HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KENAGARIAN SALIDO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2013.

UNIVERSITAS ANDALAS

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN
KEJADIAN DBD DI KENAGARIAN SALIDO KECAMATAN
IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2013
Oleh :

ERWIN PULMAN
No. BP. 0910335124

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
Skripsi, Januari 2014
ERWIN PULMAN No. BP 0910335124
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN
DENGAN KEJADIAN DBD DI KENAGARIAN SALIDO

KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN
PESISIR SELATAN TAHUN 2013
viii + 46 halaman , 10 tabel, 6 lampiran
ABSTRAK
Tujuan
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah endemis demam berdarah di Sumatera
Barat yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sampai saat ini angka kesakitan
DBD cenderung meningkat dan berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Trend kasus DBD menurut bulan tahun 2001 s/d 2010 terlihat cenderung terjadi
peningkatan jumlah kasus saat pergantian musin hujan ke musim panas. Kasus
tertinggi terjadi pada bulan Februari 2008 (75 kasus) dan Juni 2009 (59 kasus).
Selama tahun 2008 dan tahun 2009 total kasus DBD sebanyak 403 kasus (IR = 96,5
per 100.000 penduduk). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan sanitasi
lingkungan perumahan dengan kejadian DBD di Kanagarian Salido Kecamatan IV
Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Metode
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 95 rumah yang diambil dengan multistage random sampling.
Variabel dalam penelitian ini adalah tempat perindukan nyamuk, tempat
peristirahatan nyamuk, keberadaan nyamuk dengan kejadian demam berdarah.

Hasil
Hasil uji statistika menggunakan Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara tempat perindukan, tempat peristirahatan dan keberadaan nyamuk
dengan kejadian demam berdarah (p < 0,05).
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kejadian demam
berdarah dengan sanitasi lingkungan perumahan dan kejadian DBD yang cukup
tinggi di Kanagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Disarankan perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai demam berdarah
terutama yang berkaitan dengan cara pencegahan, mengatasi serta sebab dan akibat
yang ditimbulkan oleh demam berdarah.

Daftar Pustaka
Kata Kunci

: 23 (1991-2012)
: Demam Berdarah, Sanitasi Lingkungan Perumahan.
i

FACULTY OF PUBLIC HEALTH

ANDALAS UNIVERSITY
Undergraduate, January 2014
ERWIN PULMAN No. BP 0910335124
THE RELATED BETWEEN HOUSE’S ENVIRONMENTAL SANITATION
AND CASE OF DHF DISEASE AT KANAGARIAN SALIDO SUB DISTRICT
IV JURAI PESISIR SELATAN REGENCY IN 2013
viii + 46 pages , 10 tables , 6 appendices
ABSTRACT
Objective
Today, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the public health problems in
Indonesia, which trends to increase the number of patients as well as the more widely
spreads. DHF is one of the endemic diseases and to date number of DHF cases tend
to increase and the potential occurrence of outbreak. By month trends of dengue
cases at Pesisir Selatan from 2001 to 2010 looks likely to occur when an increase in
the number of cases turn to summer rains. The highest case occurred in February
2008 (75 cases) and June 2009 (59 cases). During 2008 and 2009 a total of dengue
cases is 403 cases (IR = 96.5 per 100,000 population).
Method
This study was an analytical cross-sectional approach. The samples in this study
were 95 homes that were taken by multistage random sampling. The variable in this

study is the breeding places of mosquitoes, mosquito resting place, where the
incidence of dengue mosquitoes.
Result
Test results using the Chi-square statistics indicate that there is a significant
association between breeding places, resting places and the presence of mosquitoes
with dengue incidence ( p < 0.05 ).
Conclusion
The results showed that the incidence of dengue fever is quite high in the Sub
District IV Jurai Kanagarian Salido Pesisir Selatan Regency. Suggested the need for
public education about dengue, especially with regard to how to prevent, resolve, and
cause and effect caused by dengue fever .
Reference
Keywords

: 23 (1991-2012)
: Dengue Fever, House’s Environmental Sanitation.

ii

BAB 1 : PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas
penyebarannya.

Penyakit DBD ini ditemukan hampir di seluruh belahan dunia

terutama di negara-negara tropik dan subtropik, baik sebagai penyakit endemik
maupun epidemik. Hasil studi epidemiologik menunjukkan bahwa DBD menyerang
kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15 tahun. Kejadian Luar Biasa
(KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan datangnya
musim hujan, sehingga terjadi peningkatan aktifitas vektor dengue pada musim hujan
yang dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit DBD pada manusia melalui
vektor Aedes. Sehubungan dengan morbiditas dan mortalitasnya, DBD disebut the
most mosquito transmitted disease. (1)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan
demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama
2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji tourniquet positif)

dan / atau trombositopenia (jumlah trombosit ≤ 100.000/µL.

Penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia.

Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan

penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan
mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta
tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di
Indonesia. (2)

1

2

Di Indonesia pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu jelas, tetapi dalam
garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita meningkat antara bulan

September sampai Februari yang mencapai puncaknya pada bulan Januari.

(3)

Berdasarkan laporan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sampai
pertengahan tahun 2001 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah
menjadi masalah endemis di 122 kabupaten, 605 kecamatan dan 1800 desa/kelurahan
di Indonesia, sehingga sering terjadi berjangkit penyakit DBD di berbagai wilayah di
Indonesia hampir di sepanjang waktu dalam satu tahun. Tercatat bahwa pada tahun
2002, 2003, 2004 dan 2005 terjadi kasus dalam jumlah masing-masing 40.377,
52.000, 79.462 dan 80.837. Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi pada tahun 2005,
dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 2%. Tahun 2006, total kasus DBD di
Indonesia sudah mencapai 104.656 kasus dengan CFR = 1,03% dan tahun 2007
mencapai angka 140.000 kasus dengan CFR = 1%. (4)
Meskipun Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mengupayakan
berbagai strategi dalam mengatasi kasus DBD yang salah satu diantaranya adalah
dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD),
namun ternyata Kasus DBD di Provinsi Sumatera Barat masih tinggi. Kasus DBD di
Sumatera Barat mulai menyerang pada tahun 1972 dengan jumlah sebanyak 124
kasus dengan jumlah kematian sebanyak 20 kasus. Data statistik Dinas Kesehatan

Propinsi Sumatera Barat mencatat bahwa tahun 2008 didapatkan sebanyak 1.907
kasus dengan jumlah kematian 11 kasus. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan
yang sangat signifikan sebanyak 2.813 kasus dengan jumlah kematian 18 kasus dan
pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 1.795 kasus dengan 5 jumlah
kematian.

Berdasarkan data statistik Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat

ternyata selama kurun waktu 3 tahun terakhir yaitu selama tahun 2008 – 2010

3

Kabupaten Pesisir Selatan berada pada urutan ke dua tertinggi untuk kasus DBD
setelah Kota Padang. (5)
Di Kabupaten Pesisir Selatan penyakit DBD salah satu penyakit endemis dan
sampai saat ini angka kesakitan DBD cenderung meningkat dan berpotensi terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB). Trend kasus DBD menurut bulan di Kabupaten Pesisir
Selatan tahun 2001 s/d 2010 terlihat cenderung terjadi peningkatan jumlah kasus saat
pergantian musin hujan ke musim panas. Kasus tertinggi terjadi pada bulan Februari
2008 (75 kasus) dan Juni 2009 (59 kasus). Selama tahun 2008 dan tahun 2009 total

kasus DBD di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 403 kasus (IR = 96,5 per 100.000
penduduk), sedangkan untuk tahun 2010 total kasus DBD di Kabupaten Pesisir
Selatan terjadi penurunan sebanyak 255 kasus.(6)
Kenagarian Salido terletak di kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Kenagarian Salido berada diwilayah kerja Puskesmas Salido merupakan salah satu
dari 18 Puskesmas yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan data di
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan kasus penyakit DBD tertinggi di
Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Salido Kecamatan
IV Jurai yaitu 220 kasus (IR = 739 per 100.000 penduduk) di tahun 2008. Pada
tahun 2009 terjadi kenaikan yaitu sebanyak 214 kasus (IR = 718 per 100.000
penduduk). Di tahun 2010 terjadi penurunan kasus DBD menjadi 103 kasus (IR =
317 per 100.000 penduduk). (7)
Dari penelitian yang dilakukan oleh William Han,dkk di kecamatan
Malalayang dan Bunaken kota Manado tahun 2006 diketahui bahwa adanya
hubungan antara tempat penampungan air, pengelolaan sampah dan kondisi rumah
dengan kejadian DBD. (8)

4

Dari survey pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 10 buah rumah yang

ada di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai memiliki tempat penampungan air
buatan (40%), tempat penampungan air alamiah (30%), tempat peristirahatan
nyamuk dewasa di dalam rumah (20%), tempat peristirahatan nyamuk dewasa di
pekarangan rumah (10%) yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor penular penyakit DBD.
Berdasarkan data Distribusi Kasus DBD dari Puskesmas Salido yang
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan Seksi Surveilans KLB dan
Bencana tiga tahun terakhir (2009 s/d 2011) terdapat 597 kasus kejadian DBD.
Kasus tersebut merupakan angka tertinggi diantara 18 Puskesmas sekabupaten
Pesisir Selatan dari jumlah seluruh kasus yaitu di 1296 kasus. (9)
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti
hubungan antara tingginya kasus DBD di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai
dengan sanitasi lingkungan perumahan.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah
ada hubungan antara sanitasi lingkungan perumahan dengan kejadian DBD di
Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sanitasi lingkungan perumahan dengan kejadian DBD
di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.

5

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian DBD di Kenagarian Salido
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013
2. Diketahuinya distribusi frekuensi keberadaan tempat perindukan nyamuk
DBD di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2013
3. Diketahuinya distribusi frekuensi keberadaan tempat peristirahatan nyamuk
DBD di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2013
4. Diketahuinya distribusi frekuensi keberadaan nyamuk DBD di Kenagarian
Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013
5. Diketahuinya hubungan keberadaan tempat perindukan nyamuk DBD dengan
kejadian DBD di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2013
6. Diketahuinya hubungan keberadaan tempat peristirahatan nyamuk DBD
dengan kejadian DBD di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2013
7. Diketahuinya hubungan keberadaan nyamuk DBD dengan kejadian DBD di
Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2013

1.4 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui sanitasi lingkungan perumahan yang berkaitan dengan kejadian
DBD di Kenagarian Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

6

2. Bahan masukan bagi Dinas Kesehatan, Puskesmas dan petugas kesehatan dalam
upaya selanjutnya terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit demam
berdarah dengue (DBD) secara dini.
3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan peneliti tentang hubungan sanitasi
lingkungan perumahan penduduk dengan kejadian DBD di Kenagarian Salido
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.