KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN UNIT PRODUKSI SEKOLAH TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK ELEKTRO.

(1)

x DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 10

1.Pembatasan Masalah...10

2.Rumusan Masalah ...10

D. Tujuan Penelitian ... ... 11

E. Kegunaan Penelitian ...11

F. Asumsi ... 12

G. Hipotesis Penelitian ... 13

H. Metode Penelitian ... 14

I. Kerangka Pembahasan masalah...14

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kejuruan ... 15

1.Karakterisrik Pendidikan Kejuruan...16

2.Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan...17

3.Model Pendidikan Kejuruan...19


(2)

xi

1.Apa dan Bagaimana Konsep Praktek Kerja Industri...22

2. Pengertian Praktek Kerja Industri...24

3 .Tujuan Praktek Kerja Industri...26

4. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Kerja Industri...28

5. Penilaian Praktek Kerja Industri...29

C. Unit Produksi SMK...35

1. Tujuan Unit Produksi...36

2. Prisip prinsip Unit Produksi...38

3. Pembelajaran Berbasis Unit Produksi...38

4. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Berbasis Unit produksi...41

D. Konsep Kompetensi...42

1.Pengertian Kompetensi...42

2. Komponen Kompetensi... .45

3. Mengukur Kompetensi Siswa... .46

E. Penelitian yang Relevan ...49

BAB III : METODE PENELITIAN A. Deskrisi Lokasi Penelitian... 52

B. Metode Penelitian ... ...53

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 54

1.Variabel yang Diteliti...55

2 .Definisi Operasional... .56

D. Kerangka Berpikir penilitian ... .... 58

E. Populasi dan Sampel ... 60

F. Teknik Pengumpulan Data ... 63

1. Studi Dokumentasi...64

2. Teknik Angket...64

G. Uji Validitas dan Reabilitas ... 65

1. Uji Validitas Alat Ukur...65

2. Uji Reabilitas...73

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 74

1. Persiapan ...74

2. Melakukan Tabulasi Data...75


(3)

xii

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80

B. Uji Persyaratan Analisis ... 90

C. Pengujian Hipotesis ... 95

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124

E. Keterbatasan Penelitian ... 127

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 136

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 137

C. Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 145

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Angket dan Kisi Penelitian ... 149

B. Statistik Dasar ... 167

C. Uji Homogenitas ... 173

D. Regresi ... 175

E. Uji Normalitas ... 182

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 186

SURAT IZIN PENELITIAN ... 190


(4)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

3.1 : Jumlah Populasi Penelitian ...61

3.2 ; Jumlah Sampel Penilitian... ..63

3.3 : Analisis Normal Sebaran ... ..68

3.4 : Validitas Praktek Kerja Industri... ... ...70

3.5 : Validitas Unit Produksi Sekolah …………... ....71

3.6 : Validitas Proses Pencapaian Kompetensi... ....72

3.7 : Tingkat Reliabilitas Instrumen Variabel X1, X2, , dan Y...74

3.8 : Kriteria Harga Koefisien Korelasi ...77

4.1 : Distribusi Frekuensi Praktek Kerja Industri ...82

4.2 : Distribusi Frekuensi Unit Produksi Sekolah...84

4.3 : Distribusi Frekuensi Proses Pencapaian Kompetensi...86

4.4 :Deskriptif Nilai Uji Kompetensi...…. 88

4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kompetensi ………...89

4.6 : Uji Normalitas X1 ... ...………...91

4.7 : Uji Normalitas X2...91

4.8 : Uji Normalitas Nilai Uji Kompetensi Z...92

4.9 : Uji normalitas Proses Pencapaian Kompetensi... ...93

4.10 : Hasil Uji normalitas X1 X2 – Y ..dan Z... ...93

4.11 : Uji Homogenitas Varian...…... ...94

4.12 : Analisi Regresi Sederhana Mengenai Hubungan X1 - Y...96

4.13 : Uji Signifikansi dan Kelinieritas...98 4.14 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Prakerin


(5)

xiv

dengan Proses Pencapaian Kompetensi... ...99

4.15 : Uji Koefisien Korelasi Farsial...100

4.16 : Analisis Regresi Linier Sederhana X2- Y...…...…...101

4.17 : Daftar Anava untuk Uji Linieritas Regresi dan Uji Siknifikansi …...103

4.18 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Unit Produksi Sekolah dengan Proses Pencapaian Kompetensi... 105

4.19 : Uji Koefisien Korelasi Farsial... 105

4.20 : Analisis Regresi Ganda... 107

4.21 : Daftar Anava untuk Regresi Linier Ganda...108

4.22 : Korelasi Ganda X1,X2,terhadap Y...109

4.23 : Uji Signifikansi dan Kelinieritas...113

4.24 : Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Praktek Kerja Industri (X1) dengan Nilai Uji Kompetensi (Z)...114

4.25 : Rangkuman Uji Koefisien Korelasi Parsial...115

4.26 ; Analisis Regresi Sederhana Hubungan X2-Z...116

4.27 ; Daftar Anava untuk Uji Linieritas Regresi dan Uji Signifikansi...117

4.28 ; Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Unit Produksi (X2) dengan Nilai Uji Kompetensi (Z)... .118

4.29 ; Rangkuman Uji Koefisien Korelasi Parsial...119

4.30 ;Analisis Regresi Ganda...121

4.31 ; Daftar Anava untuk Regresi Linier Ganda...122

4.32 ; Korelasi Ganda X1,X2, Y... 123

4.33 ; Persamaan Regresi,Koefisiens Korelasi dan Koefisien Korelasi Parsial...124


(6)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

2.1 : Interaksi antara Sekolah dan Industri Melalui Siswa... ... 23

3.1 : Peta Variabel Pendukung Pencapaian Kompetensi (Keberhasilan SMK)...55

3.2 : Variabel Penelitian... .56

3.3 : Paradigma Penelitian ... ... 60

4.1 : Grafik Distribusi Frekuensi Praktek Kerja Industri ... 83

4.2 : Grafik Distribusi Frekuensi Unit Produksi Sekolah... 85

4.3 : Grafik Distribusi Frekuensi Proses Pencapaian Kompetensi...87

4.4 : Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kompetensi...89

4.5 : Grafik Persamaan Regresi X1 –Y………...…...98

4.6 : Grafik Persamaan Regresi X2 –Y ...102

4.7 : Grafik Persamaan Regresi X1 –Z... 112


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan terampil, serta berkepribadian untuk membangun kemajuan bangsa. Dengan kata lain, pendidikan mempunyai peranan penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang utuh dalam rangka menghadapi era globalisasi.

Mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan siap pakai oleh dunia usaha dan dunia industri tersebut, yaitu dengan hadirnya sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan keahliannya. Lulusan SMK diharapkan dapat bekerja pada perusahaan, instansi yang relevan atau menciptakan lapangan kerja sendiri .

Selain itu SMK diharapkan akan menjadi training ground atau menjadi sebuah miniatur dari sebuah dunia industri bagi siswa, dimana didalamnya materi-materi pada mata pelajaran dan semua kegiatan yang ada di SMK merupakan cerminan dari sebuah industri yang sesungguhnya. Pembekalan –pembekalan baik materi pembelajaran normatif, adaptif dan produktif serta praktik harus relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri supaya dilakukan dalam sebuah proses yang nyata (real learning) dengan tujuan supaya tidak terjadi


(8)

2 kesenjangan antara sistem pendidikan di sekolah dengan dunia kerja atau dunia industri

Berdasarkan data pada Biro Pusat Statistik dapat digambarkan bahwa hampir terdapat 20% lowongan kerja yang tidak terisi, separuhnya adalah angkatan kerja berpendidikan sarjana dan ahli madya. Sementara angka pengangguran terbuka pada angkatan kerja berpendidikan menengah masih menunjukkan tren meningkat, sebagai gambaran pada tahun 2007 – 2008 peningkatan jumlah pengangguran berpendidikan menengah ke atas SMA/SMK dari 3.6 juta menjadi 3.9 juta atau sebesar ± 7%, pada pendidikan diploma/akademi dari 237.251 orang menjadi 322.836 orang atau meningkat sebesar 36%, pada pendidikan sarjana dari 348.107 orang menjadi 385.418 orang atau meningkat sebesar 11% (data BPS 2008 diolah), besarnya pertumbuhan tersebut menunjukkan adanya kesenjangan sehingga penyelesaiannya harus segera dipikirkan dan ditindak lanjuti dengan segera.

Permasalahan yang paling mendasar pada penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia adalah dalam rangka menghilangkan kesenjangan atau gap antara lembaga persekolahan dengan kebutuhan, minat dan bakat peserta didiknya. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik O (1990: 88) bahwa:

“Persoalan pokok sehubungan dengan pendidikan kejuruan adalah, bagaimana menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat generasi muda untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja, serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan kemajuan teknologi yang cepat dewasa ini”.


(9)

3 Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningakatkan mutu pendidikan di Indonesia, seperti penyempurnaan kurikulum, penyediaan berbagai sarana dan pasarana, pengembangan sistem pengajaran, peningkatan anggaran belanja pendidikan, dan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai bentuk pendidikan dan latihan. Namun, harapan yang diinginkan belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari begitu banyaknya lulusan suatu sekolah yang tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Selain itu juga, dari hari ke hari terlihat banyak lulusan-lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tidak mendapatkan tempat dalam dunia kerja. Padahal, lulusan sekolah kejuruan ini diharapkan mampu menjadi tenaga kerja teknis tingkat menengah pada bidang keahliannya masing-masing setelah menyelesaikan pendidikannya.

Indra (2001:111), mengatakan kelemahan pendidikan kejuruan selama ini berkisar pada konsep maupun pelaksanaannya. Dari segi konsep, pendidikan kejuruan masih menggunakan sistem konvensional. Sementara dari segi pelaksanaan/praktek, pendidikan kejuruan kurang mempersiapkan siswanya untuk memasuki lapangan kerja. Untuk itu, guna merealisasikan reformasi pendidikan kejuruan maka sejumlah rintisan telah dimulai dilaksanakan, salah satunya adalah menerapkan Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) yang telah digulirkan sejak tahun pelajaran 1994/1995.

Agar Prakerin terlaksana optimal, maka perlu didukung oleh pelaksanaan yang baik, seperti persiapan bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin, bantuan guru pembimbing yang optimal, materi yang akan diterima siswa yang


(10)

4 relevan, dan pelaksanaan penilaian yang objektif. Namun, kenyataan di lapangan menunjukan bahwa Prakerin belum mengarah kepada kompetensi yang diharapkan.

Kenyataan ini terlihat dari pengamatan penulis pada pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi, dimana fenomena yang penulis temukan, seperti: (1) materi pembekalan yang diberikan kepada siswa kurang memperhatikan acuan yang ada dalam kurikulum/silabus dalam pelaksanaan Prakerin (2) Adanya beberapa siswa yang tidak memahami tentang aturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Prakerin (3) adanya beberapa siswa yang tidak mematuhi aturan pelaksanaan Prakerin yang diberikan, tetapi jarang mendapatkan teguran/sanksi-sanksi dari pihak sekolah (4) Prakerin yang berdekatan dengan pelaksanaan ujian semester sekolah, sehingga siswa juga disibukkan untuk persiapan menghadapi ujian semester; (5) pihak sekolah jarang mengunjungi dan mengawasi siswa selama pelaksanaan Prakerin di tempat lokasi praktek; dan (6) sistem penilaian/evaluasi yang dilaksanakan hanya terfokus pada laporan siswa secara tertulis.

Dalam mempersiapkan ahli-ahli tingkat menengah yang kompeten, siap bekerja dan mandiri sesuai dengan harapan dunia industri, kegiatan pembelajaran di SMK sudah seharusnya mendayagunakan potensi yang dimiliki sekolah baik

ruang praktikum dengan sarana prasarana yang terstandar dengan

mengintegrasikan model-model pembelajaran yang bervariasi. Materi pembelajaran harus selalu mengikuti kebutuhan masyarakat nyata dengan


(11)

5 mendayagunakan ruang Laboratorium secara tepat , efektif dan produktif dalam bentuk Unit Produksi.

Unit produksi sekolah merupakan salah satu upaya SMK dalam memberikan ruang praktikum bagi siswa, selain bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan bagi SMK , menurut Pedoman Pelaksanaan Unit Produksi (PPPGT Bandung :1994) bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang mendekatkan kepada kebutuhan dunia industri, karena dapat digunakan sebagai sarana belajar dan bekerja (learning by doing ) bagi siswa untuk mendapatkan standar kompetensi yang diharapkan.

pendekatan pembelajaran berbasis unit produksi yang menurut Bailey et al. (2004:8):

In school-based enterprises, groups of students, under supervision of teacher or adult adviser organize and staff businessis or services within the school itself. They may run a school store, provide printing and duplicating services, or make ans sell garments. One advantage of school-based enterprises is that the actuvities are under the complete control of the school itself.”

Enterprise yang dimaksudkan oleh Bailey dapat berbentuk unit produksi dengan memanfaatkan fasilitas praktek untuk membuat produk-produk sederhana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Karena terbatasnya mendapatkan institusi pasangan, maka pembentukan unit produksi ini merupakan solusinya. Mengenai

pembelajaran dalam bentuk unit produksi ini Leontjew (1977:16)

mengemukakan:

“Productive learning is learning on the basis of productive activities in social “serious situations”, learning on the basis of experience, of


(12)

6 being able to achieve something important, both for oneself and one’s environment.”

Dalam hubungan ini unit produksi merupakan sarana untuk belajar berproduksi dalam suasana yang serius karena produk yang dihasilkan akan dijual kepada masyarakat yang memerlukannya. Pengalaman yang diperoleh diharapkan memberikan kesadaran afektif pada siswa .Bagi institusi pendidikan (SMK), unit produksi merupakan sarana untuk mencapai tujuan SMK yang bersangkutan, yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang relevans dengan kebutuhan dunia kerja/industri. Dengan pendekatan ini siswa diperkenalkan pada iklim kerja yang nyata melalui kegiatan produksi barang-barang kebutuhan konsumen. Bekerja dan belajar dengan waktu yang bersamaan akan memberikan pengalaman kerja yang berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi siswa dan lebih siap untuk memasuki dunia kerja/industri.

Sejalan dengan pernyataan Bailey dkk di atas, keberhasilan unit produksi tergantung pada supervisi dari para guru yang terlibat di dalamnya. Latar belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar serta upaya mendapatkan pesanan-pesanan untuk menjaga kesinambungan unit produksi terletak pada inisiatif guru dalam mempromosikan unit produksi. Adanya unit produksi telah pula meningkatkan kompetensi lulusan sehingga lebih cepat mendapat pekerjaan atau berwirausaha..

Salah satu konsep dasar pelaksanaan unit produksi adalah pembelajaran melalui pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training). Pembaharuan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Direktorat Dikmenjur


(13)

7 (2002 : 587), bahwa : Paradigma program Diklat kejuruan menjelang 2020 menekankan pada perubahan-perubahan mendasar, antara lain sebagai berikut :

• Orientasi Diklat kejuruan dikembangkan suply-driven ke demand-driven;

• Sistem pengelolaan Diklat kejuruan berubah dari tempat terpusat menjadi terdesentralisasi;

• Pendekatan pembelajaran Diklat kejuruan bergeser dari pendekatan mata pelajaran menjadi pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (CBT);

• Pola penyelenggaraan Diklat yang sangat terstruktur menjadi lebih fleksibel dan permeabel.

Dalam mengimplementasikan pelaksanaan unit produksi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Teluk Kuantan mengalami berbagai kendala, antara lain : dari sisi sarana,peralatan dan bahan,keterlibatan siswa,link and match dan proses pembelajaran. sehingga hal ini akan berdampak terhadap pencapaian kompetensi siswa dalam pelaksanaan unit produksi.

Keterbatasan sumber daya guru dan fasilitas di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan akan berdampak terhadap pelaksanaan unit produksi sekolah. Sumber daya guru secara individual akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yang selama ini proses pembelajaran di sekolah lebih berfokus pada ranah kognitif dan psikomotorik sedangkan ranah afektik kurang mendapatkan perhatian guru.


(14)

8 Padahal paradigma pendidikan berbasis kompetensi harus memformulasikan ketiga ranah tersebut secara seimbang ( Sudarmayanti dalam Setiaji, 2004 : 5)

Melihat kenyataan yang ada di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan belum sesuai dengan keinginan industri, maka ditengarai pelaksanaan unit produksi di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan belum dapat dilaksanakan dengan baik, disebabkan pada sumber daya guru yang rendah, fasilitas belum dapat dimanfaatkan secara maksimal serta keseriusan siswa dalam bekerja yang belum serius.

Pencapaian kompetensi siswa harus diukur dengan cara yang bervariasi sesuai dengan kriteria kinerja yang harus dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil belajar yang sebenarnya. Guna memperoleh hasil atau gambaran hasil evaluasi yang menggambarkan pencapaian kompetensi siswa maka harus dipergunakan teknik-teknik penilaian yang dapat menghasilkan data yang autentik, yaitu penilaian dilaksanakan secara langsung dalam proses pembelajaran dan berdasarkan hasil produk dari suatu standar kompetensi, sehingga akan memudahkan dalam pengisisan skill pasport sebagai bukti pencapaian kompetensi siswa, melalui sebuah kinerja . Pelaksanaan pencapaian kompetensi bisa berupa Uji Level, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester serta Ujian Praktek Kejuruan atau disebut juga Uji Kompetensi, sekarang dikenal dengan nama UKK .(Uji Kompetensi Kejuruan )

Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sesuai dengan yang dikemukakan Mc. Ashan 1981 : 45 ( dalam Mulyasa, 2005 : 38) bahwa kompetensi


(15)

9 “... is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that person achieves, which become part of his or her being to the event he or she can satisfactorilly perform particular cognitive, affective and psychomotorbehaviors”.

Dalam hal ini , kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik baiknya

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004 :28-31) bahwa, kompetensi dapat dibedakan minimal ada lima macam dinataranya, (1) kompetensi dasar, (2) kompetensi umum, (3) kompetensi akademik, (4) kompetensi vocational dan (5) kompetensi profesional .

Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Kontribusi Praktek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran Produktif Teknik Elektro di SMK

(studi deskriptip analilitik tentang siswa kelas XII Teknik Elektro SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Riau )

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Materi pembekalan yang diberikan kepada siswa kurang memperhatikan acuan yang ada dalam kurikulum/silabus dalam Prakerin


(16)

10 2. Adanya beberapa siswa yang tidak memahami tentang aturan dan tata tertib

yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Prakerin

3. Sistem penilaian/evaluasi yang dilaksanakan hanya terfokus pada laporan siswa secara tertulis.

4. Terbatasnya peralatan praktek menyebabkan tidak semua siswa mencapai kompetensi yang sesuai.

5. Dalam melaksanakan pekerjaan unit produksi siswa di indikasikan kurang terlibat

6. Terbatasnya sumberdaya manusia (guru ) yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis pekerjaan unit produksi..

C . Pembatasan dan rumusan masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup pembahasan ini dapat mencapai sasaran dan tujuan yang jelas maka penelitian ini dibatasi pada Faktor pelaksanaan prakerin dan unit produksi yang mempengaruhi pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro .

2. Rumusan masalah

Berdasakan batasan masalah tersebut diatas ,maka masalah - masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan prakerin dan unit produksi sekolah yang dilaksanakan jurusan teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan


(17)

11 2. Bagaimana pencapaian kompetensi siswa mata pelajaran produktif

Teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

3. Adakah kontribusi praktek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap : 1. Proses pencapaian kompetensi.

2.Nilai ujian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan prakerin terhadap pencapaian kompetensi siswapada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK negeri 1 Teluk Kuantan

2. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan unit produksi sekolah, terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektroSMK negeri 1 Teluk Kuantan.

3. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan prakerin dan unit produksi secara bersama-sama terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektroSMK negeri 1 Teluk Kuantan

E. Kegunaan penelitian


(18)

12 1. Memberikan imformasi kepada siswa agar lebih giat belajar,lebih maksimal

dalam melaksanakan praktek kerja industri,serta aktif dalam mengikuti unit produksi sehingga diperoleh kompetensi yang memadai.

2. Memberikan masukan khususnya bagi guru program keahlian untuk meningkatkan kompetensi di bidangnya supaya bisa mendampingi siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran agar dapat meningkatkan kompetensi siswa.

3. Memberikan informasi kepada lembaga / SMKN 1 Teluk Kuantan agar membekali siswanya untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan keinginan dunia industri dan dunia usaha.

4. Memperoleh gambaran tentang keadaan sebenarnya di lapangan sehingga dapat memberi masukan bagi para pengambil keputusan diwilayah sekolah menengah kejuruan.

F. Asumsi

Asumsi-asumsi yang merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpul data (Riduan, 2008; 30).

Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian yaitu 1 Pelaksanaan prakerin merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi

pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri, yang merupakan bagian dari program pembelajaran


(19)

13 yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di Dunia Usaha/dunia industri

2 Pelaksanan unit produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan merupakan suatu konsep pendekatan pembelajaran dalam ruangan kelas dan bengkel praktek dengan menerapkan pelatihan dalam suasana sesungguhnya (real learning) sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara sekolah dan kebutuhan industri.

3 Kompetensi siswa akan tercapai dengan baik, apabila pelaksanaan prakerin dan pelaksanaan unit produksi dilaksanakan dengan sunguh-sungguh untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

G. Hipotesis Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan prakerin terhadap pencapaian

kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan unit produksi terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan praktek kerja industri dan unit produksi secara bersama-sama terhadap pencapaian kompetensi siswa


(20)

14 pada mata pelajaran produktif teknik elektro di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan

H. Metode Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah telah tersirat bahwa, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif analitis sehingga berdasarkan statistik yang diperoleh dapat disimpulkan hasil-hasil yang terungkap melalui penelitian ini. Penjabaran lebih lanjut penerapan metode penelitian ini diuraikan dalam Bab III dari naskah ini.

I. Kerangka Pembahasan Masalah

Dalam pembahasan masalah yang dikemukakan pada tesis ini didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan teori ini akan digunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III dikemukakan rancangan penelitian sebagai acuan penelitian yang berisi penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang meliputi metode yang digunakan, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian dan teknik analisis data. Pada Bab IV akan dikemukakan tentang deskripsi data, hasil analisis data beserta pembahasannya. Dan terakhir tesis ini ditutup dengan Bab V yang menguraikan tentang kesimpulan akhir hasil penelitian sekaligus memberikan saran-saran bagi para pembaca/pengguna hasil penelitian ini.


(21)

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebuah sekolah kejuruan tertua di Kabupaten Kuantan Singingi yang berdiri sejak tahun 1968 yang awalnya hanya membuka satu jurusan yakni jurusan bangunan gedung, yang terletak di tengah kota kabupaten.Sampai sekarang jurusan yang ada :

1 : Bangunan gedung Kerja batu

Kerja kayu Survay pemetaan Prabot.

2: Jurusan Elektro

Teknik pemanfaatan tenaga listrik Teknik Audio Video

Teknik Pendingin dan Tata Udara 3. Jurusan Mesin


(22)

53 Mesin otomotip

Teknik Sepeda Motor

4. Jurusan Teknik Imformatika.

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMK Negeri 1 Teluk Kuantan sampai sekarang 1. M.Rusli 1968 - 1974

2. Raja Amir 1974 - 1980 3 . Yunus Hasan Bsc 1980 - 1989 4. Idjlis Hadi 1989 - 1997 5. Drs Suyanto 1997 - 2002 6. Drs Khalis Binsar 2002 - 2006

7. Afrizon Said SPd,SSos.Msi, 2006 - sampai sekarang.

Dengan jumlah siswa secara keseluruhan lebih kurang 1000 orang dengan sumber daya guru PNS lebih kurang 90 orang, guru honor 20 orang, Pegawai kantor Lebih kurang 15 orang. Dengan sumber daya yang ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Teluk Kuantan menjadi alternatif tempat meneruskan sekolah para tamatan Sekolah Menengah Pertama dari seluruh wilayah yang ada di sekitar Kabupaten Kuantan Singingi

B. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan


(23)

54 untuk mencapai tujuan penelitian Metode pendekatan dalam suatu penelitian diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang sesuai dengan metode pendekatan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian melalui pendekatan survai dengan bentuk penelitian korelasional. Metode survai dipilih karena data tidak dibuat perlakuan atau pengkondisian terhadap variabel akan tetapi sebagai mana adanya. Masri Singarimbun dan Effendi (2008:3) mengatakan bahwa penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian Kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif keahlian teknik elektro. Gambaran yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode penelitian semacam ini dikategorikan sebagai metode deskriptif-analitik. Dengan menggunakan metode tersebut, proses penelitian di arahkan untuk menghasilkan laporan berdasarkan hasil analisis data atau metode kuantitatif.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Sebagai dasar dalam melakukan penelitian ini, penulis akan merumuskan variabel dan definisi operasional sebagai berikut:


(24)

55 Dapat di simpulkan bahwa pencapaian kompetensi sangat dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya seperti yang tergambar dalam peta variabel yang mendukung variabel kompetensi seperti di bawah ini :

1.

Gambar 3 : 1 Peta variabel pendukung pencapaian kompetensi (keberhasilan SMK )Bachtiar Hasan (2006 : 131 )

1. Variabel yang di teliti.

a. Pelaksanaan praktek kerja industri (variabel bebas/ ) b. Unit produksi sekolah (variabel bebas/ )

c. Pencapaian Kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif teknik elektro ( )

d. Pencapaian kompetensi di ukur dengan dua cara : 1.Proses pencapaian kompetensi(Y)

2.Nilai Uji Kompetensi (Z)

(1) Visi dan misi

(8)Unit Produksi (6) Hubungan Industri

(Prakerin)

(4)Tenaga Kependidikan , (2) Organisasi dan

manajemen

(7) Fasilitas

Pencapaian Kompetensi produktif (nilai)

(5)Lingkungan (3) Pembelajaran ( KBM).


(25)

56

Gambar 3 ; 2 Variabel penelitian

2. Definisi operasional

1. Prakerin adalah bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha, industri. Dalam Kurikulum SMK (Dikmenjur, 2008) disebutkan: Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan , seperti day release, block release, dan sebagainya.

Praktek kerja industri Unit produksi sekolah

Keterangan:

Pencapaian Kompetensi siswa di ukur dengan dua cara

! "!#$%"%&%# ' ("!)!# & (Y) *&+%& ,-& ' ("!)!# & (Z)

. .

.

. . .

/ . /

. . / . /


(26)

57 2. Unit produksi sekolah didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan di dalam sekolah dan bersifat bisnis (profit oriented) serta dilakukan oleh warga sekolah seperti: kepala sekolah, ketua jurusan/ program, guru, dan siswa dengan memberdayakan sumber daya sekolah yang dimiliki serta dikelola secara profesional. Pengertian tersebut pada prinsipnya berakar pada pengertian budaya industri dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa melalui perwujudan etos kerja.

3. Kompetensi siswa didefinisikan sebagai gabungan dari potensi-potensi individu yang diaktualisasikan secara kualitas maupun kuantitas dan dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skills) dan pengetahuan (knowledge) serta sikap (attitude) dalam melakukan suatu pekerjaan.

4. Pencapaian kompetensi produktif program keahlian Teknik Elektro di SMK di defenisikan sebagai hasil yang hendak di capai oleh setiap siswa SMK sesuai dengan bidang masing masing dimana indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran yang dimanifestasikan pada:(1) keterampilan melaksanakan pekerjaan; (2) keterampilan mengelola pekerjaan; (3) keterampilan mengelola kemungkinan kejadian dalam pekerjaan; (4) keterampilan mengelola lingkungan pekerjaan termasuk bekerja dengan orang lain. Salah satu bentuk penilaian kompetensi siswa adalah dengan adanya uji kompetensi sebagai


(27)

58 pemenuhan atas amanat Pasal 61 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

4. 1. Proses pencapaian Kompetensi adalah upaya –upaya yang dilakukan siswa untuk memiliki dan meningkatkan kompetensi selama berada di bangku sekolah baik di industri , disekolah maupun di lingkungan tempat tinggal.

2 .Nilai uji kompetensi adalah salah satu indikator bahwa kompetensi siswa sudah tercapai apabila 70 % nilai ujian praktek di tambah 30 % nilai ujian teori = minimal 7

D. Kerangka berpikir Penelitian

Untuk memiliki kompetensi tentu saja melalui proses belajar mengajar apakah itu belajar teori di kelas maupun di bengkel praktek,keberhasilan dalam belajar terutama untuk mendapatkan kompetensi yang sesuai.Antisipasi yang telah dilakukan dalam dunia pendidikan kejuruan ini diantaranya dalam pelaksanaan prakerin .Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan singkron pendidikan disekolah dan program belajar melalui kegiatan bekerja lansung pada bidang pekerjaan yang relevan,terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu. Dalam hal ini semua komponen pendidikan kejuruan yaitu kurikulum,siswa,guru dan kepala sekolah,pasilitas sekolah serta iklim kerja di sekolah di arahkan untuk peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik dengan melakukan praktek kerja industri (prakerin)yang sekaligus akan mempengaruhi proses pembelajaran jika


(28)

59 proses ini berjalan dengan sebagai mana direncanakan. Sedangkan pembelajaran di industri dipengaruhi oleh jumlah perusahan,instruktur atau pembimbing,iklim kerja industri,kesesuaian pekerjaan dengan kopetensi.

Proses yang di maksud juga di antisifasi dengan mendaya gunakan potensi yang dimiliki sekolah baik ruang praktikum dengan sarana prasarana yang terstandar dengan mengintegrasikan model-model pembelajaran yang bervariasi. Materi pembelajaran harus selalu mengikuti kebutuhan masyarakat nyata dengan mendayagunakan ruang Laboratorium secara tepat , efektif dan produktif dalam bentuk Unit Produksi.

Unit produksi merupakan salah satu upaya SMK dalam memberikan ruang praktikum bagi siswa, selain bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan bagi SMK ,menurut Pedoman Pelaksanaan Unit Produksi (PPPGT Bandung :1994) bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang mendekatkan kepada kebutuhan dunia industry, karena dapat digunakan sebagai sarana belajar dan bekerja (learning by doing )bagi siswa untuk mendapatkan standar kompetensi yang diharapkan.Dalam hal unit produksi sangat dipengaruhi oleh guru yang kompeten di bidangnya, kesesuaian pekerjaan dengan dunia usah /industri atau masarakat secara umum,pasilitas bengkel(laboratorium) .

Variabel- variabel lain seperti kurikulum,Kepala sekolah,geografis, Organisasi dan manajemen,tidak menjadi fokus kajian dalam penelitian ini,pembatasan terhadap variabel-variabel diatas bukan berarti mengecilkan arti dari variabel-variabel yang lainnya tetapi tidak termasuk dalam ruang lingkup


(29)

60 penelitian ini.secara sistemtis keterkaitan antar variabel tergambar dalam suatu paradigma penelitian sebagai beriku

Skema Paradigma Penelitian

Gambar 3 : 3 Paradigma penelitian

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ingin diketahui, bisa berupa individu, kelompok, dokumen atau konsep (Arikunto 2002:108). Sedangkan menurut Sugiyono (2008:117) menyebutkan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

Praktek Kerja Industri

-Pembekalan -pelaksanaan -Penilaian

Proses Pembelajaran

Mutu lulusan SMK

Kompetensi tercapai bila 70 % nilai UK+30 % nilai Ujian Teori =7.0

Unit Produksi

-persepsi dan keterlibatan siswa -Sarana dan prasarana

Kesesuain kurikulum -SDM Pembimbing -Proses pembelajaran

Promosi mitra Iklim Kerja Sekolah

Pasilitas Praktek Kepala Sekolah

Guru Siswa Kurikulum SMK


(30)

61 karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi sasaran yang akan diteliti adalahsiswa kelas XII jurusan Teknik Elektro pada SMK N 1Teluk Kuantan di Kabupaten Kuantan Singingi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan tertentu maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Adapun yang dimaksud dengan sampel menurut Arikunto (2002:109) adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Tabel populasi penelitian diperlihatkan seperti tabel 3.1dibawah ini :

NO Program Studi JUMLAH SISWA

1 Teknik Audio Video 25 orang

2 Teknik Pemanfaatan Tenaga

Listrik

28 0rang

3 Teknik Pendingin dan Tata

Udara

19 Orang

JUMLAH 72 orang

Arikunto dalam Riduwan, (2007: 56), ‘Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi’.


(31)

62 Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini digunakan rumus yang disampaikan Riduwan, (2007: 65),

0 1

1. 3 4

5676890:90:

0 <=>?@A B@>CD?

1 <=>?@A CEC=?@BF

3 CGDBFBF H@IJ KFLDL@CM@I

Jumlah Populasi adalah 72 orang, Dengan menetap presisi sebesar 10%

diperoleh: Jumlah sampel:

0 Q

Q . R, 4 T , UV dibulatkan menjadi T orang

Dengan jumlah sampel 42 orang, maka selanjutnya menentukan sampel untuk masing-masing kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

nk = xn P Pk

( Singarimbun dan Effendi, 989:72)

1. 2.

Sehingga sampel yang mewakili masing-masing prog studi adalah : Keterangan:

n k = Jumlah sampel setiap kelas

Pk = Jumlah populasi setiap kelas

P = Jumlah populasi keseluruhan


(32)

63 Program studi Teknik Audio Vidio = 42 14,58

72 25

=

x ( 15 orang )

Dengan menggunakan teknik dan perhitungan yang sama, maka sampel yang mewakili populasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jumlah responden (sampel) penelitian

No Program Studi Populasi (Orang)

Sampel (Orang)

1 Teknik Audio Video 25 15

2 Teknik Pemanfaatan Tenaga

Listrik 28 16

3 Teknik Pendingin dan Tata

Udara 19 11

Jumlah 72 42

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat pengukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.


(33)

64

1.Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat di lokasi penelitian.

2.Teknik Angket

Pemilihan teknik pengunpulan data dengan angket, didasarkan pada alasan bahwa: a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang cepat.

Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pernyataan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel latar belakang pendidikan guru, fasilitas belajar, strategi promosi dan efektifitas pembelajaran berbasis unit produksi, merupakan materi pokok yang dijabarkan menjadi sejumlah pertanyaan dalam angket.

Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan untuk mengungkap data tentang variabel latar belakang pendidikan guru, fasilitas, strategi promosi dan efektifitas pembelajaran berbasis unit produksi adalah dengan menggunakan angket melalui teknik skala likert dengan lima kategori


(34)

65 pilihan jawaban: 1) sangat setuju (SS) 2) setuju (S) 3) kurung setuju 4) tidak setuju 5) sangat tidak setuju (STS). serta 1) selalu (SL) 2) sering (SR) 3) kadang-kadang (KDG) 4) jarang (JR) 5) tidak pernah (TP)untuk melihat lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi intrumen pada lampiran penelitikan

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas Alat Ukur

Angket yang telah selesai disusun, tidak langsung disebarkan atau digunakan dalam mengumpulkan data yang sebenarnya. Hal ini perlu diujicobakan terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelemahan angket tersebut yang telah disusun. Perlunya uji coba angket ini untuk menghasilkan instrumen penelitian yang memenuhi syarat pengolahan data yakni valid dan reliabel.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden yang masuk ke dalam sampel kemudian dilakukan pengujian terhadap kuesioner untuk mengukur tingkat kebaikan kuesioner yaitu dengan melakukan analisis validitas dan reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian.

Sedangkan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini sebagai berikut:


(35)

66 1. Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor yang

memiliki tingkatan (ordinal), rumus yang digunakan adalah koefisien validitas dengan koefisien korelasi item-total terkoreksi, yaitu :

(Azwar, 2001:166)

Dimana rix merupakan korelasi Product Moment :

(Azwar,2001:19)

Keterangan :

rxy : korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan

Sx : Varians jawaban responden untuk instrumen ke i

Sy : Varians jawaban responden keseluruhan instrumen

: Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang dikuadratkan.

: Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke – i yang dikuadratkan

2. Menentukan Hipotesis

Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor. Hi = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.

3. Menentukan nilai r tabel

Dalam menentukan nilai r tabel, dilihat dari nilai df yaitu df = jumlah kasus (n-2), pada taraf signifikansi 95%.

4. Proses pengambilan keputusan

2 y

2 x

)

)

y

(

y

n

)(

)

x

(

x

n

(

y

x

xy

n

r

2 2 2 2 xy1

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

=

[

y x xy x y

]

x y ixy xy

S

S

r

S

S

S

S

r

r

2

2

2

+

=


(36)

67 Dasar pengambilan keputusan, didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika r hitung positif, dan r hitung > r tabel, maka butir soal valid.

2) Jika r hitung negatif, dan r hitung < r tabel, maka butir soal tidak valid.

Uji validitas dilakukan melalui dua cara. Uji normalitas sebaran, pengujian ini dimaksudkan untuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan dengan analisis sebaran frekuensi jawaban. (Tedjo Narsoyo, 2007:198). Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut:

1) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban untuk setiap pernyataan, jumlah frekuensi dari semua kategori harus sama dengan jumlah responden.

2) Menghitung proporsi frekuensi jawaban untuk setiap kategori dengan rumus :

Px = x

f n

3) Menghitung proporsi kumulatif (pk) dan menentukan titik tengah proporsi kumulatif (Md) dengan rumus:

1 X1

pk = p

2 1 X2

pk = pk +p

3 2 X3

pk = pk + p

4 3 X4

pk = pk + p

5 4 X5

pk = pk + p

Titik tengah dari setiap proporsi ditentukan dengan rumus :

1 1

2

X

p


(37)

68 2 2 1 2 X p

Md = pk +

3

3 2

2

X

p

Md = pk +

4

4 3

2

X

p

Md = pk +

5

5 4

2

X

p

Md = pk +

4) Harga-harga dari titik tengah (Md) itu digunakan untuk menentukan nilai bilangan baku Z (dengan pertolongan daftar sebaran normal) dan menetapkan nilai skala sikap dengan rumus :

(

)

max

x x s

NS = Z − ±Z Hasil uji normalitas sebaran untuk butir pernyataan negarif dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah:

Tabel 3.3 : Analisis normalitas sebaran

Alternatif Jawaban SL SR KD JR TP

Frekuensi (F) 1 5 13 8 3

Proporsi (p) 0,033 0,167 0,433 0,267 0,100

Proporsi Komulatif ( pk ) 0,033 0,200 0,633 0,900 1,000

Titik Tengah (Md) 0,017 0,116 0,416 0,766 0,950

Nilai Z -2,13 -1,19 -0,21 0,73 1,64

0,00 0,94 1,92 2,86 3,77

NS dibulatkan 0 1 2 3 4

Kedua, pengujian analisis tiap butir pernyataan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya, yang merupakan

( )m a x

x x s


(38)

69 jumlah tiap skor butir. Dari hasil perhitungan uji validitas menggunakan aplikasi software MS Excel, terhadap item-item pernyataan yang diajukan untuk memperoleh data tentang variabel praktek kerja industri (X1), diperoleh

keterangan bahwa dari 45 butir pertanyaan yang diajukan, 44 dinyatakan valid ,1 dinyatakan tidak valid.

Kemudian dari hasil perhitungan uji validitas terhadap item-item pertanyaan untuk memperoleh data tentang variabel unit produksi sekolah (X2),

diperoleh keterangan bahwa dari 35 butir pertanyaan yang diajukan, semua item pertanyaan dinyatakan valid. Tidak ada item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid.

Selanjutnya berdasarkan hasil uji validitas terhadap item-item pertanyaan untuk variabel Proses/ usaha usaha pencapaian kompetensi (Y), diperoleh keterangan bahwa seluruh item yang berjumlah 18 item pertanyaan, semua dinyatakan valid.

Selanjutnya berdasarkan hasil nilai rata rata uji kompetensi (Z), diperoleh keterangan bahwa semua siswa teknik elektro TA 2010/2011 dinyatakan semua mencapai kompetensi minimum yang dipersyaratkan

Hasil perhitungan didapatkan hasil yang menunjukkan koefisien validitas, sebagaimana ditunjukkan tabel-tabel di bawah ini:


(39)

70 Tabel 3 . 4 .Variabel praktek kerja industri

KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS X1

BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan

Var

Item ΣVAR ITEM

1 0,458 2,187 2,045 Vld 1,114 60,54

2 0,603 3,210 Vld 1,293

3 0,452 2,151 Vld 1,145 ΣVAR TOTAL

4 0,596 3,149 Vld 1,223 717,44

5 0,468 2,250 Vld 1,620

6 0,441 2,085 Vld 1,914 RELIABILITAS

7 0,511 2,525 Vld 1,564 0,94

8 0,536 2,692 Vld 1,306

9 0,488 2,370 Vld 1,321

10 0,478 2,307 Vld 2,326 Jumlah Valid

11 0,517 2,561 Vld 1,821 44

12 0,600 3,180 Vld 1,482

13 0,595 3,145 Vld 1,720

14 0,519 2,574 Vld 1,592

15 0,443 2,094 Vld 1,241

16 0,558 2,852 Vld 1,495

17 0,572 2,958 Vld 1,857

18 0,542 2,736 Vld 1,620

19 0,450 2,137 Vld 1,541

20 0,539 2,716 Vld 1,638

21 0,491 2,389 Vld 0,924

22 0,571 2,953 Vld 1,266

23 0,543 2,743 Vld 0,852

24 0,639 3,528 Vld 1,275

25 0,526 2,621 Vld 1,172

26 0,572 2,956 Vld 1,154

27 0,581 3,028 Vld 1,582

28 0,570 2,944 Vld 1,168

29 0,484 2,350 Vld 1,541

30 0,434 2,043 tdk 0,930

31 0,497 2,429 Vld 1,361

32 0,441 2,083 Vld 1,013

33 0,452 2,150 Vld 1,499

34 0,460 2,197 Vld 1,013

35 0,531 2,661 Vld 0,861


(40)

71

37 0,572 2,958 Vld 0,989

38 0,474 2,284 Vld 0,907

39 0,479 2,313 Vld 1,275

40 0,574 2,976 Vld 1,131

41 0,532 2,663 Vld 1,913

42 0,546 2,768 Vld 1,076

43 0,494 2,410 Vld 2,171

44 0,531 2,656 Vld 0,875

45 0,449 2,129 Vld 1,040

Tabel 3. 5. Variabel unit produksi sekolah KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS X2

BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan Var Item ΣVAR ITEM

1 0,443 2,098 2,045 Vld 1,551 41,21

2 0,482 2,331 Vld 1,459

3 0,582 3,039 Vld 1,844 ΣVAR TOTAL

4 0,476 2,298 Vld 1,476 376,19

5 0,460 2,198 Vld 0,851

6 0,465 2,228 Vld 0,809 RELIABILITAS

7 0,713 4,318 Vld 1,385 0,92

8 0,577 2,997 Vld 1,145

9 0,453 2,154 Vld 1,168

10 0,461 2,201 Vld 0,713 Jumlah Valid

11 0,555 2,833 Vld 1,513 35

12 0,460 2,199 Vld 0,947

13 0,463 2,215 Vld 1,237

14 0,492 2,397 Vld 0,723

15 0,444 2,101 Vld 0,695

16 0,473 2,276 Vld 1,030

17 0,623 3,375 Vld 1,214

18 0,483 2,341 Vld 0,944

19 0,449 2,132 Vld 1,959

20 0,469 2,253 Vld 1,155

21 0,577 3,000 Vld 1,633

22 0,487 2,363 Vld 1,099


(41)

72

24 0,442 2,089 Vld 0,828

25 0,587 3,079 Vld 0,754

26 0,529 2,644 Vld 1,045

27 0,458 2,184 Vld 1,564

28 0,452 2,149 Vld 1,344

29 0,676 3,889 Vld 1,344

30 0,590 3,104 Vld 1,223

31 0,573 2,963 Vld 1,402

32 0,506 2,492 Vld 0,878

33 0,521 2,590 Vld 0,966

34 0,505 2,484 Vld 1,448

35 0,574 2,973 Vld 1,085

Tabel 3. 6. Variabel usaha usaha pencapaian kompetensi KETERANGAN VALIDITAS RELIABILITAS Y

BUTIR_SOAL Korelasi t hitung t (30-1, 95%) Keterangan Var Item ΣVAR ITEM

1 0,499 2,445 2,045 Vld 0,806 20,48

2 0,472 2,274 Vld 1,444

3 0,441 2,083 Vld 2,202 ΣVAR TOTAL

4 0,597 3,160 Vld 0,878 104,97

5 0,599 3,173 Vld 1,379

6 0,509 2,508 Vld 0,700 RELIABILITAS

7 0,552 2,812 Vld 0,852 0,85

8 0,485 2,353 Vld 0,783

9 0,692 4,061 Vld 0,855

10 0,572 2,960 Vld 0,961 Jumlah Valid

11 0,543 2,744 Vld 1,178 18

12 0,508 2,500 Vld 1,426

13 0,483 2,338 Vld 1,214

14 0,697 4,118 Vld 1,214

15 0,535 2,684 Vld 0,740

16 0,481 2,325 Vld 1,099

17 0,485 2,353 Vld 1,430

18 0,616 3,322 Vld 1,321

Keterangan: angka kritik nilai r dilihat pada tabel dengan df=n-2 dan signifikansi 0,05 dan butir valid bila rhitung > rkritis


(42)

73

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha, yaitu :

        −     − =

t i S S k k r 1 1

11 (Riduwan, 2008:125)

Keterangan :

r11 :Nilai Relibilitas

S St : Jumlah varians skor tiap-tiap item

St :Varians total

k : Jumlah item

Sebagai tolak ukur koefisien reliabilitasnya, digunakan kriteria dari Guilford (Subino, 1987:160) sebagai berikut :

Rentang nilai tingkat kesukaran : Klasifikasi

≤ 0,19 : tidak reliabel 0,20 – 0,39 : reliabilitas rendah 0,40 – 0,69 : reliabilitas sedang 0,70 – 0,89 : reliabilitas tinggi


(43)

74 Hasil uji reliabilitas untuk variabel X1, X2 dan Y secara lengkapnya dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3 . 7. Tingkat reliabilitas instrumen variabel X1, X2 dan Y

No Variabel Nilai

Alpha Keterangan

1 Praktek kerja industri 0,94 Reliabilitas sangat tinggi

2 Unit produksi sekolah 0,92 reliabilitas sangat tinggi

3 Proses pencapaian kompetensi 0,85 reliabilitas tinggi

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data tentang variabel-variabel penelitian, yaitu variabel Praktek kerja industri(X1), Unit produksi sekolah(X2) sebagai variabel bebas (independen)

dan variabel pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran Produktif Teknik Elektro di SMK(proses pencapaiana kompetensi,Y) sebagai variabel terikat (dependen), Nilai ujian kompetensi (Z)juga sebagai variabel terikat (dependen) sedangkan statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian dan generalisasi (Nana Sudjana, 1989:126).

Penulis mengambil langkah-langkah analisis data yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:240), yaitu : 1) persiapan, 2) tabulasi, 3) penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun langkah-langkah tersebut penulis jabarkan sebagai berikut :


(44)

75

1. Persiapan

a. Mengecek data yang terkumpul

Yang dilakukan dalam pengecekan data yaitu memeriksa kelengkapan data (instrumen) setelahnya disebar, apakah terdapat kerusakan pada instrumen (sobek) atau hilang, kemudian diisi tidaknya item instrumen oleh responden dan dicek pula kelengkapan identitas responden yang diperlukan bagi pengolahan data selanjutnya.

b. Pemilihan data

Setelahnya pengecekan kelengkapan data, langkah selanjutnya adalah memilih/menyorotir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang ditinggalkan dengan maksud untuk diolah dan dianalisis oleh penulis.

2. Melakukan tabulasi data

Dalam melakukan tabulasi data, penulis merekap semua jawaban responden ke dalam suatu tabel, sehingga hal itu akan mempermudah dalam mengolah dan menganalisis data.

3. Mengolah data penelitian

Di sini penulis melakukan rangkaian kegiatan pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus dan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau permasalahan yang telah diajukan. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :


(45)

76 a. Uji Normalitas Distribusi

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah galat taksiran regresi variabel terikat (Y ) atas variabel bebas (X1 dan,X2,) berdistribusi normal

atau tidak. Pengujian normalitas galat taksiran yang didasarkan pada asumsi bahwa harga variabel terikat (Y) harus independen dari harga variabel bebas (X1,

dan X2,) dan galat taksiran berdistribusi normal dengan rata-rata nol serta varians

berharga konstan. Untuk mengujinya dilakukan dengan uji liliefors. b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas varians mengasumsikan bahwa skor-skor variabel terikat (Y) yang berpasangan dengan setiap kelompok skor variabel bebas (Xi) memiliki varians yang homogen. Hal ini dapat dilakukan dengan uji Bartlett. Kritieria yang digunakan adalah jika χ2hitung < χ2 tabel, maka varians skor kelompok Y atas X

homogen.

c. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Karena terdapat tiga permasalahan penelitian yang ingin penulis pecahkan, maka ada tiga hal pula yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut yaitu

1) Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Penghitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah dari koefisien korelasi dan kekuatan pengaruh antara variabel independen


(46)

77 terhadap variabel dependen. Di sini penulis menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu :

( Riduwan, 2008:138)

Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa rxymerupakan koefisien korelasi dari variabel X dan Yyang dikorelasikan. Yakni dengan membanding harga r hitung dengan r tabel pada tingkat derajat kesalahan 5%. Bila rhitung> dari rtabel,

kemudian bernilai positif maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka tersebut.

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, maka dibawah ini disajikan tabel menurut Sugiyono (2001:149).

Tabel 3.8. Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Harga r Kategori

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1, 00 Sangat Tinggi

2) Menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel

Maksud dari penghitungan signifikansi koefisien korelasi adalah untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku bagi seluruh populasi.

{

2 2

}{

2 2

}

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =


(47)

78 Sedangkan penghitungan koefisien korelasi hanya berlaku sampai pada tingkatan sampel penelitian. Rumus yang digunakannya adalah :

t = 22

1 n r

r

− (Sudjana, 1992:380) Keterangan :

r = koefisien korelasi n = banyaknya populasi

Analisis hipotesis dari uji t student pada tarap signifikansi 95% diperoleh kriteria sebagai berikut :

a) Jika t hitungt tabelmaka Ho ditolak dan Hi diterima.

b) Jika t hitungt tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.

3) Mencari besarnya derajat determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen terhadap dependen untuk mengujinya dipergunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan : (Sudjana, 1992:369 )

KD = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

4) Uji Linieritas Regresi

% 100 2

x r


(48)

79 Uji linieritas regresi digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara Variabel X dengan Variabel Y/Z. Dengan kata lain analisis regresi ini digunakan untuk memprediksikan nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen diubah. Uji ini dilaksanakan dengan menggunakan rumus rumus sederhana yaitu :

(Sugiyono, 2008:270)

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabal dependen yang diprediksikan. a = Harga Y bila X = 0 ( harga konstan )

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b ( + ) maka naik, dan bila ( - ) maka terjadi penurunan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Perhitungan analisis model regresi dilakukan melalui aplikasi SPSS for Windows ver 19.0 dan Microsoft Excel

Untuk mencari harga a dan b maka digunakan rumus turunannya yaitu:

(Sugiyono, 2008:272)

Langkah-langkah dalam teknik pengolahan dan analisis data di atas diharapkan dapat membantu penulis dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas yang ditandai dengan pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian

bX a

Y = +

1 1 1 1

2 2

1 1

( )( )

( )

n X Y X Y

b

n X X

∑ ∑

=

2

1 1 1 1 1

2 2

1 1

( )( ) ( )( )

( )

Y X X X Y

a

n X X

∑ ∑ ∑ ∑

=


(49)

136 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Pada Bab V tesis ini, dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu, terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh. Tiga hal pokok terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran.

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Terdapat kontribusi positif dari latar praktik kerja industri terhadap pencapaian kompetensi siswa. Ini berarti bahwa makin bagus proses praktek kerja industri, maka makin besar peluang untuk tercapainya kompetensi siswa. Dengan demikian, setiap perubahan skor praktek kerja industri akan berdampak pada ketercapaian kompetensi siswa. Kenaikan satu skor nilai praktik kerja industri akan mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa

2. Terdapat kontribusi positif dari unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa. Semakin maksimal pelaksanaan unit produksi sekolah maka akan semakin besar pula peluang pencapaian kompetensi siswa. Kenaikan satu skor nilai unit produksi akan mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa

3. Terdapat kontribusi yang positif dari praktik kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa. Hal ini mengindikasikan


(50)

137

bahwa setiap kenaikan skor praktek kerja industri dan unit produksi sekolah akan mempengaruhif atau makin meningkatkan kompetensi siswa.

4. Berdasarkan analisis deskripsi variabel penelitian, disimpulkan pula bahwa; a) pelaksananaan praktik kerja industri oleh siswa teknik elektro SMK Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi berjalan cukup baik walau belum dominan meningkatkan kompetensi siswa., b) sebahagian besar siswa menyatakan fasilitas pembelajaran di sekolah cenderung dalam kategori memadai, c) sebahagian besar siswa menyatakan unit produksi yang dilaksanakan sekolah sudah cenderung baik, d) sebahagian siswa guru menyatakan kompetensinya dipengaruhi oleh praktek kerja industri dan unit produksi.

5. Dari analisis penelitian, pembelajaran dan pelatihan berbasis unit produksi dapat digunakan sebagai alternatif tempat praktek kerja industri bagi siswa yang bermasalah dengan prusahaan tempat prakerin awal.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan yang diperoleh, implikasi dari hasil penelitian ini adalah: Pertama, mengupayakan supaya waktu pembekalan lebih kepada apa dan bagai mana semestinya di perusahaan dan ini lebih baik disampikan oleh pihak industri atau dunia usaha, kemampuan profesional guru lebih meningkat agar dapat melaksanakan pembelajaran lebih produktif baik melalui magang, pendidikan maupun pembelajaran agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap


(51)

138

peningkatan kompetensi siswa. Kedua, mengusahakan untuk memaksimalkan pemakaian fasilitas yang ada dan meningkatkan fasilitas pembelajaran sehingga keterbatasan penggunaan alat serta rasio perbandingan peralatan dan siswa seimbang. Ketiga, mengupayakan meningkatkan kompetensi siswa dengan metode-metode yang lebih baik dan berorientasi kepada pangsa pasar dimana sekolah berada.

Implikasi penelitian ini secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Praktek Kerja Industri dengan Pencapaian Kompetensi Siswa.

Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa praktek kerja industri mempunyai pengaruh yang positif dengan proses pencapaian kompetensi siswa. Semakin baik pelaksanaan praktek kerja industri akan dapat meningkatkan kompetensi siswa.

Berpengaruh atau tidak pelaksanaan praktek kerja industri terhadap kompetensi siswa dapat dilihat dari :. Pertama, apakah siswa tersebut mengalami prubahan secara keilmuan terutama dalam hal bekerja dan bertindak setelah kembali kesekolah.,kedua apakah siswa tersebut sesuai tempat praktek dengan disiplin ilmu yang dipunyainya. Itu semua bisa di deteksi dengan melihat sertifikat atau dengan melihat buku laporan yang ada pada siswa. penguasaan siswa terhadap kompetensi tersebutdapat dilihat setelah siswa berada di lingkungan masyarakat. Apakah siswa tersebut bekerja diperusahaan ,melanjutkan atau membuka usaha sendiri. Pencapaian kompetensi tidak saja di segi pisikomotorik saja tetapi harus mencakup normatif dan adaptif karena dikatakan kompeten apabila sudah menguasai sikap yang tersebut diatas.


(52)

139

Rendahnya kualitas atau kompetensi guru tentu akan berimbas terhadap rendahnya efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu, bila hal ini terjadi maka perlu diupayakan usaha perbaikan kualitas profesionalitas guru dengan cara meningkatkan kompetensi melalui magang ke industri yang relevan dengan pendidikan, maupun pembelajaran di lembaga-lembaga pusat pelatihan guru ( PPG) setempat.

2. Unit Produksi Sekolah dengan Pencapaian Kompetensi Siswa.

Analisis data menunjukkan bahwa unit produksi sekolah mempunyai pengaruh yang positif dengan peningkatan kompetensi siswa. Dengan demikian semakin baik pelaksanaan unit produksi sekolah di suatu sekolah maka akan semakin mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa..

Dalam sebuah proses pembelajaran terdapat tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu; guru, siswa dan fasilitas. Pendidikan kejuruan di SMK terutama pada mata diklat produktif memiliki persentase paling besar yang mengindikasikan pembelajaran sebahagian besar dilaksanakan berbasis kerja, hal tersebut menuntut adanya fasilitas yang memadai untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran di SMK. Peningkatan efektifitas pembelajaran berimplikasi perlu dipenuhinya standar kebutuhan minimal fasilitas pendidikan sesuai dengan persyaratan kurikulum. Penyediaan fasilitas harus mendapat perhatian dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, karena fasilitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sekolah dalam mencapai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pembelajaran. Selain itu fasilitas perbengkelan juga harus selalu diperbaharui sehingga dapat


(53)

140

membuat produk-produk atau jasa yang dibutuhkan masyarakat lingkungan daerah setempat.

3 Pencapain nilai kompetensi siswa ( Z )

Pencapaian kompetensi(nilai uji kompetensi) hasil analisis deskripsi menunjukkanhasil yang dicapai menunjukkan semua siswa jurusan teknik elektro di SMK Negeri 1 Telukkuantan di Kabupaten Kuantan Singingi Prop. Riau lulus 100 % hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dari praktektek kerja industri dan unit produksi sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa. Cara yang paling banyak digunakan untuk mengukur tercapai atau tidak nya suatu kompetensi adalah; dari nilai rapor dan nilai uji kompetensi.

4. Proses pencapaian kompetensi (Y)

Proses pencapaian kompetensi selain di dunia usah dan unit produksi sekolah adalah diantaranya :ikut kursus,mengulang ulang ilmu yang sudah didapat,rajin membaca,rajin bertanya,dan masih banyak yang lainnya. Semakin banyak bergaul dengan orang yang mengerti tentang kompetensi yang kita inginkankan maka akan semakin banyak kompetensi yang akan kita tingkatkan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian kontribusi praktek kerja industri dan unitproduksi sekolah dengan pencapaian kompetensi siswai ternyata ada pengaruh secara positif, dan hal tersebut telah dituangkan dalam kesimpulan penelitian. Sebagai


(54)

141

tindak lanjut bersama ini penulis menyampaikan beberapa saran untuk dapat menjadi masukan bagi lembaga dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran berbasis unit produksi. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan

Saran bagi dinas pendidikan adalah : 1) Agar proses pembelajaran produktif di masa depan lebih baik dari sekarang, perlu didukung oleh tenaga-tenaga guru yang profesional. Mengingat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis unit produksi membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan kreatiftas dari guru. Dengan adanya tenaga-tenaga guru yang kompeten dan berjiwa entrepreneur maka akan dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu dalam rekruitmen guru produktif SMK harus memperhatikan dan mempertimbangkan latar belakang pendidikan (minimal S1), pengalaman kerja dan motivasi kerjanya. 2) Pemerintah daerah Kabupaten Kuantan Singingi melalui dinas pendidikan setempat hendaknya mampu memfasilitasi kekurangan-kekurangan fasilitas pembelajaran di sekolah dengan memanfaatkan fasilitas industri yang ada di lingkungan sekolah dengan melakukan akad kerjasama dengan sekolah (outsourcing). 3) Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi hendaknya ikut mempromosikan SMK di masyarakat dalam setiap kesempatan yaitu sebagai lembaga yang tidak hanya mendidik ketrampilan siswa akan tetapi juga mampu bersaing dengan industri-industri menengah kebawah dalam memproduksi barang-barang atau jasa yang dibutukan masyarakat setempat.


(55)

142 2. Bagi Sekolah

Berikut saran untuk sekolah : 1) Sesudah diangkat menjadi guru SMK sebaiknya guru diberi pembelajaran keterampilan baik melalui pusat pelatihan guru (PPG) maupun dimagangkan pada industri yang relevan dengan latar belakang pendidikannya. Sehingga budaya kerja industri (ketrampilan, tanggungjawab dan motivasi kerja) dapat dibawa kedalam lingkungan sekolah untuk mendidik siswa dengan membuat barang yang layak jual. 2) Dalam upaya meningkatkan efektifitas pembelajaran, sekolah harus melengkapi kebutuhan fasilitas yang relevan dengan pembelajaran berbasis unit produksi, bila belum mampu maka sekolah dapat melakukan outsourcing dengan industri dilingkungannya dengan melakukan kerjasama. 3) Agar pelaksanaan pembelajaran berbasis unit produksi berhasil dengan baik, sebaiknya materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan masyarakat. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan. Karena pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Dengan kata lain bahwa dalam pembelajaran harus memberikan pengetahuan atau keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa sehingga termotivasi dalam belajar. 4) Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa perlu memperhatikan (a) memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat, (b) memilih fasilitator yang profesional, (c) memilih media pembelajaran yang tepat (d) didukung sarana belajar yang memadai (e) kecukupan waktu yang efektif dan efesien, serta faktor lainnya. 5) Proses pembelajaran perlu dilakukan evaluasi baik evaluasi hasil, evaluasi proses


(56)

143

pembelajaran, evaluasi tindak lanjut dan evaluasi dampak. 6) Sekolah untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pembelajaran seperti, kurikulum sinkronisasi, silabus, modul, analisis bahan dan peralatan, kinerja unit produksi yang baik, dan guru yang cukup.

3. Bagi Guru

Saran bagi guru sebagai berikut: 1) Sebaiknya untuk selalu meningkatkan kualitas baik pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dalam upaya meningkatkan pembelajaran produktif di sekolah dengan memanfaatkan sumber-sumber dan media yang tesedia. 2) Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru harus selalu berorientasi pada produk atau jasa yang dapat dihasilkan, sehingga bermanfaat bagi peningkatan kompetensi siswa dan financial. 3) Guru dituntut mempersiapkan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya mulai dari persiapan, proses pembelajaan, menganalisis pengalaman belajar siswa serta pengujian.

4. Bagi Peneliti Lanjutan

Hasil penelitian ini ternyata masih terdapat keterbatasan yang harus dikaji kembali. Banyak faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi pencapaian kompetensi siswa yang belum dikaji secara mendalam. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam penggunaan metodologi, jumlah responden yang diteliti, biaya, serta keterbatasan wawasan penulis sendiri (peneliti) dapat di lihat pada uraian di atas hanya empat variabel yang dapat diungkap melalui pendekatan kuantitatif. Untuk itu


(57)

144

perlu adanya penelitian lanjut agar pembelajaran produktif di SMK dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka disarankan kepada peneliti lanjutan untuk mengkaji faktor-faktor yang lain yang turut mempengaruhi terhadap pencapaian kompetensi siswa dengan jumlah responden yang lebih besar agar hasilnya lebih baik, baik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif serta dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih lengkap, dengan analisis statistik yang lebih mendalam. Pada penelitian lanjutan dapat lebih pokus pada penelitian pada variabel pendukung yang lain terhadap pencapaian kompetensi siswa.


(58)

145

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. P2LPTK.

Bukit, M. (1997). Implementasi Pendidikan Sistem Ganda Sebagai Pembaharuan Kurikulum. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Bailey,T et all. (2004). Working Knowledge: Work-Based Learning and Education Reform. New York: Routledge Falmer.

Depdiknas. (2003). Jurnal Kegiatan Siswa Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

.(1995). Sinkronisasi Program Pendidikan dan Pelatihan PSG. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

. (1997). Sistem Pembimbingan Siswa Pendidikan Sistem Ganda.. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dirjen Dik Das Men, (2001) Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah,

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Pokok-Pokok Pikiran

Keterampilan Menjelang 2020 Dan Perkembangannya, Proyek Pengembangan Sistem dan Standard Pengelolaan SMK, Jakarta

Dikmendikti. (2003). Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin).Tersedia:

http://kal.dikmentidki.go.id/download/SK_PKAL.doc [29 April 2010] .Dikmenjur.(1997). Pedomanpelaksanaan unit produksi SMK Jakarta

.Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda.Tersedia:http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakeri n.htm[29April2010].

Djojonegoro, W. (1997). ”Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Pembukaan Gebyar SMK ke-2”. Makalah Pada Pembukaan Gebyar SMK ke-2 tanggal 13 April 1997, Kendari.


(1)

143

pembelajaran, evaluasi tindak lanjut dan evaluasi dampak. 6) Sekolah untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pembelajaran seperti, kurikulum sinkronisasi, silabus, modul, analisis bahan dan peralatan, kinerja unit produksi yang baik, dan guru yang cukup.

3. Bagi Guru

Saran bagi guru sebagai berikut: 1) Sebaiknya untuk selalu meningkatkan kualitas baik pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dalam upaya meningkatkan pembelajaran produktif di sekolah dengan memanfaatkan sumber-sumber dan media yang tesedia. 2) Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru harus selalu berorientasi pada produk atau jasa yang dapat dihasilkan, sehingga bermanfaat bagi peningkatan kompetensi siswa dan financial. 3) Guru dituntut mempersiapkan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya mulai dari persiapan, proses pembelajaan, menganalisis pengalaman belajar siswa serta pengujian.

4. Bagi Peneliti Lanjutan

Hasil penelitian ini ternyata masih terdapat keterbatasan yang harus dikaji kembali. Banyak faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi pencapaian kompetensi siswa yang belum dikaji secara mendalam. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam penggunaan metodologi, jumlah responden yang diteliti, biaya, serta keterbatasan wawasan penulis sendiri (peneliti) dapat di lihat pada uraian di atas hanya empat variabel yang dapat diungkap melalui pendekatan kuantitatif. Untuk itu


(2)

144

perlu adanya penelitian lanjut agar pembelajaran produktif di SMK dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka disarankan kepada peneliti lanjutan untuk mengkaji faktor-faktor yang lain yang turut mempengaruhi terhadap pencapaian kompetensi siswa dengan jumlah responden yang lebih besar agar hasilnya lebih baik, baik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif serta dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih lengkap, dengan analisis statistik yang lebih mendalam. Pada penelitian lanjutan dapat lebih pokus pada penelitian pada variabel pendukung yang lain terhadap pencapaian kompetensi siswa.


(3)

145

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. P2LPTK.

Bukit, M. (1997). Implementasi Pendidikan Sistem Ganda Sebagai Pembaharuan Kurikulum. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Bailey,T et all. (2004). Working Knowledge: Work-Based Learning and Education Reform. New York: Routledge Falmer.

Depdiknas. (2003). Jurnal Kegiatan Siswa Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

.(1995). Sinkronisasi Program Pendidikan dan Pelatihan PSG. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

. (1997). Sistem Pembimbingan Siswa Pendidikan Sistem Ganda.. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dirjen Dik Das Men, (2001) Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Pokok-Pokok Pikiran Keterampilan Menjelang 2020 Dan Perkembangannya, Proyek Pengembangan Sistem dan Standard Pengelolaan SMK, Jakarta

Dikmendikti. (2003). Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin).Tersedia:

http://kal.dikmentidki.go.id/download/SK_PKAL.doc [29 April 2010]

.Dikmenjur.(1997). Pedomanpelaksanaan unit produksi SMK Jakarta

.Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda.Tersedia:http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakeri n.htm[29April2010].

Djojonegoro, W. (1997). ”Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Pembukaan Gebyar SMK ke-2”. Makalah Pada Pembukaan Gebyar SMK ke-2 tanggal 13 April 1997, Kendari.


(4)

Djojonegoro, W.(1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : Jayakarta Agung Offset.

Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.

Hudori, A. (2005). Pembelajaran Berbasis Produksi Untuk Meningkatkan Kompetensi di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Program Keahlian Budidaya Ikan. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hasan Bachtiar. (2006 ) Perencanaan Pengajaran Bidang Studi ,Pustaka Ramadhan

Haris Roger (et al ) (1995) Kompetency base Education and Training.beetwin a croc and awinpool adelaide Mc Milan education Australia.

Indra Djati Sidi. (2001). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina.

Kep Men Dik Bud 323 / U / 1997 Tentang pelaksanaan praktek kerja industri

Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Erlangga. Jakarta.

Leontjew. (1977). Probleme der Entwicklung des Psychischen. (Online).

Tersedia : www.ineps.vilafrancavirtual.org/ineps10.htm (20 maret 2010)

Mulyasa ,E (2005) Kurikulum berbasis kompetensi,konsep,karakteristik dan implementasi .Bandung PT Remaja Rosda Karya.

Muharnas. 2003 Pembelajaran Praktek. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

MC.Ashan ,HM (1981) Competence Based and Bihapiored Objektive Education Teknologi. Publication INC eagle wood cliip,Newjersey 07632

Nana Syaodih Sukmadinata.(2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Narsoyo R. Narsoyo Tedjo (2007). Statika untuk psikologi dan pendidikan. Refika Aditama- Bandung. PP Nomor 29 tahun 1990 Bab IX pasal 29 ayat 2 tentang SMK dapat mendirikan Unit Produksi/Jasa. Jakarta: Depdikbud


(5)

147 Permendiknas No 45 Tahun 2010 Tentang Kriteria kelulusan Peserta didik pada

sekolah SMP/SMPLB, MTS/MTSLB,SMA/MA/MAK/SMK,Jakarta.

Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung, 1994, Pedoman Pelaksanaan Unit Produksi Untuk STM/SMT/STMP/BLPT,P3G Teknologi, Bandung.

PP Nomor 29 tahun 1990 Bab IX pasal 29 ayat 2 tentang SMK dapat mendirikan Unit Produksi/Jasa. Jakarta: Depdikbud

Riduan (2005) Dasar Dasar Statistika , Alfa Beta Bandung

Rochaety, Ety, dkk. (2007). Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta. Mitra Wacana Media

Supriadi Dedi.(2002).Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Di Indonesia. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta : Dikmenjur

Sugiyono. (2006). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Samijo, (___). ”Kendala Pengembangan Unit Produksi Pada SMK(Online). Jurnal Pendidikan.

Tersedia di : www.depdiknas.go.id (20 Januari 2010)

Sabijanto, (___). “Pelaksanaan Kewirausahaan Melalui Unit Produksi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Ciamis” (Online). Jurnal Pendidikan

Tersedia di : http://www.depdiknas.go.id ( 15 Desember 2010)

Syamsudin Abin ( 1996 ) Pengembangan Kurikulum ,Bandung PT Remaja Rosda Karya

Sri Wardhani.2008. Perbedaan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran. online: http://p4tkmatematika.org (20 Maret 2011)

Tuloli M.Yusuf (2006) Administrasi dan Supervisi Pendidikan ,Rosda Karya Bandung


(6)

UPI (2009 ) Pedoman penulisan karya ilmiah

Wahana Komputer (2009). Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Semarang, CV. Andi Offset

Wena, Made. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito

Winanda Kartika (1993 ) Identifikasi kesenjangan Kompetensi dosen Teknik Industri Institut teknologi Telkom. online: http://Digilib.iittelkom.ac.id. (23 Maret 2011)


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA Kontribusi Praktik Kerja Industri dan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Terhadap Sikap Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI Jurus

0 1 13

PENGARUH MODEL PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN BAKAT TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI MEMBUBUT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 MEDAN.

0 1 187

KONTRIBUSI KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA.

0 1 39

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF AGRIBISNIS PERIKANAN TERHADAP KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI BUDIDAYA PERAIRAN.

0 0 37

KONTRIBUSI BAKAT MEKANIK DAN PROSES BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KOMPETENSI SERTA KESIAPAN UNTUK BEKERJA DI INDUSTRI.

1 1 34

KONTRIBUSI KREATIVITAS KERJA DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI KOMPETENSI TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK 1 SEDAYU BANTUL.

0 0 122

KONTRIBUSI PENCAPAIAN KOMPETENSI BELAJAR MATA DIKLAT INDUSTRI KREATIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA SISWADI UNIT PRODUKSI SMK NEGERI 1 NGAWEN.

0 0 109

PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN PRODUKTIF, PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 BANTUL.

0 0 168

RELEVANSI ANTARA KOMPETENSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF DENGAN PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 0 172

RELEVANSI ANTARA KOMPETENSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF DENGAN PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIGAS CEPU TAHUN AJARAN 2014/2015

0 0 11