KONTRIBUSI KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA.

(1)

KONTRIBUSI KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP KESIAPAN

SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

AGUS KOMAR E.0551.0605494

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

KONTRIBUSI KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP KESIAPAN

SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA

Oleh Agus Komar

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

© Agus Komar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

AGUS KOMAR E.0551.0605494

KONTRIBUSI KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP

KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA

DISETUJUI dan DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Inu Hardi K., ST., M.Pd. NIP. 19580206 198403 1 001

Pembimbing II

Drs. Uli Karo Karo, M.Pd. NIP. 19500527 197903 1 003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

Dr. Wahid Munawar, M.Pd NIP. 19630502 198901 001


(4)

ABSTRAK

Agus Komar (2013): Kontribusi Kompetensi Siswa Pada Mata pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Terhadap Kesiapan Siswa Memasuki Dunia Kerja. JPTM FPTK UPI Bandung.

Kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang yang berhubungan timbal balik dengan suatu kriteria efektif dan atau kecakapan terbaik seseorang dalam pekerjaan atau keadaan. Pemahaman tentang kompetensi dan pengetahuan tentang masalah yang akan dihadapi di dunia pekerjaan akan berkontribusi terhadap kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif Teknik

kendaraan Ringan berkontribusi terhadap kesiapan siswa saat memasuki dunia kerja di SMK Merdeka Soreang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif Teknik kendaraan Ringan berkontribusi terhadap kesiapan siswa saat memasuki dunia kerja berada pada kategori rendah. Persamaan regresi linear yang diperoleh yaitu Y = a + b(x) = 52,44 + 0,231x. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi product moment diperoleh hubungan yang rendah antara kompetensi siswa dengan kesiapan siswa memasuki dunia kerja sebesar 0,088 Hasilnya kompetensi siswa memiliki pengaruh dalam meningkatkan kematangan karir siswa sebesar 8%, sedangkan sisanya sebesar 92% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pelaksanaan kompetensi siswa SMK Merdeka Soreang termasuk dalam kategori kurang atau rendah sedangkan kesiapan kerja siswa SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya responden siswa SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan memiliki tingkat kesiapan kerja yang baik. Namun siswa tersebut masih memerlukan dukungan pada kompetensi untuk lebih mempersiapkan karir yang dipilihnya. Sehingga pada nantinya siswa tersebut memiliki kesiapan kerja yang lebih baik lagi


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan tentang Kurikulum ... 8

1. Definisi Kurikulum ... 8

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 9

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK ... 11

B. Tinjauan tentang Kompetensi ... 19

1. Definisi Kompetensi... 19

2. Standar Kompetensi Nasional ... 20

3. Standar Kompetensi lulusan Peserta Didik ... 21

4. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia... 23

C. Kesiapan ... 32

1. Pengertian Kesiapan ... 32

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan ... 33

D. Tinjauan Industri dan Dunia Kerja ... 34

1. Definisi Industri ... 34

2. Dunia kerja ... 35


(6)

F. Asumsi Dasar ... 38

G. Hipotesis ... 39

BAB III METODLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Lokasi penelitian... 40

2. Populasi ... 40

3. Sampel ... 41

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian... 43

D. Definisi Operasional... 43

E. Instrumen Penelitian... 45

1. Instrumen Uji Kompetensi Siswa ... 45

2. Instrumen Kesiapan Siswa ... 45

F. Pengujian Instrumen Penelitian... 48

1. Uji Validitas ... 48

2. Uji Reliabilitas ... 50

G. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Studi Dokumentasi ... 52

2. Wawancara ... 52

3. Angket ... 53

H. Teknik Analisis Data ... 54

1. Perhitungan Persentase... 54

2. Uji Persyaratan Analisis Data ... 55

3. Regresi Sederhana ... 56

4. Koefisien Determinasi ... 56

5. Rancangan Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

1. Hasil Uji Coba Instrumen... 58

2. Uji Validitas Angket ... 58

3. Uji Reliabilitas ... 59

B. Karakteristik Responden ... 60

C. Gambaran Umum Hasil Penelitian... 60

1. Gambaran Umum Kesiapan kerja Siswa SMK Merdeka ... 61

2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 64


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kompetensi Dasar ... 13

2.2 Kompetensi kejuruan ... 14

2.3 Daftar Kompetensi Dasar untuk Engine Tune-Up Konvensional ... 26

2.4 Daftar Kompetensi Dasar untuk Engine Tune-Up EFI ... 27

2.5 Daftar Kompetensi Dasar untuk Brake System ... 28

2.6 Daftar Kompetensi Dasar untuk Emisi Gas Buang ... 29

2.7 Daftar Kompetensi Dasar untuk Front Wheel Alignment ... 30

3.1 Tabel Populasi Penelitian ... 41

3.2 Oprasionalisasi Variabel ... 44

3.3 Skor alternatif jawaban ... 46

3.4 Kisi-kisi pembuatan instrumen Kesiapan Kerja ... 47

3.5 Kriteria Penilaian Y(Kontribusi kompetensi siswa TerhadapKesiapan Kerja Siswa) ... 54

3.6 Kriteria Analisis Data Deskripsi ... 55

4.1 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 59

4.2 Data Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

4.3 Kriteria Skor Kesiapan Kerja ... 60

4.4 Indikator kesiapan Kerja ... 61

4.5 Tanggapan Responden terhadap Kesiapan Kerja SMK Merdeka Soreang ... 62

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kesiapan Kerja... 63

4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 64

4.8 Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 64

4.9 Hasil Uji Linieritas X terhadap Y ... 65

4.10 Persamaan Regresi X atas Y ... 66

4.11 Uji Keberartian Persamaan Regresi X atas Y ... 67

4.12 Koefisien Determinasi X atas Y ... 67


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Hubungan Antara Struktur Sekolah dan Tenaga Kerja di Indonesia. ... 38 4.1 Diagram Kesiapan Kerja SMK Merdeka Soreang Program keahlian Teknik


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 ... 74

Daftar keterserapan Lulusan ... 75

Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ... 80

Instrumen Uji Coba ... 81

Uji Validitas ... 84

Uji Realibilitas ... 84

Lampiran 2 ... 85

Lokasi Penelitian ... 86

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 87

Instrumen Penelitian... 88

Presentase Variabel Kesiapan Kerja ... 92

Lampiran 3 Foto-Foto Penelitian ... 94

Lampiran 4 Dokumen dan Surat-Surat ... 96


(11)

Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif dan sudah tidak mampu lagi memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan siswa untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Pemerintah fokus terhadap pendidikan yang mempersiapkan siswanya untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Diantaranya dengan meningkatkan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, kemudian meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan standar pendidikan. Selain itu pemerintah juga mempersiapkan pendidikan yang lebih konsen terhadap keahlian yang khusus.

Pemerintah berupaya meningkatan mutu pendidikan, yang telah diatur melalui UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Melalui undang-undang tersebut, pemerintah berupaya mengembangkan berbagai macam pendidikan formal, melalui pembukaan sekolah-sekolah dasar dan menengah di berbagai daerah, sesuai program wajib belajar 9 tahun, serta dalam upaya peningkatan kualitas lulusan siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), merupakan salah satu satuan pendidikan yang pada saat ini sedang dikembangkan secara merata oleh pemerintah. Salah satu jenjang pendidikan nasional tersebut adalah pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan ini dalam istilah asing disebut dengan vocational education, technical education, atau practical art education. Paparan tersebut diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 15 yakni: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.


(12)

2

Agus Komar, 2013

Pentingnya pendidikan kejuruan sebagaimana paparan di atas, sangatlah jelas bahwa pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya bertujuan untuk menyiapkan tamatan memasuki dunia kerja melalui pengembangan berbagai potensi yang dimiliki siswa, baik berupa keterampilan, pengetahuan dan sikap agar dapat mengerjakan suatu jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian siswa yang di didik di Sekolah Menengah Kejuruan, tidak hanya bertujuan untuk memiliki pengalaman belajar yang telah dipelajari, tetapi juga memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Kompetensi tersebut sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja, baik sebagai pekerja maupun berusaha mandiri sebagai wirausaha.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan di SMK sangat strategis dan memiliki kontribusi dalam menyiapkan tenaga kerja terampil siap pakai untuk mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan kebutuhan sumber daya manusia yang menuntut dimilikinya kompetensi sesuai dengan bidang ketenagakerjaan yang tersedia.

Pendidikan yang tertuju pada keahlian khusus tersebut yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipandang mampu menyelenggarakan pendidikan yang dapat mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat bersaing dalam dunia global. SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian dalam bidang tertentu. Dengan bekal keahlian itu, diharapkan lulusannya dapat merebut pasar kerja yang sesuai dengan bidang keahlian dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana mereka bekerja.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokkan menjadi bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Kesiapan kerja merupakan kunci penting menjelang siswa terjun ke


(13)

3

Agus Komar, 2013

dunia kerja. Seorang siswa yang telah memiliki kesiapan kerja, baik secara fisik, mental dan kemampuan kerja akan lebih berhasil dalam meniti kariernya di dunia kerja.

Adi (2010:18) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain kondisi mental, emosi, kreativitas, kecerdasan, minat dan motivasi, sedangkan yang berasal dari luar diri siswa misalnya peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, lingkungan pergaulan, informasi dunia kerja dan pengalaman praktik kerja.

Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam menyiapkan tenaga kerja saat ini dirasa masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat pada sebagian lulusan SMK tidak bisa diserap di lapangan kerja karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Hal tersebut seperti yang

dikemukakan oleh Samsudin (2010:36) “Idealnya secara nasional lulusan SMK

yang bisa langsung memasuki dunia kerja sekitar 85% sedang selama ini yang terserap baru 81%. Hasil tersebut membuktikan bahwa banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang belum bekerja. Penyebabnya antara lain karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja, selain itu juga mereka belum mampu untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal tersebut berarti bahwa mereka belum diakui sepenuhnya oleh dunia kerja untuk menerapkan ilmu yang telah mereka dapatkan di bangku sekolah. Menurut Budi

Sulistiono (1998:60) mengemukakan bahwa: “ Kemampuan lulusan SMK

memberikan kontribusi sebesar 8,01% terhadap kemampuan yang diharapkan oleh perusahaan (dunia kerja) dan 91,99% dipenuhi oleh faktor-faktor lain”.

Berdasarkan hasil penelusuran tamatan SMK Merdeka Soreang khususnya bidang keahlian Teknik Kendaraan Ringan pada tahun kelulusan 2012/2013 sebanyak 117 orang diketahui sejumlah 81,81% alumni telah terserap di dunia kerja, sebanyak 18,19% sisanya tidak teridentifikasi. Hal ini menunjukkan Kesiapan Kerja Siswa SMK Merdeka Soreang belum sesuai dengan apa yang


(14)

4

Agus Komar, 2013

diharapkan. Artinya daya serap ideal belum tercapai, baik secara nasional maupun di lingkungan SMK Merdeka Soreang.

Sejalan dengan ungkapan yang diutarakan oleh Wakil Kepala sekolah Bidang Hubungan industri SMK Merdeka Soreang (Dadang Hafid M.Pd)

menyatakan bahwa “Siswa yang mengalami kesulitan biasanya karena kurang sesuainya antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dengan tuntutan dunia

kerja”. Selain itu, peluang kerja yang terbatas mengakibatkan lulusan SMK

Merdeka Soreang khususnya bidang keahlian Teknik Kendaraan Ringan tidak dapat menempati bidang atau jenis pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian yang telah dipelajari di sekolah.

Sutopo Rahayu (2007:3) mengungkapkan bahwa penguasaan terhadap materi tanpa diimbangi dengan kemampuan praktik yang memadai akan sia-sia. Pengetahuan yang diperoleh di sekolah saja belum cukup bagi siswa untuk bekal menuju dunia kerja. Para lulusan SMK diharapkan dapat memiliki kualifikasi yang sesuai dengan standarisasi dunia kerja.

Setelah peneliti melakukan pengamatan dan observasi langsung yang dilakukan di SMK Merdeka Soreang, menunjukkan bahwa Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Bidang Keahlian Teknik Kendaraan Ringan masih belum optimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebab yang berkontribusi terhadap Kesiapan Kerja Siswa yaitu Kompetensi yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja dengan keterampilan yang dimiliki siswa.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kontribusi yang lebih jauh mengenai Kompetensi siswa dan

Kesiapan Kerja, maka penelitian ini berjudul “Kontribusi Kompetensi Siswa Pada Mata pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Terhadap Terhadap Kesiapan Siswa Memasuki Dunia Kerja”.


(15)

5

Agus Komar, 2013

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ini diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek permasalahan yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut, sehingga akan memperjelas arah dalam penelitian. Adapun Identifikasi masalah yang mengacu pada latar belakang adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya terserap tenaga kerja lulusan Merdeka Soreang di dunia industri.

2. Kurangnya kesiapan siswa lulusan SMK Merdeka Soreang untuk memasuki dunia kerja.

3. Semakin tingginya tuntutan dunia kerja yang sejalan dengan tuntutan pembangunan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

C. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dilaksanakan kepada siswa kelas XII SMK Merdeka Soreang.

2. Aspek kompetensi yang akan di teliti adalah hasil Uji Kompetensi (UJIKOM).

3. Aspek kesiapan kerja yang meliputi faktor internal dan faktor ekternal. D. Perumusan Masalah

Latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Seberapa besar

kontribusi kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif terhadap kesiapan memasuki dunia kerja.

E. Tujuan Penelitian

Agar dicapai hasil yang optimal dari suatu penelitian, maka terlebih dahulu dirumuskan tujuan yang terarah. Tujuan penelitian sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kesiapan kerja siswa pada mata pelajaran produktif dalam memasuki dunia kerja.

2. Mengetahui kontribusi kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik Kendaraan Ringan (TKR) terhadap kesiapan memasuki dunia kerja.


(16)

6

Agus Komar, 2013

3. Mengetahui sejauh mana kemampuan kompetensi siswa terhadap kesiapan memasuki dunia kerja.

F. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi siswa untuk lebih tekun dalam belajar sehingga kemampuan akademisnya akan menjadi lebih meningkat.

2. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pembelajaran yang nantinya mengarahkan pada suatu titik kematangan dan untuk mempersiapkan dirinya masuk dalam dunia kerja.

3. Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyempurnaan-penyempurnaan dalam proses pendidikan dan latihan di SMK Merdeka Soreang agar dapat meningkatkan kualitas lulusan.

4. Sebagai bahan masukan bagi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan bagi penulis khususnya dan pihak yang memerlukan umumnya.

G. Sistematika penulisan

Penyusunan sistematika penulisan diterapkan sesuai kaidah tata tulis karya ilmiah yang telah dibakukan, sehingga penulis merujuknya dalam satu kesatuan penyusunan secara sistematis. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan ini berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitiaan, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian teoritis berisi tentang landasan teoritis yang mendukung penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian, berisikan metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, teknik


(17)

7

Agus Komar, 2013

pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian, dan tahapan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan berisi mengenai data hasil temuan di lapangan di lapangan dan pembahasannya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran, berisikan hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus memberikan rekomendasi bagi para pengguna hasil penelitian.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian kontribusi kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif Teknik Kendaraan Ringan terhadap kesiapan kerja siswa memasuki dunia kerja, dilaksanakan di SMK Merdeka Soreang (Jl. Citaliktik Sindang Wargi Soreang) pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Pertimbangan mengambil lokasi penelitian di SMK Merdeka Soreang merupakan SMK bidang keahlian otomotif yang memiliki potensi untuk berkembang baik diantara SMK lainnya. Objek penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas XII program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Merdeka Soreang yang sudah melaksanakan Uji Kompetensi (Ujikom).

2. Populasi

Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian disebut populasi. Suharsimi Arikunto (2006:130) menyatakan

bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Riduwan (2003:7) mengemukakan bahwa “Populasi merupakan objek tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Pengertian yang lebih spesifik diungkapkan

oleh Sugiyono (2006:54) yang berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII tahun ajaran 2012/2013 SMK Merdeka Soreang yang berjumlah 228 orang yang terdiri dari 6 kelas dengan rincian sebagai berikut:


(19)

41

Tabel 3.1 Tabel Populasi Penelitian

Kelas Anggota Populasi

XII TKR 1 XII TKR 2 XII TKR 3 XII TKR 4 XII TKR 5 XII TKR 6

38 38 38 38 38 38

Jumlah Populasi 228

Sumber: arsip SMK Merdeka Soreang

Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi yang besar, maka dalam penelitian ini tidak semua populasi diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti.

3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono (2004: 56) menyatakan bahwa Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam melaksanakan penelitian walaupun tersedia populasi adakalanya peneliti mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (Riduwan, 2006: 9).

Mengenai besarnya jumlah sampel tak ada ketentuan yang baku, sebab keabsahan dan ketidakabsahan suatu sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan pada besar atau banyaknya. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel.


(20)

42

Pengambilan sampel menggunakan teknik sample random, yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana, dengan arti setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Sampel random yang dilakukan disini adalah dengan cara undian (untung-untungan).

Penarikan jumlah sampel menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112) menyatakan bahwa:

“Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, karena Sampel penelitian ini diambil secara acak (random sampling) dengan sampel lebih dari 100 yaitu 228 orang, maka penulis menetapkan jumlah sampel 22% dari jumlah tersebut. Maka jumlah sampel penelitian ini adalah 25% x 228 orang = 50 orang.

B. Desain Penelitian

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Suharsimi Arikunto (2006:118) menyatakan bahwa

“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian baik yang berupa fakta atau angka”. Penelitian ini, variabel dibedakan

menjadi dua kategori utama yaitu variabel bebas atau variabel X (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, dan variabel terikat atau variabel Y (dependen) yaitu variabel yang timbul akibat variabel bebas atau respon dari variabel bebas.

Penelitian ini penulis mengkaji ada tidaknya kontribusi antara dua variabel, yaitu:

1. Kompetensi siswa sebagai variabel independent (X)


(21)

43

C. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk melukiskan suatu kondisi apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Metode desktiptif merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Sementara menurut Surakhmad (1994: 140) memberikan ciri-ciri metode deskriftif sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada masalah-masalah masa sekarang dan masa aktual

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara matematis menggunakan perhitungan statistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket.

Berdasarkan pedoman tersebut, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Kontribusi Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Terhadap Kesiapan Siswa memasuki Dunia Kerja di SMK Merdeka Soreang.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Pentingnya definisi operasional dibahas karena terdapat banyak istilah-istilah berbeda yang digunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang sama, atau sebaliknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda.


(22)

44

Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. F. N Kerlinger (Suharsimi Arikunto,

2002: 94) menyebutkan “variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki

dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran”. Sedangkan menurut sugiyono (2004: 19) “variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan ”.

Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berpikir peneliti dan pembaca. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Kontribusi Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Terhadap Kesiapan Siswa memasuki Dunia Kerja di SMK Merdeka Soreang, maka penulis menjelaskan beberapa istilah oprasional pada tabel 3.2:

Tabel 3. 2

Oprasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Sub Indikator

Kompetensi kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang dimiliki peserta didik menurutPermendiknas No. 23 Tahun 2006

1. Uji Kompetensi a. Standar kompetensi b. Kompetensi Dasar c. Metode pembelajaran d. Penilaian hasil uji

kompetensi e. Evaluasi

Kesiapan Kerja (Variabel Y)

Kesiapan Kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan tanpa mengalami kesulitan dan

hambatan dengan hasil

1. Faktor internal a. kematangan b. kecerdasan c. keterampilan d. kemapuan dan minat e. Motivasi

f. kesehatan 2. Faktor

Eksternal

a. Lingkungan sekolah b. Lingkungan luar


(23)

45

maksimal dengan target yang telah ditentukan. (Hermanto Sofyan: 1991)

3. Faktor sistem intrusional

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, diperlukan adanya suatu instrumen penelitian yang dapat memperlancar pengumpulan data tersebut. Instrument penelitian adalah suatu alat mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. (Sugiyono, 1997:84)

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuisioner, sehingga dari kuisioner inilah yang diharapkan data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat dipecahkan. Hal ini dilakukan terlebih dahulu, penulis menyusun pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada aspek/indikator-indikator yang berhubungan dengan variabel yaitu peranan kompetensi siswa terhadap kesiapan kerja siswa. Intrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.(Suharsimi Arikunto, 2006:149)

1. Instrumen Uji Kompetensi Siswa

Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden tentang uji kompetensi yaitu berupa nilai praktik uji kompetensi siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMK Merdeka Soreang Tahun ajaran 2012/2013

2. Instrumen Kesiapan kerja

Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden tentang kesiapan kerja siswa. Instrumen yang digunakan berupa angket dengan jenis angket tertutup yaitu angket yang jawabannya sudah disiapkan sehingga respoden tinggal memilih jawabannya. Sesuai dengan kajian teori Bab II penyusunan instrumen kesiapan kerja didasarkan pada faktor yang memegaruhinya yaitu Faktor internal yang meliputi 1. Kematangan, 2. Kecerdasan, 3. Keterampilan, 4. Kemampuan dan minat, 5. Motivasi, 6. kesehatan dan faktor eksternal meliputi : 1. Lingkungan sekolah, 2. Lingkungan luar sekolah, 3. Faktor Sistem


(24)

46

intruksional. Pernyataan dalam angket berpedoman pada indikator dari variabel penelitian yang dijabarkan dalam beberapa butir soal, berupa pernyataan obyektif dan bersifat positif sehingga responden tinggal memberi tanda cawang (V) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan responden.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert. Sugiyono (2007: 86) mengatakan, bahwa:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan sikap seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan”.

Pertimbangan penulis menggunakan Skala Likert adalah sebagai berikut: 1. Menentukan skornya mudah karena tiap jawaban diberi bobot berupa angka

yang mudah dijumlahkan.

2. Skala Likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan peserta diklat berdasarkan intensitas sikap tertentu.

3. Skala Likert ini sangat luwes dan fleksibel, lebih fleksibel dari teknik pengukuran lainnya.

Mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, instrumen tersebut harus memiliki tingkat kesahihan (validitas) serta keterandalan (reliabilitas). Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan, bahwa “Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

Tabel 3.3 Skor alternatif jawaban

Arah Pernyataan SS S R KS TS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5


(25)

47

Tabel.3.4 Kisi-kisi pembuatan instrumen Kesiapan Kerja

Variabel Indikator Sub Indikator No.Soal

Kesiapan Kerja Kondisi psikis  Minat tingkat kecerdasan

 Bakat

 Motivasi.

 Kemampuan

Kognitif.

1,2

2,4, 5,6,7,8 9,

10,11,12,13,14,15

Kondisi fisik/ jasmani

Menjaga kesehatan 16,17

Kondisi lingkungan

 Lingkungan

keluarga

 Lingkungan

masyarakat

 Lingkungan

sekolah

18,19,20,21,22

23,24,25,26

27,28,29,30

Data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini, yaitu data tentang peranan kompetensi siswa dan kesiapan kerja siswa sebagai data variabel X dan Y. Untuk memperoleh data tersebut digunakan instrument


(26)

48

dikembangkan berdasarkan aspek-aspek yang diungkap dan disusun

berdasarkan kisi-kisi penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya pada tabel 3.4.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang benar-benar valid atau dapat diandalkan dalam mengungkap data penelitian, maka kedua angket yang digunakan dalam penelitian ini akan disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi angket yang di dalamnya menguraikan aspek masing-masing variabel menjadi beberapa sub aspek atau indikator.

2. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, langkah selanjutnya adalah menyususn pernyataan atau butir-butir item. Bentuk pernyataan untuk pengungkap angket variabel Y adalah dalam bentuk pernyataan positif dan pernyataan negatif .

3. Setelah butir-butir pernyataan dibuat, kemudian dilakukan penimbangan dengan maksud untuk mengetahui tingkat kebaikan isi, konstrik, redaksi, dan kesesuaian antara butir pernyataan dengan aspek yang diungkap. 4. Setelah melalui konsultasi dilakukan uji coba angket kepada beberapa

siswa untuk mengetahui keberadaan alat ukur secara empiris, yaitu reliabilitas dan validitas dari angket tersebut.

Berikut akan dipaparkan langkah-langkah melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sedangkan menurut Sugiono (Riduwan, 2006: 97) jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid


(27)

49

sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang sebenarnya harus diukur.

Langkah-langkah dalam uji validitas instrument angket adalah sebagai berikut:

a. Memberikan nomor pada angket yang masuk

b. Memberikan skor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan, yakni dengan menggunakan alat ukur ordinal dengan skala Likert.

c. Menjumlahkan skor setiap responden d. Mengurutkan jumlah skor responden

e. Mencari koefisien korelasi skor tiap bulir item dengan skore total dengan rumus Product Moment Correlation yang dikemukakan oleh Karl Pearson yaitu:

 

 

  2 2 2 2 . Y Y n X X n Y X XY n rxy

(Siregar, 2004: 210) Keterangan:

xy

r = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y n = Jumlah responden

XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

2

X = Kuadrat jumlah skor X

 

2

Y = Kuadrat jumlah skor Y

f. Membandingkan besarnya nilai hitung rxy terhadap nilai tabel r dengan kriteria kelayakan sebagai berikut :


(28)

50

xy

r > rtabel berarti valid atau sebaliknya.

Setelah harga rhitung diperoleh, kemudian didistribusikan ke dalam rumus Uji t sebagai berikut:

2 1 2 r n r thitung   

(Siregar, 2004: 211) Dimana :

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dan derajat kebebasan (dk = n-2)

Kaidah keputusan = Jika, thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya thitung < ttabel berarti tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas tersebut diuji. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178).

Uji reliabilitas menggunakan rumus alpha sebagai berikut:

11 r =             

2

2 1 1 t b k k  


(29)

51

(Suharsimi Arikunto, 2002:171) Keterangan

r1 1 : Reliabilitas Instrumen

K : Banyaknya Bulir pertanyaan atau banyaknya Soal

2

b : Jumlah Varians Bulir 2

t

 : Varians Total

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:

a. Membuat daftar distribusi nilai untuk setiap item angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan nomor pada setiap angket yang masuk,

2) Memberikan nomor pada setiap item sesuai dengan bobot yang telah ditentukan yakni kategori 5 skala Likert,

3) Menjumlahkan skor untuk setiap responden dan kemudian jumlah skor tersebut dikuadratkan,

4) Menjumlahkan skor yang ada pada setiap item dari setiap jawaban yang diberikan responden. Total dari setiap jumlah skor setiap item harus sama dengan total skor dari setiap responden,

5) Mengkuadratkan skor-skor jawaban dari tiap-tiap responden untuk setiap item, dan kemudian menjumlahkannya.

b. Menghitung koefisien r untuk uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen terlebih dahulu setiap item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians item

2

b  dengan rumus:

2  =

 

n

n x x

2 2


(30)

52

2) Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varians total,

3) Mengkonsultasikan nilai r dengan r product moment untuk mengetahui apakah instrumen angket yang digunakan reliabel atau tidak. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: apabila r11 < rtabel, maka instrumen tidak reliabel. Dalam hal lain instrumen reliabel.

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasinya digunakan distribusi

(Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n - 2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan rtabel

Kaidah keputusan = Jika r11 > rtabel berarti reliabel, sebaliknya Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel G. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data penunjang digunakan studi dokumentasi, menurut

Riduwan (2006: 77) mengatakan bahwa “dokumentasi adalah ditujukan intuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.

Studi dokumentasi ini bersumber dari dokumen yang dimiliki Sekolah Menengah Kejuruan Merdeka Soreang dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti mengenai kompetensi siswa dan kesiapan kerja siswa.

2. Wawancara

Riduwan (2006: 74) wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada sumber data yang ada di lokasi untuk mengetahui gambaran kompetensi siswa serta kaitannya terhadap tingkat kesiapan kerja siswa Teknik


(31)

53

Kendaraan Ringan. Wawancara ini dilakukan kepada ketua Prodi jurusanTeknik Kendaraan Ringan.

3. Angket

Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang diteliti. Riduwan (2006: 71) mengemukakan “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik

dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√ ).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk Skala Likert. Penyebaran angket dilakukan kepada siswa Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Merdeka Soreang yang telah melaksanakan Uji Kompetensi.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut: 1) Menyusun objek respondennya

2) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan angket 3) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban 4) Menetapkan skala pemberian skor untuk setiap item pernyataan.

Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor daftar pernyataan menggunakan Skala Likert dengan ukuran ordinal seperti pada tabel 3.5. skala Likert tersebut yaitu : Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Kurang Setujudan Tidak Setuju.


(32)

54

Tabel 3. 5 Kriteria Penilaian Y

(Kontribusi kompetensi siswa Terhadap Kesiapan Kerja Siswa)

Alternatif Jawaban Pernyataan (Item) Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu(R) 3 3

Kurang Setuju (KS) 2 4

Tidak Setuju (TS) 1 5

5) Melakukan Uji Coba Angket

Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan angket yang akan digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket. H. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini meliputi tiga hal sebagai berikut:

1. Perhitungan Persentase

Perhitungan persentase digunakan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase jawaban setiap alternatif jawaban dan skor rata-rata.

Interpretasi skor rata-rata jawaban responden dalam penelitian ini menggunakan rumus interval sebagai berikut:

Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terentang dari 1 sampai 5, banyak kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:


(33)

55

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada tabel 3.6:

Tabel 3. 6

Kriteria Analisis Data Deskripsi Rentang Kategori

Skor Penafsiran

1,00 – 1,8 Sangat Rendah

1,9 – 2,7 Rendah

2,8 – 3,6 Sedang

3,7 – 4,5 Tinggi

4,6 – 5,8 Sangat Tinggi

Sumber: diadaptasi dari skor kategori Likert.

2. Uji Persyaratan Analisis Data

Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis meliputi uji normalitas dan linieritas. Tujuan dari dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Dalam uji normalitas data, penulis menggunakan bantuan SPSS 21, data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas lebih dari α (P value (Sig.) > 0,05).

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi (Sudjana, 1992 : 466). Pengolahan data untuk uji normalitas dan uji linieritas dibantu dengan menggunakan SPSS 21. Data dapat dikatakan model regresi linear jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas lebih dari α (P value (Sig.) > 0,05).

Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya menggunakan skala ordinal, yaitu skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2006: 84). Pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval, maka terlebih dahulu data skala ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval, yaitu dengan menggunakan method of succesive interval (MSI).


(34)

56

3. Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Analisis ini didasari oleh hubungan fungsional atau sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Maka dalam penelitian ini, dengan analisis regresi dapat mengetahui apakah ada kontribusi pelaksanaan Prakerin (X) terhadap kesiapan kerja siswa (Y). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

bX a

Y  

^

(Siregar, 2004: 197) Keterangan:

Y = Kesiapan kerja siswa X = Kompetensi siswa

a = Nilai konstanta Y jika X = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan. Dengan ketentuan:

b

=

 

  2 2 . . . X X n Y X XY n

a

=

n X b Y

 .

(Siregar, 2004: 206) 4. Koefisien Determinasi (KD)

Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y, sehingga diketahui besarnya persentase kontribusi variabel kompetensi siswa (variabel X) terhadap kesiapan siswa


(35)

57

memasuki dunia kerja (variabel Y). Koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus yang dikemukakan Riduwan (2010: 139) yaitu:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = koefisien Korelasi 100% = konstanta

5. Rancangan Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk uji signifikansi yang berfungsi untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y. Pengujian ini apakah variabel kompetensi siswa berkontribusi secara signifikan terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja.

Kriteria pengujian :

P value (Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

P value (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

Ho : Kompetensi Siswa tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

kesiapan siswa memasuki dunia kerja.

Ha : Kompetensi Siswa berkontribusi secara signifikan terhadap kesiapan

siswa memasuki dunia kerja. .


(36)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan dari permasalahan penelitian yang dikemukakan, yaitu:

1. Kesiapan kerja siswa SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya responden siswa SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan memiliki tingkat kesiapan kerja yang baik. Namun siswa tersebut masih memerlukan dukungan untuk lebih mempersiapkan karir yang dipilihnya, sehingga nantinya siswa tersebut memiliki kesiapan kerja yang lebih baik lagi.

2. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif Teknik Kendaraan ringan terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja. Nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa kecilnya hubungan tersebut berkategori sangat rendah.

3. Rendahnya kontribusi kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik kendaraan ringan terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja di SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan adalah sebesar 8 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil temuan di atas, ada beberapa saran yang peneliti sampaikan untuk meningkatkan kompetensi siswa SMK Merdeka Soreang terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja:

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai acuan untuk melihat tingkat kesiapan kerja siswa, serta dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum di sekolah yang sesuai dengan industri . 2. Perlunya penanganan khusus dari pihak sekolah untuk mengoptimalkan siswa


(37)

70

menghambat kesiapan kerja ketika akan memasuki dunia kerja. Sehingga pada akhirnya siswa yang ditangani tersebut mempunyai kesiapan kerja yang baik, sehingga siswa mampu memasuki dunia kerja dan dapat bersaing dengan lulusan SMK lainnya.

3. Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyempurnaan-penyempurnaan dalam proses pendidikan dan latihan di SMK Merdeka Soreang agar dapat meningkatkan kualitas lulusan.

4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan oleh pihak industri sebagai gambaran dalam rekrutment karyawan dari lulusan SMK ditinjau dari keahlian dibidang yang ditekuninya dengan kesiapan kerjanya. Karena keahlian serta tingkat kesiapan kerjanya akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya.

5. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa memasuki dunia kerja selain kompetensi.


(38)

71

DAFTAR PUSTAKA

Adi. (2010). Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Siswa. Diakses darihttp://www.adypadoe.com/Analisisfaktorfaktoryangmempengaruhi kesiapankerja-pada-siswa-....html pada tanggal 10 Januari 2013.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Beane A. James (editor). 2005. Toward A Coherent Curriculum. Alexandria, Virginia: ASCD

Depdiknas. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. (2004). GBPP Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005.

Depdiknas. 2006. Standar Isi, Jakarta: Permendiknas 22 Tahun 2006

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas 23 tahun 2006

Depdiknas. 2006. Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas 24 tahun 2006

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rahayu, S. (2007). Pengaruh Pengalaman dalam Praktik Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Kealian Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Pendidikan Akuntansi FISE UNY.


(39)

72

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Tim Penyusun SMK Merdeka Soreang. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Merdeka Soreang. : Tidak Diterbitkan

Univesitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.


(1)

3. Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Analisis ini didasari oleh hubungan fungsional atau sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Maka dalam penelitian ini, dengan analisis regresi dapat mengetahui apakah ada kontribusi pelaksanaan Prakerin (X) terhadap kesiapan kerja siswa (Y). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

bX a Y  

^

(Siregar, 2004: 197) Keterangan:

Y = Kesiapan kerja siswa X = Kompetensi siswa

a = Nilai konstanta Y jika X = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan. Dengan ketentuan:

b

=

 

  2 2 . . . X X n Y X XY n

a

=

n X b Y

 .


(2)

memasuki dunia kerja (variabel Y). Koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus yang dikemukakan Riduwan (2010: 139) yaitu:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = koefisien Korelasi 100% = konstanta

5. Rancangan Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk uji signifikansi yang berfungsi untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y. Pengujian ini apakah variabel kompetensi siswa berkontribusi secara signifikan terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja.

Kriteria pengujian :

P value (Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

P value (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

Ho : Kompetensi Siswa tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

kesiapan siswa memasuki dunia kerja.

Ha : Kompetensi Siswa berkontribusi secara signifikan terhadap kesiapan

siswa memasuki dunia kerja. .


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan dari permasalahan penelitian yang dikemukakan, yaitu:

1. Kesiapan kerja siswa SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya responden siswa SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan memiliki tingkat kesiapan kerja yang baik. Namun siswa tersebut masih memerlukan dukungan untuk lebih mempersiapkan karir yang dipilihnya, sehingga nantinya siswa tersebut memiliki kesiapan kerja yang lebih baik lagi.

2. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif Teknik Kendaraan ringan terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja. Nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa kecilnya hubungan tersebut berkategori sangat rendah.

3. Rendahnya kontribusi kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik kendaraan ringan terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja di SMK Merdeka Soreang kelas XII pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan adalah sebesar 8 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil temuan di atas, ada beberapa saran yang peneliti sampaikan untuk meningkatkan kompetensi siswa SMK Merdeka Soreang terhadap kesiapan siswa memasuki dunia kerja:


(4)

menghambat kesiapan kerja ketika akan memasuki dunia kerja. Sehingga pada akhirnya siswa yang ditangani tersebut mempunyai kesiapan kerja yang baik, sehingga siswa mampu memasuki dunia kerja dan dapat bersaing dengan lulusan SMK lainnya.

3. Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyempurnaan-penyempurnaan dalam proses pendidikan dan latihan di SMK Merdeka Soreang agar dapat meningkatkan kualitas lulusan.

4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan oleh pihak industri sebagai gambaran dalam rekrutment karyawan dari lulusan SMK ditinjau dari keahlian dibidang yang ditekuninya dengan kesiapan kerjanya. Karena keahlian serta tingkat kesiapan kerjanya akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya.

5. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa memasuki dunia kerja selain kompetensi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi. (2010). Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Siswa. Diakses darihttp://www.adypadoe.com/Analisisfaktorfaktoryangmempengaruhi kesiapankerja-pada-siswa-....html pada tanggal 10 Januari 2013.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Beane A. James (editor). 2005. Toward A Coherent Curriculum. Alexandria, Virginia: ASCD

Depdiknas. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. (2004). GBPP Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005.

Depdiknas. 2006. Standar Isi, Jakarta: Permendiknas 22 Tahun 2006

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas 23 tahun 2006

Depdiknas. 2006. Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas 24 tahun 2006

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.


(6)

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Tim Penyusun SMK Merdeka Soreang. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Merdeka Soreang. : Tidak Diterbitkan

Univesitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT PRODUKTIF AKUNTANSI TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA PADA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI

0 10 144

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KESIAPAN BELAJAR, PELAKSANAAN PRAKERIN DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS XI: PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 JATIBARANG, KABUPATEN IN

2 5 71

KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN UNIT PRODUKSI SEKOLAH TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK ELEKTRO.

0 0 61

KONTRIBUSI KREATIVITAS KERJA DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI KOMPETENSI TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK 1 SEDAYU BANTUL.

0 0 122

KESIAPAN KERJA SISWA KELAS III KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK 45 WONOSARI.

0 0 1

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG.

0 1 134

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XI SMK N 2 PENGASIH KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PERMESINAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 139

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN KEMAMPUAN AKADEMIS TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XI SMKN 2 PENGASIH KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 150

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN Penelitian Deskriptif Kuantitatif Siswa Kelas XII SMKN 8 Bandung) - repositoryUPI S TM 1000526 Title

0 0 1

Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Uji Kompetensi Produktif terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Negeri 1 Malang

0 0 5