HUBUNGAN KOORDINASI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU SMA DI KECAMATAN RANTAU UTARA KABUPATEN LABUHAN BATU.
ABSTRAK
Nelly Goklas.. 071188130042. Hubuogao Aotara Koordioasi Kepala Sekolab
Dan Motivasi berprestasi Dengan Kinerja Guru Di SMA di Kecamatao Rantau
Utara Kabupaten Labuban Batu. Tesis: Program Pasca Saljana Universitas Negeri
Medan. 2009.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ada1ah: (I) apakah ada hubungan
antara Koordinasi Kepala Sekolah dengan ldnerja guru di SMA di Kecamatan
Rantau Utara Kabupatcn Labuhan Batu? (2) apakah ada hubungan antara Motivasi
berprestasi dengan kinerja guru di SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhan Batu? dan (3) apakah ada hubungan antara Koordinasi Kepala Sekolah dan
Motivasi berprestasi secara bersama-sama dcngan kinelja guru di SMA di
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu?
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (I) hubungan antara Koordinasi Kepala
Sekolahdengan kinerja guru di SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhan Batu. (2) hubungan antara Motivasi berprestasi dcngan kinelja guru di
SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupatcn Labuhan Batu, dan (3) hubungan
antara Koordinasi Kcpala Sekolahdan Motivasi bcrprestasi secara bersama-sama
dengan kinerja guru di SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu.
Populasi penelitian adalah seluruh guru SMA di Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhan Batu yang tersebar di 5 seko lah dengan jumlah 201 orang.
Sampel penelitian beljumlah 133 orang yang diambil dengan teknik proportional
sampling Instrumen penclitian adalah APKG I Dan APKG serta angket dengan
model skala Likert. Uji persyaratan dilakukan untuk menguji normalitas, linearitas,
dan indepcndensi antar variabel bebas. Teknik analisis data digunakan korelasi dan
regresi dan korelasi sederhana dan regresi dan korelasi ganda pada taraf signifikansi
a= 0,05.
Temuan penelitian menunjukkan: (I) terdapat hubungan positif dan signifikan
antara Koordinasi Kepala Sekolah dengan kinelja guru SMA di Kccamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhan Batu dengan angka korelasi 0,303 (2) tcrdapat hubungan
positif dan signifikan antara Motivasi berprestasi dengan kinelja guru di SMA di
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu dengan angka korelasi 0,662 dan
(3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara Koordinasi Kepala Sekolahdan
Motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SMA di Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu dengan angka korelasi 0, 713.
Sumbangan efektif dari variabel Koordinasi Kepala Sekolah terhadap kinetja
guru sebesar 8, I0% dan sumbangan efektif dari variabel Motivasi berprestasi
terhadap kinetja guru sebesar 42,80%. Berdasarkan temuan penelitian ini maka
implikasinya kepada kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhan Batu
adalah: (I) secara kontiniu melalui rapat koordinasi dan kunjungan kelas dan (2)
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan potensinya untuk
mengikuti pendidikan ke jenjang lebih tinggi maupun mengikuti pelatihan.
ABSTRACT
the Principal
Nelly Goklas. 071188130042.The Correlation of Between
Coordination aod Performance Motivation Teacher Achievers With high School
in Tbe district in the North Rantau Labuban Datu. Thesis. Postgraduate School,
State University ofMedan. 2010.
Formulation of the problem in this study are: (I) whether there is a
relationship between the principal coordination with the performance of teachers in
high school in the district of North Rantau Labuhan Batu? (2) whether there is a
relationship between achievement motivation with the performance of teachers in
high school in the district of North Rantau Labuhan Batu? and (3) whether there is a
relationship between the Coordination and Motivation principal outstanding together
with the performance of teachers in high school in District of North Rantau Labuhan
Batu?
-z
?
The research objectives were to determine: (I ) the relationship between
performance Sekolahdengan Head Coordination in the high school teacher in District
of North Rantau Labuhan Batu, (2) the relationship between achievement motivation
with the performance of teachers in high school in the district of North Rantau
Labuhan Batu, and (3) the relationship Coordination between Head Sekolahdan
achievement motivation together with the performance of teachers in high school in
the districtofNorth Rantau Labuhan Batu.
The entire study population was high school teacher in the district of North
Rantau Labuhan Batu spread over 5 school with 20 I the number of people. Total
sample of 133 people taken by proportional sampling techniques of research
instruments is APKG I And APKG and questionnaires with Likert-scale models.
Tests carried out to test the requirements for normality, linearity, and independence
among independent variables. Data analysis techniques used correlation and
regression and simple correlation and multiple regression and corre lation to the level
of o. = 0.05. significa nce.
Research findings indicate: ( I) there are positive and significant relationship
between the principal coordination with the performance of high school teachers in
the district of North Rantau Labuhan Batu correlation with the number 0.303 (2)
there are positive and significant relationship between achievement motivation with
the performance of teachers in high school in District Rantau North Labuhan Batu
0.662 correlation with numbers and (3) there are positive and significant relationship
between the Coordination of ach ievement motivation Sekolahdan head together·with
the performance of high school teachers in the district of North Rantau Labuhan Batu
0.713 correlation with the numbers. Effective contribution of the Principal
Coordination variables on the performance of teachers by 8.1 0% and the effective
contribution of achievement motivation variables on the performance of teachers by
42.80%. Based on the findings of this research is the implication to the principal and
Education Department of District Labuhan Batu arc: ( I) continuous coordination
meetings and class visits and (2) provide an opportunity for teachers to develop their
potential to participate in education to a higher level or to follow training.
II
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalab
Kinerja guru selalu menjadi bahan kaj ian oleh para pakar pendidikan,
sehingga muncul paradigma baru pendidikan dengan berbagai konsep
pendidikan yang belum tentu dapat terwujud. Hal ini didasari oleh adanya
subsistem dari sistem yang ada tidak memberikan dukungan secara utuh, baik
itu kebijakan tentang pendidikan, sumber daya manusia (guru) ataupun
:>
lembaga-lembaga lain yang kurang mempunyai perhatian yang serius
terhadap dunia pendidikan.
Berawal dari proses pembelajaran yang berkualitas akan tersistematis
dalam pencapaian tujuan yang optimal, jika mempunyai dukungan yang
memadai, teratur, tertib dan disiplin membuat kinerja guru itu akan lebih
baik. Berarti optimalnya kinerja guru karena sistem dan komponen memiliki
satu pandang yang serasi dan sejalan. Jika demikian maka tidak diragukan
lagi bahwa kualitas pendidikan secara bertahap akan mencapai harapan yang
dicita-citakan.
Untuk mendapatkan dan melakukan semua itu tidaklah sernudah yang
diperkirakan. akan tetapi membutuhkan peran aktif berbagai komponen
pendidikan. Disadari bahwa setiap pennasalahan pendidikan terutama anak
didik selalu disandarkan pada kinetja guru. Guru selalu disalahkanjika tetjadi
anomali-anomali
pendidikan yang kehilangan
karakter pedagogisnya,
sementara
eksistensi
mendapatkan
guru dengan
perhatian
yang
berbagai
serius,
pennasalahannya
ak.hirnya
tidak
tetjadilah
kesenjangan."Kesenjangan antara status sosial ekonomi guru dan tuntutan
masyarakat yang semakin besar ini rnenernpatkan guru dalam posisi tetjepit.
Jika mutu pendidikan turun maka guru yang disalahkan. Maraknya
perkelahian antar pelajar menjadikan guru sebagai sasaran umpatan oleh
masyarakat.
Pemyataan di atas menunjukkan bahwa keberhasilan dan kegagalan
pendidikan adalah kausalitas dari performance guru. Hal ini sangat
dimaklumi, namun perlu diperhatikan eksistensi guru di lapangan dari realita
kehidupannya. Perhatian yang khusus dari berbagai pihak yang memiliki
kepentingan akan masa depannya perlu diprioritaskan. Karena semua itu
banyak faktor yang mempengaruhinya.
Kinetja guru dalam mengaplikasikan tugas dan tanggung jawabnya
terutama dalam proses pembelajaran tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan atau guru hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi
Jebih luas dari itu, bahwa tugas dan tanggung j awab guru sebagaimana
diungkapkan oleh Usman ( 1995:4)
meliputi tugas dalam bidang profesi,
tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas guru
sebagai profesi artinya suatu jabatan atau peketjaan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Tugas guru sebagi profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan rnelatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup. Mcngajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
2
pengetahuan dan teknologi. Sedangk.an melatih berarti mengembangk:an
keterampilan-keterampilan pada siswa. Sementara itu tugas guru dalam
bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua.
Pendapat di atas sejalan dengan argumentasi T afsir ( 1994:53) ten tang
tugas guru yang lebih memperjelas dan menambahkan komponen lain yang
dapat menimbulkan feed back dari hasil kerja, yaitu : ( I) membuat persiapan
mengajar, (2) mengajar, (3) mengevaluasi basil belajar. Kemudian diperjelas
kembali bahwa setelah dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab guru
dalam pengajaran dengan baik barulah guru dapat melakukan tugas mendidik
seperti memotivasi, memberi contoh memuji dan lain sebagainya.
Idealnya, kinerja guru memang harus seperti tugas dan tanggung
-z
?
jawab yang dikemukakan, sehingga guru benar-benar memiliki nilai
profesional yang baik. Namun realitas yang ditunjukkan justru sebaliknya,
hasil penelitian Nuraini (2009: 90) menyebutkan masih ditemukan guru yang
memiliki kinerja yang rendah dengan tidak menyusun sendiri silabus, rencana
pembelajaran, tes yang terstandar dan perangkat pengajaran lainnya. Di
samping itu, fenomena yang juga dapat dijadikan masih rendahnya ki nerja
guru dengan adanya dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Ujian
Nasional (UN) yang dilakukan oleh segelintir guru sebagaimana disetir oleh
Komunitas Air Mata Guru (KAMG) Sumatera Utara dengan tujuan utuk
memperoleh presentase kelulusan dan prestise sekolah.
3
Sementara itu dalam tataran teori seperti
(1 999: 34) menjelaskan bahwa
y ~
~ -
dikemukan Sanusi dkk.
kinerja guru secara rinci meliputi empat
fungsi. Pertama, merencanakan program belajar-mengajar yang mencakup
kegiatan: (1)
perumusan
tujuan
instruksional,
(2)
penguraian
dan
mendiskripsikan satuan pokok bahasan, (3) perancangan kegiatan belajarmengajar, (4) pemilihan media dan swnber belajar, dan (5) penyusunan
instrumen evaluasi. Kedua, melaksanakan dan memimpin proses belajarmengajar yang mencakup kegiatan: (1) pembimbingan dan pengarahan proses
belajar-mengajar, (2) pengaturan dan pengubahan suasana belajar-mengajar,
(3) penetapan dan pengubahan urutan kegiatan-belajar. Ketiga, menilai
kemajuan belajar dengan kegiatan: (1) pemberian skor basil evaluasi, (2)
-z
?
pentransformasian skor menjadi nilai, (3) penetapan peringkat. Akhim ya,
Menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi basil penilaian dan
penelitian untuk memecahkan masalah profesional kependidikan.
Suprihanto dalam Darma (2005:78) juga menyebutkan bahwa ada
beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja di antaranya bakat,
pendidikan dan pelatiban, lingkungan dan fasilitas, ikJim kerja, komitmen,
motivasi dan kemampuan bubungan industrial, teknologi, manajemen,
kesempatan berprestasi dan lain sebagainya.
Kinerja yang ditampilkan guru dalam tugas dan tanggung jawabnya
tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang menpengaruhinya,
diantaranya kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan sekolah, disiplin dan
4
iklim
kerj
~_
perilaku komunikasi, perencanaan, pengawasan, pelaksanaan
tugas, evaluasi, budaya kerja.
Koordinasi dan motivasi juga merupakan dua faktor yang berpengaruh
terhadap kineija guru, sebab seseorang yang melaksanakan tugas mengajar
tanpa adanya koordinasi, akan kurang menunjukkan dinarnika keija yang
harmonis, karena ia bekerja hanya berdasarkan kemampuan individual yang
tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, sementara ketika melakukan
koordinasi tentang tugas, orang lain akan dapat memberikan sumbangan
pemikiran atau solusi dari permasalahan yang tidak dapat diatasi secara
individual. Apalagi jika dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
itu tidak didukung oleh motivasi berprestasi, sangat sulit untuk dipercaya j ika
kinerja itu akan optimal.
Koordinasi merupakan unsur manajemen yang dapat meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar yang lebih baik, karena setiap sesuatu yang
berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran selalu ada hubungan atau
komunikasi yang baik antara guru dengan gutu atau guru dengan kepala
sekolah bahkan dapat meluas koordinasi dengan warga sekolah, sehingga
setiap kelemahan dan kekurangan yang ada dapat di atasi bersama-sama. Hal
ini lebih baik dari pada mengatasi permasalahan sekolah dengan cara
individual. Berarti jika guru dan kepala sekolah selalu melakukan koordinasi
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan dapat meningkatkan
kinerja guru.
5
Dengan dernikian optimalisasi kinetja guru sangat
Nelly Goklas.. 071188130042. Hubuogao Aotara Koordioasi Kepala Sekolab
Dan Motivasi berprestasi Dengan Kinerja Guru Di SMA di Kecamatao Rantau
Utara Kabupaten Labuban Batu. Tesis: Program Pasca Saljana Universitas Negeri
Medan. 2009.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ada1ah: (I) apakah ada hubungan
antara Koordinasi Kepala Sekolah dengan ldnerja guru di SMA di Kecamatan
Rantau Utara Kabupatcn Labuhan Batu? (2) apakah ada hubungan antara Motivasi
berprestasi dengan kinerja guru di SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhan Batu? dan (3) apakah ada hubungan antara Koordinasi Kepala Sekolah dan
Motivasi berprestasi secara bersama-sama dcngan kinelja guru di SMA di
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu?
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (I) hubungan antara Koordinasi Kepala
Sekolahdengan kinerja guru di SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhan Batu. (2) hubungan antara Motivasi berprestasi dcngan kinelja guru di
SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupatcn Labuhan Batu, dan (3) hubungan
antara Koordinasi Kcpala Sekolahdan Motivasi bcrprestasi secara bersama-sama
dengan kinerja guru di SMA di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu.
Populasi penelitian adalah seluruh guru SMA di Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhan Batu yang tersebar di 5 seko lah dengan jumlah 201 orang.
Sampel penelitian beljumlah 133 orang yang diambil dengan teknik proportional
sampling Instrumen penclitian adalah APKG I Dan APKG serta angket dengan
model skala Likert. Uji persyaratan dilakukan untuk menguji normalitas, linearitas,
dan indepcndensi antar variabel bebas. Teknik analisis data digunakan korelasi dan
regresi dan korelasi sederhana dan regresi dan korelasi ganda pada taraf signifikansi
a= 0,05.
Temuan penelitian menunjukkan: (I) terdapat hubungan positif dan signifikan
antara Koordinasi Kepala Sekolah dengan kinelja guru SMA di Kccamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhan Batu dengan angka korelasi 0,303 (2) tcrdapat hubungan
positif dan signifikan antara Motivasi berprestasi dengan kinelja guru di SMA di
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu dengan angka korelasi 0,662 dan
(3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara Koordinasi Kepala Sekolahdan
Motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SMA di Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu dengan angka korelasi 0, 713.
Sumbangan efektif dari variabel Koordinasi Kepala Sekolah terhadap kinetja
guru sebesar 8, I0% dan sumbangan efektif dari variabel Motivasi berprestasi
terhadap kinetja guru sebesar 42,80%. Berdasarkan temuan penelitian ini maka
implikasinya kepada kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhan Batu
adalah: (I) secara kontiniu melalui rapat koordinasi dan kunjungan kelas dan (2)
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan potensinya untuk
mengikuti pendidikan ke jenjang lebih tinggi maupun mengikuti pelatihan.
ABSTRACT
the Principal
Nelly Goklas. 071188130042.The Correlation of Between
Coordination aod Performance Motivation Teacher Achievers With high School
in Tbe district in the North Rantau Labuban Datu. Thesis. Postgraduate School,
State University ofMedan. 2010.
Formulation of the problem in this study are: (I) whether there is a
relationship between the principal coordination with the performance of teachers in
high school in the district of North Rantau Labuhan Batu? (2) whether there is a
relationship between achievement motivation with the performance of teachers in
high school in the district of North Rantau Labuhan Batu? and (3) whether there is a
relationship between the Coordination and Motivation principal outstanding together
with the performance of teachers in high school in District of North Rantau Labuhan
Batu?
-z
?
The research objectives were to determine: (I ) the relationship between
performance Sekolahdengan Head Coordination in the high school teacher in District
of North Rantau Labuhan Batu, (2) the relationship between achievement motivation
with the performance of teachers in high school in the district of North Rantau
Labuhan Batu, and (3) the relationship Coordination between Head Sekolahdan
achievement motivation together with the performance of teachers in high school in
the districtofNorth Rantau Labuhan Batu.
The entire study population was high school teacher in the district of North
Rantau Labuhan Batu spread over 5 school with 20 I the number of people. Total
sample of 133 people taken by proportional sampling techniques of research
instruments is APKG I And APKG and questionnaires with Likert-scale models.
Tests carried out to test the requirements for normality, linearity, and independence
among independent variables. Data analysis techniques used correlation and
regression and simple correlation and multiple regression and corre lation to the level
of o. = 0.05. significa nce.
Research findings indicate: ( I) there are positive and significant relationship
between the principal coordination with the performance of high school teachers in
the district of North Rantau Labuhan Batu correlation with the number 0.303 (2)
there are positive and significant relationship between achievement motivation with
the performance of teachers in high school in District Rantau North Labuhan Batu
0.662 correlation with numbers and (3) there are positive and significant relationship
between the Coordination of ach ievement motivation Sekolahdan head together·with
the performance of high school teachers in the district of North Rantau Labuhan Batu
0.713 correlation with the numbers. Effective contribution of the Principal
Coordination variables on the performance of teachers by 8.1 0% and the effective
contribution of achievement motivation variables on the performance of teachers by
42.80%. Based on the findings of this research is the implication to the principal and
Education Department of District Labuhan Batu arc: ( I) continuous coordination
meetings and class visits and (2) provide an opportunity for teachers to develop their
potential to participate in education to a higher level or to follow training.
II
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalab
Kinerja guru selalu menjadi bahan kaj ian oleh para pakar pendidikan,
sehingga muncul paradigma baru pendidikan dengan berbagai konsep
pendidikan yang belum tentu dapat terwujud. Hal ini didasari oleh adanya
subsistem dari sistem yang ada tidak memberikan dukungan secara utuh, baik
itu kebijakan tentang pendidikan, sumber daya manusia (guru) ataupun
:>
lembaga-lembaga lain yang kurang mempunyai perhatian yang serius
terhadap dunia pendidikan.
Berawal dari proses pembelajaran yang berkualitas akan tersistematis
dalam pencapaian tujuan yang optimal, jika mempunyai dukungan yang
memadai, teratur, tertib dan disiplin membuat kinerja guru itu akan lebih
baik. Berarti optimalnya kinerja guru karena sistem dan komponen memiliki
satu pandang yang serasi dan sejalan. Jika demikian maka tidak diragukan
lagi bahwa kualitas pendidikan secara bertahap akan mencapai harapan yang
dicita-citakan.
Untuk mendapatkan dan melakukan semua itu tidaklah sernudah yang
diperkirakan. akan tetapi membutuhkan peran aktif berbagai komponen
pendidikan. Disadari bahwa setiap pennasalahan pendidikan terutama anak
didik selalu disandarkan pada kinetja guru. Guru selalu disalahkanjika tetjadi
anomali-anomali
pendidikan yang kehilangan
karakter pedagogisnya,
sementara
eksistensi
mendapatkan
guru dengan
perhatian
yang
berbagai
serius,
pennasalahannya
ak.hirnya
tidak
tetjadilah
kesenjangan."Kesenjangan antara status sosial ekonomi guru dan tuntutan
masyarakat yang semakin besar ini rnenernpatkan guru dalam posisi tetjepit.
Jika mutu pendidikan turun maka guru yang disalahkan. Maraknya
perkelahian antar pelajar menjadikan guru sebagai sasaran umpatan oleh
masyarakat.
Pemyataan di atas menunjukkan bahwa keberhasilan dan kegagalan
pendidikan adalah kausalitas dari performance guru. Hal ini sangat
dimaklumi, namun perlu diperhatikan eksistensi guru di lapangan dari realita
kehidupannya. Perhatian yang khusus dari berbagai pihak yang memiliki
kepentingan akan masa depannya perlu diprioritaskan. Karena semua itu
banyak faktor yang mempengaruhinya.
Kinetja guru dalam mengaplikasikan tugas dan tanggung jawabnya
terutama dalam proses pembelajaran tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan atau guru hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi
Jebih luas dari itu, bahwa tugas dan tanggung j awab guru sebagaimana
diungkapkan oleh Usman ( 1995:4)
meliputi tugas dalam bidang profesi,
tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas guru
sebagai profesi artinya suatu jabatan atau peketjaan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Tugas guru sebagi profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan rnelatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup. Mcngajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
2
pengetahuan dan teknologi. Sedangk.an melatih berarti mengembangk:an
keterampilan-keterampilan pada siswa. Sementara itu tugas guru dalam
bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua.
Pendapat di atas sejalan dengan argumentasi T afsir ( 1994:53) ten tang
tugas guru yang lebih memperjelas dan menambahkan komponen lain yang
dapat menimbulkan feed back dari hasil kerja, yaitu : ( I) membuat persiapan
mengajar, (2) mengajar, (3) mengevaluasi basil belajar. Kemudian diperjelas
kembali bahwa setelah dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab guru
dalam pengajaran dengan baik barulah guru dapat melakukan tugas mendidik
seperti memotivasi, memberi contoh memuji dan lain sebagainya.
Idealnya, kinerja guru memang harus seperti tugas dan tanggung
-z
?
jawab yang dikemukakan, sehingga guru benar-benar memiliki nilai
profesional yang baik. Namun realitas yang ditunjukkan justru sebaliknya,
hasil penelitian Nuraini (2009: 90) menyebutkan masih ditemukan guru yang
memiliki kinerja yang rendah dengan tidak menyusun sendiri silabus, rencana
pembelajaran, tes yang terstandar dan perangkat pengajaran lainnya. Di
samping itu, fenomena yang juga dapat dijadikan masih rendahnya ki nerja
guru dengan adanya dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Ujian
Nasional (UN) yang dilakukan oleh segelintir guru sebagaimana disetir oleh
Komunitas Air Mata Guru (KAMG) Sumatera Utara dengan tujuan utuk
memperoleh presentase kelulusan dan prestise sekolah.
3
Sementara itu dalam tataran teori seperti
(1 999: 34) menjelaskan bahwa
y ~
~ -
dikemukan Sanusi dkk.
kinerja guru secara rinci meliputi empat
fungsi. Pertama, merencanakan program belajar-mengajar yang mencakup
kegiatan: (1)
perumusan
tujuan
instruksional,
(2)
penguraian
dan
mendiskripsikan satuan pokok bahasan, (3) perancangan kegiatan belajarmengajar, (4) pemilihan media dan swnber belajar, dan (5) penyusunan
instrumen evaluasi. Kedua, melaksanakan dan memimpin proses belajarmengajar yang mencakup kegiatan: (1) pembimbingan dan pengarahan proses
belajar-mengajar, (2) pengaturan dan pengubahan suasana belajar-mengajar,
(3) penetapan dan pengubahan urutan kegiatan-belajar. Ketiga, menilai
kemajuan belajar dengan kegiatan: (1) pemberian skor basil evaluasi, (2)
-z
?
pentransformasian skor menjadi nilai, (3) penetapan peringkat. Akhim ya,
Menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi basil penilaian dan
penelitian untuk memecahkan masalah profesional kependidikan.
Suprihanto dalam Darma (2005:78) juga menyebutkan bahwa ada
beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja di antaranya bakat,
pendidikan dan pelatiban, lingkungan dan fasilitas, ikJim kerja, komitmen,
motivasi dan kemampuan bubungan industrial, teknologi, manajemen,
kesempatan berprestasi dan lain sebagainya.
Kinerja yang ditampilkan guru dalam tugas dan tanggung jawabnya
tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang menpengaruhinya,
diantaranya kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan sekolah, disiplin dan
4
iklim
kerj
~_
perilaku komunikasi, perencanaan, pengawasan, pelaksanaan
tugas, evaluasi, budaya kerja.
Koordinasi dan motivasi juga merupakan dua faktor yang berpengaruh
terhadap kineija guru, sebab seseorang yang melaksanakan tugas mengajar
tanpa adanya koordinasi, akan kurang menunjukkan dinarnika keija yang
harmonis, karena ia bekerja hanya berdasarkan kemampuan individual yang
tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, sementara ketika melakukan
koordinasi tentang tugas, orang lain akan dapat memberikan sumbangan
pemikiran atau solusi dari permasalahan yang tidak dapat diatasi secara
individual. Apalagi jika dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
itu tidak didukung oleh motivasi berprestasi, sangat sulit untuk dipercaya j ika
kinerja itu akan optimal.
Koordinasi merupakan unsur manajemen yang dapat meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar yang lebih baik, karena setiap sesuatu yang
berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran selalu ada hubungan atau
komunikasi yang baik antara guru dengan gutu atau guru dengan kepala
sekolah bahkan dapat meluas koordinasi dengan warga sekolah, sehingga
setiap kelemahan dan kekurangan yang ada dapat di atasi bersama-sama. Hal
ini lebih baik dari pada mengatasi permasalahan sekolah dengan cara
individual. Berarti jika guru dan kepala sekolah selalu melakukan koordinasi
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan dapat meningkatkan
kinerja guru.
5
Dengan dernikian optimalisasi kinetja guru sangat