PENDAHULUAN Penanaman Dan Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal Di SDN Dersono Iii Pacitan.

(1)

Belakangan ini w acana t ent ang pentingnya pendidikan karakt er sudah m enjadi pem bicaraan secara nasional, namun pada kenyat aannya penanaman dan pengem bangannya belum t erasa t ersent uh secara maksimal. Sepert i baru sebat as rum or yang berkembang di masyarakat dan masih bersifat t eori-t eori saja , padahal yang t erpent ing adalah pengimplement asiannya di m asyarakat . Penanam an sert a pengem bangannya belum maksimal, sehingga hasilnya pun belum sesuai dengan yang diharapkan.

Pendidikan karakt er adalah pendidikan budi pekert i plus, yaitu yang melibat kan aspek p enget ahuan ( cognit ive),perasaan ( feeling), dan t indakan (act ion).Tanpa ket iga aspek t ersebut , pendidikan karakt er t idak akan efekt if ( Azzel 2011 : 27 )

Bukt i belum m aksim alnya penanaman dan pengem bangan pendidikan pendidikan karakt er t ersebut adalah m asih banyaknya kasus-kasus kekerasan yang t erjadi di m asyarakat , baik pisik m aupun psikis, baik dilakukan oleh individu maupun kelom pok. M asih banyaknya kasus-kasus kekerasan yang t ejadi di sekolah-sekolah, t awuran ant ar pelajar, t awuran ant ar m ahasisw a , sam pai ada yang menjadi kurban hingga m eninggal


(2)

gara-gara t aw uran. M asih banyaknya t indakan –t indakan t ercela yang t erjadi di m asyarakat . M akin m araknya t indak kejahat an , berkembangnya t indakan-t indakan asusila, rusaknya kehidupan generasi m uda,m araknya pergaulan bebas, free sex, kasus-kasus aborsi dan sebagainya, rendahnya moralit as bangsa, m enunjukkan bahw a kekerasan semakin m engakar dan membudaya di m asyarakat . Hal yang demikian ini merupakan sebagian dari bukt i nyat a bahw a pendidikan karakt er masih berupa slogan, kurang diimplemnt asikan dengan optim al dalam kehidupan sehari-hari, dan kehidupan bersam a baik di dalam keluarga, masyarakat m aupun di sekolah-sekolah.

Kit a sebagai pendidik umumnya m em aham i bahw a pendidikan merupakan proses m elakukan perubahan pada diri sisw a . Secara definit ive dirumuskan bahw a pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan unt uk mengembangkan kepribadian dan kemam puan sisw a di dalam dan di luar sekolah , dan berlangsung seum ur hidup.( Ambarjaya 2012 : 132).

Berdasarkan uraian di atas m aka berart i m enunjukkan adanya t anda- t anda kurang t ercapainya t ujuan pendidikan sesuai harapan bersam a, yang disebabkan oleh berm acam –m acam fact or t ent unya, baik int ern maupun ekst ern.


(3)

Sekolah – sekolah di baw ah naungan Kem ent erian Pendidikan Nasional sebagai pusat belajar dan pusat budaya m emiliki fungsi yang st rat egis unt uk m enanam kan dan mengem bangkan pendidikan karakt er kepada generasi penerus m asa depan bangsa. Tet api sebenarnya sekolah bukan sat u-sat unya penentu kesuksesan, orang t ua dan masyarakat adalah penyumbang ut ama keberhasilan pendidikan untuk m eraih kehidupan generasi bangsa yang sukses. Jadi, bila orang t ua dan masyarakat t idak peduli dengan pendidikan karakt er , dan hanya menit ipkan pendidikan karakt er kepada pihak sekolah, m aka t idak akan mencapai hasil sepert i harapan sem ua pihak. Karena w akt u belajar di sekolah t erbat as, sedangkan di lingkungan t empat t inggal anak, banyak w akt u yang kadang-kadang hanya t erbuang sia-sia. Sement ara sekarang ini m asih banyak orang t ua yang masa bodoh dengan pendidikan karakt er anak-anaknya, dan m enyerahkan pendididkan karakt er kepada sekolah saja. Hal yang dem ikian ini sangat t idak efekt if, karena di luar sekolah banyak pengaruh-pengaruh negat if yang m empengaruhi anak. Padahal pendidikan karakt er harus t erim plem ent asi , tidak hanya sebat as t eori. Orang t ua adalah orang yang t erd ekat dengan anak, dan banyak w akt u bersam a anak.

Tanpa kepem im pinan, tanpa perat uran-perat uran , dan tanpa bat asan- bat asan, m aka t ak ada keluarga yang dapat berfungsi. Sam a halnya sepert i sekolah-sekolah, perusahaan, atau bahkan juga negara


(4)

t idak akan berfungsi t anpa adanya kepemimpinan at au t anpa ada pengarahan.(Hariw ijaya 2010: 19)

Idealnya generasi bangsa ut amanya yang m asih berada di bangku Sekolah Dasar harus sejak dini diken alkan pada nilai-nilai et ika dan moralit as yang t inggi ,budi pekert i yang luhur,agar dalam diri mereka t ert anam nilai-nilai karakt er yang baik, mengingat anak-anak m erupakan aset bangsa yang perlu diselam at kan, perlu pemberian imunisasi moral yang berupa pendidikan karakt er ,karena pada mereka nant inya yang akan dititipi t anggung jaw ab yang besar untuk m engemban amanah, menjaga, memelihara , melest arikan, m engem bangkan dan m enentukan hidup dan matinya bangsa Indonesia yang kit a cint ai ini. Tet api pada kenyataannya yang um um di kejar adalah capaian ujian nasional yang mengut amakan keberhasilan bidang akadem iknya saja. Padahal, keberhasilan pendidikan baik akademik maupun non akadem ik harus berhasil seim bang. Ada berbagai hal yang t erabaikan dalam proses pendidikaan khususnya m enyangkut pendidikan karakt er.

Dunia pendidikan merupakan sebuah dunia yang penuh dengan dinamika. Di dalam nya t erlibat berbagai fact or yang yang saling mempengaruhi tujuan dan proses dari pendidikan itu sendiri. ( Ambarjaya 2012 : 2). Salah sat u diant ara beberapa fakt or yang sangat


(5)

mempengaruhi t et api t erabaikan sebagaimana disebut kan di at as adalah fakt or psikologi anak.

Selain t ersebut diat as, banyaknya perbedaan yang ada di t engah kehidupan bersam a di m asyarakat , sebagai wujud bangsa yang fluralis yang penuh dengan perbedaan dan kem ajem ukan, bila perbedaan-perbedaan t ersebut dipikir dan diart ikan secara sem pit dan negat ive, memang banyak fakt or pemicu konflik, pemicu keraw anan social, pemicu perselisihan, sebagai sumber perm asalahan dan akar penyebab ket idakharmonisan. Namun ada pendapat yang mengat akan bahw a kompleksnya perbebaan yang m uncul di Negara Indonesia m erupakan aset dan kekuat an Bangsa Indonesia yang t idak dim iliki oleh bangsa lain di dunia. Bangsa Indonesia sebenarnya w ajib bersyukur dan bersam a-sam a m embangun cara pandang yang positif t erhadap pluralit as bangsa ini. Sebuah kekuat an yang , t elah dianugerahkan oleh Tuhan Yang M aha Bijaksana, sebenarnya luar biasa nilainya. Namun sayangnya masih banyak m asyarakat yang kurang mem aham i hal t ersebut , sehingga perbedaan-perbedaan yang ada, m enjadi akar penyebab konflik dan merusak persat uan dan kesat uan bangsa .

Pancasila yang menjadi falsafah Bangsa ut amanya Sila ket iga yang berbunyi “ Persat uan Indonesia” kurang dipegang t eguh . Sebenarnya nilai-nilai persat uan dan kesatuan pada umumnya sudah


(6)

mulai dikenalkan, dit anam kan, dihafalkan, sering diucapkan dan dit erapkan dengan nyata oleh anak-anak kecil , dim ulai sejak pada masa pendidikan usia dini, t et api cont oh-contoh konflik dan permusuhan seringkali dipert ontonkan bebas lew at media maupun contoh nyat a kepada generasi bangsa ini. Sehingga kebaikan-kebaikan yang dirint is sejak aw al hanya sia-sia belaka.

M em aham i dan bangga t erhadap pluralit as bangsa perlu dikembangkan . Sebab sudah m enjadi semboyan Bangsa Indonesia pada lambang Negara yang bert uliskan Bhinneka Tunggal Ika yang berart i “ Walaupun berbeda –beda tet api t et ap sat u juga yait u Bangsa Indonesia” . Perbedaan memberikan peluang yang luas unt uk saling mem beri w arna, saling berkreasi dan m engekspresikan diri, saling m elengkapi dan menyem purnakan, sehingga masyarakat Indonesia dapat berkem bang sam a-sama indahnya. Disini perlu adanya penyadaran, cont oh-contoh posit if, bimbingan dan pengarahan yang bersifat kont inyu .

Perbedaan yang ada pada set iap lini kehidupan ini , sekali lagi sangat raw an sebagai pemicu konflik , peluang m enuju perm usuhan, jalan perselisihan, penyebab perpecahan,dan kehancuran bangsa beragam. Tet api bila anak-anak bangsa ini sejak dini sudah diarahkan untuk memaham i bahw a kit a dikodrat kan hidup dan berkem bang di negara yang penuh perbedaan, baik suku bangsanya , budayanya ,makanan


(7)

pokoknya, bahasa daerahnya , adat ist iadat nya , agam anya, w arna kulitnya dan sebagainya, m aka ke depan harapannya anak-anak bangsa ini akan m ampu secara posit if m emahami perbedaan, m em aknai perbedaan , menerim a perbedaan, m enyikapi perbedaan, m enghargai perbedaan dan dapat m enarik hikm ah t erbesar dari perbedaan. Perbedaan-perbedaan t ersebut m erupakan rahm at Tuhan yang t iada t ernilai harganya yang hanya diamanahkan kepada Bangsa Indonesia. Nam un dem ikian implem ent asinya t idak sem udah t eori yang penulis paparkan. Negara kit a Indonesia yang kit a cint ai nant inya akan m enjadi negara yang am an, damai dan makm ur dalam lindungan Tuhan Yang M aha Kuasa apa bila mampu m em aknai dengan positif adanya perbedaan t ersebut . Ironisnya, mayorit as masyarakat Indonesia masih kufur nikm at , tidak at au belum bisa beryukur bahwa sebenarnya perbedaan-perbedaan yang ada di negara kit a Indonesia ini adalah sebuah keunggulan Bangsa Indonesia.

Selain hal t ersebut diat as, salah sat u hal yang mem prihatinkan bagi perkembangan pendidikan karakt er bangsa Indonesia ke depan adalah kurangnya ket eladanan dari generasi t ua, bagi generasi m uda. Banyaknya kasus kekerasan yang set iap saat ditayangkan ham pir sem ua st asiun t elevisi, sepert i penculikan, pem erkosaan, pembunuhan, penodongan , penjam bret an, kecelakaan, bahkan kekerasan didram atisasi dalam sinet ron at au film , sehingga kekerasan dijadikan


(8)

t ontonan yang bebas dinikm at i oleh siapa saja t anpa perbedaan umur at au bat asan usia. Sehingga kekerasan dinilai oleh anak sebagai hal yang biasa, dan kekerasan sebagai hal yang syah untuk dit irukan, dan m enjadi kebiasaan.

Pendidikan karakt er t idak cukup hanya dengan penget ahuan dan bert indak sesuai dengan penget ahuannya t erseb ut . Pendidikan karakt er t erkait erat dengan nilai dan norma. Pendidikan karakt er adalah pendidikan budi pekert i plus, yaitu yang m elibatkan aspek penget ahuan ( cognit ive), perasaan ( feeling) dan tindakan ( act ion). ( Azzel 2011 : 27)

Pengaruh negat if m edia m asa, baik media cet ak m aupun m edia elekt ronika t elah m eracuni pola kehidupan generasi bangsa. Perkembangan t eknologi , baik t elevisi, Hand Phone, Televisi, int ernet dan lain-lainnya t elah membelokkan arah dan gaya kehidupan para generasi bangsa,karena program –program yang ada di dalam nya menyajikan berbagai hal yang m enarik, m enjadi sant apan sehari-hari yang bisa dinikm at i set iap saat , kapan saja dan di m ana saja . Generasi muda t elah t erbuai oleh kehebat an berbagai m edia elekt ronika, sehingga menjadikannya benda-benda it u melebihi guru. Pada perkem bangannya, memposisikan barang –barang t ersebut sebagai idola dan guru-guru yang t idak bernafas. Kecanggihan dan kehebat annya m elebihi guru -guru di sekolah , sehingga sebut an “ Guru” yang pada zam an dahulu diartikan


(9)

sosok yang bisa digugu dan bisa ditiru, sekarang dianggap sebagai angin lalu. Tent u saja hal ini menjadi t ant angan yang berat bagi guru.

Rusydie (2012:155) menyebut kan “ Keyakinan guru akan pot ensi manusia sert a kemam puan sem ua anak untuk belajar dan berprest asi merupakan suatu hal yang penting diperhat ikan. Aspek-aspek t eladan guru berdam pak besar t erhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang dicipt akan guru. Guru harus m emahami bahw a perasaan dan sikap sisw a akan t erlibat dan berpangaruh kuat t erhadap proses belajarnya” . Dari pendapat t ersebut , sekarang kenyat aannya lain. Anak-anak m em iliki guru lain, selain gurunya di sekolah, yaitu guru yang t idak bernafas berupa benda-benda elekt ronika produk global.

Selain it u, sem akin hilangnya sosok idola at au figur . Generasi muda kehilangan figur ket eladanan yang dapat di contoh dalam menghadapi permasalahan hidupnya.

Kem erosot an moral masyarakat Indonesia juga t idak t erlepas dari pengaruh pergant ian politik. Dinam ika polit ik dari m asa orde baru, reformasi, dem okrasi, dan globalisasi. Suhu politik sebagaim ana yang diberit akan di t elevisi, t elah m engecoh dan m erusak pola pikir masyarakat t erm asuk para generasi anak bangsa. Banyak pendapat yang mengat akan bahw a polit ik it u kotor,ant ara yang benar dan yang salah t idak jelas b edanya. Ant ara yang baik dan yang buruk m enjadi bias.


(10)

Terkadang sesuat u yang sebenarnya benar m enjadi salah, sebaliknya sesuat u yang memang benar-benar salah menjadi benar. Gambaran hubungan ant ar perorangan, lembaga at au organisasi yang kelihat annya di m uka layar bert ent angan t et api dibalik layar m ereka bergandengan t angan.Sebaliknya gambaran hubungan ant ar perorangan, lem baga at au organisasi yang kelihat annya di muka layar m ereka bergandengan t angan t et api dibalik layar m ereka t idak ada kekom pakan at au bermusuhan. Kalau di simpulkan semuanya t erbingkai dengan kem unafikan. Akhirnya kebohongan dan kebohongan yang berkem bang.

Contoh - cont oh pengaruh negat ip, sudah jelas penulis sebut kan diat as.Anak-anak kecil yang masih dalam proses perkem bangan dengan polosnya akan meniru apa yang dilihat dari lingkungannya. Anak adalah pandai dalam meniru dari apa yang dilihat nya set iap hari. Cont oh perilaku sebagaim ana yang dit ayangkan di t elevisi, akan dit iru anak dengan mudah. Ada sebagian t ayangan t elevisi yang mengandung nilai negat ip. Hal yang dem ikian itu sangat m em bahayakan perjalanan kelangsungan hidup bernegara.

Agar jat i diri bangsa Indonesia kuat dan m antab, pengaruh posit ip perlu dikem bangkan. Sangat dibutuhkan kepedulian,perhat ian pewarisan budaya , perlunya kecerdasan pikiran, emosional, sosial, dan spiritual.


(11)

Salah satu t em pat yang paling st rat egis untuk m enanam kan nilai-nilai posit if bagi anak, am an dan nyam an bagi kehidupan besert a perkembangan dan pert um buhannya sebet ulnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluarga anak m em iliki w akt u yang paling banyak. Tet api t idak sedikit orang tua yang meninggalkan anaknya karena sibuk dengan pekerjaan.Sem ent ara anak di rum ah ditit ipkan pembant u. Bahkan t idak sedikit anak anak yang t em annya di rumah hanya t elevisi. Orang t ua t elah m eninggalkan t anggung jaw abnya sebagai figure yang ut am a dan pert am a di rum ah. Peran pent ing t ersebut sudah dialihkan ke benda yang nam anya t elevisi at au benda-benda elekt ronik yang lain, sepert i HPdan int ernet .

Sebet ulnya keluarga berperan sangat pent ing dalam pert um buhan dan perkem bangan anak. Dari keluargalah dasar karakt er anak m ulai t erbent uk. Jadi keluarga pemasuk pondam en karakt er t erbesar bagi seorang anak. Keluarga w ajib m em berikan st imulus yang t epat pada set iap t ahapan perkem bangan anak agar m ereka m enjadi anak yang berkualit as. M em ang pendidikan anak t idak dapat dilakukan secara inst an. Oleh karena it u menyadari akan tanggung jaw ab sebagai orang tua, dan sadar akan kew ajiban sebagai orang tua adalah suat u t indakan yang sangat t erpuji.


(12)

Chomaria (2009: 17 ) m enyebut kan bahw a “ Ant ara anak dan orang tua sam a-sama m anusia yang selalu berubah dan berproses.M aka proses inipun dapat m enjadikan baik at au buruk. Generasi sekarang yang sarat dengan kekerasan ( sering t aw uran,adanya geng di sekolah maupun di masyarakat , adanya intimidasi senior t erhadap juniornya di sekolah),akrab dengan tindak pelanggaran norma banyak remaja yang t erlibat narkoba, kasus krim inal dan kasus asusila) m erupakan gambaran gagalnya peran orang tua beberapa t ahun silam yang t elah ‘lalai’ dalam mendidik anak-anaknya”

Tayangan di t elevisi yang berkait an dengan berit a akt ual cenderung m enyuguhkan sisi negat if dari seseorang, organisasi, maupun lembaga pem erint ahan. M isalnya saja t ent ang budaya korupsi. M enjadi m enu yang dapat dinikm at i oleh m ult i usia, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dew asa, orang tua bahkan sampai orang yang sudah rent a. Pem berit aan t ent ang parahnya kondisi bangsa t ent ang budaya korupsi yang sudah berkembang menjam ur m enular ke segala sisi kehidupan merupakan penyakit akut bangsa yang sulit dibasm i, sukar diobat i, dan sudah mew abah di negeri ini, merupakan m asalah masa depan bangsa yang sangat m engerikan ut amanya bagi generasi bangsa. Generasi muda adalah aset bangsa yang harus diselam at kan jiw a dan raganya. Terut ama menjadi kewajiban orang t ua untuk mendidik dan


(13)

menyelam at kan sert a m engant arkan anak-anaknya sam pai m ereka pada kedew asaannya.

Orang t ua harus pandai dalam m endidik anak ( one has t o be good at t eaching one’s children). ( Rukm ana 1993: 143) .Kew ajiban orang t ua adalah menjaga anaknya sert a mendidik dengan baik. Jangan sampai orang tua m elalaikan anaknya.

Orang t ua m engem ban am anah untuk menyayangi dan melindungi anaknya agar anak bisa selam at dan anakanak juga bisa menyelam at kan orang tua. Rasulullah bersabda “ Cukuplah seseorang dianggap berdosa apabila m enyia-nyiakan anak yang diasuhnya” . ( HR. Abu Daud)

Bet apa pentingnya Pendidikan karakt er bagi gen erasi bangsa Indonesia di era kesejagadan, bet apa perlunya pendidikan karakt er sebagai bekal m enat ap dan m enghadapi m asa depan yang penuh dengan dinamika dan perubahan, agar mereka t idak t erombang-am bing oleh dasyat nya arus globalisasi zaman. M aka sudah seharusnyalah pendidikan karakt er dit anamkan dan dikem bangkan kepada generasi bangsa t ersebut dimulai dari keluarga, unt uk mem persiapkan mereka dalam m enghadapi gelombang kehidupan yang akan dat ang, yang berhadapan langsung dalam fakt a kehidupan global, yang di dalamnya t erdapat persaingan-persaingan yang sangat kompleks yang sem akin hari


(14)

bukan semakin surut , t et api just ru sem akin berkem bang dengan super cepat , m aka pendidikan karakt er harus diberikan kepada anak-anak bangsa kit a agar dalam m engarungi kehidupan global pada saat sekarang maupun yang akan dat ang, m ereka dapat m enghadapinya dengan optim is dan posit ive t hinking .

Anak- anak yang sekarang berada dalam proses perkem bangan adalah anak-anak yang m enjadi kurban peradaban zaman. Bila generasi t ua tidak memberikan bekal kehidupan ke depan ,sem ent ara perkembangan zam an t elah m enggeser pola kehidupan, menjadikan mayorit as anak bangsa m enem ui jalan bunt u dan menghadapi kebingungan dalam menghadapai m asa depannya. Pendidikan karakt er sangat diperlukan oleh generasi muda agar mereka m am pu dan menang bersaing dengan bangsa lain di seluruh dunia, yang berart i anak mampu m enolong dirinya sendiri. Selain it u generasi tua perlu berpikir apa yang dapat dilakukan dan bagaim ana cara melakukannya agar bangsa Indonesia yang kit a cint ai ini , ke depan nanti t et ap hidup dan t et ap ada sepanjang zaman.

Dalam pendidikan karakt er , anak didik memang harus sengaja dibangun karakt ernya agar m enpunyai nilai-nilai kebaikan sekaligus memprakt ikkannya dalam kehidupan nyat a, baik itu kepada Tuhan Yang maha Esa, dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan sekit ar, Bangsa,


(15)

Negara, maupun hubungan int ernasional sebagai sesam a penduduk dunia. (Azzel 2011:29 )

Akhir-akhir ini kearifan budaya lokal sudah terabaikan adanya. Padahal nilai-nilai yang t erkandung di dalamnya sarat dengan ajaran-ajaran kebaikan. Tanpa disadari budaya lokal secara ot om at is mengalirkan nilai-nilai karakt er yang baik. Tersingkirnya budaya lokal yang dem ikian ini salah sat u sebabnya adalah selain pengaruh globalisasi zam an, juga kurangnya kesadaran pem erint ah untuk m engalokasikan dana untuk pelest arian kebudayaan daerah yang sebenarnya m erupakan akar kebudayaan nasional, sekaligus aset Bangsa Indonesia yang t idak bisa t ernilai harganya.

Banyaknya ragam budaya yang t elah di claim oleh bangsa lain merupakan bukt i nyat a kurangnya perhat ian pem erint ah t erhadap aset budaya yang sudah dim iliki oleh Bangsa Indonesia. Budaya Bangsa Indonesia, khususnya budaya jaw a, t erkenal di seluruh dunia karena sangat adi luhung ( Dalam bahasa jaw a , adi luhung art inya mem iliki nilai nilai luhur yang t inggi), bukt inya banyak orang-orang m anca nrgara yang belajar t ent ang budaya jaw a. Ironisnya karena t idak pelihara dan t idak dilest arikan adanya , sehingga budaya –budaya t ersebut hanya berceceran, tidak t erdokument asi dengan baik, dinilai rendah, dan ada rasa gengsi at au m alu dari m asyarakat pemilik budaya unt uk m engakui


(16)

budayanya sendiri. Sehingga budaya yang t idak t erakui, sudah dianggab sesuat u yang tidak bermanfaat , dianggap usang dan tidak t erpakai lagi t ersebut dipunguti oleh-bangsa-bangsa lain yang kreat if , dipunguti dan di claim oleh bangsa lain sebagai budaya m ilik mereka. Set elah di claim Bangsa Indonesia akhirnya baru merasakan bahw a kit a kehilangan budaya dan baru m enyesal set elah ada kejadian. Dengan adanya pengclaiman budaya kit a oleh bangsa lain, m aka jelas bangsa Indonesia sangat rugi, karena budaya t ersebut m erupakan aset bangsa dan akar pembentuk jat i diri bangsa.

Sudah saatnya budaya lokal di gali lagi. Budaya yang hampir m ati bahkan sudah punah seharusnya dihidupkan kem bali,dilest arikan adanya,dikenalkan, dit anamkan, dan dikem bangkan kepada generasi muda ut amanya pesert a didik, agar m ereka m erasa “ Rumangsa melu handarbeni. W ajib melu hangrungkebi. M ulat sarira hangrasa w ani “ yang art inya “ M erasa ikut m em ilikii. Wajib membela. Dan Berani m aw as diri” . Rukm ana (1993:131) menyebut kan “ To feel t o part icipat e in ow nership. To have t he obligat ion of t aking part in t he defense. To dare t oint rospect” .

Sayangnya , generasi m uda sekarang dalam kondisi “ Budaya sendiri dilepaskan , sem ent ara budaya yang dicari belum diket em ukan” . Sehingga di era globalisasi, dim ana segala sesuat u perkem bangan


(17)

kehidupan serba t ransparan, just ru Bangsa Indonesia kehilangan jati diri, t erkoyak-koyak dan t ercabik-cabik dengan m ult i masalah, dan jatuh dalam ket ert inggalan. Seharusnya tidak dem ikian adanya.

Budaya lokal harus di gali dan diungkap kem bali.Hal t ersebut pent ing unt uk dilakukankan sem at a-m at a bert ujuan agar dapat meluruskan pola pikir, dan pola hidup generasi bangsa yang sudah mau berbelok arah dalam arus kehidupannya , karena sudah menggejala arah kehidupannya merambat semakin melenceng m eninggalkan peradaban yang sebet ulnya sudah kit a miliki . Banyak yang m elupakan budaya luhur bangsanya, bahkan ada yang sudah tidak mengenal lagi budaya yang sudah pernah dimiliki oleh bangsa ini. Jadi sudah m enjadi kew ajiban bagi generasi t ua, bahw a m au tidak m au berkew ajiban harus mew ariskan nilai-nilai budaya bangsa kepada para generasi m uda.

Generasi m uda penerus bangsa pun w ajib menerim a dan meneruskan apa yang sudah dicapai oleh generasi t ua, sehingga generasi bangsa w ajib m erasa m emiliki, w ajib melindungi dan berjiw a kesat ria berani ambil bagian dan am bil resiko dalam m eneruskan dan melestarikan budaya bangsa. Tidak boleh m alu unt uk mengakui dan memiliki karena di dalam budaya t erdapat nilai-nilai karakt er yang sangat t inggi pem bentuk nilai-nilai luhur bangsa.


(18)

Sangat disayangkan jika generasi muda tulang punggung bangsa bergelim ang dalam model kehidupan yang konsum t ib, dan berbangga hati dengan produks t eknologi global buat an luar negeri , yang pada akhirnya m embuat generasi bangsa t erlena dalam keasyikan,t erbuai dalam kenikm at an. Akhirnya larut dalam bayang-bayang kehidupan, t idak ingat apa yang perlu dilakukan dalam hidup ini. Tidak ingat pada dirinya sendiri, t idak ingat tugas dan t anggung jaw abnya, t idak ingat akan m asa depannya, t idak pula ingat pada nasib negeri t em pat dia berpijak, t idak mew aspadai apa yang akan t erjadi di kem udian hari. Sepert inya sikap yang dem ikian ini ini sudah m enggejala bahkan t engah berkem bang di negeri t ercint a ini.

Berdasarkan uraian diat as m aka pendidikan Karakt er m em egang peran yang sangat pent ing dalam kehidupan bebangsa dan bernegara khususnya di era globalisasi zam an ini. Pendidikan karakt er seyogyanya diberikan kepada seluruh w arga m asyarakat Indonesia. Pada jenjang pendidikan dasar, dim ana m asa peka anak-anak sedang mulai t umbuh, adalah m asa yang sangat t epat untuk mengisi proses perkem bangan anak dengan m enanam kan dan m engem bangkan pendidikan karakt er. Apabila karakt er seseorang sudah t erbent uk sejak usia dini, ket ika dewasa t idak akan mudah berubah m eski godaan at au rayuan dat ang begit u m enggiurkan. Dengan adanya pendidikan karakt er sem enjak dini, diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan dapat diat asi.


(19)

Secara positif penulis berpendapat bahw a kem erosot an moral yang berkem bang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah merupakan sebuah perubahan kultur,untu k m enuju t erbent uknya jati diri bangsa Indonesia. Unt uk menuju t erbentuknya jat i diri bangsa Indonesia yang kuat past i ada dua kekuat an besar yang sama-sam a mempengaruhinya, yaitu pengaruh posit ip dan pengaruh negat ip.

Pendidikan berperan penting dalam m embentuk jat i diri Bangsa Indonesia di m asa depan yang kuat dan mant ab, dengan m em berikan sentuhan yang positif, dan pengaruh yang positif. Pengaruh posit if yang dim aksud t entunya t idak hanya sekedar t eori-t eori, t et api aplikasi nyat a t ent ang penanam an dan pengembangan pendidikan karakt er.

Sungguh pendidikan di Indonesia diharapkan mam pu m encet ak generasi bangsa yang unggul,berim an, bert aqw a, berakhlak m ulia, mempunyai keahlian di bidangnya, dan berkarakt er ( Azzel 2011 : 17).

SDN Dersono III Pacit an adalah salah sat u lembaga sekolah yang mem iliki Visi dan M isi m engem bangkan pendidikan karakt er. Salah sat unya adalah M eningkat kan pendidikan budi pekert i. Visi dan M isi t ersebut sebagai upaya mem filt er buadaya manca Negara yang t idak sesuai dengan pola kehidupan di masyarakat Indonesia. Selain it u, juga merupakan upaya prefent if untuk m encegah pengaruh negat ive dari budaya luar ( Luar negeri ) yang t idak cocok dengan pola kehidupan


(20)

Bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pendidikan Karakt er sudah m ulai dit anam kan dan dikem bangkan kep ada siswa. Pengim plem ent asian pendidikan karakt er t ersebut t erint egrasi di dalam mat a pelajaran lain.

Akan t et api hasil dari penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er t ersebut belum sepenuhnya mencapai harapan bersam a. M asih t ampak t anda-t anda kekurangannya. Tanda –t anda kurang optim alnya penanam an dan pengembangan paendidikan karakt er di DSN Dersono III ant ara lain adalah : M asih nam pak adanya unsur – unsur sikap egois dari warga sekolah, baik pendidik , t enaga kependidikan, sisw a maupun komit e sekolah. M asih ada kurang kedisiplianan dari w arga sekolah, m asih ada sikap kurang m engapresiasi budaya lokal, w alaupun sebenarnya secara t urun t em urun lingkungan SDN Dersono III mem punyai cultur sejarah yang senang dan mengapresiai t erhadap kearifan budaya local. M asih adanya sikap alumni yang kurang menghargai gurunya. Berdasarkan hal t ersebut berart i proses penanaman dan pengem bangannya kurang sepenuhnya t erimplem ent asi secara opt im al. Dalam kat a lain m odel yang dit erapkan masih lamban dalam mebangun pendidikan karakt er di sekolah.

Pada lembaga Sekolah Dasar ( SD) ,kondisi t ersebut di at as t erjadi, karena selam a ini proses penanam an dan pengembangan pendidikan karakt er hanya diint egrasikan kedalam m asing-masing bidang st udy,


(21)

dengan indicator pendidikan karakt er yang t anam kan kepada sisw a menyesuaikan dengan mat eri yang diajarkan oleh guru, yang m erupakan hak guru, yang mem ungkinkan indicat or pendidikan kat akt er t ersebut belum dit anam kan dan dikembangkan secara optim al.

Pembagian jadw al di SDN Dersono III Pacitan pada t ahun pelajaran 2012/ 203 dan 2013/ 2014 adalah sebagai berikut : Unt uk M at a pelajaran Bahasa Indonesia dan M at emat ika dialokasikan w aktu m asing –m asing 6 jam pelajaran perm inggu berlaku untuk kelas sat u dampai dengan kelas enam . Pendidikan Agama dengan alokasi w akt u 3 jam pelajaran perminggu berlaku untuk kelas sat u sampai dengan kelas enam. PKn (Pendidikan Kewarganegraan dan M ulok ( Bahasa Jaw a) m asing-masing dengan alokasi w akt u 2 jam pelajaran perminggu berlaku untuk kelas sat u dampai dengan kelas enam . Ilmu penget ahuan Alam ( IPA) 2 jam pelajaran per m inggu untuk kelas sat u, 3 jam pelajaran perminggu unt uk kelas dua, tiga, dan 4 jam pelajaran perminggu untuk kelas empat , lim a, enam . Ilmu Penget ahuan Sosial ( IPS) 2 jam pelajaran per minggu unt uk kelas sat u, dua, dan tiga, dan 3 jam pelajaran perminggu untuk kelas empat lim a dan enam . M at a pelajaran Seni Budaya dan Ket erampilan (SBK) dan M ata pelajaran OLah Raga (OR), m asing-m asing 2 jam pelajaran perm inggu untuk kelas sat u, dua, t iga, dan 4 jam pelajaran perminggu unt uk kelas em pat , lim a enam. M uat an Lokal Bahasa Inggris 1 jam pelajaran per minggu untuk kelas sat u, dan 2 jam pelajaran per


(22)

minggu untuk kelas dua, tiga, empat , lima, dan enam. Unt uk Pengem bangan diri, 1 jam pelajaran per m inggu untuk kelas sat u dan dua, 2 jam pelajaran per m inggu. Untuk kelas t iga, em pat , lim a, dan enam. Pendidikan karakt er t idak berdiri sendiri sebagaimana M at a pelajaran yang lain.

Porsi w akt u yang diint egrasikan dalam mat a pelajaran tidak t erukur dengan jelas. Sehingga dim ungkinkan asupan Pendidikan karakt er kurang optimal at au mungkin tidak sem pat t ersent uh .

Pada um umnya proses pembelajaran di sekolah lebih banyak mengut amakan t arget kurikulum, sehingga dimungkinkan t erkait dengan penanaman dan pengem bangan pendidikan karakt er t erkesampingkan, karena guru m em priorit askan untuk mengejar t arget kurikulum yang berart i m engut am akan kecerdasan int elekt ualnya saja. Hal yang dem ikian t ersebut sebenarnya t idak hanya t erjadi di SDN Desrsono III saja. Salah sat u bukt i yang melandasi pernyat an ini adalah mengacu pada kt ipan “ Banyak pakar pendidikan dalam melaksanakan penelitian pendidikan m enyimpulkan bahw a,bila m emerhat ikan pelaksanaan dari pendidikan di Indonesia pada akhir-akhir ini, t ampaknya sangat m em ent ingkan kecerdasan int elekt ual saja” . ( Azzel 2011 : 17)

Berdasarkan pendapat t ersebut , bisa diyakini,bahw a im plement asi pendidikan karakt er hanya berupa nasehat, saran maupun


(23)

pet unjuk yang diberikan oleh guru m erupakan t eori saja. Nasehat guru kurang diindahkan oleh sisw a, sehingga kurang atau bahkan t idak diimplemnt asikan oleh siswa dengan prakt ek yang nyat a. Apalagi jikalau karakt er guru kurang disenangi sisw anya dan sisw a sudah t erkena pengaruh dari luar yang kurang baik, m aka pendidikan karakt er t idak akan berhasil.

Pendidikan karakt er t idak akan berhasil jikalau hanya diberikan dalam sebat as t eori saja. Pendidikan karakt er harus dit erapkan dengan t indakan nyat a, sehingga anak-anak benar-benar m erasakan dan melakukannya sendiri. Tidak hanya bayang-bayang at au angan-angan saja.

Kesenjangan sebagaim ana yang t ersebut di at as, bila t idak di antisipasi at au disikapi dengan bijak, m aka dapat berdam pak kurang baik khususnya bagi lem baga sekolah, dan m asyarakat secara umum.

Kaum cendekiaw an banyak mengat akan bahw a bila pendidikan karakt er rusak,m aka rusaklah t at a kehidupan. Satu hal yang past i, bahw a sekolah adalah lem baga yang m empunyai t ugas dan t anggung jaw ab dalam m embangun karakt er ( Azzel 2001 :63 ) .

M embangun pendidikan karakt er dengan model sebagaim ana yang t ersebut di at as ( yang berupa t eori ) dinilai kurang dapat meningkat kan pendidikan karakt er secara optim al sesuai harapan


(24)

bersam a , at au dapat dikat akan model t ersebut bisa dinilai lamban dalam membangun karakt er.

Berangkat dari permasalahan yang penulis uraikan di at as it ulah yang m endorong penulis unt uk mengangkat judul “ Penanam an dan Pengem bangan Pendidikan Karakt er Berbasis Kearifan Budaya Lokal di SDN Dersono III Pacit an” dalam penelitian ini.

2. Identifikasi M asalah

a. Kurangnya kesadaran m asyarakat Indonesia , berakibat pada merosot nnya moralit as m asyarakat Indonesia.

b. Kurangnya rasa syukur masyarakat Indonesia t erhadap anugerah Tuhan Yang M aha Kuasa Berupa sebuah bangsa yang plural, berakibat pada merosotnnya moralit as M asyarakat Indonesia. c. Dinam ika politik dan suhu politik yang t erjadi di Indonesia sangat

berpengaruh pada karakt er masyarakat Indonesia.

d. Kem erosot an moralit as M asyarakat Indonesia m erupakan proses perubahan cult ur yang wajib dipengaruhi dengan unsur-unsur yang posit if.

e. Unt uk mem bentuk jat i diri Bangsa Indonesia yang kuat dan mant ap, perlu kepedulian, perhat ian, pew arisan budaya,meningkat kan kecerdasan pikiran, sosial, emosional , juga kecerdasan spiritual.


(25)

f. Im plement asi pendidikan karakt er dengan t eori saja , tidak efekt if dalam m embangun pendidikan karakt er.

g. M enanamkan dan m engem bangkan pendidikan karakt er sangat mem erlukan aplikasi tindakan nyat a.

h. Dunia pendidikan m em punyai t anggung jaw ab yang besar dalam menanamkan dan m engembangkan pendidikan karakt er.

i. Pendidikan karakt er pada jenjang pendidikan form al (sekolah) yang t erint egrasi dengan m at a pelajaran lain kurang t erim plem ent asi secara optim al.

j. Pada umumnya sekolah cenderung m engut am akan t ercapainya bidang akadem ik, sedangkan bidang non akadem ik berupa t ingginya nilai-nilai moral, karakt er dan psikologis siswa t erkesam pingkan. Padahal itu jauh lebih penting dalam pembent ukan mart abat manusia.

k. Sekolah sebagai pusat ilmu dan pusat budaya, berperan pent ing dalam m embentuk jati diri bangsa yang kuat dan mant ab.

l. Budaya yang sudah dimiliki Bangsa Indonesia sangat pent ing untuk dikenalkan dan diw ariskan kepada generasi bangsa untuk membent uk jat i diri Bangsa Indonesia yang kuat dan mant ap yang berbeda dengan bangsa lain di dunia.

m . Budaya lokal yang berkembang di daerah , bersifat lokal dan kedaerahan, memiliki nilai-nilai kebaikan , dan nilai-nilai


(26)

kebaikannya t ersebut sudah diakui oleh masyarakat pem ilik secara t urun t em urun. Nam un seiring perkem banga zam an budaya lokal t ersebut sem akin kurang dipedulikan. Padahal nilai-nilai kearifannya dapat dim anfaat kan unt uk m enanam kan dan mengem bangkan pendidikan karakt er , unt uk mem bentuk jat i diri bangsa yang baik, kuat dan m ant ap ( berkualit as).

3. Pembatasan M asalah

Berdasarkan lat ar belakang , kesenjangan yang ada sebagaim ana yang t ersebut di at as, m aka bat asan m asalahnya adalah “ Bagaim ana penanaman dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal di SDN Dersono III , Kecam atan Pringkuku,Kabupat en pacit an?”

4. Rumusan M asalah

Berdasarkan lat ar belakang , kesenjangan yang ada sebagaim ana yang t ersebut di at as, maka penulis m emutuskan untuk mengangkat model penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal, sub unsur budaya karaw it an dan t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an. Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :


(27)

a. Bagaimanakah penanam an pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw it an d an t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an?

b. Bagaimanakah pengembangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw it an dan t etembangan di SDN Dersono III Pacit an?

c. Indikator pendidikan karakt er apa sajakah yang dapat dit anamkan dan dikem bangkan melalui kearifan budaya lokal di SDN Dersono III Pacit an d. Bagaimanakah desain penanaman pendidikan karakt er berbasis

kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw it an dan t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an?

e. Bagaimanakah desain pengembangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw itan dan t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an?

5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ada dua macam yait u tujuan umum dan t ujuan khusus.

5.1 Tujuan Umum

M engkaji dan mendiskripsikan bagaimana penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal dalam sub unsur budaya karaw it an dan t et em bangan, mendiskripsikan indikat or


(28)

pendidikan karakt er yang dapat dit anam kan dan dikem bangkan m elalui kegiat an karaw it an dan t et em bangan sebagai kearifan budaya lokal, sert a mendiskripsikan desain penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis budaya lokal , yang t erdiri dari perencanaan, pelaksanaan, refleksi, m onit oring dan evaluasi pada SDN Dersono III Pacit an.

5.2 Tujuan Khusus

M enghasilkan model pem belajaran yang cocok bagi menanaman dan pengembangan pendidikan karakt er dilihat dari desain kegiat annya dan sarana pendukungnya.

6. M anfaat Penelitian 6.1.M anfaat Teoritis

Penelit ian menghasilkan t eori- t eori yang relevan bagi penanaman dan pengem bangan pendidikan karakt er

6.2M anfaat Praktis

Penelit ian m enghasilkan m odel dan st rat egi pem belajaran yang relevan bagi penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er

6.3. M anfaat Bagi Guru


(29)

M enambah model pem belajaran ut am anya dalam penanaman dan pengem bangan pendidikan karakt er

6.4. M anfaat Bagi Sisw a

Sisw a m endapat pengalaman baru. dan penget ahuan baru. Sisw a sem akin mem iliki nilai-nilai karakt er posit if yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain baik di saat sekarang m aupun yang akan dat ang.

M asa peka anak t erisi dengan kegiat an-kegiat an positif, m em bent uk rasa percaya diri yang kuat sehingga m enjadi generasi bangsa yang handal dan t angguh.

6.5. M anfaat Bagi Lembaga Sekolah

Hasil penelitian dapat m enambah nilai posit if bagi lembaga sekolah .

Sekolah dapat m enerapkan model pem belajaran yang m enarik, sert a m em perkaya m odel pem belajaran yang ada di sekolah. Kegiat an ekst ra kurikuler sekolah dapat berjalan sesuai dengan visi m isi lem baga.

Kararkt er w arga sekolah baik pesert a didik m aupun pendidk pada lem baga yang m enjadi berkarakt er.


(30)

Sekolah mendapat kan m odel penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er, sekolah sebagai pelest ari budaya, dan m em iliki progaram unggulan yang t idak dimiliki oleh sekolah lain. 6.6. M anfaat Bagi Penulis

Penulis m endapat pengalam an baru dan penget ahuan baru t ent ang model penanam an dan pengembangan pendidikan karakt er berbasis budaya lokal.

Penulis dapat m em enuhi salah sat u syarat guna m em peroleh gelar M agist er dalam Ilmu M anajem en pendidikan.

6.7. M anfaat Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai inform asi aw al untuk menindaklanjuti yang m asih perlu diperdalam baik met odologi maupun penerapan penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er.

Hasil penelit ian ini diharapkan dapat m emberikan manfaat dan kont ribusi bagi lem baga sebagai bahan referensi penelit ian lebih lanjut t ent ang penanam an dan pengembangan pendidikan karakt er berbasis budaya lokal.

Dapat m eningkat kaan kredibilit as lem baga sebagai lembaga yang peduli pada pendidikan karakt er dan budaya lokal.

M enambah perbendaharaan perpust akaan lem baga. 6.8. M anfaat Bagi M asyarakat


(31)

Tumbuh kesadaran masyarakat untuk m enghargai dan melestarikan budaya sendiri.

Budaya m asyarakat semakin disenangi dan dihorm ati adanya, sebagai budaya bangsa yang w ajib dilest arikan.

Nilai-nilai karakt er yang baik, semakin berkembang di masyarakat dan m em bentuk jat i diri bangsa Indonesia yang luhur dan berkualit as.


(1)

kebaikannya t ersebut sudah diakui oleh masyarakat pem ilik secara t urun t em urun. Nam un seiring perkem banga zam an budaya lokal t ersebut sem akin kurang dipedulikan. Padahal nilai-nilai kearifannya dapat dim anfaat kan unt uk m enanam kan dan mengem bangkan pendidikan karakt er , unt uk mem bentuk jat i diri bangsa yang baik, kuat dan m ant ap ( berkualit as).

3. Pembatasan M asalah

Berdasarkan lat ar belakang , kesenjangan yang ada sebagaim ana yang t ersebut di at as, m aka bat asan m asalahnya adalah “ Bagaim ana penanaman dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal di SDN Dersono III , Kecam atan Pringkuku,Kabupat en pacit an?”

4. Rumusan M asalah

Berdasarkan lat ar belakang , kesenjangan yang ada sebagaim ana yang t ersebut di at as, maka penulis m emutuskan untuk mengangkat model penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal, sub unsur budaya karaw it an dan t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an. Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :


(2)

a. Bagaimanakah penanam an pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw it an d an t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an?

b. Bagaimanakah pengembangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw it an dan t etembangan di SDN Dersono III Pacit an?

c. Indikator pendidikan karakt er apa sajakah yang dapat dit anamkan dan dikem bangkan melalui kearifan budaya lokal di SDN Dersono III Pacit an d. Bagaimanakah desain penanaman pendidikan karakt er berbasis

kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw it an dan t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an?

e. Bagaimanakah desain pengembangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal sub unsur budaya karaw itan dan t et em bangan di SDN Dersono III Pacit an?

5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ada dua macam yait u tujuan umum dan t ujuan khusus.

5.1 Tujuan Umum

M engkaji dan mendiskripsikan bagaimana penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis kearifan budaya lokal dalam sub unsur budaya karaw it an dan t et em bangan, mendiskripsikan indikat or


(3)

pendidikan karakt er yang dapat dit anam kan dan dikem bangkan m elalui kegiat an karaw it an dan t et em bangan sebagai kearifan budaya lokal, sert a mendiskripsikan desain penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er berbasis budaya lokal , yang t erdiri dari perencanaan, pelaksanaan, refleksi, m onit oring dan evaluasi pada SDN Dersono III Pacit an.

5.2 Tujuan Khusus

M enghasilkan model pem belajaran yang cocok bagi menanaman dan pengembangan pendidikan karakt er dilihat dari desain kegiat annya dan sarana pendukungnya.

6. M anfaat Penelitian 6.1.M anfaat Teoritis

Penelit ian menghasilkan t eori- t eori yang relevan bagi penanaman dan pengem bangan pendidikan karakt er

6.2M anfaat Praktis

Penelit ian m enghasilkan m odel dan st rat egi pem belajaran yang relevan bagi penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er

6.3. M anfaat Bagi Guru

M emberikan m anfaat dan kont ribusi bagi guru terut ama t ent ang penanaman dan pengembangan pendidikan karakt er.


(4)

M enambah model pem belajaran ut am anya dalam penanaman dan pengem bangan pendidikan karakt er

6.4. M anfaat Bagi Sisw a

Sisw a m endapat pengalaman baru. dan penget ahuan baru. Sisw a sem akin mem iliki nilai-nilai karakt er posit if yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain baik di saat sekarang m aupun yang akan dat ang.

M asa peka anak t erisi dengan kegiat an-kegiat an positif, m em bent uk rasa percaya diri yang kuat sehingga m enjadi generasi bangsa yang handal dan t angguh.

6.5. M anfaat Bagi Lembaga Sekolah

Hasil penelitian dapat m enambah nilai posit if bagi lembaga sekolah .

Sekolah dapat m enerapkan model pem belajaran yang m enarik, sert a m em perkaya m odel pem belajaran yang ada di sekolah. Kegiat an ekst ra kurikuler sekolah dapat berjalan sesuai dengan visi m isi lem baga.

Kararkt er w arga sekolah baik pesert a didik m aupun pendidk pada lem baga yang m enjadi berkarakt er.


(5)

Sekolah mendapat kan m odel penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er, sekolah sebagai pelest ari budaya, dan m em iliki progaram unggulan yang t idak dimiliki oleh sekolah lain. 6.6. M anfaat Bagi Penulis

Penulis m endapat pengalam an baru dan penget ahuan baru t ent ang model penanam an dan pengembangan pendidikan karakt er berbasis budaya lokal.

Penulis dapat m em enuhi salah sat u syarat guna m em peroleh gelar M agist er dalam Ilmu M anajem en pendidikan.

6.7. M anfaat Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai inform asi aw al untuk menindaklanjuti yang m asih perlu diperdalam baik met odologi maupun penerapan penanam an dan pengem bangan pendidikan karakt er.

Hasil penelit ian ini diharapkan dapat m emberikan manfaat dan kont ribusi bagi lem baga sebagai bahan referensi penelit ian lebih lanjut t ent ang penanam an dan pengembangan pendidikan karakt er berbasis budaya lokal.

Dapat m eningkat kaan kredibilit as lem baga sebagai lembaga yang peduli pada pendidikan karakt er dan budaya lokal.

M enambah perbendaharaan perpust akaan lem baga. 6.8. M anfaat Bagi M asyarakat


(6)

Tumbuh kesadaran masyarakat untuk m enghargai dan melestarikan budaya sendiri.

Budaya m asyarakat semakin disenangi dan dihorm ati adanya, sebagai budaya bangsa yang w ajib dilest arikan.

Nilai-nilai karakt er yang baik, semakin berkembang di masyarakat dan m em bentuk jat i diri bangsa Indonesia yang luhur dan berkualit as.