SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN POLIGAMI DI JAWA POS (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos).

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG
PEMBERITAAN POLIGAMI DI J AWA POS
(Studi Deskr iptif Sikap Masyar akat Sur abaya Tentang

Pember itaan Poligami Di Jawa Pos)

SK RIP SI

Disusun oleh :
SHEILA CARLINA
NPM. 0843010050

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG
PEMBERITAAN POLIGAMI DI J AWA POS
(Studi Deskr iptif Sikap Masyar akat Sur abaya Tentang

Pember itaan Poligami Di Jawa Pos)

SK RIP SI
Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
J urusan Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :
SHEILA CARLINA
NPM. 0843010050

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERSETUJ UAN MENGIKUTI UJ IAN SKRIPSI

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG
PEMBERITAAN POLIGAMI DI J AWA POS
(Studi Deskr iptif Sikap Masyar akat Sur abaya Tentang

Pember itaan Poligami Di J awa Pos)

Disusun Oleh:
SHEILA CARLINA
NPM. 0843010050

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Mengetahui,

PEMBIMBING

Ir. H. Didiek Tranggono¸M.Si
NIP. 19581225 199001 1001

Mengetahui,
DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Suparwati, M.Si.
NIP.19550718 198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG
PEMBERITAAN POLIGAMI DI J AWA POS
(Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya

Tentang Pember itaan Poligami Di J awa Pos)


Diajukan Oleh :

SHEILA CARLINA
NPM. 0843010050
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 14 Juni 2012
Tim Penguji :
Pembimbing

1. Ketua

Ir. H. Didiek Tranggono¸M.Si
NIP. 19581225 199001 1001

Ir. H. Didiek Tranggono¸M.Si
NIP. 19581225 199001 1001
2. Sekretaris


Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP. 19620323 199309 2001
3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Dra. Ec. Hj. Supar wati, M.Si.
NIP. 19550718 198302 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

SHEILA CARLINA. SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG
PEMBERITAAN POLIGAMI DI J AWA POS (Studi Deskriptif Sikap

Masyar akat Tentang Pember itaan Poligami Di J awa Pos)
Penelitian ini mengarahkan perhatian pada sikap masyarakat Surabaya
tentang pemberitaan poligami di Jawa Pos. Banyaknya kasus poligami yang
masuk ini membuat pengadilan agama (PA) Surabaya setiap bulannya dan
ternyata Poligami merupakan perkawinan (perkawinan ganda) cukup diminati
masyarakat Surabaya, tidak ada lagi kecocokan (selingkuh) atau Poligami
sebanyak 54.138 kasus.
Sumber atau teori yang terdapat ada penelitian ini antara lain : teori sikap
yang terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen konatif. Sumber atau teori tersebut digunakan sebagai dasar atau
acuan dalam pembahasan penelitian.
Hasil penelitian sikap masyarakat Surabaya tentang pemberitaan poligami
di Jawa Pos bersikap netral yang artinya bahwa masyarakat tidak memihak pada
kelompok yang setuju poligami ataupun yang tidak setuju terhadap poligami.
Kata Kunci: Sikap Masyarakat dan Poligami

xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ABSTRACT
SHEILA CARLINA. PUBLIC ATTITUDES SURABAYA ABOUT
POLYGAMY IN J AVA POS PREACHING (DESCRIPTIVE STUDY
PUBLIC ATTITUDES ABOUT PREACHING POLYGAMY IN J AVA
POST)
This study draws attention to public attitudes about the preaching of
polygamy Surabaya in Java Pos. The number of cases of polygamy are in. This
makes the religious courts (PA) Surabaya each month and it is a marriage
Polygamy (multiple marriage) is quite interested in the community Surabaya,
there are no more matches (cheating) or as many as 54 138 cases of polygamy.
Sources or the theory that there are no studies include: the theory of
attitude that consists of three components, namely the cognitive component,
affective component, and conative components. Source or theory is used as a basis
or reference in the discussion of the research.
The study of public attitudes about preaching polygamy Surabaya in Java
Pos neutral which means that people do not take sides in the group agree that
polygamy or disagree with polygamy.
Keywords: Public Attitudes and Polygamy


xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Sikap Masyar akat Surabaya Tentang Pember itaan Poligami Di
J awa

Pos (Studi

Deskr iptif

Sikap

Masyarakat


Surabaya

Tentang

Pember itaan Poligami Di J awa Pos)” dengan baik.
Proposal penelitian ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan program Ujian Proposal Penelitian setiap mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Bersama dengan terselesaikannya penyusunan proposal penelitian ini,
penulis telah berusaha dan menganalisa sesuai dengan kemampuan penulis, dan
kesemuanya tidak lepas dari bimbingan serta saran- saran dari Bapak
Ir. Didiek Tranggono¸M.Si, selaku Dosen Pembimbing serta berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1.

Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si. selaku Dekan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.


Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Ir. H. Didiek Tranggono¸ M.Si, selaku dosen pembimbing yang penuh dengan
mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan
ini.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Bapak/ Ibu dosen serta staf karyawan Jurusan Ilmu Komunikasi fakultas
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik yang telah banyak memberi dorongan.


5.

Kedua Orang tuaku dan saudara- saudaraku atas doa dan motivasinya.

6.

My Honey Zein Nur Syamsi beserta keluarga tercinta.

7.

Sahabat- sahabat atas dukungan, bantuan dan kesetiakawanannya
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari

sempurna, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir
kata semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Surabaya, 24 Mei 2012
Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL .............................................................................

i

LEMBAR PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI

ii

KATA PENGANTAR ............................................................................

iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

v

DAFTAR TABEL ..................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

xii

ABSTRAKSI ..........................................................................................

xiii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................

10

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................

11

1.4. Kegunaan Penelitian ...........................................................

11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ..............................................................

13

2.1.1. Media Dan Publik Interest ........................................

13

2.1.2. Isu- Isu Utama yang Menjadi Perhatian Media..........

14

2.1.3. Berita dan Nilai Berita ...............................................

15

2.1.4. Pemberitaan Poligami ...............................................

20

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.5. Media Exposure (Terpaan Media) .............................

23

2.1.6. Pengaruh Isi Pesan Media Massa ..............................

24

2.1.7. Sikap ........................................................................

27

2.1.8. Teori S-O-R .............................................................

32

2.1.9. Masyarakat Sebagai Khalayak Pembaca .................

36

2.1.10 Surat Kabar Sebagai Kontrol Sosial .......................

37

2.1.8. Sikap Masyarakat Tentang Pemberitaan Poligami .

40

2.2. Kerangka Berfikir ..........................................................

43

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................

46

3.2.1. Definisi Operasional....................................................

46

3.2.1. Pengukuran Variabel..................................................

46

3.2.3. Sikap .........................................................................

48

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1. Populasi .......................................................................

53

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ........................

53

3.3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................

55

3.4. Metode Analisis Data...........................................................

55

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...............................

57

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .....................................

57

4.1.1. Gambaran Umum Surat Kabar Jawa Pos ..................

57

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data .......................................

63

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1. Identitas Responden ..................................................
4.2.1.1.

64

Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ..................................................

64

4.2.1.2.

Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia .

64

4.2.1.3.

Klasifikasi
Responden
Berdasarkan
Pendidikan Terakhir .................................

65

4.2.2. Aspek Kognitif..........................................................
4.2.2.1.

4.2.2.2.

4.2.2.3.

4.2.2.4.

Sikap responden menjadi tahu mengenai
pelaku poligami selalu menutup- nutupi
dan merahasiakan jika dia melakukan
poligami...................................................

67

Sikap responden menjadi tahu mengenai
pengetahuannya bahwa syarat pernikahan
harus ada wali, saksi nikah, dan harus
diumumkan, sehingga mereka memilih
melakukan poligami .................................

69

Sikap responden mengenai pengetahuan
bahwa untuk menghindari fitnah dan
perzinahan merupakan alasan untuk
melakukan poligami .................................

70

Aspek Kognitif Masyarakat Surabaya
Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa
Pos...........................................................

71

4.2.3. Aspek Afektif ...........................................................
4.2.3.1.

4.2.3.2.

4.2.3.3.

4.2.3.4.

66

72

Aspek afektif masyarakat Surabaya
tentang banyaknya fenomena poligami
sekarang ini..............................................

74

Aspek afektif masyarakat Surabaya
tentang tidak adanya kepastian hukum
tentang poligami ......................................

75

Aspek afektif masyarakat Surabaya
tentang pemberitaan poligami di Jawa Pos

76

Aspek Afektif
Masyarakat Surabaya
Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa
Pos...........................................................

77

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4. Aspek Konatif ...........................................................
4.2.4.1.

78

Aspek konatif masyarakat Surabaya
tentang poligami yang dapat membawa
kebahagiaan dalam rumah tangga .............

79

Aspek konatif masyarakat Surabaya
tentang poligami yang rentan terhadap
kekerasan yang terjadi di rumah tangga ....

81

Aspek konatif masyarakat Surabaya
tentang poligami yang dapat memecahkan
masalah yang berhubungan dengan
seksualitas................................................

82

Aspek konatif masyarakat Surabaya
tentang pemberitaan poligami di Jawa Pos

83

4.2.5. Aspek konatif Masyarakat Surabaya Tentang
Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos ..........................

84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………...

87

4.2.4.2.

4.2.4.3.

4.2.4.4.

5.1. Kesimpulan................................................................................

87

5.2. Saran........................................................................................

88

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

88

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

90

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................

64

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...............................

65

Tabel 4.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........

65

Tabel 4.4. Sikap responden menjadi tahu mengenai pelaku poligami selalu
menutup- nutupi dan merahasiakan jika dia melakukan poligami

68

Tabel 4.5. Sikap Responden menjadi tahu mengenai pengetahuannya
bahwa syarat pernikahan harus ada wali, saksi nikah, dan harus
diumumkan, sehingga mereka memilih melakukan poligami ......

69

Tabel 4.6. Sikap responden mengenai pengetahuan bahwa untuk
menghindari fitnah dan perzinahan merupakan alasan untuk
melakukan poligami ...................................................................

70

Tabel 4.7. Aspek Kognitif Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan
Poligami Di Jawa Pos.................................................................

72

Tabel 4.8 Sikap responden merasa cemas tentang banyaknya fenomena
poligami sekarang ini .................................................................

74

Tabel 4.9.Sikap responden merasa takut dan kuatir tentang tidak adanya
kepastian hukum tentang poligami .............................................

75

Tabel 4.10. Sikap Responden merasa senang tentang pemberitaan
poligami di Jawa Pos .............................................................

76

Tabel 4.11. Aspek Afektif Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan
Poligami Di Jawa Pos ............................................................

77

Tabel 4.12. Sikap tentang poligami yang dapat membawa kebahagiaan
dalam rumah tangga...............................................................

80

Tabel 4.13. Sikap responden tentang poligami yang rentan terhadap
kekerasan yang terjadi di rumah tangga .................................

81

Tabel 4.14. Sikap responden tentang poligami yang dapat memecahkan
masalah yang berhubungan dengan seksualitas ......................

82

Tabel 4.15. Aspek konatif masyarakat Surabaya tentang pemberitaan
poligami di Jawa Pos .............................................................

84

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.14. Aspek Kognitif, Afektif, dan Konatif Masyarakat Surabaya
Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos ..........................

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

86

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Model Teori S - O - R .......................................................

35

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir ...................................................

44

Gambar 2.1.

Model Teori S - O - R .......................................................

35

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir ...................................................

44

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir ...................................................

44

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Kuesioner .............................................................................

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

90

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Media massa merupakan salah satu sarana untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan informasi. Sedangkan informasi yang disajikan
merupakan suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Oleh
karena itu fakta yang akurat dan actualisasi masyarakat merupakan sebuah
perwujudan dari informasi yang seimbang. Setiap media dalam mengelola
informasi akan selalu berbeda dalam setiap pengemasannya. Hal ini
dikarenakan adanya visi dan misi serta segmentasi yang dibangun oleh
media itu sendiri.
Dalam perkembangannya media masa dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit meliputi media
cetak. Sementara pers secara luas meliputi semua media komunikasi baik
cetak maupun elektronik. Media cetak seperti surat kabar saat ini menjadi
bagian yang tak terpisahkan dan merupakan media massa yang digunakan
oleh masyarakat perkotaan selain media elektronik. Oleh karena itu media
massa sering digunakan sebagai alat mentranformasikan informasi ke arah
masyarakat atau mentransformasikan informasi ke arah masyarakat atau
menstrasnformasikan informasi diantara masyarakat itu sendiri.
Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang
Pengumpulan dan penyebaran informasi mempunyai misi ikut mecerdaskan

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

masyarakat. Selama melaksanakan tugasnya, pers terkait dengan tata nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itulah, pers sebagai lembaga
kemasyarakatan dintuntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi
masyarakatnya. (Djuroto, 2002:8)
Tidak dapat dipungkiri bahwa pers termasuk media massa yang amat
penting dalam kehidupan selain memiliki informasi pendidikan dan hiburan,
pers juga sebagai alat perjuangan bangsa. Dengan adanya pers, masyarakat
dapat mengakses informasi sebagai bahan pertimbangan dalam kepuasan
dan juga berfungsi sebagai alat kontrol dalam membatasi kekuasaan,
memberdayakan yang tertindas dari tindakan anarkis, (Suroso, 2002:176).
Meskipun peranan pers di tengah- tengah masyarakat mempunyai
“otonomi”. Bukan berarti ia mempunyai eksistensi yang mandiri. Intensitas
pers di tengah masyarakat diperlukan oleh asyarakat itu sendiri. Karena
kehidupan pers itu ada ketertarikan organisator dengan lembaga-lembaga
atau anggota masyarakat itu sendiri.
Djafar Assegaff dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan
bahwa surat kabar adalah penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi
berita-berita, karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap,
periodic dan dijual umum. (Assegaff, 1991:40) sebuah surat kabar tanpa
adanya berita yang faktual mungkin akan ditinggalkan oleh masyarakat dan
berpaling ke media massa lainnya. Muatan berita di surat kabar Sekitar 6070%. (Koesworo,Margontoro,Viko,1994:72) surat kabar cukup mudah
didapatkan dan didokumentasikan sebagai referensi pencarian informasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

sehingga beritanya menjadi muatan yang sangat penting bagi media cetak.
Selain memuat dan menampilkan berita- berita yang berasal dari
wilayah lokal, surat kabar juga memuat dan menampilkan berita-berita
nasional bahkan internasional. Hal ini disebabkan perkembangan media
cetak dalam arus informasi kini telah mengalami kemajuan pesat, sehingga
surat kabar sudah mampu menampilkan berbagai macam berita. Salah satu
surat kabar yang peredarannya cukup luas dan dikonsumsi oleh banyak
pembacanya adalah surat kabar Jawa Pos. Surat kabar Jawa Pos adalah salah
satu media penyimpanan informasi yang menyajikan berita-berita umum.
Berita-berita umum meliputi peristiwa nasional yang menyangkut peristiwaperistiwa ekonomi, politik, hukum sosial dan budaya, pemerintahan olah
raga disamping pemberitaan peristiwa yang terjadi di daerah Jawa Timur
dan Indonesia Timur. Pembuatan sebuah berita tergantung dari bobot berita
yang dimunculkan dalam pemberitaan. Selain berita tersebut berbobot,
maka semakin luas dan semakin mendalam pada penulisannya secara tidak
langsung sebuah berita besar atau yang sedang mendapat perhatian
masyarakat dan menjadi isu dari pembicaraan masyarakat, akan mendapat
porsi yang lebih banyak untuk dimuat dan diulas dari berbagai aspek.
Dalam rangka untuk memenuhi keingintahuan masyarakat akan
informasi yang dibutuhkan telah menjadi salah satu bentuk upaya Jawa Pos
untuk memberikan kepuasan informasi kepada pembacanya. Tidak
mengherankan apabila isi tampilan halaman jawa pos dipenuhi satu tema
berita dengan berbagai ulasan dari berbagai sudut pandang. Namun pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

halaman depan Jawa Pos mengemas berita tentang suatu peristiwa atau
kejadian yang menyita perhatian dan tanggapan dari masyarakat, seperti
pada berita tentang Poligami.
Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami
atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan). Hal ini
berlawanan dengan praktik monogami yang hanya memiliki satu suami atau
istri. Terdapat tiga bentuk poligami, yaitu poligini (seorang pria memiliki
beberapa istri sekaligus), poliandri (seorang wanita memiliki beberapa
suami sekaligus), dan pernikahan kelompok (bahasa Inggris: group
marriage, yaitu kombinasi poligini dan poliandri). Ketiga bentuk poligami
tersebut ditemukan dalam sejarah, namum poligini merupakan bentuk yang
paling umum terjadi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Poligami)
Dalam sejarah masyarakat manusia, poligini lebih bisa diterima
daripada poliandri. Ini karena sudah fitrahnya laki-laki lebih mudah tertarik
terhadap kemudaan dan kecantikan, sedangkan Perempuan lebih kesengsem
terhadap uang, pendidikan, dan posisi sosial. Untuk mencari ganti kulit
mulus dan lekuk lengkung yang cepat hilang, laki- laki melembagakan
poligini, sedangkan uang dan kekuasaan bisa bertahan seumur hidup, jadi
poliandri biasanya tidak begitu mendesak bagi Perempuan. Secara historis
sejak sebelum datangnya Islam dan telah dipraktekkan oleh bangsa- bangsa
terdahulu, seperti bangsa Yunani, Cina, India, Babilonia, Mesir, dan bangsa
lain yang mempunyai peradaban tinggi dalam sejarah dunia. Bahkan bangsa
cina pernah mempunyai undang- undang yang membolehkan laki-laki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

berpoligami dengan 130 wanita. Sejarah cina juga pernah mencatat bahwa
salah seorang bangsawannya pernah memiliki isteri sebanyak 30.000 isteri.
(www.PKS-kotatangerang.go.id,2011)
Bangsa Yahudi pun tidak berbeda dengan bangsa lainnya. Ia
membolehkan pengikutnya berpoligami. Bahkan para nabi Bani Israil, tanpa
terkecuali, mempunyai banyak istri. Dalam sejarah tercatat bahwa Nabi
Sulaiman memiliki 700 istri dari orang merdeka dan 300 wanita dari
kalangan sahaya. (www.PKS-kotatangerang.go.id,2011).
Begitu juga dalam Islam poligami tidak dilarang namun jumlahnya
dibatasi hanya 4 istri dan itupun harus bisa adil terhadap istri- istri yang
dikawininya.
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hakhak) Perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinlah wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berbuat adil maka
(kawinlah) seorang saja, atau budak- budak yang kamu miliki, yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya (AnNisa:3)
Dari segi sejarah dan agama jelas bahwa kalangan masyarakat tidak
telalu mempermasalahkan adanya poligami yang berarti bisa dikatakan
bahwa masyarakat menerima adanya poligami tersebut.
Namun hal ini akan sangat menjadi rawan konflik jika dalam
poligami manusia tidak berlaku adil terhadap istri- istri dan anak- anaknya
seperti halnya diungkapkan oleh staf ahli Menteri Bidang Agama
Kementrian Pemberdayaan Perempuan Prof. DR. Hj. Zaetunah Subhan
yang mengatakan, poligami merupakan peluang yang bisa menimbulkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

nilai-nilai kekerasan di luar kekerasan fisik. “yang jelas adalah kekerasan
psikis yang menimbulkan deritabatin Perempuan yang dipoligami,”
katanya di Jakarta, Selasa (12/12). Menurutnya, banyak kasus kekerasan
dalam rumah tangga yang terjadi pada keluarganya yang menganut
poligami, walaupun tidak dipungkiri ada juga yang bisa menjalankan
poligami dengan baik (www.indonesia.go.id,2011).
Dalam perkembangannya kekerasan yang terjadi dalam rumah
tangga orang yang berpoligami bukan menjadi faktor perdebatan untuk
menentukan sikap mendukung dan tidak mendukung melainkan pada
perasaan tidak mau di “madu”nya kaum Perempuan. Seperti halnya yang
terjadi pada artis- artis ibu kota seperti Dewi Yul dan Tri Utami yang tidak
menolak adanya poligami tapi mereka belum siap untuk di “madu”
sehingga mereka memilih untuk bercerai dari pada di “madu” dan
fenomena ini tidak pernah diekspos oleh media secara besar- besaran.
Bahkan seorang Kyai dan ulama yaitu Abdullah Gymnastiar juga
telah melakukan Poligami. Bahkan Abdullah Gymnastiar yang biasa
dipanggil Aa Gym memberikan penjelasan yang mengatakan bahwa :
“Poligami ini jelas hal yang dibolehkan oleh Allah, tapi tidak
dianjurkan. Poligami dibolehkan dengan cara-cara tertentu sebagai
“Emergency exit”. Aa Gym memberikan contoh untuk beberapa
agama seperti Kristen maupun Protestan, kenapa ada pendeta yang
tidak menikah. Hal itu karena berdasarkan ketentuan agamanya dan
keyakinannya. Begitupun dengan agama Islam (dibolehkannya
poligami). Jadi kelihatannya harus ada upaya-upaya bersama antara
perasaan dan keyakinan sehingga semuanya proporsional dalam
mengomentari permasalahan poligami”. (Media Indonesia Cyber,
2011).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Ada banyak faktor yang menjadikan poligami banyak terjadi dalam
masyarakat tanpa mengindahkan kaidah hukum. Misalnya: kurangnya
sosialisasi hukum, lemahnya penegakan hukum, tingkat pendidikan
masyarakat, budaya, gaya hidup, atau pun keteladanan. Faktor keteladanan
inilah yang agaknya membuat kaum istri merasa resah manakala
mendapati Aa Gym menikah lagi.
Permasalahan yang ada adalah bahwa poligami seorang publik
figur seperti Aa Gym akan diterbitkan secara besar- besaran di redaksi
sehingga menimbulkan sebuah polemik di masyarakat yang mengomentari
tentang Poligami.
Tudingan yang menyudutkan bahwa sebagai bangsa yang beradab
Indonesia seharusnya melarang poligami tidak dapat dibenarkan. Ini karena
pembolehan poligami itu untuk kemaslahatan para pihak yang bersangkutan,
bukan untuk melecehkan perempuan atau menguntungkan laki-laki saja.
Buktinya adalah ketatnya dasar alasan dan persyaratan yang harus dipenuhi.
Dalam hal ini, yang harus dipenuhi adalah aspek penegakan hukumnya.
(Catatan dari M. Shodiq Mustika: Ketika penegakan hukum mengenai
poligami ternyata sangat lemah, banyak terjadi penyimpangan, maka
bijaksanakah kita (selaku aktivis dakwah) bila mengkampanyekan halalnya
dan mudahnya pelaksanaan poligami?) (aagym.blogdetik.com)
Berkenaan dengan sikap masyarakat Surabaya tentang pemberitaan
poligami di Jawa Pos, maka partisipasi diminta untuk mengungkapkan
pandangan- pandanganya mengenai hal tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori SOR dimana
teori stimulus berupa pesan yaitu informasi yang terdapat pemberitaan
poligami, organisme adalah masyarakat. Sedangkan respon dalam penelitian
ini adalah sikap masyarakat. Berdasarkan teori tersebut peneliti ingin
mengetahui sikap masyarakat berkaitan dengan pemberitaan tentang
poligami.
Menurut Mar'rat dalam Dayakisini (2003: 96) bahwa pada umumnya
sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga
komponen:
1.

Kognitif; masyarakat Surabaya yang tidak tahu tentang Poligami akan
menjadi tahu dikarenakan adanya pemberitaan Poligami di Jawa Pos.

2.

Afektif; kecenderungan perilaku masyarakat Surabaya untuk suka dan
tidak suka terhadap pemberitaan Poligami di Jawa Pos.

3.

Konatif; perilaku masyarakat Surabaya yang tidak mendukung dan
bahkan menolak pelaku Poligami dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan konteks diatas peneliti memandang media massa yang

paling efektif dalam penyampaian pesan adalah media cetak, media cetak
sebagai saluran informasi berita yang mempunyai peranan penting. Surat
kabar sebagai bagian dari media massa dapat menjadi instrument untuk
mempengaruhi kesadaran masyarakat. Sesuatu yang sebenarnya tidak
berarti, dapat menjadi berita melalui penciptaan berbagai cerita dan datadata yang disajikan oleh media massa, sekalipun data tersebut hanya
merupakan rekaan- rekaan imajiner dari sang penulis berita atau sumber

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

berita. Hal ini sering terjadi di tengah masyarakat yang masih kuat
dihinggapi budaya isu dan intrik, dimana berita yang dianggap sebagai
kenyataan dan kebenaran tanpa reserve. Pada intinya berita- berita yang ada
dalam sebuah surat kabar bisa mengarahkan pada Kesadaran masyarakat.
(Winarko dalam Sugiharto, 2002: 1) dari sinilah kemudian masyarakat bisa
menarik hikmah dari terjadinya Poligami.
Surat kabar Jawa Pos merupakan media atau sarana penyampai
informasi yang menyajikan berita-berita umum. Dan saat ini menjadi salah
satu surat kabar yang peredarannya cukup luas dan dikonsumsi oleh banyak
pembacanya. Peneliti tertarik untuk meneliti sikap masyarakat Surabaya
tentang pemberitaan Poligami karena masyarakat Surabaya sebagian besar
juga mengikuti berita- berita tentang Poligami melalui surat kabar harian
pagi Jawa Pos. Berita-berita yang disajikan jawa pos diantaranya meliputi
peristiwa nasional yang menyangkut peristiwa-peristiwa ekonomi, politik,
hukum, sosial dan budaya. Pemerintah olah raga disamping pemberitaan
peristiwa yang terjadi di daerah Jawa Timur dan Indonesia Timur.
Jawa pos memiliki jumlah pembaca terbesar berada di wilayah
Surabaya karena itu populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah di
Surabaya. Jumlah pembaca Jawa Pos di Surabaya mencapai 40% dari total
pembaca Jawa Pos, sedangkan daerah Jawa Timur lainnya selain Surabaya
sebesar 25%. Jumlah pembaca sebesar 10% merupakan pembaca Jawa Pos
yang berasal dari Jawa Tengah. Sedangkan 25% sisanya merupakan
pembaca yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. (sumber: Meja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Redaksi Jawa Pos)
Tempat penelitian dipilih di kota Surabaya karena Surabaya
merupakan sebuah kota metropolitan yang memiliki tingkat populasi
terbesar di wilayah Jawa Timur. Sebagai sebuah kota metropolitan.
Surabaya sangat menarik untuk menjadi tempat megambil sampel
penelitian. Surabaya pada umumnya memiliki masyarakat perkotaan dengan
ciri- ciri cosmopolitan, yaitu terbuka dengan informasi dekat dengan emdia
massa aktif bersifat modern dan cenderung individualis namun di sisi tepat
memilih kelompok- kelompok eksklusive, longgar dalam kehidupan
keagamaan dan cenderung sekuler dalam lingkungan sosial yang luas dan
heterogen (Soerjono, 2004: 155).
Banyaknya kasus poligami yang masuk ini membuat pengadilan
agama (PA) Surabaya setiap bulannya dan ternyata Poligami merupakan
perkawinan (perkawinan ganda) cukup diminati masyarakat Surabaya, tidak
ada lagi kecocokan (selingkuh) atau Poligami sebanyak 54.138 kasus.
(http://cybertainment.cbn.net.id)
Di sinilah penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
sebagai bahan skripsi yang bertemakan sikap masyarakat Surabaya tentang
pemberitaan poligami Jawa Pos.

1.2.

Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan
masalah dalam penulisan ini adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

"Bagaimanakah sikap masyarakat Surabaya tentang pemberitaan
poligami di Jawa Pos?".

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sikap
masyarakat Surabaya tentang pemberitaan poligami di Jawa Pos.

1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan nantinya
diharapkan dapat menjadi kontribusi serta manfaat bagi perusahaan antara
lain:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi terutama mengenai
sikap masyarakat Surabaya tentang pemberitaan poligami di Jawa Pos
2. Secara praktis, dapat memberikan masukan untuk masyarakat untuk
lebih bijaksana dalam menyikapi pemberitaan yang berhubungan dengan
Poligami.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Media Dan Publik Inter est
Menurut McQuail (2002: 145) sebagian besar media tidak dapat
menetapkan untuk memenuhi interes publik tetapi mereka mengikuti tujuan
yang mereka pilih sendiri. Tujuan tersebut kadang dipengaruhi oleh budaya
profesional atau keadaan politik tetapi paling sering tujuan dibuat untuk
tujuan profit/keuntungan bisnis. Dimana media bekerja berdasarkan tujuan
komersial, media menampilkan apa yang menjadi kecenderungan publik
interes.
Menurut dia kesulitan untuk menghandle publik interes berhubungan
penting dengan media. Blumer membuat tiga kunci pokok, pertama
kekuatan media dipengaruhi oleh legitimasi yang digunakan pemerintah,
dan tidak meninggalkan tanggung jawab. Kedua, kualitas terpenting adalah
menampilkan ide dari publik interes. Ketiga, ide dari publik interes harus
bekerja didalam dunia tidak sempurna dan tidak murni, ini berarti dapat
mengundang ketegangan, kompromi dan improvisasi tergantung keadaan.
(McQuail, 2002: 146).
Maka dapat dikatakan bahwa media massa memilih informasi dari
khalayak. Tidak mampunya media menghandel publik interest sehingga
menjadikan media hanya mengambil hal-hal yang dapat menghasilkan profit

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

bagi perusahaan. Seperti salah satunya adalah konflik pro dan kontranya
masalah poligami.

2.1.2. Isu- Isu Utama yang Menjadi Per hatian Media
Menurut Mc.Quail (2002: 55) ada tiga isu utama yang menjadi
perhatian teori media, pertama kekuatan dan ketidaksamaan; media selalu
berhubungan dengan kekuasaan politik dan ekonomi. Hal ini sangat jelas,
bahwa media mempunyai biaya dan nilai ekonomis untuk bersaing dan
mengontrol asses. Kedua media merupakan subjek politik, ekonomi dan
peraturan peraturan legal ketiga, media massa bisa digunakan sebagai
instrumen dari kekuasaan dengan kapasitas yang potensial untuk
menggunakan pengaruh dalam berbagai cara. Kekuasaan (kekuatan) media
massa mempunyai beberapa aspek yaitu : menarik, langsung atensi publik,
membujuk

opini

dari

realita,

memberi

status

dan

legitimasi,

menginformasikan dengan cepat dan meluas. Dari aspek-aspek tersebut
muncul pertanyaan-pertanyaan :
1. Siapa yang mengotrol media dan siapa yang tertarik ?
2. Versi dunia (realita sosial) seperti apa yang akan ditampilkan ?
3. Seberapa pengaruhtif media menghasilkan pilihan ?
4. Apakah media lebih mengembangkan atau tidak persamaan dalam
masyarakat ?
5. Bagaimana akses organisasi media ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.1.3. Ber ita dan Nilai Berita
Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa
Inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada
yang menyebut dengan Vritta yang dalam bahasa Indonesia kemudian
menjadi Berita atau Warta. Menurut kamus bahasa Indonesia karya W.J.S
Poerwadarminto, "berita" berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus
besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi
"laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat". Jadi berita dapat
dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi (Djuroto, 2002 : 46).
Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya "reporting" memberikan
batasan definisi berita sebagai berikut :
"News is the timely report of facts or opinion of either interest or
importance, or both, to a considerable number of people "(1965 : 24)
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang
mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya,
bagi sejumlah besar penduduk) (Effendi, 1993 : 131).
Cara penyajian suatu berita, dapat memberikan indikator tentang
pendapat dan kecenderungan pada redaksi suatu surat kabar, sedang tugas
media secara umum ada dua, yaitu tugas aktif dan tugas pasif. Tugas aktifnya
adalah menyebar-luaskan nilai-nila baru seperti nilai pembangunan dll,
sedangkan tugas lainnya adalah mempertahankan nilai-nilai yang dihormati
dan dianggap tinggi di masyarakat bangsanya (Ashadi, 1982: 34). Dengan
tanda-tanda tertentu yang digunakan dalam penyampaian pesan maka berita
itu akan sampai ke khalayak dan diharapkan mempunyai umpan balik yang
sesuai dengan apa yang diharapkan, sedang tanda menurut Suroso merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

suatu keadaan dimana terdapat sesuatu yang lain. Gelegar guntur pertanda
akan turun hujan. Kilat menyambar-nyambar merupakan tanda akan
datangnya guntur, didalam media ini berita yang diproduksi itu berusaha
menyudutkan kelompok yang margijanal dengan strategi-strategi tertentu
yaitu dengan tanda-tanda tertentu itu orang yang dikenai dicitrakan negatif
atau positif baik , berupa kebisaaan, tindakan atau ucapan dan tulisan, hal ini
serupa dengan apa yang dikatan oleh Saussure yang mengartikan tanda
sebagai apa yang dikatakan dan apa yang ditulis (Alex, 2002: 125).
Berita itu sendiri mempunyai pengertian yang beragam seperti yang
di ungkapkan oleh Notclife ditekankan pada segi keanehan atau ketidak
laziman sehingga mampu menarik perhatian khalayak. Sedang menurut
Michel V. C. Berita merupakan laporan tentang suatu peristiwa atau
kejadian

yang

cepat,

faktual,

dan

menarik

perhatian

sebagian

pembaca/pendengar serta kepentingan khalayak (Uchjana, 1998: 145).
Jadi berita dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
berita merupakan suatu laporan peristiwa atau kejadian yang aneh dan tidak
lazim dalam masyarakat, yang dilaporkan secara cepat, faktual untuk
menarik perhatian. sebagian pembaca/pendengar serta kepentigan khalayak.
Djafar H. Assegaff dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini,
mendefinisikan berita dalam arti jurnalistik sebagai berikut :
“Berita sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termasa dan dipilih
oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang kemudian dapat
menarik pembaca. Entah karena luar biasa; karena penting atau
akibatnya; karena mencakup segi-segi human interest seperti humor,
emosi, dan ketegangan” (Assegaff. 1982 : 24).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat,
yaitu faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran
tinggal sedikit saja, yang kedua bahwa berita itu bisa menceritakan segala
aspek secara lengkap. Biasanya suatu media lebih menyukai peristiwa besar
atau penting terjadi dalam skala waktu yang sesuai dengan jadwal produksi
normal, serta menyukai pula peristiwa yang paling mudah diliput dan
dilaporkan serta mudah dikenal dan dipandang relevan (Djuroto, 2002 : 48).
Faktor yang berkaitan dengan aliran lain, adalah kedekatan media
terhadap peristiwa yang sesuai dengan harapan yang dimiliki khalayak,
keinginan untuk melanjutkan peristiwa yang sudah terjadi, yang dipandang
layak diberitakan, keinginan adanya keseimbangan diantara berbagai jenis
berita. Ditegaskan bahwa News Must Be Factual, maka ditarik kesimpulan
bahwa berita atau sesuatu dikatakan berita bila ada fakta, interest, dan
komunikan atau khalayak (Mc Quail, 1991 : 120)
Dalam upaya menarik perhatian pembaca perlu diperhatikan unsurunsur penting dalam berita antara lain :

1. Faktual
Isi berita harus merupakan sesuatu yang berdasarkan fakta, bukan fakta
yang dibuat-buat. Suatu berita harus sesuai dengan fakta yang
sebenarnya, jujur, tanpa prasangka, dan tidak didramatisir.
2. Objektif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Apa yang dilihat dan didengar itulah yang ditulis seorang wartawan
menjadi sebuah tulisan yang berisi pemaparan dan penguraian peristiwa
atau pendapat. Suatu berita objektif tidak dicampuri dengan sifat
subjektifitas atau opini pribadi dari peliputi beritanya.
3. Nilai Berita
Suatu berita akan dianggap penting jika menyangkut kepentingan orang
banyak. Berita yang bernilai harus terdapat keterikatan dengan
kepentingan umum. Sebuah berita dianggap bernilai jika berita itu
merupakan kejadian atau peristiwa yang akan berpengaruh pada
kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu diketahui dan
diinformasikan kepada khalayak seperti kebijakan baru pemerintah,
kenaikan harga, dan sebagainya.
4. Aktual
Jarak antara terjadinya peristiwa ataupun suatu pendapat saat diucapkan
dengan saat diturunkankannya berita itu, hendaknya secepatnya sebab
jika terlewati beberapa hari saja terutama berita peristiwa, maka nilai
aktualitasnya sudah basi.
5. Menarik
Berita yang disajikan hams berisi peristiwa atau pendapat yang memang
menarik perhatian sebagian besar pembaca. Biasanya berita yang
menarik adalah tentang sesuatu yang aneh, yang luar biasa, atau tentang
sesuatu yang belum pernah terjadi. Suatu berita dikatakan menarik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

apabila informasi yang disajikan membangkitkan kekaguman, rasa lucu,
atau humor, atau informasi mengenai pilihan hidup.
Sehubungan dengan hal itu, seorang penulis jurnalistik kenamaan
bernama Frenk Luther Mott dalam bukunya New Survey of Journalism
(Curran, Morley, Walkerdine, 1996: 15) menyatakan bahwa paling sedikit
ada delapan konsep berita yang minta perhatian kita, konsep tersebut adalah:
1.

Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)

2.

Berita sebagai rekaman (news as record)

3.

Berita sebagai fakta obyektif (news as objective facts)

4.

Berita sebagai interpretasi (news as interpretation)

5.

Berita sebagai sensasi (new as sensation)

6.

Berita sebagai minat insani (news as human interest)

7.

Berita sebagai ramalan (news as prediction)

8.

Berita sebagai gambar (news as picture)
Nilai berita dalam penelitian Frenk Luther Mott (Curran, Morley,

Walkerdine, 1996: 15) ini adalah semua informasi yang mempunyai nilai
berita dan yang telah dituangkan dalam surat-surat kabar. Nilai berita itu
ditentukan oleh delapan faktor sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu
Suatu berita mempunyai nilai berita, apabila berita itu masih aktual dan
disampaikan segera.
b. Kedekatan
Kriteria ini tidak bisa dilepaskan dari unsur ruang atau unsur geografis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

c. Human Interest
Setiap event yang dapat menyentuh perasaan manusia atau mengundang
perhatian seseorang.
d. Sex
Berita mengandung sex selalu menarik dan diminati pembacanya.
e. Kemajuan
Berita tentang penemuan baru dibidang IPTEK, mempunyai nilai berita
yang tinggi
f. Nama
Berita orang - orang yang berkaitan dengan orang ternama, terkemuka,
seperti pejabat pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama
g. Politik
Berita yang berkaitan dengan masalah politik, seperti hubungan antar
negara, Pemerintah dalam negeri, militer, pertahanan perang, kegiatan
resmi kedutaan besar dan perundingan antar bangsa.
h. Konflik
Berita yang mengandung suatu konflik atau kontroversi mengandung
nilai berita.
2.1.4. Pember itaan Poligami
Di dalam suatu masyarakat kita mengenal adanya institution atau
pranata

yang

merupakan

perilaku

berpola

dari

manusia

dalam

kebudayaannya. Pola perilaku manusia ini akan terus berkembang yang
pada akhirnya akan banyak menghasilkan budaya-budaya baru yang mana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

dalam masyarakat tidak selalu bisa diterima oleh seluruh anggota
masyarakat. Ada yang setuju dan ada yang tidak, pro dan kontia inilah yang
pada akhirnya menjadi konflik dalam masyarakat.
Pola perilaku masyarakat dalam kebudayaannya inilah yang banyak
diangkat oleh media massa baik itu dalam hot news maupun fiture-fiture
yang bersifat human interest:
Sebagai contoh masih hangat dipikiran kita masalah perkawinan
Aa Gym yang kedua kalinya, media massa mengangkat berita ini secara
besar-besaran sehingga menjadi polemik di masyarakat.
Semua media massa baik itu cetak, televisi, maupun radio
mengangkat berita sekitar Poligami. Tidak hanya sebatas berita yang
disampaikan dalam media massa namun sampai pada perbincangan para
pakar dan juga dialog interaktif antara yang pro dengan yang kontra pada
poligami.
Tidak sedikit pula dari kalangan praktisi dan ulama memberikan
komentar tentang poligami itu sendiri, Sirikit Syah sebagai salah satu
masyarakat yang juga aktif sebagai pengarang memberikan opininya
mengenai poligami. Beliau berkata:
Bahwa banyak kalangan masyarakat yang lebih suka mendengarkan
sumber- sumber yang tidak layak bicara. Bagaimana kita bisa percaya
pada Farhat Abas tentang poligami sedangkan ia sendiri suami yang
gemar mempermainkan perempuan dan membohongi istrinya.
Mengapa kita harus mendengarkan Sandy Harun yang tak setuju
poligami atau berbagi suami? Sedangkan dia sendiri adalah "the other
women", yang kemudian dinikahi. Dalam status istri Djodi, dia
berhubungan dengan Tomy Soeharto dan mempunyai anak. (Jawa
Pos, 13 Desember 2001).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Hal inilah yang menurut Sirikit bahwa masyarakat sudah keliru
dalam memahami potret poligami itu sendiri.
Lain halnya tayangan yang diangkat oleh SCTV pada tanggal 19
Januari 2011 pukul 22.00 yang menayangkan dialog interaktif antara orang,
yang pro dan yang kontra terhadap poligami. Banyak dari kalangan yang
menolak poligami dengan alasan tindak kekerasan dalam rumah tangga
namun hal itu mendapaf bantahan dari yang tidak menolak poligami "jika
kekerasan dalam rumah tangga membuat poligami diharamkan berarti kalau
kita konsisten monogamy juga harus diharamkan, karena kekerasan dalam
rumah tangga juga banyak terjadi dalam rumah tangga yang menganut
monogami". Kesimpulan akhir pada dialog interaktif tersebut mereka yang
kontra akhirnya merubah sikapnya yang sebelumnya sangat keras menolak
poligami menjadi melunak dengan tidak lagi mempermasalahkan haram dan
tidaknya poligami namun mengarah pada pembatasan dan syarat yang ada
pada poligami. (Media Indonesia Cyber, 2011)
Adapun Aa Gym memberikan penjelasan pendapatnya mengenai
Poligami melalui telepon internasional dari Kuala Lumpur Malaysia yang
disiarkan langsung oleh puluhan radio di Jakarta, Sabtu pagi tanggal 16
Desember 2006, dalam acara Manajemen Qolbu. Beliau mengatakan
bahwa:
"Poligami in

Dokumen yang terkait

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos).

0 0 99

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SEDOT PULSA DENGAN MODUS KONTEN” DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Sedot Pulsa Dengan Modus Konten” Di Surat Kabar Jawa Pos).

0 0 105

SIKAP PEMBACA TENTANG PEMBERITAAN CIPTAKAN KAMPUNG AMAN DI HARIAN JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Harian Jawa Pos Tentang Pemberitaan Ciptakan Kampung Aman).

0 1 134

SIKAP GURU DI SURABAYA TENTANG UJIAN NASIONAL MELALUI PEMBERITAAN DI SURAT KABAR JAWA POS ( Studi Deskriptif Sikap Guru Di Surabaya Tentang Ujian Nasional Melalui Pemberitaan Di Surat Kabar Jawa Pos).

0 0 89

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PILWALI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PEMILIHAN WALIKOTA SURABAYA DI JAWA POS).

0 1 150

Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos (Studi Deskriptif tentang Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos).

0 0 80

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PILWALI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PEMILIHAN WALIKOTA SURABAYA DI JAWA POS)

0 1 26

SIKAP GURU DI SURABAYA TENTANG UJIAN NASIONAL MELALUI PEMBERITAAN DI SURAT KABAR JAWA POS ( Studi Deskriptif Sikap Guru Di Surabaya Tentang Ujian Nasional Melalui Pemberitaan Di Surat Kabar Jawa Pos)

0 0 27

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos)

0 0 24

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SEDOT PULSA DENGAN MODUS KONTEN” DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Sedot Pulsa Dengan Modus Konten” Di Surat Kabar Jawa Pos) SKRIPS

0 0 31