BATAS USIA DEWASA UNTUK MELAKUKAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN.

Tinjauan Hukum Tentang Batas Usia Dewasa Untuk Melakukan Pernikahan
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Michael Carlo
110111100042
Abstrak
Perkawinan merupakan sebuah ikatan yang melahirkan keluarga
sebagai unsur dalam kehidupan bermasyarakat, yang telah diatur oleh
Negara. Indonesia memiliki Undang-Undang No.1 Tahun 1974 yang
mengatur mengenai Perkawinan. UU Perkawinan ini dalam salah satu
pasalnya mengatur mengenai batas umur bagi seseorang yang ingin
melakukan perkawinan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
perkawinan di bawah umur. Dalam kaitannya dengan Undang-Undang No.
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak apabila kita lihat dari apa
yang telah dirumuskan oleh Negara mengenai Undang-Undang
Perlindungan Anak ini, sangat jelas bahwa Negara harus melindungi
setiap hak dari seorang anak termasuk hak untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal, baik fisik, mental ataupun sosial. Hal ini tentu
menjadi masalah mengigat dua undang-undang di atas tidak memiliki
kesepahaman tentang batas usia bagi seseorang yang ingin

melaksanakan perkawinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa batas usia perkawinan seorang wanita di di tinjau dari
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan UndangUndang nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Untuk
menganalisis bentuk perlindungan hukum bagi seorang wanita yang
menikah sebelum usia 18 tahun dilihat dari kedua Undang-Undang
tersebut.
Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisa dan meneliti
tugas akhir ini adalah melalui data yuridis normatif dengan data utama
berupa data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan
Hasil dari penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini menunjukan
bahwa, pertama terjadi ketidaksepahaman antara UU Perkawinan dan
Undang-Undang Perlindungan Anak dalam menentukan batas usia
seseorang untuk dapat melangsungkan perkawinan, sehingga muncul
dugaan karena peraturan yang ada dinilai kurang mampu untuk
melindungi hak-hak dari seorang anak sehingga dimanfaatkan oleh
sebagian oknum untuk mengekspoitasi anak untuk mendapatkan
keuntungan materil. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh negara demi
melindungi generasi-generasi muda. yang kedua bagaimana cara
penyelesaiannya tertuama bagi wanita yang pada kasus ini adalah pihak
yang paling dirugikan, tentu saja pemerintah harus segera merevisi UU

Perkawinan. Agar Undang-Undang ini tidak bisa dimanfaatkan oleh pihakpihak yang ingin mengambil keuntungan dari celah tersebut.

iv