8)

meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan (perkembangan) dalam segi lain seperti berfikir, emosi, dan bertingkah laku.

Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah anak itu lahir. Gizi merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang fisik, sistem syaraf dan otak serta tingkat kecerdasan yang bersangkutan.

Menurut Radix Hadriyanto, Sp.A Tumbuh Kembang merupakan menekankan bahwa umur tiga tahun awal pada anak merupakan periode emas pertumbuhan. Salah satu pertumbuhan penting adalah perkembangan otak anak yang mencapai 80-90% di tiga tahun pertama. Pada masa itu pula otak Balita lebih plastis jika dibandingkan dengan otak orang dewasa. Otak balita sangat terbuka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan, baik bersifat positif maupun negatif. Otak balita lebih peka terhadap asupan yang kurang mendukung pertumbuhan otaknya, seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi dan kurang mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

Anak balita sangat tergantung pada orang dewasa, oleh karena itu ibu harus memiliki pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Salah satu faktor yang mendukung tumbuh kembang balita adalah makan yang memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi anak balita. Pemenuhan gizi seimbang memerlukan pengetahuan yang dapat diperoleh ibu dalam kegiatan penyuluhan di posyandu


(9)

tentang pemenuhan gizi dengan pengasuhan dan perawatan yang baik. Ibu diharapkan dapat menyelanggarakan makanan dalam memenuhi pemenuhan gizi seimbang sehingga dapat mendukung tumbuh kembang balita.

Pendidikan ibu menurut Departemen Kesehatan (1990) merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam penyusunan menu untuk keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak balita. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan khususnya dibidang gizi, sehingga dapat menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan tersebut berbalik dengan keaadaan masyarakat kalangan bawah yang taraf pendidikannya minim sehingga pola fikirnya membutuhkan penjelasan yang lebih rinci dan jelas dalam pemahamannya.

Salah satu cara untuk menambah pengetahuan ibu adalah melalui pendidikan. Pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal, non formal, dan informal. Salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non formal dapat diperoleh melalui penyuluhan, yang merupakan salah satu program pemerintah melalui dinas kesehatan RI yaitu Posyandu yang ada dibawah koordinasi Puskesmas, Dokter, Medis dan Paramedis tingkat Puskesmas bersama para kader masyarakat yang pada umumnya para Ibu-ibu kader posyandu. Penyuluhan merupakan suatu kegiatan dalam proses perubahan prilaku yang diberikan diluar bangku sekolah (non formal) dan dimaksudkan agar terjadi perubahan dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.

Program posyandu beragam salah satunya tentang penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dalam mendukung tumbuh kembang balita. Penyuluhan dilakukan dengan


(10)

melibatkan keluarga dan para tokoh masyarakat umum memperoleh pengetahuan dan pencerahan ilmu penyuluhan tentang bagaimana mendampingi balita agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesaui dengan fasenya. Penyuluhan dilakukan karena masih kurangnya perhatian ibu terhadap tumbuh kembang balita dan rendahnya kesadaran ibu untuk membawa anak balitanya ke posyandu. Hal ini ditinjau dari laporan seperti yang telah diungkapkan oleh Departemen Kesehatan RI (2007) “Saat ini baru sekitar 50% anak balita yang dibawa ke Posyandu“. Keadaan tersebut dimaknai oleh penulis sebagai masalah mengenai kesadaran Ibu yang memiliki balita untuk membawanya keposyandu untuk dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. Dugaan sementara penulis bahwa masalah ibu balita adalah dengan tidak memperhatikan anaknya dengan tidak membawanya keposyandu karena tidak ada perhatian ibu terhadap tumbuh kembang balita keadaan tersebut mungkin karena tingkat pengetahuan dan permasalahan ibu balita pada tumbuh kembang balita betul-betul terselesaikan secara intensif. Penyuluhan merupakan sarana untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor ibu dalam pemenuhan gizi seimbang bagi anak balita sebagai upaya mendukung tumbuh kembang balita.

Penyuluhan gizi pada posyandu menjadi wahana belajar bagi ibu balita. Pada proses kegiatannya penyuluhan dilaksanakan secara terencana sesuai dengan rambu-rambu program yang berjalan secara nasional. Program penyuluhan gizi menetapkan tujuan agar peserta penyuluhan gizi meningkatkan kemampuan penyelenggaraan makanan mulai dari pemilihan bahan makanan, dan pola makan sehat untuk pertumbuhan balita. Dampak yang diharapkan dapat diaplikasikan oleh ibu balita


(11)

pada penyelenggaraan makanan, pemilihan bahan makanan dan pola makan sehat yang akan membuat status gizi balita kepada status balita terpantau melalui data KMS (Kartu Menuju Sehat).

Salah satu Posyandu yang menyelanggarakan penyuluhan adalah Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Penyuluhan ini diharapkan dapat membuat ibu mengalami perubahan kognitif, afektif dan psikomotor dalam pemahaman dan pemenuhan gizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang balita. Hal ini berdasarkan wawancara dengan kader bahwa rendahnya pengetahuan mengenai pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita masih cukup rendah, dimana masih terdapat anak balita yang memiliki status gizi kurang. Selain itu dengan kondisi daerah yang cukup jauh dari pusat kota jangkauan informasi masih terbatas.

Program penyuluhan yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di puskesmas. Materi yang diberikan dalam penyuluhan meliputi pengertian dan penjelasan mengenai pemenuhan dan pemahaman gizi seimbang terhadap tumbuh kembang balita. Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu penyusunan menu seimbang, pengetahuan pemilihan bahan makanan, dan pola makan sehat dalammendukung tumbuh kembang balita.

Penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan dapat menimbulkan persepsi yang positif terhadap peningkatan kognitif, afektif dan psikomotor tentang pemenuhan gizi sehat seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita sebagai respon dari program penyuluhan. Persepsi menurut Bimo Walgino (2002) “Merupakan proses


(12)

yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya”. Respon yang diharapkan adalah persepsi ibu balita dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita, setelah ibu mengikuti penyuluhan gizi seimbang di posyandu.

Berdasarkan data yang diperoleh di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, masih ada balita yang belum terpenuhi pemenuhan gizi secara seimbang untuk mendukung tumbuh kembang balita dimana masih terdapat balita yang berstatus gizi kurang. Hal ini mendorong penulis mahasiswa yang mempelajari tentang gizi, tumbuh kembang balita dan penyuluhan gizi, tertarik untuk meneliti persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita yang dilakukan di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Latar belakang dan alasan pemilihan masalah yang telah dikemukakan dapat dijadikan dasar untuk mengungkapkan ruang lingkup masalah dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini berkaitan dengan persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.


(13)

Pelaksanaan penyuluhan pemenuhan gizi seimbang di Posyandu Melati merupakan program pemerintah yang dilakukan dalam upaya meningkatkan status gizi anak balita sehingga dapat tercapai kondisi pertumbuhan anak balita secara normal. Menurut Depkes RI (1997) faktor penyebab timbulnya masalah gizi buruk pada balita adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan, sosial ekonomi (daya beli) yang masih rendah, ketersediaan pangan ditingkat keluarga yang tidak mencukupi, pola konsumsi yang kurang baik, serta fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sulit dijangkau.

Materi penyuluhan yang diberikan berupa pengertian dan penjelasan mengenai pemenuhan dan pemahaman gizi seimbang mengenai penyusunan menu seimbang, pengetahuan pemilihan bahan makan dan pola makan yang sehat terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak balita berupa penjelasan mengenai penyusunan menu seimbang, pengetahuan pemilihan bahan makan dan pola makan yang sehat, sehingga diharapkan para ibu dapat memiliki persepsi dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam kebutuhan gizi untuk anak balita berstatus gizi kurang.

Dari rumusan masalah diatas maka permasalahan penelitian ini untuk lebih jelasnya penulis membatasi pada :

a. Persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek kognitif yang meliputi pengetahuan tentang pemahaman dan pemenuhan gizi seimbang, pemilihan bahan makanan dan pola makan sehat untuk mendukung tumbuh kembang balita.


(14)

b. Persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek afektif yang meliputi ketelitian dan kecermatan dalam pemenuhan gizi seimbang, pemilihan bahan makanan dan pola makan sehat untuk mendukung tumbuh kembang balita. c. Persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek psikomotor

yang meliputi penyusunan dan pemenuhan gizi seimbang serta pemilihan bahan makanan untuk mendukung tumbuh kembang balita.

2. Perumusan Masalah

Dalam penyusunan skripsi ini penulis merumuskan masalah pelaksanaan Penyuluhan Pemenuhan Gizi seimbang di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung sebagai program pemerintah dalam rangka meningkatkan status gizi anak balita sehingga dapat tercapai kondisi pertumbuhan anak balita secara normal, yang kemudian dijadikan sebagai judul yaitu “Persepasi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita” di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung yang meliputi pemahaman mengenai pemenuhan dan pemahaman gizi seimbang mengenai penyusunan menu seimbang, pemilihan bahan makan dalam dan pola menu sehat mendukung tumbuh kembang balita.


(15)

1. Tujuan Umum :

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi ibu penyuluhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

2. Tujuan Khusus :

Tujuan Khusus yang ingin dicapai dalam penellitian ini yaitu mendapatkan data tentang:

a. Persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek kognitif yang meliputi pengetahuan tentang pemahaman dan pemenuhan gizi seimbang, untuk mendukung tumbuh kembang balita.

b. Persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek afektif yang meliputi ketelitian dan kecermatan dalam pemenuhan gizi seimbang, pemilihan bahan makanan dan pola makan sehat untuk mendukung tmbuh kembang balita. c. Persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek psikomotor

yang meliputi penyusunan dan pemenuhan gizi seimbang serta pemilihan bahan makanan untuk mendukung tumbuh kembang balita.

D. Asumsi

Penulis akan mengemukakan beberapa asumsi dalam penyuluhan gizi yang merupakan anggapan dasar sebagai pendapat kebenarannya dapat diterima oleh umum. W. Surachmad, (1985:97) mengatakan “Asumsi adalah sebuah titik tolak


(16)

pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh penyelidik”. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini :

1. Penyuluhan sebagai salah satu usaha agar terjadi perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor mengenai pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita yang diperoleh ibu melalui kegiatan penyuluhan di Posyandu agar anak balita tumbuh sehat dan cerdas sehingga mampu menjadi generasi penerus yang dibutuhkan untuk pembangunan bangsa. Pernyataan ini didukung oleh Nana Sudjana (1990:3) “bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup aspek afektif, kognitif dan psikomotor”.

2. Persepsi tentang penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dalam mendukung tumbuh kembang balita merupakan suatu pendapat yang diterima oleh pola fikir ibu, sehingga menghasilkan sebuah pernyataan dan dapat diungkapkan. Pernyataan ini didukung oleh Bimo Walgito (2002) “Proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsangan, sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti oleh individu dapat mengenali dinya sendiri dan keadaan sekitarnya disebut persepsi”.


(17)

Pertanyaan penelitian digunakan untuk mengarahkan penelitian dalam mengumpulkan data. Penulis akan menjabarkan tujuan kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek kognitif yang meliputi pengetahuan tentang pemenuhan dan pemahaman gizi seimbang, untuk mendukung tumbuh kembang balita?

2. Bagaimana persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek afektif yang meliputi ketelitian dan kecermatan dalam pemenuhan gizi seimbang, pemilihan bahan makanan dan pola makan sehat untuk mendukung tmbuh kembang balita?

3. Bagaimana persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dari aspek psikomotor keterampilan yang meliputi penyusunan dan pemenuhan gizi seimbang serta pemilihan bahan makanan untuk mendukung tumbuh kembang balita?

F. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengunakan metode desktiptif, dengan tujuan untuk berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa sekarang dan memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Nana Sudjana dkk, (2004:64) menyatakan penelitian deskriptif:


(18)

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah actual yang ada pada masa sekarang, pada masalah.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa. Setelah data diperoleh dari hasil penelitian lapangan, disusun dan dijelaskan serta dianalisa. Kemudian berdasarkan data yang telah dianalisa barulah diambil suatu kesimpulan dan saran-saran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut Suharsimi (1998:138) angket atau kuesioner adalah :

“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Penulis mempergunakan angket yang ditujukan kepada responden, yaitu ibu-ibu yang memiliki anak balita yang rutin berkunjung ke Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung untuk memperoleh data persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita.

G. Lokasi Dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang dipilih untuk penelitian tentang persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita adalah di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.


(19)

2. Populasi dan Sempel Penelitian a. Populasi

Populasi adalah objek maupun subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. Sesuai dengan judul “Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita (Penelitian terbatas Di Posyandu Melati RW 12 Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung)”, maka yang menjadi populasi berdasarkan data dari Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung adalah 112 ibu yang mempunyai balita yang rutin berkunjung.

b. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample random. Pengambilan sampel mengacu pada pendapat Akdon dan Hadi (2005:107) dengan dengan populasi sebanyak 112 dengan taraf kesalahan 10 % maka sampel diambil dari sebanyak 52 ibu yang mempunyai balita di Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Menurut Suharsimi Arikunto (1993) sampel random merupakan sampel yang diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan (change) dipilih menjadi sampel.


(20)

55 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaodih (2009 : 72), bahwa metode deskriptif yaitu:

Suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau pun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.

Selanjutnya Surakhmad (2004 : 140), mengemukakan ciri-ciri metode deskriptif , yaitu:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang, yang sifatnya aktual.

2. Data yang aktual dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisa, sehingga metode ini disebut juga metode analitik.

Metode deskriptif yang penulis gunakan bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai “Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-Kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah”.


(21)

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi diadakannya penelitian Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-Kanak pada Kebiasaan Makan di Rumah adalah di Taman Kanak-Kanak Darul Hikam Bandung yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 285, Bandung 40135, Telp +62-22. 2503340, 2505375 Fax. +62-22. 2505375.

b. Populasi Penelitian

Pengumpulan data untuk suatu penelitian didapat dari sumber data yang disebut dengan populasi. Sugiyono (2009 : 117) berpendapat bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua dari siswa Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan diperoleh data jumlah populasi sebanyak 96 orang, seperti tercantum pada Tabel 3.1 di bawah ini

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Sub Populasi Jumlah

1 TK A 1 18 Orangtua Siswa

2 TK A 2 19 Orangtua Siswa

3 TK B 1 20 Orangtua Siswa

4 TK B 2 20 Orangtua Siswa

5 TK B 3 19 Orangtua Siswa

JUMLAH 96 Orangtua Siswa

Sumber: TK Darul Hikam Bandung

c. Sampel Penelitian

Sugiyono (2009 : 118) mengemukakan sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Tidak terdapat batasan


(22)

tertentu mengenai berapa besar sampel yang diambil dari populasi, karena absah tidaknya sampel bukan terletak pada besar atau banyaknya sampel yang diambil tetapi terletak pada sifat dan karakteristik sampel apakah mendekati populasi atau tidak.

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan Simple Random Sampling. Teknik Simple Random Sampling menurut Sugiyono (2009: 120), “Teknik pengambilan data yang paling simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel untuk jumlah siswa yang diteliti

dengan menggunakan derajat kepercayaan = 0,05 dan Bound of Error

ditetapkan sebesar 15% dengan alasan bahwa kondisi populasinya bersifat homogen, Menurut Riduwan (2003: 22), yaitu menggunakan rumus Al- Rasyid sebagai berikut: N n n n o o 1

1+ −

=

Di mana :

2

2

=

BE

z

n

o

α

: Taraf kesalahan yang besarnya ditetapkan 0,05 N : Jumlah populasi

BE : Bound of error 15% : Nilai dalam tabel Z = 1,99

Dengan rumus tersebut, maka dapat dihitung :

( )

0

,

15

(

6

,

63

)

43

,

96

2

99

,

1

2 2

=

=

=

o

n


(23)

Maka besarnya sampel dapat dihitung sebagai berikut : N n n n o o 1

1+ −

= 96 1 96 , 43 1 96 , 43 − + = n 30 52 , 30 44 , 0 1 96 ,

43 =

+ =

n

Dengan demikian, diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 30 orangtua siswa. Pengambilan sampel ini diambil dari 5 kelas, dari hasil perhitungan di atas maka pembagian sampelnya tiap kelas diambil 6 orangtua siswa. Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Menurut Sugiyono (2009 : 132), ”Pengambilan sampel secara random atau acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian”. Dalam penelitian ini, pengambilan anggota sampel dilakukan dengan cara undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu sesuai dengan jumlah anggota populasi.

C. Definisi Operasional

Kesalah pahaman persepsi antara penulis dan pembaca perlu dihindari oleh karenanya penulis menjelaskan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:


(24)

1. Manfaat Pembiasaan Makan

a. Manfaat

Manfaat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:873) adalah “guna atau faedah”.

b. Pembiasaan

Pembiasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:186) adalah “proses yang dilakukan terus menerus, perbuatan membiasakan”.

c. Makan

Makan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:860) adalah “memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya”.

Jadi manfaat pembiasaan makan dalam penelitian ini adalah faedah dari proses yang dilakukan secara terus menerus oleh guru untuk membiasakan memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya.

2. Taman Kanak-Kanak

Taman kanak-kanak menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 adalah “salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar”.

3. Kebiasaan Makan di Rumah

a. Kebiasaan

Kebiasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:186) adalah “sesuatu yang biasa dikerjakan”.


(25)

b. Makan

Makan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:860) adalah “memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya”.

c. Rumah

Rumah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:860) adalah “bangunan untuk tempat tinggal”.

Jadi kebiasaan makan yang dilakukan oleh anak usia dini pada penelitian ini adalah sesuatu yang biasa dikerjakan dalam memasukkan makanan di rumah.

Pengertian Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah dalam penelitian ini adalah faedah dari proses yang dilakukan secara terus menerus oleh guru untuk membiasakan memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya yang dilakukan pada salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini di Darul Hikam Bandung menjadi suatu yang biasa dikerjakan dalam memasukkan makanan di rumah.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk menerapkan metode pada masalah yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah angket (kuesioner). Menurut Sugiyono (2009 : 199) angket merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.


(26)

Angket dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, angket dapat langsung diberikan kepada responden dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Dalam penelitian ini angket dimaksudkan untuk mengolah data tentang Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah. Angket ini ditujukan kepada orangtua siswa TK Darul Hikam Bandung sebanyak 30 orang.

Teknik pengolahan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan dan Pengumpulan Data Penelitian

Langkah-langkah persiapan dan pengumpulan data penelitian yang penulis lakukan adalah:

a. Menyusun instrumen penelitian angket

Data yang diperlukan penulis mengenai Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah meliputi pemilihan makanan sehat dan bergizi, kebutuhan makan anak prasekolah, dan tata cara makan yang benar sebagai responden penelitian diperoleh dari orangtua siswa Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung.

b. Penyebaran instrumen penelitian

Penyebaran dilakukan penulis dengan cara datang langsung ke Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung dan memberikan angket kepada orang tua siswanya dengan cara dibagikan pada saat acara silaturahmi orangtua siswa. Angket yang disebarkan sebanyak 30 eksemplar.


(27)

b. Pengolahan Data Penelitian

Data diolah berdasarkan dari hasil angket yang penulis sebarkan kepada orang tuasiswa Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung, kemudian diproses melalui pengolahan data dengan mencari persentase dan nilai skor dari tiap jawaban untuk selanjutnya ditafsirkan. Proses pengolahan data dari hasil angket menggunakan langkah-langkah yang penulis ambil dalam pengolahan data yaitu:

a. Observasi ke TK Darul Hikam Bandung mendata jumlah orangtua siswa

b. Mengecek jumlah lembar jawaban angket

c. Memeriksa kebenaran angket

d. Memeriksa kelengkapan angket

e. Menghitung jawaban angket

f. Tabulasi data hasil angket

Tabulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi jawaban responden. Kriteria dalam penentuan jawaban pengisian angket, yaitu: Responden menjawab salah satu alternatif jawaban, berarti jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden.

c. Penafsiran Data Penelitian

Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam angket dan observasi. Kriteria penafsiran data yang jawabannya hanya satu yang benar, cara penafsiran dan analisa data berdasarkan perhitungan tertinggi, sedangkan untuk penafsiran manfaat dilakukan dengan perhitungan secara statistik deskriptif menggunakan skor rata-rata dari setiap responden. Selanjutnya penafsiran dimodifikasi penulis


(28)

dengan mengacu pada batasan-batasan yang dikemukakan oleh Ali, M (1998: 221), yaitu terdiri dari:

a. Sangat bermanfaat

b. Bermanfaat

c. Cukup bermanfaat

d. Kurang bermanfaat

e. Sangat kurang bermanfaat

Untuk penentuan kategori nilai skor manfaat pembiasaan makan berkaitan dengan pemilihan makanan sehat dan bergizi sebagai kebiasaan makan di rumah, kebutuhan makan anak prasekolah, dan tata cara makan yang benar yaitu dilakukan dengan cara :

Pengambilan nilai untuk setiap pilihan jawaban

1. Pilih jawaban selalu = 5

2. Pilih jawaban kadang-kadang = 4

3. Pilih jawaban jarang = 3

4. Pilih jawaban kalau diingatkan = 2

5. Pilih jawaban tidak pernah = 1

Oleh karena itu dapat ditentukan skor minimal dan skor maximal untuk setiap item jawaban, sehingga jumlah minimal dan maximal skor dari pertanyaan sebanyak 29 soal adalah:

Skor minimal = 1 x 29 = 29 Skor maximal = 5 x 29 = 145

Menentukan range untuk interval kelas, interval kelas ditentukan dengan mengacu pada penafsiran dalam 5 kategori maka interval kelasnya adalah 5. Rentang skor = 145 - 29 = 116 = 23


(29)

Sehingga dapat ditafsirkan menjadi:

122 – 145 = Sangat bermanfaat

99 – 121 = Bermanfaat

76 – 98 = Cukup bermanfaat

53 – 75 = Kurang bermanfaat

29 – 52 = Sangat kurang bermanfaat

E. Prosedur dan Tahap Penelitian

Prosedur penelitian ini telah dan akan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Penelitian

Melakukan studi pendahuluan melalui observasi dan dialog dengan Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung sebagai acuan dalam pembuatan proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan studi pendahuluan dengan metode wawancara kepada Kepala Sekolah dan Guru-guru Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung sebagai acuan dalam pembuatan proposal penelitian.

b. Penyusunan outline meliputi penyusunan latar belakang, perumusan masalah,

tujuan penelitian, metode penelitian secara singkat dan kajian pustaka dalam bentuk kolom.

c. Penyusuanan proposal penelitian, meliputi penyusunan latar belakang

masalah, penyusunan perumusan masalah, penyusunan tujuan penelitian, serta perumusan pertanyaan penelitian.


(30)

d. Penyusunan BAB II tentang kajian pustaka Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah.

e. Penyusunan BAB III tentang metode penelitian.

f. Penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian dengan menggunakan angket mengenai Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah meliputi pemilihan makanan sehat dan bergizi, kebutuhan makan anak prasekolah, dan tata cara makan yang benar.

g. Seminar 1.

h. Perbaikan sesuai dengan masukan dari dosen partisipan.

i. Penyebaran angket kepada responden dimaksudkan untuk mengumpulkan data

Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah meliputi pemilihan makanan sehat dan bergizi, kebutuhan makan anak prasekolah, dan tata cara makan yang benar. j. Pengumpulan data dari responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

pengumpulan kembali instrumen penelitian berupa angket yang telah diisi oleh responden.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan data penelitian

b. Pembuatan pembahasan penelitian Manfaat Pembiasaan Makan di Taman


(31)

c. Menarik kesimpulan dan pembuatan implikasi hasil penelitian Manfaat Pembiasaan Makan di Taman Kanak-kanak Darul Hikam Bandung pada Kebiasaan Makan di Rumah.

d. Membuat rekomendasi penelitian yang ditujukkan pada yang berkepentingan atau yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.


(32)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian mengenai Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita (Penelitian Terbatas di Posyandu Melati Desa Sukamulya Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung), disusun berdasarkan tujuan penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita dari Aspek Kognitif.

Hasil penelitian dilihat dari aspek kognitif dari persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita berada pada kriteria rendah meliputi pengetahuan tentang pemilihan protein hewani, pemilihan protein nabati, pemilihan buah-buahan, pemilihan sayuran, pemilihan daging sapi yang berkualitas baik, pemilihan sayuran yang berkualitas baik, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 24 bulan, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 12-24 bulan, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 3-5 tahun, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 0-12 bulan, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 12-24 bulan, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 3-5 tahun, pemilihan bahan makanan karbohidrat, dan fungsi utama gizi


(33)

sebagai pendukung tumbuh kembang balita dalam menyusun menu sehat seimbang untuk anak balita.

2. Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita dari Aspek Afektif

Hasil penelitian dilihat dari aspek afektif dari persepsi ibu pada penyuluhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita berada pada kriteria cukup, meliputi pengetahuan ketelitian dalam memilih ikan sebagai bahan pangan menu balita, pemilihan bahan makanan sumber protein nabati, pemilihan bahan makanan sayuran, pemilihan bahan makanan sumber vitzmin dan mineral berupa sayuran, pemenuhan gizi seimbang untuk balita usia 1-3 tahun dan 3-5 tahun, memilih bahan makanan hewani daging, pemilihan bahan makanan sumber zat tenaga berupa bahan makanan pokok, dan memilih bahan makanan telur untuk anak balita.

3. Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Pendukung Tumbuh Kembang Balita dari Aspek Psikomotor.

Hasil penelitian dilihat dari aspek psikomotor dari persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita berada pada kriteria rendah, meliputi pengetahuan keterampilan mengolah bahan pangan protein nabati, menentukan menu anak balita, menyajikan makanan agar menarik bagi balita untuk menyantapnya, teknik mengolah ikan sebagai bahan pangan sumber hewani, penyusunan menu untuk anak balita sesuai dengan musim yang ada, mengolah buah-buahan, pengolahan sayuran, mengolah bahan pangan


(34)

sumber protein hewani, pola makan sehat untuk anak balita 24 bulan, penyusunan menu untuk anak balita.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Kesimpulan hasil penelitian mengenai persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita mengandung implikasi sebagai berikut:

1. Hasil penelitian persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita dari aspek kognitif berada pada kriteria rendah. Mengandung implikasi bahwa ibu peserta penyuluhan gizi harus lebih meningkatkan kembali pengetahuan tentang pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita.

2. Hasil penelitian persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dalam sebagai pendukung tumbuh kembang balita dari aspek afektif berada pada kriteria cukup. Mengandung implikasi bahwa ibu peserta penyuluhan gizi telah cukup mampu menunjukkan kecermatan dalam sikap ibu dalam pemenuhan gizi seimbang pendukung tumbuh kembang balita. Oleh karena itu ibu peserta penyuluhan gizi harus lebih meningkatkan ketelitian dalam mendukung tumbuh kembang balita.


(35)

3. Hasil penelitian persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita dari aspek psikomotor berada pada kriteria rendah. Mengandung implikasi bahwa ibu peserta penyuluhan gizi kurang terampil dalam mengolah bahan makanan dari bahan sumber tenaga, mengolah bahan makanan dari bahan sumber pembangun protein hewani, mengolah bahan makanan dari bahan sumber pembangun protein nabati, mengolah bahan makanan dari bahan sumber pengatur, mengolah dan membentuk makanan untuk balita, menyajikan makanan balita, memvariasikan menu makanan balita. Oleh karena itu ibu peserta penyuluhan gizi harus meningkatkan keterampilan dalam pemilihan bahan makan, pengolahan bahan makanan dan memvariasikan menu makanan balita.

C. Rekomendasi Hasil Penelitian

Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan implikasi hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomendasi sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi ibu peserta penyuluhan gizi sebagai pendukung tumbuh kembang balita, dan Kader Posyandu sebagai penyelenggara penyuluhan gizi seimbang.

1. Ibu Peserta Penyuluhan Gizi

Ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak sudah seharusnya menjaga dan merawat kesehatan anaknya dengan sungguh-sungguh baik secara fisik, sosial


(36)

maupun mentalnya. Ibu harus mengupayakan untuk mengatur pola makan sebagai pendukung tumbuh kembang balita dengan meningkatkan dan mengembangkan aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor ibu dalam mendukung tumbuh kembang balita, dengan cara lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Posyandu serta memperbanyak membaca buku-buku dan majalah yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan mengaplikasikan penyuluhan gizi pada penyelenggaraan makan balita dalam mendukung tumbuh kembang balita.

2. Ibu Bidan

Ibu bidan sebagai bahan masukan pada proses penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dalam mendukung tumbuh kembang balita, sehingga bisa lebih meningkatkan persepsi ibu balita dari aspek kofnitif, afektif dan psikomotor tentang pemenuhan gizi seimbang, pemilihan bahan makanan dan pengaturan pola makan sehat anak balita.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Akdon. dr. M.Pd. dkk. (2005). Rumus dan Data Aplikasi Statistika. Bandung.:

Alpabeta

Ali, M (1985). Prosedur Penelitian. Bandung. PT. Sinar Baru. Aljasindo Almatsier, S (2005). Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

(2005). Analisis Determinan Status Gizi Balita. Jakarta. Depkes RI

Andrawati. (2007) Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Pada Keluarga Petani di Desa Purwojati Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo. Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS: Tidak diterbitkan

Arikunto . S (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto . S (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arisman. MB (2007).Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran ECG

Dinas Kesehatan RI (2007). Jakarta. Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Diknas RI Departemen Kesehatan. (2008). Bantuan Sosial Program Perbaikan Gizi

Masyarakat. Jakarta. Depkes RI

Departemen Kesesehatan. (2009). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Bandung. Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan. (2008). Determinan Status Gizi Balita di Provinsi Jawa Barat. Bandung. Depkes Provinsi Jawa Barat

Departemen Kesehatan. (2004). Pedoman Kerja Puskesmas. Jakarta. Depkes RI Departemen Kesehatan. (1990). Pedoman Manajemen Peranserta Masyarakat.

Jakarta. Depkes RI

Departemen Kesehatan. (2003). Prinsip-prinsip Pengolahan Makanan. Jakarta. Departemen Kesehatan Lingkungan


(38)

Eveline. dr (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta. PT. WahyuMedia.

Muhibbin Syah (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Noviyanti (2009). Upaya Peserta Pelatihan gizi dalam Penyelenggaraan menu Makanan Balita Usia 3-5 Tahun. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Oktaviani, dkk (2008). Hubungan Keaktifan Keluarga dalam Kegiatan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek. Skripsi Jurusan Keperawatan UNPAD : Tidak diterbitkan

Pranadji (1992) Bahan Pengajaran Penyuluhan Gizi. Laboratorium Gizi Masyarakat Pusat Antar Universitas IPB: Tidak diterbitkan

Persagi. (1992). Penuntun Diet Anak. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama Pudjiaji, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis Anak. Jakarta : FKUI.

Rimawati. R (2007). Manfaat Hasil pelatihan Perencanaan Menu Makanan Balita Pda Praktek Pembuatan Makanan Balita di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

S. Wojoasito. 1995. Kamus Besar Indonesia. Bandung. Shinta dharma. Sandjaja. dkk. (2009). Kamus Gizi. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara

Sugiyono, Prof. Dr. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suharjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor : Bumi Aksara.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung. Tarsito

Supariasa, N, D, I, DKK. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito.


(39)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Depdiknas

UNICEF. (1988). Program Perbaikan Gizi Makro. UNICEF

Vera Uripi, dr, S Ked. (2003). Menu Sehat Untuk Balita . Bogor : Puspa Swara Yogha, Sudewi dan Ai Nurhayati (2009). Reka Cipta Menu Balita dan Implikasi

dengan Pendekatan Holsitik Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Makanan dan Kurang Gizi Pada Balita. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber lain :

Atkinston, 1991. Pengertian persepsi. http://id.shvoong.com/tags/pengertian-persepsi/, (diakses 20 Agustus 2010)

Iawanto, 1991. Pengertian persepsi. http://id.shvoong.com/tags/pengertian-persepsi/, (diakses 20 Agustus 2010)

Madikanto, 1992 Pengertian persepsi. http://id.shvoong.com/tags/pengertian-persepsi/, (diakses 20 Agustus 2010)

Walgino, 2002. Pengertian persepsi. http://id.shvoong.com/tags/pengertian-persepsi/, (diakses 20 Agustus 2010)


(1)

sumber protein hewani, pola makan sehat untuk anak balita 24 bulan, penyusunan menu untuk anak balita.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Kesimpulan hasil penelitian mengenai persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita mengandung implikasi sebagai berikut:

1. Hasil penelitian persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita dari aspek kognitif berada pada kriteria rendah. Mengandung implikasi bahwa ibu peserta penyuluhan gizi harus lebih meningkatkan kembali pengetahuan tentang pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita.

2. Hasil penelitian persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dalam sebagai pendukung tumbuh kembang balita dari aspek afektif berada pada kriteria cukup. Mengandung implikasi bahwa ibu peserta penyuluhan gizi telah cukup mampu menunjukkan kecermatan dalam sikap ibu dalam pemenuhan gizi seimbang pendukung tumbuh kembang balita. Oleh karena itu ibu peserta penyuluhan gizi harus lebih meningkatkan ketelitian dalam mendukung tumbuh kembang balita.


(2)

3. Hasil penelitian persepsi ibu pada penyuluhan pemenuhan gizi seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang balita dari aspek psikomotor berada pada kriteria rendah. Mengandung implikasi bahwa ibu peserta penyuluhan gizi kurang terampil dalam mengolah bahan makanan dari bahan sumber tenaga, mengolah bahan makanan dari bahan sumber pembangun protein hewani, mengolah bahan makanan dari bahan sumber pembangun protein nabati, mengolah bahan makanan dari bahan sumber pengatur, mengolah dan membentuk makanan untuk balita, menyajikan makanan balita, memvariasikan menu makanan balita. Oleh karena itu ibu peserta penyuluhan gizi harus meningkatkan keterampilan dalam pemilihan bahan makan, pengolahan bahan makanan dan memvariasikan menu makanan balita.

C. Rekomendasi Hasil Penelitian

Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan implikasi hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomendasi sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi ibu peserta penyuluhan gizi sebagai pendukung tumbuh kembang balita, dan Kader Posyandu sebagai penyelenggara penyuluhan gizi seimbang.

1. Ibu Peserta Penyuluhan Gizi

Ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak sudah seharusnya menjaga dan merawat kesehatan anaknya dengan sungguh-sungguh baik secara fisik, sosial


(3)

maupun mentalnya. Ibu harus mengupayakan untuk mengatur pola makan sebagai pendukung tumbuh kembang balita dengan meningkatkan dan mengembangkan aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor ibu dalam mendukung tumbuh kembang balita, dengan cara lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Posyandu serta memperbanyak membaca buku-buku dan majalah yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan mengaplikasikan penyuluhan gizi pada penyelenggaraan makan balita dalam mendukung tumbuh kembang balita.

2. Ibu Bidan

Ibu bidan sebagai bahan masukan pada proses penyuluhan pemenuhan gizi seimbang dalam mendukung tumbuh kembang balita, sehingga bisa lebih meningkatkan persepsi ibu balita dari aspek kofnitif, afektif dan psikomotor tentang pemenuhan gizi seimbang, pemilihan bahan makanan dan pengaturan pola makan sehat anak balita.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Akdon. dr. M.Pd. dkk. (2005). Rumus dan Data Aplikasi Statistika. Bandung.:

Alpabeta

Ali, M (1985). Prosedur Penelitian. Bandung. PT. Sinar Baru. Aljasindo Almatsier, S (2005). Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

(2005). Analisis Determinan Status Gizi Balita. Jakarta. Depkes RI

Andrawati. (2007) Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Pada Keluarga Petani di Desa Purwojati Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo. Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS: Tidak diterbitkan

Arikunto . S (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto . S (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arisman. MB (2007).Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran ECG

Dinas Kesehatan RI (2007). Jakarta. Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Diknas RI Departemen Kesehatan. (2008). Bantuan Sosial Program Perbaikan Gizi

Masyarakat. Jakarta. Depkes RI

Departemen Kesesehatan. (2009). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Bandung. Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan. (2008). Determinan Status Gizi Balita di Provinsi Jawa Barat. Bandung. Depkes Provinsi Jawa Barat

Departemen Kesehatan. (2004). Pedoman Kerja Puskesmas. Jakarta. Depkes RI Departemen Kesehatan. (1990). Pedoman Manajemen Peranserta Masyarakat.

Jakarta. Depkes RI

Departemen Kesehatan. (2003). Prinsip-prinsip Pengolahan Makanan. Jakarta. Departemen Kesehatan Lingkungan


(5)

Eveline. dr (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta. PT. WahyuMedia.

Muhibbin Syah (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Noviyanti (2009). Upaya Peserta Pelatihan gizi dalam Penyelenggaraan menu Makanan Balita Usia 3-5 Tahun. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Oktaviani, dkk (2008). Hubungan Keaktifan Keluarga dalam Kegiatan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek. Skripsi Jurusan Keperawatan UNPAD : Tidak diterbitkan

Pranadji (1992) Bahan Pengajaran Penyuluhan Gizi. Laboratorium Gizi Masyarakat Pusat Antar Universitas IPB: Tidak diterbitkan

Persagi. (1992). Penuntun Diet Anak. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama Pudjiaji, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis Anak. Jakarta : FKUI.

Rimawati. R (2007). Manfaat Hasil pelatihan Perencanaan Menu Makanan Balita Pda Praktek Pembuatan Makanan Balita di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

S. Wojoasito. 1995. Kamus Besar Indonesia. Bandung. Shinta dharma. Sandjaja. dkk. (2009). Kamus Gizi. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara

Sugiyono, Prof. Dr. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suharjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor : Bumi Aksara.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung. Tarsito

Supariasa, N, D, I, DKK. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito.


(6)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Depdiknas

UNICEF. (1988). Program Perbaikan Gizi Makro. UNICEF

Vera Uripi, dr, S Ked. (2003). Menu Sehat Untuk Balita . Bogor : Puspa Swara Yogha, Sudewi dan Ai Nurhayati (2009). Reka Cipta Menu Balita dan Implikasi

dengan Pendekatan Holsitik Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Makanan dan Kurang Gizi Pada Balita. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber lain :

Atkinston, 1991. Pengertian persepsi.

http://id.shvoong.com/tags/pengertian-persepsi/, (diakses 20 Agustus 2010)

Iawanto, 1991. Pengertian persepsi.

http://id.shvoong.com/tags/pengertian-persepsi/, (diakses 20 Agustus 2010)

Madikanto, 1992 Pengertian persepsi.

http://id.shvoong.com/tags/pengertian-persepsi/, (diakses 20 Agustus 2010)

Walgino, 2002. Pengertian persepsi.