PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS PADA KPRI MOTEKAR MAJALENGKA.

(1)

No. Daftar FPEB: 255/UN40.FPEB.I.PL/2013

PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) MOTEKAR

MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia

RESTY RAHAYUNITA 0900935

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA

TERHADAP RENTABILITAS PADA

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK

INDONESIA (KPRI) MOTEKAR

MAJALENGKA

Oleh: Resty Rahayunita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Resty Rahayunita 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

ABSTRAK

Resty Rahayunita (0900935), “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja terhadap

Rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka”, dibawah bimbingan Denny Andriana, SE., MBA., Ak.

Pada KPRI Motekar tingkat rentabilitas berada pada titik yang rendah dan mengalami kecenderungan trend menurun pada periode 2007-2012. Selain itu tingkat rentabilitas yang dihasilkan juga berada dibawah standar rentabilitas yang ditetapkan dinas koperasi yaitu sebesar 8%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat efisiensi modal kerja dan gambaran tingkat rentabilitas serta bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2007-2012. Untuk teknik analisis data, digunakan analisis regresi sederhana dan uji hipotesis, uji t (thitung).

Hasil penelitian menujukkan bahwa efisiensi modal kerja berpengaruh positif terhadap rentabilitas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung > ttabel

(45,152 > 2,7764) yang artinya bahwa efisiensi modal kerja secara berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas.


(5)

ABSTRACT

Resty Rahayunita (0900935), “Effect of Working Capital Efficiency on Rentability at KPRI Motekar Majalengka”, under the guidance of Denny

Andriana, SE., MBA., Ak.

At KPRI Motekar, rentability is at a low point and underwent a decreasing trend for a time period of 2007-2012. Moreover, the rentability achieved was also below the rentability standard that agency of cooperative set, i.e., 8%.

The purpose of this research is to find out the description of working capital efficiency level, the description of rentability, and to the extent of which the effect of working capital efficiency on the rentability at KPRI Motekar Majalengka.

The methods used in this research are descriptive and verificative methods. Data source of the research was the annual statements of finance of KPRI Motekar Majalengka for the time period of 2007-2012. The data analysis technique used are simple regression analysis and hypothesis test, t-test( tcount).

The research results showed that working capital efficiency affected positively the rentability of KPRI Motekar Majalengka. Hypothesis test showed that tcount > ttable (45,152 > 2,7764),which means that working capital efficiency

affected significantly towards rentability.


(6)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 15

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 15

1.2.2 Rumusan Masalah ... 17

1.3 Tujuan Penelitian ... 17

1.4 Kegunaan Penelitian ... 18

BAB II LANDASAN TEORI ... 20

2.1 Teori yang Relevan ... 20

2.1.1 Koperasi ... 20

2.1.1.1 Pengertian Koperasi ... 20

2.1.1.2 Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Peranan Koperasi ... 22


(7)

2.1.1.3 Pengertian Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) ... 25

2.1.2 Pengertian Modal ... 25

2.1.3 Modal Kerja ... 27

2.1.3.1 Pengertian Modal Kerja ... 27

2.1.3.2 Jenis-jenis Modal Kerja ... 29

2.1.3.3 Sumber Modal Kerja ... 30

2.1.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 31

2.1.3.5 Pentingnya Modal Kerja ... 34

2.1.4 Efisiensi Modal Kerja ... 35

2.1.4.1 Pengertian Efisiensi ... 35

2.1.4.2 Efisiensi Modal Kerja ... 36

2.1.4.3 Rasio Pengukuran Efisiensi Modal Kerja .. 37

2.1.5 Rasio Rentabilitas ... 38

2.1.5.1 Pengertian Rentabilitas ... 41

2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas ... 39

2.1.5.3 Rentabilitas Modal Sendiri ... 40

2.1.5.4 Rentabilitas Ekonomi ... 41

2.1.5.5 Rentabilitas Ekonomi Koperasi ... 42

2.1.6 Pengaruh Efisiensi Modal Kerja terhadap Rentabilitas ... 43


(8)

2.2 Penelitian Terdahulu ... 45

2.3 Kerangka Pemikiran ... 48

2.4 Paradigma Penelitian ... 51

2.5 Hipotesis Penelitian ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

3.1 Objek Penelitian ... 53

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 53

3.2.1 Metode Penelitian ... 53

3.2.2 Desain Penelitian ... 54

3.3 Operasioanal Variabel Penelitian ... 56

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 58

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.6 Teknik Analisis Data ... 59

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 59

3.6.2 Analisa Statistik ... 60

3.6.2.1 Uji Normalitas Data ... 60

3.6.2.2 Analisis Regresi ... 61

3.6.3 Uji Hipotesis ... 62

3.6.3.1 Uji t (thitung) ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Hasil Penelitian ... 66

4.1.1 Gambaran Umum KPRI Motekar Majalengka ... 66


(9)

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 70

4.1.2.1 Efisiensi Modal Kerja ... 71

4.1.2.2 Rentabilitas ... 76

4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 83

4.1.4 Analisis Statistik ... 84

4.1.4.1 Uji Normalitas Data ... 84

4.1.4.2 Analisis Regresi ... 85

4.1.5 Uji Hipotesi ... 86

4.1.5.1 Uji t (thitung) ... 86

4.2 Pembahasan ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam tata perekonomian nasional terdapat tiga sektor kekuatan penggerak ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta dan koperasi. Ketiga sektor tersebut diharapkan dapat bekerja sama untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Dalam undang-undang dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Selanjutnya pada penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang perorang. Berdasarkan pada penjelasan undang-undang tersebut maka badan usaha yang sesuai adalah koperasi. Koperasi sebagai salah satu dari tiga kekuatan penggerak ekonomi diharapkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang dapat mewujudkan demokrasi ekonomi.

Dalam melaksanakan cita-cita perekonomian nasional koperasi harus tampil sebagai organisasi ekonomi yang secara bersama-sama dapat menggalang kekuatan yang lebih besar untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional diharapkan menjadi pusat pelayanan kegiatan perekonomian di daerah dan dapat memegang peranan utama dalam kegiatan perekonomian. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka


(11)

peranan koperasi sangatlah penting dalam mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.

Pada masa perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan koperasi selama ini belum menampakkan perannya sebagai mana dimaksud dalam UUD 1945. Keberadaan koperasi saat ini sudah banyak terlupakan. Masyarakat cenderung untuk meninggalkan usaha koperasi dan tidak ada ketertarikan untuk mengelola usaha ini. Sekarang ini banyak koperasi di Indonesia yang tidak aktif. Hal ini sesuai pernyataan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dr. Syarief Hasan yang mengatakan, "Ya jumlahnya

antara 20 sampai 25 persen, karena ada sekitar 48.081 koperasi yang tidak aktif.”

Ia mengatakan untuk jumlah total koperasi di Indonesia sekarang ini tercatat sebanyak 192.324 koperasi. Tetapi, total jumlah koperasi yang terdata itu masih fluktuatif. (www.republika.co.id)

Di Jawa Barat sendiri berdasarkan data Dinas KUMKM Jabar per April 2012, jumlah koperasi di Jabar sebanyak 23.848 unit. Dari jumlah tersebut, 14.893 diantaranya adalah koperasi aktif dan 8.955 tidak aktif. Walaupun jumlah koperasi di Jawa Barat sangat besar, hanya separuhnya yang berada dalam kondisi aktif. Bahkan, jumlah koperasi sehat dinilai jauh lebih minim, hanya 22,22% atau sekitar 5.100 unit dari 23.848 koperasi yang terdata di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Jabar. Wakil Gubernur Jabar pada saat itu, Dede Yusuf menyatakan bahwa, “Pembinaan terhadap koperasi harus terus dilakukan oleh pemerintah, baik dari sisi kelembagaan, perkuatan permodalan, maupun pemasaran,” ujarnya. Namun di sisi lain, seluruh masyarakat dan gerakan


(12)

koperasi juga harus ikut aktif dalam menggali potensi yang ada untuk menciptakan hasil yang maksimal. Ia meyakinkan bahwa koperasi merupakan jalan keluar dari semua permasalahan ekonomi di negara ini. ( www.pikiran-rakyat.com)

Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi

(http://forum.upi.edu). Pengelolaan koperasi harus disesuaikan dengan kondisi

kekinian mengikuti arus perubahan yang ada namun tetap dengan berpegang pada prinsip-prinsip dasar koperasi.

Tujuan koperasi harus disesuaikan dengan realita dan kondisi yang ada sehingga keberadaan usaha koperasi dapat terus bertahan mengikuti perubahan kondisi ekonomi yang ada. Tujuan koperasi yang terdapat dalam pasal 3

Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian adalah “memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945.” Meskipun demikian koperasi sebagai badan usaha harus

diusahakan agar tidak menderita kerugian. Sebagai salah satu badan usaha, koperasi membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang


(13)

digunakan oleh koperasi dalam kegiatan usahanya tersebut biasa disebut dengan modal kerja.

Peranan modal didalam operasional koperasi mempunyai konstribusi yang sangat penting karena tanpa modal yang cukup maka usaha koperasi tidak akan berjalan lancar. Untuk permodalan koperasi, anggota perkumpulan memberikan uang simpanan yang digunakan sebagai modal sesuai kemampuannya masing-masing. Para anggota telah sepakat secara bersama-sama memikul tanggung jawab bila perkumpulan tersebut menderita kerugian demikian pula menikmati bersama-sama segala manfaat (keuntungan) yang diperoleh bila usaha perkumpulan tersebut maju.

Pada hakikatnya, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hadiwidajaja (2001 :7) yang

menjelaskan bahwa ”dalam pembagiannya modal usaha koperasi terdiri dari

modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggotanya, koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lainya,

penerbitan obligasi dan surat hutang lainya.”

Menurut Munawir (2007:114), dalam menjalankan sebuah aktivitas perusahaan dengan adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan karena memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak menghadapi bahaya-bahaya yang timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebih menunjukkan dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian.


(14)

Sebaliknya dengan adanya ketidakcukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Modal yang dimiliki oleh koperasi harus dapat dimanfaatkan sebaik- baiknya yang artinya dalam pengelolaan modal tersebut koperasi harus memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk pemenuhan kebutuhan anggotanya. Pemanfaatan modal dalam koperasi salah satunya yaitu pembiayaan operasional usaha untuk memperoleh profit (keuntungan). Dalam pengelolaan modal atau keuangan, pihak koperasi harus mampu mengalokasikan sumber daya keuangan yang dimilikinya secara efisien untuk meningkatkan laba atau yang sering disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Pengelolaan modal kerja yang baik akan memberikan kontribusi bagi peningkatan laba yang diperoleh dan secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat rentabilitas yang diperoleh koperasi.

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Bambang Riyanto, 2010 :35). Rentabilitas yang dihitung dengan membandingkan antara laba usaha dengan total aktiva disebut dengan rentabilitas ekonomi, sedangkan rentabilitas yang dihitung dengan membandingkan antara laba dengan modal sendiri disebut dengan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas merupakan angka pengukur efesiensi penggunaan modal dalam menghasilkan profit. Hal ini cukup penting karena dengan mengetahui tingkat rentabilitas maka perusahaan dapat mengambil tindakan yang tepat sedangkan dari pihak ekstern dapat mengetahui keefisienan pemanfaatan modal kerja perusahaan dalam memperoleh laba berhubungan dengan penanaman modal perusahaan, pemberian kredit untuk meningkatkan


(15)

usaha pertimbanganya dapat pula diketahui dari rentabilitas sehingga modal yang ditanamkan dapat terjamin.

Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan, sedangkan keuntungan (laba) yang besar belum tentu sebagai jaminan bahwa perusahaan tersebut efisien. Meskipun koperasi dapat menghasilkan laba yang besar, namun hal ini tidak menjamin tercapainya efisiensi penggunaan laba koperasi. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya.

Berhubungan dengan rasio rentabilitas, dibawah ini ditampilkan rasio standar produktifitas koperasi yang telah ditetapkan oleh dinas koperasi:

Tabel 1.1

Daftar Rasio Standar Produktifitas Koperasi menurut Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan UKM (Dep.Kop.PK dan M, 1997).

Indikator Standar Normal

Asset Turn Over Minimal 4 kali

Profit Margin to Sale 4%

Rentabilitas Ekonomi 8% Rentabilitas Modal Sendiri 14%

Sumber: Dinas Koperasi (dalam skripsi Roni Safiani 2009 :5)

Daftar rasio diatas dapat dijadikan tolak ukur apakah suatu koperasi telah bekerja secara efisien atau tidak. Ketika hasil penghitungan dari indikator-indikator diatas berada di bawah standar normal berarti tingkat produktifitas suatu koperasi dinilai rendah. Dan ketika suatu produktifitas dikatakan rendah berarti dapat disimpulkan bahwa koperasi tersebut mengalami suatu masalah dalam pengelolaannya. Agar koperasi dapat terus bertahan secara berkelanjutan maka


(16)

koperasi harus berusaha untuk dapat mencapai standar normal dari indikator-indikator produktifitas tersebut.

Pada setiap koperasi tingkat rentabilitas tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, kadangkala mengalami peningkatan dan kadang mengalami penurunan. Berikut ini ditampilkan data rentabilitas pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) yang berada di Kabupaten Majalengka. Rentabilitas yang diperhitungkan dalam skripsi ini adalah rentabilitas ekonomi. Rentabilitas ekonomi dipilih karena dalam rentabilitas ini yang diperhitungkan adalah laba usaha dengan keseluruhan modal yang ada didalam koperasi, baik itu modal sendiri dan juga modal asing.

Tabel 1.2

Perbandingan Tingkat Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Majalengka (%) Nama Koperasi 2007 2008 2009 2010 2011 2012

KPRI Motekar 0,77 3,21 2,39 2,24 1,98 2,23 KPRI KKP 11,21 11,70 11,74 10,80 11,17 11,43 KPRI Bina Atikan 7,09 6,58 6,42 5,67 4,42 4,41

KPRI PRT 11,06 10,31 10,57 10,99 10,56 11,65 KPRI Winaya Bakti 5,00 4,80 5,22 5,46 1,51 2,80

Sumber: Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2007-2012, terdapat di Dinas UKM dan Koperasi Majalengka (data diolah kembali)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI yang ada di Majalengka sangat beragam. Pada KPRI Motekar dan KPRI Bina Atikan nilai rentabilitas ekonomi memiliki kecenderungan menurun, namun pada KPRI KKP, KPRI PRT dan KPRI Winaya Bakti nilai rentabilitas memiliki kecenderungan meningkat. Nilai rentabilitas ekonomi tertinggi dicapai oleh KPRI


(17)

KKP dengan nilai rentabilitas ekonomi sebesar 11,17% dan nilai rentabiltas ekonomi terendah dicapai oleh KPRI Motekar sebesar 0,77%. Apabila dibandingkan dengan standar produktifitas koperasi sperti yang tertera pada tabel 1.1 dimana nilai rentabilitas ekonomi standar yang ditetapkan sebesar 8%, maka KPRI Motekar, KPRI Bina Atikan dan KPRI Winaya Bakti berada dibawah standar produktifitas koperasi sedangkan KPRI KKP dan KPRI PRT telah memenuhi aturan standar rentabilitas ekonomi koperasi dimana nilainya berada diatas 8%. Untuk lebih jelasnya, kondisi ini digambarkan dalam grafik berikut ini:

Gambar 1.1

Grafik Perbandingan Tingkat Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Majalengka Tahun Buku 2007-2012

Berdasarkan grafik dan penjelasan sebelumnya dapat dilihat bahwa KPRI Motekar memiliki nilai rentabilitas paling rendah dibandingkan KPRI lainnya.

Perbandingan Tingkat Rentabilitas pada KPRI di

Majalengka

KPRI KKP KPRI PRT KPRI Bina Atikan KPRI Winaya Bakti KPRI Motekar


(18)

Nilai rentabilitas ekonomi KPRI Motekar dalam enam tahun terakhir memiliki kecenderungan menurun dimana KPRI Motekar mencapai titik terendah rentabilitas ekonomi pada titik 0,77% dan titik tertingginya hanya mencapai nilai 3,21% yang masih jauh berada dibawah standar rentabilitas ekonomi koperasi sebesar 8%. Meskipun pada satu tahun terakhir, 2012, KPRI Motekar mampu meningkatkan nilai rentabilitas ekonominya, namun peningkatan tersebut tidaklah begitu besar dibandingkan peningkatan pada tahun 2008. Dengan kondisi tersebut maka KPRI Motekar membutuhkan pengelolaan manajemen yang lebih baik dibandingkan KPRI lainnya.

KPRI Motekar Majalengka merupakan bagian dari Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI). Pertama kali didirikan pada tahun 1970 koperasi ini bernama Koperasi Guru Karyawan Majalengka (KGKM). Kemudian pada tahun 1997 berganti nama menjadi Koperasi Karyawan dan Koperasi Guru Majalengka (KKGM). Dan pada tahun 1998 koperasi ini berganti nama menjadi KPRI Motekar Majalengka hingga saat ini. KPRI Motekar Majalengka bergerak pada unit niaga dan unit simpan pinjam. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi rentabilitas ekonomi pada KPRI Motekar berikut ini disajikan tingkat rentabilitas ekonomi yang dihitung berdasarkan perbandingan antara laba usaha (SHU) dengan keseluruhan modal, dimana modal yang dimaksud adalah keseluruhan total aktiva:


(19)

Tabel 1.3

Tingkat Rentabilitas Ekonomi

KPRI Motekar Majalengka Periode 2007-2012

Tahun Total Aktiva Laba Usaha (SHU)

Rentabilitas Ekonomi

2007 1.826.306.861,85 14.144.635,00 0,77 % 2008 2.122.611.538,85 68.117.132,00 3,21 % 2009 2.567.691.078,53 61.394.712,00 2,39 % 2010 2.933.218.678,45 65.621.940,30 2,24 % 2011 3.516.626.782,45 69.750.000,00 1,98 % 2012 3.813.399.358,45 88.806.931,00 2,33 %

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka Tahun Buku 2007-2012 (data diolah kembali)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI Motekar Majalengka mengalami fluktuasi dengan kecenderungan mengalami trend menurun. Pada tahun 2008 rentabilitas mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2009 sampai tahun 2011 rentabilitas mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut. Pada tahun 2012, nilai rentabilitas kembali menglami peningkatan namun peningkatannya tidaklah sebesar ditahun 2008. Perkembangan rentabilitas ekonomi disajikan pula dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:


(20)

Gambar 1.2

Grafik Tingkat Rentabilitas Ekonomi KPRI Motekar Majalengka Periode 2007-2012

Dalam enam periode terakhir rentabilitas ekonomi KPRI Motekar Majalengka terus mengalami trend penurunan dan nilainya berada dibawah standar normal profitabiltas koperasi. Keadaan ini menunjukkan bahwa dalam koperasi tersebut terdapat suatu masalah dan apabila keadaan ini dibiarkan maka seluruh kegiatan ekonomi koperasi akan terganggu bahkan mungkin terhenti. Melihat kondisi tersebut, maka dibutuhkan suatu pengelolaan manajemen modal yang baik agar modal yang ada dapat terkelola secara efisien sehingga kegiatan operasional koperasi dapat terus berjalan.

Pengelolaan modal kerja yang efisien artinya dalam penggunaan modal kerja tidak perlu berlebihan dan tidak pula kekurangan. Modal kerja yang terlalu besar memungkinkan terjadinya idle fund (dana yang menganggur).Ketika hal ini

Tingkat Rentabilitas Ekonomi

2007 2008

2009 2010


(21)

terjadi maka akan mengakibatkan inefisiensi, demikian sebaliknya ketika modal kerja yang ada terlalu kecil maka kegiatan operasional koperasi akan terganggu.

Efisiensi modal kerja dalam Roni Safiani (2009 :25) merupakan pemanfaatan modal kerja dalam aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan itu sendiri. Bambang Riyanto (2010 :4-5) menyatakan bahwa “efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang

dihasilkan dari investasi tersebut atau rentabilitas.”

Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang efisien, dapat dilakukan melalui pengukuran elemen-elemen modal kerja. Elemen-elemen tersebut adalah kas, piutang dan persediaan. Selain menggunakan pengukuran elemen-elemen modal kerja tersebut, efisiensi modal kerja dapat pula diukur dengan rasio yang biasa disebut return on working capital. Rasio ini membandingkan antara laba operasi (operating income) dengan total aktiva lancar (current assets). Dari pengertian efisiensi yang diungkapkan oleh Horngren (2003 :503) bahwa

“efisiensi merupakan perbandingan yang optimum antara masukan dengan pengeluaran”, maka modal kerja dikatakan efisien jika input lebih kecil daripada output. Input dalam rasio ini adalah aktiva lancar, sedangkan output adalah laba usaha (SHU). Rasio tersebut menggunakan modal kerja bruto dalam perhitungannya, dan bukan modal kerja neto. Modal kerja bruto itu sendiri menurut Munawir (2007 :114) adalah aktiva lancar.

Berikut ini disajikan tingkat return on working capital dari KPRI Motekar periode 2007-2012:


(22)

Tabel 1.4

Tingkat Return on Working Capital KPRI Motekar Majalengka Periode 2007-2012

Tahun Total Aktiva Lancar

Laba Usaha (SHU)

Return on Working Capital

2007 1.647.001.311,85 14.144.635,00 0,009 2008 1.955.700.988,85 68.117.132,00 0,035 2009 2.392.539.528,53 61.394.712,00 0,026 2010 2.748.039.628,45 65.621.940,30 0,024 2011 3.324.265.432,45 69.750.000,00 0,021 2012 3.616.483.008,45 88.806.931,00 0,025

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka Tahun Buku 2007-2012 (data diolah kembali).

Dari data yang disajikan dapat dilihat bahwa tingkat return on working capital KPRI Motekar Majalengka setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Pada tahun 2008 tingkat return on working capital meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan dalam periode 2009-2011, tingkat return on working capital terus mengalami penurunan. Pada 2012 return on working capital kembali meningkat namun peningkatannya tidak sebesar ditahun 2008. Apabila disajikan dalam bentuk grafik maka tingkat return on working capital akan terlihat seperti gambar berikut:


(23)

Gambar 1.3

Grafik Tingkat Return on Working Capital KPRI Motekar Majalengka Periode 2007-2012

Tingkat return on working capital yang rendah ini mengindikasikan bahwa penggunaan modal kerja pada KPRI Motekar Majalengka tidak efisien. Dikatakan demikian karena setiap tahunnya total input yaitu aktiva lancar nilainya selalu lebih besar daripada laba usaha (SHU) sebagai output.

Perusahaan yang mempunyai modal lebih besar lazimnya akan memperoleh laba yang besar pula daripada perusahaan yang mempunyai modal lebih sedikit. Meskipun demikian, ada kemungkinan perusahaan yang mempunyai modal lebih kecil adalah lebih efisien daripada perusahaan yang mempunyai modal lebih besar tersebut. Munawir (2007: 114) menyatakan bahwa modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang

Chart Title

2007 2008 2009 2010


(24)

telah disia-siakan. Sebaliknya, adanya ketidakcukupan maupun miss management

dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja terhadap

Rentabilitas pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Motekar Majalengka.”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Peranan modal didalam operasional koperasi mempunyai konstribusi yang sangat penting karena tanpa modal yang cukup maka usaha koperasi tidak akan berjalan lancar. Pengalokasian modal yang dimiliki koperasi harus dilakukan seefisien mungkin agar modal koperasi tersebut dapat meningkatkan laba usaha koperasi atau yang lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). Laba yang besar bukanlah suatu jaminan koperasi telah berhasil mencapai efisiensi laba. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya.

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir laba usaha (SHU) di KPRI Motekar Majalengka cenderung mengalami peningkatan namun tingkat rentabilitas yang dihasilkan mengalami kecenderungan penurunan. Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Bambang Riyanto, 2010 :35). Rentabilitas ekonomi


(25)

didalam koperasi digunakan untuk mengetahui kemampuan total aktiva dalam menghasilkan laba setelah dikurangi pajak dan bunga (Neti Budiwati & Lizza Susanti, 2010 :143). Menghitung tingkat rentabilitas adalah lebih penting daripada menghitung berapa laba yang didapat. Hal ini sesuai dengan pernyaataan Munawir (2007 :33) yang menyatakan bahwa “rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar”.

Modal kerja yang melebihi kebutuhan sebenarnya akan menimbulkan in-efisiensi dalam koperasi karena adanya dana yang menganggur dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat rentabilitas koperasi. Dana yang ada menjadi tidak produktif karena peningkatan jumlah aktiva usaha tidak sebanding dengan peningkatan laba. Perolehan laba usaha (SHU) yang besar belum tentu dapat dikatakan bahwa modal kerja yang ada digunakan secara efisien. Oleh karenanya, maka koperasi harus mengusahakan agar modal kerja yang ada terkelola secara efisien sehingga tingkat rentabilitas dapat berada di nilai yang tinggi.

Efisiensi modal kerja adalah pemanfaatan modal kerja dalam aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan itu sendiri. Bambang Riyanto (2010 :4-5)

menyatakan bahwa “efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan

besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut atau rentabilitas.” Efisiensi modal kerja dapat diukur dengan rasio yang disebut return on working capital. Rasio ini membandingkan antara laba operasi (operating income) dengan total aktiva lancar (current assets). Modal kerja dikatakan efisien


(26)

jika input lebih kecil daripada output. Input dalam rasio ini adalah aktiva lancar, sedangkan output adalah laba usaha (SHU).

Semakin tinggi tingkat rasio return on working capital maka semakin efisien modal kerja yang ada di dalam koperasi. Semakin efisien modal kerja yang ada maka diharapkan laba usaha koperasi pun akan meningkat dan sekaligus dapat meningkatkan tingkat rentabilitas ekonominya. Berdasarkan alasan yang telah diuraikan di atas, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian dengan berfokus pada pengaruh efisiensi modal kerja yang dihitung dengan rasio return on working capital terhadap tingkat rentabilitas yang dihitung dengan indikator rentabiltas ekonomi.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, peneliti merumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti, yaitu:

1. Bagaimana gambaran tingkat efisiensi modal kerja pada KPRI Motekar Majalengka.

2. Bagaimana gambaran tingkat rentabilitas pada KPRI Motekar majalengka. 3. Bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI

Motekar Majalengka.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini mengacu kepada rumusan masalah yang telah diutarakan diatas, yaitu:


(27)

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat efisiensi modal kerja pada KPRI Motekar Majalengka.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka.

3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang dapat menambah pengetahuan di bidang manajemen, khususnya manajemen keuangan yang membahas mengenai pengelolaan koperasi terutama rentabilitas ekonomi koperasi.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menganalisis masalah di koperasi sebagai objek yang diteliti dan untuk menerapkan ilmu dan teori-teori yang telah didapatkan selama perkuliahan sehingga dapat memanambah wawasan, pengalaman, juga memperoleh gambaran yang jelas sejauh mana tercapai keselarasan antara pengetahuan secara teoritis dan praktiknya.


(28)

b. Bagi KPRI

Memberikan sumbangan informasi mengenai kondisi rentabilitas koperasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan dan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat mengelola lebih baik modal koperasi yang ada sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja koperasi.

c. Bagi Pembaca

Menjadi bahan referensi dan memberikan tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya dalan tema yang sama.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan disiplin ilmu manajemen keuangan untuk menganalisis efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka. Objek dalam penelitian ini adalah efisiensi modal kerja yang diukur dengan menggunakan indikator return on working capital yang menjadi variabel bebas (X), sedangkan variabel terikat (Y) adalah rentabilitas dengan indikator rentabilitas ekonomi. Penelitian ini mengambil data dari koperasi KPRI Motekar Majalengka berupa laporan keuangan periode 2007-2012.

3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian langkah yang harus ditempuh oleh peneliti untuk mencari pemecahan masalah yang telah dirumuskan dan mendapatkan data yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2010: 5) metode

penelitian adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

deskriptif (survey deskriptif) dan metode explanatory (survey verifikatif). Metode deskriptif biasa digunakan untuk menggambarkan mengapa suatu fenomena bisa terjadi. Dalam bukunya, Sugiyono (2010 :206) menyatakan


(30)

bahwa “metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas.” Metode deskriptif (survey deskriptif) dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan tentang gambaran tingkat efisiensi modal kerja pada KPRI Motekar Majalengka dan gambaran tingkat rentabilitas.

Sedangkan, metode explanatory (survey verifikatif) biasa digunakan untuk menguji teori yang ada dengan melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh antar variabel yang diteliti. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan. Metode explanatory (survey verifikatif) dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka.

3.2.2 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian ilmiah, peneliti harus mengikuti aturan-aturan metode ilmiah yang ada. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian ini sendiri harus mengikuti metode penelitian. Arikunto (2006 :51) mengemukakan bahwa

“desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti

sebagai rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan.” Desain penelitian

merupakan tipe penelitian yang akan dilakukan dan tergantung pada jenis masalah.


(31)

Menurut Iqbal Hasan (2002: 32) ada tiga jenis desain penelitian, yaitu: 1. Desain Eksplanatori

Desain eksplanatori berusaha mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru, sehingga dapat dikatakan desain ini bertitik tolak dari variabel, bukan dari fakta.

2. Desain Deskriptif

Desain ini bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu.

3. Desain Kausal

Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Desain kausal menguji hubungan “sebab

akibat” Menurut Sugiyono metode kausal (2010: 56) adalah “hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi)”.

Berdasarkan penjelasan yang ada, maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain penelitian kausal sering juga disebut sebagai desain kausal komparatif. Desain kausal komparatif digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Desain kausal komparatif mengkaji secara mendalam dan menyeluruh hubungan sebab akibat sekaligus untuk mencari tahu bagaimana keterkaitan antara variabel dan masalahnya yang merujuk pada tujuan penelitian.


(32)

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel digunakan untuk menentukan data yang diperlukan dan untuk memudahkan pengukuran dari variabel dan untuk membatasi pembahasan. Untuk mendapatkan data yang relevan dengan hipotesis penelitian, dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel penelitian. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010 :58).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas. Efisiensi modal kerja merupakan variabel bebas

(independent variable) dan rentabilitas merupakan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010 :59). Dalam penelitian ini efisiensi modal kerja yang diukur dengan menggunakan indikator return on working capital adalah variabel bebas (X) sedangkan, variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010 :59). Dalam penelitian ini rentabilitas yang diukur dengan indikator rentabilitas ekonomi menjadi variabel terikat (Y).

Untuk lebih singkat, operasionalisai variabel penelitian digambarkan dalam tabel sebagai berikut:


(33)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel

Indikator Alat Ukur Skala

Efisiensi Modal Kerja (X) Pemanfaatan modal kerja dalam aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan itu sendiri.

Return on Working Capital:

Rasio yang membandingkan antara laba operasi

(operating income)

dengan total aktiva lancar (current assets). (Suad Husnan, 2005 :117) Rasio Rentabilitas (Y) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas Ekonomi: Kemampuan total aktiva dalam menghasilkan laba setelah dikurangi pajak dan bunga.

(Netti Budiwati, 2010 :143)


(34)

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan mengacu pada jenis data

time series. Data time series yaitu mengambil data dari beberapa tahun tertentu secara berurutan. Untuk itu, dalam penelitian ini diambil laporan keuangan koperasi KPRI Motekar Majalengka selama enam tahun terakhir dari mulai tahun 2007-2012. Sumber data merupakan hal–hal yang akan dijadikan sumber informasi dan data dalam penelitian. Penelitian ini mendapatkan data melalui sumber sekunder. Sumber sekunder menurut Sugiyono (2010 :193) “merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan tahunan KPRI Motekar Majalengka tahun 2007-2012.

Laporan keuangan yang diteliti pada penelitian ini adalah laporan keuangan neraca dan laporan laba/rugi KPRI Motekar Majalengka periode 2007-2012. Selain itu data untuk penelitian juga didapatkan dari dokumen-dokumen terkait yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan unsur penting dalam upaya pengumpulan data, karena hal ini menyangkut pada cara dan alat yang dipergunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:


(35)

1. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang penyelidikannya ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dan menganalisa dokumen-dokumen koperasi berupa laporan keuangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, termasuk didalamnya menyangkut efisiensi modal kerja dan tingkat rentabilitas ekonomi koperasi. Dokumen koperasi sendiri diterbitkan dalam bentuk buku tahunan yang biasa dibagikan kepada setiap anggota koperasi.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data dan informasi tambahan yang bersifat teoritis dari berbagai literatur. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi dari buku-buku pustaka, jurnal, penelitian terdahulu, dan literatur lainnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Pada dasarnya teknik analisis data digunakan untuk mengolah data dengan menggunakan metode statistik yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah:

3.6.1 Analisa Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang


(36)

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010 :206). Analisis statistik deskriptif dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi Modal Kerja, menggunakan indikator return on working capital

yang dihitung dengan membandingkan antara laba operasi (operating income) dengan total aktiva lancar (current assets).

Return on Working Capital =

2. Rentabilitas, menggunakan indikator rentabilitas ekonomi yang dihitung dengan membandingkan antara laba usaha dengan total aktiva.

Rentabilitas Ekonomi =

3.6.2 Analisa Statistik

3.6.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data berperan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik Normal Probabiliti Plot yang dihasilkan melalui perhitungan SPSS dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2001:77):

a. Jika grafik tersebut menunjukkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis lurus diagonal dan mengikuti arah garis tersebut, maka model regresi mempunyai distribusi data normal.


(37)

b. Jika grafik tersebut menunjukkan titik-titik yang menyebar jauh dari garis lurus diagonal dan tidak mengikuti arah garis tersebut, maka model regresi mempunyai distribusi data tidak normal.

3.6.2.2 Analisis Regresi

Analisis regresi adalah analisis untuk mengukur hubungan variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Pada penelitian ini analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

̂ = a + bX (Sudjana 2004 :204)

Keterangan:

̂ = rentabilitas

a = bilangan konstanta b = koefisien regresi X = efisiensi modal kerja

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

a = ( )

b =


(38)

Keterangan: a = konstanta

b = koefisien regresi Xi = efisiensi modal kerja

Yi = rentabilitas

n = lamanya periode

3.6.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui jawaban dari penelitian yang dilakukan. Hipotesis nol (H0) berarti tidak terdapat pengaruh yang

signifikan, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) menunjukan adanya pengaruh signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pengujian hipotesis penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara efisiensi modal kerja (X) sebagai variabel independen terhadap rentabilitas (Y) sebagai variabel dependen.

Statistik hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas.


(39)

3.6.3.1 Uji t (thitung)

Uji t (thitung) digunakan untuk menentukan apakah variabel bebas (X)

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

t = hasil t hitung

b = nilai koefisien regresi

sb = standar error koefisien regresi

Untuk mencari nilai sb (standar error koefisien regresi) digunakan rumus sebagai berikut:

√ ̅

(Sudjana, 2004 : 213)

Keterangan:

sb = standar error koefisien regresi sy.x = standar error variabel y.x

Xi = efisiensi modal kerja

̅ = nilai rata-rata (mean) efisiensi modal kerja n = lamanya periode

Untuk mencari nilai sy.x (standar error variabel y.x) digunakan rumus

sebagai berikut:


(40)

Keterangan:

sy.x = standar error variabel y.x

a = konstanta

b = koefisien regresi Xi = efisiensi modal kerja

Yi = rentabilitas

n = lamanya periode

Pengujian hipotesis uji t (thitung) didasarkan atas perbandingan nilai

thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai ttabel (nilai kritis) sesuai

dengan tingkat signifikansi yang digunakan.

- Jika thitung < ttabel maka menerima hipotesis nol (H0) dan menolak hipotesis

alternatif (Ha), artinya variabel efisiensi modal kerja tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap nilai variabel rentabilitas.

- Jika thitung > ttabel maka menolak hipotesis nol (H0) dan menerima hipotesis

alternatif (Ha), artinya variabel efisiensi modal kerja tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap nilai variabel rentabilitas.

Maknanya, setiap rasio tingkat efisiensi modal kerja mengalami kenaikan sebesar satu kali maka tingkat rentabilitas akan mengalami kenaikan juga sebesar koefisien regresi tingkat efisiensi modal kerja.

Pengujian lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan cara membandingkan hasil dari nilai probabilitas value dengan taraf signifikansi 5%, kriterianya sebagai berikut:


(41)

- Jika nilai probabilitas value < taraf signifikansi sebesar 5% maka menolak hipotesis nol (H0), artinya variabel efisiensi modal kerja tersebut berpengaruh

terhadap nilai variabel rentabilitas.

- Jika nilai probabilitas value > taraf signifikansi sebesar 5% maka menerima hipotesis nol (H0), artinya variabel efisiensi modal kerja tidak berpengaruh


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka periode 2007-2012 maka untuk menjawab perumusan masalah yang telah disebutkan diawal pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat efisiensi modal kerja pada KPRI Motekar Majalengka nilainya rendah dengan kecenderungan trend menurun. Kecenderungan trend penurunan yang terjadi pada efisiensi modal kerja dikarenakan pada setiap periodenya persentase perubahan aktiva lancar sebagai input nilainya selalu lebih besar daripada persentase perubahan laba usaha (SHU) sebagai output. Besarnya dana yang diinvestasikan pada sektor piutang dalam aktiva lancar menjadi penyebab rendahnya tingkat efisiensi modal kerja, Selain itu, penumpukan barang dagangan pada unit niaga mengakibatkan beban persediaan meningkat yang pada akhirnya menyebabkan tingkat efisiensi modal kerja menjadi rendah.

2. Tingkat rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka mengalami kecenderungan trend menurun dimana nilai rentabilitasnya rendah. Trend penurunan yang terjadi disebabkan adanya ketidakseimbangan penggunaan modal yang ditanamkan dalam aktiva dengan laba usaha (SHU) yang


(43)

dihasilkan. Adanya inefisiensi penggunaan biaya pada KPRI Motekar Majalengka yang menyebabkan beban operasional meningkat menjadi penyebab rendahnya tingkat rentabilitas.

3. Pengaruh efisiensi modal kerja terhadap tingkat rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka berpengaruh positif. Uji hipotesis melalui uji t menunjukkan bahwa thitung > ttabel (45,152 > 2,7764) yang artinya bahwa

efisiensi modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas.

5.2 Saran

Dari seluruh hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan maka penulis berusaha mencoba memberikan saran atas hasil penelitian tersebut. Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. KPRI Motekar Majalengka hendaknya melakukan perbaikan dalam pengelolaan modal kerja yaitu dengan cara meminimalkan total persediaan barang sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga tidak banyak barang yang menumpuk di gudang dan akhirnya dapat mengurangi beban usaha. KPRI Motekar harus mampu mengurangi biaya-biaya yang kurang diperlukan dan melakukan kontrol pengeluaran terhadap biaya operasional sehingga laba usaha (SHU) yang dihasilkan dapat dicapai pada nilai yang lebih baik.

2. KPRI Motekar harus lebih memperhatikan kebijakan dalam memutuskan penggunan modal dimana KPRI Motekar harus mampu menyeimbangkan penempatan modal usaha sehingga akhirnya tidak banyak dana yang tidak termanfaatkan. Selain itu KPRI Motekar juga perlu melakukan analisis secara


(44)

teliti mengenai besarnya dana yang akan diinvestasikan dalam unsur-unsur modal kerja yang dapat menghasilkan laba yang pada akhirnya berpengaruh kepada peningkatan rentabilitas.

3. Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan dalam pengukuran efisiensi modal kerja, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas koperasi.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anthony, Robert N & Vijay Govindarajan. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Arifnal, Chaniago. 1985. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiwati, Neti & Lizza Suzanti. 2010. Manajemen Keuangan Koperasi Konsep dan Aplikasi. Bandung: Laboraturium Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga

Horngren. 2003. Cost Accounting and Managerial Emphasis, 11th Edition.

Prentice: Hall Inc.

Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 2005. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.


(46)

Kasmir. 2008. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS statistik Parametik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Gramedia.

Sudjana. 2004. Statistika II. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Wasis. 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bandung. Alumni.

Jurnal:

Menuh, Ni Nyoman. Pengaruh Efektiftas dan Efisiensi Penggunaan Modal Kerja

Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Pegawai Negeri “Kamadhuk”

RSUP Sanglah Denpasar. Denpasar: STIMI Handayani

Rachma, Aulia. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan


(47)

Skripsi:

Andriani, Eka Novi. 2009. Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Terhadap Tiingkat Rentabilitas pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di

Kabupaten Blora. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Safiani, Roni. Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Koperasi Karyawan Pemerintah Provinsi (KKPP) Jawa Barat.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Dokumen:

Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2007 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2008 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2009 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2010 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2011 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2012

Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2007. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2008. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2009. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2010. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2011. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2012.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992, tentang Perkoperasian.


(48)

Internet:

Koperasi Indonesia

http://koperasiuntukindonesia.blogspot.com/2011/05/psak-no-27-1998-akuntansi-perkoperasian.html [online, Desember 2012]

Koperasi: Pembangunan Koperasi di Indonesia

http://forum.upi.edu/index.php?topic=11916.0 [online, Desember 2012]

Pengertian, Tujuan dan Prinsip-Prinsip Koperasi

http://alimah930617.wordpress.com/2012/12/04/pengertian-tujuan-dan-prinsip-prinsip-koperasi/ [online, Desember 2012]

Tercatat 25 persen Koperasi Tidak Aktif

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/11/12/mddaz1-tercatat-25-persen-koperasi-tidak-aktif [online, Desember 2012]

Wagub: Separuh Koperasi di Jabar Tidak Aktif


(1)

Resty Rahayunita, 2013

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (Kpri) Motekar Majalengka

dihasilkan. Adanya inefisiensi penggunaan biaya pada KPRI Motekar Majalengka yang menyebabkan beban operasional meningkat menjadi penyebab rendahnya tingkat rentabilitas.

3. Pengaruh efisiensi modal kerja terhadap tingkat rentabilitas pada KPRI Motekar Majalengka berpengaruh positif. Uji hipotesis melalui uji t menunjukkan bahwa thitung > ttabel (45,152 > 2,7764) yang artinya bahwa

efisiensi modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas.

5.2 Saran

Dari seluruh hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan maka penulis berusaha mencoba memberikan saran atas hasil penelitian tersebut. Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. KPRI Motekar Majalengka hendaknya melakukan perbaikan dalam pengelolaan modal kerja yaitu dengan cara meminimalkan total persediaan barang sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga tidak banyak barang yang menumpuk di gudang dan akhirnya dapat mengurangi beban usaha. KPRI Motekar harus mampu mengurangi biaya-biaya yang kurang diperlukan dan melakukan kontrol pengeluaran terhadap biaya operasional sehingga laba usaha (SHU) yang dihasilkan dapat dicapai pada nilai yang lebih baik.

2. KPRI Motekar harus lebih memperhatikan kebijakan dalam memutuskan penggunan modal dimana KPRI Motekar harus mampu menyeimbangkan penempatan modal usaha sehingga akhirnya tidak banyak dana yang tidak termanfaatkan. Selain itu KPRI Motekar juga perlu melakukan analisis secara


(2)

96

Resty Rahayunita, 2013

teliti mengenai besarnya dana yang akan diinvestasikan dalam unsur-unsur modal kerja yang dapat menghasilkan laba yang pada akhirnya berpengaruh kepada peningkatan rentabilitas.

3. Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan dalam pengukuran efisiensi modal kerja, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas koperasi.


(3)

Resty Rahayunita, 2013

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Motekar Majalengka

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anthony, Robert N & Vijay Govindarajan. 2002. Sistem Pengendalian

Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Arifnal, Chaniago. 1985. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiwati, Neti & Lizza Suzanti. 2010. Manajemen Keuangan Koperasi Konsep

dan Aplikasi. Bandung: Laboraturium Koperasi Universitas Pendidikan

Indonesia.

Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga

Horngren. 2003. Cost Accounting and Managerial Emphasis, 11th Edition. Prentice: Hall Inc.

Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 2005. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.


(4)

98

Resty Rahayunita, 2013

Kasmir. 2008. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS statistik Parametik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Gramedia.

Sudjana. 2004. Statistika II. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Wasis. 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bandung. Alumni.

Jurnal:

Menuh, Ni Nyoman. Pengaruh Efektiftas dan Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Pegawai Negeri “Kamadhuk”

RSUP Sanglah Denpasar. Denpasar: STIMI Handayani

Rachma, Aulia. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN yang Terdaftar di BEI periode 2004-2008).


(5)

Resty Rahayunita, 2013

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Motekar Majalengka

Skripsi:

Andriani, Eka Novi. 2009. Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Terhadap Tiingkat Rentabilitas pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di

Kabupaten Blora. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Safiani, Roni. Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Koperasi Karyawan Pemerintah Provinsi (KKPP) Jawa Barat. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Dokumen:

Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2007 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2008 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2009 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2010 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2011 Daftar Laporan Pelaksanaan RAT Koperasi Tahun Buku 2012

Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2007. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2008. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2009. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2010. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2011. Laporan Keuangan Tahunan KPRI Motekar Majalengka periode 2012.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992, tentang Perkoperasian.


(6)

100

Resty Rahayunita, 2013 Internet:

Koperasi Indonesia http://koperasiuntukindonesia.blogspot.com/2011/05/psak-no-27-1998-akuntansi-perkoperasian.html [online, Desember 2012]

Koperasi: Pembangunan Koperasi di Indonesia

http://forum.upi.edu/index.php?topic=11916.0 [online, Desember 2012]

Pengertian, Tujuan dan Prinsip-Prinsip Koperasi http://alimah930617.wordpress.com/2012/12/04/pengertian-tujuan-dan-prinsip-prinsip-koperasi/ [online, Desember 2012]

Tercatat 25 persen Koperasi Tidak Aktif

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/11/12/mddaz1-tercatat-25-persen-koperasi-tidak-aktif [online, Desember 2012]

Wagub: Separuh Koperasi di Jabar Tidak Aktif http://www.pikiran-rakyat.com/node/195683 [online, Desember 2012]