PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR FIGUR JOKOWI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PUTARAN KEDUA DI SURAT KABAR JAWA POS DAN SURYA.

1

PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR FIGUR J OKOWI DALAM PEMILIHAN
GUBERNUR DKI J AKARTA DALAM PUTARAN KEDUA DI SURAT KABAR
J AWA POS DAN SURYA
(Analisis Fr aming Ber ita Seputar Figur J okowi Dalam Pemelihan Gubernur
J akarta Dalam Putar an Kedua Di Surat Kabar J awa Pos dan Surya pada 16
September – 24 September 2012)

SKRIPSI

Oleh :
ALDILA HEIDY KUSUMA WARDHANI
NPM : 0843010158

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

J UDUL PENELITIAN : PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR PERSAINGAN FOKE –
J OKOWI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI J akarta DALAM SURAT KABAR
J AWA POS DAN SURYA (Analisis Fr aming Ber ita Seputar Per saingan Foke – J okowi
Dalam Pemelihan Guber nur DKI J akarta dalam Sur at Kabar J awa Pos dan Surya pada 16
September – 24 September 2012)
Nama Mahasiswa

: Aldila Heidy Kusuma Wardhani

NPM

: 0843010158

Program Studi


: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING

Ir . H. Didiek Tranggono, M.Si
NIP. 19581225 199001 1001

Mengetahui
Ketua Program Studi

J uwito,S.Sos, M.Si
NPT. 367049500361


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR FIGUR J OKOWI DALAM PEMILIHAN
GUBERNUR DKI J AKARTA DALAM PUTARAN KEDUA DI SURAT KABAR J AWA
POS DAN SURYA
(Analisis Fr aming Ber ita Seputar Figur J okowi Dalam Pemelihan Guber nur J akar ta
Dalam Putar an Kedua Di Surat Kabar J awa Pos dan Surya pada 16 September – 24
September 2012)
Oleh
ALDILA HEIDY KUSUMA WARDHANI
NPM. 0843010158
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program
Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 13 Desember 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama


Tim Penguji
1. Ketua

Ir . H. Didiek Tranggono, M.Si

Ir . H. Didiek Tranggono, M.Si

NIP. 1958 1225199001 1001

NIP. 1958 1225199001 1001
2. Sekretar is
Dra. Her lina Suksmawati, M.Si
NIP. 1964 1225199309 2001
3. Anggota
Dra. Dyva Claretta, M.Si
NPT. 366019400251
Mengetahui
Dekan
Dr a. Ec. Hj. Suparwati, MSi

NIP. 1955 0718198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL …………………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN PROPOSAL ………. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………... v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………..viii
ABSTRAKSI …………………………………………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 7
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ………………………………………………….... 8
1.4.2 Manfaat Praktis ……………………………………………………. 8
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ……………………………………………………………….9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

2.1.1 Interaksi Pers dan Pemerintah ……………………………………......9
2.1.2 Berita, Konstruksi Realitas dan Politik ……………………………...10
2.1.3 Persaingan Foke-Jokowi dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta….13
2.1.4 Pers dan Fungsi-fungsinya ………………………………………….13
2.1.5 Definisi Berita ………………………………………………………15
2.2 Nilai Berita ………………………………………………………………….15
2.3 Kualitas Berita ……………………………………………………………....16
2.4 Jenis Berita ………………………………………………………………….17

2.5 Analisis Framing Termasuk Paradigma Konstruktivis……………………...19
2.6 Analisis Framing ……………………………………………………………20
2.7 Konsep Framing Gamson dan Modigliani ………………………………….23
2.8 Perangkat Framing Gamson dan Modigliani ……………………………….25
2.9 Kerangka Berfikir …………………………………………………………..30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Konseptual. ………………………………………………………...32
3.2 Subyek dan Obyek Penelitian ……………………………………………….34
3.3 Unit Analisis ………………………………………………………………...34
3.4 Korpus ……………………………………………………………………….35
3.5 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………….36
3.6 Teknik Analisis Data ………………………………………………………..37

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

4.2 Hasil dan Pembahasan ……………………………………………………...55
4.2.1 Analisis Framing Jawa Pos ……………………………………….55

4.2.1.1 Judul Jokowi Landai ………………………………………….55
4.2.1.2 Judul Jokowi Lebih Banyak Diberitakan Positif …………….59
4.2.1.3 Judul Jokowi Boyong Keluarga ke Jakarta …………………..63
4.2.1.4 Judul Duet Jokowi – Ahok Unggul Tipis …………………….66
4.2.2 Analisis Framing Surya …………………………………………...69
4.2.2.1 Judul Pesona Wong Ndeso …………………………………....69
4.2.2.2 Judul Jokowi Habiskan 27 M ………………………………....72
4.2.2.3 Judul Jokowi Langsung di telepon SBY ……………………...74
4.2.2.4 Judul Jokowi Futsal di Sriwedari ……………………………..75
4.3 Perbandingan Jawa Pos dan Surya dalam Model Gamson dan Modigliani…76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….81
5.2 Saran ………………………………………………………………………...82
DAFTAR PUSTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
anugerah dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PEMBINGKAIAN

BERITA

SEPUTAR

PERSAINGAN

FOKE-J OKOWI

DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI J akarta DALAM SURAT KABAR
J AWA POS DAN SURYA (Analisis framing Berita Seputar Persaingan Foke – Jokowi
Dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dalam Surat Kabar Jawa Pos dan Surya pada 16
September – 24 September 2012) “ dapat terselesaikan dengan baik.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara materil, untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. H.Suparwati, Ec, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk melakukan penelitian dan terselesainya laporan proposal ini.
2. Bapak Juwito, S.Sos, Msi, Ketua Progdi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran”
Jawa Timur.
3. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si Dosen Pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, saran dan
petunjuk sampai terselesainya penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
ilmunya.
5. Papa dan Mama saya tersayang yang telah memberikan dorongan serta
motivasi yang berupa do’a dan dorongan demi keberhasilan skripsi ini.
6. saudara-saudara pakde, budhe, tante yetty, om jefri, tante wanti, om benu, tante
warsini, om hendri, ,bak nurul, mas andik, adek dian, adek galang, adek rafdi,
adek adit, adek via, mbak wulan yang telah memberikan dorongan dan
motivasi hingga terselesainya skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8


7. terima kasih untuk seorang yang kucintai Eko Prasetyo, yang terus memberi
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Ike dewi permatasari, Defy retnowati, SE, Annisa
supri rahayu, SE, Prisca ayu, SE, Cindy wijayanti, Farevi azalea, Edzulpan,
Acis, Nonik, Wawan, Yusuf tata kusuma, Dany, Yulia puspita, Sheila surya,dll
yang telah membantu dan memberi dorongan hingga terselesainya skripsi ini.
Akhir kata, penulis memohon kehadirat Allah SWT semoga segala bantuan yang telah
mereka berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakannya.

Surabaya, September 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

ABSTRAKSI
ALDILA HEIDY KUSUMA WARDHANI, PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR PERSAINGAN FOKE-J OKOWI
DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI J AKARTA PUTARAN KEDUA PADA SURAT KABAR J AWA POS DAN
SURYA (Studi Analisis Framing Berita Seputar Persaingan Foke-J okowi Dalam Pemilihan Guber nur DKI J akar ta
Putaran Kedua Pada Surat Kabar J awa Pos dan Surya Edisi 16 September – 24 September 2012)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wartawan membingkai dan mengkonstruksi berita-berita tentang
persaingan Foke-Jokowi dalam pilgub putaran kedua. Karena saat ini masih banyak pemberitaan-pemberitaan baik yang positif
maupun negative terhadap kedua kandidat tersebut. Analisis framing sebagai metode analisis teks, metode penelitian kualitatif
dengan paradigma konstruksionis.
Landasan teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pers dan tanggung jawab sosial, wartawan dan media
sebagai konstruksi realitas, analisis framing, Hierarchy of influence.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah media penelitian kualitatif menggunakan analisis framing Gamson
dan Modigliani yaitu data yang terkumpul sesuai dengan populasi dan korpus yang telah di kumpulkan oleh peneliti yaitu Jawa
Pos dan Surya pada tanggal 16-24 September 2012. Data di analisis dengan menggunakan delapan struktur teks berita sebagai
perangkat framing, yaitu methapors, catchprases, exemplar, depiction, roots, appleals to principle dan consequence.
Hasil dari penelitian ini, yaitu bahwa surat kabar Jawa Pos lebih menekankan frame persaingan yang ketat pada kedua
calon Gubernur DKI Jakarta. Mengeksplorasi berita berdasarkan situasi yang terjadi saat galang dukungan untuk menarik
perhatian masyarakat. Sedangkan Surya lebih meceritakan sosok calon Gubernur Joko Widodo dengan kesederhanaan yang
beliau miliki, dan memberitakan tentang positif dan negatifnya kedua calon Gubernur DKI Jakarta.
Kata Kunci : Analisis framing, berita persaingan Foke – Jokowi dalam pemilihan cagub DKI Jakarta putaran kedua, Jawa Pos
dan Surya
ABSTRACT

Aldila Heidy Kusuma Wardhani, framing NEWS ON COMPETITION Foke-J okowi J AKARTA GOVERNOR
ELECTION IN THE SECOND ROUND IN J AVA POST NEWSPAPER AND SOLAR (Study of Fr aming Analysis of
News on Competition Foke-J okowi In J akarta Governor Election Second Round At Newspaper J awa Pos and Surya Issue
16 September-24 September 2012)
This study aims to determine how journalists frame and construct stories about the rivalry Foke-Jokowi pilgub second round.
Because now there are many news-reporting both positive and negative to both candidates. Framing analysis as a method of text
analysis, qualitative research methods constructionist paradigm.
The foundation of the theory used in this study is the press and social responsibility, journalists and the media as the construction
of reality, framing analysis, Hierarchy of influence.

The method used in this research is a qualitative study using analysis of media framing Gamson and Modigliani the data collected
according to the population and the corpus has been collected by researchers that Jawa Pos and Surya on 16 to 24 September
2012. Data were analyzed by using eight news text structure as a framing device, the methapors, catchprases, exemplar,
depiction, roots, appleals to principle and consequence.

The results of this study, namely that the Jawa Pos newspaper emphasized frames the intense competition in the two candidates
for Governor of DKI Jakarta. Exploring the news based on the current situation seek support to attract public attention. While
Surya more meceritakan figure Joko Widodo governor candidate with the simplicity that he had, and preach about the positives
and
negatives
both
candidates
for
Governor
of
DKI
Jakarta.
Keyword : Analysis of framing, news Foke competition - Jokowi cagub election second round Jakarta, Jawa Pos and Sury

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Politik adalah suatu proses dan pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembentukan keputusan, khususnya
dalam Negara. Pengertian ini merupakan upaya pembangunan antara berbagai definisi
yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Suatu Negara bisa bertahan dengan adanya landasan politik yang kuat.Tapi
terkadang suatu Negara juga bisa hancur karena permainan politik, terutama apabila
suatu Negara dipenuhi oleh permainan politik yang kotor.Hal seperti inilah yang
sekarang mengancam Negara kita.Berbagai masalah politik sedang dialami Negara
Indonesia.Seperti korupsi, mafia pajak, penggelapan uang, politik kotor dalam
pemerintah dan sebagainya.
Banyak sekali kasus politik yang sebenarnya belum terselesaikan dengan tuntas.
Namun dengan adanya peristiwa politik yang sedang terjadi dalam Pemilihan
Guberner (Pilgub) DKI Jakarta yakni dengan adanya hasil putaran pertama yang
dinilai oleh Foke masih ada kecurangan sehingga meminta ulang adanya pemungutan
suara putaran kedua yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2012 yang
dimana akhirnya menimbulkan persaingan antar calon gubernur yang sangat ketat.
Sebelum putaran kedua dilaksanakan upaya-upaya yang dilakukan para calon
gubernur dengan melakukan kampanye-kampanye agar masyarakat dapat memilih
dan menilai mana yang lebih layak menjadi calon gubernur bagi daerah masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

tersebut khususnya DKI Jakarta. Hal ini menimbulkan banyak sekali pro dan kontra
di berbagai kalangan.
Kasus seperti ini dan kasus-kasus lain yang menyangkut tentang politik di
pemerintahan tentu saja banyak diliput oleh media massa. Media massa itu sendiri
merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang kebutuhan kita akan semua
informasi, termasuk politik. Sedangkan definisi media massa terbagi menjadi dua
macam, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas mencakup media cetak
serta media elektronik (Racmadi dalam Eriyanto, 2002 : 35). Pers itu sendiri memiliki
empat fungsi khusus, yaitu memberikan informasi, mendidik, menghibur dan
mempengaruhi. Untuk fungsi yang terakhir ini media massa juga berfungsi sebagai
alat untuk kontrol sosial. Dari sini bisa kita lihat bahwa media massa memiliki
peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik dalam segi moral, sosial,
dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat.
Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang syarat dengan berbagai
kepentingan, konflik dan fakta yang komplek dan beragam. Menurut pandangan
Antonio Gramci (Eriyanto, 2004 : 47) media sebagai ruang di semua ideology di
presentasikan. Banyak wacana yang membincangkan hubungan realitas dengan media
singkat kata, disebutkan bahwa yang kita dengar, kita baca dan pandang di media
massa merupakan konstruksi (bangunan) atas realitas. Dengan demikian seluruh
media dengan kata lain adalah realitas yang dikonstruksikan dalam bentuk wacana
yang bermakna (Hamad dalam Pareno, 2005 : 3).Fakta yang akurat dan aktualisasi
masyarakat, merupakan perwujudan dari sebuah informasi atau berita yang selaras,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

seimbang dan dapat dipercaya. Oleh karena itu setiap perspektif media dalam
mengolah dan menyusun berita akan selalu berbeda beda baik dalam kemasan
maupun tampilan.
Setiap peristiwa yang dianggap penting dan dapat menarik perhatian pembaca
selalu diletakkan pada halaman depan surat kabar. Pandangan ini didasarkan dengan
anggapan bahwa umumnya pembaca ketika akan membaca surat kabar, yang pertama
dilihat adalah berita dihalaman depannya. Hal ini didukung oleh pendapat Rivers dan
Mathews yang menyatakan bahwa sekitar 98% dari semua pembaca surat kabar
membaca berita yang terdapat di halaman muka (Sobur, 2006 : 167).
Untuk membuat berita menjadi lebih menarik atau mampu mempengaruhi
khalayak maka media akan melakukan penonjolan-penonjolan atau menghilangkan
bagian tertentu dan memutuskan fakta mana yang akan diambil berdasarkan cara
pandang media dan wartawan itu sendiri (Sobur, 2006 : 162). Sejarah media massa
memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi
yang sama, namun menstibtusinya. Radio tidak menggantikan surat kabar, namun
menjadi sebuah objektifitas yang absolute. Hal tersebut menunjukkan bahwa dibalik
jubah kebesaran independensi dan objektifitas, seorang jurnalis menyimpan paradox,
tragedi dan bahkan ironi (Eriyanto, 2005 : v). Hal inilah yang mampu mempengaruhi
masyarakat yang membacanya.
Membandingkan beberapa pemberitaan di media sangat mungkin akan
menemukan kesimpulan yang setara, bahwa tidak mungkin media apapun dapat lepas
dari proses bias-bias, baik yang berkaitan dengan idelogi, pilitik, ekonomi, sosial dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

budaya. Media tidak sepenuhnya sama persis seperti apa yang digambarkan,
memberitakan apa adanya, cerminan dari realitas yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Media yang ada justru mengkonstruksi sedemikian rupa terhadap media
yang ada, ini semua terkait dengan bagaimana cara pandang media untuk membingkai
atau mengkonstruksi suatu realitas tertentu.
Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana surat kabar Jawa Pos dan Surya dalam
membingkai suatu peristiwa atau fakta, terutama dalam menulis, menyajikan serta
memberikan penekanan terhadap fakta. Dalam penelitian ini, peneliti sengaja
membatasi pemberitaan pada surat kabar Jawa Pos dan Surya yakni 16 September
sampai 24 September 2012, karena pada periode tersebut harian Jawa Pos dan Surya
memuat berita-berita mengenai figur jokowi dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta
pada putaran kedua.
Alasan peneliti meneliti harian Jawa Pos dan Surya adalah karena adanya
perbedaan antara surat kabar Jawa Pos dan Surya dalam memberitakan figur jokowi
dalam pemilihan gubernur putaran kedua ini yang sedang marak diperbincangkan
saat ini. Jawa Pos dan Surya sama-sama memberitakan figur Jokowi dalam pemilihan
gubernur DKI Jakarta putaran kedua dengan berbagai isu. Isu yang berkembang
diantaranya ialah tentang pemberitaan pasangan Foke – Nara tercatat hanya memiliki
121 pemberitaan bernada negatif sedangkan pasangan Jokowi – Ahok tercatat hanya
memiliki 90 pemberitaan bernuansa negatif. Meski lebih banyak diberitakan negatif,
frekuensi pemberitaan pasangan Foke – Nara lebih banyak daripada Jokowi – Ahok.
Sebanyak 324 berita pasangan Foke – Nara yang bernuansa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

positif mengungguli frekuensi pemberitaan pasangan Jokowi – Ahok yang berjumlah
246 berita.
Perbedaan harian Jawa Pos dan Surya dalam mengkonstruksi atau membingkai
berita dikarenakan adanya perbedaan cara pandang wartawan dari masing-masing
media dalam mempersepsikan peristiwa tersebut. Karena media bukanlah saluran
yang bebas. Media bukanlah seperti yang digambarkan, memberitakan apa adanya,
cermin dari realitas. Media seperti yang kita lihat justru mengkonstruksi sedemikian
rupa realitas.Untuk meneliti dua media (Jawa Pos dan Surya) tersebut diatas, peneliti
memilih analisis framming sebagai metode penelitian.Alasannya adalah karena dalam
perspektif komunikasi, analisis framming dipakai untuk membedah cara-cara atau
ideologi media saat mengkonstruksi fakta.Analisis ini mencermati strategi seleksi,
penonjolan, dan pertautan fakta dalam berita agar lebih bermakna.Lebih berarti atau
lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya.
Dengan kata lain, framming adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana cara
pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara
pandang atau perspektif itu pada akhirnya akan menentukan fakta apa yang akan
diambil, bagaimana yang akan ditonjolkan dan akan dihilangkan serta hendak dibawa
kemana berita tersebut. Sikap mendukung, positif ataupun negatif hanyalah efek dari
bingkai yang dikembangkan oleh media. Sehingga pada dasarnya framming adalah
metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara
bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang diajukan berita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

“cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas (Nugroho,
Eriyanto, Surdiasis, dalam Sobur, 2006 : 162).
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model William Gamsom dan
Modigliani. Alasan peneliti adalah pada model Gamsom dan Modigliani ini terdapat
perhatian lebih dalam membingkai berita terutama tentang gerakan sosial (social
movement) sehingga menimbulkan tindakan kolektif. Penulis merasa model ini cocok
apabila dikaitkan dengan berita persaingan Foke – Jokowi dalam pemilihan gubernur.
Hasil analisis terhadap teks berita memperlihatkan kedua surat kabar berbeda
dalam membingkai perbedaan persaingan Foke – Jokowi dalam pemilihan gubernur.
Perbedaan itu tidak lepas dari berbagai factor yang mempengaruhi pers terutama
sikap terhadap kasus ini.Terdapat sisi pro dan kontra yang ada dalam seputar
persaingan Foke – Jokowi dalam pemilihan gubernur yang dimana dalam setiap
kesempatan kampanye para calon gubernur saling menyindir dengan sikap dan
ucapan.Diantaranya pihak pro karena dalam pungutan suara putaran pertama yang
dinilai oleh pasangan Foke – Nara masih ada kecurangan sehingga meminta ulang
pemungutan suara putaran kedua, sehingga menimbulkan banyak persepsi negatif dari
pihak masyarakat dan sekitarnya.
Perbedaan frame Jawa Pos dan Surya terhadap berita ini karena faktor
pembingkaian masing-masing media, melalui penekanan dan penonjolan sisi tertentu
dan penghilangan sisi yang lain yakni dalam teks berita dan berupa foto (visual
image) perbedaan pembingkaian kasus tersebut akan memberikan informasi yang
berbeda kepada khalayak pembaca. Penekanan dan penonjolan tersebut akan menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

realitas terhadap pembaca surat kabar. Dengan wacana yang diperbuat oleh pers
dalam membangun teks berita, maka pers tidaklah natural untuk memberitakan suatu
peristiwa

sebab

untuk

memproduksi

teks

berita

banyak

faktor

yang

mempengaruhinya.
1.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah pembingkaian berita mengenai figur Jokowi dalam pemilihan
Gubernur DKI Jakarta putaran kedua di surat kabar Jawa Pos dan Surya?”
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita mengenai figur Jokowi dalam
pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua dalam surat kabar Jawa Pos dan
Surya.
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat Teoritis
Untuk

memberikan

cirri

ilmiah

pada

sebuah

penelitian

dengan

mengaplikasikan teori-teori khususnya teori komunikasi tentang pemahaman pesan
yang dikemas oleh media melalui media analisis framming.Sebagai fenomena
komunikasi yang mempunyai signifikasi, teoritis, metodologis dan praktis, studi
analisis framming diharapkan dapat berkembang pada disiplin ilmu komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1.3.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran pada institusi surat kabar, terutama surat kabar Jawa Pos
dan Surya khususnya dalam membingkai atau mengkonstruksi suatu realita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Interaksi Pers dan Pemer intah
Hubungan antara pers dan pemerintah dalam kerangka mencari dan membuat
berita bukanlah hubungan sepihak, malinkan hubungan yang timbale balik antara dua
pihak.

Berbagai

pertimbangan

dan

tujuan

dapat

terjadi

saat

pemerintah

menyampaikan pesan agar diketahui, menyampaikan pesan untuk memancing reaksi,
untuk memulai proses pembentukan pendapat umum, untuk peringatan bagi instansiinstansi yang bersangkutan, peringatan bagi masyarakat untuk menetralisir suatu isu,
dll. (Oetama, 2001 : 247)
Tentang pertanggung jawaban pers atas pemberitaan yang menyangkut
masyarakatpun tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan interaksi antara pers
dan pemerintah.Asumsinya, pemerintah sebagai instansi yang juga berkedudukan
sebagai pembina kehidupan pers. Bahkan dalam sistem pers di Indonesia sering
dikemukakan hubungan itu juga tidak terlepas dari masyarakat sebagai bagian dari
interaksi yang dituangkan dalam cita-cita terwujudnya interaksi antara pemerintah,
pers dan masyarakat.
Interaksi itu sendiri adalah bagian dari hidup manusia.Dengan interaksi tiada henti
dilakukan menyebabkan manusia terus bisa bertahan hidup dalam cita dan citra
kemanusiaannya.Interaksi dapat berlangsung dengan baik apabila ada kesederajatan
dari para pelakunya. Para pihak menyadari posisi dan selanjutnya saling menghormati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dan menghargai dengan sesamanya. Tanpa demikian interaksi akan berjalan timpang
dan tidak akan membawa hasil yang seperti diharapkan.
Dihubungan dengan interaksi di antara pers dengan pemerintah juga dapat
terlaksana dengan baik apabila para pihak menyadari posisi masing-masing dalam arti
bahwa beranjak dari para posisi itulah para pihak melaksanakan kewajiban sesuai
dengan posisinya.
Bahasa yang sederhana untuk mewakili apa yang dimaksud interaksi antara
pemerintah dengan pers adalah sampai seberapa batas kebebasan pers dalam
menyajikan pemberitaannya. Pada sisi lain sampai dimana batas pemerintah dalam
memberi toleransi sehingga proses interaksi itu masih di katakan positif. Peran
pemerintah dalam kaitannya dengan ini adalah sebagai institusi pengendali (sturing)
atau pengawasan terhadap lembaga kemasyarakatan termasuk pers. Bagi pers
pengawasan atau pengendalian tersebut akan menjadikannya tumbuh sehat dan
dinamis serta menjadikannya sebagai sarana kontrol sosial yang konstruktif. (Wahidin
2006 : 101-104).

2.1.2 Berita, Konstr uksi Realitas dan Politik
Berita dalam surat kabar merupakan satu hal yang sangat penting. Karena
fungsinya yang memberikan informasi berdasarkan fakta realitas, disediakan sebagai
sajian utama konsumsi khalayak.Berita adalah rekonstruksi fakta sosial yang
diceritakan sebagai wacana fakta media. (Siahaan, 2001 : 74)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi, yang menetukan mana
yang dianggap berita dan mana yang tidak, dengan melewati proses seleksi.Peristiwa
tidak lantas disebut sebagai berita, tapi harus dinilai terlebih dahulu apakah peristiwa
itu memenuhi kriteria berita.Selain dari kepentingan peristiwa itu sendiri, nilai berita
juga ditentukan dari bagaimana peristiwa tersebut dikemas, mana yang layak
diberitakan dan mana yang harus dihilangkan. (Eriyanto, 2005 : 104)
Ada beberapa persyaratan yang harus dilihat pada peristiwa yang bagaimana
memiliki nilai berita.Selain karena sifatnya yang termasa, penting dan luar biasa, juga
menimbulkan akibat dan ketegangan konflik yang ada, sebuah peristiwa juga layak
diberitakan jika menyangkut kepentingan masyarakat, seperti peristiwa politik.
(Assegaf, 1991 : 25-41)
Berita-berita politik selalu menarik pembaca, karena kehidupan politik suatu
Negara akan sangat mempengaruhi kepentingan pribadi dalam suatu Negara. Seperti
yang dikatakan Waren dalam Assegaf (1991:41)
“Newspaper policy manifest it self more definitlyand consistenlyin politics and
public affairs ae inseparable” (kebijakan dalam surat kabar Nampak dengan tegas
dan nyata dalam pemberitaan politik daripada pemberitaan-pemberitaan lainnya,
karena alas an-alasan yang nyata bahwa politik tidak dapat dipisahkan dengan
masalah-masalah umum.)
Pejabat menggunakan pers untuk menyebarkan pesan dalam pemerintahan agar
mempengaruhi hasil kebijkan. Pembuat kebijakan juga menggunakan pers untuk
mempengaruhi opini publik di luar pemerintahan, untuk membangkitkan atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

meredakan kekhawatiran publik, membina dukungan, dan memajukan tujuan
kebijakan maupun karier politik (Nimmo, 2000 : 230). Maka pada umumnya pejabat
pemerintahan berusaha menggunakan pers dalam keperluan politik tertentu.
Hamad dalam Sobur (2001 : 166) menyebutkan bahwa pada dasarnya, pekerjaan
media massa adalah mengkonstruksi realitas. Ada tiga tindakan yang biasanya
dilakukan oleh pekerja media dalam mengkonstruksi realitas politik, yang berujung
dalam pembentukan makna atau cita mengenai sebuah kekuatan politik, yang
berujung dalam pembentukan makna atau cita mengenai sebuah kekuatan
politik.Pertama, dalam hal pillihan kata (simbol) politik yang ditentukan oleh
komunikator poltik sebagai sumber berita, media hanya bersifat melaporkan
saja.Kedua, dalam melakukan pembingkaian (framming) peristiwa politik, karena
keterbatasan teknis pada media, jarang ada berita yang memuat berita secara utuh.
Media mencoba menyederhanakan peristiwa melalui pembingkaian fakta dalam
bentuk berita, menyeleksi kepentingan-kepentingan, sehingga layak atau tidaknya
informasi itu ditayangkan telah melalui proses keredaksian. Ketiga, menyediakan
ruang dan waktu untuk sebuah peristiwa politik, maka peristiwa politik itu
akanmendapat perhatian khalayak. Semakin besar tempat yang disediakan untuk
berita politik semakin besar pula perhatian masyarakat.
Dengan menggunakan analisis framing, akan terlihat bahwa masing-masing
media memiliki “penagkapan” tersendiri tentang berita mana yang perlu ditonjolkan
dan dijadikan fokus, serta realita mana yang perlu disembunyika bahkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

dihilangkan. Begitu pula dengan cara bagaimana sebuah isu dituturkan, pasti sebuah
media memiliki angle, cara dan masing-masing gaya yang berbeda.

2.1.3 Figur J okowi dalam pemilihan Guber nur DKI J akar ta
2.1.4 Pers dan Fungsi-fungsinya.
Pers berasal dari bahasa Belanda, “pers” yang artinya menekan atau mengepres.
Kata pers merupakan padanan dari kata press dalam bahasa inggris yang juga berarti
menekan atau mengepres. Secara harfiah kata pers atau press mengacu pada
pengertian komunikasi yang dilakukan untuk merujuk semua kegiatan jurnalistik.
Terutama kegiatan untuk menghimpun berita, baik oleh wartawan media elektronik
maupun wartawan media cetak.
Definisi pers dalam arti kata sempit, yaitu menyangkut kegiatan komunikasi yang
hanya dilakukan dengan perantara barang cetakan. Sedangkan pers dalam arti kata
luas adalah menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media
cetak maupun elektronik seperti radio, televise maupun internet. (Hikmat dan
Purnama, 2005 : 17).
Tugas dan fungsi pers antara lain :
1. Informatif
Pers berfungsi memberikan berita atau informasi pada khalayak dengan cara
teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi
banyak orang dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata.
2. Kontr ol

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Pers mempunyai peran memberikan kontrol sosial di masyarakat antara lain
amsuk kebalik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintah
atau perusahaan. Pers harus memberikan kejadian mana yang baik dan tidak
baik.
3. Interpr etatif dan Dir ektif
Pers memberikan interpretasi dan bimbingan serta menceritakan pada
masyarakat tentang suatu kejadian.
4. Menghibur
Para

wartawan

menuturkan

kisah-kisah

dunia

dengan

hidup

dan

menarik.Mereka menceritakan kisah llucu untuk deketahui walaupun kisah
tersebut tidak terlalu penting.
5. Regeneratif
Pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru agar tidak
terjadi proses regenerasi pada angkatan yang sudah tua kepada yang lebih
muda.
6. Pengawalan hak-hak war ga Negara
Pers berperan mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi.Pers yang
bekerja berdasarkan teori tanggung jawab harus dapat menjamin setiap pribadi
untuk di dengar dan diberi penerangan yang dibutuhkan.
7. Ekonomi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Pers juga berfungsi melayani sistem ekonomi melalui iklan. Dengan iklan,
penawaran akan berjalan dari tangan ke tangan dan barang produksipun dapat
dijual.
8. Swadaya
Pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuannya sendiri agar ia
dapat membebaskan dirinya dari pengaruh serta tekanan dalam bidang
keuangan. (Hikmat dan Purnama, 2005 : 27)

2.1.5 Definisi Berita
M. Lyle Spencer dalam bukunya berjudul News Writinng menyatakan bahwa :
“bertia dapat didefinisikan sebagai setiap kata yang akurat atau suatu ide yang dapat
menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”. Bruce D. Stule pun mengatakan
bahwa berita adalah anjing yang menggigit manusia adalah biasa (bukan berita),
tetapi manusia yang menggigit anjinng itu luar biasa dan merupakan berita.
Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III menyebutkan
: “berita adalah laporan tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memilliki daya
tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”. (Deddy, 2005 : 21).
Dari beberapa definisi berita diatas maka dapat disimpulkan bahwa berita adalah
segala informasi yang menarik perhatian bagi masyarakat yang didukung oaleh
adanya fakta atau idea tau opini faktual yang menarik serta akurat serta dianggap
penting bagi sejumlah khalayak, pembaca, pendengar maupun penonton dan dapat
menimbulkan kepuasan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.2 Nilai Ber ita
Mencher menguji apakah suatu informasi layak menjadi berita dalam tujuh nilai
berita : (Askurifai, 2006 : 50)
1. Timeless
Kesegaran waktu peristiwa yang baru-baru ini terjadi.
2. Impact
Suatu kejadian dapat memberikan dampak terhadap banyak orang.
3. Prominence
Suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang ataupun
lembaga.
4. Proximity
Suatu kejadian yang ada unsur kedekatannya dengan seseorang, baik secara
geografis maupun emosional.
5. Conflict
Suatu kejadian yang mengandung pertentangan antara seseorang, masyarakat
maupun lembaga.
6. The Unusual
Suatu peristiwa yang tidak biasa terjadi dan menjadi pengecualian dari
pengalaman sehari-hari.
7. The Currency
Hal-hal yang sedang menjadi topic pembicaraan banyak orang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.3 Kualitas Ber ita
Beberapa standart yang dipakai untuk mengukur kuallitas berita menurut Charnley :
(Askkuriafi, 2006 : 51)
1. Accurate
Sebelum berita disebarkan harus dicek dulu kebenarannya.
2. Properly Attributed
Semua aksi atau narasumber harus mempunyai kapasitas untuk memberikan
kesaksian atau informasi tentang berita tersebut.
3. Balance and Fair
Semua narasumber harus digali informasinya secara seimbanng.
4. Objective
Penulis berita harus objektif sesuai dengan informasi yang didapat dari realitas, fakta
dan narasumber.
5. Brief and Focus
Materi berita disusun secara ringkas, padat dan langsung sehingga mudah dipahami.
6. Well Written
Kisah beritanya jelas, lagsung dan menarik. (Chanley, 1965)

2.4 J enis Ber ita
Onong, JB Wahyudi membagi jenis-jenis berita televise menjadi dua, yakni :
1. Berita terkini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Uraian peristiwa atau pendapat yang mengandung nilai berita dan terjadi pada
hari ini dan harus segera disampaikan. Berita terkini disajikan dalam dua
bentuk :
a. Berita langsung ( straight news ) yaitu uraian fakta atau pendapat yang
mengandung unsure 5W+1H dengan susunan piramida terbalik. Berita
kuat hanya menguraikan fakta atau pendapat yang timbul dari peristiwa
atau pendapat lain diluar peristiwa.
b. Berita mendalam ( indepth news) yaitu uraian fakta atau pendapat yang
mengandung nilai berita, dengan menepatkan fakta atau berita itu pada
mata rantai dan merefleksikannya dalam konteks permasalahan yang lebih
luas. Fakta yang diuraikan dikaitkan dengan peristiwa atau pendapat lain
yang relevan dengan fakta yang diuraikan.
2. Berita berkala
Uraian fakta atau pendapat yang sudah terjadi sehingga aktualitasnya
sudah berkurang, tetapi nilai menariknya masih ada sehingga penyajian pada
khalayak tidak terikat waktu. Yang termasuk dalam jajaran berita berkala
adalah :
a. Laporan Eksploratif
Uraian mengenai fakta atau pedapat yang diperoleh dengan cara menggali.
Tpoik bahasan adalah ditentukan, lalu dicari berbagai permasalahan yang
ada dengan cara terjun langsung ke lapangan, laporan eksploratif diawali

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

dengan pembukaan, situasi yang ada, tujuan yang hendak dicapai,
kesimpulan dan penutup.
b. Laporan Khas
Uraian fakta yang bersifat khas atau unik, seperti pemulung, pengemis,
pengusaha dan lain sebagainya yang diuraikan secara terperinci.
c. Berita Analisis
Uraian fakta dan pendapat yang bersifat analisis. Dengan kata lain, uraian
yang disusun setelah fakta dan pendapat yang akan dan pendapat yang
timbul akan ikut terselesaikan dengan sendirinya.
d. Human Interest
Uraian fakta yang memberikan sentuhan rasa insane atau rasa
kemanusiaan.Misalnya, haraimau yang melahirkan, orang utan yang
menyusui anaknya dan lain sebagainya.
e. Majalah Udara
Gabungan uraian fakta dan pendapat yang dirangkai dalam satu wadah
atau mata cara. Fokus majalah udara adalah materi yang bersifat berkala
atau feature, termasuk human interest. Missal bayi selamat dalam sebuah
kecelakaan, global warming, dan lain-lain.

2.5 Analisis Fr aming Termasuk Paradigma Konstr uktivis
Analisis framing termasuk ke dalam paradigma konstruktivis, dimana
paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

berita yang dihasilkan. Paradigm ini juga memandang bahwa realitas kehidupan
sosial bukanlah realitas yang natural, melainkan hasil dari konstruksi. Sehingga
konsentrasi analisisnya adalah menemukan peritiwa atau realitas tersebut
dikonstruksi dengan cara apa dibentuknya. Dalam studi komunikasi, paradigma ini
sering disebut sebagai paradigma produksi dan penukaran makna.
Konsep framing daripada konstruksionis dalam

literature sosiologi

memperkuat asumsi mengenai proses kognitif individual, perstrukturan kognitif dan
teori proses pengendalian informasi dalam psikologi. Framing dalam konsep
psikologi dilihat sebagai penempatan informasi dalam konteks yang unik, sehingga
elemen-elemen tertentu suatu isu memperoleh alokasi sumber kognitif individu yang
lebih besar.Konsekuensinya, elemen-elemen yang terseleksi menjadi penting dalam
mempengaruhi penilaian individu atau penarikan kesimpulan.
Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap
paradigma positivis.Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati
oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang bisa dilakukan
oleh kaum positivis.Paradigma konstruktivisme yang ditelesuri dari pemikiran
Weber, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam,
karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial
mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku dikalangan
mereka sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

2.6 Analisis Fr aming
Analisis farming merupakan suatu analisis yang dipakai untuk mengungkapkan
bagaimana seorang wartawan dari semua media tertentu membingkai atau
mengkonstruksi suatu realita atau kasus tertentu.Analisis framing digunakan untuk
membedah cara-cara atau ideology media saat mengkonstruksi fakta.Analisis ini
mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih
bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat untuk menggiring
intterpretasi khalayak sesuai perspektifnya.
Selain itu, analisis framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana
realitas itu dibentuk dan dikontruksi oleh media. Proses pembentukan dan kontruksi
realitas itu hasil akhirnya adalah bagian tertentu dari realitas yang menonjol dan lebih
dieknal. (Eriyanto, 2005 : 66)
Gagasan ide mengenai framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun
1955 (Sudibyo dalam Sobur, 2004 : 161). Frame pada awalnya dimaknai sebagai
struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan
politik, kebijakan dalam wacana, dan yang menyediakan kategori-kategori standart
untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh
Goffam (1974) yang mengendalikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku
(strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas (Sobur, 2004
: 162). Realitas itu sendiri tercipta dalam konsepsi wartawan.Sehingga berbagai hal
yang terjadi seperti faktor dan orang, didistribusikan menjadi peristiwa yang
kemudian disajikan untuk masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Konsep tentang framing sendiri bukan murni konsep ilmu komunikasi, tetapi
dipinjam dari ilmu kognitif (psikologi). Dalam prakteknya analisis framing juga
membuka peluang bagi implementasi konsep-konsep sosiologis, politik, dan cultural
untuk menganalisa fenomena komunikasinya (Sudibyo, 2004 : 162).
G.J. Aditjindro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian realitas
dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, meliankan
dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu
saja, dan dengan bantuan foto, karikatur dan alat ilustrasinya. (Sudibyo, 2001 : 165)
Pada analisis farming yang kita lihat adalah bagaimana cara media memaknai,
memahami, dan membingkai sebuah kasus atau peristiwa yang ada dalam berita.
Maka jelas adanya framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai suatuanalisis
untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa,aktor,kelompok,atau apa saja)
dibingkai oleh media. (Eriyanto, 2004 : 3)
Konsep framing selalu berkaitan erat dengan proses seleksi isu dan bagaimana
menonjolkan aspek dari isu atau realitas tersebut dalam berita. Disisni, framing
dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu
tertentu tersebut mendapatkan alokasi yang besar daripada isu-isu yang lain.
Sehingga jelas berdasarkan Gitlin dalam Eriyanto, dengan framing jurnalis
memproses berbagai informasi yang tersedia dengan jalan mengemaskan sedemikian
rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disamping pada khalayak. (Eriyanto, 2004 :
69)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

Dalam framing ada empat teori, salah satunya adalah teori William
A.Gamson.gamson memiliki pandang bahwa isu atau peristiwa publik adalah bagian
dari konstruksi realitas. Kemasan (package) menetukan bagaiman suatu isu atau
peristiwa dijelaskan oleh khalayak.Gamson adalah seorang sosiolog, jadi titik
perhatian Gamson adalah gerakan sosial (social movement).Gerakan sosial Gamson
tidak mau menyinggung studi media, elemen penting dari gerakan sosial.Hal inilah
yang menimbulkan farming, frame merujuk pada skema pemahaman individu
sehingga seseorang dapat menempatkan, mempersepsi, mengidentifikasi dan member
label peristiwa dalam pemahaman tertentu.
Kekuatan media mempegaruhi situasi konflik, sebab kekuatan media melalui
proses pembigkaian (framming), teknik pengemasan data, penggambaran fakta,
pemilihan sudut pandang (angle), penambahan atau pengurangan pada foto dan data,
media mempunyai potensi untuk menjadi peredam atau mendorong konflik. Media
bisa memperjelas sekaligus mempertajam konflik.Media bisa memperjelas sekaligus
mempertajam konflik atau sebaliknya mengaburkan dan mengelimirnya.Media bisa
merekonstruksi realitas, namun juga bisa menghadirkan hipperrealitas. (Sobur, 2006 :
171)
2.7 Konsep Framming Gamson dan Modigliani
Dalam buku analisis framing (Eriyanto, 2005 : 217-219) menjelaskan bahwa
William A. Gamson adalah salah satu ahli yang menjelaskan tentang framing. Dalam
pandangan Gamson, wacana media adalah elemen penting untuk memahami dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

33

mengerti pendapat umum yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa. Pendapat
umum tidak cukup jika hanya didasarkan pada data survei khalayak, tetapi perlu
dihubungkan dan dibandingkan dengan bagaimana media mengemas dan menyajikan
suatu isu.Sebab bagaimana media menyajikan suatu isu menentukan bagaimana
khalayak memahami dan mengerti suatu isu. (Eriyanto, 2005 : 217)
Gamson adalah salah satu ahli yang paling banyak menulis tentang
framing.Dalam pandang Gamson, wacana media adalah elemen yang penting untuk
memahami dan mengerti pendapat umum yang berkembang atas suatu isu atau
peristiwa.Sebagai seseorang sosiolog, Gamson menaruh minat besar pada studi
media, terutama perhatiannya tentang gerakan sosial (Social Movement). Kaitannya
dengan media, bahwa media membuat frame tertentu dalam melihat suatu pergerakan
sosial yang menjadi realitas sosial kehidupan. Frame menjadi aspek yang menetukan,
memiliki peran dalam mengorganisasi pengalaman baik individu maupun kolektif.
Oleh para elit penguasa, peristiwa dibingkai sedemikian rupa sehingga diharapkan
khalayak akan mempunyai perasaan yang sama, pandangan yang sama terhadap suatu
isu, tujuan yang sama bahkan memiliki musuh yang sama pula. (Eriyanto, 2005 : 218219)
Menurut Gamson, keberhasilan dari gerakan sosial terletak tentang bagaimana
peristiwa tersebut dibingkai sehinga menimbulkan tindakan kolektif. Oleh karena itu,
gerakan sosial selalu menyeleksi dan menggunakan simbol, nilai dan retorika tertentu
dalam memobilisasi khalayak dengan tujuan tak lain adalah untuk memenangkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

34

simpati khalayak. Semua proses framing selalu menyertakan pengolahan simpati
khalayak serta menyertakan pengolahan informasi yang kompleks menjadi informasi
yang sederhana dan memakai label serta bingkai yang mudah dikenal.
Gagasan Gamson mengenai frame media ditulis bersama Andre Modigliani.
Bagi Gamson, frame tidaklah sama atau sebangun dengan sikap setuju atau sikap
tidak setuju. Yang menjadi titik perhatian dari framming adalah

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI BERITA CALON GUBERNUR JOKOWI-AHOK PADA PILKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KEDUA DI MEDIA ONLINE (Analisis Framing Berita Jokowi-Ahok di detik.com dan okezone.com Tanggal 19-24 Juli 2012)

0 13 32

Banjir DKI Jakarta dan Pencalonan Jokowi Menjadi Presiden Ke-7 Banjir DKI Jakarta dan Pencalonan Jokowi Menjadi Presiden Ke-7 (Studi Perbandingan Analisis Framing Surat Kabar Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos Dalam Memberitakan Dampak Banjir DKI Jakarta

0 2 14

Pembingkaian Berita Kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012 Putaran Kedua di Harian Pos Kota dan Warta Kota.

0 1 3

PEMBINGKAIAN BERITA BOM BUNUH DIRI DI SOLO PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN SURYA (Studi Analisis Framing berita bom bunuh diri di Solo pada Surat kabar Jawa Pos dan Surya edisi 26-29 September 2011).

0 0 94

Pembingkaian Berita Sel Mewah Artalyta di Rutan Pondok Bambu Jakarta (analisis framing dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 4 102

PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos).

1 3 115

Jokowi dan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2012 (Analisis Framing Media Terhadap Keikutsertaan Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta Pada Surat Kabar Harian Joglosemar dan Harian Solopos Periode 1 Maret-30 September 2012).

0 0 1

PEMBINGKAIAN BERITA BOM BUNUH DIRI DI SOLO PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN SURYA (Studi Analisis Framing berita bom bunuh diri di Solo pada Surat kabar Jawa Pos dan Surya edisi 26-29 September 2011)

0 1 11

PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR FIGUR JOKOWI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PUTARAN KEDUA DI SURAT KABAR JAWA POS DAN SURYA

0 0 17

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA 2017 DI SURAT KABAR KOMPAS SKRIPSI

0 0 19