HUBUNGAN UPAYA GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP DENGAN HASIL UJIAN NASIONAL Studi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kota Palangka Raya.

(1)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Asumsi ... 9

E. Hipotesis ... 10

F. Definisi Operasional ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 14

1. Konsep Kurikulum ... 14

2. Fungsi dan Peranan Kurikulum ... 17

3. Pengembangan Kurikulum ... 18

4. Prinsip Pengembangan Kurikulum ... 19

5. Implementasi Kurikulum ... 27

6. Implementasi KTSP ... 32

7. Standar Kompetensi Guru ... 33

B. Penilaian Hasil Belajar ... 38

C. Ujian Nasional ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi ... 60

B. Teknik Pengumpulan Data ... 61

1. Angket ... 61

2. Wawancara ... 62

3. Dokumentasi ... 62

C. Teknik Analisis Data ... 63

1. Analisis Deskriptif ... 63

2. Analisis Korelasional ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67

1. Karakteristik Responden ... 67

2. Analisis Statistik ... 70

B. Pembahasan ... 121


(2)

vii

2. Proses Belajar Mengajar ... 137 3. Evaluasi Hasil Belajar ... 147 C. Hasil Ujian Nasional ... 154

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 160 B. Saran ... 161 DAFTAR PUSTAKA


(3)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nilai Koefisien Korelasi “r” untuk Berbagai df ... 66

Tabel 4.1 Jumlah Responden Penelitian ... 67

Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir ... 68

Tabel 4.3 Pengalaman Mengajar ... 69

Tabel 4.4 Data Siswa ... 69

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perencanaan KTSP ... 71

Tabel 4.6 Konsep Kurikulum ... 76

Tabel 4.7 Prinsip Pengembangan Kurikulum ... 76

Tabel 4.8 Keterlibatan Menyusun Kurikulum ... 77

Tabel 4.9 Penyempurnaan Kurikulum ... 77

Tabel 4.10 Analisis Soal Ujian Nasional ... 78

Tabel 4.11 Analisis Laporan BSNP ... 79

Tabel 4.12 Konsep Silabus ... 80

Tabel 4.13 Prinsip Pengembangan Silabus ... 80

Tabel 4.14 Konsep RPP ... 81

Tabel 4.15 Prinsip Pengembangan RPP ... 81

Tabel 4.16 Membuat RPP ... 82

Tabel 4.17 RPP dan Tuntutan Daerah ... 83

Tabel 4.18 RPP dan Tuntutan UN ... 83

Tabel 4.19 Pendidikan Terakhir dan Perencanaan ... 84

Tabel 4.20 Guru dan Konsep Kurikulum ... 85


(4)

ix

Tabel 4.22 Guru dan Analisis Soal ... 87

Tabel 4.23 Pengalaman Kerja dengan Pembuatan RPP ... 88

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Proses Belajar Mengajar ... 89

Tabel 4.25 Menjelaskan Materi Awal ... 92

Tabel 4.26 Komentar Siswa ... 92

Tabel 4.27 Penguasaan Materi ... 93

Tabel 4.28 Materi Penunjang ... 94

Tabel 4.29 Materi Sesuai UN ... 94

Tabel 4.30 Sumber Belajar ... 95

Tabel 4.31 Metode Mengajar ... 96

Tabel 4.32 Media ... 96

Tabel 4.33 Guru dan Sumber Belajar ... 97

Tabel 4.34 Guru dan Media ... 98

Tabel 4.35 Distribusi Frekuensi Evaluasi Hasil Belajar ... 99

Tabel 4.36 Evaluasi Hasil Belajar ... 102

Tabel 4.37 Dokumentasi Kesulitan Siswa ... 103

Tabel 4.38 Penggunaan Data Kesulitan Siswa ... 104

Tabel 4.39 Tes Sesuai dengan UN ... 104

Tabel 4.40 Analisis Hasil Belajar ... 105

Tabel 4.41 Tugas Rumah ... 106

Tabel 4.42 Portofolio ... 106

Tabel 4.43 Pengayaan dan Perbaikan ... 107

Tabel 4.44 Distribusi Frekuensi Implementasi KTSP ... 107


(5)

x

Tabel 4.46 Guru Jelaskan Materi ... 113

Tabel 4.47 Guru Beri Waktu Bertanya ... 114

Tabel 4.48 Materi dan UN ... 114

Tabel 4.49 Penggunaan Media ... 115

Tabel 4.50 Keterampilan Menggunakan Media ... 116

Tabel 4.51 Tugas Kelompok ... 116

Tabel 4.52 Tugas Rumah ... 117

Tabel 4.53 Ulangan Tertulis ... 117

Tabel 4.54 Bahas Hasil Ulangan ... 118

Tabel 4.55 Latihan Soal UN ... 119

Tabel 4.56 Soal UN ... 119

Tabel 4.57 Soal UN dan Materi Pelajaran ... 120

Tabel 4.58 Respon Siswa Terhadap Guru ... 120

Tabel 4.59 Upaya Guru dalam Perencanaan KTSP ... 121

Tabel 4.60 Hubungan Perencanaan KTSP dengan Hasil UN ... 122

Tabel 4.61 Mata Pelajaran * Buat RPP Crosstabulation ... 129

Tabel 4.62 Upaya Guru Melaksanakan PBM ... 137

Tabel 4.63 Hubungan Upaya Guru Melaksanakan PBM dengan Hasil UN .... 138

Tabel 4.64 Upaya Guru Melaksanakan Evalusi Hasil Belajar ... 148

Tabel 4.65 Hubungan Upaya Guru Melaksanakan EHB dengan Hasil UN .... 148

Tabel 4.66 Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP ... 156

Tabel 4.67 Hubungan Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP dengan ... Hasil Ujian Nasional ... 157


(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amanat Undang-Undang Nomor: 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) salah satu poinnya menyebutkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan hasil perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembeharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

Lahirnya Undang-Undang Nomor: 20 tahun 2003 itu yang disusul dengan peraturan dan kebijakan operasional lainnya merupakan upaya pemerintah dalam memberikan solusi dan mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan-permasalahan yang melingkupi dunia pendidikan dewasa ini. Permasalahan pendidikan yang masih dirasakan belum bisa diatasi adalah masalah pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, mutu pendidikan dan relevansi serta efisiensi pendidikan.

Permasalahan itulah yang menjadi harapan besar masyarakat untuk bisa dicarikan jalan penyelesaiannya, sehingga masyarakat benar-benar merasakan dampak dari pelaksanaan Undang-Undang, peraturan dan kebijakan mengenai pendidikan, terutama yang menyangkut peningkatan mutu pendidikan.


(7)

Peningkatan mutu pendidikan sudah menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk juga bangsa kita Indonesia. Masalah ini sebenarnya sudah sejak dulu dicarikan solusi dan cara yang tepat, namun hasilnya masih belum optimal seperti yang diinginkan dan diharapkan oleh masyarakat, hal itu dapat dilihat dari pelaksanaan ujian nasional (UN), masih banyak siswa yang gagal mengikuti ujian akhir, yang merupakan penentuan lulus tidaknya siswa dalam satu lembaga pendidikan.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional berupaya melakukan perbaikan terhadap mutu pendidikan dimaksud. Salah satunya dengan mengadakan perubahan atau penyempurnaan kurikulum pendidikan, yang sekarang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut dimaksudkan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu dalam konteks lokal, nasional dan global. Dalam kurikulum baru, satuan pendidikan atau sekolah diberikan kewenangan untuk merancang kurikulum di masing-masing sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan masyarakat atau daerah.

Melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam pengembangan kurikulum, maka diharapkan adanya kepedulian dari warga sekolah dan masyarakat dalam memberdayakan sumberdaya yang tersedia dan dampaknya adalah akan terjadi transparansi dan demokrasi yang sehat dalam pengelolaan sebuah sekolah. Selain itu juga fungsi kontrol masyarakat terhadap sekolah bisa dilaksanakan lebih efektif dan efisien serta sekolah dapat dengan cepat


(8)

memberikan respon terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat kemudian mengakomodasi semua aspirasi tersebut ke dalam pengembangan KTSP.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih memberikan penekanan kepada ketercapaian kompetensi peserta didik, sehingga dengan pelaksanaan kurikulum ini diharapkan sekolah dapat membantu peserta didik belajar secara maksimal dengan tentu saja disesuaikan dengan karakteristik, potensi dan kebutuhan peserta didik.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 15 mengemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP sendiri tentu saja dilakukan oleh Satuan Pendidikan dengan berpedoman pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Madrasah sebagaimana yang merupakan lembaga atau satuan pendidikan yang pengelolaannya di bawah naungan Kementerian Agama dituntut pula untuk melakukan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Fungsi Madrasah sama dengan satuan pendidikan lainnya sesuai dengan yang dijelaskan pada pasal 17 ayat 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yakni dalam rangka mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di madrasah, Menteri Agama RI mengeluarkan Surat Keputusan


(9)

Nomor: DJ.II.I/PP.00/ED/681/2006 tentang berbagai pembenahan dari seluruh sektor pendidikan dengan maksud agar madrasah dapat berjalan dan mampu bersaing dengan satuan pendidikan lainnya. Usaha-usaha yang dilakukan antara lain; segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, meningkatkan mutu pelaksanaan evaluasi, supervisi dan akreditasi, meningkatkan profesional tenaga pendidik, menyediakan sarana dan prasarana, pembiayaan yang adil serta perbaikan manajemen pendidikan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama tersebut maka semua satuan pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Agama berusaha melaksanakan kurikulum sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah pada semua mata pelajaran. Kebijakan ini tentu saja tidak hanya berimplikasi pada pengembangan konten kurikulum tapi juga telah memposisikan madrasah dan guru bukan hanya sebagai pelaksanan kurikulum namun sebagai pengembang kurikulum pada masing-masing satuan pendidikan.

Keberhasilan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menerapkan kurikulum dimaksud pada proses belajar mengajar, terutama yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap implementasi kurikulum itu sendiri. Kalau seorang guru yang ditugaskan untuk menerapkan KTSP kurang memahami tugas-tugasnya maka tidak jarang yang terjadi adalah berubah pada tatanan dokumen kurikulum sedangkan proses di kelas tetap dengan pola kurikulum lama. Hal itu menunjukkan bahwa berfungsinya sebuah kurikulum


(10)

terletak pada bagaimana penerapannya di kelas dalam kegiatan belajar mengajar dan itu merupakan kunci keberhasilan tercapainya tujuan, serta pengembangan kompetensi peserta didik.

Tujuan dari pengembangan KTSP sendiri sesuai dengan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh BSNP (2006), meyebutkan bahwa panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk:

1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Belajar untuk memahami dan menghayati,

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Memang tidak mudah untuk mengembangkan serta mengimplementasikan KTSP, selain memang membutuhkan kesungguhan guru untuk mau mengembangkan metode-metode pembelajarannya sesuai dengan kriteria siswa yang dihadapi dan dituntut untuk selalu kreatif, dan cerdas untuk mengkreasi sumber-sumber pembelajaran yang ada.

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menurut Mulyasa (2008, 179) merupakan operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pernyataan itu maka seyogyanya guru yang


(11)

bertugas dalam satuan pendidikan yang disebut madrasah juga diharapkan bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Keberhasilan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan guru, diharapkan membawa dampak pada perolehan hasil yang baik pula bagi siswa ketika dilaksanakan evaluasi bahkan ujian nasional (UN), sebab berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 pada pasal 1 ayat 20 menyebutkan bahwa ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari satu satuan pendidikan.

Sesuai dengan PP dimaksud maka tanggung jawab guru dan lebih khusus guru madrasah bertambah besar, kemampuan tidak hanya sebatas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran namun paling penting peserta didik bisa dinyatakan lulus dan berhasil menyelesaikan studinya di sebuah satuan pendidikan. Sejak diberlakukannya Ujian Akhir Nasional pemerintah menetapkan standar minimal kelulusan yakni 4,01 bila ada siswa yang belum mencapai nilai tersebut maka gagal atau tidak lulus.

Pemerintah menetapkan standar minimal tersebut bertujuan untuk mendongkrak kualitas pendidikan, bahkan setiap tahun pelaksanaan ujian akhir nasional sekarang dikenal dengan nama Ujaian Nasional standar minimal kelulusan semakin naik, untuk tahun pelajaran 2006/2007 standar minimal lulus sebesar 4,25 untuk tahun pelajaran 2007/2008 standar minimal lulus menjadi 4,50 bahkan pada tahun pelajaran 2008/2009 standar minimal


(12)

lulus sebesar 5,0 dan untuk Ujian Nasional tahun pelajaran 2009/2010 diperkirakan standar minimal lulus tetap di 5,0. Penetapan ini kalau digunakan untuk memberikan penilaian pada kualitas sebuah lembaga penyelenggara pendidikan maksudnya baik tapi kebanyakan masyarakat tidak menerima kebijakan yang dianggap bertentangan dengan kondisi sarana dan prasarana serta sumber daya manusia di sekolah yang masih terbatas.

Permasalahan diberlakukannya Ujian Nasional dengan menggunakan standarisasi nilai minimal untuk syarat lulusnya seorang peserta didik, tentu saja menjadi beban berat yang harus diemban penyelenggara sekolah baik kepala sekolah dan lebih-lebih guru sebagai seorang yang bersentuhan langsung dengan siswa dan pelaksana kurikulum di kelas. ada empat mata pelajaran yang di-UN-kan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada jenjang pendidikan seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs) untuk tahun pelajaran 2008/2009.

Kalau kita kembali kepada PP di atas maka guru madrasah yang mengajar empat mata pelajaran itulah yang menjadi tumpuan sekolah dalam upaya menyiapkan peserta didik yang mempunyai kemampuan mengikuti Ujian Nasional, memang kondisi ini mendorong sekolah untuk lebih memfokuskan pada empat mata pelajaran itu saja sehingga mengabaikan pelajaran lainnya. Bahkan ada pendapat di masyarakat akibat sistem ini sekolah juga membentuk tim yang bekerja membantu anak didiknya.

Tapi yang jelas penulis ingin melihat upaya yang dilakukan guru empat bidang studi tersebut mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan


(13)

Pendidikan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang sukses dalam menempuh Ujian Nasional, seperti apa implementasinya, apa mereka guru-guru menjalankan sesuai dengan hasil kurikulum apa tidak, atau hanya konsentrasi membentuk tim khusus tanpa melihat tujuan, isi dan hasil dari sebuah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Fenomena inilah yang menjadi pertimbangan penulis untuk melakukan kajian lebih mendalam bagaimana hubungan upaya guru mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah dengan hasil ujian nasional yang diperoleh siswanya. Terutama untuk mata pelajaran yang di-UN-kan, yaitu; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IX.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Hubungan Upaya Guru Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan hasil Ujian Nasional. Sesuai pendapat Sanjaya (2008:207); Implementasi KTSP adalah merencanakan tujuan belajar, mengoranisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, mampu memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa, juga melakukan pengawasan dan juga penilaian apakah yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, ada tiga kegiatan dalam implementasi yakni merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi. Dari rumusan itu maka penulis merinci beberapa rumusan penelitian diantaranya:


(14)

1. Bagaimana guru membuat perencanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mempunyai hubungan dengan Hasil Ujian Nasional? 2. Bagaimana guru menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dalam proses belajar mengajar di kelas dengan memperhatikan hubungan dengan Hasil Ujian Nasional?

3. Bagaimana guru melaksanakan evaluasi hasil belajar dan hubungannya dengan Hasil Ujian Nasional?

4. Bagaimana upaya guru mengimplementasikan KTSP dengan hasil Ujian Nasional?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan melakukan analisis hubungan upya guru mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Hasil Ujian Nasional, sehingga terlihat jelas semakin baik implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan maka juga semakin baik hasil ujian nasional siswa. Rincian tujuan dimaksud adalah:

1. Untuk menganalisis upaya guru membuat perencanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan hubungannya dengan Hasil Ujian Nasional.

2. Untuk menganalisis upaya guru menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam proses belajar mengajar di kelas dan hubungannya dengan Hasil Ujian Nasional.

3. Untuk menganalisis upaya guru melaksanakan evaluasi hasil belajar dan hubungannya dengan Hasil Ujian Nasional.


(15)

4. Untuk menganalisis upaya guru mengimplementasikan KTSP dengan hasil Ujian Nasional?

D. Asumsi

Guru yang melakukan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang baik, dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil Ujian Nasional terbaik pula. Itu didibuktikan dengan melakukan perencanaan yang baik, wujudnya adalah guru mampu mengetahui dan memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, sehingga guru dapat mengembangkan silabus dan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara baik. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan selain perencanaan juga tahap implementasi di kelas atau proses belajar mengajar, guru mampu memilih metode, media dan memberikan motivasi agar siswa bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik sehingga materi yang disampaikan bisa dipahami oleh siswa. Selanjutnya pelaksanaan evaluasi mengukur keberhasilan belajar siswa di kelas bisa lebih diarahkan pada hasil Ujian Nasional.

E. Hipotesis

Merujuk pada asumsi dan masalah di atas maka hipotesis untuk penelitian ini adalah: “Upaya Guru Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan hubungannya dengan Hasil Ujian Nasional”.

Ho = tidak ada hubungan positif antara Upaya Guru Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Hasil Ujian Nasional.


(16)

Ha = ada hubungan positif yang signifikan antara Upaya Guru Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Hasil Ujian Nasional.

Hipotesis penelitian ini secara rinci dibagi lagi kepada tiga submasalah, yakni perencanaan, pelaksanaan proses belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar, sehingga setiap kegiatan dari sebuah implementasi KTSP itu bisa dilihat dengan jelas upaya yang dilakukan oleh guru, submasalah dengan hipotesis masing-masing sebagai berikut:

1. Perencanaan KTSP yang dibuat guru mempunyai hubungan dengan Hasil Ujian Nasional.

Ho = tidak ada hubungan antara perencanaan KTSP yang dibuat guru dengan Hasil Ujian Nasional.

Ha = ada hubungan yang signifikan antara perencanaan KTSP yang dibuat guru dengan Hasil Ujian Nasional.

2. Penerapan KTSP dalam proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan guru mempunyai hubungan dengan Hasil Ujian Nasional.

Ho = tidak ada hubungan antara proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan Hasil Ujian Nasional.

Ha = ada hubungan yang signifikan antara proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan Hasil Ujian Nasional.

3. Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan guru mempunyai hubungan dengan Hasil Ujian Nasional.


(17)

Ho = tidak ada hubungan antara evaluasi hasil belajar yang dilakukan guru dengan Hasil Ujian Nasional.

Ha = ada hubungan yang signifikan antara evaluasi hasil belajar yang dilakukan guru dengan Hasil Ujian Nasional.

F. Definisi Operasional

Untuk mempertegas berbagai pertanyaan penelitian yang terkandung dalam judul maka perlu diberikan definisi operasional menyangkut penelitian yang akan dilakukan diantaranya adalah:

1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menurut Mulyasa (2008; 178) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum (potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu. Jadi implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian adalah upaya guru dalam merealisasikan konsep kurikulum yang terdiri dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang dijabarkan dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Implementasi yang dilaksanakan dari tahap perencanaan yakni bagaimana silabus dibuat kemudian dituangkan dalam RPP berbentuk kurikulum tertulis, selanjutnya kurikulum tertulis dimaksud diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas, materi yang diajarkan menggunakan media dan teknik yang sesuai, tahapan akhirnya yakni dilakukan evaluasi hasil belajar, bentuk evaluasi dan alat ukur penilaian keberhasilan siswa diupayakan sudah sesuai dengan materi.


(18)

2. Hasil Ujian Nasional, yakni perolehan nilai siswa ketika mengikuti ujian nasional terutama untuk empat mata pelajaran di-UN-kan, untuk SMP dan MTs pada pelaksanaan ujian tahun pelajaran 2009/2010 mata pelajaran yang di-UN-kan diantaranya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


(19)

58 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian dengan judul Hubungan Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP dengan Hasil Ujian Nasional, Studi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Se-Kota Palangka Raya menggunakan metode deskriptif korelasional, yakni bahwa yang dilteliti adalah masalah yang ada saat ini, maksudnya untuk mengetahui pelaksnaan KTSP di madrasah dan korelasinya terhadap hasil yang di dapat siswa dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Sukmadinata (2008: 72) menyebutkan konsep penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia.

Penelitian deskriptif menurut Hartoto (2009), juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk


(20)

mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Untuk melakukan analisis data peneliti terlebih dahulu dilakukan deskriptif frekuensi terhadap pelaksanaan KTSP dengan menggunakan SPSS 16, baik data tersebut di dapat dari guru maupun dari siswa, dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memang sudah dipahami oleh guru dan sekolah, apakah pelaksanaan KTSP yang dijalankan sudah efektif dan evaluasi hasil belajar sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tidak.

Dimulai dari kemampuan guru membuat perencanaan kemudian kegiatan proses belajar mengajar serta pelaksanaan evaluasi belajar yang dilaksanakan guru pada saat implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada masing-masing mata pelajaran yang di-UN-kan. Setelah itu baru dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan antara upaya guru mengimplementasikan KTSP dan hasil ujian nasional, hasil UN diambil dari data yang telah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2009/2010 pada semua MTs se-Kota Palangka Raya.

Selanjutnya hasil tersebut juga akan dianalisis untuk mencari apakah ada hubungannya antara upaya guru mengimplementasikan KTSP dengan hasil Ujian Nasional (UN) dalam bentuk korelasional. Analisis korelasi hanya menggunakan penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian korelasi sederhana ini


(21)

hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi, suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien tersebut, bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.

Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan. Dua variabel yang yang akan dicari hubungannya adalah antara Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP dan Hasil Ujian Nasional.

A. Populasi

Penentuan populasi dalam penelitian ini peneliti menggunakan populasi target (target population) yakni yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran yang di-UN-kan dan siswa kelas IX MTs se-Kota Palangka Raya yang menjadi peserta Ujian Nasional, sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2008: 250) bahwa populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian. Guru yang dijadikan subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,


(22)

Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan jumlah 58 orang.

Sedangkan untuk siswa MTs se-Kota Palangka Raya sesuai dengan data awal yang didapat peneliti yang mengikuti Ujian Nasional tahun 2009/2010 sebanyak 855 orang, penentuan sampelnya dengan menggunakan Probability Sampling. Penentuan sampel peneliti menggunakan Probability Sampling sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009: 120) Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selanjutnya dalam penentuan sampel mana yang terpilih menjadi subjek penelitian, digunakan teknik simple random sampling, dikatakan simpel (sederhana) karena sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, dengan pertimbangan jumlah siswa yang banyak maka peneliti hanya mengambil 20% dari jumlah siswa tersebut yakni 171 orang yang dijadikan sampel penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket. Angket ini digunakan untuk menggali data yang berkenaan dengan upaya guru dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Disamping itu juga akan digali data apakah sekolah dan guru yang bersangkutan pernah melakukan


(23)

analisis terhadap butir soal ujian nasional sebagai dasar perbaikan rencana, penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Selain gur sebagai subjek penelitian, angket digunakan untuk menggali informasi dari siswa sebagai informan mengenai upaya guru mengimplementasikan KTSP yakni pada proses belajar mengajar di kelas, dari pelaksanaan awal hingga pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Informasi ini dijadikan sebagai pembanding dari data yang di dapat dari guru, sehingga diharapkan akan tergambar pelaksanaan atau implementasi KTSP di Madrasah se-Kota Palangka Raya.

2. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah yang juga merupakan elemen keberhasilan pelaksanaan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sesuai pendapat Mars dalam Rusman (2002: 22), berpendapat terdapat lima elemen yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu: dukungan dari kepala sekolah, dukungan dari rekan sejawat guru, dukungan dari siswa, dukungan dari orang tua, dan dukungan dari dalam diri guru unsur yang utama. Hasil teknik ini bisa memberikan gambaran tentang upaya yang sudah dilaksanakan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3. Dokumentasi

Selain angket, pengumpulan data juga menggunakan dokumentasi, alat ini digunakan untuk memperoleh data nilai hasil ujian nasional siswa madrasah, pada lembaga yang berwenang mengeluarkan


(24)

hasil ujian dimaksud. Hasil ini akan dijadikan bahan untuk mencari Korelasi implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan hasil Ujian Nasional.

C. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan yang disebutkan di atas bahwa analisis data penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah:

1. Analisis Deskriptif

Pada tahap ini data dianalisis dengan cara menyajikan data kedalam tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan interpretasi terhadap data yang disajikan, yang berkenaan dengan upaya guru mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, baik kegiatan perencanaan, proses belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar. Begitu pula dengan data yang di dapat dari angket siswa dianalisis dengan tabel distribusi, untuk angket siswa dibagikan setelah pelaksanaan Ujian Nasional selesai dilaksanakan yakni tanggal 1 April 2010 – 13 Juni 2010. Ini dimaksudkan untuk mencari gambaran mengenai kondisi pelaksanan Ujian Nasional dan tanggapan siswa mengenai soal Ujian Nasional. Semua hasil angket baik guru dan siswa yang sudah diolah dengan tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan interpretasi terhadap data yang di dapat dengan memaparkan data apa adanya. Interpretasi tersebut selain hasil data angket juga diperkuat atau dipertajam dengan hasil pertanyaan dengan kepala madrasah dan pendapat ahli yang ada kaitanya dengan data dimaksud.


(25)

2. Analisis Korelasional

Setelah tahap analisis deskripsi dengan melakukan interpretasi data selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan korelasional dengan memakai fasilitas SPSS 16, untuk mengetaui apakah ada hubungan antar upaya guru melakukan perencanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, upaya guru melaksanakan proses belajar mengajar dan upaya guru melakukan evaluasi hasil belajar dengan Hasil Ujian Nasional. Sehingga akan digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP dengan Hasil Ujian Nasional yang merupakan hipotesis utama dalam penelitian ini. Perhitungan statistik dalam penyelesaian analisis data penelitian sesuai dengan pendapat Sudijono (2009: 220-221), perhitungan dengan sampel lebih dari 30, maka sebaiknya menggunakan Peta Korelasi atau Diagram Korelasi atau dikenal dengan nama Scatter Diagram. Rumus yang digunakan adalah:

r

xy

∑ ′ ′

′ ′ ′ ′

Keterangan:

∑ = jumlah hasil perkalian antara frekuensi dengan x’ dan y’

Cx’ = Nilai korelasi pada variabel X yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: Cx’ =

Cy’ = Nilai korelasi pada variabel Y yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: Cx’ =


(26)

SDx’ = Deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit (dimana i-1) SDy’ = Deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai 1 unit (dimana i-1) Langkah:

Langkah yang perlu ditempuh: a. Menyiapkan peta korelasi b. Mencari Cx’ dengan rumus ∑ c. Mencari Cy’ dengan rumus ∑

d. Mencari SDx’ dengan rumus SDx’ = i ∑ ∑ e. Mencari SDx’ dengan rumus SDx’ = i ∑ ∑ f. Mencari rxy dengan rumus yang telah disebutkan di atas.

Sebagai bahan acuan untuk mengetahui lemah dan kuatnya korelasi atau untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dilakukan dengan cara membandingkan nilai rxy atau ro dengan besarnya rtabel dengan menghitung df-nya terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sederhana df = N - nr. Hasil perhitungan df akan memberikan posisi nilai rtabel yang selanjutnya memberikan acuan terhadap kuat lemahnya korelasi yang terjadi.

Tabel nilai koefisien korelasi “r” sesuai dengan pendapat Sudijono (2009: 402) sebagai berikut:


(27)

Nilai Koefisien Korelasi “r” untuk Berbagai df

Df

(degrees of freedom)

Banyaknya variabel yang dikorelasikan Harga “r” pada taraf signifikansi

5% 1%

……. ……. ….…

40 0,304 0,393

45 0,288 0,372

50 0,273 0,354

60 0,250 0,325


(28)

160 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Pada tahapan pembuatan perencanaan dalam rangkaian Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP mempunyai hubungan dengan Hasil Ujian Nasional, dimana keduanya memiliki hubungan, namun hubungannya lemah dan cukup signifikan. Sehingga hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik guru melakukan perencanaan KTSP maka semakin baik pula Hasil Ujian Nasional yang akan di dapat oleh siswanya.

2. Tahapan pelaksanaan KTSP dalam proses belajar mengajar, punya hubungan dengan Ujian Nasional, dimana keduanya memiliki hubungan, namun hubungannya lemah tapi cukup signifikan. Berdasarkan hasil itu maka disimpulkan bahwa semakin baik guru melaksnakan Proses Belajar Mengajar maka semakin baik pula Hasil Ujian Nasional yang diperoleh oleh siswanya.

3. Tahapan Evaluasi hasil belajar yang dilakukan guru pun punya hubungan positif dengan Hasil Ujian Nasional, dimana keduanya memiliki hubungan, namun hubungannya juga lemah tapi signifikan. Berdasarkan hasil itu dapat disimpulkan bahwa semakin baik guru melaksnakan


(29)

evaluasi hasil belajar maka semakin baik pula Hasil Ujian Nasional yang diperoleh siswanya.

4. Kesimpulan akhir dari tiga submasalah di atas baik perencanaan, proses belajar mengajar dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar membuktikan ada hubungan positif dengan Hasil Ujian Nasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP maka semakin baik pula Hasil Ujian Nasional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang di dapat pada penelitan ini maka ada beberapa saran yang disampaikan agar pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional berjalan selaras dan mempunyai hubungan yang kuat guna peningkatan kualitas lulusan:

1. Guru

Hendaknya bekerja keras untuk memahami pentingnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan selalu mengikuti pendidikan dan latihan juga seminar yang membahas tentang kurikulum, diharapkan nantinya pelaksanaan KTSP bisa berjalan baik.

2. Kepala Madrasah

Hendaknya memikirkan peningkatan penguasan dan pemahaman guru tentang kurikulum, dengan memberikan fasilitas dan waktu yang cukup bagi guru untuk melakukan kajian terhadap kurikulum, juga diharapkan setiap penyusunan dan penyempurnaan kurikulum madrasah semua guru


(30)

dilibatkan. Sehingga ketika dalam tahapan pelaksanaan, semua elemen satu irama terarah demi mencapai tujuan bersama.

3. Instansi Terkait

Bertanggung jawab membuat dan mengusulkan kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk alokasi dana yang cukup untuk pendidikan khususnya bagi pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan kurikulum disamping selalu melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar di madrasah.

4. Kementerian Pendidikan

Hasil penelitian ini walaupun belum sempurna tapi bisa dijadikan tolak ukur bahwa pentingnya pelaksanaan KTSP, sebab hasil menunjukkan bahwa semakin baik implementasi KTSP maka semakin baik pula hasil yang di dapat pada pelaksanaan Ujian Nasional. Sehingga perlu adanya usaha maksimal pemerintah dalam rangka mencari jalan keluar agar KTSP bisa dilaksanakan di sekolah atau madrasah. Mungkin dengan melakukan pendapingan setiap guru dalam membantu pengembangan KTSP. Sebab upaya sosialisasi dan pelatihan belum membuahkan hasil maksimal dalam rangka pengembangan KTSP di daerah.

5. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diakui masih terlalu sederhana, sangat terbuka untuk dilakukan penelitian dengan masalah yang sama pada pembahasan yang berbeda dan lebih mendalam, sehingga akan diketahui secara jelas tentang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah-sekolah dan


(31)

madrasah dan sistem evaluasi yang sebaiknya digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sehingga memberikan masukan kepada pembuat kebijakan untuk benar-benar melakukan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Alberta E. (2009) Evaluating Students Learning and Communication Processes, http://www.niace.org.uk. (Tersedia)

Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

Badan Standar Nasional Pendidikan, (2006), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP

Budi, Triton Prawira., (2006), SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: CV. Andi Offset

Depdiknas, (2006) Model Penilaian Kelas Berbasis Kompetensi Untuk SMA/MA, Jakarta: Pusat Kurikulum

Dirjend. PMPTK Depdiknas. (2008) Penilaian Hasil Belajar http://lpmpjogja. diknas.go.id/materi/fsp/2009-Pembekalan-Pengawas/Penilaianhasilbelajar .pdf. (Tersedia).

Doll, Ronald C., (1974), Curriculum Improvement, Decision Making and Process, Boston: Allyn & Bacon, Inc

Erick. (2009) Student Achievement Assessment. http://www.meb.ufk.edu. (Tersedia).

Fullan, M.G. (1991). The New Meaning of Education Change. New York: Teacher College Press Published.

Hamalik, Oemar., (2007), Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

………(2007), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Hasan, S. Hamid (2008), Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Halsey, Philips. 2002. A Guide To Teacher Assessment. London: William Cloves Lim.


(33)

Hartoto (2009), http://www.penalaran-unm.org /index.php/ artikel -nalar/ penelitian/163-penelitian-deskriptif.html (tersedia)

Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius

Mulyasa, H.E (2008), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara

…….., (2008), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Miller, Seller (1985).Curriculum Perspective and Practice. London: Longman Nasution. S., (2008), Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara

National Forum on Assessment. (1996). Principles and Indicators for Student Assessment Systems. Cambridge, MA: FairTest.

Oxford Learner’s Pocket Dictionary, USA: Oxford University Press

Permendiknas Nomor: 78, (2008), Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009, Jakarta: Depdiknas

PP. Nomor 19 (2005), Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas

Print, Murray. (1993). Curriculum Development and Design. Australia:Allen & Unwin

Ruseffendi, H.E.T (1998), Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press

Sanjaya, Wina., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

……., (2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Semple, Brian McLean. (2009). Science, Assessment of Achievement Programmed. http://www.alliance.brown.edu . (Tersedia)


(34)

Sudijono, Anas (2009), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana dan Ibrahim (1989), Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru.

……, (2008) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiono (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta

Sukardi., 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih., (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

…….., (2008), Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Taba, Hilda.(1962).Curriculum Development,Theory and Practice. New York: Harcourt, Brace & World

Tyler, R.W., (1949). Basic Principles of Curriculum and Instructions. Univ. Of Chicago Press.

UU Nomor 20. (2003), Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

Wallace, Gerald & Larsen, Stephen C. (1979). Educational Assessment of

Learning Problem. Massschusets: Allyn & Bacon, inc.

Worsnop, Christ. (2008).Student Assessment.

http://www.media-awareness.ca/english/resources/educational/teaching_backgrounders/medi a_literacy/types_of_assessment.cfm. (tersedia)

Yamin, Martinis., (2007), Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press

Zais, Robert S., (1976), Curriculum Principles and Foundations, New York: Harper & Row Publisher.


(1)

161

evaluasi hasil belajar maka semakin baik pula Hasil Ujian Nasional yang diperoleh siswanya.

4. Kesimpulan akhir dari tiga submasalah di atas baik perencanaan, proses belajar mengajar dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar membuktikan ada hubungan positif dengan Hasil Ujian Nasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik Upaya Guru Mengimplementasikan KTSP maka semakin baik pula Hasil Ujian Nasional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang di dapat pada penelitan ini maka ada beberapa saran yang disampaikan agar pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional berjalan selaras dan mempunyai hubungan yang kuat guna peningkatan kualitas lulusan:

1. Guru

Hendaknya bekerja keras untuk memahami pentingnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan selalu mengikuti pendidikan dan latihan juga seminar yang membahas tentang kurikulum, diharapkan nantinya pelaksanaan KTSP bisa berjalan baik.

2. Kepala Madrasah

Hendaknya memikirkan peningkatan penguasan dan pemahaman guru tentang kurikulum, dengan memberikan fasilitas dan waktu yang cukup bagi guru untuk melakukan kajian terhadap kurikulum, juga diharapkan setiap penyusunan dan penyempurnaan kurikulum madrasah semua guru


(2)

162

dilibatkan. Sehingga ketika dalam tahapan pelaksanaan, semua elemen satu irama terarah demi mencapai tujuan bersama.

3. Instansi Terkait

Bertanggung jawab membuat dan mengusulkan kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk alokasi dana yang cukup untuk pendidikan khususnya bagi pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan kurikulum disamping selalu melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar di madrasah.

4. Kementerian Pendidikan

Hasil penelitian ini walaupun belum sempurna tapi bisa dijadikan tolak ukur bahwa pentingnya pelaksanaan KTSP, sebab hasil menunjukkan bahwa semakin baik implementasi KTSP maka semakin baik pula hasil yang di dapat pada pelaksanaan Ujian Nasional. Sehingga perlu adanya usaha maksimal pemerintah dalam rangka mencari jalan keluar agar KTSP bisa dilaksanakan di sekolah atau madrasah. Mungkin dengan melakukan pendapingan setiap guru dalam membantu pengembangan KTSP. Sebab upaya sosialisasi dan pelatihan belum membuahkan hasil maksimal dalam rangka pengembangan KTSP di daerah.

5. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diakui masih terlalu sederhana, sangat terbuka untuk dilakukan penelitian dengan masalah yang sama pada pembahasan yang berbeda dan lebih mendalam, sehingga akan diketahui secara jelas tentang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah-sekolah dan


(3)

163

madrasah dan sistem evaluasi yang sebaiknya digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sehingga memberikan masukan kepada pembuat kebijakan untuk benar-benar melakukan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alberta E. (2009) Evaluating Students Learning and Communication Processes, http://www.niace.org.uk. (Tersedia)

Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

Badan Standar Nasional Pendidikan, (2006), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP

Budi, Triton Prawira., (2006), SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: CV. Andi Offset

Depdiknas, (2006) Model Penilaian Kelas Berbasis Kompetensi Untuk SMA/MA, Jakarta: Pusat Kurikulum

Dirjend. PMPTK Depdiknas. (2008) Penilaian Hasil Belajar http://lpmpjogja. diknas.go.id/materi/fsp/2009-Pembekalan-Pengawas/Penilaianhasilbelajar .pdf. (Tersedia).

Doll, Ronald C., (1974), Curriculum Improvement, Decision Making and Process, Boston: Allyn & Bacon, Inc

Erick. (2009) Student Achievement Assessment. http://www.meb.ufk.edu. (Tersedia).

Fullan, M.G. (1991). The New Meaning of Education Change. New York: Teacher College Press Published.

Hamalik, Oemar., (2007), Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

………(2007), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Hasan, S. Hamid (2008), Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Halsey, Philips. 2002. A Guide To Teacher Assessment. London: William Cloves Lim.


(5)

Hartoto (2009), http://www.penalaran-unm.org /index.php/ artikel -nalar/ penelitian/163-penelitian-deskriptif.html (tersedia)

Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius

Mulyasa, H.E (2008), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara

…….., (2008), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Miller, Seller (1985).Curriculum Perspective and Practice. London: Longman Nasution. S., (2008), Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara

National Forum on Assessment. (1996). Principles and Indicators for Student Assessment Systems. Cambridge, MA: FairTest.

Oxford Learner’s Pocket Dictionary, USA: Oxford University Press

Permendiknas Nomor: 78, (2008), Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009, Jakarta: Depdiknas

PP. Nomor 19 (2005), Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas

Print, Murray. (1993). Curriculum Development and Design. Australia:Allen & Unwin

Ruseffendi, H.E.T (1998), Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press

Sanjaya, Wina., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

……., (2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Semple, Brian McLean. (2009). Science, Assessment of Achievement Programmed. http://www.alliance.brown.edu . (Tersedia)


(6)

Sudijono, Anas (2009), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana dan Ibrahim (1989), Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru.

……, (2008) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiono (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta

Sukardi., 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih., (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

…….., (2008), Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Taba, Hilda.(1962).Curriculum Development,Theory and Practice. New York: Harcourt, Brace & World

Tyler, R.W., (1949). Basic Principles of Curriculum and Instructions. Univ. Of Chicago Press.

UU Nomor 20. (2003), Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

Wallace, Gerald & Larsen, Stephen C. (1979). Educational Assessment of Learning Problem. Massschusets: Allyn & Bacon, inc.

Worsnop, Christ. (2008).Student Assessment. http://www.media-awareness.ca/english/resources/educational/teaching_backgrounders/medi a_literacy/types_of_assessment.cfm. (tersedia)

Yamin, Martinis., (2007), Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press

Zais, Robert S., (1976), Curriculum Principles and Foundations, New York: Harper & Row Publisher.